• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Krisis keuangan global yang terjadi belakangan ini sangat terkait erat dengan kondisi perekonomian Amerika yang memburuk. Krisis keuangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN Krisis keuangan global yang terjadi belakangan ini sangat terkait erat dengan kondisi perekonomian Amerika yang memburuk. Krisis keuangan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Pengaruh Pergerakan Indeks Bursa Asing, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Mentah Dunia, Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di

Bursa Efek Indonesia (BEI)[Type text] Page 1

ANALYSIS OF THE INFLUENCE OR FOREIGN STOCK INDEX MOVEMENT, LEVEL OF INFLATION, WORLD CRUDE OIL PRICES, IDR EXCHANGE RATE AGAINST USD, AGAINST THE JAKARTA COMPOSITE (JCI) AT THE INDONESIA STOCK EXCHANGE

(IDX)

1. Hayudha Pramushinta 2. E. Susy Suhendra Universitas Gunadarma

ABSTRACT

Composite Stock Price Index (Jakarta Composite Index) is a combined value of stocks listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX), which indicates the movement that occurred in the capital market. The purpose of this study is to investigate and analyze the movement of foreign stock indices (Dow Jones, Nikkei, New York Stock Exchange, Nasdaq and Footsie), level of inflation, world crude oil prices, IDR exchange rate against partially and simultaneously influence the movement at the Jakarta Composite Index (JCI) in IDX, based on data from 2008 to 2011 with the period of observation Mey 2008 – June 2011.

The method used in this research is descriptive research method (research that attempt to describe the characteristics of a data) and inferential research method (research by drawing conclusions and testing hypotheses), using guantitative secondary data consisting of the Foreign Exchange Index (Dow Jones, Nikkei Jepang, New York Stock Exchange, Nasdaq, Footsie 100, and the World Crude Oil Prices) as a variable external factors and the IDR Exchange Rate against USD, The Level of inflation as a variable internal factors in countries using the SPSS Version 17. Data processing was done dy testing the assumptions of classical and multiple linear regression to compare two methods: enter and backward methods to obtain the best research model for futher hypothesis testing.

The results indicate that (1) the factors that influence the movement of the partial index in a row is the Nasdaq, Nikkei, the IDR Exchange Rate against USD, Dow Jones index, (2) taken together these factors give the effect of 94,9% and the rest equal 5,1% influenced by other factors beyond the variables studied.

Keyword: World Crude Oil Price, JCL, Indices Foreign Exchange, Inflation, Exchange Rates USD/US$.

(2)

Analisis Pengaruh Pergerakan Indeks Bursa Asing, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Mentah Dunia, Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di

Bursa Efek Indonesia (BEI)[Type text] Page 2

PENDAHULUAN

Krisis keuangan global yang terjadi belakangan ini sangat terkait erat dengan kondisi perekonomian Amerika yang memburuk. Krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat telah berkembang menjadi masalah yang serius. Goncangan yang terjadi pada negara adikuasa tersebut dipastikan telah memberikan dampak terhadap perekonomian dunia. Gejolak perekonomian yang terjadi di Amerika Serikat telah mempengaruhi stabilitas ekonomi global dibeberapa kawasan. Keterbukaan ekonomi antar negara memungkinkan terjadinya resesi di suatu negara untuk mengarah dan mempengaruhi negara lainnya.

Krisis keuangan global yang terus berlangsung saat ini menyebabkan macetnya system keuangan dunia sehingga menyebabkan merosotnya aktivitas ekonomi dan perdagangan dunia. Perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dan menurunnya pertumbuhan volume perdagangan dunia telah terjadi sejak pertengahan tahun 2007. Hal ini tentunya akan memberikan dampak langsung yang signifikan bagi negara-negara yang perekonomiannya ditopang oleh eskpor seperti Cina, Jepang, Korea dan negara ASEAN, termasuk Indonesia. Memasuki tahun 2009 dan perdagangan bebas (Free Trade) di tahun 2011 hampir semua negara menaruh perhatian besar terhadap pasar modal. Karena

pasar modal memiliki pengaruh strategis bagi penguatan ekonomi suatu negara. Terjadinya pelarian modal ke luar negeri bukan hanya terjadi akibat dampak merosotnya nilai rupiah, tingkat inflasi atau rendahnya suku bunga suatu negara. Tetapi salah satunya adalah tidak tersedianya alternatif yang menguntungkan di negara tersebut atau pada saat yang sama investasi portofolio dibursa negara lain lebih menjanjikan keuntungan yang lebih tinggi.

Beberapa indikator perekonomian sebuah negara diantaranya adalah pergerakan indeks bursa, nilai tukar, inflasi, tingkat pendapatan dan kondisi sosial politik. Pada umumnya bursa yang memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja bursa efek lainnya adalah bursa efek yang tergolong maju seperti bursa Amerika, Inggris, Perancis, Jepang dan sebagainya.

