• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pembinaan Nilai-Nilai Agama bagi Anak Usia Dini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Model Pembinaan Nilai-Nilai Agama bagi Anak Usia Dini"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

83

Model Pembinaan Nilai-Nilai Agama bagi Anak Usia Dini

Zakiyah1*, Makhful1, Labib Sajawandi2

1

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Purwokero

2

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMP

1

Email: zakiyah_ump@yahoo.com

ABSTRAK

Akhir-akhir ini anak-anak cenderung menujukkan perilaku yang menyimpang dan melanggar norma, baik norma agama, hukum, norma sosial maupun norma moral. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai perilaku seperti ; sering terjadinya tawuran antar pelajar, mengkonsumsi obat – obat terlarang, seks bebas dan lain sebagainya. Perilaku tersebut merupakan efek panjang dari pembinaan nilai-nilai agama dan moral yang gagal dari orang tua dan guru. Bahkan disinyalir hal tersebut dikarenakan kegagalan pendidikan pada usia sebelumnya yakni usia ketika anak dalam rentang usia kanak-kanak (usia dini). Penerapam Ipteks ”IbM Kelompok Kerja Kepala Taman Kanak-Kanak (K3TK) Kecamatan Kembaran dan Ikatan Guru Bustanul Athfal (IGB) Kawedanan Sokaraja Banyumas ” ini mempunyai tujuan memberikan pemahaman komprehensif tentang model pembinaan nilai-nilai agama dan moral pada anak usia dini, yang kreatif dan inovatif yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini. Metode yang digunakan dengan melibatkan keaktifan peserta dari mulai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan dengan menggunakan metode ceramah dialogis, tanya jawab, diskusi , kerja kelompok dan praktek langsung di TK mitra. Hasil kegiatan , model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak bagi usia dini dilakukan dengan integratif (menyatupadukan pembinaan dengan tema pembelajaran saat itu) dengan mengikuti langkah–langkah :1) appersepesi,2) bercakap-cakap tentang nilai agama dan moral (sesuai dengan indikator), 3) berbagi cerita pengalaman anak dalam pengamalan nilai-nilai agama dan moral, 4) penggunaan media yang tepat dan menarik sesuai dengan indikator, 5) permainan nilai-nilai agama dan moral, 6) refleksi permainan, 7) penekanan nilai-nilai agama dan moral dan 8) tindak lanjut dari pembinaan. Disamping itu pengabdian menghasilkan berbagai skenario model pembinaan yang merupakan langkah kongkrit perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembinaan yang memuat hari/ tanggal, waktu, topik, indikator, materi, metode, media, skenario / langkah-langkah pembinaan dan penilaian

Kata kunci : model pembinaan nilai-nilai agama dan moral, anak usia dini, perilaku.

PENDAHULUAN

Anak usia dini adalah kelompok manusia yang berusia 0-6 tahun (UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS), sehingga anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak (Asmani, 2009 : 88). Dengan demikian anak usia dini adalah anak yang mempunyai kekhususan psikologis dan perlu mndapat bimbingan dan pendidikan dari orang dewasa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

Hasil penelitian Hasan (2009 : 23) menyebutkan “Anak usia dini adalah anak dalam fase keemasan (golden age) yang membutuhkan sentuhan pendidikan yang unik dan kreatif dari seorang pendidik dengan menggunakan berbagai metode dan model yang menyenangkan sesuai dengan usia, kejiwaan dan karakteristik anak sehingga pembelajaran dapat berhasil secara maksimal. Seorang pendidik anak usia dini harus mampu memberikan pembelajaran kepada anak usia dini yang kreatif, inovatif dan peka terhadap kejiwaan anak”

Sementara itu tujuan pendidikan anak usia dini adalah untuk mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan hidup supaya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan mampu menghadapi kehidupan selanjutnya dengan wajar dan sukses (Hariwijaya dan Bertiani, 2009 : 24). Dalam pandangan Islam anak sejak lahir sebenarnya sudah dibekali dengan berbagai potensi oleh Allah untuk membekali dirinya dalam mengarungi kehidupan

