TROUBLESHOOTING AIR CONDITIONING SYSTEM
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya) Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang
Oleh :
Nama : FORALGI YUNDRA Nomor Bp. : 1401102007
Jurusan : Teknik Mesin Program Studi : Teknik Alat Berat
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
JURUSAN TEKNIK MESIN
TAHUN 2016/2017
LEMBARAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
TROUBLESHOOTING AIR CONDITIONING SYSTEM
Tugas Akhir ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Tugas Akhir Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang.
Pada tanggal 07 Oktober 2017
Tim Penguji
Ketua Sekretaris
H.Oong Hanwar, ST., MT Rino Sukma, ST., MT NIP. 19691019 199303 1 001 NIP.19770117 200501 1 002
Anggota I Anggota II
Darman Dapersal Dinar, ST.,MPd Hendra, ST.,MT
LEMBARAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
TROUBLESHOOTING AIR CONDITIONING SYSTEM
Dibuat oleh
Nama : Foralgi Yundra No. BP : 1401102007 Jurusan : Teknik Mesin
Program Studi : Teknik Alat Berat
Telah Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
H. Oong Hanwar, ST.,MT Andriyanto, ST. MT NIP. 19691019 199303 1 001 NIP. 19790124 200501 1 009
Telah Disahkan Oleh :
Ketua Jurusan Ketua Program Studi Teknik Mesin Teknik Alat Berat
Dr. Junaidi, ST.,MP Rino Sukma, ST.,MT NIP. 19660621 199203 1 005 NIP: 19770117 200501 1 002
LEMBARAN PROPOSAL POLITEKNIK NEGERI PADANG
Nama : FORALGI YUNDRA
No. BP : 1401102007 Jurusan : Teknik Mesin Program Studi : Teknik Alat Berat
Judul Tugas Akhir : TROUBLESHOOTING AIR CONDITIONING SYSTEM Uraian Tugas : ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… DimulaiTanggal : ……….. SelesaiTanggal : ……….. Pembimbing I H. OONG HANWAR, ST.,MT NIP. 19691019 199303 1 001 Pembimbing II ANDRIYANTO , ST.,MT NIP. 19790124 200501 1 009
NO HARI/TGL URAIAN TUGAS PARAF
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
JURUSAN TEKNIK MESIN
FORMULIR No. Dokumen
LEMBARAN ASISTENSI TUGAS AKHIR
MAHASISWA
Edisi Revisi Berlaku Efektif Halaman
NAMA FORALGI YUNDRA
NO.BP 1401102007
JURUSAN / PRODI TEKNIK MESIN / TEKNIK ALAT BERAT
PEMBIMBING I H.OONG HANWAR , ST.,MT
PEMBIMBING II ANDRIYANTO , ST.,MT
JUDUL TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING AIR CONDITIONING SYSTEM
Padang, 2017 Mengetahui, Ketua Prodi Rino Sukma . ST .,MT NIP.19770117 200501 1 002 Pembimbing I H.Oong Hanwar . ST .,MT NIP. 19691019 199303 1 001 Pembimbing II Andriyanto , ST.,MT NIP. 19790124 200501 1 009
No. Alumni Universitas
FORALGI YUNDRA
No. Alumni Fakultas
Biodata
(a) Tempat / Tanggal Lahir : Kumbayau / 26 Agustus 1996 (b) Nama Orang Tua : Yuntasri dan Yeni syuriani (c) Fakultas : Politeknik Negeri Padang (d) Jurusan : Teknik Mesin (e) No. BP: 1401102007 (f) Tanggal Lulus : 07 Oktober 2017 (g) Predikat Lulus : Sangat Memuaskan (h) IPK: 3.57 (i) Lama Studi : 3 Tahun 1 Bulan (j) Alamat Orang Tua : Jl. Raya Kumbayau kec.Talawi, Kota Sawahlunto.
Troubleshooting air conditioning system Tugas Akhir D-III oleh: Foralgi Yundra
Pembimbing: H.Oong Hanwar, ST.,MT dan Andriyanto, ST.,MT
ABSTRAK
Tulisan ini membahas tentang problem yang terjadi pada alat simulasi air conditioning system, pada saat pengetesan alat simulasi air conditioner suhu evaporator tidak dingin (not cooling) meskipun temperature control sudah berada pada posisi high (cool).
Untuk mencari penyebab masalah tersebut diterapkan metode delapan langkah troubleshooting . Setelah dilakukan pengaplikasian delapan langkah tersebut maka ditemukannya root cause nya yaitu terjadinya kerusakan pada seal kompresor sehingga menyebabkan kebocoran refigerant pada sistem air conditioner. Untuk menanggulangi masalah tersebut seal kompresor diganti dengan part yang baru.
.
Kata kunci : Troubleshooting, Air conditioning system, Alat simulasi air conditioning, Seal
Tugas akhir ini telah dipertahankan di depan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal:
Abstrak telah disetujui oleh penguji:
Tanda Tangan
Nama Terang H. Oong Hanwar, ST.,MT Andriyanto, ST., MT Ir. Darman Dapersal
Dinar, MPd Hendra,ST.,MT
Mengetahui:
Ketua Jurusan Teknik Mesin Dr. Junaidi, ST.,MP
Nama Tanda Tangan Alumni telah mendaftar ke Fakultas / Politeknik Negeri Padang dan mendapat nomor alumni:
Petugas Fakultas / Universitas Nomor Alumni Fakultas Nama Tanda Tangan
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Troubleshooting Air Conditioning System”. Kemudian selawat beserta salam kita do’akan kepada junjungan kita yakninya Nabi besar Muhamammad SAW, sebagai suri teladan bagi kita semua.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyelesain tugas akhir ini, yakni kepada:
1. Kedua orang tua penulis dan saudara/i penulis yang telah memberikan semangat dan dorongan baik secara materil maupun moril, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
2. Bapak Aidil Zamri.ST.,MT selaku Direktur Politeknik Negeri Padang.
3. Bapak Junaidi. ST.,MT selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang.
4. Bapak Rino Sukma.ST.,MT selaku Ketua Program Studi Teknik Alat Berat. 5. Bapak H.Oong Hanwar.ST.,MT selaku pembimbing I penulis yang telah
memberikan bimbingan serta nasehat kepada penulis selama penyusunan Tugas Akhir ini.
6. Bapak Andriyanto.ST.,MT selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan serta nasehat kepada penulis selama penyusunan Tugas Akhir ini. 7. Bapak staff pengajar lainnya yang telah membantu penulis, sehingga penulisan
tugas akhir ini dapat berjalan dengan lancar.
8. Seluruh teknisi PT. Trakindo Utama yang telah membantu penulis baik itu secara materi maupun praktek.
ii 9. Tidak lupa juga buat teman – teman seperjuangan yang telah banyak membantu
memberikan kritik dan saran selama pembuatan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih belum sempurna baik dalam penulisan maupun dari isinya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya untuk menyempurnakan atau membangun guna kesempurnaan dimasa yang akan datang. Penulis juga berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis sendiri dan mahasiswa jurusan teknik mesin. Amin.