Fluktuatif harga minyak mentah dunia juga merupakan suatu indikasi yang mempengaruhi pasar modal suatu negara. Secara tidak langsung kenaikan harga minyak mentah dunia akan berimbas pada sektor ekspor dan impor suatu negara. Bagi negara pengekspor minyak, kenaikan harga minyak mentah dunia merupakan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Karena harga yang sedang tinggi membuat para investor cenderung menginvestasikan dananya ke berbagai sektor

(3)

Analisis Pengaruh Pergerakan Indeks Bursa Asing, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Mentah Dunia, Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di

Bursa Efek Indonesia (BEI)[Type text] Page 3

komoditi minyak dan pertambangan. Namun jika harga minyak sedang turun para investor cenderung melakukan aksi ambil untung (taking profit) dengan cara menjual sahamnya. Tetapi bagi negara yang bukan penghasil minyak (hanya bersifat konsumer) maka kenaikan harga minyak tersebut akan membawa indikasi mahalnya biaya impor akibat harganya tinggi. Untuk menanggulangi masalah ini pemerintah asing melalui OPEC mencoba membuat suatu kebijakan tentang penstabilan harga minyak mentah dunia agar para negara anggota tidak terlalu terbebani dengan masalah harga minyak tersebut.

Bagaimana dengan faktor–faktor internal dalam negeri seperti inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika. Apakah faktor tersebut dapat mempengaruhi IHSG? Secara teoritis, investasi di pasar saham merupakan perlindungan yang baik dari pengaruh inflasi, karena saham adalah investasi yang berbasis asset–asset rill jadi tingkat pengembalian sahamnya seharusnya tidak terpengaruh oleh inflasi. Kenyataan empiris di Amerika Serikat menunjukan bahwa inflasi dan tingkat pengembalian investasi dari saham berkorelasi secara negatif yang artinya inflasi yang tinggi cenderung disertai dengan tingkat pengembalian investasi pada saham yang rendah.

Begitu pula dengan tingkat suku bunga. Umumnya tingkat suku bunga memiliki hubungan yang negatif dengan tingkat saham, apabila tingkat bunga disuatu negara tinggi maka investasi masyarakat pada sektor perbankan akan cenderung meningkat dan investasi pasar modal (saham) cenderung menurun, karena faktor risiko, investasi pada pasar modal akan memberikan tingkat pengembalian melalui deviden dan capital gain yang penuh dengan ketidakpastian (uncertainly) dan bersifat dinamis dibandingkan dengan investasi dengan instrumen investasi lain seperti tabungan dan deposito. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika jelas sangat mempengaruhi IHSG. Selain karena kurs dollar yang merupakan salah satu mata uang asing yang paling kuat (Hard Currency) juga nilai tukar kurs rupiah terhadap dollar yang terdepresiasi secara terus menerus dari tahun ke tahun akan melemahkan perdagangan di pasar modal.

Sepanjang periode bulan Januari-Juli 2006, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terus menerus berupaya menciptakan pasar yang semakin likuid, wajar, teratur dan transparan. Sepanjang periode di atas, bursa telah menunjukkan prestasi yang sangat menggembirakan. Salah satunya ditunjukkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI yang berhasil mencatat rekor pada 9 Januari 2008, IHSG ditutup pada level 2.745,832 dan

(4)

Analisis Pengaruh Pergerakan Indeks Bursa Asing, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Mentah Dunia, Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di

Bursa Efek Indonesia (BEI)[Type text] Page 4

kembali menciptakan rekor baru pada 21 Juli 2010, IHSG ditutup pada level 3.013,40, ini merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah BEI.

Melihat dari latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan judul “Analisis Pengaruh Pergerakan Indeks Bursa Asing, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Mentah Dunia, Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika, Terhadap Pergerakan Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah secara parsial pergerakan Indeks saham Dow Jones (X1), Nikkei

Jepang (X2), New York Stock

Exchange (X3), Nasdaq (X4), Footsie

100 London (X5), tingkat inflasi (X6),

harga minyak mentah dunia (X7), nilai

tukar rupiah atas dollar Amerika (X8)

berpengaruh terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI ?

2. Apakah secara simultan pergerakan Indeks bursa asing (Dow Jones, Nikkei Jepang, New York Stock Exchange,

Nasdaq, Footsie 100), tingkat inflasi, harga minyak mentah dunia, nilai tukar rupiah atas dollar Amerika berpengaruh terhadap pergerakan IHSG di BEI ?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pergerakan indeks saham Dow Jones (X1), Nikkei Jepang (X2), New York

Stock Exchange (X3), Nasdaq (X4),

Footsie 100 London (X5), tingkat

inflasi (X6), harga minyak metah dunia

(X7), nilai tukar rupiah terhadap dollar

Amerika (X8) secara parsial dalam

mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI.