Kelompok Kerja Kepala Taman Kanak-Kanak (K3TK) Kembaran adalah salah satu organisasi para kepala Taman Kanak-Kanak yang mempunyai tujuan meningkatkan kinerja para Kepala dalam mengelola dan memimpin Taman Kanak-Kanak di wilayahnya. Saat ini kelompok K3TK mengalami kesulitan ketika harus merencanakan, mengaplikasikan dan mengevaluasi pembinaan keagamaan bagi anak usia dini dalam rangka

(2)

84

menyiapkan anak dengan nilai-nilai agama dan moral, hal tersebut dikarenakan minimnya para guru TK yang mumpuni dalam bidang keagamaan (karena para guru tidak dari basic agama), disamping juga lemah dalam metodologi (karena banyak diantara para guru yang hanya tamat sekolah Menengah Atas atau yang sederajad)

Para kepala TK yang tergabung dalam K3TK menyadari bahwa pembinaan nilai- nilai agama dan moral bagi anak usia dini merupakan salah satu kurikulum sesuai dengan Permendiknas No. 58 Th. 2009. Sementara itu mendidik agama anak usia dini tidak semudah mendidik anak usia lain, karena membutuhkan metode dan model yang khusus dan harus disesuaikan dengan tahap perkembangan usia, karakteristik dan kejiwaan anak usia dini (Wawancara dengan Ketua K3TK, 7 Mei 2012). Berikut lingkup Perkembangan nilai-nilai agama dan moral sebagaimana disebutkan dalam Permendiknas No. 58 Th. 2009 (Tabel 1).

Tabel 1. Tingkat pencapaian perkembangan nilai-nilai Agama dan Moral Anak Usia Dini Lingkup

Perkembangan

Tingkat Pencapaian Perkembangan

Usia 4 – <5 tahun Usia 5 - ≤6 tahun Nilai-nilai Agama dan

Moral

1. Mengenal Tuhan melalui agama yang dianutnya

2. Meniru gerakan beribadah 3. Mengucapkan do’a sebelum

dan/atau sesudah melakukan sesuatu

4. Mengenal perilaku baik/ sopan dan buruk

5. Membiasakan diri berperilaku baik 6. Mengucapkan salam dan memberi

salam

1. Mengenal agama yang dianut 2. Membiasakan diri beribadah 3. Memahami perilaku

mulia(jujur, penolong, sopan, hormat dsb)

4. Membedakan perilaku baik dan buruk

5. Mengenal ritual dan hari besar agama

6. Menghormati agama orang lain

Sumber : Permendiknas No. 58 Th. 2009

Sementara itu Ikatan Guru Bustanul Athfal (IGB) Kawedanan Sokaraja Banyumas merupakan organisasi yang menjadi wadah kegiatan para guru yang ada di lingkungan Taman Kanak-Kanak Aisyiyah (TK ABA). Organisasi ini juga mempunyai misi untuk memajukan TK ABA yang ada di wilayah Sokaraja Banyumas dengan selalu berkoordinasi dengan para pimpinan yang ada

Beberapa program yang sudah dilaksanakan adalah mengundang para tokoh pendidikan anak usia dini, revitalisasi keberadaan TK ABA dan kegiatan lain yang mendukung pelaksanaan pembinaan anak usia dini secara keseluruhan, termasuk didalamnya pembinaan nilai-nilai agama dan moral bagi anak usia dini. Saat ini IGB kesulitan dalam hal menemukan model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini yang sesuai dan cocok dengan perkembangan kejiwaan dan intelegensi anak (Wawancara dengan pembina IGB, 10 Mei 2012)

Kelompok Kerja Kepala Taman Kanak-Kanak (K3TK) Kecamatan Kembaran mempunyai anggota 28 orang, dengan latar belakang yang variatif dari tingkat SLTA dan yang sederajat sampai Sarjana SI. Para kepala TK ini selalu berkoordinasi dengan Unit Pendidikan Kecamatan (UPK) setempat untuk mengelola taman Kanak-kanak yang ada di wilayah Kembaran Banyumas. Berikut data anggota K3TK berdasarkan jenjang pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Data Anggota K3TK Kecamatan Kembaran Berdasarkan Jenjang Pendidikan

