• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimisasi Model Distribusi Super-fleksibel dalam Manajemen Rantai Pasokan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Optimisasi Model Distribusi Super-fleksibel dalam Manajemen Rantai Pasokan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Untuk merespon perubahan yang sangat cepat sebagai akibat dari ketidak-pastian lingkungan dan kuatnya tuntutan dari pemerintah, komunitas dan pasar untuk menerapkan prinsip berkelanjutan (sustainability), serta perkembangan teknologi dan persaingan yang semakin global mengakibatkan banyak perusa-haan menerapkan strategi yang super-fleksibel. Banyak penelitian oleh praktisi dan akademisi yang mendiskusikan topik fleksibilitas, tetapi pendekatan super-fleksibel dianggap sebagai konsep baru dalam pengambilan keputusan dalam ma-najemen rantai pasokan.

Manajemen rantai pasokan -supply chain management (SCM) dimulai dari pengadaan bahan baku sampai pada penggunaan barang oleh pelanggan dan pas-ca penggunaan termasuk sejumlah aktivitas logistik di antaranya (Meixel dan Gargeya, 2005). Manajemen rantai pasokan berkelanjutan diperkenalkan karena tuntutan konsumen dan masyarakat yang semakin beragam serta adanya aturan terkait dengan perlindungan terhadap lingkungan dan penekanan terhadap aspek sosial (Rice dan Caniato, 2003, Elkington, 2004, Carter dan Easton, 2011).

Rantai pasokan (SC) dan manajemen rantai pasokan telah memainkan peran

(2)

penting dalam industri dan telah menjadi topik pembahasan diantara akademisi dan praktisi dalam beberapa dekade terakhir (Jefferson, 2006). Hal ini dicapai melalui pemanfaatan teknologi informasi yang memungkinkan integrasi fungsi-fungsi bisnis dalam rantai pasokan; kolaborasi antar pemain dalam rantai pa-sokan dan koordinasi dalam pengambilan keputusan (Bloemhof, 2005, Beamon, 2008). Dalam memenangi persaingan global, perusahaan harus memperbanyak rantai dan mitra yang menjadikan rantai pasokan semakin panjang dan semakin kompleks. Menurut studi yang dilakukan oleh AMR Research (AMR Research, 2006), lebih dari 42% perusahaan mengelola lebih dari 5 rantai pasokan berbeda karena adanya tuntutan untuk memproduksi dan mendistribusikan berbagai jenis produk untuk pasar yang berbeda. Hal ini tentu akan menambah kesulitan di dalam manajemen rantai pasokan.

(3)

super-fleksibilitas juga mengandung arti kuat terhadap goncangan dan mempu-nyai kemampuan bangkit setelah mengalami gangguan. Keadaan dinamis yang tetap memperhatikan ketiga aspek dari sustainable supply chain akan mening-katkan level fleksibilitas yang harus dimiliki oleh setiap rantai pasokan untuk mencapai kondisi super-fleksibilitas. Sistem rantai pasokan super-fleksibel meli-batkan sejumlah parameter baru, variabel keputusan yang cepat berubah, kendala dan tujuan yang banyak (multi-constraints, multi-objectives) serta potensi konflik antara satu tujuan dengan yang lain.

(4)

Selain itu, besarnya tuntutan pasar agar rantai pasokan perduli akan aspek lingkungan dan sosial, visibel, akuntabel, siklus hidup produk yang lebih pendek, menyediakan produk yang bervariasi, permintaan harga yang lebih kompetitif, ser-ta waktu tunda yang minimum memaksa perusahaan untuk lebih fleksibel dalam menentukan kebijakan strategi, taktis dan operasional pusat distribusi serta fasi-litas pendukung di bawahnya. Kemudian panjangnya rantai distribusi mengaki-batkan banyaknya parameter rantai pasokan yang harus dioptimalkan. Kondisi ini tentunya membutuhkan model baru yang optimal dengan memperhatikan aspek berkelanjutan dan keadaan yang super-fleksibel. Pemodelan tersebut mempunyai peranan yang sangat signifikan dalam upaya rantai pasokan untuk menghadapi kondisi yang super-fleksibel dewasa ini. Optimisasi model tersebut akan mem-bantu perusahaan memperoleh keuntungan kompetitif yang berkelanjutan dalam persaingan global yang semakin tinggi.

