• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA. A. Pengukuran Kinerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA. A. Pengukuran Kinerja"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

53

BAB

3

AKUNTABILITAS

KINERJA

A. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja Pemerintah Kabupaten Sumbawa dilakukan dengan mengkomparasikan antara target dengan realisasi masing-masing Indikator Kinerja pada setiap sasaran strategis. Sasaran strategis ini merupakan sasaran strategis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2015.

Pengukuran kinerja tahun 2012 dilakukan dengan tahapan-tahapan yaitu pertama, koordinasi evaluasi capaian kinerja semester I yang dilaksanakan pada pertengahan tahun anggaran 2012; kedua, koordinasi basis data kinerja tahun 2012 pada semester II yang dilaksanakan pada akhir tahun (bulan Desember 2012); ketiga, koordinasi tabulasi dan perhitungan data kinerja; keempat, evaluasi data dan hasil pengukuran kinerja; kelima, finalisasi pengukuran kinerja; keenam, analisis capaian kinerja untuk keperluan pelaporan akuntabilitas kinerja.

Sumber data kinerja adalah berbagai terbitan yang relevan meliputi, Sumbawa dalam Angka, NTB dalam Angka, PDRB Provinsi NTB, PDRB Kabupaten Sumbawa, Statistik Ekonomi Regional NTB, profil daerah, Profil SKPD, Laporan Tahunan SKPD, LAKIP SKPD Kabupaten Sumbawa, dokumen arsip dan data SKPD/lembaga vertikal daerah, data isian LPPD Kabupaten Sumbawa.

Hasil pengukuran kinerja masing-masing Indikator Kinerja Utama (IKU) dari setiap sasaran strategis secara lengkap sebagaimana terdapat dalam Matrik Pengukuran Kinerja pada lampiran 1. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja tersebut, secara makro bahwa pencapaian kinerja masing-masing Indikator Kinerja Pemerintah Kabupaten Sumbawa rata-rata pencapaiannya di atas 80%.

(2)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

54

Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran tolok ukur keberhasilan organisasi yang menggambarkan capaian strategis organisasi. Pencapaian Indikator Kinerja Pemerintah Kabupaten Sumbawa tahun 2012 secara rinci dianalisis menurut indikator kinerja masing-masing sasaran strategis berikut ini.

1

SASARAN

STRATEGIS MENINGKATNYA AKSESIBILITAS DAN PEMERATAAN PENDIDIKAN

Adapun indikator, target kinerja dan realisasi sasaran ini adalah sebagai berikut :

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 Angka partisipasi kasar (APK) PAUD (%) 51.53 77.62 150.63 2 Angka partisipasi kasar (APK) SD/MI 136.20 109 80.03 3 Angka partisipasi kasar (APK) SMP/MTs 128.49 117.76 91.65 4 Angka Partisipasi Murni (APM)

SD/MI/Paket A 119.03 99.02 83.19

5 Angka Partisipasi Murni (APM)

SMP/MTs/Paket B 86.49 89.4 103.36

6 Angka rata-rata lama sekolah SD/MI 5.85 6.05 103.42 7 Angka rata-rata lama sekolah SMP/MTs 3.01 3.05 101.33 8 Angka partisipasi sekolah (APS) SD/MI 118.87 106.13 89.28 9 Angka partisipasi sekolah (APS)

SMP/MTs

99.06 105.94 106.95 10 Angka Putus Sekolah (Drop Out) SD/MI

(%) 0.10 0.1 100.00

11 Angka Putus Sekolah (Drop Out)

SMP/MTs (%) 0.51 0.53 96.23

12 Angka partisipasi kasar (APK)

SMA/SMK/MA 92.84 86.35 93.01

13 Angka Partisipasi Murni (APM))

SMA/SMK/MA/Paket C 60.08 63.82 106.23

14 Angka rata-rata lama sekolah

SMA/MA/SMK 3.01 3.05 101.33

15 Angka partisipasi sekolah (APS)

SMA/MA/SMK 51.53 71.88 139.49

16 Angka Putus Sekolah (Drop Out)

SMA/SMK/MA (%) 1.33 0.59 225.42

17 Angka melek huruf (%) 100.00 99.51 99.51 18 Rasio ketersediaan sekolah terhadap

penduduk usia sekolah SD/MI 97.13 77.51 79.80 19 Rasio ketersediaan sekolah terhadap

penduduk usia sekolah SMP/MTs 62.75 51.28 81.72 20 Rasio ketersediaan sekolah terhadap

penduduk usia sekolah SMA/MA/SMK 27.70 26.59 95.99 21 Sekolah pendidikan SD/MI kondisi

(3)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

55

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

22 Sekolah pendidikan SMP/MTs kondisi

bangunan baik (%) 97.55 99.3 101.79

23 Sekolah pendidikan SMA/MA/SMK kondisi bangunan baik (%)

100 99.75 99.75

Berdasarkan pengukuran kinerja di atas, secara simultan rata-rata pencapaian indikator sasaran ini adalah sebesar 105,80%. Angka ini menunjukkan bahwa secara rata-rata pencapaian indikator sasaran ini melebihi target yang ditetapkan. Namun jika ditinjau secara parsial terdapat indikator yang belum mencapai target yang ditetapkan. Beberapa indikator yang tingkat capaiannya berada di bawah 80% dari target adalah: Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah SD/MI (capaian realisasi 79.80%). Sedangkan jika dipetakan berdasarkan tercapai tidaknya target yang ditetapkan menunjukkan bahwa 11 indikator tidak mencapai taget atau sebesar 47,83% dari keseluruhan indicator pada sasaran ini.

(4)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

56

Komparasi capaian indicator sasaran ini disbanding tahun sebelumnya adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1

Komparasi Pencapaian Indikator Sasaran

INDIKATOR KINERJA Tahun 2011 Tahun 2012 Naik/Turun (+/-)

Angka partisipasi kasar (APK) PAUD (%) 42.59 77.62 + Angka partisipasi kasar (APK) SD/MI 108.71 109 + Angka partisipasi kasar (APK) SMP/MTs 100.81 117.76 + Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A 95.06 99.02 + Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket

B

77.38 89.4 + Angka rata-rata lama sekolah SD/MI 6.23 6.05 - Angka rata-rata lama sekolah SMP/MTs 3.01 3.05 + Angka partisipasi sekolah (APS) SD/MI 93.6 106.13 + Angka partisipasi sekolah (APS) SMP/MTs 70.79 105.94 + Angka Putus Sekolah (Drop Out) SD/MI (%) 0.09 0.1 + Angka Putus Sekolah (Drop Out) SMP/MTs (%) 0.88 0.53 + Angka partisipasi kasar (APK) SMA/SMK/MA 68.87 86.35 + Angka Partisipasi Murni (APM))

SMA/SMK/MA/Paket C 49.01 63.82 +

Angka rata-rata lama sekolah SMA/MA/SMK 3.03 3.05 + Angka partisipasi sekolah (APS) SMA/MA/SMK 50.75 71.88 + Angka Putus Sekolah (Drop Out) SMA/SMK/MA

(%)

3.51 0.59 -

Angka melek huruf (%) 94.1 99.51 +

Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk

usia sekolah SD/MI 77.13 77.51 +

Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk

usia sekolah SMP/MTs 48.72 51.28 +

Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk

usia sekolah SMA/MA/SMK 23.3 26.59 +

Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan

baik (%) 70.53 94.5 +

Sekolah pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan

baik (%) 73.12 99.3 +

Sekolah pendidikan SMA/MA/SMK kondisi

bangunan baik (%) 86.72 99.75 +

Sumber: Dinas Pendidikan Nasional Kab. Sumbawa (diolah)

Program/kegiatan yang dilaksanakan sehubungan dengan proses pencapaian indikator-indikator ini merupakan lingkup urusan wajib pendidikan adalah sebagai berikut:

(5)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

57

Sasaran program ini adalah berkembangnya pendidikan anak usia dini dan pra sekolah. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi:

1. Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini. 2. Dana pendamping program PPAUD.

Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya jumlah anak usia dini yang terlayani.

II. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Sasaran program ini adalah berkembangnya pendidikan dasar 9 tahun secara kualitas. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi:

1. Pembangunan/Rehabilitasi Ruang Kelas, Paving Block dan Pagar 2. Pembangunan jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya

3. Pembangunan sarana air bersih dan sanitary Meningkatnya kesehatan siswa, guru dan pegawai

4. Pengadaan meubeler sekolah

5. Rehabilitasi Sedang / Berat Bangunan Sekolah 6. Penyelenggaraan Paket A Setara SD

7. Penyelenggraan Paket B Setara SMP

8. Biaya Pengelolaan Dana BOS APBN SD, SLBN dan SMP

9. Pelaksanaan ujian sekolah SMP Meningkatnya kreatifitas siswa peserta lomba

10. Monitoring Pelaksanaan PSB SD dan SMP 11. Olimpiade SAINS Nasional Pendidikan Dasar 12. Pelaksanaan Ujian Sekolah dan Nasional SD 13. Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) SMP

14. Penyediaan Biaya Operasional Sekolah (BOS) TK, SD dan SMP 15. Penyediaan Biaya Operasional UPT SD dan PAUD

16. Olimpade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) SD 17. Penyediaan beasiswa bagi keluarga tidak mampu

18. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Dasar Meningkatnya

(6)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

58

20. Rehabilitasi Sedang / Berat Bangunan Sekolah (Lanjutan)

III. Program Pendidikan Menengah

Sasaran program ini adalah berkembangnya pendidikan menengah secara kualitas. Kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari :

1. Pembangunan Gedung Sekolah SMA/SMK

2. Pemb/rehab Rumah Dinas KepSek, Guru, Penjaga Sekolah dan Pagar Sekolah

3. Pembangunan jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya 4. Pengadaan Meubeler Sekolah

5. Meningkatnya kesehatan siswa

6. Rehabilitasi Sedang / Berat Ruang Kelas Sekolah 7. Pelatihan Penyusunan Kurikulum SMA/SMK

8. Penyediaan Biaya Operasional Manajemen Mutu (BOMM) SMA, SMK dan SLB

9. Penyelenggraan Paket C Setara SMA

10. Penyelenggaraan Akreditasi Sekolah Menengah

11. Pelaksanaan Ujian Nasional dan Ujian Sekolah SMA/MA dan SMK 12. Penyelenggaraan kegiatan PSB SMA/SMK Negeri dan Swasta 13. Lomba Keterampilan Siswa (LKS) SMK

14. Lomba Cerdas Cermat UUD NRI Tahun 1945 SMA dan SMK 15. Olimpiade Sain Siswa Nasional SMA

16. Olimpiade olahraga siswa nasional (O2SN) SMA dan SLB 17. Lomba Debat Bahasa Inggris Tingkat SMA

18. Penyusunan Profil Pendidikan Menengah dan PK-PLK (SMA/SMK dan SLB/Inklusi)

19. verifikasi Pendirian/ Penutupan Sekolah

20. Pembinaan Minat Bakat dan Kreatifitas Siswa

(7)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

59

Sasaran dari program ini adalah meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mambaca dan menulis. Kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari:

1. Publikasi dan Sosialisasi Pendidikan Non Formal

2. Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal (PTK-PNF)

3. Pengembangan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) 4. Pembinaan LKP dan PKBM

5. Penyusunan Profil Pendidikan Non Formal

6. Penyelenggaraan Akreditasi Pendidikan Non Formal

Pendidikan adalah medium penting bagi pengembangan kualitas sumberdaya manusia di Indonesia. Hal yang sangat mendasar dari pembangunan sektor pendidikan ini adalah pengembangan akses pendidikan terutama di dalam kerangka peningkatan daya tampung pendidikan. Akses pendidikan adalah kemudahan bagi masyarakat untuk menggunakan kesempatannya dalam memasuki suatu program pendidikan. Akses tersebut dapat berupa sikap sosial yang nondiskriminatif, kebijakan politik dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang mendukung dan mencegah diskriminasi, tersedianya lingkungan fisik pendidikan yang aksesibel, tersedianya alat bantu belajar/mengajar yang sesuai, dan biaya pendidikan yang terjangkau, yang memungkinkan setiap warga masyarakat menggunakan kesempatannya untuk mengikuti proses belajar/mengajar di program pendidikan yang dipilihnya.

Gambaran pencapaian indikator sasaran “Meningkatnya Aksesibilitas dan Pemerataan Pendidikan” Kabupaten Sumbawa tahun 2012 adalah sebagai berikut : - Tingkat Partisipasi. Angka partisipasi masing-masing tingkat pendidikan

dapat ditinjau dari dua hal yaitu angka partisipasi kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM)

(8)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

60

adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. APM juga merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan, yang melihat partisipasi penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai dengan standar tersebut.

Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD/TK Kabupaten Sumbawa adalah sebesar 99.9%, meningkat dari angka tahun 2011 yaitu 57,91% dan tahun 2010 yaitu 37,36%. Pada tahun 2011 jumlah siswa pada jenjang TK/RA sebesar 12.986 dan jumlah anak usia 4-6 tahun sebesar 22.423. Catatan penting yang menjadi sentral perluasan cakupan PAUD ini adalah ketersebaran sarana dan prasarana PAUD/TK. Tahun 2011, jumlah TK/RA terdapat sebanyak 178 sekolah. APK tingkat SD/sederajat tahun 2012 adalah sebesar 106,17% dan SMP/sederajat sebesar 92,96. 103,09 104,04 105,39 105,52 106,08 108,71 106,17 86,28 90,88 93,06 90,13 97,28 100,81 92,96 62,31 58,52 59,68 62,84 63,82 68,87 80,44 0 20 40 60 80 100 120 A PK

Angka Partisipasi Kasar

SD SMP SMA

(9)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

61

Indikasi dari cakupan anak usia sekolah yang bersekolah berdasarkan Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan dasar dan pendidikan menengah berdasarkan jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA/SMK, APM terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan. APM jenjang SD/sederajat pada tahun 2012 sebesar 98.97% meningkat dari tahun 2011 yang mencapai 94,83%. Sedangkan APM tingkat pendidikan SMP/sederajat sebesar 88.07% meningkat dibanding angka tahun 2011 sebesar 79,11%. Untuk jenjang SMA/sederajat APM adalah sebesar 63,24% meningkat dibanding tahun 2011 dengan angka APM sebesar 57,60% dan tahun 2010 sebesar 48,86%. Indikator lain yang dapat menjadi referensi penguatan sektor pendidikan adalah bahwa angka melek huruf Kabupaten Sumbawa tahun 2012 adalah sebesar 99,51% meningkat dibanding tahun 2011 dimana angka melek huruf Kabupaten Sumbawa sebesar 99,49%.

Rata-rata putus sekolah (drop out) SM/MA tahun 2011 sebesar 3,51; SMP/MTs sebesar 0,88; SD/MI sebesar 0,09. Angka melanjutkan tahun 2011 SMP/MTs sebesar 94,09 dan SM/MA sebesar 162,02.

Kinerja sektor pendidikan di Kabupaten Sumbawa dapat dilihat dari komponen-komponen penyusun dalam pembentukan IPM Kabupaten Sumbawa. Indeks pendidikan Kabupaten Sumbawa berdasarkan data tahun 2010 adalah 75,88% jauh di atas indeks pendidikan NTB yang mencapai 69,08. Pencapaian masing-masing komponen penyusun IPM dari unsur pendidikan adalah:

87,82 90,12 91,34 91,55 91,75 95,06 98,97 64,36 68,1 70,63 90,13 70,18 77,38 88,07 39,87 44,01 45,18 45,9 45,94 49,01 63,24 0 20 40 60 80 100 120 AP M

Angka Partisipasi Murni

SD SMP SMA

(10)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

62

a. Angka Melek Huruf (AMH).

Kabupaten Sumbawa termasuk dalam kategori tertinggi pencapaiannya di Provinsi NTB yaitu 93,74 persen (pengukuran BPS Kabupaten Sumbawa tahun 2010). Angka ini di atas rata-rata NTB bahkan berada di atas rata-rata nasional yang mencapai 92,58%.

b. Rata-rata lama sekolah (MYS).

Rata-rata lama sekolah Kabupaten Sumbawa adalah 7,12 tahun yaitu rata-rata lama penduduk untuk menempuh pendidikan formal.

2

SASARAN

STRATEGIS MENINGKATNYA MUTU PENDIDIK, TENAGA KEPENDIDIKAN DAN MANAJEMEN SEKOLAH

Adapun capaian kinerja indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 Guru SD/MI yang memenuhi kualifikasi S1

keguruan 1.40 1,247 890.71

2 Guru SMP/MTs yang memenuhi kualifikasi

S1 keguruan 1,912 1,714 89.64

3 Guru SMA/MA/SMK yang memenuhi kualifikasi S1 keguruan

1,476 1,436 97.29 4 Rasio guru terhadap murid SD/MI 1,156.70 906.24 78.35 5 Rasio guru terhadap murid SMP/MTs 1,131.40 773.38 68.36 6 Rasio guru terhadap murid SMA/MA/SMK 1,176.45 977.16 83.06 7 Rasio ketersediaan sekolah terhadap

penduduk usia sekolah SD/MI 97.13 77.51 79.80 8 Rasio ketersediaan sekolah terhadap

penduduk usia sekolah SMP/MTs 62.75 51.28 81.72 9 Rasio ketersediaan sekolah terhadap

penduduk usia sekolah SMA/MA/SMK 27.70 26.59 95.99 10 Sekolah pendidikan SD/MI kondisi

bangunan baik (%) 91.47 94.5 103.31

11 Sekolah pendidikan SMP/MTs kondisi

(11)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

63

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

12 Sekolah pendidikan SMA/MA/SMK kondisi

bangunan baik (%) 100 99.75 99.75

Berdasarkan pengukuran kinerja sasaran ini, secara simultan bahwa modus ketercapaian target indicator kinerja tidak tercapai.Selanjutnya ditinjau secara parsial, terdapat indikator kinerja yang tidak mencapai target yang ditetapkan yaitu sebanyak 8 indikator atau sebesar 66,67% dari keseluruhan indicator pada sasaran ini. Selain itu terdapat indicator yang mempunyai tingkat capaian lebih kecil dari 80% yaitu: (a) Rasio guru terhadap murid SD/MI; (b) Rasio guru terhadap murid SMP/MTs; (c) Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah SD/MI

Sedangkan perbandingan capaian masing-masing indicator kinerja antara target dan realisasi adalah tampak pada gambar berikut.