No. Jenjang Pendidikan Jumlah

1. SMA dan yang Sederajad 7 orang

2. D.II 5 orang

3. KPG 7 orang

4. S.I 9 orang

(3)

85

Tabel 3. Data Anggota IGB Kawedanan Sokaraja Banyumas Berdasarkan Jenjang Pendidikan

No. Jenjang Pendidikan Jumlah

1. SMA dan yang Sederajad 18 orang

2. D.II 7 orang

3. KPG 7 orang

4. S.I 10 orang

Jumlah : 42 orang

TUJUAN

Tujuan kegiatan pengabdian adalah ; 1) Para kepala TK yang tergabung dalam K3TK Kecamatan Kembaran dan guru TK Aisyiyah yang tergabung dalam IGB Kawedanan Sokaraja Banyumas bertambah wawasan dan pengetahuannya secara komprehensif akan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan model pembinaan nilai-nilai agama dan moral pada anak usia dini sehingga membekali para guru untuk keberhasilan pembentukan kepribadian anak secara keseluruhan, 2) Para kepala TK yang tergabung dalam K3TK Kecamatan Kembaran dan guru TK Aisyiyah yang tergabung dalam IGB Kawedanan Sokaraja Banyumas mempunyai ketrampilan/ skill dan kemampuan yang mumpuni dan memadai untuk merencanakan dan mempraktekkan model pembinaan nilai-nilai agama dan moral bagi anak usia dini di sekolah masing-masing sehingga pembinaan menjadi menarik dan berhasil, 3) Perbaikan pembinaan nilai-nilai agama dan moral yang kreatif dan inovatif yang sesuai dengan perkembangan anak usia dini sehingga pembinaan menjadi menyenangkan dan 4) Munculnya para kepala TK yang tergabung dalam K3TK dan guru TK Aisyiyah yang tergabung dalam IGB yang mempunyai kesadaran untuk ikut serta bertanggung jawab dalam pembentukan kepribadian anak secara keseluruhan melalui pembinaan nilai-nilai agama dan moral bagi anak usia dini

METODE

Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan melibatkan seluruh kepala Taman Kanak-Kanak (K3TK) Kecamatan Kembaran yang berjumlah 28 orang guru dan para guru yang tergabung dalam Ikatan Guru Bustanul Athfal (IGB) Kawedanan Sokaraja Banyumas yang berjumlah 42 orang guru, dengan alasan para kepala Taman Kanak-Kanak dan para guru ini masih memberikan pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini secara sederhana dan kurang didukung dengan model yang menyenangkan dan perencanaan pembinaan yang bersifat apa adanya.

Sedangkan kegiatan pengabdian menggunakan metode pendekatan secara komprehensif, dalam arti melibatkan mitra sejak awal pelaksanaan pengabdian yakni dengan cara mengajak mitra mengidendifikasi persoalan-persoalan yang menyangkut kesulitan mitra dalam hal pembinaan nilai-nilai agama dan moral yang selama ini menjadi tanggung jawab para guru di Taman Kanak-Kanak masing-masing. Cara ini ditempuh dengan alasan agar pengabdian benar-benar berhasil guna dan tepat sasaran. Disamping itu melibatkan mitra untuk ikut terlibat langsung dalam kegiatan pengabdian diharapkan juga peserta ada rasa tanggung jawab untuk suksesnya kegiatan pengabdian

Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian dengan metode yang melibatkan keaktifan para peserta yaitu dengan metode ceramah dan tanya jawab (saat kegiatan orientasi materi), metode kerja kelompok (saat kegiatan workshop) dan metode praktek langsung (kegiatan simulasi, uji coba dan praktek di TK mitra yaitu TK UMP Pembina dan TK Aisyiyah I Kalibagor

Kegiatan ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut ;

1. Orientasi tentang berbagai hal yang terkait dengan pembinaan nilai-nilai agama dan moral pada anak usia dini yang meliputi pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak usia dini, anak usia dini dalam perspektif Islam dan model pembinaan nilai-nilai agama dan moral pada anak usia dini

2. Workshop untuk pengembangan model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini yang meliputi skenario pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini dengan berbagai skenario yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

