• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM PERBEDAAN ANTARA LARUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM PERBEDAAN ANTARA LARUT"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM NAUNGAN PADA

TANAMAN JAGUNG & KEDELAI

DISUSUN OLEH:

TUTUT SUGIARTI (15721129) INDAH BETA LUSWITA (15721116)

NOVI SETIAWATI (15721124) LEONED ADEN PRABOWO (15721120)

DERI HANDOKO (15721110)

MATA KULIAH: FISIOLOGI TANAMAN

PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSA BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

(2)

I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Air merupakan pelarut yang baik dan merupakan pelarut dalam organisme hidup. Air adalah bahan yang paling banyak di dalam sel-sel hidup, sehingga air yang berada dalam sel hidup tidak pernah berupa air murni, melainkan selalu mengandung zat-zat yang terlarut di dalamnya. Selain mengandung zat-zat yang terlarut, air juga mengandung partikel-partikel bebas yang tidak mungkin larut di dalamnya, yang di sebut sistem koloid. Dengan demikian, cairan yang terdapat dalam sel hidup merupakan larutan dan sistem koloid.

Larutan adalah campuran homogen dari dua komponen atau lebih yang bersatu sehingga tidak dapat dipisahkan, atau kembali ke sifat asal masing-masing komponen. Agen yang melarutkan zat adalah pelarut. Substansi yang terlarut dalam larutan adalah zat terlarut.Semua partikel dalam larutan memiliki ukuran molekul atau ion, sehingga mereka tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Zat pelarut biasanya berupa zat cair sedangkan zat terlarut dapat berupa cair, padat maupun gas.

Campuran merupakan gabungan sedikitnya dua komponen yang dapat dipisahkan dengan kertas saring biasa, partikel-partikel dapat dilihat dengan mikroskop biasa dan masih mempunyai sifat asal masing-masing komponen.

Koloid adalah kondisi pertengahan, antara campuran dan larutan. Pada koloid terjadii dispersi (penyebaran) partikel-partikel kecil tetapi bukan berukuran molekul. Hal yang membedakan koloid dari larutan dan campuran adalah pada ukurannya.

Koloid adalah tersebarnya partikel-partikel kecil dengan ukuran 0,001 µ - 0,1 µ. Koloid yang cair sekali dan tampak seperti larutan biasa serta mudah dialirkan disebut sol. Hidrofil merupakan sol yang suka air, sedangkan hidrofob adalah koloid yang takut air.

1.2 TUJUAN

Tujuan dari praktikum Pengamatan perbedaan antara larutan, koloid dan campuran ini adalah sebagai beikut:

1. Untuk mengetahui perbedaan larutan, koloid dan campuaran 2. Untuk memahami sifat-sifat larutan, koloid dan campuran

(3)

II. DASAR TEORI

2.1 LARUTAN

Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.Pada suhu tertentu sampai suatu zat dapat larut dalam pelarut tertentu, tetapi jumlahnya selalu terbatas. Batas itu disebut kelarutan. Kelarutan adalah jumlah zat terlalarutan adalah sistem yang homogen dan mengandung lebih dari satu komponen. .

Bila suatu zat terlarut yang dengan jumlah yang kecil dan masih bisa larut maka disebut larutan tak jenuh dan ketika zat terlarut tidak bisa lagi terlarut dalam pelarutnya maka kondisi larutan tersebut disebut larutan jenuh yangdapat larut dalam sejumlah pelarut.

Larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh ( masih dapat larut).

b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh.

c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap).

Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

a) Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute dibanding solvent.

(4)

2.2 KOLOID

Koloid adalah suatu sistem dispersi yang ukuran partikelnya lebih besar dari larutan tetapi lebih kecil dari suspensi(campuran kasar). Dalam sistem koloid, partikel-partikel koloid terdispersi secara homogen dalam mediumnya. Oleh karena itu, partikel koloid disebut sebagai fase terdispersi dan mediumnya disebut sebagai medium pendispersi.

