• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LATAR BELAKANG BERDIRINYA POLITEKNIK NEGERI MEDAN. tinggi memiliki peran untuk menghasilkan kebenaran, menghasilkan lulusan yang siap pakai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LATAR BELAKANG BERDIRINYA POLITEKNIK NEGERI MEDAN. tinggi memiliki peran untuk menghasilkan kebenaran, menghasilkan lulusan yang siap pakai"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LATAR BELAKANG BERDIRINYA POLITEKNIK NEGERI MEDAN

Kebutuhan akan tenaga kerja yang terampil dan memiliki skill serta sikap intelektual yang baik, mendorong didirikannya sebuah lembaga perguruan tinggi. Lembaga pendidikan tinggi memiliki peran untuk menghasilkan kebenaran, menghasilkan lulusan yang siap pakai untuk mengabdikan ilmunya demi kepentingan masyarakat. Perguruan tinggi menjadi benteng kebenaran dan kejujuran ilmiah yang memancarkan potensi prestasinya kepada

lingkungan masyarakat di sekitarnya bahkan bagi peradaban umat manusia.12

2.1 Letak dan Keadaan Kampus Politeknik Negeri Medan

Bertambahnya minat calon mahasiswa memasuki perguruan tinggi melahirkan tantangan untuk menambah jumlah lembaga pendidikan tinggi agar daya tampung institusi lebih meningkat. Dunia kerja yang semakin memerlukan sumber daya manusia untuk memenuhi keperluan pasaran kerja, menuntut perguruan tinggi menerima calon-calon mahasiswa yang terpilih.

Politeknik Negeri Medan atau yang sering disingkat dengan Polmed berada satu lokasi di lahan Universitas Sumatera Utara yakni tepatnya di Jalan Almamater No. 1 atau dapat ditempuh dari Jalan Tridarma No. 2 Pintu 4. Kampus Politeknik Negeri Medan terletak di sebelah Barat Daya kota Medan sekitar 6 km dari pusat kota. Kampus Polmed berdiri di atas

areal tanah seluas 85.000 m2 dengan luas lahan yang dipakai untuk bangunan gedung seluas

12

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pendidikan Tinggi Indonesia Dalam Lintasan Waktu dan

(2)

54.622,7 m2 terdiri dari gedung pusat administrasi, gedung perkuliahan (teori dan praktik),

gedung sarana penunjang, gedung serbaguna dan berbagai sarana olahraga.13

a. Gedung Perkuliahan

Gedung ini merupakan sarana yang paling penting atau vital. Politeknik Negeri Medan

memiliki gedung perkuliahan seluas 22.408 m2.Gedung ini mengalami perkembangan cukup

pesat mengingat dibukanya jurusan dan program studi baru. Gedung ini merupakan gedung yang paling luas yang dimiliki oleh Politeknik Negeri Medan.

b. Gedung Praktik

Politeknik Negeri Medan memiliki gedung praktik yang keseluruhan luasnya 8.730 m2,

dengan berbagai laboratorium dan bengkel di dalamnya seperti Laboratorium Komputer, Laboratorium Bahasa, Laboratorium CNC, Bengkel Sipil, Bengkel Mesin, Bengkel Listrik, Laboratorium Teknik Energi, Laboratorium Teknik Elektro dan Elektronika, Laboratorium Telekomunikasi, Laboratorium Akuntansi, Laboratorium Bank Mini, Laboratorium Pengetikan Niaga dan sarana praktik lainnya. Kesemuanya gedung ini ditujukan dan diperuntuhkan untuk mempermudah mahasiswa untuk praktik tanpa harus keluar dari areal atau kawasan kampus.

13

Gedung-gedung ini didirikan antara tahun 1982-1988. Salamat Sibarani, 25 Tahun Politeknik Negeri

(3)

c. Gedung Administrasi

Politeknik Negeri Medan memiliki gedung administrasi dengan total seluas 4.356 m2,

terdiri dari gedung administrasi pusat dan gedung administrasi yang berada di jurusan.

d. Gedung Penunjang

Luas bangunan ini adalah seluas 8.151 m2. Gedung ini dimanfaatkan untuk penunjang

kegiatan akademik seperti fasilitas Perpustakaan, Pendopo, Musholla, Kantin, beberapa Unit Pelaksana Tugas, Koperasi, Kantor Dharma Wanita, Kantor Alumni, ruangan organisasi mahasiswa, garasi mobil dinas dan lain-lain.