3. Memberikan contoh praktek langsung perencanaan, pelaksanaan, evaluasi model pembinaan nilai-nilai agama dan moral bagi anak usia dini yang selanjutnya diikuti praktek para peserta

4. Simulasi dan uji coba model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini di Taman Kanak-Kanak yang dipraktekkan peserta di depan peserta lain yang kemudian diobservasi secara seksama

(4)

86

5. Praktek di TK mitra ( di TK UMP Pembina Kecamatan dan TK Aisyiyah I Kalibagor ) dengan pendampingan dan pemantauan secara kontinyu oleh tim pelaksana pengabdian

6. Diskusi dan Evaluasi kegiatan pembinaan nilai-nilai agama dan moral dengan peserta untuk melihat efektifitas pelaksanaan pembinaan yang sudah dipraktekkan

7. Seminar atau publikasi hasil pengabdian

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Kegiatan

Kegiatan menghasilkan model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini. Model pembelajaran/ pembinaan menurut Winataputra (2001) yang dikutip Sugianto (2010; 3) diartikan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran/ pembinaan dan para pengajar/ pembina dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran/ pembinaan

Banyaknya model atau strategi pembelajaran/ pembinaan yang dikembangkan para pakar tidaklah berarti semua pembina menerapkan semuanya untuk setiap pembinaaan. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih model/ strategi pembelajaran/ pembinaan, yaitu ; 1). Tujuan pembelajaran/ pembinaan, 2). Sifat bahan/ materi , 3) kondisi siswa, 4) ketersediaan sarana prasarana. Lebih khusus Killen (1988) dan Depdiknas (2005) dalam Sanjaya (2006; 45) menjelaskan ada 8 prinsip dalam memilih strategi pembelajaran/ pembinaan yaitu: 1) berorientasi pada tujuan, 2) mendorong aktivitas siswa, 3) memperhatikan aspek individual siswa, 4) mendorong proses interaksi, 5) menantang siswa untuk berfikir, 6) menimbulkan inspirasi siswa untuk berbuat dan menguji, 7) menimbulkan proses belajar yang menyenangkan, serta 8) mampu memotivasi siswa belajar lebih lanjut

Sementara itu pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak merupakan proses pembinaan tentang berbagai aspek yang ada dalam agama Islam yang meliputi pembinaan keimanan, ibadah dan akhlaq. Semua aspek tersebut terangkum dalam Kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril, yang merupakan materi pembinaan agama Islam yang harus diberikan kepada peserta didik dari usia anak dini sampai anak dewasa

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.

Secara umum, tujuan pendidikan anak usia dini adalah untuk mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan hidup supaya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sedangkan secara spesifik, ada dua tujuan yaitu tujuan utama dan tujuan penyerta. Tujuan utamanya adalah untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar dan dalam mengarungi kehidupan di masa dewasa. Dan tujuan penyertanya adalah untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah (Asmani, 2009 : 65-66)

Beberapa prinsip pendidikan anak usia dini adalah sebagai berikut :

1. Berorientasi pada kebutuhan anak, maksudnya kegiatan belajar yang dilakukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan perkembangan potensi anak sebagai individu. Perkembangan potensi tersebut baik fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosio-emosional (Asmani, 2009 : 71)

2. Belajar melalui bermain, maksudnya anak diajak untuk bereksplorasi (mencari), menemukan, memanfaatkan, dan mengambil kesimpulan mengenai benda di sekitarnya melalui permainan

3. Lingkungan yang kondusif, yaitu menciptakan lingkungan anak yang menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang mendukung kegiatan belajar melalui bermain (Hariwijaya, 2009 : 26)

4. Menggunakan pembelajaran terpadu, maksudnya pembelajaran dilakukan melalui tema (tematik) yang dibuat dengan menarik dan dapat membangkitkan minat anak dan bersifat kontekstual. Hal tersebut dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas (Asmani, 2009 : 72)

(5)

87

5. Mengembangkan kecakapan hidup, yaitu mengembangkan keterampilan hidup yang diarahkan untuk membantu anak menjadi mandiri, disiplin, mampu bersosialisasi dan memiliki keterampilan dasar yang berguna bagi kehidupan, sehingga membantu anak dalam mengeluarkan daya kreativitasnya (Hariwijaya, 2009 : 26)