(12)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

64

Komparasi capaian indikator sasaran ini dibanding tahun sebelumnya adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2

Komparasi Pencapaian Indikator Sasaran

INDIKATOR KINERJA Tahun 2011 Tahun 2012 Naik/Turun (+/-)

Guru SD/MI yang memenuhi kualifikasi S1

keguruan 1517 1,247 +

Guru SMP/MTs yang memenuhi kualifikasi S1

keguruan 1537 1,714 +

Guru SMA/MA/SMK yang memenuhi kualifikasi

S1 keguruan 1143 1,436 +

Rasio guru terhadap murid SD/MI 996.47 906.24 - Rasio guru terhadap murid SMP/MTs 779.23 773.38 - Rasio guru terhadap murid SMA/MA/SMK 77.13 977.16 + Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk

usia sekolah SD/MI 77.13 77.51 +

Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk

usia sekolah SMP/MTs 48.72 51.28 +

Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk

usia sekolah SMA/MA/SMK 23.3 26.59 +

(13)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

65 baik (%)

Sekolah pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan baik (%)

73.12 99.3 + Sekolah pendidikan SMA/MA/SMK kondisi

bangunan baik (%)

86.72 99.75 +

Sumber: Dinas Pendidikan Nasional Kab. Sumbawa (data diolah)

Program/kegiatan yang dilaksanakan sehubungan dengan proses pencapaian indikator-indikator ini merupakan lingkup urusan wajib pendidikan adalah sebagai berikut:

I. Program Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan.

Sasaran program ini adalah meningkatnya profesionalisme dan kompetensi guru dan tenaga kependidikan. Kegiatan yang dilaksanakan adalah:

1. Pelatihan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kompetensi 2. Pembinaan Kelompok Kerja Guru (KKG)

3. Pendidikan Lanjutan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kualifikasi 4. Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik

5. Lomba gugus jenjang TK 6. Lomba gugus jenjang SD

7. Pelaksanaan Program BERMUTU

8. Penilaian Kinerja Guru bagi Kepala Sekolah SD, SMP dan SM II. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

Sasaran program ini adalah meningkatnya mutu manajemen pelayanan pendidikan. Kegiatan yang dilaksanakan terdiri dari:

1. Pelaksanaan evaluasi hasil kinerja bidang pendidikan 2. Pembinaan Dewan Pendidikan

Dalam hal kondisi sekolah perkembangannya menunjukkan progress meningkat searah dengan proporsi anggaran bidang pendidikan yang besar. Adapun deskripsi proporsi sekolah dalam keadaan baik sebagaimana tampak pada gambar berikut ini.

(14)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

66

3

SASARAN

STRATEGIS TERSEDIANYA PELAYANAN KESEHATAN GRATIS BAGI MASYARAKAT MISKIN

Adapun capaian kinerja indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 Cakupan Jamkesmaskin di puskesmas 32.57 36.38 111.70

2 Jumlah frkuensi pengawasan obat dan

makanan (%) 100 100 100.00

Berdasarkan pengukuran kinerja sasaran ini, secara simultan rata-rata pencapaiannya adalah sebesar 105,85%. Angka ini menunjukkan bahwa secara rata-rata pencapaian indikator sasaran ini melebihi target yang ditetapkan.

Cakupan Jamkesmaskin di puskesmas adalah cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin.

Berdasarkan data Profil Kesehatan Pemerintah Kabupaten Sumbawa Tahun 2011, jumlah KK miskin adalah 232.231 KK, yang penanganannya dibagi dalam beberapa skema pelayanan keluarga miskin dibagi dalam kategori adalah (1) Jamkesmas Pusat sebanyak 174.561 KK; (2) Jamkesmas NTB sebanyak 37.020 KK; (3) Bantuan Sosial Pemerintah Kabupaten Sumbawa sebanyak 20.650 KK.

(15)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

67

Cakupan pelayanan kesehatan Askeskin/Jamkesmas adalah 91,1% dan pelayanan KK miskin dengan pelayanan kesehatan dasar rawat jalan adalah 87,3% serta yang dirujuk pada sarana pelayanan strata 2 dan strata 3 adalah 4,1%.

4

SASARAN

STRATEGIS MENINGKATNYA STATUS KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT

Adapun capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 Persentase Penduduk berakses air bersih 54.22 64.6 119.14 2 Balita gizi buruk (kasus) 93.52 91.00 102.77 3 Jumlah rumah tangga pengguna air bersih 58.13 64.6 111.13 4 Rasio daya tampung tempat pembuangan sampah

(TPS) per penduduk 29.13 12.12 41.62

5 Menurunnya kasus malaria (%) 3.46 45.23 1,307.23

Berdasarkan pengukuran kinerja sasaran ini, secara simultan rata-rata pencapaiannya adalah >100%. Angka ini menunjukkan bahwa secara rata-rata pencapaian indikator sasaran ini melebihi target yang ditetapkan. Sedangkan secara parsial, terdapat indicator-indikator yang tidak mencapai target yang ditentukan, yaitu Rasio daya tampung tempat pembuangan sampah (TPS) per penduduk.

Komparasi pencapain indikator sasaran ini terhadap tahun sebelumnya adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3

Komparasi Pencapaian Indikator Sasaran

INDIKATOR KINERJA Tahun 2011 Tahun 2012 Naik/Turun (+/-)

Persentase Penduduk berakses air bersih 43.67% 64.6% + Balita gizi buruk (kasus) 296 91.00 + Jumlah rumah tangga pengguna air bersih 43.67% 64.6% + Rasio daya tampung tempat pembuangan

sampah (TPS) per penduduk 8.4% 12.12% + Menurunnya kasus malaria (%) 24 45.23 + Pencegahan dan Penangulangan Penyakit

Menular :ISPA, Diare,Kusta dan TBCBTA (+), Kecacingan (%)

(16)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

68

Tampak bahwa komparasi capaian tahun 2011 terhadap tahun 2012 menunjukkan tren meningkat (+).

Masalah persampahan sebagai bagian dari permasalahan lingkungan hidup juga menjadi fokus pelayanan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa. Dalam beberapa tahun terakhir diupayakan peningkatan kuantitas dan kualitas sarana prasarana seperti Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Pada 2006 TPS berjumlah 25 unit dengan kapasitas tampung rata-rata 10 ton, pada tahun 2007 jumlah TPS bertambah menjadi 46 unit dengan kapasitas tampung rata-rata 18,40 ton, tahun 2008 menjadi 116 unit dengan kapasitas tampung TPS rata-rata 46,40 ton, dan tahun 2009 dengan 116 unit TPS dengan daya tampung menjadi 73,44 ton. Selanjutnya jumlah daya tampung TPS di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut.

Status kesehatan dan gizi masyarakat merupakan situasi derajat kesehatan dan akseptabilitas pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan perbaikan gizi dilakukan melalui pemberian makanan yang sebaik-baiknya dengan memperhatikan kemampuan tubuh dalam mencerna makanan, unsur, jenis kelamin, jenis aktifitas dan kondisi lain seperti sakit, hamil dan menyusui. Untuk meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan 5 Zat (karbohidrat, protein, lemak, Vitamin dan

250 846,4 5.382,40 8.519,04 50.196 50.916 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 2006 2007 2008 2009 2011 2012

Jumlah daya tampung TPS (m3)

Jumlah daya tampung TPS (m3)

(17)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

69

mineral) dalam jumlah yang cukup disamping itu juga air dan serat. Untuk peningkatan Gizi oleh tenaga medis yaitu dokter dan bidan diadakan penyuluhan di posyandu dalam rangka menanggulangi masalah gizi ganda yakni gizi kurang dan gizi lebih dengan cara membiasakan mengkonsumsi hidangan sehari-hari dengan susunan zat gizi yang seimbang. Perbaikan gizi dilakukan melalui: (a) cakupan balita mendapat vitamin A 2 kali pertahun; (b) cakupan ibi hamil yang mendapat 90 tablet Fe; (c) cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada Balita; (d) balita gizi buruk mendapat perawatan; (e) balita mendapat kapsul vitamin A.

Kekurangan gizi (undernutrition) masih menjadi masalah kesehatan utama saat ini yaitu kekurangan energy protein, kekurangan vitamin A, gangguan akibat kekurangan yodium dan anemia gizi besi. Kekurangan gizi terutama disebabkan oleh kurangnya asupan pangan dan penyakit. Hal ini berkaitan dengan akses ke pangan yang cukup dan begizi yang terbatas.