Padang, 15 September 2017
iii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBARAN PENGESAHAN KATA PERSEMBAHAN ABSTRAK
LEMBARAN TUGAS AKHIR
LEMBARAN ASISTENSI TUGAS AKHIR LEMBARAN REVISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR DIAGRAM... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... vi ii BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar belakang ... 1 1.2 Batasan Masalah ... 2 1.3 Tujuan ... 2 1.3.1 Tujuan Umum ... 2 1.3.2 Tujuan Khusus ... 2
1.4 Metode Pengambilan Data ... 3
1.5 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II TEORI DASAR ... 5
2.1 Teori Dasar Sistem Rerigerasi ... 5
2.2 Refigerant ... 5
2.3 Komponen Utama Air Conditioner ... 6
2.3.1 Kompresor ... 6 2.3.2 Magnetic Clutch ... 7 2.3.3 Kondensor ... 8 2.3.4 Expansion Valve... 8 2.3.5 Evaporator ... 9 2.3.6 Receiver Dryer ... 9
iv
2.4 Komponen Pendukung ... 10
2.4.1 Oli Kompresor ... 10
2.4.2 Pipa Refigerant ... 10
2.4.3 Pulley dan Belt... 11
2.4.4 Extra Fan ... 11 2.5 Komponen Kelistrikan ... 12 2.5.1 Selector Switch ... 12 2.5.2 Thermostat ... 12 2.6 Troubleshooting ... 13 2.7 Kemampuan Troubleshooter ... 13 2.8 Prosedur Troubleshooting ... 14
BAB III METODOLOGI... 15
3.1 Metode Pengumpulan Data ... 15
3.1.1 Studi Kepustakaan ... 15
3.1.2 MetodeWawancara ... 15
3.1.3 Observasi ... 15
3.2 Langkah – langkah Troubleshooting ... 15
3.2.1 Yakinkan Problem Benar – benar Terjadi ... 16
3.2.2 Tentukan Problem Dengan Mencatat ... 16
3.2.3 Periksa Komponen Air Conditioner Secara Visual ... 16
3.2.4 Tuliskan Semua Kemungkinan Penyebab ... 17
3.2.5 Lakukan Test dan Catat Hasilnya ... 17
3.2.6 Temukan Akar Masalah ... 18
3.2.7 Perbaiki Kerusakan... 18
3.2.8 Analisa Mengapa Problem Terjadi ... 18
BAB IV PEMBAHASAN ... 23
4.1 Alat Simulasi Air Conditioning System ... 23
4.2 Langkah – langkah Troubleshooting ... 24
4.2.1 Yakinkan Problem Benar – benar Terjadi ... 24
v
4.2.3 Periksa Air Conditioner Secara Visual ... 25
4.2.4 Menuliskan Kemungkinan Penyebab Kerusakan ... 26
4.2.5 Lakukan Pengetesan dan Catat Hasilnya ... 27
4.2.6 Temukan Akar Masalah ... 30
4.2.7 Perbaiki Kerusakan ... 31
4.2.8 Analisa Mengapa Problem Terjadi ... 35
BAB V PENUTUP ... 36
5.1 Kesimpulan... 36
5.2 Saran ... 37
vi
DAFTAR DIAGRAM
vii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Kompresor 7
Gambar 2.2 : Magnetic clucth 7
Gambar 2.3 : Kondensor 8
Gambar 2.4 : Expansion valve 8
Gambar 2.5 : Evaporator 9
Gambar 2.6 : Receiver dryer 9
Gambar 2.7 : Oli kompresor 10
Gambar 2.8 : Pipa refigeran 10 Gambar 2.9 : Pulley dan belt 11
Gambar 2.10: Extra fan 11
Gambar 2.11: Selector swicth 12
Gambar 2.12 : Thermostat 12
Gambar 2.13 : Relay 13
Gambar 2.14 : Prosedur troubleshooting 14
Gambar 4.1 : Alat simulasi air conditioning system 24 Gambar 4.2 : Pemeriksaan magnetic clucth secara visual 27 Gambar 4.3 : Pengukuran magnetic clucth menggunakan DMM 29 Gambar 4.4 : Kebocoran pada seal kompresor 31
Gambar 4.5 : Kompresor 32
Gambar 4.6 : Pombongkaran cover kompresor 33
Gambar 4.7 : Seal kompresor 34
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Air conditioning system merupakan proses pengontrolan kuantitas dan kualitas pendinginan. Pembersihan dan pensirkulasian udara dengan tujuan memperoleh kondisi ruangan yang nyaman dan sesuai keinginan.
Penggunaan air conditioner (AC) pada saat ini merupakan hal yang tidak bisa di elakkan lagi. Udara yang semakin panas di tambah polusi yang semakin meningkat menjadikan pemakaian air conditioner (AC) menjadi sangat penting, baik pada unit alat berat maupun kendaraan ringan seperti mobil. Disamping memperoleh kenyamanan dengan menggunakan air conditioner (AC), keamanan lebih terjamin karena pintu harus ditutup saat air conditioner (AC) di hidupkan, hal tersebut menyebabkan penggunaan air conditioner (AC) dan membutuhkan service dan perbaikan pada sistem dan komponen air conditioner (AC) tersebut.
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perkembangan teknologi dibidang air conditioner (AC) menjadi semakin pesat. Karena sangat berhubungan dengan era globalisasi, juga kenyamanan bagi pengguna.
Banyak orang yang tahu cara penggunaan air conditioner tapi hanya sedikit yang memahami tentang sistem kerja dari air conditioner tersebut. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk dapat memahami sistem kerja dari air conditioner tersebut, salah satunya dengan melihat secara langsung komponen-komponen air conditioner dan proses kerjanya saat sistem air conditioner di hidupkan dan juga dapat mengamati secara langsung dari alat simulasi air conditioning system yang lebih sederahana dan mudah dipahami.
Sehubungan dengan adanya mata kuliah pengkondisian udara di kampus politeknik negeri padang, jurusan teknik mesin, program studi teknik alat berat, mahasiswa juga telah diajarkan dalam melakukan service
2
dan perawatan pada sistem air conditioning secara teori. Karena tidak adanya alat simulasi air conditioner di workshop teknik alat berat, penulis ber inisiatif membuat alat simulasi air conditioner bersama rekan penulis agar nantinya dapat digunakan saat praktek mata kuliah pengkondisian udara.
Pada saat pengetesan alat simulasi air conditioning system yang baru dibuat tersebut terjadi problem yaitu suhu pada evaporator tidak dingin sehingga alat simulasi tersebut tidak dapat beroperasi sebagaimana mestinya.