6. Menggunakan media edukatif dan sumber belajar yang tepat

7. Dilaksanakan secara bertahap dan terus menerus, maksudnya “pendidikan harus dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak, hingga berlanjut ke konsep-konsep yang rumit”

Model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini dengan menggunakan model integratif yakni menyatupadukan pembinaan sesuai tema dan indikator yang menjadi pembelajaran pada saat itu dengan melihat kejiwaan dan karakteristik anak yang dituangkan dalam SKH (Satuan Kegiatan Harian) dan SKM (Satuan Kegiatan Mingguan) dengan menggunakan strategi bermain, uswatun khasanah/ pemodelan, pembiasaan, bernyanyi dan bercerita dengan mengikuti langkah–langkah sebagaimana bagan pada Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Bagan model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini

Pembinaan nilai-nilai agama anak usia dini diawali dengan perencanaan scenario pembinaan yang selanjutnya dipraktekkan dalam kegiatan pembinaan di kelas. Perencanaan skenario pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini merupakan perencanaan yang dibuat untuk mengaplikasikan pembinaan

nilai-Bercakap-cakap tentang nilai-nilai agama dan moral (sesuai dengan indikator)

Berbagi cerita pengalaman anak dalam pengamalan nilai-nilai agama dan moral

Penggunaan media yang tepat dan menarik sesuai dengan indikator

Permainan nilai-nilai agama dan moral (bermain peran, simulasi, demonstrasi dsbnya)

Refleksi permainan

Penekanan nilai-nilai agama dan moral

Tindak lanjut dari pembinaan

Apersepsi (mengulang pembinaan sebelumnya dan member rangsangan pembinaan selanjutnya)

(6)

88

nilai agama dan moral anak usia dini di kelas sesaui dengan tema dan indikator yang ada dengan berpedoman pada Permendiknas nomor 58 tahun 2009. Perencanaan skenario ini memuat hari/ tanggal, waktu, topik, indikator, materi, metode, media, skenario / langkah-langkah pembinaan dan penilaian.

Perencanaan skenario ini merupakan materi yang memberikan kemampuan dan ketrampilan kongkrit para peserta dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini yang diaplikasikan guru di ruang kelas, yang diawali dengan pemaparan 3 materi oleh para pelatih yaitu materi : 1) Strategi Pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini, 2) Aplikasi pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini di kelas dan 3) Perumusan perencanaan skenario model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini. Salah satu contoh perencanaan skenario model pembinaan tersaji pada Tabel 4 berikut.

Hasil kegiatan selanjutnya adalah pelaksanaan praktek dengan cara peserta pelatihan mempraktekkan perencanaan skenario model pembinaan nilai-nilai agama dan moral bagi anak usia dini yang sudah dirumuskan pada saat pelaksanaan workshop dan peserta yang lain mengamati pelaksanaan praktek dengan pantauan dan pendampingan tim pelaksana. Setelah peserta praktek selesai kemudian dievaluasi secara bersama-sama dengan tim pelaksana untuk melihat efektifitas model pembinaan yang selanjutnya di beri masukan yang membangun untuk kebaikan model pembinaan yang sudah dipraktekkan.

Praktek model pembinaan nilai-nilai agama dan moral bagi anak usia dini ini juga dimaksudkan memberikan kemampuan dan ketrampilan langsung bagi para peserta sehingga pemahaman peserta semakin komprehensif dan kongkrit dalam pelaksanaan pembinaan nilai-nilai agama dan moral bagi anak usia dini, sehingga pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini semakin berhasil.

