• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Prinsip Kehati-Hatian dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (Studi PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Prinsip Kehati-Hatian dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (Studi PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Medan)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan papan adalah kebutuhan tempat tinggal untuk tidur,

beristirahat, dan berlindung dari hujan atau terik matahari. Ini menjadi salah satu

kebutuhan dasar manusia yang berupa sebuah bangunan. Manusia membutuhkan

rumah sebagai tempat untuk hidup dan bersosialisasi. Rumah dapat berfungsi

sebagai tempat untuk menikmati kehidupan yang nyaman, tempat untuk

beristirahat, tempat berkumpulnya keluarga, dan tempat untuk menunjukkan

tingkat sosial dalam masyarakat. Aktifitas yang paling sering dilakukan di dalam

rumah adalah beristirahat dan tidur. Selebihnya, rumah berfungsi sebagai tempat

beraktivitas antara anggota keluarga atau teman, baik di dalam maupun di luar

rumah pekarangan. Jumlah penduduk Indonesia terus bertambah tiap tahunnya.

Sejalan dengan itu, kebutuhan akan perumahan pun juga akan ikut bertambah.

Perumahan merupakan masalah pokok dan menjadi kebutuhan dasar dari setiap

manusia. Selain itu, perumahan juga merupakan sarana bagi manusia dalam

menciptakan tatanan hidup kemasyarakatan dan membantu menumbuhkan jati diri

yang sebenarnya dari manusia itu.

Bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat

tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang merupakan

(2)

pembentukan watak serta kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya

membangun manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan produktif.1

Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia merupakan insan sosial

sekaligus sebagai insan ekonomi. Sebagai ‘insan sosial’, manusia memandang

rumah dalam fungsinya sebagai pemenuhan kebutuhan sosial budayanya dalam

masyarakat. Sedangkan sebagai ‘insan ekonomi’ fungsi rumah dipandang sebagai

investasi jangka panjang yang akan meperkokoh jaminan kehidupan dan

penghidupannya dimasa mendatang. Terdapatnya berbagai permasalahan dibidang

perumahan dan pemukiman di Indonesia antara lain disebabkan oleh pengaruh

pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang cukup pesat, dimana

perkembangannya cenderung lebih cepat dari pada kemampuan penyediaan

kebutuhan perumahan beserta sarana dan prasarananya yang cukup memadai.

Belum lagi termasuk perbaikan perumahan dan lingkungan kumuh yang banyak

tersebar diwilayah perkotaan, terutama di kota-kota besar.

Bahwa pertumbuhan dan pembangunan wilayah yang kurang

memperhatikan keseimbangan bagi kepentingan masyarakat berpenghasilan

rendah mengakibatkan kesulitan masyarakat untuk memperoleh rumah yang layak

dan terjangkau .2 Apabila tidak segera ditangani secara terencana dan terpadu,

maka masalah tersebut akan terus berlanjut dan meningkat seirama dengan

1

Konsiderans (a) Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman.

2

(3)

pertumbuhan penduduk, dinamika kependudukan, serta oleh berbagai tuntutan

ekonomi, sosial budaya, yang senantiasa berkembang.

Mengingat arti pentingnya penyediaan perumahan dan permukiman yang

layak bagi masyarakat, maka masalah tersebut perlu ditangani secara mendasar

dan seksama. Hal tersebut menyangkut berbagai aspek kehidupan dan harkat

hidup manusia yang secara langsung turut mempengaruhinya. Kedudukan rumah

merupakan suatu kebutuhan primer bagi setiap masyarakat, maka dari itu rumah

sangatlah penting. Di Negara Indonesia saat ini, yang memiliki jumlah penduduk

yang sangat banyak dan beragam serta masyarakat yang memiliki tingkat finansial

yang berbeda-beda pula, maka cara untuk memiliki rumah pun beragam. Salah

satu cara untuk dapat memiliki rumah dengan mudah adalah dengan pembelian

rumah secara kredit.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu pengertian kredit

adalah pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur atau

pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank atau badan lain.