Seiring perkembangan Politeknik Negeri Medan telah dibangun juga beberapa fasilitas sarana dan prasarana baru seperti gedung Sekretariat Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMU), renovasi gedung Pendopo dan menjadikanya gedung Serba Guna, perluasan lahan parkir untuk dosen dan mahasiswa, pembangunan gapura dan renovasi beberapa sarana olah raga seperti; lapangan Basket, lapangan Voli, lapangan Tennis serta pembagunan koridor-koridor baru yang menghubungkan satu gedung dengan gedung lainnya.

2.2 Latar Belakang Berdirinya Politeknik Negeri Medan

Berdirinya Politeknik Negeri Medan tidak terlepas dari dimulainya pembangunan Sekolah Politeknik Mekanik Swiss (PMS) di Bandung pada tahun 1976, hasil kerjasama

antara Pemerintah RI dengan Pemerintahan Konfederasi Swiss.14

14

Bermula pada tahun 1972 ITB dan Swiss Contact bersama-sama mengadakan studi tentang ketenagakerjaan industri di Indonesia dan berkesimpulan bahwa untuk membangun industri di Indonesia Pembagunan sekolah

(4)

tersebut dan pengesahan bentuk pendidikannya dalam sistem pendidikan tinggi di Indonesia, bertujuan untuk menciptakan institusi yang menghasilkan lapisan tenaga kerja industri dengan kemampuan antara tenaga ahli (sarjana) dan operator. Politeknik Mekanik Swiss ini menerima angkatan pertama pada 1976, lulusan pertama dihasilkan pada 1978.

Persentasi kelulusannya sangat tinggi dibandingkan dengan pendidikan tersier pada umumnya, yaitu sebesar rata-rata 90%. Politeknik Mekanik Swiss ini dinilai berhasil, maka pada tahun 1978 ditanda tangani Development Credit Agreement (Pinjaman) antara Pemerintah RI dengan Bank Dunia (No. 869-IND). Proyek ini merupakan Proyek Politeknik

Fase I (1978-1983) yang mencakup:15

1. Pendirian pusat pengembangan politeknik di Bandung.

2. Pendirian dan pengembangan enam buah Politeknik, yaitu masing-masing di USU, UNSRI, UI, UNDIP, UNIBRAW, dan ITB.

Jurusan yang dibuka adalah Teknik Sipil, Teknik Listrik, Teknik Elektronika dan Teknik Elektro. Dengan keputusan itu maka dimulailah pembangunan politeknik yakni pada Pelita II masa pemerintahan presiden Soeharto yakni pada Kabinet Pembangunan II (1 April 1974 – 31 Maret 1979) di mana pembangunan politeknik menjadi proyek pemerintah melalui Depdikbud Ditjen Dikti yang dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik dikenal dengan singkatan PEDC (Polytechnic Education Development Center) di Ciwaruga, Bandung.

memerlukan tenaga-tenaga ahli yang terampil, memiliki intelektual tinggi dan kesiapan mental yang kuat. Op.

Cit., Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2003, hal. 99 15

(5)

Dasar hukum pendirian politeknik sendiri adalah Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 032 DJ/KEP/1979, tentang pembentukan politeknik di enam daerah atau perguruan tinggi. Maka pada 1979 dimulailah pendirian Politeknik Universitas Sumatera Utara ( Poltek USU).

“ Gagasan pembentukan pendidikan politeknik pada dasarnya dilatarbelakangi (i) mengatasi ketimpangan jumlah mahasiswa pada pendidikan diploma dan pendidikan sarjana, (ii) pembagunan nasional yang bergeser dari titik berat pembangunan pertanian ke pembangunan industri memerlukan tenaga-tenaga professional middle level technician yang tidak dapat dipenuhi oleh lulusan sarjana tetapi juga tidak dapat dipenuhi oleh lulusan Diploma II dan (iii) memenuhi permintaan dari bidang-bidang profesi pembangunan tertentu.”16

Seiring perjalanan waktu maka politeknik mengalami perkembangan yang cukup pesat, tidak hanya Politeknik Negeri Medan tetapi juga 5 politeknik lainnya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya lulusan politeknik dalam waktu singkat. Keberhasilan pendirian politeknik dalam Proyek Politeknik Fase II, membuka kesempatan berikutnya, yaitu dengan ditanda tanganinya perjanjian berikutnya antara Pemerintah RI dengan Bank Dunia (No. 2290-IND) untuk Proyek Politeknik Fase II (1984-1989) yang mencakup:

