METODE PENELITIAN 3 .1 Jenis penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif yang bersifat deskriptif untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar pada anak di desa Tigabolon Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun Tahun 2014.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi
Penelitian ini dilakukan di desa Tigabolon Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Desember 2013 sampai bulan Februari Tahun 2014.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak usia 9-24 bulan yang berada di desa Tigabolon tahun 2013 sebanyak 105 orang sejak bulan Desember 2013 sampai bulan Februari 2014 .
3.3.2 Sampel
Keterangan :
N : Besar populasi n : Besar sampel
d : Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0.1) z : Tingkat kepercayaan (95% = 1,96)
p : Proporsi (ditentukan = 0,5 maka besar sampel:
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dari 105 ibu yang memiliki anak usia 9-24 bulan maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 52 orang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur anggota sampel dan teknik sampling yang digunakan bila anggota sampling mempunyai anggota yang tidak homogen dan berstrata proporsional (Sugiono, 1999)
Untuk mempermudah penelitian maka besar sampel yang diperoleh dari setiap lingkungan di desa Tigabolon yaitu:
1. Tigabolon Pane 2. Tigabolon Pekan 3. Simodong
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner penelitian yang telah dipersiapkan yaitu dukungan keluarga dan kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar pada anak 9-24 bulan.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang mendukung dalam penelitian berupa data umum dokumentasi/literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti di desa Tigabolon Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun.
3.5 Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara langsung pada ibu yang mempunyai anak umur 9-24 bulan dengan menggunakan kuesioner kepada ibu di desa Tigabolon Kecamatan Sidamanik.
pentingnya imunisasi dasar bagi kesehatan anaknya sehingga ibu dapat patuh melaksanakan imunisasi dasar pada anaknya.
2. Dukungan penilaian adalah anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) menyediakan waktu untuk mendampingi ibu dalam melaksanakan imunisasi dasar pada anaknya
3. Dukungan instrumental adalah anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) menyediakan persediaan obat dirumah untuk mengantisipasi apabila anak demam setelah mendapatkan imunisasi.
4. Dukungan emosional adalah anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) selalu mengingatkan ibu untuk membawa anaknya imunisasi sesuai jadwal imunisasi yang dibutuhkan.
5. Kepatuhan ibu adalah perilaku positif ibu dalam mencapai tujuan imunisasi dasar pada anaknya, yaitu ibu selalu membawa anaknya untuk mendapatkan imunisasi dasar sesuai jadwal imunisasi yang dibutuhkan oleh anaknya.
6. Imunisasi dasar adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. 3.7 Aspek Pengukuran
Metode pengukuran menggunakan kuesioner sebagai instrument untuk memperoleh data-data mengenai hubungan antara dukungan keluarga terhadap kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar pada anak di desa Tigabolon Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun. Dalam penilaian pernyataan jawaban
soal dilakukan dengan skala Guttman yaitu skala yang menginginkan tipe jawaban tegas, seperti jawaban benar - salah, ya - tidak, yang diberi bobot :
1. Ya = Skor 1 2. Tidak = Skor 0
Pertanyaan dalam penelitian ini terdiri dari 30 pernyataan yaitu 20 pernyataan untuk dukungan keluarga, berdasarkan dukungan keluarga informasional terdiri dari 5 pertanyaan, dukungan penilaian terdiri dari 5 pertanyaan, dukungan instrumental terdiri dari 5 pertanyaan, dan dukungan emosional terdiri dari 5 pertanyaan dan 10 pertanyaan untuk mengetahui kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar.
a. Kategori baik adalah apabila responden menjawab pertanyaan dengan Ya. Jumlah skor nilai yang diperoleh ≥ 76%- 100% dari total skor.
b. Kategori cukup adalah apabila responden menjawab pertanyaan dengan Ya. Jumlah skor nilai yang diperoleh 56% - 75% dari total skor.