(5)

Kondisi ini dapat diimplementasikan dengan struktur data digraf dinamis (dy-namic digraph) yang memungkinkan graf yang merepresentasikan jaringan distri-busi berubah dari satu periode ke periode berikutnya. Penambahan link dapat dilakukan antar node pada level retailer yang sering disebut dengan kebijakan transshipment. Penambahan link juga dapat terjadi antara satu retailer dengan pelanggan dari retailer tetangga sebagai akibat dari kenaikan permintaan pada salah satu pelanggan yang disebut dengan kebijakan alih peran. Namun apabila kondisi normal, makalink yang sempat terbangun harus dihapus. Sebagai akibat dari penambahan dan penghapusan link pada jaringan distribusi maka perlu ada jaminan bahwa setiapnode terjangkau (reachable).

Untuk mengoptimalkan jaringan distribusi dalam manajemen rantai pa-sokan yang super-fleksibel tersebut dibutuhkan algoritma yang cerdas dan efisien. Pendekatan metaheuristik telah banyak digunakan untuk mengoptimalkan sistem yang kompleks dan tidak pasti. Salah satu pendekatan metaheuristik yang handal adalah algoritma kunang-kunang (firefly algorithm) atau disingkat menjadi algo-ritma FA (Yang, 2008). Perkembangan algoalgo-ritma ini begitu banyak dan salah sat-unya adalah algoritma kunang-kunang cerdas (intelligent firefly algorithm) atau disingkat menjadi IFA (Fateen et al., 2014). Kemudian begitu banyak varian dari algoritma ini yang disesuaikan dengan permasalahan yang diselesaikan dan juga dalam upaya meningkatkan kinerja algoritma.

(6)

Binary-Trinary Real Code Firefly Algorithma (IBTRCFA) yang merupakan pengem-bangan dari IFA dan Binary Real Code FA (Chandrasekaran dan Simon, 2012) dan dilengkapi dengan penerapan operasi-operasi digraf dinamis (La Poutre dan Leeuwen, 1988). Dengan demikian akan diperoleh sebuah pendekatan baru dalam mengoperasikan pusat distribusi dan fasilitas pendukung di bawahnya untuk men-jamin persyaratan sustainability dengan kondisi yang super-fleksibel untuk men-gatasi ketidakpastian yang terdapat dalam manajemen rantai pasokan.

1.2 Perumusan Masalah

Kondisi lingkungan yang tidak pasti membuat pengelolaan pusat distribusi menjadi lebih sulit dan membutuhkan kebijakan strategis dan operasional yang memenuhi syarat-syarat yang super-fleksibel. Untuk itu perlu didefinisikan de-ngan baik persyaratan yang harus dipenuhi agar sistem distribusi mampu men-jalankan misinya dalam memberikan kepuasan pelanggan dengan prinsip cost-effective. Selanjutnya perlu ditemukan solusi optimal model distribusi dengan

pendekatan baru untuk memenangkan persaingan yang semakin kompleks dalam lingkungan global.

1.3 Tujuan Penelitian

(7)

Real Coded Firefly Algorithm - IBTRCFA) dengan memanfaatkan operasi-operasi digraf dinamis penuh untuk memodelkan kondisi lingkungan yang tidak pasti.

1.4 Urgensi Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

PERBEDAAN PENGARUH MEDIA LEAFLET DAN BUKU SAKU SEBAGAI ALAT BANTU PENDIDIKAN TERHADAP PERUBAHAN.. TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI SISWA KELAS 3 Femy Azalea 1 , Fadil Oenzil 2

- Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2016 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Mirawati Sensi Idris (member firm of Moore

Oleh sebab itu, pemimpin harus mampu bersosialisasi agar program dapat didengar dan terealisasikan di hadapan pelanggan, maka dari itu pemimpin dituntut untuk memiliki lima

Tingkat pelayanan (level of service) adalah ukuran kinerja ruas jalan atau simpang jalan yang dihitung berdasarkan tingkat penggunaan jalan, kecepatan, kepadatan dan hambatan yang

Tujuan penelitian adalah menyusun model pendugaan pertumbuhan diameter, tinggi, dan volume; menganalisis nilai riap rata - rata tahunan dan nilai riap tahunan berjalan;

Berdasarkan hasil pengamatan secara keseluruhan, ketidakmampuan responden untuk mengerjakan task lebih cepat dikarenakan responden kesulitan mencari letak dari

Defect Cacat Preparation Pemotongan kurang rapi Kesalahan pembacaan marking Kurangnya keahlian operator Mesin tidak beroperasi dengan baik Jarang dilakukan perawatan

VIII observasi kelima menunjukan bahwa dari 8 aspek yang diamati oleh penulis, guru hanya melakukan 8 aspek saja dengan presentase sebesar 100%, yaitu