2. Untuuk mengetahui dan menganalisis pergerakan Indeks bursa asing ( Dow Jones, , Nikkei Jepang, New York Stock Exchange, Nasdaq, Footsie 100 London), tingkat inflasi, harga minyak mentah dunia, nilai tukar rupiah atas dollar Amerika secara simultan dalam mempengaruhi pergerakan IHSG di BEI.

(5)

Analisis Pengaruh Pergerakan Indeks Bursa Asing, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Mentah Dunia, Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di

Bursa Efek Indonesia (BEI)[Type text] Page 5

1. Pengaruh Indeks Bursa Asing terhadap IHSG

Keterkaitan pasar modal Indonesia dengan pasar modal luar negeri dimulai setelah diperbolehkannya para investor untuk ikut menguasai saham-saham yang tercatat di BEI. Investasi portofolio asing berperan sangat penting di pasar modal di mana investor asing berfungsi sebagai katalis yang mendorong investasi lokal. Investasi asing berpengaruh dalam menyorot perusahaan yang memberikan informasi keuangan paling transparan dan valuasi terbaik. Masuknya dana-dana asing ke pasar-pasar baru berpengaruh jelas dan menguntungkan bagi pertumbuhan dan struktur pasar.

Walaupun peranan investor domestik makin meningkat akan tetapi terdapat kebiasaan dari investor domestic untuk melakukan strategi mengekor pada investor asing atau setidaknya investor domestik menggunakan perilaku investor asing sebagai racun. Sehingga saat investor asing melepas sahamnya, investor domestik pun ikut-ikutan, akibatnya indeks dapat turun semakin tajam oleh tindakan panic selling.

2. Pengaruh Tingkat Inflasi terhadap IHSG

Inflasi adalah kondisi dimana terjadinya kecenderungan naiknya harga-harga barang tertentu secara terus-menerus dalam suatu periode tertentu. Telaah teori mengungkapkan bahwa inflasi akan cenderung meningkatkan biaya produksi dari perusahaan, berarti margin keuntungan dari perusahaan menjadi lebih rendah dan dampak lebih lanjut menjadikan harga sahamnya di bursa efek menjadi menurun. Jika terjadi demikian, maka penurunan tersebut cenderung tidak akan berlangsung seketika tetapi melalui proses waktu. Dilihat dari sisi investor, tingginya inflasi akan mengurangi nilai keuntungan dan juga mengurangi daya beli modal investasinya.

3. Pengaruh Harga Minyak Dunia terhadap IHSG

Sejak pemulihan ekonomi global berlangsung di tahun 2009, banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia terus mendiversifikasi usahanya ke sektor komoditas. Sehingga sektor-sektor selain pertambangan dan perkebunan juga berpotensi terpengaruh oleh gejolak harga minyak dunia.

(6)

Analisis Pengaruh Pergerakan Indeks Bursa Asing, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Mentah Dunia, Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di

Bursa Efek Indonesia (BEI)[Type text] Page 6

4. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah atas Dollar Amerika terhadap IHSG

Menurut Sri Adinigsih dalam Mansur (2009:3) menurunnya kurs rupiah terhadap mata uang asing khususnya dollar US memiliki pengaruh negative terhadap kondisi ekonomi secara keseluruhan termasuk pasar modal. Naiknya tingkat bunga akan mengurangi pemodal untuk melakukan investasi dipasar modal.

Dengan demikian melemahnya nilai tukar rupiah secara signifikan akan dapat mempengaruhi tingkat pengembalian investasi suatu perusahaan khususnya perusahaan yang hanya mengandalkan bahan baku dari luar negeri, dan hal tersebut juga akan dapat menimpa perusahaan yang hanya mengandalkan pinjaman luar negeri dalam bentuk dollar US untuk membiayai operasi perusahaan.

HIPOTESIS

Dari uraian latar belakang, identifikasi masalah, tujuan penelitian dan kerangka pemikiran maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

a. Diduga secara parsial pergerakan Indeks saham Dow Jones (X1), Nikkei Jepang

(X2), New York Stock Exchange (X3),

Nasdaq (X4), Footsie 100 London (X5),

Tingkat inflasi (X6), harga minyak mentah

dunia (X7), nilai tukar rupiah atas dollar

Amerika (X8) berpengaruh terhadap

pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI.

b. Diduga secara simultan pergerakan Indeks bursa asing ( Dow Jones, Nikkei Jepang, New York Stock Exchange, Nasdaq, Footsie 100 London ), tingkat inflasi, harga minyak mentah dunia, nilai tukar rupiah atas dollar berpengaruh terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI.

