• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Pada Tn. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan Pada Tn. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Personal Hygiene 1. Definisi Personal Hygiene

Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Alimul, 2006).

Personal hygiene adalah perawatan diri dimana individu mempertahankan kesehatannya, dan dipengaruhi oleh nilai serta keterampilan (Mosby, 1994 dalam Pratiwi, 2008).

Menurut Mubarak (2008) personal hygiene adalah upaya seseorang dalam memelihara

kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis.

Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan

kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik pada orang sehat maupun

pada orang sakit. Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan

dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi. Dengan

implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk

melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat kesembuhan pasien (Potter &

Perry, 2005).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene

Menurut Potter & Perry (2005), sikap seseorang melakukan personal hygiene

dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain:

a. Citra tubuh (Body Image)

Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya.

Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu (Stuart & Sudden, 1999 dalam Setiadi, 2005). Citra tubuh dapat berubah, karena

operasi, pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra

untuk meningkatkan hygiene dimana citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan

(2)

Citra tubuh seseorang berpengaruhi dalam pemenuhan personal hygiene karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.

b. Praktik sosial

Kelompok-kelompok sosial wadah seorang pasien berhubungan dapat mempengaruhi

bagaimana pasien dalam pelaksanaan praktik personal hygiene. Perawat harus

menentukan apakah pasien dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti

deodorant, sampo, pasta gigi, dan kosmetik. Perawat juga harus menentukan jika

penggunaan dari produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan sosial yang

dipraktekkan oleh kelompok sosial pasien.

c. Status sosial ekonomi

Menurut Friedman (1998) dalam Pratiwi (2008), pendapatan keluarga akan

mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan

kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga.

Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkatan praktik personal

hygiene. Untuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta perlengkapan mandi yang

cukup (mis. sabun, sikat gigi, sampo, dll).

d. Pengetahuan

Pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan yang baik

dapat meningkatkan kesehatan. Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan

implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian,

pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup, pasien juga harus termotivasi untuk memelihara

personal higiene. Individu dengan pengetahuan tentang pentingnya personal higene akan selalu menjaga kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi atau keadaan sakit

(3)

e. Kebudayaan

Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan personal higiene.

Seseorang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda, mengikuti praktek perawatan

personal higiene yang berbeda. Keyakinan yang didasari kultur sering menentukan defenisi tentang kesehatan dan perawatan diri. Dalam merawat pasien dengan praktik

higiene yang berbeda, perawat menghindari menjadi pembuat keputusan atau mencoba

untuk menentukan standar kebersihannya (Potter & Perry, 2005).

f. Kebiasaan dan kondisi fisik seseorang

Setiap pasien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi,

bercukur, dan melakukan perawatan rambut. Orang yang menderita penyakit tertentu atau

yang menjalani operasi seringkali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk

melakukan personal higiene. Seorang pasien yang menggunakan gips pada tangannya

atau menggunakan traksi membutuhkan bantuan untuk mandi yang lengkap. Kondisi

jantung, neurologis, paru-paru, dan metabolik yang serius dapat melemahkan atau

menjadikan pasien tidak mampu dan memerlukan perawatan personal higiene total.

3. Macam-Macam Personal Hygiene dan Manfaatnya

Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan

kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang dikatakan

memiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga kebersihan

tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan

telinga, kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya. Menurut

Potter & Perry (2005) macam-macam personal hygiene adalah:

a. Perawatan kulit

Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari berbagai kuman

atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan

perawatan yang adekuat dalam mempertahankan fungsinya. Kulit memiliki 3 lapisan

utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutan. Ketika pasien tidak mampu atau melakukan

perawatan kulit pribadi maka perawat memberikan bantuan atau mengajarkan keluarga

bagaimana melaksanakan personal higiene. Seorang pasien yang tidak mampu bergerak

bebas karena penyakit akan beresiko terjadinya kerusakan kulit. Bagian badan yang