Berdasarkan profil kesehatan (Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa, 2011), status gizi buruk terdapat fluktuasi, dimana pada tahun 2009 sebesar 76 orang, tahun 2010 sebesar 72 orang, tahun 2011 sebesar 296 orang. Sedangkan gizi kurang pada tahun 2009 sebesar 396 orang, tahun 2010 sebesar 1206 orang dan tahun 2011 sebesar 1115 orang.

Penanganan dan pemberantasan penyakit menular dilakukan melalui: - Penyelenggaraan penyelidikan epidemologi dan penanganan KLB.

- Pencegahan dan Pemberantasan Polio - Pencegahan dan Pemberantasan TB paru - Pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA - Pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV-AIDS - Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD - Pencegahan dan pemberantasan penyakit diare - Pelayanan pengendalian vector.

Tabel 3.4

Pencapaian SPM Bidang Kesehatan Kabupaten Sumbawa (2012)

No Jenis Pelayanan Kesehatan Capaian

(18)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

70

1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 2. Cakupan komplikasi kebidanan

yang ditangani

3. Cakupan pertolongan persalinan 4. Cakupan pelayanan nifas 5. Cakupan neonates dengan

komplikasi yang ditangani 6. Cakupan kunjungan bayi 7. Cakupan desa/kelurahan

universal child immunization (UCI)

8. Cakupan pelayanan anak balita 9. Cakupan pemberian makanan

pendamping ASI pada anak unis 6-24 bulan keluarga miskin 10. Cakupan balita gizi buruk

mendapat perawatan

11. Cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat

12. Cakupan peserta KB aktif 13. Cakupan penemuan dan

penanganan penderita penyakit: a. Acute flaccid paralysis (AFP)

rate per 100.000 penduduk<15 th

b. Penemuan penderita pneumonia balita

c. Penemuan pasien baru TB BTA positif

d. Penderitaan DBD yang ditangani

e. Penemuan penderita diare 14. Cakupan pelayanan kesehatan

dasar pasien masyarakat miskin

1.606 bumil 1961 bumil 9881 bulin 10097 bufas 1098 neonatus 9076 bayi 153 desa 47583 balita 6980 bayi Gakin 91 kasus 3450 siswa SD 42522 PUS 3 kasus (1,85/100.000 pddk) 1301 kasus 285 kasus 35 kasus 7593 kasus 76983 jiwa 95,08 87,90 92,81 94,83 74,39 92,21 92,73 91,00 100 100 43 60,27 1,85 25,66 42,3 100 42 36,38 II Pelayanan Kesehatan

1. Cakupan pelayanan kesehatan

rujukan pasien miskin

2. Cakupan pelayanan gawat

darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan

3965 kasus rujukan 0,0187

III Penyelidikan Epidemologi dan

Penaggulanagan KLB 1. Cakupan desa/kelurahan

mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemologi <24 jam

Tidak ada KLB

IV Promosi Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat

1. Cakupan desa siaga aktif 37 desa 22,42

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa, 2013

5

SASARAN

STRATEGIS

MENINGKATNYA MUTU PELAYANAN

KESEHATAN DI PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

(19)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

71

Adapun capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per

satuan penduduk 4.71 3.79 80.38

2 Keluhan pelayanan rumah sakit daerah sedang sedang 100.00 3 Rasio dokter per satuan penduduk 2.82 0.19 6.59 4 Rasio tenaga medis per satuan penduduk 23.36 2.69 11.51 5 Cakupan ketersediaan obat dan perbekalan

kesehatan (%) 100 100 100

6 Rasio posyandu per satuan balita 13.86 12.77 92.11

7 Rasio Sarana Puskesmas 13.86 0.60 4.29

8 Rasio sarana Pustu 0.271 0.22 81.71

9 Rasio sarana Polindes 16.10 0.06 0.40

10 Rasio sarana Poliklinik 0.0030 0.00071 23.81

11 Rasio sarana Posyandu 9.85 1.54 15.64

13 Kualitas pelayanan kesehatan lansia baik baik 100 14 Angka Kematian Ibu (AKI) 0.33 1.67 19.80 15 Angka Kematian Bayi (AKB) 4.24 6.67 63.60 16 Kualitas kesehatan masyarakat baik baik 100.00 17 Pemenuhan sarana dan prasarana sesuai

standar (%)

24.61 24.61 100

Berdasarkan pengukuran kinerja sasaran ini, secara simultan rata-rata pencapaiannya adalah sebesar 55,04%. Angka ini menunjukkan bahwa secara rata-rata pencapaian indikator sasaran ini melebihi target yang ditetapkan. Sedangkan secara parsial, terdapat indicator-indikator yang tidak mencapai target yang ditentukan dapat diilustrasikan pada gambar berikut:

61,17 100 6,59 11,51 100 92,11 4,29 81,71 0,4 23,81 15,64 100 19,8 63,6 100 100 0 20 40 60 80 100 120 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Distribusi Tingkat Capaian Realisasi Indikator Kinerja Sasaran

Persen Realisasi Margin 100%

(20)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

72 Keterangan : 1. Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk; 2. Keluhan pelayanan rumah sakit daerah;

3. Rasio dokter per satuan penduduk; 4. Rasio tenaga medis per satuan penduduk; 5. Cakupan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan (%); 6. Rasio posyandu per satuan balita; 7. Rasio Sarana Puskesmas; 8. Rasio sarana Pustu; 9. Rasio sarana Polindes; 10. Rasio sarana Poliklinik; 11. Rasio sarana Posyandu; 12. Angka Kematian Ibu (AKI); 13. Angka Kematian Bayi (AKB); 14. Kualitas kesehatan masyarakat; 15.Pemenuhan sarana dan prasarana sesuai standar (%)

Perkembangan ketersediaan sarana layanan kesehatan di Kabupaten Sumbawa belum dapat mengalahkan laju pertumbuhan penduduk, sehingga rasionya selalu meningkat setiap tahunnya. Hal ini digambarkan pada grafik berikut.

Selanjutnya mengenai rasio jumlah Posyandu dan balita terlayani di Kabupaten Sumbawa sepanjang tahun 2007-2012 adalah sebagai berikut.

Tabel 3.5

Jumlah Posyandu dan Balita di Kab. Sumbawa (2007-2012)

No Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1. Jumlah Posyandu 580 610 624 624 647 647

2. Jumlah Balita 46.831 42.780 49.319 55.388 43.924 50.680 3. Rasio 12,38 14,27 12,65 11,27 14,73 12,77

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa (beberapa tahun terbitan)

Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dapat ditinjau dari tingkat pemanfaatan sarana pelayanan, mutu pelayanan dan efisiensi pelayanan. Pelayanan yang dilaksanakan oleh rumah sakit adalah:

- Pelayanan instalasi rawat jalan 2,78 2,80 2,78 3,71 3,83 3,79 3,79 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 R asi o Tahun

Rasio puskesmas, poliklinik dan pustu per 10.000 penduduk

Rasio

puskesmas, poliklinik dan pustu per satuan penduduk

(21)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

73

Merupakan pelayanan konsultasi dan pemeriksaan pasien oleh dokter yang ahli di bidangnya untuk penemuan diagnosis dini dan pemeriksaan penderita pertama dalam urutan lebih lanjut di dalam tahapan pengobatan penyakit. Pelayanan instalasi rawat jalan terdiri dari klinik penyakit dalam, klinik penyakit bedah, klinik kesehatan anak, klinik kandungan dan kebidanan, klinik penyakit jiwa dan syaraf, klinik penyakit THT, klinik penyakit mata, klinik penyakit gigi dan mulut, klinik penyakit kulit dan kelamin, klinik spesialis penyakit dalam, konsultasi gizi, pelayanan KB, pelayanan rawat darurat.

- Pelayanan instalasi rawat inap - Pelayanan penunjang

Peningkatan kapasitas pelayanan kesehatan masyarakat Pemerintah Kabupaten Sumbawa dilakukan dengan optimalisasi dan penambahan fasilitas kesehatan yaitu pembangunan/pengembangan sarana dan prasarana kesehatan. Jumlah sarana kesehatan masyarakat di Kabupaten Sumbawa adalah terdiri dari 25 puskesmas, 95 puskesmas pembantu serta 37 polindes.

Dalam sisi yang lain, upaya peningkatan mutu kesehatan masyarakat tidak bisa terlepas dari ketersediaan tenaga kesehatan baik secara kualitas maupun kuantitas. Persebaran sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Sumbawa secara rata-rata bahwa semua kecamatan memiliki puskesmas dan setiap desa memiliki polindes. Ketersediaan tenaga medis dan paramedis terutama untuk pelayanan kesehatan dasar didaerah terpencil ditempuh melalui pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan terutama untuk pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya serta rumah sakit dan daerah bencana.

Rasio tenaga dokter/tenaga medis terhadap 10.000 penduduk di Kabupaten Sumbawa regres pertumbuhannya cukup baik, walaupun masih terbatas. Indikator rasio dokter per jumlah penduduk menunjukkan tingkat pelayanan yang dapat diberikan oleh dokter dibandingkan jumlah penduduk yang ada. Apabila dikaitkan dengan standar sistem pelayanan kesehatan terpadu, idealnya satu orang dokter melayani 2.500 penduduk atau 4 orang dokter melayani 10.000 penduduk. Sebagai gambaran ketersedian dokter di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut.