TELAAH PUSTAKA

Indeks Harga Saham Gabungana (IHSG) Indeks Harga Saham Gabungan adalah gabungan harga saham perusahan emiten yang bertransaksi di Bursa Efek Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa. Hari dasar perhitungan indeks adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100. Sedangkan jumlah emiten yang tercatat pada waktu itu adalah sebanyak 13 emiten. Sekarang ini (Desember 2009) jumlah emiten yang tercatat

(7)

Analisis Pengaruh Pergerakan Indeks Bursa Asing, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Mentah Dunia, Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di

Bursa Efek Indonesia (BEI)[Type text] Page 7

di Bursa Efek Indonesia sudah mencapai 398 emiten.

Seiring dengan perkembangan dan dinamika pasar, IHSG mengalami periode naik dan turun. Pada tanggal 9 Januari 2008, IHSG mencapai level tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia yaitu ditutup pada level 2.830,263. Indeks Harga Saham Gabungan adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat di bursa efek. Maksud dari gabungan seluruh saham ini adalah kinerja saham yang dimasukkan dalam perhitungan seluruh saham yang tercatat di bursa tersebut (Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, 2006).

Pergerakan nilai indeks akan menunjukkan perubahan situasi pasar yang terjadi. Pasar yang sedang bergairah atau terjadi transaksi yang aktif, ditunjukkan dengan indeks harga saham yang mengalami kenaikan. Kondisi inilah yang biasanya menunjukkan keadaan yang diinginkan. Keadaan stabil ditunjukkan dengan indeks harga saham yang tetap, sedangkan yang lesu ditunjukkan dengan indeks harga saham yang mengalami penurunan.

Indeks Bursa Asing

Keterkaitan pasar modal Indonesia dengan pasar modal luar negeri dimulai setelah diperbolehkannya para investor untuk ikut

menguasai saham-saham yang tercatat di BEI. Investasi portofolio asing berperan sangat penting di pasar modal manapun.

Investasi asing berpengaruh dalam menyorot perusahaan yang memberikan informasi keuangan paling transparan dan valuasi terbaik, masuknya dana-dana asing ke pasar-pasar baru berpengaruh jelas dan menguntungkan bagi pertumbuhan dan struktur pasar. Walaupun peranan investor domestik makin meningkat akan tetapi terdapat kebiasaan dari investor domestik untuk melakukan strategi mengekor pada investor asing atau setidaknya investor domestik menggunakan perilaku investor asing sebagai acuan (Cahyono, 2000).

Sehingga saat investor asing melepas sahamnya investor domestik pun ikut-ikutan, akibatnya indeks dapat turun semakin tajam. Investor asing menanamkan modalnya pada bursa seluruh dunia sehingga antara bursa-bursa didunia mempunyai keterkaitan secara global. Kejadian dan dinamika harga saham antara satu bursa dengan bursa yang lain saling pengaruh mempengaruhi terutama dengan bursa dari negara- negara berdekatan misalnya crash yang terjadi di bursa Singapura akan mengakibatkan crash pada bursa bursa Taiwan, Hongkong, Jepang maupun Indonesia.

(8)

Analisis Pengaruh Pergerakan Indeks Bursa Asing, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Mentah Dunia, Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di

Bursa Efek Indonesia (BEI)[Type text] Page 8

Inflasi adalah kecenderungan terjadinya peningkatan harga-harga produk secara keseluruhan. Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas (overhead). Artinya, kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga harga-harga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan penurunan daya beli uang (purchasing power of money) (Tandelilin, 2001:212)

Minyak Dunia

Berbicara mengenai minyak dunia maka tidaklah lepas dari suatu organisasi bernama OPEC (Organisasion of Petroleum Exporting Countries). OPEC adlah suatu organisasi yang beranggotakan Negara- Negara penghasil minyak bumi yang disatuka dalam suatu wilayah organisasi yang bertujuan untuk mengkoordinasi dan menstabilisasi kebijakan harga minyak dunia untuk para produsen minyak dunia. Peran OPEC saat ini semakin strategis menyusul terus melambungnya harga minyak dunia. Sejauh ini hanya OPEC yang masih memiliki kapasitas cadangan yang setiap saat bisa dikeluarkan meskipun tentu saja bukan tak terbatas.

Sebagai bentuk nyata tanggung jawab OPEC dalam menstabilkan harga minyak dunia adalah produksi OPEC yang sudah jauh diatas

kuota awal yang kini sudah mencapai 26 juta barel per hari. Berbagai peristiwa yang melatarbelakangi kenaikan harga minyak yang tinggi saat ini barangkali merupakan salah satu masa tersulit dalam sejarah OPEC yang memerlukan analisis dan strategi yang tepat. Dalam hal ini, menteri energi dan sumber daya mineral yang sekaligus merupakan presiden konferensi OPEC dan sekretaris jendral OPEC menyatakan bahwa OPEC tetap akan memainkan peranan utamanya untuk menstabilkan harga minyak melalui peningkatan produksi agar harga minyak kembali kepada tingkat yang wajar atau berada pada price band OPEC.