Sebenarnya Universitas Sumatera Utara tidak ikut dalam rencana awal pendirian politeknik karena rencana awal politeknik ini akan didirikan di Aceh. Akan tetapi karena di Aceh belum siap akhirnya dialihkan ke Medan. Walaupun sudah dimulai pembangunannya pada tahun 1979 namun secara resmi Politeknik Negeri Medan beroperasi dan memulai proses perkuliahan pada tahun 1982 yakni tepatnya pada 19 September dan diperingati sebagai dies natalis dari Politeknik Negeri Medan. Berdirinya Politeknik Negeri Medan ini hampir bersamaan dengan pendirian Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

16

(6)

1. Pembangunan Program D III (tiga tahun) Politeknik bidang Teknologi di UNSYIAH, UNAND, UNHAS, dan ITS.

2. Pembangunan Program D II (dua tahun) Politeknik bidang Teknologi di UNTAN, UNLAM, UNPATI dan UNDANA.

3. Pembangunan Politeknik bidang Teknologi dan Tataniaga di UNMUL, UNSRAT dan UDAYANA.

4. Membiayai kesempatan perluasan dalam bidang Tataniaga bagi Politeknik di USU, UNSRI, UI, UNDIP, UNIBRAW, ITB serta bidang pengecoran bagi Politeknik Mekanik Swiss.

Bidang-bidang teknologi yang ditangani meliputi Teknik Sipil, Listrik, Elektronika dan Komunikasi, Mesin, Tenaga dan Energi, Ekologi dan Lingkungan, Kimia, Penerbangan, Perkapalan dan Pengecoran. Sedangkan untuk tataniaga meliputi Keseketariatan dan

Pengelolaan Kantor, Akuntansi, Perbankan dan Pariwisata.17

Melalui Surat Keputusan Mendikbud No. 084/O/1997 pada Bab 1 pasal 1 dinyatakan mendirikan Politeknik Negeri Medan di Provinsi Sumatera Utara, selanjutnya dalam keputusan disebut Politeknik Negeri. Realisasi kemandirian baru terlaksana pada tahun 1999.

Dalam proyek tahap kedua ini sasarannya adalah menghasilkan 7000 tamatan per tahun dengan daya tampung mahasiswa sebesar 20.000 orang. Pendidikan instruktur yang bertempat di Pusat Pengembangan Politeknik di Bandung menargetkan sebanyak 700 orang perangkatan untuk melayani semua politeknik yang dibentuk tersebut.

17

Untuk Politeknik Negeri Medan jurusan yang dibuka pada fase kedua ini adalah Teknik Energi, Teknik Telekomunikasi, Perbankan dan Keuangan, Akuntansi dan Kesekretarisan. Salamat Sibarani, 25 Tahun

(7)

Politeknik USU Medan secara resmi berganti nama menjadi Politeknik Negeri Medan (disingkat POLMED) yang isinya telah diperbaharui dengan SK Mendiknas No: 130/O/2002 tentang organisasi dan tata kerja Politeknik Negeri Medan. Walaupun telah berdiri sendiri, Politeknik Negeri Medan masih menempati kampus Universitas Sumatera Utara tepatnya di Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan atau dapat juga dicapai melalui Jalan Tridharma No. 2 Kampus USU (pintu 4), akan tetapi seluruh kegiatan akademik, keuangan, kepegawaian dan lain-lain tidak lagi berhubungan dengan kegiatan Universitas Sumatera Utara.

Faktor yang menyebabkan mandiri dan berganti namanya politeknik ini adalah sesuai dengan Undang-undang pendidikan tinggi yakni Peraturan Pemerinta (PP) No. 60 tahun 1999 tentang kemandirian 6 Politeknik yang secara bersamaan didirikan oleh Mendikbud dahulu. Kemandirian ini bisa direalisasikan karena keenam politeknik tersebut telah mampu mengelola rumah tangganya sendiri. Juga karena fasilitas yang dimiliki oleh politeknik ini dianggap cukup memadai. Berbeda dengan awal pertama berdiri fasilitas yang ada di politeknik sangat minim. Hal ini tidak terlepas karena politeknik pada waktu itu masih merupakan bentuk pendidikan baru yang diperkenalkan di Indonesia. Untuk itulah politeknik perlu mendapat sokongan dari universitas terutama sokongan fasilitas. Faktor fasilitas ini jugalah yang menjadikan ke enam politeknik itu kemudian didirikan di lingkungan universitas agar fasilitas yang dimiliki oleh universitas dapat dipergunakan oleh politeknik dalam proses perkuliahan.