Tabel 4. Skenario Pembinaan Nilai – Nilai Agama dan Moral Anak Usia Dini Hari / tanggal ………

Waktu 40 menit

Topik Pembiasaan perilaku yang baik

indikator Membedakan perbuatan yang salah dan benar Sabar menunggu giliran

Mengucapkan terima kasih jika menerima sesuatu Materi Tertib dalam kegiatan Makan bersama

Metode Praktek langsung makan bersama Media Snack, jajan

Meja

Nampan/piring. Sendok Skenario/

langkah-langkah pembelajaran

1. Apersepsi; bercakap-cakap tentang antri, sabar menunggu giliran, dan kebiasaan mengucapkan terima kasih.

2. Bercerita tentang pentingnya perilaku-perilaku yang baik

3. Guru mengkondisikan anak pada tempat dan pearalatan yang akan digunakan untuk mekan bersama.

4. Guru mencontohkan anak untuk cuci tangan, anak-anak mencuci tangan 5. Anak-anak berbaris antri dan sambil bernyanyi

6. Anak antri menerima snack/makanan yang akan di bagi

7. Guru membimbing anak untuk antri, menerima dengan tangan kanan, dan mengucapkan terima kasih

8. Guru membimbing anak untuk makan sambil duduk dan tidak berbicara

9. Setalah makan, anak membereskan, dan membuang sampah bekas makan snack di tempat sampah

10. Guru membimbing anak untuk berdoa setelah makan bersama-sama 11. Guru memberikan bintang/reward pada anak yang dapat berperilaku baik

12. Guru memberikan penekanan sikap-sikap baik yang harus mereka biasakan ketika dirumah dalam kehidupan sehari-hari.

Penilaian 1. Observasi indikator sasaran.

2. Wawancara dengan orangtua tentang perubahan sikap anak berdasarkan indikator sasaran

3. Merencanakan program tindak lanjut

Secara umum hasil praktek skenario model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini yang dilaksanakan oleh para peserta sudah baik dan skenario yang dipraktekkan juga sudah sesuai dengan program semester dengan indikator metode yang digunakan variatif dan peserta didik tidak bosan, anak belajar dengan

(7)

89

senang dan anak memperhatikan dengan bersungguh-sungguh dan anak mampu mempraktekkan pembinaan nilai-nilai agama dan moral yang sudah diberikan oleh guru.

B. Pembahasan

Pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini dilaksanakan dengan berpedoman pada Permendiknas nomor 58 tahun 2009 yang kemudian diperinci menjadi progran semester yang berisi indikator pembinaan baik untuk anak kelompok A (usia < 5 tahun) maupun anak kelompok B (usia > 5 tahun). Pembinaan dilaksanakan secara integratif dan menyatu dengan tema yang diajarkan pada waktu pembelajaran, sehingga pembinaan nilai-nilai agama dan moral tidak berdiri sendiri dan include pada pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Pembinaan juga dilaksanakan dengan melihat kejiwaan anak dan menggunakan media serta strategi yang menyenangkan dan menarik seperti permainan,pembiasaan, teladan, bercerita, demonstrasi, bermain peran dan lain

Sedangkan model pembinaan yang dipraktekkan dengan model integratif yaitu menyatukan pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak dengan kemampuan dasar yang berkaitan dengan tema yang ada ( dengan pembinaan yang disesuaikan dengan kejiwaan dan karakteristik anak usia dini (anak TK). Sedangkan strategi pembinaannya disesuaikan dengan materi pembelajaran yang ada dengan menggunakan strategi latihan dan pembiasaan (yang merupakan strategi memberikan landasan dasar bagi anak dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik), bermain (yang merupakan fitrah anak usia dini), keteladanan para guru/ modelling (yang merupakan model bagi anak usia dini di lingkungan sekolah) dan juga bercerita (yang merupakan strategi memberikan cerita-cerita yang edukatif bagi anak) disamping juga strategi bernyanyi yang merupakan kesukaan anak

Hal tersebut sesuai dengan pendapat imam Ghozali yang mengatakan metode penanaman agama pada anak melalui pertama, metode pembiasaan, yakni metode dengan melatih anak untuk membiasakan dirinya pada budi pekerti dan meninggalkan kebiasaan yang buruk melalui bimbingan dan latihan (exercising).Kedua, metode keteladanan.Dalam rangka membawa manusia menjadi manusiawi, Allah telah menciptakan Rasulullah sebagai pribadi teladan yang baik.Demikian halnya dengan guru. Dalam pandangan al-Ghazali, guru adalah pewaris nabi dan subyek pendidikan, maka haruslah menjadi teladan bagi anak didiknya.dan orang tua tidak lain adalah guru bagi anak-anaknya.