(4)

tubuh atau lapisan linen yang berkerut), akan mengurangi sirkulasi pada bagian tubuh

yang terkena sehingga dapat menyebabkan dekubitus. Pelembab pada permukaan kulit

merupakan media pertumbuhan bakteri dan menyebabkan iritasi lokal, menghaluskan sel

epidermis, dan dapat menyebabkan maserasi kulit. Keringat, urine, material fekal berair,

dan drainase luka dapat mengakumulasikan pada permukaan kulit dan akan menyebabkan

kerusakan kulit dan infeksi. Pasien yang menggunakan beberapa jenis alat eksternal pada

kulit seperti gips, baju pengikat, pembalut, balutan, dan jaket ortopedik dapat

menimbulkan tekanan atau friksi terhadap permukaan kulit sehinggga menyebabkan

kerusakan kulit. Tujuan perawatan kulit adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh,

bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan

sejahtera, serta dapat berpartisipasi dan memahami metode perawatan kulit.

b. Mandi

Memandikan pasien merupakan perawatan higienis total. Mandi dapat dikategorikan

sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi ditempat tidur yang lengkap diperlukan bagi

pasien dengan ketergantungan total dan memerlukan personal higiene total. Keluasan

mandi pasien dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan

fisik pasien dan kebutuhan tingkat hygiene yang dibutuhkan. Pasien yang bergantung

dalam pemenuhan kebutuhan personal higiene, terbaring ditempat tidur dan tidak mampu

mencapai semua anggota badan dapat memperoleh mandi sebagian di tempat tidur.

Tujuan memandikan pasien ditempat tidur adalah untuk menjaga kebersihan tubuh,

mengurangi infeksi akibat kulit kotor, memperlancar sistem peredaran darah, dan

menambah kenyamanan pasien. Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit

serta sekresi tubuh, menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke kulit,

dan membuat pasien merasa lebih rileks dan segar. Pasien dapat dimandikan setiap hari di

rumah sakit. Namun, bila kulit pasien kering, mandi mungkin dibatasi sekali atau dua kali

seminggu sehingga tidak akan menambah kulit menjadi kering.

Perawat atau anggota keluarga mungkin perlu membantu pasien berjalan ke kamar mandi

atau kembali dari kamar mandi. Perawat atau anggota keluarga harus ada untuk

membantu pasien mengguyur atau mengeringkan bila perlu atau mengganti pakaian

(5)

Kadang pasien dapat mandi sendiri di tempat tidur atau mereka memerlukan bantuan dari

perawat atau anggota keluarga untuk memandikan bagian punggung atau kakinya.

Kadang pasien tidak dapat mandi sendiri dan perawat atau anggota keluarga memandikan

pasien di tempat tidur.

c. Hygiene mulut

Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut, sebagai

akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan menimbulkan bau tidak enak.

Masalah ini dapat meningkat akibat penyakit atau medikasi yang digunakan pasien.

Perawatan mulut harus dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut

pasien. Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan

kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut

membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok

membersihkan gigi dari partikel – partikel makanan, plak, bakteri, dan mengurangi

ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Beberapa

penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah

karies, gingivitis (radang gusi), dan sariawan. Hygiene mulut yang baik memberikan rasa

sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan. Tujuan perawatan hygiene mulut pasien

adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk

mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis),

mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa

nyaman, memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan

hygiene mulut dengan benar.

d. Perawatan mata, hidung, dan telinga

Perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata, hidung, dan telinga selama

pasien mandi. Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata

karena secara terus – menerus dibersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu mata

mencegah masuknya partikel asing kedalam mata. Normalnya, telinga tidak terlalu

memerlukan pembersihan. Namun, pasien dengan serumen yang terlalu banyak

telinganya perlu dibersihkan baik mandiri pasien atau dilakukan oeh perawat dan

keluarga. Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran. Bila

(6)

Hidung berfungsi sebagai indera penciuman, memantau temperature dan kelembapan

udara yang dihirup, serta mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem pernapasan.

Pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau anggota

keluarga untuk melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga. Tujuan perawatan mata,

hidung, dan telinga adalah pasien akan memiliki organ sensorik yang berfungsi normal,

mata, hidung, dan telinga pasien akan bebas dari infeksi, dan pasien akan mampu

melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga sehari – hari.

e. Perawatan rambut

Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan

dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah seseorang

untuk memelihara perawatan rambut sehari-sehari. Menyikat, menyisir dan bersampo

adalah cara-cara dasar higienis perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi

indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik,

penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik

rambut. Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi

serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat di identifikasi.