Nilai Tukar Mata Uang (Kurs)

Kurs (exchange rate) adalah harga satu mata uang (yang diekspresikan) terhadap mata uang lainnya (Faizal, 2001:20). Kurs dapat diekspresikan sebagai jumlah mata uang local yang dibutuhkan untuk membeli mata uang asing (disebut direct quot) atau sebaliknya, sejumlah mata uang asing yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang local (disebut indirect quote).Nilai tukar merupakan jumlah unit suatu mata uang yang dapat diperoleh dari atas pertukaran satu unit mata uang lain. Dornbusch dan Fisher dalam Agung (2005) mengatakan bahwa pergerakan nilai

(9)

Analisis Pengaruh Pergerakan Indeks Bursa Asing, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Mentah Dunia, Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di

Bursa Efek Indonesia (BEI)[Type text] Page 9

tukar mempengaruhi daya saing Internasionalpada real output dari negara tersebut yang pada giliranna akan mempengaruhi cash flow saat ini dan masa yang akan datang dari perusahaan dan harga saham tersebut.

METODE PENELITIAN

Metode Analisis

Untuk menguji hipotesis tentang kekuatan variabel independen (Indeks Bursa Asing, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar Rupiah/US$) terhadap IHSG. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda (multiple regression analysis model) dengan persamaan kuadrat terkecil (Ordinary Least Square) dengan model dasar sebagai berikut:

Keterangan :

Y = Variabel dependen/ nilai estimasi X1, X2, X3…..Xn = Variabel independen/ bebas

Y = Nilai estimasi\

β0 = Nilai Y pada perpotongan antara garis linier dengan sumbu

vertical (constant).

β 1, β 2, β 3….βn = Slope yang berhubungan dengan variabel X

e = Standar penganggu

adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian secara deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha menggambarkan karakteristik suatu data. Setelah semua data dan informasi yang dibutuhkan diperoleh maka penulis

melakukan analisis terhadap data-data tersebut dengan menggunakan table dan grafik. Setelah itu dilanjutkan dengan penelitian inferensial menggunakan SPSS yaitu dengan menggunakan alat statistik regresi linear berganda dengan satu variabel Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X 3 …………+ βn Xn + e

(10)

Analisis Pengaruh Pergerakan Indeks Bursa Asing, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Mentah Dunia, Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di

Bursa Efek Indonesia (BEI)[Type text] Page 10

tidak bebas (Y) dan delapan variabel bebas (X1-8). Alat analisis ini digunakan untuk

melihat pengaruh beberapa variabel tidak bebas, baik secara bersama-sama maupun secara parsial.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis deskriptif menjelaskan tentang gambaran rata-rata keseluruhan variabel yang diuji

Tabel 1. Descriptive statistic

Sumber: Hasil Output SPSS v.17

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata pergerakan IHSG, DJI, N225, NYA, IXIC, FTSE, Inflasi, Crude Oil, USD periode Mei 2008- April 2011 berada pada posisi 2514.6147, 10202.7442, 10095.4489, 7013.5906,

2160.3450, 5101.0500 (satuan yang digunakan basis poin), 0.066311 (6.6311%), 31.2339USD/Barrel, dan Rp 9749.8889/USD.

Koefisien Korelasi

Tabel 2. Correlations

(11)

Analisis Pengaruh Pergerakan Indeks Bursa Asing, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Mentah Dunia, Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di

Bursa Efek Indonesia (BEI)[Type text] Page 11

Berdasarkan hasil pengolahan data, diketahui hubungan antara variabel IHSG dengan DJI sebesar 1.000 yang berarti hubungan antara IHSG dengan DJI kuat dan searah. Hubungan IHSG dengan N225 sebesar 0.565 yang bearti lemah dan searah. IHSG dengan NYA sebesar 0.975 yang berarti kuat dan searah. IHSG dengan IXIC sebesar 0.948 yang berarti kuat dan searah. IHSG dengan FTSE sebesar 0.935 yang berarti kuat dan searah. IHSG dengan Inflasi sebesar

0.048.yang berarti lemah dan searah. IHSG dengan Crude Oil sebesar 0.459 yang berarti kuat dan searah. IHSG dengan USD sebesar -0.837 yang berarti kuat dan tidak searah.

Secara teoritis faktor internal makro (Kurs USD, dan Inflasi) lebih kuat mempengaruhi IHSG daripada faktor eksternal luar negeri (Indeks bursa asing dan Harga minyak mentah dunia) maka pergerakan IHSG lebih banyak dipengaruhi oleh faktor internal makro.

Pengujian Metode Enter

Metode enter adalah salah satu metode pengolahan data dalam SPSS dengan cara memasukan keseluruhan variabel tanpa harus menghilangkan variabel yang dianggap tidak signifikan sehingga mendapatkan model persamaan regresi secara keseluruhan.