c. Kategori kurang adalah apabila responden menjawab pertanyaan dengan Ya. Jumlah skor nilai yang diperoleh < 56% dari total skor. (Arikunto, 2010). Cara pengukuran pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Memberi skor pada tiap butir pernyataan b. Menjumlahkan skor dari pernyataan c. Memberi penilaian pada tiap kategori
A. Dukungan Informasional
Jumlah pernyataan sebanyak 5 dimana jawaban memiliki nilai total tertinggi adalah 5 dan terendah adalah 0. Dukungan informasional dapat diukur dengan skoring terhadap kuesioner yang telah diberi bobot dimana nilai tertingginya adalah 2 dengan kriteria jawaban :
Jawaban ya, skornya : 1 Jawaban tidak skornya : 0 B. Dukungan Penilaian
Jumlah pernyataan sebanyak 5 dimana jawaban memiliki nilai total tertinggi adalah 5 dan terendah adalah 0. Dukungan penilaian dapat diukur dengan skoring terhadap kuesioner yang telah diberi bobot dimana nilai tertingginya adalah 2 dengan kriteria jawaban :
Jawaban ya, skornya : 1 Jawaban tidak skornya : 0 C. Dukungan Instrumental
Jumlah pernyataan sebanyak 5 dimana jawaban memiliki nilai total tertinggi adalah 5 dan terendah adalah 0. Dukungan instrumental dapat diukur dengan skoring terhadap kuesioner yang telah diberi bobot dimana nilai tertingginya adalah 2 dengan kriteria jawaban :
Jawaban ya, skornya : 1 Jawaban tidak skornya : 0
D. Dukungan Emosional
Jumlah pernyataan sebanyak 5 dimana jawaban memiliki nilai total tertinggi adalah 5 dan terendah adalah 0. Sikap positi petugas dapat diukur dengan skoring terhadap kuesioner yang telah diberi bobot dimana nilai tertingginya adalah 2 dengan kriteria jawaban :
Jawaban ya, skornya : 1 Jawaban tidak skornya : 0 E. Kepatuhan Ibu
Jumlah pernyataan sebanyak 10 dimana nilai total tertinggi adalah 10 dan terendah adalah 0. Kepatuhan ibu dapat diukur dengan menggunakan skala Guttman karena peneliti menginginkan tipe jawaban tegas, seperti jawaban benar - salah, ya - tidak, yang diberi bobot :
Ya : Skor 1
Tidak : Skor 0
Selanjutnya dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu : a. Patuh jika kesepuluh pernyataan dijawab “Ya”
b. Tidak patuh jika salah satu dari pernyataan dijawab “Tidak” 3.8 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data
3.8.1 Teknik Pengolahan Data
Menurut Setiadi (2007), pengolahan data dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
a. Editing
Editing dilakukan untuk menilai kesesuaian hasil penelitian yang direncanakan dan kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian, kejelasan pengisian dan observasi yang ditelah dilakukan.
b. Coding
Hasil penelitian yang telah diisi oleh peneliti diberi kode, membuat konversi jawaban ke dalam angka-angka sehingga memungkinkan dapat diolah dengan komputer
c. Entry data
Suatu proses memasukkan data ke dalam komputer untuk selanjutnya dilakukan analisis data dengan menggunakan program komputer.
d. Cleaning data
Data-data yang telah dimasukkan ke program komputer dibersihkan agar seluruh data yang sudah diperoleh terbebas dari kesalahan sebelum dilakukan analisis data.
3.8.2. Analisa data
Analisis keeratan hubungan antara dua variabel menggunakan uji chi square dengan melihat nilai sig < 0,05.
HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Letak Geografis
Desa Tigabolon merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Sidamanik yang memiliki luas wilayah 60 Ha. Secara geografis, Desa Tigabolon berbatasan dengan:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bahal Gajah b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sarimatondang c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Panei Tongah d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Siborna 4.1.2. Demografis
Jumlah penduduk Desa Tigabolon pada Tahun 2013 tercatat mencapai 3.147 jiwa (608 Kepala Keluarga). Berdasarkan jenis kelamin, penduduk yang berjenis kelamin laki-laki yaitu 1.503 jiwa dan penduduk yang berjenis kelamin perempuan yaitu 1.644 jiwa serta jumlah bayi dan balita yaitu 248 jiwa.