Penyakit atau ketidakmampuan menjadikan pasien tidak dapat memelihara perawatan

rambut sehari – hari. Pasien immobilisasi rambutnya cenderung terlihat kusut. Menyikat,

menyisir, dan bersampo merupakan dasar higyene rambut untuk semua pasien. Pasien

juga harus diizinkan bercukur bila kondisi mengizinkan.

Pasien yang mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi untuk memelihara

perawatan rambut sehari – hari. Sedangkan pada pasien yang memiliki keterbatasan

mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau keluarga pasien dalam melakukan higyene

rambut. Tujuan perawatan rambut adalah pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala

yang bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri, dan pasien

dapat berpartisipasi dalam melakukan praktik perawatan rambut.

f. Perawatan kaki dan kuku

Kaki dan kuku sering kali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah infeksi,

bau, dan cedera pada jaringan. Tetapi sering kali orang tidak sadar akan masalah kaki dan

kuku sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku penting

(7)

tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan

bersih. Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah.

Tujuan perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan

kulit yang lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan memahami dan

melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan benar.

g. Perawatan genitalia

Perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang paling butuh

perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi.

Pasien yang mampu melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya

sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama

pada pasien yang berlainan jenis kelamin. Dapat membantu jika memiliki perawat yang

sama jenis kelamin dengan pasien dalam ruangan pada saat memberikan perawatan

genitalia. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi,

mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan

personal higiene.

4. Jenis personal hygiene berdasarkan waktu pelaksanaannya

Menurut Alimul (2006) personal hygiene berdasarkan waktu pelaksanaannya dibagi

menjadi empat yaitu:

a. Perawatan dini hari

Perawatan dini hari merupakan personal hygiene yang dilakukan pada waktu bangun

tidur, untuk melakukan tindakan untuk tes yang terjadwal seperti dalam pengambilan bahan

pemeriksaan (urine atau feses), memberikan pertolongan seperti menawarkan bedpan atau

urinal jika pasien tidak mampu ambulasi , mempersiapkan pasien dalam melakukan sarapan

atau makan pagi dengan melakukan tindakan personal hygiene, seperti mencuci muka,

tangan, menjaga kebersihan mulut, .

b. Perawatan pagi hari

Perawatan pagi hari merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan

sarapan atau makan pagi seperti melakukan pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan

(8)

pijatan pada punggung, membersihkan mulut, kuku, rambut, serta merapikan tempat tidur

pasien. Hal ini sering disebut sebagai perawatan pagi yang lengkap.

c. Perawatan siang hari

Perawatan siang hari merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan

berbagai tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang dimana pasien yang

dirawat di rumah sakit seringkali menjalani banyak tes diagnostik yang melelahkan atau

prosedur di pagi hari. Berbagai tindakan personal hygiene yang dapat dilakukan, antara lain

mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat tidur, dan melakukan

pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan pasien.

d. Perawatan menjelang tidur

Perawatan menjelang tidur merupakan personal hygiene yang dilakukan pada saat

menjelang tidur agar pasien relaks sehingga dapat tidur atau istirahat dengan tenang. Berbagai

kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB / BAK),

mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut, dan memijat daerah punggung.

5. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene

Menurut Tarwoto (2004) dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene

adalah :

a. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya personal

higiene dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada

kuku.

b. Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene pada pasien immobilisasi

adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan

(9)

6. Proses Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Personal Hygiene a. Pengkajian

1. Riwayat Keperawatan

Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana yang

dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene individu baik faktor

pendukung maupun faktor pencetus.

2. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, kaji personal hygiene individu, mulai dari ekstremitas atas

sampai bawah:

a) Rambut : Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kualitas), apakah tampak kusam?