Dari permasalahan yang terjadi di atas penulis tertarik untuk membahas tugas akhir ini dengan judul “troubleshooting air conditioning system”.
1.2 Batasan masalah
Dalam penulisan dan penyusunan tugas akhir ini, penulis hanya menyajikan permasalahan yang terjadi pada alat simulasi air conditioning system, pada alat simulasi air conditioning system, bagaimana kerusakan tersebut bisa terjadi, menemukan akar permasalahannya, dan bagaimana cara perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan tugas akhir ini adalah:
1) Untuk memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Diploma III (Ahli madya) Jurusan Teknik Mesin di Politeknik Negeri Padang.
2) Untuk memperdalam pemahaman penulis tentang troubleshooting.
3
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan tugas akhir ini adalah: 1) Dapat menjelaskan prinsip kerja air conditioner.
2) Dapat menjelaskan komponen-komponen dari air conditioner. 3) Dapat menerapkan delapan langkah troubleshooting dalam mencari
penyebab terjadinya masalah.
4) Dapat menentukan akar permasalahan yang terjadi pada air conditioning system.
5) Dapat melakukan perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi sesuai dengan standard operational procedure (SOP).
6) Dapat menggunakan fastener, hand tool , special tool dan manual book sesuai dengan standard operational procedure (SOP).
7) Dapat membuat alat simulasi air conditioning system yang nantinya dapat digunakan sebagai media praktek.
1.4 Metode pengambilan data
Metode yang penulis gunakan dalam memperoleh data yang mendukung untuk proses pengerjaan tugas akhir ini adalah :
1) Observasi
Yaitu metode dangan penulis menjalani dan terlibat dalam kegiatan di lingkunag kerja tersebut. Metode ini di lakukan untuk dapat memahami permasalahan yang terlihat di lapangan sehingga memudahkan penulis dalam mengerjakan penulisan laporan.
2) Studi kepustakaan
Yaitu metode yang di gunakan dengan cara mencari literatur yang ada kaitan nya dengan pokok bahasan. Metode ini di lakukan dengan alasan untuk memperjelas metode pertama. 3) Metode konsultasi
Yaitu dengan cara wawancara atau konsultasi langsung dengan Dosen pembimbing mengenai penulisan laporan tugas akhir.
4
4) Metode cyber
Yaitu metode yang dilakukan dengan cara mencari informasi dan data melalui internet sebagai bahan referensi.
1.5 Sistematika penulisan
Untuk memudahkan penulisan tugas akhir ini penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang berbagai macam perihal, seperti latar belakang, tujuan, manfaat, metode pengambilan data dan sistematika penulisan laporan.
BAB II TEORI DASAR
Dalam bab ini menjelaskan tentang teori dasar yang berhubungan dengan Tugas Akhir.
BAB III METODOLOGI
Dalam bab ini membahas tentang metodologi pengumpulan data dalam menulis laporan ini serta langkah-langkah melakukan troubleshooting.
BAB IV PEMBAHASAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang langkah-langkah dalam menemukan akar masalah dan cara mengatasi masalah sesuai dengan metoda yang telah ditentukan, serta memperbaiki kerusakan pada komponen yang rusak.
BAB V PENUTUP
5
BAB II TEORI DASAR
2.1 Prinsip kerja air conditioning system
Prinsip terjadinya suatu pendinginan didalam sistem air conditioning adalah penyerapan kalor oleh suatu zat pendingin dinamakan refigerant. Karena kalor dalam yang berada di sekeliling refigerant diserap, akibatnya refigerant akan menguap, sehingga temperatur udara akan bertambah dingin, hal ini dapat terjadi mengingat penguapan menggunakan kalor.
Di dalam suatu alat pendingin, kalor di serap oleh evaporator dan di buang ke kondensor. Uap refigerant yang berasal dari evaporator yang bertekanan dan bertemperatur rendah masuk kedalam kompresor melalui saluran hisap. Di kompresor, uap refigerant akan bertekanan dan ber suhu tinggi, jauh lebih tinggi di banding suhu udara di sekitar, Kemudian uap menuju kondensor. Di kondensor uap refigerant tersebut akan melepaskan kalor, sehingga berubah fasa dari uap menjadi cair (terkondensasi) dan selanjutnya refigerasi cair tersebut di kumpul di penampungan cairan refigerant.
Cairan refigerant bertekanan tinggi mengalir dari penampungan refigerant ke katup ekspansi. Keluar dari katup ekspansi , tekanan menjadi sangat berkurang dan akibatnya cairan refigerant ber suhu sangat rendah. Pada saat itu refigerant mulai menguap di evaporator, dan menyerap kalor untuk mendinginkan ruangan. Kemudian uap refigerant akan di hisap oleh kompresor dan demikian selanjutnya proses-proses tersebut berulang kembali.
2.2 Refigerant
Refigerant adalah media yang berbentuk senyawa yang di gunakan dalam siklus panas yang mengalami perubahan dari fasa cair ke gas atau
6
sebaliknya. Sejak di temukan sekitar 1800 , Refigerant ini sangat besar andilnya dalam terjadinya penipisan lapisan ozon, oleh sbebab itu penggunaan refigerant yang tidak ramah lingkungan (R12) sudah wajib digantikan dengan refigerant yang ramah lingkungan seperti R(134a).
Refigerant ini banyak di gunakan pada alat refigerator, freezer dan air conditioner (AC). Refigerant berfungsi sebagai fluida kerja untuk memindahkan panas ke lingkungan sekitar.
Jenis refigerant cukup banyak, salah satu yang digunakan dalam air conditioner adalah R 12. Akan tetapi, karena R 12 mengandung CFC yang besar andilnya dalam dampak penipisan lapisan ozon maka saat ini pemerintah mewajibkan menggunakan refigerant yang ramah lingkungan, yaitu R 134a pengganti R 12.
2.3 Komponen-komponen utama air conditioner (AC)
Dalam rangkaian nya, air conditioner (AC) terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan baik fungsi maupun sistem kerjanya. Agar air conditioner (AC) dapat menjalankan fungsinya dengan baik, maka komponen-komponen AC harus dalam keadaan baik pula.
Berikut ini adalah fungsi dan cara kerja dari komponen-komponen utama yang terdapat dalam sisterm air conditioner, diantaranya adalah :
2.3.1 Kompresor
Kompresor berfungsi untuk mensirkulasikan refigerant yang berbentuk gas agar tekanannya meningkat sehingga juga akan meningkatkan temperatur nya. Kompresor dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini.
7
2.3.2 Magnetic cluth
Magnetic clucth atau kopling magnet adalah suatu alat yang di pergunakan untuk melepas dan menghubungkan kompresor dengan putaran engine atau motor listrik.