4.2 Karakteristik Responden
4.2.1. Distribusi Karakteristik Responden
Responden pada penelitian ini adalah Ibu yang memiliki anak usia 9 – 24 bulan di desa Tigabolon Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun yang berjumlah 52 orang. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Responden di Desa Tigabolon
No Karakteristik Responden Jumlah (n) Persentase (%) 1 Umur Responden <30 tahun 27 51,9 >30 tahun 25 48,1 Jumlah 52 100,0 2 Pendidikan Responden SD 6 11,5 SMP 11 21,2 SMA 23 44,2 Perguruan Tinggi 12 23,1 Jumlah 52 100,0
3 Jumlah Anak Responden
1 orang 7 13,5 2 orang 15 28,8 3 orang 14 26,9 >3 orang 16 30,8 Jumlah 52 100,0 4 Pekerjaan Responden PNS 10 19,2 Wiraswasta 19 36,5 Buruh 4 7,7 Petani 18 34,6 Tidak tetap 1 1,0 Jumlah 52 100,0 5 Pendapatan Responden <Rp.1.000.000 17 32,7 Rp.1.000.000-1.500.000 18 34,6 >Rp.1.500.000 17 1,9 Jumlah 52 100,0
6 Umur Bayi Responden
<15 bulan 27 51,9
>15 bulan 25 48,1
Jumlah 52 100,0
7 Jenis Kelamin Bayi Responden
Laki-laki 20 38,5
Perempuan 32 61,5
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa umur responden terbanyak adalah umur <30 tahun sebanyak 27 orang (51,9%). Berdasarkan pendidikan responden terbanyak adalah SMA sebanyak 23 orang (44,2%). Berdasarkan Jumlah Anak responden terbanyak adalah >3 orang sebanyak 16 orang (30,8%). Berdasarkan pekerjaan responden terbanyak adalah Wiraswasta sebanyak 19 orang atau sekitar (36,5%). Berdasarkan pendapatan responden terbanyak adalah Rp.1.000.000-Rp.1.500.000 sebanyak 18 orang (34,6%). Berdasarkan umur bayi responden terbanyak adalah <15 bulan sebanyak 27 orang atau sekitar (51,9%). Berdasarkan jenis kelamin bayi responden terbanyak adalah perempuan sebanyak 32 orang atau sekitar (61,5%).
Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Dukungan Informasional Terhadap Kepatuhan Ibu Melaksanakan Imunisasi di Desa Tigabolon Tahun 2014
No Pernyataan Ya Tidak Jumlah
F % F % F %
1 Anggota keluarga (suami, mertua dan saudara) sudah memberikan informasi kepada ibu tentang jenis imunisasi dasar yang dibutuhkan oleh anaknya
45 86,5 7 13,5 52 100,0
2 Anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) memberikan informasi kepada ibu tentang tujuan imunisasi dasar pada anaknya
40 76,9 12 23,1 52 100,0
3 Ibu mendapat informasi dari anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) tentang manfaat imunisasi dasar pada anaknya untuk peningkatan kesehatan
32 61,5 20 38,5 52 100,0
4 Ibu mendapatkan informasi dari anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) tentang masalah kesehatan yang terjadi jika bayi tidak mendapatkan imunisasi dasar
31 59,6 21 40,4 52 100,0
5 Ibu memperoleh informasi dari anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) tentang reaksi yang biasa terjadi setelah anak mendapat imunisasi
32 61,5 20 38,5 52 100,0
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 45 orang responden atau sekitar (86,5%) mengatakan anggota keluarga memberikan informasi kepada ibu tentang jenis-jenis imunisasi dasar yang dibutuhkan oleh anaknya. Sebanyak 40 orang responden (76,9%) anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) memberikan informasi kepada ibu tentang tujuan imunisasi dasar pada anaknya. Sebanyak 32 orang responden (61,5%) mengatakan ibu mendapat informasi dari anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) tentang manfaat imunisasi dasar pada anaknya untuk peningkatan kesehatan. Sebanyak 31 orang responden (59,6%) mengatakan Ibu mendapatkan informasi dari anggota keluarga (suami, mertua, dan
saudara) tentang masalah kesehatan yang terjadi jika bayi tidak mendapatkan imunisasi dasar. Sebanyak 32 orang responden (61,5%) mengatakan Ibu memperoleh informasi dari anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) tentang reaksi yang biasa terjadi setelah anak mendapat imunisasi.