Perbandingan sifat larutan,koloid dan campuran (suspensi) :

LARUTAN KOLOID SUSPENSI

1. Satu fase 2. Stabil

3. Ukuran partikel lebih kecil bari 1 nm

Contoh : air sungai yang keruh

Sifat-Sifat Koloid

Suatu larutan digolongkan ke dalam sistem koloid jika memiliki sifat - sifat yang berbeda dengan larutan sejati. Beberapa sifat fisika yang membedakan sistem koloid dari larutan sejati, di antaranya:

(5)

Efek Tyndall adalah suatu efek penghamburan berkas sinar oleh partikel-partikel yang terdapat dalam system koloid, sehingga jalannya berkas sinar terlihat. Sifat ini berguna untuk membedakan koloid dengan larutan. Jika cahaya mengenai partikel larutan, cahaya tersebut akan di teruskan sedangkan jika cahaya mengenai partikel koloid, cahaya tersebut akan dihamburkan.

b. Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerakan terpatah-patah (gerak zig-zag) yang terus menerus dalam system koloid. Sifat ini berguna untuk membedakan koloid dengan suspensi. Gerak brown terjadi karena tumbukan antara molekul partikel medium dengan partikel koloid. Tumbukan tersebut menyebabkan tidak adanya partikel yang diam sehinnga pengendapan tak terjadi (Stabil).

c. Elektroforesis

Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid dalam medan listrik. d. Adsorbsi

Adsorbs adalah penyerapan pada permukaan koloid sehinnga koloid tersebut memiliki muatan listrik. Sifat adsorbs koloid ini yang menstabilkan koloid.

e. Koagulasi

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan. Untuk melindungi koloid dari proses koagulasi atau penggumpalan digunakan koloid pelindung (koloid yang ditambahkan pada koloid lain. Tujuannya : untuk melindungi koloid lain supaya tidak menggumpal).

f. Dialisis

Dialisis adalah prose penyaringan koloid dengan menggunakan kertas perkamen atau membran semipermeabel dengan tujuan menyaring ion-ion yang mengganggu kestabilan koloid dalam pembuatan koloid.

(6)

Dalam ilmu kimia, suspensi (Inggris: suspension) adalah suatu campuran fluida yang mengandung partikel padat. Atau dengan kata lain campuran heterogen dari zat cair dan zat padat yang dilarutkan dalam zat cair tersebut. Partikel padat dalam sistem suspensi umumnya lebih besar dari 1 mikrometer sehingga cukup besar untuk memungkinkan terjadinya sedimentasi. Tidak seperti koloid, padatan pada suspensi akan mengalami pengendapan/sedimentasi walaupun tidak terdapat gangguan.

Campuran cairan atau padatan (dalam jumlah kecil) di dalam gas disebut sebagai aerosol. Contoh sistem aerosol dalam kehidupan manusia adalah debu di atmosfer.

2.4 Stabilitas Campuran (Suspensi)

1. Ukuran partikel

Semakin besar luas penampang partikel daya tekan ke atas cairan akan semakin memperlambat gerakan partikel untuk mengendap.

2. Kekentalan (viskositas)

Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairantersebut, mskin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun.

3. Jumlah partikel (Konsentrasi)

Apabila dalam ruangan berisi partikel yang ebsar maka akan terjadi benturtan. Karena adanya benturan ini, menyebabkan terjadinya endapan. Oleh karena itu semakin besar konsentrasi patikel semakin besar terjadinya pengendapan.

4. Sifat atau muatan partikel

(7)

III.METODE PRAKTIKUM

3.1 ALAT DAN BAHAN

 Alat

1. Beaker glass 2. Gelas ukur 3. Pengaduk 4. Pemanas 5. Corong  Bahan

1. Gula putih 2. Tanah liat 3. Tepung tapioka 4. Agar bubuk 5. Telur ayam 6. Air

7. Minyak makan 8. Kertas saring

3.2 PROSEDUR KERJA

Buat percobaan sebagai berikut:

a. Siapkan gula putih dan air, dengan perbandingan air : gula= 5 : 45; 5 : 15; 10 : 15, campurkan, aduk dan amati apa yang terjadi.

b. Siapkan tanah liat yang telah dihaluskan dan air dengan perbandingan tanah liat : air= 1 : 4, campurkan, aduk.

c. Siapkan minyak makan dan air dengan perbandingan 1 : 1. d. Siapkan tepung tapioka dan air dengan perbandingan 1 : 5.

e. Butir 1 sampai 5 masing-masing campurkan dan diaduk sampai merata, amati apa yang terjadi, dan catat.