Cara kerjanya ketika engine hidup pulley kompresor akan berputar sesuai dengan putaran engine. Dalam posisi swicth off , shaft kompresor tidak akan berputar, dan kompresor hanya akan berputar ketika swicth on hal ini di sebabkan oleh arus listrik yang mengalir ke stator coil akan mengubah stator coil menjadi medan magnet yang akan menarik preassure plate dan medan singgungannya akan bergesekan dan saling melekat dalam satu unit clucth assembly memutar kompresor. Magnetic clucth dapat kita lihat pada gambar 2.2 dibawah ini.
Gambar 2.2 Magnetic clucth
2.3.3 Kondensor
Kondensor digunakan untuk memindahkan panas dari gas refrigerant menuju atmosfir dan mengubah gas refigerant menjadi cair. Refigerant dengan tekanan dan temperatur tinggi mengalir dari kompresor menuju kondensor, panas yang mengalir dari gas panas menuju udara dingin yang mengalir melalui koil kondensor. Refigerant dalam bentuk gas bertekanan tinggi menjadi dingin dan mengkondensasi menjadi cairan bertekanan tinggi. Cairan bertekanan tinggi mengalir dari kondensor menuju dryer. Kondensor dapat kita lihat pada gambar 2.3 dibawah ini.
8 Gambar 2.3 Kondensor
2.3.4 Expansion valve
Berfungsi untuk mengabutkan refigerant kedalam evaporator agar refigerant cair dan berubah menjadi gas. Expansion valve dapat kita lihat pada gambar 2.4 dibawah ini.
Gambar 2.4 Expansion valve
2.3.5 Evaporator
Evaporator berfungsi untuk mengubah cairan refigerant menjadi gas. Pada evaporator terjadi proses evaporasi, yaitu penguapan refigerant fasa cair menjadi uap. Evaporator merupakan alat penukar panas, yaitu mengubah refigerant yang semula berwujud cair berubah menjadi gas. Panas di sekitar ruang kabin diserap oleh evaporator saat melewati sirip-sirip pipanya sehingga saat keluar, udara berubah menjadi dingin. Proses sirkulasi udara dingin tersebut di bantu oleh blower. Evaporator dapat kita lihat pada gambar 2.5 dibawah ini.
9 Gambar 2.5 Evaporator
2.3.6 Receiver dryer
Receiver dryer berfungsi untuk tempat penyinpanan refigerant sementara setelah dicairkan oleh kondensor sebelum masuk kedalam katup ekspansi fungsi lainnya yaitu menyaring kotoran dalam sistem sirkulasi AC. Receiver dryer ditunjukan oleh gambar 2.6 dibawah ini.
Gambar 2.6 Receiver dryer 2.4 Komponen pendukung
2.4.1 Oli kompresor
Oli kompresor berfungsi untuk melumasi bagian-bagian kompresor yang bergesekan, sehingga mampu meredam panas dan melancarkan pergerakan bagian-bagian kompresor. Oli kompresor dapat kita lihat pada gambar 2.7 dibawah ini.
10
.
Gambar 2.7 Oli kompresor
2.4.2 Pipa refigerant
Pipa refigerant terbuat dari karet dan pipa logam yang tahan terhadap tekanan dan temperatur tinggi, serta tahan terhadap getaran. Bagian dalam pipa logam terbuat dari tembaga dan aluminium yang di proses dengan baik, sehingga lebih tahan terhadap unsur kimia. Demikian pula pipa karet yang terbuat berlapis-lapis agar kuat menahan kebocoran dan reaksi unsur kimia. Pipa refigerant dapat kita lihat pada gambar 2.8 dibawah ini.
Gambar 2.8 Pipa refigerant
2.4.3 Pulley dan Belt
Pulley berfungsi sebagai rumah belt. Pulley dan belt merupakan komponen penerus tenaga, yaitu meneruskan tenaga putar dari engine ke kompresor. Terdapat dua jenis belt yang dipakai, yaitu v-belt dan ribbed belt. Jenis ribbed belt memiliki kemampuan baik dalam meneruskan tenaga dan tidak mudah slip. Dibawah ini adalah gambar pulley dan belt.
11 Gambar 2.9 Pulley dan belt
2.4.4 Extra fan
Extra fan berfungsi untuk mensirkulasikan udara di dalam kabin dan di luar kabin. Blower terdapat di dalam kabin sedangkan extra fan terdapat di luar kabin yaitu di kondensor. Extra fan dapat dilihat pada gambar 2.10 dibawah ini.
Gambar 2.10 Extra fan
2.5 Komponen kelistrikan
2.5.1 Selector swicth (saklar)
Selector swicth yang digunakan dalam sistem AC pada umumnya adalah jenis Rotary swicth. Saklar ini digunakan untuk menghidupkan dan mematikan kompresor, serta memilih kecepatan blower evaporator. Selector swicth dapat kita lihat pada gambar 2.11 dibawah ini.
12 Gambar 2.11 selector swicth
2.5.2 Thermostat
Thermostat berfungsi untuk memberikan sinyal kondisi temperatur pada kabin secara otomatis. Didalam thermostat terdapat sensor yang mendeteksi suhu pada evaporator. Apabila thermostat rusak evaporator dapat membeku karena pemutus arus listrik tidak berfungsi. Selain mengatur, fungsi thermostat pada AC adalah untuk mengatur kerja kompresor. Thermostat dapat kita lihat pada gambar 2.12 dibawah ini.
Gambar 2.12Thermostat.
2.6 Troubleshooting
Troubleshooting adalah mencari masalah atau penyebab dari suatu kerusakan yang terjadi pada mesin, engine dan alat sesuai dengan prosedur troubleshooting yaitu Detection, Diagnostic, dan Repair. Prinsipnya hampir sama dengan perbaikan berdasarkan dengan permintaan yaitu sama
13
–sama terjadi tanpa terduga dan sama – sama mengupayakan untuk meningkatkan daya guna kecuali dalam hal waktu perbaikan.
Kalau perbaikan berdasarkan permintaan adalah perbaikan yang hanya akan dilaksanakan setelah ada permintaan untuk itu, sedangkan troubleshooting adalah perbaikan yang harus segera dilakukan tanpa menunda – nunda waktu lagi setelah terjadinya kerusakan (break down).
2.7 Kemampuan Troubleshooter
Dalam melakukan perbaikan, seorang troubleshooter harus memiliki kemampuan sebagai berikut :
1) Terampil dalam menggunakan dan dengan benar menginterprestasi naskah dari service manual, dan peralatan yang benar khususnya diagnostic tool.
2) Mengumpulkan informasi dasar dan spesifik dari literature yang tepat. 3) Memperkirakan waktu untuk memperbaiki kerusakan dengan
menganalisa permasalahan sebelum mengambil tindakan.
4) Dapat mengembangkan kemampuan untuk memahami langkah – langkah yang lebih berarti dalam melakukan perbaikan.
5) Mempunyai pengetahuan tentang prosedur dan hubungan sebab akibat terjadinya permasalahan.