Apakah ditemukan kerontokan?

b) Kepala : Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya

ketombe, kebotakan, atau tanda-tanda kemerahan.

c) Mata : Amati adanya tanda-tanda ikterus., konjungtiva pucat, sekret pada kelopak

mata, kemerahan dan gatal-gatal pada kelopak mata.

d) Hidung : Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan

hidung, tanda-tanda pilek yang tak kunjung sembuh, tanda-tanda alergi, atau

perubahan pada daya penciuman.

e) Mulut : Amati kondisi mulut dan amati kelembabannya. Perhatikan adanya lesi,

tanda-tanda radang gusi atau sariawan, kekeringan atau pecah-pecah.

f) Gigi : Amati kondisi dan kebersihan gigi. Perhatikan adanya tanda-tanda karang

gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap atau gigi palsu.

g) Telinga : Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen atau

kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan pada daya pendengaran.

h) Kulit : Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembaban) dan kebersihannya.

Perhatikan adanya perubahan warna kulit, kulit keriput, lesi, atau pruritus.

i) Kuku tangan dan kaki : Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya

kelainan atau luka.

j) Genetalia : Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perineum.

Perhatikan pola rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum dan

(10)

k) Personal hygiene secara umum : Amati kondisi dan kebersihan kulit secara

umum. Perhatikan adanya kelainan kulit atau bentuk tubuh.

b. Analisa data

Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien,

kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi

dari medis atau profesi kesehatan terhdap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari

medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus adalah tentang

perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatanya serta

hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien (Potter&Perry, 2005).

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan

secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan keperawatan

dan kesehatan lainnya. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses

keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang

masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar itu digunakan untuk menentukan

diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan

keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien. Pengumpulan data dimulai

sejak pasien masuk rumah sakit (initial assessment), selama klien dirawat secara terus

menerus (on going assessment), serta pengakajian ulang untuk

(11)

Tujuan pengumpulan data

1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien.

2. Untuk menetukan masalah keperawatan dan kesehatan klien.

3. Untuk menilai keadaan kesehatan klien.

4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menetukan langkah-langkah

berikutnya.

Tipe data:

1. Data Subjektif

- Klien mengatakan malas mandi karena jika ia mandi maka kekuatannya akan

hilang

- Klien mengatakan untuk apa berdandan, karena tidak mau kemana-mana. Klien

mau berdandan jika orang tuanya nanti menjemputnya.

2. Data objektif

- Klien tampak kotor, rambut panjang gersang, gigi kotor, kulit berdaki dan bau.

- Rambut acak-acakan, pakaian kotor, tidak rapi dan tidak sesuai, tidak bercukur,

(12)

c. Rumusan Masalah

1. Gangguan kebutuhan dasar personal hygiene

Definisi: kondisi dimana klien tidak mampu melekukan atau memenuhi aktivitas

mandi dan terhambatnya kemampuan untuk memenuhi aktivitas berpakaian

lengkap dan berhias diri.

d. Perencanaan

1. Membantu klien mengenali halusinasi yang membuat klien merasa tidak mau

memperhatikan kebersihan dirinya, untuk membantu klien mengenali halusinasi,

perawat dapat melakukan dengan cara berdiskusi dengan klien tentang isi halusinasi

(apa yang didengar/dilihat), waktu, frekuensi, situasi yang memicu dan perasaan klien

saat halusinasi muncul sehingga hal tersebut membuat klien tidak memeperhatikan

kebersihan dirinya.

(13)

Strategi Pertemuan Pada Pasien Defisit Perawatan Diri (Mandi dan berdandan)

No. Kemampuan Klien

Strategi Pertemuan 1

1 Menjelaskan pentingnya kebersihan diri

2 Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri

3 Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

4 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Strategi Pertemuan 4

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2 Menjelaskan cara berdandan

3 Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan

(14)

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn.A

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 20 Tahun

Status Perkawinan : Belum Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMK

Pekerjaan : Tidak Bekerja

Alamat : Sipirok

Tanggal Masuk RS : 19 Maret 2014

No. Register : 02.35.35

Ruang/Kamar : Bukit Barisan

Tanggal Pengkajian : 03 Juni 2014

Diagnosa Medis : Skizofrenia paranoid

(15)

Klien suka jalan-jalan, sulit tidur, sering bicara sendiri, mulut komat-kamit, tidak mau

mandi dengan alasan mendengar suara yang melarang ia mandi karena mandi dapat

menghilangkan kekeuatannya, suara-suara tersebut sering muncul jika klien sedang sendiri

dan saat klien akan melakukan sesuatu.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative /palliative

1. Apa penyebabnya

Klien suka jalan-jalan, sulit tidur, sering bicara sendiri,mulut komat-kamit, tidak

mau mandi dengan alasan suara yang ia dengar melarang ia mandi dan suara

tersebut sangat mengganggunya saat klien beraktivitas.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Klien mengatakan dengan menyendiri keadaan dapat kembali baik.