(22)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

74

Tabel 3.6

Jumlah Dokter di Kabupaten Sumbawa (2006-2012)

No Uraian 2006 2007 2008 2009 Tahun 2010 2011 2012

1 Jumlah

Dokter 47 53 69 86 95 71 78

Rasio 1.16 1.30 1.67 2.04 2,29 1,69 1,86

Sumber : Dinas Kesehatan dan RSUD Kab. Sumbawa (Diolah)

Dalam hal cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dapat dijelaskan beberapa rujukan sebagai berikut:

- Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani (99.86 %).

- Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (80.62%).

- Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) (84.84%). - Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan (100 %).

- Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA (30.53%). - Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD (100%). - Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin (87.35%). - Cakupan kunjungan bayi (99.21%).

Tabel 3.7

Jumlah Tenaga Kesehatan RSUD Kabupaten Sumbawa 2012

No Uraian Jumlah 1 Dokter Spesialis 9 2 Dokter umum 27 3 Dokter gigi 1 4 Bidan 32 5 Perawat 186 6 Perawat gigi 3 7 apoteker 6 8 Asisten apoteker 12

9 Pranata lab. Kes 14

10 Nutrisionaris 7 11 Radiographer 7 12 Fisiografer 8 13 Refraksionis optisi 2 14 Perekam medis 3 15 Sanitarian 3 16 Fisikawan medis 1 17 Teknisi elektromedis 1

(23)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

75

6

SASARAN

STRATEGIS PENINGKATAN DAYA DUKUNG INFRASTRUKTUR JALAN, JEMBATAN DAN IRIGASI

Adapun capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 Proporsi panjang jalan Kabupaten terhadap

panjang jalan 73.98 60.22 122.85

2 Peningkatan panjang jalan kabupaten

rata-rata pertahun (%) 4.92 5.01 98.20

3 Ketersediaan saluran

drainase/gorong-gorong (%) 24.61 24.61 100.00

4 Kondisi kemantapan jalan kabupaten (%) 50.05 51.57 103.04 5 Tersedianya dokumen inspeksi jalan secara

lengkap ada ada 100.00

6 Meningkatnya daya dukung ketersediaan

sarana dan prasarana kebinamargaan 1 1 100.00 7 Rasio saluran induk terhadap luas irigasi 5.28 4.29 123.08 8 Rasio saluran sekunder terhadap luas irigasi 15.56 12.65 123.00 9 Rasio saluran induk thdp luas baku 3.85 3.59 107.24 10 Rasio saluran sekunder terhadap luas baku 13.05 10.61 123.00 11 Ketersediaan sumberdaya air 20% 20% 100.00 12 Terbangunnya bangunan pengendali banjir

dan pengaman tebing pantai 20% 20% 100.00 13 Terlaksanya pembangunan infrastruktur

pedesaan berbasis pemberdayaan masyarakat desa

20% 20% 100.00

Berdasarkan pengukuran kinerja sasaran ini, secara simultan rata-rata pencapaiannya adalah sebesar 109,01%. Angka ini menunjukkan bahwa secara rata-rata pencapaian indikator sasaran ini melebihi target yang ditetapkan. Sedangkan secara parsial, terdapat indikator-indikator yang tidak mencapai target yang ditentukan, yaitu : Peningkatan panjang jalan kabupaten rata-rata pertahun (%).

Secara umum kondisi jalan Kabupaten Sumbawa masih kurang baik, hal ini tergambar dari kondisi jalan kabupaten yang berada dalam kondisi baik sekitar 37% dari total panjang jalan kabupaten sepanjang 951,51 Km. Selain itu, sarana wilayah lainnya adalah jaringan irigasi, yang berada pada kondisi baik sekitar 50% dari total luasan irigasi seluas 218.873 Km2.

(24)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

76

Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan ketersediaan prasarana jalan di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut.

Tabel 3.8

Status dan Panjang Jalan Kabupaten Sumbawa (2006-2012) (km)

Status Jalan 2006 2007 2008 Tahun 2009 2010 2011 2012

Jalan Nasional 182,81 223,32 223,32 223,32 223,32 223,32 221,77

Jalan Provinsi 279,96 379,05 379,05 379,05 406,88 406,88 406,88

Jalan Kabupaten 914,37 936,81 936,81 939,87 906,08 951,51 951,51

TOTAL 1377,14 1539,18 1539,18 1542,24 1535,28 1581,71 1580,16 Proporsi panjang

jalan kab. terhadap

panjang jalan 66.40 60.86 60.86 60.94 60.16 60,16 60,22

Sumber : Dinas PU Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

Kondisi permukaan jalan kabupaten pada tahun 2012, kondisi permukaan jalan saat ini adalah 39% berupa jalan aspal, 22% merupakan jalan kerikil dan 40% merupakan jalan tanah. Kondisi kematapan jalan kabupaten sebagaimana terlihat melalui tabel berikut.

Tabel 3.9

Kondisi Kemantapan Jalan Kabupaten (%)

Kondisi Aspal Kerikil Tanah

Jalan Mantap 69.08 55.90 0.42

Jalan Tidak Mantap 8.16 41.31 21.95

Jalan Kritis 22.76 2.80 77.63

Total 40.03 23.05 36.92

Sumber : Dinas PU Kab. Sumbawa (2012)

Berdasarkan data kondisi kemantapan jalan tersebut, terlihat bahwa sebagian besar jalan kabupaten masih dalam kondisi tidak mantap dan kritis. Penanganan jalan dari tahun ke tahun menjadi tugas berat pemerintah yang dihadapkan pada keterbatasan anggaran, juga kualitas pengerjaan jalan dan kondisi geografis turut memperburuk kemampuan daerah dalam meningkatkan kondisi kemantapan jalan.

Dalam hal jaringan irigasi, Kabupaten Sumbawa memiliki 34 Daerah irigasi (DI) dengan luas total 29.843 Hektar. 2 DI dengan luas >3.000 Ha menjadi kewenangan pusat 2 seluas 9.535 Ha (31,95%), 8 DI luasan antara 1.000-3000 Ha dengan luas keseluruhan 13.873 Ha (38,70%) menjadi kewenangan provinsi dan 25

(25)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

77

DI luasan <1000 Ha, dengan luas keseluruhan 8.758 Ha (29,35%) menjadi kewenangan kabupaten. Adanya daerah irigasi tersebut telah mendukung peningkatan produksi lahan pertanian karena petani dapat memanfaatkan lahan pertaniannya sepanjang tahun dengan 3 musim tanam. Adapun gambaran DI yang menjadi kewenangan pemerintah pusat di Kabupaten Sumbawa disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.10

Daerah Irigasi Kewenangan Pusat (>3000 Ha)

Sumber : Dinas PU Kab. Sumbawa

Selanjutnya Daerah Irigasi (DI) yang masih di bawah kewenangan pemerintah provinsi di wilayah Kabupaten Sumbawa disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.11

Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (>1000-3000 Ha)

Sumber : Dinas PU Kab. Sumbawa

Daerah irigasi yang masih dalam kewenangan provinsi di wilayah Kabupaten Sumbawa selama ini cukup memberikan kontribusi dalam rangka memenuhi kebutuhan air bagi lahan pertanian penduduk. Persoalan mendasar yang masih dihadapi selama ini adalah lamanya musim kering dibandingkan musim hujan

No Kab/Daerah Irigasi Nama WS Nama DAS Baku Luas Irigasi Luas Panjang Saluran Bangunan pada sal pembawa Induk Sekunder bagi bagi sadap sadap Pengatur

1 Bend. Batu bulan Sumbawa Br. Pulit 5,576 4,822 60,419 44,122 73 0 60 0 2 Mamak Kakiang Sumbawa Br. Pulit 5,416 4.713 11,632 92,403 4 22 93 1 Jumlah 10.992 9,535 72,051 136,525 77 22 153 1

(26)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

78

menyebabkan persediaan air yang belum dapat memadai sepanjang tahun. Sedangkan Daerah Irigasi (DI) di Kabupaten Sumbawa yang menjadi kewenangan pemerintah Kabupaten Sumbawa adalah sebanyak 25 DI, yang secara rinci disajikan sebagai berikut.

Tabel 3.12

Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten (<1000 Ha)

Sumber : Dinas PU Kab. Sumbawa

Dari tabel tersebut, selanjutnya ditunjukkan rasio panjang jaringan irigasi yang tersedia terhadap luas irigasi, rasio panjang saluran irigasi terhadap luas baku, dan rasio luas irigasi terhadap luas baku, baik jaringan irigasi kewenangan pusat, provinsi maupun pada 25 DI di Kabupaten Sumbawa, sebagai berikut.