6) Mempunyai kekuatan melihat kemampuan diri dalam melakukan prosedur troubleshooting.
7) Memiliki strategi dan rencana kerja yang baik.
8) Mampu melangkah menurut prosedur yang sistematis dan tidak menggunakan dugaan yang tak berdasar.
14
2.8 Prosedur Troubleshooting
Secara teknis, prosedur troubleshooting meliputi :
Gambar 2.14 prosedur troubleshooting
1) Detection
Mampu melakukan “Best Guesses (perkiraan terbaik)”, yaitu menentukan seperti apa masalah yang terjadi.
2) Diagnostic
Melakukan pengetesan terhadap “Guess (perkiraan)”, yaitu mencari hingga masalah ditemukan.
3) Repair
Melakukan perbaikan terhadap masalah atau kerusakan yang ditemukan, sehingga masalah tersebut tidak terulang lagi.
.
Detection
Diagnostic
15
BAB III METODOLOGI
3.1 Metode pengumpulan data
Untuk mendapatkan data yang akurat dan informasi yang relevan maka dalam penyusunan tugas akhir ini, Penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
3.1.1 Studi kepustakaan
Studi Kepustakaan merupakan metode pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku pendukung yang berhubungan dengan penulisan tugas akhir ini. Dan menggunakan media internet untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penulisan tugas akhir.
3.1.2 Metode wawancara
Suatu metode pengumpulan data lewat wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang lebih mengetahui dan mempunyai pengetahuan yang lebih luas tentang masalah yang terjadi. Dan dengan cara konsultasi dengan pembimbing yang bertujuan untuk mencari informasi serta mengevaluasi ulang mengenai teori.
3.1.3 Observasi
Suatu metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung ke alat simulasi air conditioner.
3.2 Langkah – langkah Troubleshooting
Dalam melakukan troubleshooting seorang troubleshooter harus mampu melakukan sesuai langkah – langkah yang telah ditentukan, dan troubleshoting itu sendiri mempunyai delapan langkah yang harus di ikuti yaitu :
16
2) Tentukan problem dengan mencatat.
3) Periksa komponen air conditioning system secara visual. 4) Tuliskan semua kemungkinan penyebab.
5) Lakukan test dan mencatat hasilnya. 6) Temukan akar masalah
7) Perbaiki kerusakan.
8) Analisa mengapa problem terjadi.
3.2.1 Yakinkan problem benar – benar terjadi
Dengan menghimpun dan mengumpulkan informasi serta mendengarkan keluhan tentang apa yang terjadi dan apa yang dilakukan saat timbul problem. Sebelum problem terjadi, apakah alat tersebut beropersi dengan baik atau tidak beroperasi sama sekali.
Menghimpun dan mengumpulkan informasiagar bisa menafsirkan bagaimana alat ini beroperasi saat pertama kali dihudupkan dan mengetahui apa saja yang dilakukan pada alat tesebut serta saat timbul problem dan langkah apa saja yang dilakukan.
3.2.2 Tentukan problem dengan mencatat
Menyusun dan mencatat semua informasi dan menafsirkan kemungkinan problem yang terjadi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kerja alat tesebut dan untuk mengetahui kondisi geografis saat alat tersebut beroperasi.
3.2.3 Periksa komponen air conditioner secara visual
Sebelum melakukan pengecekan terhadap komponen air conditioner secara visual, kumpulkan kembali informasi tambahan yang diperlukan.Setelah itu lakukan pemeriksaan sistem dan komponen sistem secara visual.
Melakukan pemeriksaan komponen air conditionersecara visual bertujuan untuk melihat kondisi sistem dan komponen sistem apakah
17
masih dalam kondisi kelayakan untuk digunakan. Hal – halyang dilihat dan diperhatikan adalah seperti kebocoran, kondisi masih bagus atau tidaknya komponen, dan lain sebagainya. Melakukan pengecekan visual bertujuan untuk mempermudah dalam menemukan penyebab permasalahan (kerusakan).
3.2.4 Tuliskan semua kemungkinan penyebab
Identifikasi kemungkinan kerusakan dan identifikasi sebanyak mungkin penyebab problem yang diketahui.Bila problem tidak memiliki penyebab yang jelas, persempit problem menjadi subsistem dan coba lagi untuk mengidentifikasi penyebab tersebut .Jika problem masih belum bisa ditemukan, maka kumpulkan kembali informasi sebanyak mungkin.
Menuliskan semua kemungkinan penyebab kerusakan bertujuan untuk mempermudah dalam menemukan penyebab problem yang sedang terjadi.
3.2.5 Lakukan Test dan Mencatat Hasilnya
Lakukan pengetesan pada sistem yang dicurigai mengalami masalah serta kemungkinan–kemungkinan komponen yang rusak.Kumpulkan informasi tambahan untuk kemungkinan– kemungkinan kerusakan, variasikan pengujian suatu komponen dalam waktu yang bersamaan untuk menguji kemungkinan penyebab bila tidak terbiasa dengan sistem atau komponen tersebut.
Bila pengujian memakan waktu lama atau mahal, cobalah untuk melakukan test untuk menyingkirkan beberapa kemungkinan penyebab sekaligus setiap kali melakukan test, jangan pernah berasumsi bahwa semua parts yang baru selalu beroperasi dengan baik.Kurangi jumlah kemungkinan penyebab dengan pendekatan yang sitematis.Simulasikan problem, dan test komponen atau sistem yang dicurigai.
18
Catat semua hasil test, dan penyetelan yang dilakukan serta patuhi peraturan keselamatan kerja saat melakukan pengujian.
Melakukan test serta mencatat hasil pengetesan bertujuan untuk mengetahui kerja sistem,apakah sistem pada alat tersebut bekerja sesuai standar operasinya dan memudahkan untuk menganalisa kerusakan yang terdapat pada sistem.
3.2.6 Temukan akar masalah
Persempit penyebab terjadinya masalah dengan melakukan pengetesan sistem dan menganalisa kemungkinan penyebab masalah serta tentukan akar penyebab masalah yang terjadi.
3.2.7 Perbaiki kerusakan
Lakukan prosedur yang dilakukan untuk memperbaiki/ menghilangkan problem pada alat simulasi dan catalah hasil pengujian, parts yang diganti dan penyetelan yang dilakukan serta patuhi aturan – aturankeselamatan kerja selama melakukan proses perbaikan.
Memperbaiki kerusakan merupakan hasil dari langkah – langkah diatas. Memperbaiki kerusakan bertujuan supaya alat simulasi dapat beroperasi kembali sesuai dengan standar operasi kerjanya dan memastikan problem atau kerusakan sudah teratasi.
3.2.8 Analisa mengapa problem terjadi
Catat dan periksa setiap problem atau kerusakan yang didapat dengan beberapa pengujian sistem dan komponen sistem. Bila kerusakan masih muncul setelah melakukan perbaikan dan penyetelan (atau muncul problem baru) lakukan prosedur troubleshooting lagi.
