'■ ''m F in n jf T ' i ^■v A-'V
A A A
KESEPAKATAN BERSAMA ANTARAMENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONES A KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN
JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA Nomor : 11 /M E N L H /07/2011
Nomor : B / 2 0 / V I I /2 0 1 1 ' Nomor ; KEP- 1 5 6 /A /J A /0 7 /2 0 1 1
TENTANG
PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP TERPADU
Pada hari ini Selasa, tanggal dua puluh enam bulan Juli tahu n 2011 yang bertanda tangan di bawah ini:
I. PROF. DR. IR. GUSTI MUHAMMAD HATTA, MS., selaku MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA dalam hal ini bertindak u n tu k dan atas nam a KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, berkedudukan di Jalan D.L Panjaitan Kavling 24 Kebon Nanas, Jakarta Timur.
II. JENDERAL POLISI DRS. TIMUR PRADOPO, selaku KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA dalam hal ini bertindak u n tu k dan atas nam a KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, berkedudukan di Jalan Trunojoyo Nomor 3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
-r '
s
nil
f tii
f tIII
f t f t f t^
’III. BASRIEF ARIEF SH.,MH, selaku JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA dalam hal ini bertindak un tuk dan atas nam a KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA berkedudukan di Jalan Sultan H asanuddin Nomor 1 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
D engan m em perhatikan berikut:
peraturan perundang-undangan sebagai 1. Undang-U ndang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-
u n dan g H ukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia tah u n 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);
2. U ndang-U ndang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2 0 0 2 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168);
3. U ndang-U ndang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2 0 0 4 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4401);
4. Undang-U ndang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 0 9 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-U ndang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258); sebagaim ana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2 0 1 0 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5145); 6. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pem bentukan
O rganisasi Kementerian Negara.
Berdasarkan hal-hal tersebut. Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Jak sa Agung Republik Indonesia sepakat secara bersama untuk m elaksanakan penegakan hukum lingkungan hidup terpadu dengan m enyatakan beberapa hal sebagai berikut.
■I
BAB Im
n
m m mm
t
9 t9
f t1
» f t f t KETENTUAN UMUM Pasal 11. Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Terpadu adalah upaya yang dilaksanakan secara sinergi dan integral untuk m eningkatkan efektivitas dan efisiensi penegakan hukum pidana lingkungan hidup oleh u n su r Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Kejaksaan Republik Indonesia yang dikoordinasikan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup.
2. Tim Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Terpadu adalah tim yang dibentuk dari u n su r Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan K e j^ sa a n Republik Indonesia u n tu k meningkatkan efektivitas dan efisiensi penegakan hukum pidana lingkungan hidup.
3. Tim G abungan Penanganan Perkara Tindak Pidana Lingkungan Hidup adalah tim yang dibentuk dari unsur Penyidik Pegawai Negeri Sipil Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Jak sa yang ditetapkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup untuk m enangani perkara tindak pidana lingkungan hidup.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2
Kesepakatan bersam a ini dimaksudkan u n tuk m eningkatkan keterpaduan dalam penegakan hukum lingkungan hidup antara Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Kejaksaan Republik Indonesia.
Pasal 3
Kesepakatan bersam a ini bertujuan untuk mengoptimalkan penegakan hukum lingkungan hidup dalam menangani k asu s lingkungan hidup melalui:
a. koordinasi antara Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Kejaksaan Republik Indonesia;
b. harm onisasi pem aknaan hu kum /kesam aan persepsi dalam m enghadapi k a su s lingkungan hidup antara Kementerian
-A
Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Kejaksaan Republik Indonesia;
c. peningkatan kapasitas dan kom petensi dalam penegakan hu ku m lingkungan di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Kejaksaan Republik Indonesia;
d. pertukaran data dan informasi; dan
e. pem bentukan Tim Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Terpadu.
m
%
BAB III RUANG LINGKUP
Pasal 4
Ruang Lingkup kesepakatan bersama ini meliputi pem bentukan tim penegakan hu ku m lingkungan hidup terpadu, koordinasi, kerja sam a, peningkatan k ap asitas dan kompetensi, serta pertukaran data d a n /a ta u informasi.