B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan

Klien mengatakan dirinya tidak sakit hanya sering menangis semenjak ibunya

meninggal dan tidak perlu dirawat di rumah sakit

2. Bagaimana dilihat

Klien tampak lebih senang menyendiri dan suka termenung

C. Severity

Klien merasa terganggu dengan kondisinya sekarang

D. Time

Sampai saat ini klien masih mengalami kondisi tersebut

(16)

A. Penyakit yang pernah dialami

Hal ini sudah dialami klien sejak satu tahun yang lalu.

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Sebelum klien dibawa oleh keluarganya ke rumah sakit jiwa medan, klien pernah

berobat ke psikiater, sembuh, tetapi kambuh lagi.

C. Pernah dirawat/dioperasi

Klien pernah dirawat di klinik psikiater.

D. Lama dirawat

Klien dirawat sekitar 3 bulan

E. Alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua

Orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa seperti klien

B. Saudara kandung

Klien tidak mempunyai saudara yang mengalami gangguan seperti klien.

C. Penyakit keturunan yang ada

Keluarga klien tidak memiliki penyakit keturunan

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan

E. Anggota keluarga yang meninggal Tidak ada.

(17)

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Klien merasa terganggu dengan keadaanya sekarang

B. Konsep diri

− Gambaran diri

Klien tidak merasakan ada yang kurang dari dirinya − Ideal diri

Klien ingin cepat sembuh dan ingin segera pulang kerumahnya − Harga diri

Klien mengatakan ingin pulang kerumah dan tidak senang tinggal di rumah sakit

jiwa − Peran diri

Klien sebagai anak laki-laki yang belum menikah − Identitas

Klien merupakan anak kedua dari 3 orang bersaudara dengan 1 orang laki-laki dan

2 orang perempuan

C. Keadaan emosional

Keadaan emosional klien tampak labil dilihat dari saat bercerita klien terkadang tertawa

tiba-tiba, namun klien kooperatif

D. Hubungan sosial − Orang yang berarti

Menurut klien orang yang paling berarti adalah orang tuanya terutama ibunya

− Hubungan dengan keluarga

Menurut klien hubungan dengan keluarganya baik dan harmonis

− Hubungan dengan orang lain

Selama klien dirawat di rumah sakit jiwa hubungan sosial dengan orang lain kurang

baik karena klien lebih banyak menyendiri

− Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Klien tidak suka bersosialisasi dengan teman-teman diruangan. Karena klien

(18)

E. Spiritual

− Nilai dan keyakinan

Klien menganut agama Islam

− Kegiatan ibadah

Klien rajin beribadah dan cukup mau ikut kegiatan keagamaan yang diadakan di

rumah sakit.

VII. STATUS MENTAL A. Tingkat kesadaran

Klien sadar penuh (compos mentis), tidak mengalami disorientasi

B. Penampilan

Klien tidak berpakaian dengan rapi, kuku tampak panjang dan kotor

C. Pembicaraan

Selama wawancara klien mudah diajak berbicara

D. Alam perasaan

Klien tampak lesu dan tidak bersemangat

E. Afek

Afek klien labil, klien saat wawancara terkadang senang dan tiba-tiba bisa menangis

F. Interaksi selama wawancara

Selama wawancara dengan perawat, klien tampak kooperatif dan kontak mata mudah

beralih kearah yang tak menentu

G. Persepsi

Klien mengatakan suara-suara datang tidak tentu, terkadang saat klien akan melakukan

kegiatan suara datang melarangnya, isi dari suara itu pun tidak jelas tetapi paling sering

melarang klien melakukan kegiatan. Halusinasi datang kurang lebih 7 kali dalam sehari

terdengar oleh klien.

