1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Anemia merupakan salah satu kelainan yang paling sering ditemukan dalam dunia medis. Diperkirakan sekitar 24,8 % populasi dunia menderita anemia, dimana kelompok usia dengan prevalensi tertinggi adalah anak usia pra-sekolah dan kelompok usia dengan prevalensi terendah adalah laki-laki dewasa. Namun demikian, jumlah penderita anemia terbanyak adalah wanita usia produktif yaitu sekitar 468,4 juta jiwa (WHO, 2008).
Menurut WHO, anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah eritrosit (termasuk kapasitas pengangkutan oksigennya) tidak dapat memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh. Hemoglobin (Hb) merupakan sebuah protein respirasi berpigmen yang berfungsi mengangkut oksigen (Dorland, 2012 ; Turgeon, 2005). Jadi dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan menderita anemia saat kadar Hb dalam darahnya lebih rendah dari kadar normal yaitu kurang dari 12 gr/dL untuk wanita dan 13 gr/dL untuk pria (WHO, 2011).
Berbagai kondisi mulai dari masalah nutrisi, perdarahan, kelainan sumsum tulang, infeksi parasit, bahkan penyakit kronis dapat menjadi etiologi anemia. Secara global, 50% kasus anemia adalah akibat kekurangan zat besi. Adapun jumlah kejadian anemia defisiensi besi di Indonesia cukuplah besar dengan prevalensi pada anak balita sebesar 28,1%, anak 5-12 tahun 29 %, ibu hamil 37,1 %, remaja putri 13-18 tahun dan wanita usia subur 15-49 tahun masing-masing sebesar 22,7 % (Depkes RI, 2013).
Faktor risiko utama anemia defisiensi besi adalah rendahnya asupan makanan kaya zat besi maupun buruknya absorpsi zat besi akibat konsumsi phytate dan phenol, serta meningkatnya kebutuhan akan zat besi pada masa pertumbuhan, kehamilan, dan menstruasi (WHO, 2008).
2
Hanafiah (2009) dalam Maghfirani (2012) mendefinisikan menstruasi sebagai perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus disertai pelepasan (deskuamasi) dinding endometrium. Banyaknya darah yang dikeluarkan saat haid adalah rata-rata 15-60 ml dan berlangsung selama 3-5 hari. Siklus haid normal rata-rata 28 hari dan diatur oleh hipothalamus, hipofisis, dan ovarium.
Saat menstruasi, volume darah yang hilang berkisar antara 30 sampai 180 mL (rata-rata 80 mL), dimana setiap kehilangan 40 mL darah berarti kehilangan 1,6 mg zat besi. Zat besi, yang 65 % tersimpan dalam hemoglobin, berperan dalam metabolisme energy, pertumbuhan sel, proses pengikatan oksigen, reaksi enzim-enzim, dan sintesis neurotransmitter (Ofojekwu et al.,2013).
Rigon et al. (2012) mengungkapkan bahwa durasi perdarahan menstruasi lebih dari enam hari meningkatkan kecenderungan anak remaja perempuan menderita anemia defisiensi besi. Sebuah penelitian pada remaja putri di Wonosari, Jawa Tengah menunjukkan semakin lama durasi perdarahan haid maka semakin rendah pula kadar Hb (Prastika, 2011). Hasil penelitian Abidin (2009) menunjukkan adanya perbedaan kadar Hb seseorang pada hari ke-2 (saat perdarahan haid) dan hari ke-16 siklus. Sementara itu, Kotwaney dan Shettty (2014) melaporkan adanya perbedaan kadar Hb pada fase luteal (pasca-ovulasi) dan fase folikular (pre-ovulasi) siklus menstruasi, dimana perbedaan tersebut mungkin disebabkan oleh hilangnya sejumlah volume darah saat haid.
Mahasiswi stambuk 2014 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara rata-rata berusia 18-19 tahun, tergolong dalam kelompok usia yang rentan menderita anemia. Atas dasar itulah peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara lamanya perdarahan haid dan kadar hemoglobin pada mahasiswi stambuk 2014 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, didapatkan rumusan masalah : “Adakah hubungan antara durasi perdarahan haid dengan kadar hemoglobin pada mahasiswi stambuk 2014 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ? “
1.3Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan durasi perdarahan haid dan kadar hemoglobin. 1.3.2.Tujuan Khusus
a. Mengetahui rata-rata durasi perdarahan haid dalam 3 bulan terakhir pada mahasiswi stambuk 2014 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
b. Mengetahui rata-rata kadar hemoglobin mahasiswi stambuk 2014 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
c. Mengetahui hubungan durasi perdarahan haid dan kadar hemoglobin pada mahasiswi stambuk 2014 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
1.4Manfaat Penelitian
1. Bagi Bidang Penelitian
Sebagai data tambahan untuk penelitian selanjutnya mengenai hubungan antara durasi perdarahan haid dan kadar hemoglobin.
4
2. Bagi Peneliti
Untuk memperluas wawasan dan menambah pengetahuan, sekaligus sebagai wadah latihan penerapan hasil pembelajaran yang diperoleh selama masa perkuliahan
3. Bagi Bidang Pelayanan Masyarakat
Sebagai sumber informasi yang terpercaya tentang hubungan durasi perdarahan haid dan kadar hemoglobin.