• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS TIK. Untuk Melengkapi Tugas Akhir Kuliah. Ujian Tengah Semester (UTS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS TIK. Untuk Melengkapi Tugas Akhir Kuliah. Ujian Tengah Semester (UTS)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit Tanaman Page 1

TUGAS TIK

Untuk Melengkapi Tugas Akhir Kuliah

Ujian Tengah Semester (UTS)

NAMA

: Marga Pristanti Pertiwi

NIM

: 115040207111007

DOSEN

: Dr. Ir. Anton Muhibudin

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

(2)

Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit Tanaman Page 2

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini denga penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah inidisusunagar pembaca dapat memperluas ilmu tentang SISTEM PERAMALAN HAMA DAN PENYAKIT, yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik yang dating dari penyusun maupun dating dari luar. Namun denganpenuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini memuat tentang “Epidemik Pada Tumbuhan”. Walaupun makalah inikurang sempurna, tapi juga memiliki detail yang cuku jelas bagi pembaca. Semoga makalah ini dapat memberi wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

(3)

Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit Tanaman Page 3

BAB I

PENDAHULUAN

Epidemiologi penyakit tanaman adalah studi tentang penyakit pada populasi tanaman. Sama seperti penyakit manusia dan hewan. Penyakit tanaman terjadi karena tatisti seperti bakteri, virus, jamur, Oomycetes, tatisti, phytoplasmas, protozoa, dan tanaman parasit. Pabrik epidemiologi penyakit, berusaha untuk memahami penyebab dan dampak penyakit dan mengembangkan strategi untuk campur tangan dalam situasi di mana kerugian tanaman dapat terjadi. Biasanya intervensi yang berhasil akan mengarah ke tingkat yang cukup rendah penyakit yang bisa diterima, tergantung nilai dari tanaman.

Epidemiologi penyakit tanaman sering dilihat dari pendekatan multi-disiplin, yang membutuhkan biologis, perspektif tatistic, agronomi dan ekologi. Biologi diperlukan untuk memahami tatisti dan siklus hidupnya. Hal ini juga penting untuk memahami fisiologi tanaman dan bagaimana tatisti yang dapat mempengaruhi itu. Praktik agronomi seringkali mempengaruhi kejadian penyakit yang lebih baik atau buruk. Pengaruh ekologis yang banyak. Spesies asli tanaman menjadi penampungan untuk tatisti yang menyebabkan penyakit pada tanaman. Model tatistic adalah sering digunakan untuk meringkas dan menggambarkan kompleksitas epidemiologi penyakit tanaman, sehingga proses penyakit dapat lebih mudah dipahami. Sebagai contoh, perbandingan antara pola kemajuan penyakit untuk berbagai penyakit, kultivar, manajemen strategi, atau pengaturan lingkungan dapat membantu dalam menentukan bagaimana penyakit tanaman terbaik mungkin dikelola. Kebijakan dapat berpengaruh pada terjadinya penyakit, melalui tindakan seperti pembatasan impor dari sumber mana penyakit terjadi.

Gangguan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) baik hama maupun penyakit relative tinggi setiap tahun. Gangguan tersebut belum dapat dikendalikan

(4)

Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit Tanaman Page 4

secara optimal sehingga mengakibatkan kerugian yang cukup besar baik berupa kehilangan hasil, menurunkan mutu terganggunya kontinuitas produksi, serta penurunan pendapatan petani. Di masa depan diperkirakan gangguan OPT akan semakin kompleks, yang antara lain akibat perubahan fenomena iklim global yang berpengaruh terhadap pola musim/cuaca lokal yang sangat erat kaitannya dengan perkembangan OPT. Disamping itu permasalahan OPT akan terus muncu karena masalah-masalah lain seperti dampak dari pemilikan lahan yang sempit, penggarap yang bukan pemilik, terbatasnya modal, tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan petani, permasalahan irigasi, pasar dan harga produksi.

Konsepsi PHT bukan berarti pengendalian “hama” ansig (dalam arti kata yang sebenarnya), tetapi hama yang dimaksud yaitu OPT adalah suatu cara pendekatan komprehensif dalam pengelolaan ekosistem terpadu yang mencakup pengelolaan OPT pada inangnya (tanaman) secara terpadu di suatu ekosistem dalam ruang dan waktu, untuk suatu proses produksi yang optimal, secara ekonomi lebih menguntungkan, secara ekologis aman, dan secara sosial budaya dapat diterima, yang tidak terpisahkan dari sistem dan usaha agribisnis.Penerapan PHT secara operasional mencakup upaya secara preemtif dan responsif.