Dalam pasal 1 butir 11 UU No. 10 Tahun 1998 dirumuskan bahwa kredit adalah

penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain

yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan pemberian bunga.3

Berbicara tentang pembangunan berarti berbicara mengenai pembiayaan

yang merupakan salah satu faktor menentukan bagi pelaksanaan pembangunan

3

(4)

itu. Biaya pembangunan berasal dari berbagai sumber, antara lain dari kredit bank

yang disalurkan baik oleh Bank Pemerintah maupun Bank Swasta. Perjanjian

kredit sangat berfungsi penting untuk menunjang pembangunan dan karena itu

mendorong kita untuk menilai apakah perjanjian kredit itu dari segi hukumnya

memenuhi unsur-unsur yang diperlukan, sehingga mampu menjamin agar kredit

itu dapat dilunaskan kepada Bank setelah jangka waktu yang diperjanjikan. Juga

dari segi pelaksanaannya perlu diadakan penelitian untuk mengatasi

masalah-masalah yang menjadi hambatan-hambatan kredit dalam praktek.

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak.4 Oleh karena itu, umumnya fungsi Bank adalah menerima berbagai

bentuk simpanan dari masyarakat, memberikan kredit baik bersumber dari dana

yang diterima dari masyarakat maupun dana yang diperoleh dari pemilik bank

(pemegang saham), pemerintah maupun Bank Indonesia. Bank merupakan

lembaga perantara yang menghimpun dana dan menempatkannya dalam bentuk

aktiva produktif yaitu kredit. Jika diperhatikan bahwa fungsi Perbankan dewasa

ini dituntut untuk menjadi media alur pembangunan, guna mendukung

pelaksanaan program pembangunan nasional.

Tugas bank guna mendukung pembangunan nasional secara jelas

tercantum dalam Undang-Undang Perbankan 1992 yaitu Perbankan Indonesia

bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

4

(5)

peningkatan, pemerataan, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan

kesejahteraan rakyat banyak sehingga jelas bahwa fungsi perbankan di Indonesia

disamping sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat memiliki peran

untuk melakukan pembangunan nasional.

Salah satu bentuk penyaluran dana bank kepada masyarakat, yaitu dalam

bentuk kredit masih merupakan pilihan utama bank. Hal ini terlihat dari data

perbulan Agustus 1995. Dari total aset seluruh bank umum sebesar 372.667

milyar, jumlah kredit yang diberikan sekitar 249.294 atau 67 %, sedangkan

penempatan dana dalam bentuk pemberian kredit, yang jika dikelola dengan

hati-hati akan memberikan hasil yang tidak kecil bagi bank itu sendiri maupun

perekonomian nasional.5

Perjanjian kredit perlu mendapat perhatian yang khusus baik oleh Bank

sebagai kredit maupun oleh nasabah sebagai debitur, karena perjanjian kredit

mempunyai fungsi yang sangat penting dalam pemberian, pengelolaannya

maupun penatalaksanaan kredit itu sendiri.6

Kredit disamping kegiatan pengerahan dana dari masyarakat merupakan

kegiatan utama dari bank-bank umum di Indonesia karena dua alasan :

1. Bunga kredit merupakan sumber-sumber pendapatan utama

2. Dalam kegiatan penyaluran kredit sumber dana dari kredit itu berasal

terutama dari dana-dana yang dikerahkan oleh bank dari masyarakat

5

Deni Sri Imaniyati.,Pengantar Hukum Perbankan Indonesia, 2010, Bandung : PT. Refika Aditama . hlm, 137

6

Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, 1996, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti., hlm. 241.

(6)

berupa simpanan. Kredit bank merupakan lembaga yang peranannya

sangat strategis bagi pembangunan perekonomian dan bagi perkembangan

usaha bank itu sendiri serta sarat dengan berbagai pengaturan (memiliki

aspek yuridis).7

Kredit Pemilikan Rumah adalah salah satu fasilitas kredit yang diberikan

oleh bank kepada nasabah khususnya dalam jual beli rumah. Pelayanan kredit ini

diberikan hampir semua bank yang mempunyai fasilitas Kredit Pemilikan Rumah

baik bank-bank swasta ataupun bank Pemerintah. Untuk memenuhi kebutuhan

akan perumahan oleh pemerintah maupun pihak swasta memberikan kemudahan

bagi mereka yang belum memiliki rumah sendiri dan tidak dapat membeli secara

tunai maka dapat membeli dan memiliki rumah melalui fasilitas Kredit Pemilikan

Rumah (KPR) dari Bank Tabungan Negara yang lebih dikenal KPR-BTN.