Tabel 4.3. Distribusi Kategori Berdasarkan Variabel Dukungan Informasional di Desa Tigabolon Tahun 2014
No Informasional Jumlah Persentase (%)
1 Baik 28 53,8
2 Cukup 11 21,2
3 Kurang 13 25,0
Jumlah 52 100,0
Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui distribusi kategori berdasarkan variabel dukungan informasional terhadap kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar pada anak di desa Tigabolon kategori baik sebanyak 28 orang (53,8%), kategori cukup sebanyak 11 orang (21,2%), dan kategori kurang sebanyak 13 orang (25,0%).
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Dukungan Penilaian Terhadap Kepatuhan Ibu Melaksanakan Imunisasi di Desa Tigabolon Tahun 2014
No Pernyataan Ya Tidak Jumlah
F % F % F %
1 Anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi dasar pada anaknya secara teratur
35 67,3 17 32,7 52 100,0 2 Anggota keluarga (suami, mertua, dan
saudara) selalu mendampingi ibu dalam merawat anaknya
37 71,2 15 28,8 52 100,0 3 Anggota keluarga (suami, mertua, dan
saudara) menyediakan waktu untuk mendampingi ibu membawa anaknya melaksanakan imunisasi di setiap bulan
28 53,8 24 46,2 52 100,0 4 Ibu selalu mendapatkan waktu dari anggota
keluarga (suami, mertua, dan saudara) agar ibu dapat membawa anaknya imunisasi ke posyandu
26 50,0 26 50,0 52 100,0 5 Anggota keluarga selalu memberikan pujian
dan perhatian kepada ibu saat anaknya sudah mendapatkan imunisasi dasar
32 61,5 20 38,5 52 100,0
Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 35 orang responden atau sekitar (67,3%) mengatakan anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi dasar pada anaknya secara. Sebanyak 37 orang responden (71,2%) anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) selalu mendampingi ibu dalam merawat anaknya. Sebanyak 28 orang responden (53,8%) mengatakan anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) menyediakan waktu untuk mendampingi ibu membawa anaknya melaksanakan imunisasi di setiap bulan. Sebanyak 26 orang responden (50,0%) mengatakan Ibu selalu mendapatkan waktu dari anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) agar ibu dapat membawa anaknya imunisasi ke posyandu. Sebanyak 32 orang responden
(61,5%) mengatakan anggota keluarga selalu memberikan pujian dan perhatian kepada ibu saat anaknya sudah mendapatkan imunisasi dasar.
Tabel 4.5 Distribusi Kategori Berdasarkan variabel Dukungan Penilaian di desa Tigabolon Tahun 2014
No Penilaian Jumlah Persentase (%)
1 Baik 18 34,6
2 Cukup 16 30,8
3 Kurang 18 34,6
Jumlah 52 100,0
Berdasarkan tabel 4.5 diatas diketahui distribusi kategori berdasarkan variabel dukungan penilaian terhadap kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar pada anak di desa Tigabolon kategori baik sebanyak 18 orang (34,6%), kategori cukup sebanyak 16 orang (30,8%), dan kategori kurang sebanyak 18 orang (34,6%).