Upaya preemtif adalah upaya pengendalian yang didasarkan pada informasi dan pengalaman status OPT waktu sebelumnya. Upaya ini mencakup penentuan pola tanam, penentuan varietas, penentuan waktu tanam, keserentakan tanam, pemupukan, pengairan, jarak tanam penyiangan, penggunaan antagonis dan budidaya lainnya untuk menciptakan budidaya tanaman sehat. Sedangkan upaya responsif adalah upaya pengendalian yang didasarkan pada informasi status OPT dan faktor yang berpengaruh pada musim yang sedang berlangsung, serta pertimbangan biaya manfaat dari tindakan yang perlu dilakukan. Upaya ini antara lain seperti penggunaan musuh alami, pestisida nabati, pengendalian mekanis, atraktan dan pestisida kimia. Untuk melaksanakan tindakan operasional tersebut di atas diperlukan informasi ekologis, terutama tentang perkembangan populasi/serangan OPT dan musuh alaminya,

(5)

Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit Tanaman Page 5

perkembangan tanaman inang, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi perkembangan OPT (faktor iklim, irigasi, kondisi lahan). Informasi tersebut artimya merupakan pemahaman terhadap agroekosistem yang akan dikelola dengan melakukan analisis terhadap data historis ekologis atau analisis ekosistem. Hasil analisis ekosistem tersebut dapat disusun dalam suatu model prediksi kejadian serangan OPT atau model peramalan OPT, yang selanjutnya hasil aplikasi model peramalan berupa informasi peramalan OPT pada suatu daerah atau lokasi dapat dijadikan input dalam merencanakan agroekosistem atau merencanakan usahatani. Pada lingkup kelompok tani, perencanaan kegiatan tersebut dapat dituangkan melalui penyusunan RDK dan RDKK .

Dalam ilmu manajemen, peramalan termasuk dalam unsur perencanaan, dan perencanaan merupakan bagian yang terpenting dalam manajemen. Karena itu peramalan merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan untuk suatu tindakan.

(6)

Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit Tanaman Page 6

BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN

Peramalan OPT adalah kegiatan yang diarahkan untuk mendeteksi dan memprediksi populasi/serangan OPT serta kemungkinan penyebaran dan akibat yang ditimbulkan dalam ruang dan waktu tertentu. Peramalan OPT merupakan bagian penting dalam program dan kegiatan penerapan PHT dalam kegiatan perencanaan ekosistem yang tahan terhadap gangguan OPT (budidaya tanaman sehat).

2. SASARAN

Sasarannya adalah untuk menduga kemungkinan timbulnya OPT, dan mendeteksi dan memprediksi populasi/serangan dan kerusakan yang ditimbulkan OPT berdasarkan hasil pengamatan terhadap komponen-komponen yang berpengaruh di lapang, dan (3) menduga kerugian atau kehilangan hasil akibat gangguan OPT.

3. TUJUAN

Memberikan informasi tentang populasi, intensitas serangan, luas serangan, penyebaran OPT pada ruang dan waktu yang akan datang. Informasi tersebut sebagai dasar untuk menyusun perencanaan, saran tindak pengelolaan atau penanggulanganOPT sesuai dengan prinsip, strategi dan teknik PHT. Dengan demikian diharapkan dapat memperkecil resiko berusaha tani, populasi/serangan OPT dapat ditekan, tingkat produktivitas tanaman pada taraf tinggi, menguntungkan dan aman terhadap lingkungan.