(8)

h. Masukkan agar-agar bubuk 2 gram kedalam 100 ml air, panaskan sambil diaduk sampai mendidih. Diamkan sampai beku, amati pada permukaannya dan catat.

i. Siapkan putih telur, amati cairan tersebut. Putih telur dipanaskan sampai beku, amati apa yang terjadi, amati pula permukannya dan catat.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENGAMATAN

N o

Macam Bahan Hasil Penyaringan Pemanasan Keterangan 1 Air:gula= 1 : 3

5 : 45

Koloid - Menggumpal Menggumpal,

warna kuning

Larutan Melarut Cair, warna

kuning cerah

Koloid Gumpal Warna putih ,

kental, dan menggumpal

8 Putih telur Koloid Gumpal Warna putih,

dan

(9)

4.2 PEMBAHASAN

Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan pernyataan bahwa percobaan satu yaitu air dan gula dengan 1:5 atau 5 ml : 45 gram gula termasuk kedalam koloid karena gula dan air yang sudah di dipanaskan menjadi kental. Percobaan dua menggunakan bahan yang sama namun yang berbeda hanya di jumlah air dan gula yang digunakan yaitu 1:1 atau 5 ml : 15 gram namun pada percobaan kedua ini hasilnya adalah larutan. Hal yang sama juga terjadi pada percobaan ketiga hasil nya adalah larutan namun dengan perbandingan 2:1 atau 10 ml : 15 gram.

Pada percobaan keempat dengan menggunakan bahan air dan tanah dengan perbandingan 1 : 4, hasilnya adalah campuran karena air dan tanah pada saat di saring bisa di pisahkan kembali dan sisa tanah pun masih tertinggal di saringan. Pada percobaan kelima air dan minyak dengan perbandingan 1 : 1 , setelah dicampurkan air dan minyak tidak dapat menyatu hal ini karena partikel air dan minyak berbeda sehingga ketika minyak di campurkan dengan air, minyak tersebut membentuk butiran-butiran tersendiri.

Percobaan keenam dengan bahan air dan tepung tapioka perbandingannya yaitu 5:1 menghasilkan koloid karena ketika air dan tepung tapioka dicampur dan di panaskan campuran tersebut menjadi gumpal dengan warna putih benih.

Pada percobaan ketujuh yaitu air dan agar-agar dengan perbandingan 1: 2 mengasilkan koloid, sama halnya dengan air dan tepung tapioka , air dan agar-agar yang dicaampur, di panaskan dan di didimginkan campuran tersebut menjadi gumpal menyatu.

(10)

V. KESIMPULAN

5.1 KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa, larutan merupakan dua komponen atau lebih yang tidak dapat dipisahkan. Campuran merupakan gabungan sedikitnya dua komponen yang dapat dipisahkan dengan kertas saring biasa. Sedangkan Koloid merupakan gabungan paling sedikit dua komponen yag sulit untuk dipisahkan karena sudah menyatu. Teori tersebut sesuai dengan praktikum yang telah dilakukan, yaitu air dan gula dengan perbandingan 1:1 dan 2:1 merupakan larutan, air:tanah dan air:minyak merupakan campuran dan air: gula dengan 1:3, air: tepung tapioka, air:agar-agar dan putih telur merupakan koloid.

5.2 SARAN

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Any Kusumastuti, Made Same, dan Adryade Reshi Gusta.2016. Buku Panduan Praktikum (BPP).Bandar Lampung: Politeknik Negeri Lampung.

http://budisma.net/2015/05/pengertian-larutan-suspensi-dan-koloid.html

http://artikeltop.xyz/perbedaan-larutan-koloid-dan-suspensi.html

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan larutan lewat jenuh adalah suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi lebih banyak dari yang seharusnya pada temperatur tertentu terdapat

Larutan yang telah diketahui konsentrasinya dengan tepat disebut larutan baku / larutan standar, sedangkan indikator adalah zat yang memberikan tanda

Cairan hipertonik, jika sebuah sel diletakkan dalam larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut impermeabel lebih tinggi maka air akan mengalir keluar dari zat dari sel dan

Kelarutan suatu zat didefinisikan sebagai jumlah solut yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu larutan jenuh dalam sejumlah solven (Moechtar, 1989)...

Suatu larutan lewat jenuh adalah suatu larutan yangmengandung zat terlarut dalam konsentrasi lebih banyak daripada yangseharusnya ada pada temperatur tertentu, terdapat

Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat

Suatu larutan lewat jenuh adalah suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi lebih banyak dari pada yang seharusnya ada pada temperatur tertentu, terdapat juga

Larutan merupakan suatu campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih dan terbagi menjadi dua jenis yaitu zat terlarut dan pelarut.. Larutan ini dapat digunakan dalam indikasi