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Dukungan Instrumental Terhadap Kepatuhan Ibu Melaksanakan Imunisasi di Desa Tigabolon Tahun 2014
No Pernyataan Ya Tidak Jumlah
F % F % F %
1 Anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) selalu mengingatkan ibu ibu jadwal untuk melakukan imunisasi dasar pada anaknya setiap bulan
33 63,5 19 36,5 52 100,0
2 Anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) selalu penuh perhatian dengan kesehatan anaknya untuk mencegah berbagai penyakit dengan cara imunisasi
37 71,2 15 28,8 52 100,0
3 Anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) selalu menyediakan obat penurun demam apabila anak mengalami demam setelah mendapatkan imunisasi.
33 63,5 19 36,5 52 100,0
4 Anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) selalu menganjurkan ibu untuk membawa anaknya kefasilitas kesehatan (Puskesmas/ posyandu) agar mendapatkan imunisasi dasar
29 55,8 23 44,2 52 100,0
5 Anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) selalu menyediakan uang yang cukup untuk keperluan imunisasi anaknya setiap bulan
29 55,8 23 44,2 52 100,0
Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 33 orang responden atau sekitar (63,5%) mengatakan anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) selalu mengingatkan ibu ibu jadwal untuk melakukan imunisasi dasar pada anaknya setiap bulan. Sebanyak 37 orang responden (71,2%) anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) selalu penuh perhatian dengan kesehatan anaknya untuk mencegah berbagai penyakit dengan cara imunisasi. Sebanyak 33 orang responden (63,5%) mengatakan anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) selalu menyediakan obat penurun demam apabila anak mengalami demam setelah mendapatkan imunisasi. Sebanyak 29 orang responden (55,8%) mengatakananggota
keluarga (suami, mertua, dan saudara) selalu menganjurkan ibu untuk membawa anaknya kefasilitas kesehatan (Puskesmas/ posyandu) agar mendapatkan imunisasi dasar. Sebanyak 29 orang responden (55,8%) mengatakan anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) selalu menyediakan uang yang cukup untuk keperluan imunisasi anaknya setiap bulan.
Tabel 4.7 Distribusi Kategori Berdasarkan variabel Dukungan Instrumental di Desa Tigabolon Tahun 2014
No Instrumental Jumlah Persentase (%)
1 Baik 23 44,2
2 Cukup 10 19,2
3 Kurang 19 36,5
Jumlah 52 100,0
Berdasarkan tabel 4.7 diatas diketahui distribusi kategori berdasarkan variabel dukungan instrumental terhadap kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar pada anak di desa Tigabolon kategori baik sebanyak 23 orang (44,2%), kategori cukup sebanyak 10 orang (19,2%), dan kategori kurang sebanyak 19 orang (36,5%).
Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan variabel Dukungan Emosional Terhadap Kepatuhan Ibu Melaksanakan Imunisasi di Desa Tigabolon Tahun 2014
No Pernyataan Ya Tidak Jumlah
F % F % F %
1 Anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) selalu mengingatkan ibu untuk membawa anaknya imunisasi sesuai jadwal imunisasi yang dibutuhkan
34 65,4 18 34,6 52 100,0 2 Anggota keluarga (suami, mertua, dan
saudara) mengajak ibu ke posyandu untuk mendapatkan imunisasi agar anaknya tidak mudah terkena penyakit menular
33 63,5 19 36,5 52 100,0 3 Anggota keluarga melibatkan ibu dalam
mengambil keputusan untuk melaksanakan imunisasi dasar pada anaknya
29 55,8 23 44,2 52 100,0 4 Anggota keluarga (suami, mertua, dan
saudara) meyakinkan ibu bahwa demam yang dialami oleh anaknya setelah mendapatkan imunisasi adalah hal yang biasa
32 61,5 20 38,5 52 100,0
5 Anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) selalu memberikan perhatian kepada ibu ketika anaknya sakit setelah mendapatkan imunisasi
35 67,3 17 32,7 52 100,0
Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 34 orang responden atau sekitar (65,4%) mengatakan anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) selalu mengingatkan ibu untuk membawa anaknya imunisasi sesuai jadwal imunisasi yang dibutuhkan. Sebanyak 33 orang responden (63,5%) anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) mengajak ibu ke posyandu untuk mendapatkan imunisasi agar anaknya tidak mudah terkena penyakit menular. Sebanyak 29 orang responden (55,8%) mengatakan anggota keluarga melibatkan ibu dalam mengambil keputusan untuk melaksanakan imunisasi dasar pada anaknya. Sebanyak 32 orang responden (61,5%) mengatakan anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara)
meyakinkan ibu bahwa demam yang dialami oleh anaknya setelah mendapatkan imunisasi adalah hal yang biasa. Sebanyak 35 orang responden (67,3%) mengatakan anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) selalu memberikan perhatian kepada ibu ketika anaknya sakit setelah mendapatkan imunisasi.