Selain pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) oleh perorangan secara

langsung melalui perbankan ada pula perusahaan pengembang (developer) selaku

pihak yang kegiatan usahanya adalah membangun dan menjual perumahan kepada

konsumen. Pembelian rumah oleh konsumen melalui pengembang dilakukan

dengan 2 (dua) cara, yaitu :

1. Sistem tunai bertahap, yaitu konsumen membayar secara bertahap dengan

jangka waktu sampai dengan 1 tahun langsung kepada pengembang

(developer);

2. Sistem Kredit Pemilikan Rumah (KPR), yaitu dengan cara kredit yang

7Ibid

(7)

pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu sampai dengan 15 tahun.8

Banyaknya kasus di bidang perbankan, salah satunya yaitu masalah kredit

macet. Kredit macet atau problem loan adalah kredit yang mengalami kesulitan

pelunasan akibat adanya faktor-faktor atau unsur kesengajaan atau kondisi di luar

kemampuan debitur. Kredit macet yaitu kredit yang pengembalian pokok

pinjaman dan pembayaran bunganya terdapat tunggakan telah melampaui 270

hari. Kredit macet merupakan kondisi dimana pihak bank merasa dirugikan.

Pengalaman dana kredit macet akhir-akhir ini telah mengacu kalangan perbankan

untuk lebih berhati-hati dalam mengatur alokasi dana kredit. Di samping

peningkatan sistem pembinaan nasabah, rencana kredit disusun lebih matang,

analisis atas permohonan kredit lebih terarah dan pengamanan kredit juga lebih

digalakkan. Semua ini adalah bertujuan untuk meningkatkan pelayanan terhadap

kebutuhan pembiayaan masyarakat. Aktivitas Bank yang terbanyak akan

berkaitan erat secara langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan

perkreditan.9

Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi

ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian.10 Prinsip kehati-hatian

(prudent) adalah salah satu konkretisasi dari prinsip kepercayaan dalam suatu

8

Edwyn Agung. Pelaksanaan Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di PT. BANK

DANAMOND INDONESIA, tbk Cabang Smarang Pemuda. Tesis Program Studi Magister

Kenotariatan Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang, 2008., hlm. 4

9

http://eprints.uny.ac.id/8968/2/BAB%201%20-09409131003.pdf diakses pada tanggal 21 September 2015.

10

(8)

pemberian kredit. Di samping pula sebagai suatu perwujudan dari prinsip prudent

banking dari seluruh kegiatan perbankan. Untuk mewujudkan prinsip ini dalam

pemberian kredit berbagai usaha pengawasan dilakukan baik pengawasan internal

(dalam bank itu sendiri) maupun eksternal (pihak luar). Untuk itulah Bank

Indonesia mengeluarkan berbagai macam ketentuan antara lain mengenai batas

maksimum pemberian kredit (legal lending limit).11

Pemerintah telah cukup mencurahkan perhatian pada penyempurnaan

peraturan-peraturan hukum di bidang perbankan. Mulai dari undang-undang

hingga peraturan yang sifatnya teknis sudah cukup tersedia. Bahkan peraturan

yang berhubungan dengan prinsip kehati-hatian pun (prudential regulation) sudah

sangat memadai. Namun demikian, kelengkapan peraturan terutama menyangkut

prinsip kehati-hatian tidaklah cukup untuk dijadikan ukuran bahwa perbankan

nasional lepas dari segala permasalahan. Salah satu faktor yang membuat sistem

perbankan nasional keropos adalah akibat perilaku para pengelola dan pemilik

bank yang cenderung mengeksploitasi dan atau mengabaikan prinsip kehati-hatian

dalam berusaha. Disamping faktor penunjang lain yakni lemahnya pengawasan

dari Bank Indonesia (BI). Pelaksanaan prinsip kehati-hatian merupakan hal

penting guna mewujudkan sistem perbankan yang sehat, kuat dan kokoh.

Krisis perbankan yang melanda Indonesia sepanjang tahun 1997 hingga saat ini

menunjukkan betapa lemahnya komitmen untuk melaksanakan prinsip

kehati-hatian dikalangan pelaku bisnis perbankan. Oleh karena itu, dukungan control

terhadap aktivitas perbankan oleh Bank Indonesia (BI) dengan kewajiban

11

(9)

melaksanakan prinsip kehati-hatian merupakan solusi terbaik dalam rangka

menjaga dan mempertahankan eksistensi perbankan, yang pada akhirnya

menumbuhkan kepercayaan masyarakat kepada industri perbankan itu sendiri.12

Perjanjian kredit bank selalu menarik perhatian publik dan menjadi isu

pembicaraan, baik di kalangan akademisi maupun praktisi hukum sampai saat ini.