1
m
9 99
9 BAB IVPEMBENTUKAN TIM PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP TERPADU
Pasal 5
(1) Sebagai bentuk pelaksanaan dari kesepakatan bersam a ini dibentuk Tim Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Terpadu yang terdiri atas u n su r Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Kejaksaan Republik Indonesia.
(2) Tim Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Terpadu sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) terdiri atas;
a. pengarah yang berasal dari unsur pimpinan di Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Kejaksaan Republik Indonesia yang m enyelenggarakan tugas dan fungsi di bidang tindak pidana lingkungan hidup;
b. pelaksana yang berasal dari unsur pelaksana tek nis di Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Kejaksaan Republik Indonesia yang m enyelenggarakan tugas dan fungsi di bidang tindak pidana lingkungan hidup;
=»
- t
- ! %1
m
a
c. sekretariat yang berasal dari unsur unit penegakan hukum pidana lingkungan hidup Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
(3) Pengarah sebagaim ana dimaksud pada ayat (1) huruf a bertugas mem berikan arah dan kebijakan tentang koordinasi, kerja sam a, peningkatan kap asitas dan kompetensi, pertukaran data d a n /a ta u informasi, dalam penegakan hukum lingkungan hidup terpadu.
(4) Pelaksana sebagaim ana dimaksud pada ayat (1) h u ru f b bertugas m elaksanakan koordinasi, kerja sama, peningkatan k ap asitas dan kom petensi, pertukaran data d an /atau informasi, dalam penegakan hukum lingkungan hidup terpadu.
(5) Sekretariat sebagaim ana dimaksud pada ayat (1) huruf c bertugas u n tu k m en du ku ng kelancaran pelaksanaan tugas penegakan huku m lingkungan hidup terpadu.
(6) Pem bentukan Tim Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Terpadu ditetapkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup.
Pasal 6
(1) Dalam rangka efektivitas dan efisiensi penanganan k a su s lingkungan hidup yang berdampak luas terhadap lingkungan hidup, m enim bulkan keresahan masyarakat, bersifat strategis, atau berdam pak nasional/internasional, dapat dibentuk Tim G abungan Penanganan Perkara Tindak Pidana Lingkungan Hidup.
(2) Pem bentukan Tim Gabungan Penanganan Tindak Pidana Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diusulkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, atau Kejaksaan Republik Indonesia.
(3) Pem bentukan Tim Gabungan Penanganan Tindak Pidana Lingkungan Hidup sebagaim ana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia dengan m em pertim bangkan saran dan m asukan dari Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Kejaksaan Republik Indonesia.
Pasal 7
(1) Untuk m eningkatkan efektivitas dan efisiensi penegakan hukum lingkungan hidup di daerah, dapat dibentuk tim penegakan hukum lingkungan hidup terpadu daerah.
s»
«I
ri
s)
j»
m
A
n
A
A
A
A
III
A
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tim penegakan hukum lingkungan hidup terpadu daerah akan ditetapkan kem udian berdasarkan kesepakatan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Kejaksaan Republik Indonesia.
BAB V KOORDINASI
Pasal 8
(1) U ntuk m ewujudkan efektivitas dan efisiensi penyidikan dan pen u n tu tan , serta pencapaian tujuan penegakan hukum lingkungan hidup. Penyidik Pegawai Negeri Sipil Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia d an /atau Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia berkoordinasi dengan Jaksa.
(2) Koordinasi sebagaim ana dimaksud pada ayat (1) dilakukan u n tu k m em bangun harm onisasi pemaknaan hukum dalam m enyikapi k a su s lingkungan hidup dalam tahap penyidikan.
(3) Pelaksanaan koordinasi antara Penyidik Pegawai Negeri Sipil Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia d a n /a ta u Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan J a k sa dilaksanakan sedini mungkin sepanjang tidak bertentangan dengan hukum acara pidana.
BAB VI KERJA SAMA
Pasal 9
(1) Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Kejaksaan Republik Indonesia dapat m elakukan kerja sama dalam penyelesaian penanganan tindak pidana lingkungan hidup.