Tabel 4.9. Distribusi Kategori Berdasarkan Variabel Dukungan Emosional di Desa Tigabolon Tahun 2014
No Emosional Jumlah Persentase (%)
1 Baik 19 36,5
2 Cukup 18 34,6
3 Kurang 15 28,8
Jumlah 52 100,0
Berdasarkan tabel 4.9 diatas diketahui distribusi kategori berdasarkan variabel dukungan emosional terhadap kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar pada anak di desa Tigabolon kategori baik sebanyak 19 orang (36,5%), kategori cukup sebanyak 18 orang (34,6%), dan kategori kurang sebanyak 15 orang (28,8%).
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pernyataan Kepatuhan Ibu Melaksanakan Imunisasi Dasar Pada Anak Tahun 2014
No Pernyataan Ya Tidak Jumlah
F % F % F %
1 Ibu memberi anak imunisasi BCG segera setelah lahir
44 84,6 8 15,4 52 100,0 2 Ketika bayi ibu berusia 1 bulan, ibu
membawa bayi ke
posyandu untuk mendapatkan imunisasi Hepatitis B
49 94,2 3 5,8 52 100,0
3 Ibu memberi bayinya imunisasi DPT pada saat berumur > 6 minggu
46 88,5 6 11,5 52 100,0 4 Ibu memberi bayi imunisasi Polio ketika
bayi ibu berumur 2 bulan
41 78,8 11 21,2 52 100,0 5 Ketika bayi ibu berusia 3-6 bulan ibu
membawa bayi ibu untuk lanjutan imunisasi Hepatitis B
39 75,0 13 25,0 52 100,0
6 Ibu membawa anak imunisasi Polio selanjutnya ketika bayi ibu berumur 4 bulan dan 6 bulan
41 78,8 11 21,2 52 100,0
7 Ibu memberikan imunisasi campak pada bayi ibu saat berumur 9 bulan
36 69,2 16 30,8 52 100,0 8 Ibu membawa anaknya ibu untuk ulangan
imunisasi DPT pada umur 18 bulan dan 5 tahun
30 65,4 22 42,3 52 100,0
9 Ketika anak ibu mengalami demam setelah mendapatkan imunisasi apakah ibu masih tetap melanjutkan imunisasi berikutnya
36 65,4 18 34,6 52 100,0
10 Apakah ibu melaksanakan semua jenis imunisasi dasar pada anaknya
36 65,4 18 34,6 52 100,0
Berdasarkan tabel 4.10 diketahui sebanyak 44 orang (84,6%) menyatakan Ibu memberi anak imunisasi BCG segera setelah lahir. Sebanyak 49 orang (94,2%) menyatakan ketika bayi ibu berusia 1 bulan, ibu membawa bayi ke posyandu untuk mendapatkan imunisasi Hepatitis B. Sebanyak 46 orang (88,5%) menyatakan ibu memberi bayinya imunisasi DPT pada saat berumur > 6 minggu. Sebanyak 41 orang (78,8%) menyatakan ibu memberi bayi imunisasi polio ketika bayi ibu berumur 2 bulan. Sebanyak 39 orang (75,0%) menyatakan ketika bayi ibu berusia 3-6 bulan ibu
membawa bayi ibu untuk lanjutan imunisasi hepatitis B. Sebanyak 41 orang (78,8%) menyatakan ibu membawa anak imunisasi polio selanjutnya ketika bayi ibu berumur 4 bulan dan 6 bulan. Sebanyak 36 orang (69,2%) menyatakan ibu memberikan imunisasi campak pada bayi ibu saat berumur 9 bulan. Sebanyak 30 orang (57,7%) menyatakan ibu membawa anaknya untuk ulangan imunisasi DPT pada umur 18 bulan dan 5 tahun. Sebanyak 34 orang (65,4%) menyatakan ketika anak ibu mengalami demam setelah mendapatkan imunisasi ibu masih tetap melanjutkan imunisasi berikutnya. Sebanyak 34 orang (65,4%) menyatakan ibu melaksanakan semua jenis imunisasi dasar pada anaknya.