Tabel 3.

Tabel 4

(12)

Analisis Pengaruh Pergerakan Indeks Bursa Asing, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Mentah Dunia, Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di

Bursa Efek Indonesia (BEI)[Type text] Page 12

Tabel 6

Persamaan regresi sebagai berikut:

IHSG = 4813.725 – 0.413DJI – 0.167N225 + 0.318NYA + 1.973IXIC + 0.073FTSE + 2480.833Inflasi –

7.319Crude Oil – 0.328USD

Dari model regresi diatas, nilai konstanta diperoleh sebesar 4813.725. artinya jika tidak ada pergerakan dari kelima variabel independen maka IHSG akan mengalami peningkatan sebesar 4813.725 basis poin.

Nilai R-Square menunjukkan besarnya sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk mengukur besarnya sumbangan pengaruh jika dalam regresi menggunakan lebih dari dua variabel independen maka yang digunakan adalah nilai adjusted R-Square. Angka Adjusted R-Square sebesar 0.958.

hal ini berarti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dipengaruhi oleh Indeks saham Dow Jones (DJI), Nikkei (N225), New York Stock Exchange (NYA) , Nasdaq (IXIC), Footsie 100 (FTSE), Inflasi, harga minyak mentah dan pergerakan kurs dollar Amerika (USD) sebesar 95.8%. sedangkan sisanya (100% - 95.8% = 4.2%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

Dari hasil tabel 6 diatas masih ada variabel yang memiliki nilai signifikan lebih besar dari 0.05 (DJI, N225, FTSE, Inflasi dan

(13)

Analisis Pengaruh Pergerakan Indeks Bursa Asing, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Mentah Dunia, Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di

Bursa Efek Indonesia (BEI)[Type text] Page 13

Crude Oil) sehingga model regresi tersebut belum bisa dijadikan sebagai acuan untuk memprediksi pergerakan IHSG karena salah satu acuan yang digunakan dalam persamaan model regresi linear berganda yang baik adalah nilai dari signifikan berada dibawah 0.05. oleh sebab itu penggunaan metode enter kurang cocok untuk memprediksi IHSG dan penulis memutuskan untuk melakukan pengujian kedua dengan metode backward sebagai pembanding untuk mendapatkan model regresi yang paling baik untuk memprediksi IHSG.

Pengujian Metode Backward

Metode backward adalah salah satu metode pengolahan data dengan cara memasukan semua variabel independen secara keseluruhan. Namun dalam metode backward secara otomatis

SPSS akan menghilangkan satu persatu variabel independen yang dianggap kurang signifikan dalam memprediksi model persamaan regresi. Sehingga dalam metode backward akan didapatkan model-model persamaan regresi yang nantinya akan dipilih model yang paling signifikan dalam memprediksi pergerakan IHSG.

Hasil pengolahan menggunakan metode backward memperoleh lima model persamaan regresi yang memberikan signifikasi konstanta yang berbeda-beda dan pada akhirnya penulis memutuskan menggunakan model kelima yang memberikan nilai signifikasi konstanta sebesar 0,000 dan nilai anova tertinggi sebesar 165.070. namun didalam model kelima telah terjadi reduksi variabel yaitu hanya empat variabel yang berpengaruh terhadap IHSG (DJI, N225, IXIC, dan USD).

Tabel 7

(14)

Analisis Pengaruh Pergerakan Indeks Bursa Asing, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Mentah Dunia, Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di

Bursa Efek Indonesia (BEI)[Type text] Page 14

Tabel 9 Fit Model Backward

Persamaan regresi sebagai berikut.

IHSG = 4351,966 – 0,216DJI – 0,161N225 + 2,210IXIC – 0,286USD

Model regresi diatas, diketahui nilai konstanta sebesar 4351,966. Berarti jika tidak ada pergerakan dari keempat variabel independen maka IHSG akan mengalami kenaikan sebesar 4351,966 basis poin.

Hasil pengujian model kelima sudah sangat sempurna dan layak untuk diujikan karena sudah tidak ada lagi variabel yang memiliki signifikasi yang lebih besar dari 0,05. Penulis menyebut model terakhir ini sebagai Fit Model

dan memutuskan akan dilanjutkan ke pengujian hipotesis.

Setelah melakukan beberapa pengujian dan melakukan perbandingan terhadap kelima model regresi maka penulis memutuskan menggunakan model kelima (Fit Model) sebagai model yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis dan akan membandingkan dengan model pertama (Full Model) karena model kelima memberikan nilai signifikasi konstanta sebesar 0,000 dan memberikan nilai F hitung 160,070.