Kredit bank masih memegang peranan penting untuk mendorong dan

memberdayakan kegiatan ekonomi, sehingga permasalahan sekitar perjanjian

kredit tetap relevan untuk dibahas.13

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan

yang berkaitan dengan Penerapan Prinsip Kehati-hatian dalam Perjanjian Kredit

Pemilikan Rumah (Studi Bank Tabungan Negara Kantor cabang Medan ).

B. Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam skripsi ini adalah :

1. Bagaimana pelaksanaan perjanjian kredit pemilikan rumah oleh Bank

Tabungan Negara?

2. Apa sajakah hambatan yang dihadapi oleh Bank Tabungan Negara

dalam pelaksanaan perjanjian kredit pemilikan rumah?

12

Rizky Maulana Harja, Pelaksanaan Prinsip Kehati-hatian dalam Perjanjian Kredit (Studi Kasus di Bank NTB), Jurnal Ilmiah di Fakultas Hukum Universitas Mataram, 2013., hlm. 7

13

(10)

3. Bagaimana penerapan prinsip kehati-hatian dalam perjanjian kredit

pemikan rumah pada PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang

Medan?

C. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan pembahasan penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah

oleh Bank Tabungan Negara (BTN).

2. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh Bank Tabungan

Negara dalam pelaksanaan perjanjian kredit pemilikan rumah

3. Untuk mengetahui penerapan prinsip kehati-hatian Bank Tabungan

Negara dalam pemberian Kredit Pemilikan Rumah.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaaat Teoritis

a. Menambah pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan

perjanjian kredit pemilikan rumah.

b. Memperkaya dan menambah ilmu pengetahuan bagi perkembangan ilmu

hukum pada umumnya dan hukum perdata, khususnya dalam bidang

(11)

c. Hasil penelitian ini dapat menambah referensi sebagai bahan acuan bagi

penelitian yang akan datang.

2. Manfaat secara Praktis

Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian bagi para

pembaca dan para pelaku bisnis perbankan, baik debitur maupun kreditur agar

dapat memahami bagaimana pelaksanaan pemberian kredit oleh pihak perbankan,

serta penerapan prinsip kehati-hatian dalam perjanjian Kredit Pemilikan Rumah

(KPR) .

E. Keaslian Penulisan

Keaslian penulisan merupakan suatu tanda bagi penulis bahwa apa yang

dibuat, disusun, dan dijelaskan pada tugas akhir ini merupakan suatu hasil karya

dan hasil buah pikiran sendiri. Penulis tidak melihat atau mencontoh hasil skripsi

orang lain untuk menjadi sebuah karya yang diakui sebagai hasil karya sendiri.

Penulis telah melakukan uji bersih terhadap judul yang penulis angkat

yaitu tentang “ Penerapan Prinsip Kehati-hatian dalam Perjanjian Kredit

Pemilikan Rumah pada Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Medan)” di

seluruh daftar skripsi di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara dan arsip yang ada di Departemen Hukum Perdata, akan tetapi penulis tidak

menemukan adanya kesamaan judul ataupun permasalahan dengan judul

(12)

Oleh karena itu, tulisan ini merupakan buah karya asli penulis yang

disusun berdasarkan dengan asas-asas keilmuan yang jujur, rasional, dan ilmiah.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian dalam

penyelesaian skripsi ini terdiri dari :

1. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode penelitian yuridis

normatif.14 Penelitian yuridis normatif disebut juga penelitian hukum doktrinal.

Pada penelitian hukum jenis ini, hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis

dalam peraturan perundang-undangan (laws in books) atau hukum dikonsepkan

sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang

dianggap pantas. Serta wawancara dengan pihak Bank Tabungan Negara Kantor

Cabang Medan. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis empiris.

Pendekatan yuridis digunakan untuk menganalisis berbagai peraturan

perundang-undangan terkait dengan Perjanjian kredit. Sedangkan pendekatan empiris

digunakan untuk menganalisis hukum yang yang dilihat sebagai perilaku

masyarakat yang berpola dalam kehidupan masyarakat yang selalu berinteraksi

dan berhubungan dalam aspek kemasyarakatan.15

14

Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press,2006, hal. 7

15

(13)

2. Sumber Data

Sumber data penelitian ini berdasarkan dengan data, yang terdiri dari :

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat yaitu

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata), Undang- Undang

Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1992 Tentang Perbankan, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011

Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman, serta Peraturan

Perundang-Undangan lainnya.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberi petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer yaitu berupa bahan yang

berhubungan dengan topik penulisan skripsi ini buku-buku karangan para

sarjana, hasil penelitian, undang-undang, internet, ataupun jurnal yang

membahas tentang Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk, maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus,

ensiklopedia, dan lain-lain.

