• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA TITRASI ASAM BAS (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA TITRASI ASAM BAS (2)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

TITRASI ASAM BASA

NAMA : VIRA RAHMA KUMALA

KELAS : XI MIA 6

KELOMPOK : 8

(2)

II. TUJUAN : Menentukan kadar HCL dengan titrasi alkalimetri

III. ALAT DAN BAHAN

No

. ALAT DAN BAHAN JUMLAH

1 Erlenmeyer 100 ml 3 buah

2 Pipet tetes 1 buah

3 Pipet volumetrik 10 ml 1 buah

4 Larutan HCL 30 mL

5 Indikator PP ± 3 tetes

6 Larutan NaOH 0,1 M ± 300 mL

7 Statif dan klem 1 buah

8 Corong kecil 1 buah

9 Buret 1 buah

Gambar alat dan bahan :

1. Erlenmeyer

2. Pipet Tetes

3. Pipet volumetrik

4. Larutan HCL

(3)

6. Larutan NaOH

7. Statif dan klem

8. Corong kecil

9. Buret

IV. LANGKAH KERJA

1. Ambil 10 mL larutan HCL, masukkan kedalam Erlenmeyer kemudia tambahkan indicator PP 1 tetes.

2. Titrasi larutan HCL dengan NaOH 0,1 M tetes demi tetes sambil digoyang-goyangkan dengan hati-hati sampai terjadi perubahan warna merah jambu.

3. Catat berapa ml tetesan NaOH yang diperlukan pada titrasi dalam tabel hasil pengamatan. 4. Ulangi langkah kerja no. 2 sampai no.3 sebanyak 2 kali lagi. (hingga titrasi 3 kali)

V. DATA PENGAMATAN

Percobaan Larutan HCL Larutan NaOH 0,1 M Larutan NaOH 0,1 M Rata-rata 1

2 3

10 mL 10 mL 10 mL

9 mL 9,3 mL 9,5 mL

9,267 mL

(4)

 Senyawa asam dapat ditentukan konsentrasinya dengan cara menitrasi larutan tersebut dengan larutan standart basa, dengan menggunakan indikato PP untuk menentukan titik akhir titrasi. Larutan standart adalah larutan yang sudah diketahui konsentrasinya (molaritasnya) secara pasti.

 Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. (disini hanya dibahas tentang titrasi asam basa).

 Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik “titer” maupun “titrant” biasanya berupa larutan.

 Prinsip Titrasi Asam basa:

Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen (artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”. Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.

 Cara Mengetahui Titik Ekuivalen

Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa:

1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.

2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.

 Jenis-jenis titrasi asam basa

Titrasi asam basa terbagi menjadi 5 jenis yaitu : 1. Asam kuat - Basa kuat

2. Asam kuat - Basa lemah 3. Asam lemah - Basa kuat

4. Asam kuat - Garam dari asam lemah 5. Basa kuat - Garam dari basa lemah

1. Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat

Contoh :

(5)

Contoh :

- Asam kuat : HCl - Basa lemah : NH4OH

Persamaan Reaksi :

HCl + NH4OH → NH4Cl + H2O

Reaksi ionnya :

H+ + NH4OH → H2O + NH4+

3. Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat

Contoh :

- Asam lemah : CH3COOH - Basa kuat : NaOH

Persamaan Reaksi :

CH3COOH + NaOH → NaCH3COO + H2O

Reaksi ionnya : H+ + OH- → H2O

4.Titrasi Asam Kuat - Garam dari Asam Lemah

Contoh :

- Asam kuat : HCl

- Garam dari asam lemah : NH4BO2

Persamaan Reaksi :

HCl + NH4BO2 → HBO2 + NH4Cl

Reaksi ionnya : H+ + BO2- → HBO2

5. Titrasi Basa Kuat - Garam dari Basa Lemah

Contoh :

- Basa kuat : NaOH

- Garam dari basa lemah : CH3COONH4

Persamaan Reaksi :

NaOH + CH3COONH4 → CH3COONa + NH4OH

Reaksi ionnya :

OH- + NH4- → NH4OH

 Titrasi asam basa merupakan contoh analisis glumetri, yaitu suatu cara atau metode yang

menggunakan larutan yang disebut titran dan dilepaskan dari perangkat gelas yang disebut buret.

Proses titrasi asam basa sering dipantau dengan penggambaran pH larutan yang dianalisis sebagai

fungsi jumlah titran yang ditambahkan. Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, asam lemah dan

(6)

hidroksida selama titrasi dapat dihitung langsung dari jumlah asam atau basa yang ditambahkan.

Gambar yang diperoleh tesebut disebut kurva pH atau kurva titrasi. Pada titik ekuivalen dari

titrasi asam air, yaitu sama dengan 7.

 Rumus Umum Titrasi:

Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalen asam akan sama dengan mol-ekuivalen basa, maka hal ini

dapat kita tulis sebagai berikut:

~Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat

kita tulis sebagai: NxV asam = NxV basa

~Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau

jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:

keterangan :

N = Normalitas

V = Volume

M = Molaritas atau konsentrasi

n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH- (pada basa)

VII. KESIMPULAN

 Untuk menetralkan HCL dibutuhkan NaOH 0,1M sebanyak ῡ (volume rata rata titrasi) : 9,267 mL (dibulatkan menjadi 9,3 mL)

Dari proses titrasi ternyata diperoleh bahwa [HCL] sebanyak 0,93x10-4 M [HCL] didapat dari rumus umum titrasi: nxMxV asam = nxVxM basa

Diketahui: Asam (HCL), Basa ( NaOH)

 n asam: 1

 v asam: 10 mL

 M asam: dicari

 n basa: 1

 v basa: 9,3 mL (hasil pembulatan)

 M basa: 0,1 M

Lalu dimasukkan ke dalam rumus menjadi:

1xMx10 = 1x9,3x0,1

M = 0,110x9,3

Jadi M HCL adalah 9,3x10-2 x10-3 = 9,3x10-5M= 0,93x10-4 M

mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa

(7)

 Titik ekuivalen adalah titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa (habis bereaksi) atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan yang disertai perubahan warna indikator.