Menganalisa mengapaproblem bisa terjadi merupakan tahap akhir dari langkah troubleshooting, karena bertujuan untuk menemukan penyebab kerusakan sistem dan komponen sistem tersebut serta
19
memberikan solusi cara perawatan, pencegahan agar problem serupa tidak terjadi lagi.
Troubleshooting mempunyai uraian dan tahapan – tahapan yang harus di ikuti, tabel dibawah ini merupakan uraian dan tahapan – tahapan yang telah di rekomendasikan. Dapat kita lihat pada tabel 2.1.
STEP I. Uraian II. Tahap
1
2
Yakinkan Problem benar – benar terjadi
Tentukan Problem dengan mancatat
Tahap pendefinisian Problem T ROUB L E S HO OT E R M AI N JOB 3 4 5 6
Periksa air conditioner secaravisual
Catat kemungkinan penyebab kerusakan
Periksa air conditionersecara operasional
Temukan root cause (penyebab)/ part terkait (tentukan berdasarkan logika dengan fakta yang ada, hindari dugaan yang tak berdasar)
Tahap evaluasi Problem
7 Benahi Problem / perbaiki kerusakan Penyempitan masalah
*
8 Analisa kerusakan : mengapa Problem bisa terjadi
Analisa kerusakan
( untuk mencegah Problem terulang)
*
20
Dari langkah – langkah troubleshooting pada tabel (2.1), kita juga bisa membuat berupa diagram alir troubleshooting, yaitu :
Mulai Mengumpulkan Informasi Dapatkan Problem MenerjemahkanInform asi
Membuat Daftar Kemungkinan Penyebab Problem Interpretasi Informasi Mendapatkan Informasi Dapatkan Evaluasi Apakah Hipotesa Benar Akhir Tidak Ya
21
Gambar 3.1 Diagram alir troubleshooting
Dari diagram alir di atas langkah–langkah troubleshooting dapat di uraikan sebagai berikut: di mulai dengan mengumpulkan semua informasi, data–data serta keluhan mengenai alat simulasi air conditioner. Setelah informasi tersebut terkumpul, terjemahkan informasi yang didapat tadi. Dari hasil terjemahan itu, maka akan mendapat masalah yang terjadi. Dari masalah tersebut maka akan dapat dibuat daftar kemungkinan penyebab terjadinya masalah dari alat simulasi Apabila kemunngkinan penyebab terlalu sulit untuk di dapatkan, maka harus mengulang mengumpulkan informasi lagi.
Setelah daftar kemungkinan penyebab terjadinya masalah dapat dibuat, maka kita akan mendapatkan informasi yang lebih pasti. Kemudian lakukan interpretasi terhadap informasi tersebut. Interpretasi ini bertujuan untuk lebih menguatkan pengertian dari informasi yang didapat tersebut sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan penafsiran dapat di perkecil. Dari hasil interpretasi ini kemudian lakukan evaluasi hasil dari evaluasi ini akan didapatkan hipotesa dari informasi tersebut. Apabila tidak didapatkan maka harus kembali ke tahapan mendapatkan informasi. Hipotesa ini merupakan jawaban sementara dari masalah yang terjadi. Apabila hipotesa tidak di dapatkan maka harus kembali informasi yang didapatkan sebelumnya. Namun, apabila hipotesa tersebut benar maka lanjutkan untuk proses perbaikan alat simulasi air conditioner yang mengalami masalah tersebut.
22
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Alat simulasi air conditioning system
Gambar 4.1 Alat simulasi air conditioning system
Alat simulasi air conditioning system adalah sebuah alat peraga yang digunakan untuk mensimulasikan cara kerja dan komponen-komponen dari air conditioning system . komponen-komponen dari alat ini terdiri dari kompresor sanden 507, kondensor , evaporator, expansion valve, extra fan dan motor listrik 3 HP singel phase sebagai penggerak kompresor dengan menggunakan v-belt. Alat ini terangkai secara sederhana dengan menggunakan stand untuk dudukan komponen nya seperti yang ditunjukan pada gambar diatas.
23
4.2 langkah – Langkah Troubleshooting
Untuk mampu menyelesaikan troubleshooting seorang troubleshooter harus mampu melakukan pekerjaan troubleshooting sesuai langkah – langkah troubleshooting antara lain:
4.2.1 Yakinkan Problem Benar – Benar Terjadi
Untuk meyakinkan bahwa permasalahan tersebut benar- benar terjadi kita dapat menentukan masalah dengan cara menghimpun dan mengumpulkan informasi berdasarkan keluhan ada pun pertanyaan mendasar yang dilakukan untuk mendapatakan informasi antara lain:
-Apa yang terjadi?
Pada saat alat simulasi di operasikan suhu pada evaporator tidak dingin.
-Apa yang anda lakukan saat problem terjadi?
Mematikan air conditioner lalu memeriksa dan mencoba menghidupkan lagi.
-Apakah sebelum terjadi problem air conditioner bekerja dengan baik?
Sebelum terjadinya problem, air conditioner bekerja dengan baik. -Kapan terakhir kali air conditioner di hidupkan?
Air conditioner di hidupkan kurang lebih 2 bulan yang lalu.
4.2.2 Mencatat semua kemungkinan penyebab terjadi problem
Mengumpulkan dan menulis seluruh informasi yang ada untuk mempermudah troubleshooter dalam menyelesaikan masalah yang terjadi pada air conditioner. Adapun beberapa informasi yang perlu di kumpulkan terhadap masalah yang terjadi pada alat simulasi air conditioning system ini antara lain:
24
1) Mencatat fakta yang terjadi.
Evaporator tidak dapat menghasilkan suhu dingin saat air conditionier di hidupkan.
2) Kondisi opersi air conditioner.
-kondisi tempat air conditioning digunakan
Air conditioner digunakan di ruangan tertutup.
-Apakah kerusakan yang sama pernah terjadi sebelumnya?
Tidak, kerusakan ini belum pernah terjadi sebelumnya.
-Sebelum menghidupkanair conditioner apakah tindakan pengecekan selalu dilakukan?
Tidak selalu dilakukan pengecekan.
4.2.3 Periksa air conditioner secara visual
Melakukan pemeriksaan secara visual bertujuan untuk mengetahui kondisi system dan komponen system apakah masih dalam kondisi layak digunakan atau layak beroperasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pemeriksaan yaitu seperti kebocoran, keretekan, korosi dan kerusakan fisik lainnya. Pada permasalahan ini kita hanya memeriksa komponen-komponen air conditioner secara visual.
-Pengecekan magnetic clucth secara visual.
25
Setelah melakukkan pengecekan magnetic clucth secara visual ditemukan beberapa kabel telah dipotong dan disambung, lalu dililit kembali dengan plaster hitam dan lakban kertas. Sedangkan pemeriksaan bagian bagian yang lain tidak menemukan masalah atau tidak ditemukan keanehan maka dilanjutkan ke langkah selanjutnya.