(8)

2.3 Tantangan yang Dihadapi Pada Awal Berdirinya Politeknik Negeri Medan

Pada awal berdirinya, Politeknik Negeri Medan menghadapi tantangan dan hambatan, dalam proses pendiriannya. Jika ditinjau pada awal berdirinya politeknik ini merupakan bentuk perguruan tinggi baru dan benar-benar baru diperkenalkan di Indonesia. Tentu berdirinya lembaga pendidikan baru ini pada permulaannya sangat mengalami kesulitan karena belum ada lembaga seperti ini di Indonesia, jadi segala sesuatunya harus dirintis

betul-betul dari awal.18

Penggunaan alat-alat laboratorium di politeknik ini juga menjadi kendala karena baru diperkenalkan maka cara untuk menggunakan alat-alat tersebut juga harus memerlukan proses pembelajaran. Upaya itu harus ditempuh dengan melakukan pelatihan di Pusat

Lembaga pendidikan politeknik mempunyai program yang berlainan dengan pendidikn tinggi di perguruan tinggi yang ada pada awal berdirinya. Kegiatan pada waktu politeknik ini didirikan adalah mengadakan segala sesuatu yang belum ada, termaksud sarana fisik, sumber daya manusia (SDM), perangkat lunak dan kemudian melaksanakan kegiatan baru yang belum pernah dilaksanakan. Di samping itu mahasiswa yang akan dididik juga belum ada mengingat pendidikan politeknik masih benar-benar baru diterapkan di Indonesia. Masalah penggunaan bahasa antara pihak pemberi bantuan dengan pihak yang akan mengelola politeknik ini juga menjadi kendala. Bantuan dari pihak Swiss Contact dan Australia Project yang menggunakan bahasa asing menjadi kendala dalam berkomunikasi oleh karena itu pihak politeknik harus mencari penerjemah untuk bisa mengatasi masalah bahasa tersebut.

18

Kata sambutan direktur kedua Politeknik USU masa bakti 1983-1997 Pintoro Wirjodihadjo pada buku 25 Tahun Politeknik Negeri Medan. Ibid.,hal. iii

(9)

Pengembangan Pendidikan Politeknik dikenal dengan singkatan PEDC (Polytechnic

Education Development Center) di Ciwaruga, Bandung. Inilah faktor yang menyebabkan

pada awal-awal berdirinya politeknik setiap staf pendidik yang akan mengajar di politeknik harus melakukan pelatihan di tempat itu.

Masa kelahiran dan pendirian Politeknik Negeri Medan berproses panjang dan dalam proses itu semakin mematangkan politeknik menuju kemandirian. Proses itu semakin kelihatan menuju kemandirian dengan berpisahnya pengelolaan Politeknik Negeri Medan yang tidak lagi berada di bawah Universitas Sumatera Utara dalam hal pegelolaan pada tahun 1999. Masalah-masalah atau kendala-kendala yang timbul pada masa pendirian Politeknik Negeri Medan sebagian besar telah dapat diatasi dan diselesaikan, sebagian masih berusaha ditangani dengan baik. Berkat kerjasama dari semua staf dan dedikasi keseluruhannya kendala dan tantangan yang dihadapi bisa diatasi.

2.4 Pihak-Pihak yang Terlibat Dalam Pendirian Politeknik Negeri Medan

Dalam pendirian Politeknik Negeri Medan beberapa pihak turut serta dalam pendiriannya. Hal ini tidak terlepas dari bentuk perguruan tinggi ini masih tergolong baru di Indonesia. Pihak-pihak yang membantu dalam pendirian Politeknik Negeri Medan adalah Bank Dunia (World Bank) melalui pihak Swiss Contact dan Australia Project serta Universitas Sumatera Utara.

