Lampiran 2. Data uji tarik Ulangan Berat
(g)
ϕ
(mm) L (mm)
∆L (mm)
A (mm2)
Fmax (N)
Ơ
(N/mm2)
ɛ E
(N/mm2)
Lampiran 3. Perhitungan kekuatan Tarik
Ulangan ϕ
(mm)
A (mm2)
Fmax (N)
Ơ (N/mm2)
U1 5.28 21.88 1,002.481 45.82
U2 5.40 22.89 861.518 37.64
U3 5.44 23.23 1,014.761 43.68
Rata-rata 5.37 22.67 959.587 42.38
1. A = 1 4π D
2
= 1
4 (3.14) (5.28)
2
= 21.88 mm2 Ơ = Fmax
A
= 1002.481
21.88
= 45.82 N/mm2 2. A = 1
4π D
2
= 1
4 (3.14) (5.40)
2
= 22.89 mm2 Ơ = ����
�
= 861.518 22.89
= 37.64 N/mm2 3. A = 1
4π D
2
= 1
4 (3.14) (5.44)
2
= 23.23 mm2 Ơ = ����
�
= 1014 ,761 23.23
Lampiran 4. Perhitungan regangan
Ulangan L
(mm)
∆L (mm)
ɛ
U1 94 32.43701 0.3451
U2 94 32.85677 0.3495
U3 94 40.24224 0.4281
Rata-rata 94 35.17867 0.3742
1. ɛ = ∆L
�
= 32.43701 94
= 0.3451 2. ɛ = ∆L
�
= 32,85677 94
= 0.3495 3. ɛ = ∆L
�
= 40.24224 94
Lampiran 5. Perhitungan elastisitas
Ulangan Ơ
(N/mm2)
ɛ E
(N/mm2)
U1 45.82 0.3451 132.7731
U2 37.64 0.3495 107.6967
U3 43.68 0.4281 102.0322
Rata-rata 42.38 0.3742 114.1673
1. E = σε = 45.82
0.3451
= 132.7731 N/mm2 2. E = σ
ε
= 37.64 0.3495
= 107.6967 N/mm2 3. E = σ
ε
= 43.68 0.4281
Lampiran 6. Perhitungan Deformasi Tali
Ulangan ∆L
(mm)
Deformasi (mm)
U1 32.43701 32.43701
U2 32.85677 32.85677
U3 40.24224 40.24224
Rata-rata 35.17867 35.17867
1. Deformasi = ∆L
= 32.43701 mm 2. Deformasi = ∆L
= 32,85677 mm 3. Deformasi = ∆L
Lampiran 7. Perhitungan Kelenturan Tali
Ulangan L
(mm)
∆L (mm)
Kelenturan (%)
U1 94 32.43701 34.51
U2 94 32.85677 34.95
U3 94 40.24224 42.81
Rata-rata 94 35.17867 37.42
1. Kelenturan = ��� −���
��� x 100 %
= 126,43701 − 94
94 x 100 % = 32,43701
94 x 100 %
= 34.51 % 2. Kelenturan = ��� −���
��� x 100 %
= 126,85677 − 94
94 x 100 % = 34.95 %
3. Kelenturan = ��� −���
��� x 100 %
= 134,24224 − 94
94 x 100 % = 32,43701
94 x 100 %
Lampiran 8. Gambar alat
Gambar 1. Alat pemintal tampak atas
Gambar 3. Alat pemintal tampak samping kiri
Lampiran 9. Gambar pengambilan serat
Gambar 5. Proses pengambilan kulit batang melinjo yang terdapat serat dari pohon melinjo
Gambar 6. Kulit batang melinjo yang telah diambil
Lampiran 10. Gambar pengujian tarik
Gambar 8. Alat uji tarik
Gambar 9. Alat pengukuran yang digunakan
Gambar 11. Benda uji yang telah putus setelah dilakukan pengujian
Lampiran 11. Kapasitas Alat
Kapasitas Alat = Rataan Panjang setelah dipintal Waktu
Kapasitas Alat = 1 m
60 detik × 3600 detik⁄jam
Kapasitas Alat = 60 m⁄jam ( untuk 1 pintalan kecil)
1 pintalan besar terdiri dari 3 pintalan kecil sehingga kapasitas alat menjadi:
Kapasitas alat 1 pintalan besar = 60 m/jam
3
Lampiran 12. Analisis Ekonomi
Perhitungan Biaya Produksi 1. Biaya Tetap (BT)
- Biaya penyusutan
D = (P-S)
n
Dimana : D = Biaya Penyusutan (Rp/tahun)
P = Nilai awal (harga beli/pembuatan) alsin (Rp) S = Nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp)
n = umur ekonomis (tahun)
D= (Rp.1.100.000-Rp.110.000)
5 = Rp.198.000/tahun - Bunga modal dan asuransi
I = (i(P)(n+1))/)
2n
= (17%(Rp.1.100.000)(5+1))
2x 5
= Rp. 112.200/tahun - Biaya sewa gedung
Biaya sewa gedung = 1% . P
= 1% . Rp. 1.100.000
= Rp. 11.000/tahun
- Pajak
Pajak = 2% . P
- Total Biaya Tetap (BT) = Rp. 343.200/tahun 2. Biaya Tidak Tetap (BTT)
- Biaya perbaikan alat (reparasi)
Biaya perbaikan alat (reparasi) = (1,2% (P-S))
X
=(1,2% (Rp.1.100.000−Rp.110.000))
1196
= Rp. 9,933/jam - Biaya operator
Biaya operator = Rp. 5000/jam
- Total Biaya Tidak Tetap (BTT) = 5.009,933/jam 3. Unsur Produksi
Biaya Pembuatan Alat (P) = Rp. 1.100.000 Umur Ekonomis (n) = 5 tahun Nilai Akhir Alat (S) = Rp. 110.000 Jam Kerja = 4 jam/hari
Produksi / hari = 20 m/jam x 4 jam/hari = 80 m/hari Biaya Operator = Rp 20.000/hari
Biaya Perbaikan = 9,933/jam
Bunga Modal dan Asuransi = Rp. 112.200/tahun Biaya Sewa Gedung = Rp. 11.000/tahun
Pajak = Rp.22.000/tahun
Jam Kerja Alat/tahun = 1196 jam/tahun (asumsi 299 hari efektif berdasarkan tahun 2015)
Biaya Tidak Tetap = Rp. 5009,933/jam
Biaya Pemintalan Tali
Pengukuran biaya produksi dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok).