(27)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

79

7

SASARAN

STRATEGIS MENINGKATNYA KUANTITAS DAN KUALITAS PERMUKIMAN LAYAK HUNI

Adapun capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 Rasio rumah layak huni per 1000 penduduk 251.88 225.66 89.59 2 Persentase rumah tangga menggunakan

listrik 96.25 75.51 78.45

3 Persentase rumah tangga pengguna air

bersih 52.90 64.60 122.12

4 Jumlah rumah tangga pengguna air bersih 58,130 70,709 121.64 5 Terbangunnya taman kota di ibu kota

kecamatan 1 Kec. 1 Kec. 100.00

6 Cakupan pelayanan penerangan jalan di ibu

kota kabupaten 1 Kec. 1 Kec. 100.00

Berdasarkan pengukuran kinerja sasaran ini, secara simultan rata-rata pencapaiannya adalah sebesar 104,44%. Angka ini menunjukkan bahwa secara rata-rata pencapaian indikator sasaran ini melebihi target yang ditetapkan. Sedangkan secara parsial, terdapat indikator-indikator yang tidak mencapai target yang ditentukan, adalah Persentase rumah tangga menggunakan listrik.

Kondisi rumah penduduk yang dikelompokkan ke dalam rumah layak huni tampak dari rasio rumah layak huni yaitu jumlah rumah yang memenuhi kriteria layak huni untuk setiap 1000 penduduk. Pada tahun 2011 jumlah bangunan rumah tempat tinggal adalah 102.745 rumah, dengan rincian bahwa yang tergolong layak huni sebanyak 82.276 ( 80,08%), dengan rasio rumah layak huni terhadap 1000 penduduk mencapai 195,90. Hal ini menunjukkan bahwa untuk setiap seribu penduduk terdapat rumah layak huni sebanyak 196 unit. Sedangkan tahun 2012, jumlah bangunan rumah adalah 104.130 rumah, yang tergolong layak huni sebanyak 85.081 ( 91,02%), dengan rasio rumah layak huni terhadap 1000 penduduk mencapai 225,66. Hal ini menunjukkan bahwa untuk setiap seribu penduduk terdapat rumah layak huni sebanyak 226 unit.

(28)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

80

Hingga tahun 2012, dari seluruh desa/kelurahan di Kabupaten Sumbawa sudah sebanyak 158 desa/kelurahan yang sudah terlayani listrik PLN (97%), dengan jumlah pelanggan seluruhnya sebanyak 82.651 pelanggan pada semua klasifikasi. Perkembangan jumlah pelanggan listrik PLN di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut. 65792 55358 54133 53382 82651 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 90000 2008 2009 2010 2011 2012

(29)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

81

8

SASARAN STRATEGIS MENINGKATNYA KUALITAS PENATAAN, PEMANFAATAN DAN PENGENDALIAN RUANG Adapun capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 Dokumen perencanaan tata ruang: 1. Perda

RTRW 2. Perda RDTRK perda perda 100

2 Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan 0.018 0.003 16.89 3 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas

Wilayah ber HPL/HGB 10.75 30.09 279.93

Berdasarkan pengukuran kinerja sasaran ini, secara simultan rata-rata pencapaiannya tidak mencapai target yang ditetapkan. Indicator-indikator yang tidak mencapai target yang ditentukan adalah Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan.

Berdasarkan UU No.24/1992, pengertian penataan ruang tidak terbatas pada dimensi perencanaan tata ruang saja, namun lebih dari itu termasuk dimensi pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Perencanaan tata ruang dibedakan atas Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Propinsi, Kabupaten dan Kota, serta rencana-rencana yang sifatnya lebih rinci ; pemanfaatan ruang

desa berlistrik 97% desa belum

berlistrik 3%

(30)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

82

merupakan wujud operasionaliasi rencana tata ruang atau pelaksanaan pembangunan; dan pengendalian pemanfaatan ruang terdiri atas mekanisme perizinan dan penertiban terhadap pelaksanaan pembangunan agar tetap sesuai dengan RTR-nya. Selanjutnya, tata ruang sendiri merupakan wujud struktural pemanfaatan ruang dan pola pemanfaatan ruang, baik yang direncanakan maupun tidak, yang menunjukkan adanya hirarki dan keterkaitan pemanfaatan ruang.

Pencapaian kinerja sasaran ini sehubungan dengan idikator penataan ruang adalah ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2012 Tanggal 5 Desember 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2013.

9

SASARAN

STRATEGIS TERWUJUDNYA PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN

Indikator kinerja sasaran ini adalah Terlaksananya koordinasi percepatan pembangunan daerah tertinggal (%), UPT yang dibina, Berkembangya Kota Terpadu Mandiri (KTM) Labangka

Berdasarkan pengukuran kinerja sasaran ini, secara simultan rata-rata pencapaiannya adalah sebesar <100%. Angka ini menunjukkan bahwa secara rata-rata pencapaian indikator sasaran ini tidak mencapai target yang ditetapkan.

10

SASARAN

STRATEGIS MENINGKATKAN KUALITAS SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN DAERAH

Adapun capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah

(31)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

83 Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah

ditetapkan dgn PERDA/PERKADA

1 1 100

RKPD 1 1 100

LAKIP 1 1 100

Laporan Evaluasi Kinerja 1 1 100

Laporan midterm review 1 1 100

LKPJ 1 1 100

LPPD 1 1 100

SIMRENAS 1 1 100

Kebijakan umum anggaran 1 1 100

Prioritas dan plafon anggaran sementara 1 1 100

Statistik ekonomi daerah 1 1 100

Dokumen monitoring dan evaluasi perencanaan sektor

sosial dan budaya 1 1 100

Sumberdaya Alam Spasial Kabupaten Sumbawa 1 1 100 Dokumen monitoring dan evaluasi perencanaan sektor

Prasarana Wilayah Dan Sumber Daya Alam 1 1 100 Pelayanan protokoler kedinasan KDH/WKDH 1 1 100 Koordinasi kegiatan pembangunan daerah (%) 24.61 24.61 100

PDRB ADHK (juta) 2,055,709 1,959,640 95.33 PDRB ADHB (juta) 5,162,641 4,642,102 89.92 Pertumbuhan PDRB ADHK (%) 6.02 6.91 114.78 Pertumbuhan PDRB ADHB (%) 13.92 17.03 122.34 Laju inflasi 7.45 9.46 78.75 PDRB per kapita (%) 20.3 5.84 28.79 Tingkat kemiskinan (%) -10.8 - -

Indeks pengeluaran konsumsi rumah tangga per

kapita 1.56 - -

Pengeluaran konsumsi rumah tangga non pangan (%) 37.12 - -

Dokumentasi kegiatan 1 1 100

Daerah Dalam Angka (DDA) 1 1 100

Kecamatan Dalam Angka 1 1 100

PDRB Kabupaten Sumbawa 1 1 100

PDRB Kecamatan 1 1 100

Profil Daerah 1 1 100

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 1 1 100

Indeks Gini Rasio 1 0

Indeks Williamson 1 0

Indeks Harga Konsumen 1 0

Indikator Kinerja Pembangunan Daerah 1 0

Sumberdaya Alam Spasial Kabupaten Sumbawa 1 1 100

(32)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

84 Bukan angkatan kerja (jiwa) 129,902 183,319 70.86

Rasii Ketergantungan (%) 65.92 - -

Tingkat partisipasi angkatan kerja (%) 81.748 78.85 96.46

Tingkat pengangguran terbuka (%) 4.78

Jumlah tanah pemda yang bersertifikat (lembar) 288 0.00

Jumlah Bank umum (jenis) 9 8 88.89

Jumlah BPR (jenis) 14

Berdasarkan pengukuran kinerja sasaran ini, secara simultan rata-rata pencapaiannya adalah sebesar >80%. Angka ini menunjukkan bahwa secara rata-rata pencapaian indikator sasaran ini termasuk dalam kategori baik.

Sistem pendukung manajemen pembangunan daerah dan penyelenggaraan pemerintahan daerah merupakan elemen dasar pelaksanaan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan. Penyusun hal ini meliputi:

- Ketersediaan dokumen-dokumen perencanaan pembangunan daerah.

Dokumen-dokumen perencanaan merupakan acuan pelaksanaan pembangunan dan pemerintahan sehingga sasaran pembangunan terukur dan obyektif. Dokumen ini meliputi: RPJPD, RPJMD, RKPD, Kebijakan umum anggaran, Prioritas dan plafon anggaran sementara.

- Ketersediaan pelaporan.

Pelaporan ini merupakan kewajiban pemerintah daerah meliputi LAKIP, Laporan Evaluasi Kinerja, Laporan midterm review, LKPJ, LPPD.

- Ketersediaan data dan informasi (data-data statistik).

Untuk memperkuat perencanaan pembangunan daerah, menggunakan data dan informasi statistik sebagai rujukan. Selain untuk perencanaan, penggunaan data dan informasi statistik juga digunakan untuk perumusan kebijakan, pemantauan, maupun evaluasi pembangunan. Dokumen data statistik yang diterbitkan meliputi: (a) Statistik ekonomi daerah; (b) Sumberdaya Alam Spasial Kabupaten Sumbawa; (c) PDRB; (d) Daerah Dalam Angka (DDA) yaitu Sumbawa dalam angka dan Kecamatan Dalam Angka; (e) Profil Daerah; (f) Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

(33)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

85

Koordinasi pembangunan daerah Kabupaten Sumbawa terdiri dari bidang social budaya, ekonomi dan prasarana.

Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan kondisi statistic dapat dilihat dari ketersediaan dokumen statistic daerah. Dokumen statistic tersebut sangat diperlukan dalam rangka memenuhi kebutuhan perencanaan, perumusan kebijakan strategis daerah, serta bahan untuk evaluasi kinerja pelaksanaan pembangunan daerah. Beberapa dokumen statistic yang dipandang penting, seperti Daerah Dalam Angka, Kecamatan Dalam Angka, PDRB Kabupaten, PDRB Kecamatan, Profil Daerah, IPM, Indeks Gini Rasio, Input Output, Indeks Kepuasan Masyarakat, Indeks Harga Konsumen, Indeks Williamson.

Berikut ini adalah keterseediaan dokumen statistik di Kabupaten Sumbawa dalam kurun waktu tahun 2005-2012 sebagai berikut.

Tabel 3.13

Ketersediaan Dokumen Statistik Kabupaten Sumbawa

No Dokumen Ada 2008 Tidak 2009 2010 2011 2012 ada Ada Tidak ada Ada Tidak ada Ada Tidak ada Ada Tidak ada

1 Daerah Dalam Angka

(DDA) v v v v v

2 Kecamatan Dalam Angka v v v v v

3 PDRB Kabupaten Sumbawa v v v v v 4 PDRB Kecamatan v v v v v 5 Profil Daerah v v v v v 6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) v v v v v

7 Indeks Gini Rasio v v v v v

8 Indeks Williamson v v v v v

9 Indeks Harga Konsumen v v v v v

10 Indeks Kepuasan

Masyarakat v v v v v

11 Indeks Pelayanan

Minimum v v v v v

12 Indeks Pelayanan Publik v v v v v

13 Indikator Kinerja

Pembangunan Daerah v v v v v

14 Sumberdaya Alam Spasial

Kabupaten Sumbawa v v v v v

Sumber : Bappeda Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

Dalam 10 tahun terakhir, perekonomian Kabupaten Sumbawa ditunjukkan oleh Angka PDRB ADHB telah tumbuh hampir lima kali lipat yakni Rp.1,17 Trilyun pada tahun 2000 menjadi Rp.4,6 Trilyun pada tahun 2011. Selanjutnya kondisi sebagaimana ditunjukkan oleh nilai PDRB ADHK yang tumbuh dari Rp. 1,16 Trilyun pada tahun 2000 menjadi Rp. 1,96 Trilyun pada tahun 2011. Nilai PDRB ADHB dan

(34)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

86

PDRB ADHK Kabupaten Sumbawa tahun 2000-2009 ditunjukkan pada gambar berikut.

Sedangkan pertumbuhan PDRB ADHB dan PDRB ADHK Kabupaten Sumbawa tahun 2000-2011 ditunjukkan pada gambar berikut.

Tolak ukur kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari berbagai segi, diantaranya adalah pendapatan per kapita. Untuk mengetahui tingkat pendapatan per kapita, terdapat tiga macam metode. Salah satu dari ketiga metode dimaksud

1.795.531,00 2.341.143,00 3.019.675,00 3.453.678,00 3.966.640,00 4.642.102,00 1.371.038,00 1.493.099,00 1.635.726,00 1.730.526,00 1.832.917,00 1.959.640,00 2004 2006 2008 2009 2010 2011

Perkembangan PDRB Kabupaten Sumbawa

ADHB ADHK 3,32 3,36 3,94 4,6 4,49 4,03 4,68 4,794,55 5,21 5,92 6,91 11,6 14,53 10,99 8,78 11,21 15,79 12,61 12,68 14,47 13,66 14,85 17,03 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Sumbawa

Tahun 2000-2011

ADHK ADHB

(35)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

87

adalah metode pengeluaran yang menghasilkan pengeluaran per kapita. Pendapatan yang diperoleh oleh rumahtangga biasanya dipergunakan untuk konsumsi selain untuk ditabung. Konsumsi akan naik seiring dengan kenaikan pendapatan dan sebaliknya. Apabila pendapatan terus meningkat maka akan terjadi pergeseran pola pengeluaran konsumsi antara makanan dan non makanan, dimana persentase pengeluaran untuk konsumsi makanan semakin menurun beralih ke non makanan. Ini bisa menunjukkan adanya indikasi perbaikkan tingkat kesejahteraan.

Tabel 3.14

Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita Perbulan (Angka Pengeluaran Per Kapita) 2011

No Uraian Makanan Non Makanan Jumlah

1 Rata-rata Pengeluaran Perkapita

Perbulan

308.173 343.914 652.087

Sumber : Sumbawa Dalam Angka. BPS Kab. Sumbawa, 2011

Memperhatikan tabel tersebut, jumlah pengeluaran rumah tangga di Kabupaten Sumbawa sebesar 652.087, yang merupakan pengeluaran untuk konsumsi makanan dan konsumsi non non makanan. Jika dihitung Indeks Pengeluaran Rumah Tangga untuk konsumsi menunjukkan angka lebih besar dari 1 berarti bahwa rata-rata rumah tangga di Kabupaten Sumbawa masih lebih besar membelanjakan pendapatannya untuk keperluan konsumsi (baik untuk pangan maupun non pangan), yang seharusnya harus dapat disisihkan untuk saving (tabungan) atau yang lainnya.

Selanjutnya dari angka tersebut, untuk pengeluaran non makanan rumah tangga di Kabupaten Sumbawa mencapai proporsi 52,74% dari total pengeluaran yang mencapai angka 343.914, digunakan untuk keperluan non pangan seperti : biaya pendidikan, kebutuhan sandang dan papan (perumahan) dan lain-lain. Kenyataan tersebut mengindikasikan bahwa proporsi pendapatan yang dibelanjakan untuk konsumsi non pangan lebih besar dari konsumsi pangan.

Selain itu, sebagai upaya efektivitas dan efesiensi pengadaan barang/jasa, Pemerintah Kabupaten Sumbawa sudah mengimplementasikan Unit Layanan Pengadaan (ULP) berdasarkan Peraturan Bupati Sumbawa nomor 19 Tahun 2011. Unit layanan ini menjadi pusat pelaksanaan pengadaan barang/jasa Pemerintah

(36)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

88

Kabupaten Sumbawa, yang diharapkan setiap pengadaan barang/jasa menjadi lebih efektif dan efisien.

11

SASARAN

STRATEGIS MENINGKATNYA PEMANFATAAN PRASARANA DAN SARANA PERHUBUNGAN, POTENSI POS DAN TELEKOMUNIKASI

Adapun capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 Jumlah arus penumpang angkutan umum

per tahun 544.735 684,000 125.57

2 Jumlah arus barang (darat, laut,

udara)(juta trip) 373 303 81.28

3 Rasio panjang jalan terhadap ketersediaan

sarana angkutan 6.00 6.32 105.34

4 Rasio ijin trayek 9.00 2.2 24.44

5 Jumlah ijin trayek 374 246 65.78

6 Ketersediaan terminal angkutan darat 11 6 54.55 7 Rasio terminal klas A thdp AKAP 1.35 0.25 18.52 8 Rasio terminal klas B thdp Angkutan AKDP 1.34 0.05 3.39 9 Rasio terminal klas C dan Shelter thdp

Angkt Kota dan Angkutan Perdesaan 1.34 0.03 2.49 10 Jumlah uji kir angkutan umum (unit) 2,814 2,603 92.50

Berdasarkan pengukuran kinerja sasaran ini, secara simultan rata-rata pencapaiannya adalah sebesar 57,39%. Angka ini menunjukkan bahwa secara rata-rata pencapaian indikator sasaran ini tidak mencapai target yang ditetapkan.

Ijin Trayek. Semakin berkembangnya pembangunan urusan perhubungan diantaranya ditandai oleh semakin meningkatknya akses perhubungan serta transportasi penunjang dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi daerah. Ketersediaan sarana pengangkutan yang semakin banyak, menyebabkan trayek angkutan yang juga semakin tumbuh. Diperlukan manajemen yang harus semakin baik. Ijin trayek merupakan salah satu bentuk pengaturan yang menjadi layanan pemerintah daerah agar tidak terjadi ketidakteraturan dalam transportasi arus

(37)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

89

barang, jasa, orang dan uang. Rasio jumlah ijin trayek per 10000 penduduk di Kabupaten Sumbawa disajikan sebagai berikut.