3. Alat Pengumpulan Data

Penulis mengumpulkan data-data dalam penulisan skripsi ini dengan cara

(14)

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu dengan mempelajari

peraturan perundang-undangan, buku, situs internet yang berkaitan dengan

judul skripsi ini yang bersifat teoritis ilmiah yang dapat dipergunakan

sebagai dasar dalam penelitian dan menganalisa yang dihadapi.

b. Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu suatu metode pengumpulan

data-data yang dilakukan dengan cara meneliti langsung, dengan mencari

data-data ke lapangan sesuai dengan yang dibutuhkan. Dalam penulisan

skripsi ini penulis melakukan penelitian lapangan pada Bank Tabungan

Negara Cabang Medan dengan melalui wawancara.

4. Analisis Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah analisis kualitatif,

yaitu data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis dan selanjutnya

dianalisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang akan dibahas

dan hasilnya tersebut dituangkan dalam bentuk skripsi.

G. Sistematika Penulisan

BAB I : Pada bab ini penulis menguraikan hal-hal umum yang mendasari

penulisan skripsi ini yaitu: latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan,

manfaat penulisan, keaslian penulisan, metode penelitian dan sistematika

(15)

BAB II : Pada bab ini penulis menguraikan secara umum tentang: Istilah

kredit bank dan pengertian perjanjian kredit, jenis-jenis hukum perjanjian kredit

serta Asas hukum perjanjian kredit, Pengertian Kredit Pemilikan Rumah (KPR),

syarat-syarat sahnya suatu perjanjian kredit, akibat hukum suatu perjanjian kredit,

dan hapusnya perjanjian kredit.

BAB III : Pada bab ini penulis menguraikan tentang prinsip kehati-hatian

bank dalam perjanjian kredit yang berisi tentang pengertian prinsip kehati-hatian,

prinsip kehati-hatian dalam UU Perbankan, pentingnya prinsip kehati-hatian

dalam perjanjian kredit dan Jaminan Kredit.

BAB IV : Pada bab ini penulis membahas tentang Pelaksanaan prinsip

kehati-hatian Bank Tabungan Negara yang diaplikasikan dalam perjanjian kredit

pemilikan rumah yang antara lain tentang: Gambaran umum PT. Bank Tabungan

Negara, pelaksanaan pemberian kredit pemilikan rumah pada Bank Tabungan

Negara, Hambatan yang dihadapi oleh Bank Tabungan Negara dalam pelaksanaan

perjanjian kredit pemilikan rumah, serta Penerapan prinsip kehati-hatian Bank

Tabungan Negara dalam pemberian kredit pada PT. Bank Tabungan Negara

Kantor Cabang Medan.

BAB V : Dalam bab ini merupakan kesimpulan dan saran berdasarkan apa

yang telah dikemukakan oleh penulis pada bab-bab yang telah dikemukakan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melihat prestasi terebut, walaupun tubuh siswa tidak tinggi dibandngkan dengan sekolah lain, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “ SURVEI

• Perjanjian Kerja sama antara Dirjen Binfar dan Alkes dengan Dinkes Kota Pekalongan nomor HK.05.01/05/1048/2013 nomor 842.2/2761 tentang Pelaksanaan Pembangunan Pusat Ekstrak

Memberi komentar kebaikan atau kelemahan benda atau alat secara objektif dengan bahasa yang komunikatif dari kata.. 3 6.2.Mendiskripsikan

13.785,00, 1 SGD Informasi Keuangan Konsolidasian ini disusun berdasarkan informasi keuangan yang diambil dari Laporan Keuangan Konsolidasian untuk tahun yang berakhir tanggal

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) aset keuangan terhadap. aset produktif

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan manajemen waktu menurut Hoffer (2007), seperti pengaturan diri, motivasi dan pencapaian tujuan sesuai dengan aktivitas

Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada ibu yang tinggal di Kelurahan Tiga Balata memiliki sikap tidak baik yaitu tentang ketepatan pemberian MP-ASI, seperti masih banyak ibu

Ketika anda tidak percaya diri, minder, atau rendah diri, lihat kembali kelebihan dan pencapaian yang telah anda dapatkan.. Sobat, Kepercayaan diri mempengaruhi potensi yang