 Titik akhir titrasi adalah keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator.

 Indikator PP perlu ditambahkan kedalam larutan agar mengetahui perubahan warna yang terjadi pada titik ekivalen.

 Larutan NaOH 0,1 M rata rata 9,267 mL atau jika dibulatkan 9,3 mL berbeda 0,7 mL dari volume yang seharusnya. Karena volume yang seharusnya adalah 10 mL (didapat menggunakan rumus umum titrasi. Kesalahan titrasi yang hanya sebesar ±1 mL tidak terlalu berpengaruh pada perhitungan kadar larutan.

VIII. JAWABAN PERTANYAAN PERTANYAAN:

1. a. Berapa mol NaOH yang digunakan dalam titrasi tersebut b. Tulis reaksi antara HCL dan NaOH

c. Berapa mol larutan HCL yang di titrasi? d. Berapa Molaritas larutan HCL tersebut?

2. 1,85 gram basa (L(OH)2 ) dilarutkan kedalam air hingga 50 mL, larutan yang terjadi dapat dinetralkan oleh 50 mL larutan HCL 0,1 M

a. Tentukan Molaritas larutan L(OH)2 yang dititrasi? b. Tentukan massa atom relatif logam L

JAWABAN:

b. Reaksi antara HCL dan NaOH

HCl + NaOH → NaCl + H2O

(8)

d. Berapa molaritas larutan HCL ? Molaritas larutan HCL adalah 9,3x10-4 didapat dari dari rumus umum titrasi: nxMxV asam = nxVxM basa

Diketahui: Asam (HCL), Basa ( NaOH)

 n asam: 1

 v asam: 10 mL

Lalu dimasukkan ke dalam rumus menjadi:

M = nv

= 0,9310x10−3

= 0,93x10-4 M 2. a. Molaritas larutan L(OH)2 yang dititrasi?

Misal: Larutan HCL adalah larutan 1 dan larutan L(OH)2 adalah larutan 2. Diketahui:

 M1: 0,1 M

 V1: 50 mL

 X : 1

 M2: dicari

 V2 : 50 mL

 Y : 2

Rumus: M1xV1xX = M2xV2xY 0,1x50x1= M2x50x2 M2 = 0,1x5050x2x1

M2 = 0,05 M = 5x10-2 M

b. M = Mrgr

x

100050

=

1,85Mr

x

100050

Mr = 7,4x102

Mr = 740

Ditanya Ar maka Mr L(OH)2 = 740

Rumus: ArL+2(ArO=ArH) = 740

ArL+2x17 = 740

ArL+34 = 740

ArL = 706

(9)

 http://garda-pengetahuan.blogspot.co.id/2012/06/percobaan-hasil-dan-kesimpulan-titrasi.html  http://justblog-bali.blogspot.co.id/p/contoh-laporan-praktikum-titrasi-asam.html

 https://kimiamath.wordpress.com/2015/05/26/laporan-praktikum-kimia-titrasi-asam-basa/

 http://kimiastudycenter.com/kimia-xi/38-titrasi-asam-basa

 http://muhammadinggitfauzi.blogspot.co.id/2015/10/laporan-praktikum-kimia-titrasi-asam.html  http://permatasarinur.blogspot.co.id/2014/03/laporan-kimia-titrasi-asam-dan-basa.html

 http://www.academia.edu/19160878/Laporan_Praktikum_Kimia_Analisis_Titrasi_Asam_Basa

Gambar

Gambar alat dan bahan :

Referensi

Dokumen terkait

Titrasi asam basa dapat pula dilakukan untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa yang konsentrasinya belum diketahui, sehingga kita dapat menghitung jumlah zat pereaksi

Kertas indikator asam basa biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan, apakah larutan itu bersifat asam ataupun basa, dengan cara memberikan perubahan warna

Prosedur pembuatan larutan asam oksalat standar yaitu sebelumnya terlebih dahulu mencari gram massa asam oksalat yang dibutuhkan untuk membuat larutan standar asam

Penyelesaian:.. 18,115 mL basa digunakan untuk mentitrasi 25,0 mL asam sampai titik akhir titrasi. a) Hitunglah konsentrasi larutan basa. b)Hitunglah massa molar larutan

Titrasi asam asetat atau asam cuka (CH3COOH) dengan larutan natrium hidroksida (NaOH) sebagai larutan standar akan menghasilkan garam CH3COONa yang berasal dari

Dalam titrasi ada pula yang tidak memerlukan indikator sebagai penunjuk titik akhir titrasi, hal ini memungkinkan karena zat asalnya yang berwarna dan memiliki perbedaan warna pada

Titrasi asam basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam dan untuk itu digunakan pengamatan dengan indikator bil pH pada titik ekuivalen 4-10. Demikian juga titik akhir

Titrasi potensiometri yang digunakan untuk menentukan konsentrasi asam fosfat dilakukan dengan pengukuran pH pada setiap penambahan basa dengan volume tertentu. Penambahan