Tabel 3.15

Rasio Jumlah Ijin Trayek Terhadap 10000 Penduduk di Kabupaten Sumbawa

No Uraian 2006 2007 2008 Tahun 2008 2010 2012 1 Ijin Trayek 413 375 335 278 304 246 Rasio Ijin Trayek per 10000 penduduk 10.29 9.22 8.09 6.61 7.32 5.86

Sumber : Dinas Perhubungan Kab. Sumbawa (Beberapa tahun terbitan)

Uji Kir. Uji kir angkutan umum merupakan pengujian setiap angkutan umum yang akan dioperasikan di jalan agar memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan. Pengujian dimaksud meliputi uji tipe yaitu pengujian fisik untuk pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan yang dilakukan terhadap landasan kendaraan bermotor dan kendaraan bermotor dalam keadaan lengkap dan penelitian rancang bangun dan rekayasa kendaraan bermotor yang dilakukan terhadap rumah-rumah, bak muatan, kereta gandengan, kereta tempelan, dan kendaraan bermotor yang dimodifikasi tipenya. Uji Kir ini dilakukan secara berkala untuk mobil penumpang umum, mobil bus, mobil barang, kereta gandengan, dan kereta tempelan yang dioperasikan di jalan, meliputi pemeriksaan dan pengujian fisik kendaraan bermotor dan pengesahan hasil uji. Di Kabupaten Sumbawa, Uji Kir dilakukan di UPT Dinas Perhubungan, dan berdasarkan data yang ada menunjukkan perkembangan positif dari tahun ke tahun. Hal tersebut disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.16

Jumlah Uji Kir Angkutan Umum di Kabupaten Sumbawa (2006-2012)

No Kendaraan Jenis 2006 2007 2008 Tahun 2009 2010 2011 2012

1 Mobil Bus 469 475 486 503 576 606 626 2 Mobil Barang 1,305 1,315 1,319 1,645 1,713 1,811 1,977 3 Kendaraan lainnya 23 221 6 499 0 0 0 4 Jumlah 1900 2014 1814 2650 2289 2417 2603

(38)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

90

Sarana angkutan umum. Gambaran umum ketersediaan sarana angkutan darat di kabupaten Sumbawa adalah sebagai berikut.

Tabel 3.17

Perkembangan Sarana Angkutan darat kabupaten Sumbawa No Sarana Angkutan

Darat

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 Angkutan Kota Antar

Provinsi (AKAP) 15 38 29 29 29 4 4

2 Angkutan Kota 137 158 130 138 91 76 85 3 Angkutan Pedesaan 204 255 245 216 186 160 95 4 Angkutan Kota Dalam

Provinsi (AKDP) 47 98 98 98 98 68 66

5 Angkutan Tradisional 1.92 1.706 1.624 1.182 1307 720 676

Sumber: Sumbawa dalam Angka, BPS (Beberapa tahun terbitan) dan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Terminal dan Shelter. Gambaran umum ketersediaan terminal dan shelter angkutan darat di Kabupaten Sumbawa dalam beberapa tahun terakhir disajikan sebagai berikut.

Tabel 3.18

Ketersediaan terminal dan Shelter

No Sarana Terminal 2006 2007 2008 2009 2010 Tahun 2011 2012

1 Terminal Type A 1 1 1 1 1 1 1

2 Terminal Type B 2 2 2 2 2 3 3

3 Terminal Type C 4 4 4 4 4 - -

4 Shelter 4 4 4 4 4 2 2

5 Jumlah 9 9 9 9 9 6 6

Sumber: Sumbawa dalam Angka, BPS (Beberapa tahun terbitan) dan Dishubkominfo Kab. Sumbawa

Cukup tingginya sarana angkutan darat secara kuantitatif perlu ditunjang dengan ketersediaan terminal, shelter yang ditunjang dengan infrastruktur jalan di daerah. Hingga saat ini di Kabupaten Sumbawa terdapat 3 buah terminal dengan 4 buah shelter. Jumlah tersebut dipandang belum memadai untuk melayani semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan layanan kelancaran akses transportasi serta jumlah arus penumpang dan barang yang cenderung linear dengan perkembangan jumlah alat angkutan. Selanjutnya mengenai rasio terminal terhadap angkutan umum disajikan sebagai berikut.

(39)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

91

STRATEGIS DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP

Adapun capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 Jumlah tempat pembuangan sampah

(TPS) (unit) 142.64 150 105.16

2 Rata-rata daya tampung TPS (m³) 90.31 93.75 103.81

3 Rasio TPS per penduduk 3.97 3.57 89.96

4 Rasio daya tampung tempat pembuangan sampah (TPS) per penduduk

29.13 12.12 41.62 5 Luas lahan kritis (Ha) 454.980 102.000 446.06 6 Rehabilitasi hutan dan lahan (Ha) 1.25 1.25 100.00 7 Tersedianya dokumen Status

Lingkungan Hidup Daerah 1 dok 1 dok 100 8 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan

Luas Wilayah ber HPL/HGB 10.75 30 279.07

Cakupan pelayanan persampahan yang dilakukan secara reguler oleh Badan Penanaman Modal dan Lingkungan Hidup adalah 7,4%, yaitu perbandingan antara volume sampah yang ditangani dan volume produksi sampah. Ketimpangan dalam penanganan sampah terhadap produksi sampah masih menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten Sumbawa. Opsi yang dilakukan adalah dengan menyiapkan lahan-lahan tempat pembuangan sampah (TPA) pada setiap kecamatan. Sebagai perbandingan lain atas cakupan penanganan sampah adalah agregat penanganan sampah yang diproduksi penduduk tahun 2011adalah 8,4% dan tahun 2012 meningkat menjadi 9,98%. Tahun 2012, volume sampah yang ditangani adalah 60.480 m3 dan volume produksi sampah adalah sebesar 605.880 m3.

Pada 2006 TPS berjumlah 25 unit dengan kapasitas tampung rata-rata 10 ton, pada tahun 2007 jumlah TPS bertambah menjadi 46 unit dengan kapasitas tampung rata-rata 18,40 ton, tahun 2008 menjadi 116 unit dengan kapasitas tampung TPS rata-rata 46,40 ton, tahun 2009 dengan 116 unit TPS dengan daya tampung menjadi

(40)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

92

73,44 ton, tahun 2010 dengan 120 TPS dengan daya tampung 75,63 ton, tahun 2012 dengan 150 unit TPS dengan daya tampung 93,75 ton.

13

SASARAN

STRATEGIS

MENINGKATNYA PELAYANAN ADMINSITRASI PUBLIK DIBIDANG PERTANAHAN,

KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL, DAN KEARSIPAN DAERAH

Adapun capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 Jumlah tanah pemda yang bersertifikat

(lembar) 288 399 138.54

2 Jumlah KTP yang diterbitkan per tahun 45500 78000 171.43 3 Rasio kepemilikan KTP 98.54 82.90 84.13 4 Rasio kepemilikan akte perkawinan 1.36 13.41 13.59 5 Rasio kepemilikan akte kelahiran 1.52 94.34 95.80 6 Rasio kepemilikan akte kematian 1.33 0.23 17.64

Berdasarkan pengukuran kinerja sasaran ini, tingkat capaiannya secara rata-rata 69,94% sehingga indicator-indikator sasaran ini secara simultan tidak mencapai target yang ditetapkan. Jika menggunakan criteria 80% sebagai margin baik, maka proporsi capaian sasaran ini dalam criteria baik ini adalah sebagai berikut.

(41)

LAKIP - PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

2012

93

14

SASARAN

STRATEGIS

MEMBAIKNYA KESADARAN GENDER MASYARAKAT

Adapun capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 Persentase partisipasi perempuan di

lembaga pemerintah 92.85 42.61 45.89

2 Jumlah perempuan pada jabatan

struktural 224 230 102.68

3 Persentase partisipasi perempuan di

lembaga swasta 29.86 29.86 100.00

4 Rasio kekerasan dalam rumah tangga

(KDRT) 0.066 0.066 100.00

Berdasarkan pengukuran kinerja sasaran ini, secara simultan rata-rata mencapai target yang ditetapkan. Sedangkan indikator yang tidak mencapai target yang ditentukan adalah Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah.

baik 60% tidak baik

Referensi

Dokumen terkait

Pada perusahaan-perusahaan dengan kategori “Terpercaya”, ternyata penerapan GCG yang dinilai dari skor CGPI hanya berpengaruh signifikan terhadap NPM dan market

meningkatkan hasil belajar matematika aspek pengetahuan dan keterampilan siswa kelas V SDN 6 Kalipucang Wetan dan keterampilan mengajar

Berdasarkan rumus diatas bahwa pendapata yang didapatkan dari pembiayaan mudharabah dan ijarah maupun DPK (murabahah dan wadiah) profit falah adalah hasil dari

Jika tidak menyiapkan diri untuk beradaptasi pada perubahan besar-besaran di dunia pendidikan tinggi yaitu distance learning dan beroperasinya perguruan tinggi asing, maka

Tampilan Menjawab Pertanyaan, digunakan untuk melakukan proses diagnosa terhadap pasien dengan menjawab pertanyaan yang akan ditampilkan oleh sistem pakar mulai dari gejala 1

data dan informasi secara sistematis dengan maksud untuk menyediakan keterangan serta memudahkan memperolehnya kembali secara keseluruhan dan dalam hubungannya satu sama

Hal inilah yang kemudian menjadi alasan untuk peneliti mengkaji peran teori persepsi visual yang ada pada foto karya Henri Cartier Bresson.. Seorang komunikator visual

Hal tersebut didukung dengan data; pertama, adanya angka ambang batas yang cukup besar dalam pemilihan umum serentak, sehingga potensi pemusatan kekuasaan pada