H. Proses pikir

Klien mampu menjawab pertanyaan yang di ajukan perawat

I. Isi pikir

(19)

J. Waham

Klien mengalami waham agama. Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang

Ustadz.

K. Memori

Klien memiliki daya ingat yang masih bagus

VIII.PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umun

Compos Mentis (CM)

B. Tanda-tanda vital

− Suhu tubuh : 36,8o C

− Tekanan darah : 110 / 79 mmHg

− Nadi : 86 x/i

− Pernafasan : 20 x/i

C. Pemeriksaan Head to toe 1. Kepala dan rambut

Bentuk kepala klien bulat, simetris dan normal dengan kulit kepala kotor. Terdapat

ketombe dan kutu rambut

2. Wajah

Struktur wajah klien oval dan tidak ada kelainan, dengan warna kulit tampak pucat

3. Mata

Klien memiliki dua mata dengan posisi simetris, mata klien tampak sayu, merah

dan anemis karena tidak bisa tidur

4. Hidung

Posisi hidung klien simetris dengan dua lubang hidung dan cuping hidung normal

5. Telinga

Bentuk telinga klien lengkap dan tidak ada kelainan, tetapi klien sering mendengar

(20)

6. Mulut dan Faring

Keaadan bibir klien simetris dan tidak ada kelainan, klien mampu membedakan

rasa asin dan manis

7. Leher

Posisi trachea klien simetris dan normal, suara klien normal dan tidak ada

pembengkakan padakelenjar limfa

8. Integument

Kulit klien terlihat kotor dan terdapat kudis pada tangan dan badan klien. Akral

hangat dan turgor normal

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI A. Pola makan dan minum

− Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari

− Makan memisahkan diri : klien tampak makan memisahkan diri

− Waktu pemberian makan : pagi, siang dan sore

− Jumlah dan jenis makan : 1 porsi, jenis nasi + lauk pauk

− Masalah makan dan minum : tidak ada masalah makan dan minum

B. Perawatan diri/personal hygiene

− Kebersihan tubuh : terdapat kudis pada badan, kulit kotor dan

bau.

− Kebersihan gigi dan mulut : gigi klien kotor, terlihat banyak bekas

makanan, mulut klien kotor, terlihat putih-putih di pinggiran bibir klien.

(21)

C. Pola kegiatan/Aktivitas

− Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian, dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total :

Klien melakukan aktivitas mandi, makan, ganti pakaian harus diarahkan terlebih

dahulu bahkan lebih sering klien menolak disuruh mandi. − Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit :

Akhir-akhir ini klien sering mengikuti kegiatan ibadah setiap hari Selasa di RSJ

D. Pola eliminasi 1. BAB

− Pola BAB : 1 x sehari

− Karakter feses : terkadang keras dan terkadang lunak

− Riwayat perdarahan : tidak ada riwayat perdarahan

− BAB terakhir : pagi hari

− Diare : tidak mengalami diare

− Penggunaan laktasif : tidak ada penggunaan laktasif

2. BAK

− Pola BAK : 3-5 x sehari

− Karakter urin : kuning jernih

− Kesulitan BAK : tidak ada kesulitan BAK

− Penggunaan diuretik : tidak ada penggunaan diuretik

E. Mekanisme koping

Saat ada masalah, klien hanya memendam masalahnya sendiri tanpa menceritakan

(22)

ANALISA DATA

No. Data Masalah Keperawatan

1 DS: Klien mengatakan malas mandi

karena jika ia mandi maka kekuatannya

akan hilang.

Klien mengatakan untuk apa berdandan,

karena tidak mau kemana-mana. Klien

mau berdandan jika orang tuanya nanti

menjemputnya.

DO: Klien tampak kotor, rambut panjang

gersang, gigi kotor, kulit berdaki dan bau.

Rambut acak-acakan, pakaian kotor,

tidak rapi dan tidak sesuai, tidak

bercukur, setelah mandi tidak mau

memekai handuk.

Pengabaian diri

2 DS: Klien mengatakan sulit untuk tidur

malam karena selalu ada suara-suara

yang mengganggunya

DO: - mata tampak cekung dan anemis

- klien tampak lemah

(23)

Masalah Keperawatan

1. Pengabaian diri

2. Resiko pelemahan martabat manusia

Diagnosa Keperawatan (Prioritas)

1. Pengabaian diri berhubungan dengan ganguan persepsi sensori dan waham ditandai

dengan klien menolak mandi dan menjaga kebersihan diri karena takut ilmunya

hilang.

