BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sinar matahari, disatu pihak sangat diperlukan oleh makhluk hidup sebagai sumber energi, kesehatan kulit dan tulang, misalnya dalam pembentukan vitamin D dari pro vitamin D yang mencegah penyakit polio atau riketsia, tetapi di lain pihak sinar matahari mengandung sinar ultraviolet yang dapat menimbulkan berbagai kelainan pada kulit mulai dari kemerahan, noda hitam, penuaan dini, kekeringan, keriput sampai kanker kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).
Sinar ultraviolet yang mencapai bumi terdiri dari 2 komponen, yaitu UVA (320-400 nm) dan UVB (290-320 nm). UVB merupakan komponen yang mempunyai daya rusak tinggi pada kulit, sedangkan UVA lebih condong dapat merusak kulit dengan bantuan dari berbagai macam fotosensitizer kimia baik alami maupun sintetis yang terdapat pada kulit (Wasitaatmadja, 1997).
Sinar ultraviolet matahari dapat menembus awan yang tipis dan air yang tidak terlalu dalam, seperti air di kolam renang dan di tepi pantai serta dapat diteruskan ke kulit oleh pantulan cermin, logam yang berkilau, pasir putih di pantai, bahkan oleh salju. Masyarakat tidak mungkin menghentikan kegiatan di siang hari atau tidak melakukan kegiatan olah raga di pantai, di kolam renang dan lain-lain, maka kulit perlu dilindungi dari bahaya sinar UV matahari (Tranggono dan Latifah, 2007).
memantulkan sinar ultraviolet (Ditjen POM, 1985). Tabir surya terbagi menjadi 2 macam yaitu tabir surya kimia yang dapat mengabsorpsi energi radiasi dan tabir surya fisik yang dapat menahan UVA maupun UVB (Wasitaatmadja, 1997). Salah satu syarat kosmetika yaitu memiliki stabilitas yang baik, stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk kosmetika untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin identitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian produk tersebut (Djajadisastra, 2004).
Masyarakat menggunakan sunscreen atau sunblock dalam bentuk sediaan krim, lotion, dan lipbalm (penggunaan di bibir) untuk melindungi kulit dari sinar UV. Namun, sebagian besar masyarakat lebih menyukai sediaan tabir surya dalam bentuk krim. Keuntungan dari sediaan krim yaitu penggunaannya lebih mudah, menyebar merata dan lebih mudah dibersihkan serta menginginkan efek tidak berminyak (jenis krim dari emulsi minyak dalam air) (Ansel, 1989).
UV filter dari sunscreen (Pattanargon, dkk., 2004; Wahlberg, dkk., 1999).
Penambahan senyawa polifenol pada sediaan tabir surya dapat menstabilkan UV filter organik dari avobenzone dan oktil metoksisinamat, flavonoid merupakan kelompok besar senyawa polifenol (Velasco, et al., 2008). selain itu, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan flavonoid mempunyai kemampuan untuk melindungi kulit karena sifat antioksidannya terhadap kerusakan kulit pada tikus akibat sinar UVA. Energi UV diserap sehingga dapat menghilangkan panas dari cahaya terutama akibat radiasi UVA atau UVB. Pada hewan, formulasi topikal berhasil menghambat kerusakan kulit akibat radiasi UVB (Saewan dan Jimtaisong, 2013).
Lutfita (2012) menyebutkan bahwa brokoli mengandung senyawa antara lain: flavonoid, kuinolon, monoterpen dan seskuiterpen, triterpenoid dan steroid serta saponin. Dalimartha dan Felix (2013) menyebutkan brokoli mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, purin, glutation, karotenoid (lutein, beta karoten), mineral (kalsium, zat besi, fosfor, zink, kalium dan magnesium), vitamin (A, B6, C, E, K, thiamin, riboflavin, nikotinamid, folat), serat dan kandungan kimia tumbuhan seperti isothiocyanates, termasuk sulforaphane, indole-3-carbinol (glycosida golongan glukosinolates), 3-methylsulphinylpropyl isothiocyanate.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah:
a. Apakah ekstrak etanol bunga brokoli dapat diformulasi dalam sediaan krim tabir surya kombinasi avobenzone dan oktil metoksisinamat?
b. Apakah krim tabir surya kombinasi ekstrak etanol bunga brokoli (Brassica oleracea L.), avobenzone dan oktil metoksisinamat memiliki stabilitas fisik yang baik?
c. Apakah ekstrak etanol bunga brokoli (Brassica oleracea L.) dapat meningkatkan nilai sun protection factor (SPF) krim tabir surya kombinasi avobenzone dan oktil metoksisinamat.
1.3 Hipotesa
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesa dalam penelitian ini adalah:
a. Ekstrak etanol bunga brokoli dapat difomulasi dalam krim tabir surya kombinasi avobenzone dan oktil metoksisinamat.
b. Sediaan krim tabir surya kombinasi ekstrak etanol bunga brokoli (Brassica oleracea L.), avobenzone dan oktil metoksisinamat mempunyai stabilitas fisik yang baik.
c. Ekstrak etanol bunga brokoli (Brassica oleracea L.) dapat meningkatkan nilai sun protection factor (SPF) krim tabir surya kombinasi avobenzone dan oktil
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui formulasi ekstrak etanol bunga brokoli (Brassica oleracea L.) dalam krim tabir surya kombinasi avobenzone dan oktil metoksisinamat. b. Untuk mengetahui sifat stabilitas fisik krim tabir surya kombinasi ekstrak
etanol bunga brokoli (Brassica oleracea L.), avobenzone dan oktil metoksisinamat.
c. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak etanol bunga brokoli (Brassica oleracea L.) terhadap nilai sun protection factor (SPF) krim tabir surya kombinasi avobenzone dan oktil metoksisinamat secara in vitro.
1.5Manfaat Penelitian