(10)

2.4.1 Bank Dunia (World Bank)

Bank Dunia sebagai pemberi bantuan melalui negara Swiss dan dari negara Australia adalah pihak yang berandil cukup besar dalam pendirian Politeknik Negeri Medan. Yakni pada tahun 1978 ditanda tangani Development Credit Agreemen (Pinjaman) antara Pemerintah RI dengan Bank Dunia (No. 869-IND). Proyek ini merupakan Proyek Politeknik Fase I (1978-1983) yang mencakup; pendirian pusat pengembangan politeknik di Bandung dan pendirian dan pengembangan 6 (enam) buah Politeknik, yaitu masing-masing di USU, Unsri, UI, Undip,

Unibraw, dan ITB.19

Untuk bantuan dari fase kedua ini Politeknik Negeri Medan berhasil mengembangkan jumlah jurusannya yaitu jurusan bidang tata niaga (commerce). Meliputi tiga jurusan yakni Jurusan yang dibuka adalah Teknik Sipil, Teknik Listrik, Teknik Elektronika dan Teknik Elektro. Bantuan dari Bank Dunia melalui Negara Swiss adalah dengan menyediakan alat-alat praktek dan tenaga ahli di Politeknik Negeri Medan.

Karena keberhasilan bantuan yang diberikan pada pembangunan fase I maka Bank Dunia memberikan pinjaman pada tahap kedua. Pada tahap kedua ini ditanda tangani perjanjian berikutnya antara Pemerintah RI dengan Bank Dunia (No. 2290-IND) untuk Proyek Politeknik Fase II (1984-1989) yang mencakup; pembangunan Program D-III (tiga tahun) Politeknik bidang Teknologi di Unsyiah, Unand, Unhas, dan ITS. Pembangunan Program D-II (dua tahun) Politeknik bidang Teknologi di Untan, Unlam, Unpati, dan Undana. Pembangunan Politeknik bidang Teknologi dan Tataniaga di Unmul, Unsrat dan Udayana dan membiayai kesempatan perluasan dalam bidang Tataniaga bagi Politeknik di USU, UNSRI, UI, UNDIP, UNIBRAW, ITB serta bidang pengecoran bagi Politeknik Mekanik Swiss.

19

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pendidikan Tinggi Indonesia Dalam Lintasan Waktu dan Peristiwa, Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas, 2003, hal. 101.

(11)

akuntansi, administrasi perbankan dan kesekretariat. Bantuan fase kedua ini disalurkan melalui negara Australia sebagai penyedia alat-alat prakteknya.

Di samping bantuan berupa dana pihak asing juga ikut memberikan tenaga-tenaga ahlinya untuk dipekerjakan di politeknik ini. Sikap disiplin yang dimiliki para tenaga ahli dari luar ini sangat membantu Politeknik Negeri Medan. Pihak asing ini terlibat langsung dalam proses perkuliahan yakni mengajar di politeknik dan memegang jabatan sebagai ketua jurusan. Untuk mengelola jurusan pada masa awal berdirinya Politeknik USU dibantu oleh masing-masing satu orang Technical Asisten dari Swiss, yaitu Mr. URS. Amiet untuk jurusan Teknik Mesin, Mr. F.

Mazenauer untuk jurusan Teknik Sipil dan Mr. G. Feller untuk jurusan Teknik Elektro.20

2.4.2 Universitas Sumatera Utara

Akan tetapi bantuan yang diberikan pihak asing itu sifatnya bersyarat, diharapkan dengan bantuan itu maka bangsa Indonesia bisa menerima produk-produk dari luar hasil ciptaan negara pemberi dana tersebut. Juga lulusan politeknik dapat mereparasi kerusakan produk mereka karena lulusan politeknik telah dibekali skill dan sikap disiplin yang tangguh. Pada intinya agar produk mereka bisa diterima di pasar Indonesia. Namum demikian bantuan dari pihak asing ini telah memberikan dampak yang cukup signifikan dalam hal membuka jalan dalam proses pendirian Politeknik Negeri Medan.

Di samping Bank Dunia (World Bank) yang cukup signifikan memberikan bantuan bagi pendirian Politeknik Negeri Medan, pihak yang tidak bisa dilupakan dalam pendirian politeknik ini adalah Universitas Sumatera Utara (USU). Peran USU dalam pendirian dan pembinaan awal

20

Tenaga ahli asing ini mengabdi di Politeknik Negeri Medan selama Periode Kepemimpinan Direktur pertama Politeknik Negeri Medan Ir. Hamid Siagiaan (1982-1983).