2. Resiko pelemahan martabat manusia berhubungan dengan halusinasi pendengaran

ditandai dengan klien selalu mengatakan tidak mau mandi karena klien percaya

(24)

KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Hari/Tanggal No. Dx Perencaan Keperawatan

Selasa,

03 Juni 2014

Pengabaian Diri Tujuan dan Kriteria Hasil :

Tujuan : klien dapat mengontrol dan

mengendalikan perilaku dan

perasaan yang dialaminya

saat halusinasi muncul

sehingga klien mampu mandi

dan berdandan secara mandiri

dan baik.

Kriteria hasil : - klien merasa tidak

terganggu dengan

suara-suara yang datang.

- Klien mampu mandi dan

berdandan.

- Klien mampu menghardik

halusinasinya dengan

baik.

Rencana Tindakan Rasional

1. Strategi Pertemuan 1

- Menjelaskan pentingnya

kebersihan diri

- Menjelaskan cara menjaga

kebersihan diri

- Membantu pasien mempraktekkan

cara menjaga kebersihan diri

- Menganjurkan pasien memasukkan

dalam jadwal kegiatan harian

(25)

2. Strategi Pertemuan 2

- Mengevaluasi jadwal kegiatan

harian pasien

- Menjelaskan cara berdandan

- Membantu pasien mempraktekkan

cara berdandan

- Menganjurkan pasien memasukkan

dalam jadwal kegiatan harian

Memantau kemajuan serta

efektivitas kegiatan yang

telah dilakukan dan dilatih

kembali.

Membantu klien dalam

melakukan aktivitas

berdandan dan berhias

setelah melakukan

(26)

PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Hari/

Tanggal No. Dx Implementasi Keperawatan

Evaluasi

- Menjelaskan cara menjaga

kebersihan diri

- Membantu pasien

mempraktekkan cara menjaga

kebersihan diri

- Menganjurkan pasien

memasukkan dalam jadwal

kegiatan harian

- Mengevaluasi jadwal kegiatan

harian pasien

- Menjelaskan cara berdandan

- Membantu pasien

mempraktekkan cara berdandan

Menganjurkan pasien

memasukkan dalam jadwal

kegiatan harian

S : klien mengatakan

sudah mengeti

A : Masalah teratasi

sebagian

P : Intervensi di

lanjutkan

S : klien mengatakan

(27)

O : klien tidak mau

sisiran setelah

mandi, dan tidak

mau merapikan

kumisnya

A : Masalah teratasi

sebagian

P : Intervensi di

Referensi

Dokumen terkait

Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini yang masih termasuk dalam pekerjaan, pemborongan harus menyelesaikan sesuai dengan petunjuk perintah pemberi tugas,

MEMENUHISYARAT MEMENUHISYARAT TIDAK MEMENUHI SYARAT TIDAK MEMENUHI SYARAT.. 2017 POLDA SUMBAR NOMOR : PENG/ Xセ@ N/2017 TANGGAL : 10 MEl 2017.. TIDAK M]:MENUHI SYARAT

Kegiatan DAK Infrastruktur Irigasi Dan Kegiatan Pendampingan Kegiatan DAK Infrastruktur Irigasi Pekerjaan Paket 9 Rehabilitasi Sarana Irigasi DI Kedungbiru Ds

DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN (P2HP) SATUAN KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Kegiatan DAK Infrastruktur Irigasi Dan Kegiatan Pendampingan Kegiatan DAK Infrastruktur Irigasi Pekerjaan Paket 10 Rehabilitasi Sarana Irigasi DI Tempuran Ds Sapen

1 paket Rp. Pemeliharaan Rutin Jalan Provinsi di Wilayah BPT. Bina Marga Purwodadi Bahan Material Jalan Kab. Rehabilitasi Jembatan Provinsi di Wilayah BPT Bina Marga

[r]

Figure 4: Based on an unsupervised segmentation, rule-based classification and data fusion process the developed algorithm managed to extract building footprints.. A