Metode pembiasaan mempunyai pengaruh penting bagi pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak dan akan membentuk kepribadian anak kelak Anak yang sejak kecil dibiasakan dengan pengamalan keagamaan baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah akan berbeda dengan anak yang tidak dibiasakan dengan pengamalan keagamaan.Hal tersebut dapat dilihat ketika anak sudah dewasa dan menjalani kehidupan di kemudian hari

Metode keteladanan juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan kepribadian anak, bahkan anak adalah sosok manusia yang mudah meniru dan identifikasi dengan orang yang dilihat dan diidolakan, bahkan peniruan tanpa seleksi karena memang jiwa anak yang masih labil dan belum mampu memilih mana yang baik dan mana yang kurang baik, disinilah peran guru Taman Kanak-Kanak untuk ikut membentuk kepribadian anak secara keseluruhan dengan keteladanan dan contoh yang baik. Anak usia Taman Kanak-Kanak adalah anak yang lebih mengidolakan gurunya dibanding orang tuanya

Kegiatan pengabdian dengan memberikan orientasi materi yang dapat dikatakan mampu memberikan pemahaman dan wawasan komprehensif kepada para peserta akan model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini. Model pembinaan yang demikian perlu difahami dan dipraktekkan oleh para guru di TK untuk keberhasilan pembinaan sehingga para guru TK mampu mencetak anak yang tidak hanya faham akan nilai-nilai agama dan moral tapi mampu pula menjadikan anak mau mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari walaupun dalam skala yang sederhana sesuai dengan usia anak TK

Kegiatan selanjutnya yang berupa Workshop yang dilaksanakan juga mampu memberikan kemampuan dan ketrampilan kongkrit kepada para peserta akan perencanaan , pelaksanaan dan evaluasi pembinaan dengan indikator peserta mampu merumuskan skenario pelaksanaan pembinaan nilai-nilai agama dan moral bagi anak usia dini bahkan para peserta merasa bertambah wawasan dan ketrampilannya dalam merumuskan perencanaan skenario pelaksanaan pembinaan nilai-nilai agama dan moral bagi anak usia dini

Kegiatan simulasi dan ujicoba yang memberikan ketrampilan kongkrit kepada para peserta juga dapat dikatakan berhasil dengan indikator para peserta yang antusias mengikuti simulasi dan uji coba yang dilaksanakan, begitu juga praktek skenario model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini yang dilaksanakan di TK mitra (TK UMP Pembina Kecamatan dan TK Aisyiyah I Kalibagor ) dapat dikatakan mampu memberikan kemampuan dan ketrampilan langsung kepada para peserta dan skenario yang dipraktekkan juga sudah sesuai dengan program semester dengan indikator metode yang digunakan variatif sehingga peserta

(8)

90

didik tidak bosan, anak belajar dengan senang dan anak mampu mempraktekkan pembinaan nilai-nilai agama dan moral yang sudah diberikan oleh guru

KESIMPULAN

1. Model pembinaan adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembinaan dalam hal ini adalah pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini

2. Model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini dengan menggunakan model integratif yakni menyatupadukan pembinaan sesuai tema dan indikator yang menjadi pembelajaran pada saat itu dengan melihat kejiwaan dan karakteristik anak yang dituangkan dalam SKH (Satuan Kegiatan Harian) dan SKM (Satuan Kegiatan Mingguan) dengan menggunakan strategi bermain, uswatun khasanah/ pemodelan, bernyanyi dan bercerita dengan mengikuti langkah–langkah :1) appersepesi,2) bercakap-cakap tentang nilai agama dan moral (sesuai dengan indikator), 3) berbagi cerita pengalaman anak dalam pengamalan nilai-nilai agama dan moral, 4) penggunaan media yang tepat dan menarik sesuai dengan indikator, 5) permainan nilai-nilai agama dan moral (bermain peran, simulasi, demonstrasi dan sebagainya, 6) refleksi permainan, 7) penekanan nilai-nilai agama dan moral dan 8) tindak lanjut dari pembinaan