4. METODE PERAMALAN 1. Jenis

Secara umum peramalan terdiri atas dua jenis, yakni peramalan kualitatif dan kuantitatif. Peramalan kualitatif tidak menuntut data seperti yang diperlukan pada peramalan kuantitatif. Peramalan kualitatif digunakan apabila informasi data kuantitatif sangat sedikit atau tidak tersedia. Peramalan kuantitatif terbagi dalam peramalan non formal dan formal. Peramalan non formal yaitu mencakup intuisi,

(7)

Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit Tanaman Page 7

pengalaman maupun “professional judgement” yang didasarkan atas pengalaman empiris dengan penggunaan prinsip-prinsip ekstrapolasi dan penetapan nilai namun tidak menggunakan aturan yang baku. Sedangkan peramalan formal menggunakan ekstrapolasi secara sistematik, bersifat baku berdasarkan kaidah statistik. Peramalan kuantitatif dapat diterapkan apabila terdapat tiga syarat kondisi, sebagai berikut:

1). Tersedia informasi tentang kejadian masa lalu (data historis),

2). Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik. Apabila tersedia informasi kualitatif maka harus dapat dibuat kuantitatif dengan membuat katagori/klasifikasi numerik dari informasi kualitatif tersebut,

3). Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa datang. Secara statistik metode yang disusun dalam peramalan kuantitatif bertumpu pada metode kausal (sebab-akibat) dan metode runtun waktu. Secara skematis jenis peramalan dapat dilihat pada Gambar 1, sebagai berikut:

PERAMALAN

METODE KAUSAL

METODE DIFUSI

METODE FORMAL

KUANTITATIF

KUALITATIF

(8)

Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit Tanaman Page 8

Epidemi penyakit pada tanaman dapat menyebabkan kerugian yang besar dalam hasil tanaman serta mengancam untuk memusnahkan seluruh spesies seperti halnya dengan Belanda Elm Penyakit dan bisa terjadi dengan Sudden Death Oak. Epidemi penyakit busuk daun kentang, yang disebabkan oleh Phytophthora infestans, menyebabkan Kelaparan Besar Irlandia dan hilangnya banyak nyawa. Umumnya elemen epidemi disebut sebagai segitiga penyakit host rentan, patogen, dan lingkungan yang kondusif. Untuk penyakit terjadi ketiga harus hadir. Berikut ini adalah gambaran dari titik ini. Dimana ketiga item bertemu di sana adalah penyakit. Elemen keempat hilang dari ilustrasi ini terjadi epidemi, adalah waktu. Selama ketiga unsur yang hadir dapat menginisiasi penyakit, epidemi hanya akan terjadi jika ketiga terus hadir. Setiap salah satu dari tiga bisa dihapus dari persamaan though. Tuan rumah bisa keluar-tumbuh kerentanan seperti ketahanan tanaman dewasa-suhu-tinggi, perubahan lingkungan dan tidak kondusif bagi patogen yang menyebabkan penyakit, atau patogen dikendalikan melalui aplikasi fungisida misalnya. Kadang-kadang faktor keempat waktu ditambahkan sebagai waktu di mana terjadi infeksi tertentu, dan kondisi waktu panjang tetap layak untuk infeksi itu, juga dapat memainkan peran penting dalam epidemi Usia dari spesies tanaman juga dapat memainkan peran, sebagai spesies tertentu perubahan tingkat mereka terhadap penyakit pada saat jatuh tempo; proses yang dikenal sebagai resistensi ontogenik.

Jika semua kriteria tersebut tidak dipenuhi, seperti host yang rentan dan patogen yang hadir, tetapi lingkungan tidak kondusif bagi patogen menginfeksi dan menyebabkan penyakit, penyakit tidak dapat terjadi. Misalnya, jagung ditanam ke lapangan dengan residu jagung yang telah jamur Cercospora zea-maydis, agen penyebab Grey bercak daun jagung, tetapi jika cuaca terlalu kering dan tidak ada basah daun spora jamur di residu tidak dapat berkecambah dan memulai infeksi. Demikian pula, sangat beralasan jika tuan rumah rentan dan lingkungan nikmat perkembangan patogen penyakit tetapi tidak hadir tidak ada penyakit. Mengambil contoh di atas, jagung ditanam ke lapangan dibajak di mana tidak ada residu jagung dengan jamur Cercospora maydis-zea, agen penyebab bercak daun Grey jagung, tapi

(9)

Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit Tanaman Page 9

cuaca saat ini berarti periode panjang daun basah, ada tidak ada infeksi dimulai. Ketika patogen memerlukan vektor yang akan menyebar maka untuk epidemi terjadi vektor harus banyak dan aktif.