4.2.4 Menuliskan kemungkinan penyebab kerusakan.
Menuliskan kemungkinan penyebab kerusakan bertujuan untuk mempermudah dalam menemukan penyebab problem yang sedang terjadi. Identifikasi kemungkinan kerusakan penyebab problem yang terjadi berdasarkan informasi dan data yang telah dari pengetesan serta dari data – data pemeriksaan secara visual.
Maka dapat ditulisakan kemungkinan kemungkinan penyebab kerusakan antara lain:
1.Magnetic clucth rusak.
Kemungkinan apabila magnetic clucth rusak maka kompresor tidak dapat mensirkulasikan refigeran ke seluruh sistem dan komponen dari air conditioner dikarenakan preassure plate tidak dapat engage ke pulley kompresor.
2.Kompresor rusak
Jika kemungkinan kompresor yang mengalami masalah atau kebocoran maka kompresor tidak dapat membut aliran dengan baik sehingga tekanan yang di butuhkan tidak tercapai juga dapat membuat komponen air conditioner tidak dapat bekerja dengan baik seperti suhu evaporator tidak dingin jika tekanan refigeran rendah.
3.Kebocoran pada pipa dan hose.
kebocoran pipa dan hose dapat mengakibatkan penurunan tekanan gas refigeran sehingga evaporator suhu yang dihasilkan evaporator tidak dingin atau kurang optimal.
26
4.Kebocoran seal
Pada kompresor terdapat seal. Seal ini adalah pelapis yang berupa karet. Jika seal ini mengalami keretakan atau robek maka akan timbul kebocoran. Efeknya, tekanan pada kompresor untuk mensirkulasikan refigeran ke sistem air conditioner menjadi lemah sehingga suhu pada evaporator tidak dingin.
4.2.5 Lakukan pengetesan dan catat hasilnya
Setelah menuliskan kemungkinaan penyebeb terjadi kerusakan lanjutkan kelangkah selanjutnya yaitu dengan melakukan test pada bagian bagian air conditioner di antaranya:
1. Test pressure
Pada langkah pengetesan pressure test atau pengecekan tekanan dilakukan menggunakan manifold gauge didapatkan hasil pressure 10 psi sedangkan spesifikasi pressure refigeran 50 psi, dari pengetesan tekanan ini telah di temukan masalah yakni kurangnya pressure refigeran dalam sistem sehingga suhu yang dihasilkan evaporator tidak dingin.
2. Pengetesan magnetic clucth
Pengetesan magnetic clucth dilakukan dengan cara menghidupkan swicth pada evaporator dan melihat apakah preassure plate engage ke pulley kompresor. Hasil pengetesan menunjukan magnetic clucth dalam kondisi baik. Selanjutnya dilakukan pengujian resistance nya dengan menggunakan DMM, didapatkan hasil pengujian dengan nilai resistance nya 0,385, untuk mengetahui jelasnya pembacaan DMM perhatikan gambar dibawah ini:
27
Gambar 4.3 : Pengukuran magnetic clucth menggunakan DMM
Setelah melakukan pengetesan hambatan (resisten) pada magnetic clucth menggunakan DMM didapatkan hasil 0,37 ohm sedangakan spesifikasi 0,3-1,1 ohm maka didapatkan hasil pengetesan sesuai dengan spesifikasi.
Dari pengetesan diatas dapat kita simpulkan bahwa magnetic clucth dalam kondisi baik.
3.Pengetesan kebocoran
Pengetesan di lakukan dengan cara mengosongkan refigeran dalam sistem, setelah refigeran kosong dilanjutkan dengan memberi preassure pada sistem dengan menggunakan kompresor. Untuk mendeteksi kebocoran pada sistem di berikan preassure maksimal 250 psi, tekanan tidak boleh melebihi 250 psi karena dapat merusak komponen evaporator yang bahannya lebih lunak. Setelah diberi tekanan 250 psi, tunggu beberapa menit dan perhatikan tekanan pada manifold gauge apabila mengalami penurunan berarti ada kebocoran dalam sistem.
Setelah beberapa menit, manifold gauge menunjukan penurunan tekanan, dan berarti sistem mengalami kebocoran. Untuk mengetahui
28
adanya kebocoran dilakukan dengan cara manual karena keterbatasan tool, pengecekan kebocoran dilakukan dengan cara manual yaitu menggunakan busa sabun. Busa sabun di beri pada fitting dan sambungan pada pipa, hose dan kompresor. Tunggu beberapa menit dan perhatikan manifold gauge apakah mengalami penurunan tekanan.
Setelah seluruh pipa, hose dan kompresor di tes dengan menggunakan busa sabun, ditemukan kebocoran pada kompresor. Kebocoran pada kompresor menyebabkan penurunan tekanan pada sistem air conditioner. Kebocoran yang telah di temukan dengan menggunakan busa sabun dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.4 kebocoran pada seal kompresor
4.2.6 Temukan akar masalah
Setelah melakukan pengetesan pada bagian – bagian air conditioner makan dapat disimpulkan penyebab suhu pada evaporator tidak dingin karena:
-Kebocoran pada seal kompresor
Berkurangnya jumlah refigeran dalam sistem air conditioner disebabkan oleh kebocoran pada seal kompresor sehingga jumlah refigeran
29
dalam sistem air conditioner berkurang. Karena jumlah refigeran dalam sistem kurang maka kompresor bekerja lebih berat dan kemampuan dari air conditioner untuk mendinginkan juga juga kurang optimal atau tidak dingin sama sekali.
Kebocoran pada kompresor dapat disebabkan oleh berkurangnya kemampuan komponen-komponen yang terdapat pada kompresor dalam melakukan kerja sehingga terjadi kebocoran refigeran.
4.2.7 Perbaiki kerusakan
Setelah akar permasalah ditemukan lanjutkan kelangkah selanjutnya yaitu memperbaiki kerusakan, sebelum melakukan perbaikan dari kerusakan terlebih dahulu lengkapi tool yang akan digunakan lengkap dan tersedia di tempat kita akan bekerja pastikan sebelum bekerja selalu safety baik bagi diri sendiri lingkungan,serta komponen itu sendiri, ada pun langkah perbaikan antara lain:
1. Pertama lepaskan kompresor dari stand
Pertama lepaskan kompresor yang menenpel pada stand serta hose. Pindahkan kompresor ketempat diassambly area pastikan dalam melakukan pembongkaran kompresor sesuai prosedur.
30
2. Washing kompresor
Setelah kompresor dilepas lakukan washing kompresor hal ini dilakukan bertujuan untuk mencegah kontaminasi atau pun kotoran masuk pada saat pembongkaran nanti.