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Kategori berdasarkan Variabel Kepatuhan Ibu melaksanakan Imunisasi Dasar Pada Anak di desa Tigabolon Tahun 2014
No Kepatuhan Jumlah Persentase (%)
1 Patuh 34 65,4
2 Tidak Patuh 18 34,6
Jumlah 52 100,0
Berdasarkan tabel 4.11 diketahui distribusi kategori berdasarkan variabel kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar pada anak di desa Tigabolon Tahun 2014 kategori patuh 34 orang (65,4%) dan kategori tidak patuh 18 orang (34,6%). 4.3 Hubungan Dukungan Informasional Terhadap Kepatuhan Ibu
Hubungan dukungan informasional terhadap kepatuhan diperoleh berdasarkan uji chi square dengan melihat nilai sig < 0.05.
Tabel 4.12. Hubungan Dukungan Informasional Terhadap Kepatuhan Ibu Melaksanakan Imunisasi Dasar Pada Anak di desa Tigabolon Tahun 2014
No Kat. Dukungan Informasional
Kategori Kepatuhan
p.
Tidak Patuh Patuh Jumlah
N % n % N %
1 Baik 13 46,4 15 53,6 28 100,0
0,002
2 Kurang 21 87,5 3 12,5 24 100,0
Berdasarkan tabel 4.12 diketahui dari 28 orang yang menyatakan dukungan informasional baik 15 orang (53,6%) patuh. Sedangkan dari 24 orang yang menyatakan dukungan informasional kurang hanya 3 orang (12,5%) patuh melaksanakan imunisasi dasar.
Hasil uji Chi-square menunjukkan hasil uji yang signifikans (p. < 0,05) p=0,002. Hal ini berarti ada hubungan dukungan informasional terhadap kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar pada anak.
4.4 Hubungan Dukungan Penilaian Terhadap Kepatuhan Ibu
Hubungan dukungan penilaian terhadap kepatuhan diperoleh berdasarkan uji chi square dengan melihat nilai sig < 0.05.
Tabel 4.13. Hubungan Dukungan Penilaian Terhadap Kepatuhan Ibu Melaksanakan Imunisasi Dasar Pada Anak di desa Tigabolon Tahun 2014
No Kat. Dukungan Penilaian
Kategori Kepatuhan
p.
Tidak Patuh Patuh Jumlah
N % n % N %
1 Baik 5 27,8 13 72,2 18 100,0
0.000
2 Kurang 29 85,3 5 14,7 34 100,0
Berdasarkan tabel 4.13 diketahui dari 18 orang yang menyatakan dukungan penilaian baik 5 orang (27,8%) patuh. Sedangkan dari 34 orang yang menyatakan
dukungan penilaian kurang hanya 5 orang (14,7%) patuh melaksanakan imunisasi dasar.
Hasil uji Chi-square menunjukkan hasil uji yang signifikans (p. < 0,005) p=0,000. Hal ini berarti ada hubungan dukungan penilaian terhadap kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar pada anak.