Monocyclic epidemi disebabkan oleh patogen dengan tingkat kelahiran yang rendah dan tingkat kematian yang berarti mereka hanya memiliki satu siklus infeksi per musim. Mereka adalah khas tanah lahir penyakit seperti layu Fusarium dari lena. Polisiklik epidemi disebabkan oleh patogen mampu siklus beberapa infeksi musim. Ini adalah paling sering disebabkan oleh penyakit di udara seperti embun tepung. epidemi Bimodal polisiklik juga dapat terjadi. Sebagai contoh, dalam busuk buah batu cokelat bunga-bunga dan buah yang terinfeksi pada waktu yang berbeda.

Untuk beberapa penyakit, penting untuk mempertimbangkan terjadinya penyakit selama beberapa musim tumbuh, terutama jika menumbuhkan tanaman monokultur tahun demi tahun atau tumbuh tanaman abadi. Kondisi tersebut dapat berarti bahwa inokulum yang dihasilkan dalam satu musim dapat dilakukan ke depan mengarah ke membangun suatu inokulum selama bertahun-tahun. Di daerah tropis ada kerusakan dipotong jelas antara musim tumbuh karena terdapat di daerah beriklim sedang dan ini dapat menyebabkan akumulasi inokulum. Epidemi yang terjadi dalam kondisi ini disebut sebagai epidemi polyetic dan dapat disebabkan oleh kedua monocylcic dan polisiklik patogen. embun tepung Apple adalah contoh dari epidemi polyetic disebabkan oleh patogen polisiklik dan penyakit Elm Belanda epidemi polyetic disebabkan oleh patogen monocyclic.

(10)

Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit Tanaman Page 10

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Epidemiologi penyakit tanaman adalah studi tentang penyakit pada populasi tanaman. Sama seperti penyakit manusia dan hewan, penyakit tanaman terjadi karena patogen seperti bakteri, virus, jamur, Oomycetes, nematoda, phytoplasmas, protozoa, dan tanaman parasit. Epidemiologi penyakit tanaman sering dilihat dari pendekatan multi-disiplin, yang membutuhkan biologis, perspektif statistik, agronomi dan ekologi. Biologi diperlukan untuk memahami patogen dan siklus hidupnya. Hal ini juga penting untuk memahami fisiologi tanaman dan bagaimana patogen yang dapat mempengaruhi itu.

3.2 SARAN

Saya selaku penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh dari karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing dan dari rekan-rekan sekalian demi kesempurnaan makalah kami.

(11)

Peramalan Hama dan Epidomologi Penyakit Tanaman Page 11

DAFTAR PUSTAKA

A b c d Agrios, George (2005). Patologi Tanaman. Academic Press. ISBN 978-0120445653.

Arneson ^, PA (2001). "Tanaman epidemiologi penyakit: aspek temporal". Tanaman Kesehatan Instruktur (Masyarakat Phytopathological Amerika). DOI: 10.1094/PHI-A-2001-0524-01.

http://www.apsnet.org/education/AdvancedPlantPath/Topics/Epidemiology/Epidemio logy.htm.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pemeriksaan IHK pada organ hati dan usus ayam setelah ditantang virus AI H5N1 (Tabel 9), menunjukkan jumlah antigen AI yang terdistribusi pada hati

Modification indices yang dapat diketahui dari output Amos 4.01 akan menunjukkan hubungan-hubungan yang perlu diestimasi yang sebelumnya tidak ada dalam model supaya

• Serbuk simplisia ditimbang seksama 5 g lalu dimasukkan ke dalam gelas kimia. • Tambahkan 50 ml aquades, panaskan di atas penangas sampai mendidih selama 30 menit, sambil diaduk.

Untuk mengetahui strategi yang digunakan dalam pengembangan agribisnis jagung di Kabupaten Sumbawa Barat, terlebih dahulu mengidentifikasi faktor-faktor yang

Pasien dengan kejadian hipertensi intradialitik lebih dominan memiliki karakteristik usia < 60 tahun, lama hemodialisis < 12 bulan, durasi hemodialisis < 3,5 jam,

Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding yaitu perimetrium(lapisan yang terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus), miometrium (lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pada perlakuan tanpa N, asam humat meningkatkan indeks kehijauan daun, tetapi bila diberi N hubungannya tidak nyata terhadap indeks

Terlepas dari berbagai tudingan dan tafsiran yang disematkan kepadanya (apakah ia diakibatkan oleh fanatisme beragama atau dikarenakan motif perjuangan