3. Pembinaan nilai-nilai agama dan moral bagi anak usia dini diawali dengan perencanaan skenario pembinaan yang memuat hari/ tanggal, waktu, topik, indikator, materi, metode, media, skenario / langkah-langkah pembinaan dan penilaian.dengan perencanaan yang berpedoman pada Permendiknas nomor 58 tahun 2009 . Kegiatan ini juga berdampak positif bagi para peserta, peserta mampu merumuskan skenario model pembinaan dan selanjutnya menghasilkan buku panduan pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini bagi guru Taman Kanak-kanak

4. Strategi pembinaan nilai-nilai agama dan moral disesuaikan dengan materi pembelajaran yang ada dengan menggunakan strategi latihan dan pembiasaan (yang merupakan strategi memberikan landasan dasar bagi anak dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik), bermain (yang merupakan fitrah anak usia dini), keteladanan para guru/ modelling (yang merupakan model bagi anak usia dini di lingkungan sekolah) dan juga bercerita (yang merupakan strategi memberikan cerita-cerita yang edukatif bagi anak) disamping juga strategi bernyanyi yang merupakan kesukaan anak

5. Kegiatan Simulasi dan uji coba yang merupakan penyampaian hasil kerja kelompok dalam merumuskan skenario model pembinaan juga mendapat respon dari para peserta dengan dibuktikan para peserta yang antusias menanggapi dan memberikan masukan konstruktif

6. Kegiatan Praktek skenario model pembinaan nilai-nilai agama dan moral bagi anak usia dini di TK UMP Pembina Kecamatan dan TK Aisyiyah I Kalibagor mampu memberikan ketrampilan kongkrit para peserta. Para peserta yang melaksanakan praktek pembinaan merasa bertambah wawasan dan ketrampilannya dalam model pembinaan nilai-nilai agama dan moral anak usia dini sehingga dapat dilaksanakan di TK masing-masing

DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur. 2009. Manajemen Strategis Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta : DIVA Press Hariwijaya, M dan Bertiani Eka Sukaca. 2009. PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan Pendidikan Sejak Dini.

Yogyakarta : Mahadhika Publishing

Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009, Tentang Tingkat Pencapaian Perkembangan Nilai-Nilai Agama dan Moral pada anak.

Sanjaya, Wina, 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Jakarta: Kencana Prenada Media.

Sugianto, 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif, Surakarta : Yuma Pressindo

Hasan, 2009, Penanaman Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Anak Usia Pra Sekolah (Studi Kasus di TK UMP Tahun Pelajaran 2008/2009) Tidak Dipublikasikan.

Gambar

Tabel 1. Tingkat pencapaian perkembangan nilai-nilai Agama dan Moral  Anak Usia Dini  Lingkup
Tabel 3. Data Anggota IGB Kawedanan Sokaraja Banyumas Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Gambar 1. Bagan model pembinaan nilai-nilai agama dan moral  anak usia dini
Tabel 4. Skenario Pembinaan Nilai – Nilai Agama dan Moral Anak Usia Dini  Hari / tanggal   ……………………

Referensi

Dokumen terkait

Ketepatan dalam Tenerapkan teknik-teknik analisis dalam perancangan tata letak fasilitas dan memberikan solusi dalam rangka pemecahan masalah yang berhubungan dengan tata

Sernua perokok mengetahui bahaya merokok dan sebagian besar mengetahuinya dari media massa, sedangkan 77% perokok rnempunyai keinginan untuk berhenti merokok.. Kesimpulan yang

Mahasiswa menjadi salah satu agen utama yang dapat meningkatkan daya saing serta pembangunan bangsa dikarenakan mereka sering berpikir kritis dan tidak jarang

[r]

Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun 2011-2013 dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Melihat latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk melakukan analisis lebih lanjut berkaitan dengan “Implementasi Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif Bagi Anak

Sedangkan persamaan Jepin Lembut desa Sekura kecamatan Teluk Keramat dan Mensere kecamatan Tebas pada tema non literer, alat musik yang digunakan, tidak

Terkait penguatan kelembagaan dalam mencapai GFG, Kartodihardjo (2008) menyatakan bahwa tujuan melakukan perubahan kelembagaan adalah untuk mendapatkan kinerja lebih