(15)

Analisis Pengaruh Pergerakan Indeks Bursa Asing, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Mentah Dunia, Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di

Bursa Efek Indonesia (BEI)[Type text] Page 15

PEMBAHASAN

Setalah melakukan pengujian terhadap metode backward dan didapat lima model regresi maka penulis memutusakan untuk menggunakan model kelima (Fit Model) sebagai model yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Dari hasil fit model didapatkan selama periode Mei 2008- April 2011 hanya empat variabel yang mempengaruhi IHSG dan yang dapat dijadikan sebagai predictor untuk memprediksi pergerakan IHSG, variabel tersebut adalah indeks Dow Jones (DJI), Nikkei (N225), Nasdaq (IXIC) dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika (USD).

Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) Nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (adjusted R Square0 dalam model kelima sebesar 0,949. Artinya artinya 94,9% variabel dependen yaitu IHSG dapat dijelaskan

oleh variabel-variabel independen seperti Indeks Dow Jones, Nikkei, Nasdaq dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dan sisanya 5,1% (100% - 94,9%) dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan. Nilai Adjusted R2 untuk IHSG yang besar akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi IHSG di Bursa Efek Indonesia.

Kesalahan Standar Estimasi (Standard Error Of Estimate)

Pada model kelima backward diperoleh nilai standar estimate sebesar 174.01516 (lihat tabel 7) satuan yang dipakai adalah basis point variabel terikat yaitu IHSG. Bandingkan nilai standar deviasi IHSG sebesar 773.35676 (lhat tabel 1) lebih besar dari standart error of estimate yang hanya 174.01516 sehingga dapat disimpulkan ketepatan persamaan estimasi atau persamaan regresi tinggi.

Korelasi Parsial

Koefisien korelasi parsial (r) digunakan untuk mengukur derajat hubungan antara setiap variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) secara parsial.

(16)

Analisis Pengaruh Pergerakan Indeks Bursa Asing, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Mentah Dunia, Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di

Bursa Efek Indonesia (BEI)[Type text] Page 16

Koefisien korelasi parsial (r) untuk Indeks Dow Jones sebesar -0,417. Berarti Indeks Dow Jones secara parsial mampu memberikan interpretasi terhadap IHSG sebesar (0,417 * -0,396) / (1,41646 * 100)= 11,65%. Koefisien korelasi (r) untuk Indeks Nikkei sebesar -0,702. Berarti Indeks Nikkei secara parsial mampu memberikan interpretasi terhadap IHSG sebesar (-0,702 * -0,316) / (1,41646 * 100)= 15,66%. Koefisien korelasi parsial (r) untuk Indeks Nasdaq sebesar 0,742. Berarti Indeks Nasdaq secara parsial mampu memberikan interpretasi terhadap IHSG sebesar (0,742 * 1,114) / (1,41646 * 100)= 58,35%. Koefisien korelasi parsial (r) untuk nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika sebesar -0,363. Berarti nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika secara parsial mampu memberikan interpretasi terhadap IHSG sebesar (-0,559 * -0,363) / (1,41646 * 100)= 14,32%

KESIMPULAN

1. Selama periode Mei 2008 – April 2011 faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia secara parsial berturut-turrut adalah Pergerakan Indeks Nasdaq (IXIC), Nikkei (N225), Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dan Dow Jones (DJI). Dilihat dari korelasi parsial, selama periode Mei 2008 – April

2011 faktor internal cenderung lebih dominan dalam mempengaruhi pergerakan IHSG.

2. Secara bersama-sama kedua faktor tersebut (eksternal dan internal) memberikan pengaruh sebesar 94,9% dan sisanya sebesar 5,1% dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel yang diteliti.

SARAN

1. Karena keterbatasan waktu dan pengumpulan sumber data maka penulis hanya menggunakan tujuh belas variabel yaitu Indeks Harga Saham Gabungan, Indeks Dow Jones (DJI), Nikkei Jepang (N225), New York Stock Exchange (NYA), Nasdaq (IXIC), Footsie 100 (FTSE), tingkat inflasi, harga minyak mentah dunia, USD dan lama periode pengamatan selama tiga (3) tahun (Mei 2008- April 2011). Dengan demikian diharapkan peneliti mendatang bisa menambahkan jumlah variabel-variabel lainnya yang relevan dalam mempengaruhi pergerakan IHSG dan dapat menambah jumlah periode waktu penelitiannya.

2. Pemerintah dan lembaga terkait yang berwenang, khususnya Bank Indonesia hendaknya dapat selalu mengeluarkan kebijakan yang benar-benar dapat menjaga

(17)

Analisis Pengaruh Pergerakan Indeks Bursa Asing, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Mentah Dunia, Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di

Bursa Efek Indonesia (BEI)[Type text] Page 17

stabilitas perekonomian demi menghindari fluktuasi faktor-faktor makro seperti nilai tukar dan tingkat inflasi.