(2) Dalam rangka kerja sama sebagaimana dim aksud pada ayat (1) Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia m em berikan ban tuan berupa:
a. personil penyidik;
b. personil dalam rangka eksekusi putusan; c. laboratorium lingkungan; dan /atau
d. ahli.
A
A
■I
-■i
S»
si
*
II J '
si
I»
2 91
(3) Dalam rangka kerja sam a sebagaimana dim aksud pada ayat (1) Kepolisian Negara Republik Indonesia memberikan bantuan berupa: a. laboratorium forensik, identifikasi, dan psikologi pem eriksaan; b. personil penyidik;
c. peralatan; d. upaya paksa;
e. penitipan tahanan; dan /atau f. pengam anan.
(4) Dalam rangka kerja sam a sebagaimana dim aksud pada ayat (1) Kejaksaan Republik Indonesia memberikan bantuan berupa a sisten si dan konsultasi dalam penerapan konstruksi hukum yang dapat dilakukan sebelum dimulainya penyidikan atau selam a p roses penyidikan berlangsung. '
BAB VII
PENINGKATAN KAPASITAS DAN KOMPETENSI Pasal 10
(1) Dalam rangka mengakomodasi perkembangan hukum lingkungan hidup dan meningkatkan keberhasilan penegakan h u k u m lingkungan hidup dilaksanakan peningkatan k ap asitas dan kom petensi Pen3ddik Pegawai Negeri Sipil Lingkungan Hidup, Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan J a k sa di bidang penegakan hukum lingkungan hidup.
(2) Peningkatan kapasitas dan kompetensi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dilaksanakan antara lain melalui pendidikan dan latihan, workshop, dan seminar.
BAB VIII
PERTUKARAN DATA DAN INFORMASI Pasal 11
Dalam rangka kelancaran pelaksanaan operasional penegakan h u k u m lingkungan hidup terpadu, Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Kejaksaan Republik Indonesia bekerja sam a untuk saling m em berikan data dan inform asi yang terkait dengan tindak pidana lingkungan hidup.
m
m
-9
»
BAB IX PEMBIAYAAN
Pasal 12
(1) Biaya yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan kesepakatan bersam a ini dibebankan kepada anggaran Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
(2) Biaya sebagaim ana dimaksud pada ayat (1) dalam operasional pelaksanaannya disesuaikan dengan anggaran Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
a»
m
m
Si
• mSi
Si
9
9
9
9
BAB X JANGKA WAKTU Pasal 13Kesepakatan bersam a ini berlaku untuk jangka waktu selam a 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Kejaksaan Republik Indonesia.
BAB XI
KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 14
(1) Setiap perm asalahan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan kesepakatan bersam a ini akan diselesaikan secara bersama.
(2) Pengubahan sebagian atau keseluruhan ketentuan dalam kesepakatan bersam a ini dilakukan berdasarkan kesepakatan bersam a.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP Pasal 15
(1) Dengan ditetapkannya kesepakatan bersam a ini, m aka K eputusan Bersam a Nomor; K EP-04/M E N LH /04/2004, Nomor: K EP-208/ A /J .A /0 4 /2 0 0 4 , Nomor; K EP-19/IV /2004 dinyatakan tidak berlaku. (2) Kesepakatan bersama ini dibuat dan ditandatangani pada hari,
tanggal, bulan, dan tahun sebagaim ana disebutkan pada awal kesepakatan bersam a ini, dalam rangkap 3 ( tiga) asli, m asing - m asing bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang
m
m
-w §
a
It
m
ai
41
41
41
9
sam a setelah ditandatangani Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan J a k sa Agung Republik Indonesia.
Demikian kesepakatan bersama ini dibuat dengan sem angat kerja sama yang baik, untuk dipatuhi dan dilaksanakan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Jaksa Agung Republik Indonesiar
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, METERAI TEMPEL JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA, JENDERAL POLISI DRS. TIMUR PRADOPO PROF. DR. IR GUSTI MUHAMMAD HATTA, MS BASRIEF ARIEF, SH. MH - 9