Biaya pokok = [ BT
X + BTT ] C
Dimana : BT = Total Biaya tetap (Rp/tahun) BTT = Total biaya tidak tetap (Rp/jam) X = Total jam kerja per tahun (jam/tahun) C = Kapasitas alat (jam/satuan produksi)
Biaya pokok =[ BT
X + BTT ] C
= [ Rp.343.200/tahun
1196 jam/tahun + Rp.5009,933/jam] 0,05 jam/m
= Rp. 264.84/m Break Even Point
Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol.
N= F
R-V
Biaya tetap (F) = Rp. 343.200 /tahun
= Rp. 343.200 /tahun
(80 m/hari)x(299 hari/tahun) =Rp. 14.35/m
Biaya tidak tetap (V) = Rp. 5009,933/jam
= Rp. 5009,933/jam
20m/jam =Rp 250.5 /m
= (15% x (BT + BTT)) + (BT + BTT)
= (0,15 x (Rp 14.35/m + Rp 250.5 /m)) + (Rp 14.35/m + Rp 250.5 /m) = Rp. 304,58/m
N = F
R-V
= Rp.343.200/tahun
Rp. 304,58/m - Rp 250.5 /m
= Rp.343.200/tahun
58.08/m
= 5909 m/tahun Net Present Value
CIF-COF≥0 Dimana :
CIF = cash in flow
COF = cash out flow
Sementara itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan (dalam %) bertindak sebagai tingkat bunga modal dalam perhitungan-perhitungan.
Penerimaan (CIF) = Pendapatan x (P/A, i, n) + Nilai akhir x (P/F, i, n) Pengeluaran (COF) = Investasi + pembiayaan (P/A, i, n)
Kriteria NPV yaitu :
NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan;
NPV < 0, berarti sampai dengan tahun investasi proyek tidak menguntungkan;
Berdasarkan persamaan nilai NPV alat ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
CIF – COF ≥ 0
Investasi : Rp. 1.100.000
Pendapatan : Rp. 7. 285.553,6 /tahun Nilai akhir : Rp. 110.000
Pembiayaan : Rp. 5.991.879,868 /tahun Suku bunga bank : 15%
Suku bunga coba-coba : 20% Umur alat : 5 tahun
Cash in flow 15%
Pendapatan : Pendapatan x (P/A, 15%, 5) : Rp. 7. 285.553,6 x 3,352 : Rp. 24.421.175,67
Nilai akhir : Nilai akhir x (P/F, 15%, 5) : Rp.110.000 x 0,4972 : Rp. 54.692
Jumlah CIF : Rp. 24.475.867,67
Cash out flow 15%
Investasi : Rp. 1.100.000
Pembiayaan : pembiayaan x (P/A, 15%, 5) : Rp. 5.991.879,868 x 3,325 = Rp. 19.923.000,56
NPV 15% = CIF – COF
= Rp. 24.475.867,67– Rp. 21.023.000,56 = Rp. 3.452.867
Cash in flow 20%
Pendapatan : pendapatan x (P/A, 20%, 5) : Rp. Rp. 7. 285.553,6 x 2,991 : Rp. 21.791.090,82
Nilai akhir : nilai akhir x (P/F, 20%, 5) : Rp. 110.000 x 0,4019 : Rp. 44.209
Jumlah CIF = Rp. 21.835.299,82
Cash out flow 20%
Investasi : Rp. 1.100.000
Pembiayaan : pembiayaan x (P/F, 20%, 5) : Rp. 5.991.879,868 x 2,991 = Rp. 17.921.712,69
Jumlah COF = Rp. 19.021.712,69
NPV 20% = CIF – COF
= Rp. 21.835.299,82 – Rp. 19.021.712,69 = Rp. 2.813.587,13
Internal Rate Of Return
Internal Rate Of Return (IRR) adalah suatu tingkat discount rate, dimana
atau NPV = Y (positif) dan NPV = X (negatif) atau NPV = Y (negatif), dihitunglah harga IRR dengan menggunakan rumus berikut:
IRR=p%+ X/(X+Y) X(q%-p%)(positif dan negatif) dan
IRR=p%+ X/(X-Y) X(q%-p%)(positif dan positif) Dimana :
p = suku bungan bank paling atraktif q = suku bunga coba-coba (> dari p) X = NPV awal pada p
Y = NPV awal pada q
Suku bunga bank paling atraktif (p) = 15% Suku bunga coba-coba (> dari p) (q) = 20%
IRR = p%+ X
X-Y X(q%-p%)
IRR = 20% + Rp. 3.452.867
Rp. 3.452.867- Rp. 2.813.587,13 (20%-15%)