3. Pengenalan pasar modal dan instrument pasar modal hendaknya lebih giat diadakan. Dengan demikian keterlibatan masyarakat dipasar modal akan lebih meningkat dalam menggalakan kegiatan investasi di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Algifari, 2000, Analisis Statistik untuk Bisnis dengan Regresi, Edisi Pertama, STIE YKPN, Yogyakarta.

Alfi, A., 2005, Pengaruh Kurs Mata Uang Asing dan Indeks Bursa Luar Negeri Terhadap IHSG, Skripsi Manajemen, Program Sarjana Universitas Gunadarma, Jakarta (tidak dipublikasikan).

Anggrayni Y, 2010, Analisis Pengaruh Pergerakan Indeks Bursa Asing, Harga Minyak Mentah Dunia, Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika, Tingkat Inflasi dan Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Anoraga, P. dan Puji P., 2001, Pengantar Pasar Modal. Rineka Cipta, Semarang.

Berlianta, H C., 2004, Mengenai Valuta Asing, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Budilaksono, A., 2005, Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Kepemilikan Saham oleh Investor Asing dan SBI Terhadap Pergerakan IHSG di BEJ. Tesis Sekolah Tinggi Akuntansi Negeri Jakarta.

Cahyono, J E., 2000, 22 Strategi dan Teknik Meraih Untung di Bursa Saham, Jilid 1, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Faizal, M., 2001, Manajemen Keuangan Internasional, Salemba Empat, Jakarta. Ghozali, I, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate

dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang..

Husnan, S., 2005, Dasar- Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Keempat, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Indonesia Stock Exchange, 2010, Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

Irianto, G., 2001, “Pengaruh Bunga Deposito, Kurs Mata Uang, dan Harga Emas Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)”, Journal WinnERS, Vol 3.

Kasmir, 2002, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi keenam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Khalwaty, T., 2002, Inflasi dan Solusinya, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kurnianto, A B., 2007, Pengaruh Indeks Bursa Global, Inflasi, Tingkat Suku Bunga dan

(18)

Analisis Pengaruh Pergerakan Indeks Bursa Asing, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Mentah Dunia, Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di

Bursa Efek Indonesia (BEI)[Type text] Page 18

Sentimen Pasar Terhadap IHSG di BEJ. Skripsi Manajemen, Program Sarjana Universitas Gunadarma, Jakarta (tidak dipublikasikan).

Madura, J., 2006, Keuangan Perusahaan Internasional, Edisi Kedelapan, Salemba Empat, Jakarta.

Mansur, M., 2004, “Pengaruh Indeks Bursa Global Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Pada BBursa Efek Jakarta (BEJ) Periode Tahun 2000-2002”, Jurnal Ekonomi Akuntansi, Universitas Padjadjaran, Bandung.

Mauliano, D A., 2009, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI. Skripsi Jurusan Manajemen, Program Sarjana Universitas Gunadarma, Jakarta (tidak dipublikasikan).

Norpirin, 2000, Ekonomi Moneter, Buku II BPFE, Yogyakarta.

Nugroho, B A., 2005, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Andi Offset, Yogyakarta.

Ocktavia, A., 2007, “Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/US$ dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Jakarta”. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang,

diakses dari http://digilib.unnes.ac.id pada tanggal 20 Juni 2011.

Rivai, V., Andria P.V., dan Ferry N.I., 2006, Bank and Financial Institution Management. Rajawali Pers, Yogyakarta.

Saputra, Y D., 2008, Analisis Pengaruh Indeks Bursa Asing, Kurs Valas, Tingkat Inflasi dan Tingkat BI Rate Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Skripsi Jurusan Manajemen, Program Sarjana Universitas Gunadarma, Jakarta (tidak dipublikasikan)

Gambar

Tabel 1. Descriptive statistic
Tabel 9 Fit Model Backward

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan pada bagian sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpuan yakni ada pengaruh secara simultan

Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektifitas pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan di sekolah (

ayo kita coba bermain ayo kita coba bermain gerakan yang agak sulit gerakan yang agak sulit yaitu berjalan di balok titian yaitu berjalan di balok titian naiklah ke atas balok

Komunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini bagai mana pemerintah Kota Pekanbaru mensosialisasikan kebijakan tentang Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Riau

Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis semua data yang telah diperoleh baik data hasil belajar maupun keaktifan siswa. Hasil analisis ini kemudian digunakan sebagai

Marshall Quotient nya akan semakin menurun, sehingga campurannya akan mengalami bleeding. Dari grafik hubungan kadar aspal dengan karakteristik Marshall Test dapat diketahui

Kebiasaan mahasiswa menilai atau memandang suatu situasi baik atau buruk dalam penyelesaian skripsinya, dalam aktivitasnya sehari-hari yang dilakukan dalam lingkungan kampus

Aircon Water Heater adalah pemanas air yang memanfaatkan suhu freon yang sangat tinggi pada saat keluar dari compresor. Pada AC biasa, suhu tersebut akan diturunkan lagi