(12)

Politeknik Negeri Medan sangat besar. Seperti diketahui Politeknik Negeri Medan terletak di kompleks Universitas Sumatera Utara. Inisiatif pendirian Politeknik Negeri Medan juga tidak terlepas dari andil Universitas Sumatera Utara. Pada masa kepemimpinan rektor USU yakni masa jabatan A. P. Parlindungan mengambil kebijakan untuk menerima pendirian politeknik ini agar didirikan di lahan Universitas Sumatera Utara karena sebenarnya politeknik ini akan didirikan di Aceh. Akan tetapi karena di Aceh belum siap kemudian dialihkan ke Medan tepatnya di Lokasi Universitas Sumatera Utara. Hal ini juga dapat dilihat dari prasasti bangunan Politeknik Negeri Medan yang ditandan tangani oleh rektor USU kala itu yakni A.P Parlindungan pada peresmian gedung baru Politeknik Negeri Medan.

Bentuk bantuan lain yang diberikan oleh USU adalah tenaga pengajar. Politeknik Negeri Medan sebagai lembaga pendidikan baru dalam pendidikan tinggi di Indoensia tentu memerlukan tenaga pengajar untuk kegiatan perkuliahan. Dosen-dosen dari USU kemudian banyak yang memberikan tenaganya untuk menjadi staf pengajar di Politeknik Negeri Medan. Dosen-dosen tersebut terutama dari fakultas teknik karena keduanya memiliki kesamaan bentuk akademik atau kajian ilmu yang sama. Banyak dosen-dosen yang mengajar di Politeknik Negeri Medan berasal dari Fakultas Teknik USU termaksud direktur kedua dan ketiga Politeknik Negeri

Medan.21

Sampai tahun 1999 kontribusi Universitas Sumatera Utara terhadap Politeknik Negeri Medan begitu besar. Kontribusi USU lainnya terhadap Politeknik Negeri Medan adalah politeknik ikut serta dalam kegiatan USU. Politeknik Negeri Medan memiliki perwakilan senat di USU, acara wisuda mahasiswa Politeknik Negeri Medan juga bersama-samaa dengan

21

Wawancara dengan bapak Armien Arifin Siregar, beliau adalah direktur ketiga Politeknik Negeri Medan masa bakti 1997-2003, Medan, 4 Juli 2013.

(13)

mahasiswa USU dan jatah mahasiswa yang akan kuliah di Politeknik Negeri Medan juga dari

USU.22

 Inisiatif Pendirian Politeknik Negeri Medan

Secara ringkasnya Universitas Sumatera Utara memberikan bantuan atau kontribusi kepada Politeknik Negeri Medan dalam bentuk sebagai berikut:

 Staf pengajar

 Fasilitas seperti lahan 23

 Sarana dan prasaranan penunjang perkuliahan dan berbagai fasilitas lainnya.

22

Wawancara dengan bapak Armien Arifin Siregar, Medan, 4 Juli 2013.

23

Semasa kepemimpinan Armien Arifin Siregar sempat beredar isu, USU berencana meminta lahan yang ditempati Politeknik Negeri Medan untuk dikembalikan. Sudah ada rencana penyediaan lahan untuk lokasi politeknik, akan tetapi hal itu tidak terjadi karena keputusan Mendikbud pada saat itu tidak mengizinkan hal tersebut. Wawancara dengan Armien Arifin Siregar, Medan, 4 Juli 2013

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap pengembangan model usaha penyablonan, para santri dari pondok pesantren akan diberikan pelatihan dan pendampingan berkaitan dengan kewirausahaan, desain grafis,

Subbag Hukum BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Selatan 4 Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Rancangan Peraturan Daerah Provinsi yang berasal dari

Nilai PBKB yang diharapkan: Rasa Ingin Tahu. Siswa menentukan garis besar laporan prakerin yang akan dibuat dalam naskah pidato.A. b. Guru menjelaskan cara

maka dengan ini menyatakan, bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada satuan PAUD tersebut dapat di terapkan/dilaksanakan. sebagaimana mestinya ; dengan

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara tingkat Activity of Daily Living (ADL) dengan kualitas tidur

Berikut disajikan beberapa hasil siklus yang telah dilakukan oleh tim peneliti dalam proses pembelajaran matematika terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah

[r]

Subag Akademik membuat surat permohonan blangko transkrip yang disahkan oleh Wakil Dekan Bidang Akademik 2. Surat permohonan dilampiri daftar lulusan hasil