3. Disassyambly komponen kompresor
Setelah kompresor dicuci lanjutkan prosses disassembly yaitu melakukan pembongkaran komponenkompresor dimulai dari membuka preassure plate , melepaskan pulley dan magnetic clucth dari bagian kompresor lalu lanjutkan melepas case kompresor, dan shaft lainya sampai komponen seal yang mengalami kerusakan dan bearing. Seperti pada gambar 4.7 dibawah ini.
31 Gambar 4.7 seal cover kompresor
Setelah dilakukan pembongkaran ditemukan keausan pada seal kompresor, hal ini mungkin terjadi akibat kompresor sudah lama tidak digunakan dan juga usia pakai komponen dari kompresor sehingga terjadi kebocoran. Tekanan dan jumlah refigeran yamg berkurang akibat terjadinya kebocoran pada seal kompresor mengakibatkan suhu yang dihasilkan evaporator tidak dingin.
4. Cleaning komponen
Komponen yang telah didisassembly dibersikan kembali hal ini dilakukan agar kontaminan tidak masuk kedalam komponen sehinga mempermudah saat inspection nanti. Untuk setiap kegiatang yang dilakukan pastikan selalu memperhatikan referensi dan memberi tanda setelah selesai melakukan kegiatan.
5. Inspection
Setelah komponen di bersikan lanjut pada tahap selanjutnya yaitu inspection komponen hal ini dilakukan guna untuk mencapai kemampuan kerja atau kondisi terbaik saat pemasangan kembali . inspection dan dilakukan juga untuk mengetahui apakah komponen masih layak digunakan atau harus dialakukan penggantian.
32
Karena problem pada seal kompresor maka lakukan penggantian pada seal kompresor setelah pembongkaran ditemukan kondisi seal sudah aus dan getas karena kompresor sudah lama tidak digunakan.
6. Assembly untuk recondition component
Setelah seal yang akan dipasang tersedia datang pastikan dan cek kembali seal tersebut agar problem tidak terulang lagi. Karena komponen baru tidak menjamin jika setelah dilakukan penggantian akan berfungsi dengan baik, komponen tersebut bisa saja mengalami cacat produksi untuk itu periksa kembali komponen sebelum dipasang dan lakukan prosedur pemasangan sesuai panduan dan bekerja sesuai SOP dan memperhatikan keselamatan kerja.
7. Testing dan adjusting
Setelah kompresor terinstal lakukan penyetelan dan pengetesan hal ini agar problem yang terjdi benar benar telah di perbaiki. Untuk pengetesan kebocoran pada kompresor dapat dilakukan dengan cara memberi preassure 250 psi pada kompresor dengan menggunakan kompresor atau pompa vakum lalu memasukkan kompresor kedalam wadah yang berisi air. Setelah di masukan dalam wadah yang berisi air tidak ada kebocoran pada kompresor. Seperti yang terlihat pada gambar 4.8 dibawah ini.
33 Gambar 4.8 pengetesan kebocoran kompresor
8. Instal
Proses peng installan yaitu pemasangan kembali kompresor pada stand. Dalam melakukan pekerjaan ini hendaklah memperhatikan safety dengan baik dan kerja sama tim yang baik agar penginstalan berjalan dengan baik bekerjalah dengan baik perhatikan teman kerja, lingkungan dan komponen yang akan kita kerjakan.
4.2.8 Analisis mengapa problem terjadi
Dari hasil pemeriksaan di atas dapat disimpulkan suhu pada evaporator tidak dingin dikeranakan terjadi kebocoran pada seal kompresor sehingga jumlah refigeran dalam sistem berkurang.
Kebocoran pada seal kompresor ini dapat kita lihat mungkin karena berkurangnya daya sekat pada seal dan juga akibat kompresor sudah lama tidak digunakan dan juga dapat disebabkan oleh kurangnya oli kompresor dan kompresor mengalami overheating saat beroperasi.
Untuk menghindari atau mencegah kerusakan ini agar tidak terjadi lagi di harapkan sebelum menggunakan air conditioner terlebih
34
dahulu pastikan semua komponen dapat berfungsi secara optimal tanpa adanya kebocoran ataupun penyumbatan dalam sistem. Saat melakukan perawatan terhadap komponen-komponen hendaknya memperhatikan dan melakukan pengetesan kebocoran sebelum melakukan pengisian ulang refigeran. Bagaimanapun juga air conditioner harus tetap dilakukan pengecekan dan perawatan secara berkala agar memiliki umur pemakaian sesuai dengan semestinya dan agar kerusakan yang sama tidak terjadi lagi.
52 BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukannya troubleshooting pada alat simulasi air conditioning system, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1) Dengan dijelaskannya prinsip kerja dari air conditioner dapat memudahkan pengguna dalam mengoperasikannya.
2) Penjelasan tentang komponen air conditioner dapat memudahkan proses perbaikan jika terjadi kerusakan.
3) Penggunaan delapan langkah troubleshooting memudahkan dalam pemecahan masalah jika terjadi kerusakan pada air conditioner.
4) Akar pemasalahan yang terjadi pada alat simulasi air conditioning system disebabkan berkurangnya jumlah refigeran dalam system sehingga tidak dapat menghasilkan suhu dingin pada evaporator. 5) Dalam melakukan perbaikan hendaklah bekerja sesuai dengan SOP,
gunakan referensi yang jelas,selalu perhatikan service manual, dan tidak lupa meminta saran kepada mekanik yang berpengalaman dan selalu perhatikan safety.
6) Dalam melakukan perbaikan gunakan fastener, hand tool, special tool, dan manual book yang sesuai dengan kebutuhan dan gunakan sesuai dengan SOP.
7) Dengan telah dibuatnya alat simulasi air conditioning system penulis berharap alat tersebut dapat digunakan sebagai media praktek bagi mahasiswa nantinya.
53 5.2 Saran
Beberapa saran yang penulis ingin sampaikan setelah dilakukannya troubleshooting pada air conditioning system yaitu:
1) Lakukan proses troubleshooting berdasarkan prosedur yang dianjurkan perhatikan safety dan referensi yang jelas.
2) Sebelum melakukan penggantian pada part atau komponen yang rusak, lakukan pengecekan pada part baru. Agar pada saat melakukan penggantian tidak terjadi masalah.
3) Untuk melengkapi alat simulasi ini agar lebih sempurna diharapkan untuk melengkapi beberapa peralatan diantaranya manifold gauge, vacum pump dan thermometer yang mana tidak terdapat pada alat simulasi yang penulis buat.
37
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, (2009), ”SYSTEM AIR CONDITIONING”, Versi 3.2, PT Trakindo Utama, Indonesia
http://doktermobil.indoneka.com/masalah-ac-mobil-dan-solusinya/ http://www.omegaacmobil.com/indikasi-kerusakan.php
Widodo Sapto,(2008), “ SISTEM REFRIGRASI DAN TATA UDARA”, Jilid 1, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Indonesia.