KADAR KORTISOL SALIVA SEBAGAI PENANDA GANGGUAN GEJALA MENOPAUSE PADA PARAMEDIS POLI RAWAT JALAN
USIA PERIMENOPAUSE DI RSUP H.ADAM MALIK MEDAN Yufi Permana, M. Fidel Ganis Siregar, Syamsul A. Nasution
Sanusi Piliang, Muldjadi Affendy, Yostoto B. Kaban
Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas kedokteran USU
ABSTRAK
LATAR BELAKANG : Pada masa pra menopause ditandai menurunnya kadar hormonal estrogen yang sering menimbulkan gejala yang sangat mengganggu. Faktor yang berpengaruh terhadap gejala pra menopause salah satunya adalah faktor psikis. Psikis erat kaitan nya dengan kadar kortisol. Dimana, keadaan stres berhubungan dengan sistem neuroendokrin. Hormon kortisol sebagai produk dari mekanisme ini, sering digunakan sebagaibiomarkeruntukmempelajaristres.Diagnosis dari gejala menopause sampai saat ini masih terbatas pada keluhan yang cenderung subjektif, untuk itu diperlukan suatu biomarker dalam mendiagnosis gangguan gejala menopause.
METODE : Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan rancangan cross-sectional dan uji diagnostik. Penelitian dilakukan di RSUP. H. Adam Malik Medan pada paramedis poli rawat jalan RSUP. H. Adam Malik, dimulai bulan Maret tahun 2015 sampai bulan April tahun 2015. Dilakukan dengan menilai gangguan gejala menopause melalui skoring Menopause Rating Scale (MRS) dan dihubungkan dengan kadar kortisol saliva.
HASIL : Pada penelitian ini didapatkan adanya perbedaan yang bermakna antara kadar kortisol saliva dengan gangguan gejala menopause dengan Nilai P< 0,01
, kemudian juga didapatkan adanya perbedaan yang bermakna antara kadar kortisol saliva dengan derajat masing-masing kelompok skor MRS dengan Nilai P = 0,008. Untuk Nilai titik potong kadar kortisol saliva sebagai penanda gangguan gejala menopause berada pada kadar 9,52 ng/ml dengan nilai sensitivitas sebesar 77 % dan spesifisitas sebesar 85 %.
KESIMPULAN : Pemeriksaan kadar kortisol saliva sebagai penanda gangguan gejala menopause yaitu berada pada kadar 9,52 ng/ml dengan nilai sensitivitas sebesar 77 % dan spesifisitas sebesar 85 %.
KATA KUNCI: kortisol saliva, gangguan menopause, Menopause Rating Scale
SALIVARY CORTISOL LEVELS AS A MARKER FOR MENOPAUSAL DISTURBANCES IN PARAMEDICS AT PERIMENOPAUSAL OUTPATIENT CLINIC OF HAJI ADAM MALIK GENERAL HOSPITAL
Yufi Permana, M. Fidel Ganis Siregar, Syamsul A. Nasution Sanusi Piliang, Muldjadi Affendy, Yostoto B. Kaban
Department of Obstetrics and Gynecology, Faculty of Medicine, University of Sumatera Utara
ABSTRACT
Introdcution : The premenopausal period is characterized as a decline in estrogen levels that consequently result in disturbing symptoms. One noted significant factor in this period is the psychological state, a condition that is closely related to cortisol levels. Stress is known to be a product of the neuroendocrine system. As a product of tbis mechanism, cortisol is frequently used as a biomarker to study stress. Currently, menopausal symptoms are diagnosed based on present complaints, which tends to be subjective, consequently, a biomarker is required to diagnose menopausal disturbances.
METHOD : This analytic, diagnostic, cross sectional study was conducted in the General Hiospital of Haji Adam Malik Medan, and enrolled paramedics working at the out patient clinic from March until April 2015. All subjects were asked to fill a Menopause Rating Scale (MRS), the results of which were then associated with obtained salivary cortisol levels.
RESULTS : Salivary cortisol levels was significantly associated with menopausal disturbances with P< 0,01. Salivary cortisol also significantly differed based on each MRS scores with P = 0,008. A cut-off value of 9.52 ng/mL was obtained, with specificity and sensitivity values of 85 and 77%, respectively.
,
CONCLUSION : Salivary cortisol testing as a marker for menopausal disturbances obtained a marker of 9.52 ng/mL with specificity and sensitivity values of 85 and 77%, respectively.
KEY WORDS: Salivary cortisol, menopausal disturbances, Menopause Rating Scale