4.5 Hubungan Dukungan Instrumental Terhadap Kepatuhan Ibu
Hubungan dukungan instrumental terhadap kepatuhan ibu diperoleh berdasarkan uji chi square dengan melihat nilai sig < 0.05.
Tabel 4.14. Hubungan Dukungan Instrumental Terhadap Kepatuhan Ibu Melaksanakan Imunisasi Dasar Pada Anak di desa Tigabolon Tahun 2014
No Kat. Dukungan Instrumental
Kategori Kepatuhan
p.
Tidak Patuh Patuh Jumlah
N % N % N %
1 Baik 9 39,1 14 60,9 23 100,0
2 Kurang 25 86,2 4 13,8 29 100,0 0.000
Berdasarkan tabel 4.14 diketahui dari 23 orang yang menyatakan dukungan instrumental baik yaitu 14 orang (60,9%) patuh. Sedangkan dari 29 orang yang menyatakan dukungan instrumental kurang hanya 4 orang (13,8%) patuh melaksanakan imunisasi dasar.
Hasil uji Chi-square menunjukkan hasil uji yang signifikans (p. < 0,05) p=0,000. Hal ini berarti ada hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar.
4.6 Hubungan Dukungan Emosional Terhadap Kepatuhan Pasien
Hubungan dukungan emosional terhadap kepatuhan diperoleh berdasarkan uji chi square dengan melihat nilai sig < 0.05.
Tabel 4.15 Hubungan Dukungan Emosional Terhadap Kepatuhan Ibu Melaksanakan Imunisasi Dasar Pada Anak di Desa Tigabolon Tahun 2014
No Kat. Dukungan Emosional
Kategori Kepatuhan p.
Tidak Patuh Patuh Jumlah
N % N % N %
1 Baik 8 42,1 11 57,9 19 100,0
2 Kurang 26 78,8 7 21,2 33 100,0 0.009
Berdasarkan tabel 4.15 diketahui dari 19 orang yang menyatakan dukungan emosional baik 11 orang (57,9%) patuh. Sedangkan dari 33 orang yang menyatakan dukungan emosional kurang hanya 7 orang (21,2%) patuh melaksanakan imunisasi dasar.
Hasil uji Chi-square menunjukkan hasil uji yang signifikans (p. < 0,05) p=0,009. Hal ini berarti ada hubungan dukungan emosional terhadap kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar pada anak.
PEMBAHASAN
5.1 Hubungan Antara Dukungan Informasional Terhadap Kepatuhan Ibu Melaksanakan Imunisasi Dasar Pada Anak di Desa Tigabolon Tahun 2014
Dukungan informasional adalah anggota keluarga (suami, mertua, dan saudara) dapat memberikan berbagai informasi kepada ibu tentang pentingnya imunisasi dasar bagi kesehatan anaknya sehingga ibu dapat patuh melaksanakan imunisasi dasar pada anaknya. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui dari 28 orang yang menyatakan dukungan informasional baik 15 orang (53,6%) patuh. Sedangkan dari 24 orang yang menyatakan dukungan informasional kurang hanya 3 orang (12,5%) patuh melaksanakan imunisasi dasar.
Hasil uji Chi-square menunjukkan hasil uji yang signifikans (p. < 0,05) p=0,002. Hal ini berarti ada hubungan dukungan informasional terhadap kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar pada anak.
Hasil penelitian ini relevan dengan pendapat Sri Enda Sitepu (2012), yang menyatakan bahwa adanya dukungan keluarga (suami, orang tua, mertua maupun saudara lainnya) kepada ibu dalam bentuk mendapatkan informasi dari keluarga tentang imunisasi dasar pada anak. Ibu akan merasa bahwa imunisasi sangat penting
Keluarga berfungsi sebagai penyebar informasi tentang dunia, mencakup memberi nasehat, petunjuk-petunjuk, saran atau umpan balik. Bentuk dukungan keluarga yang diberikan oleh keluarga adalah dorongan semangat, pemberian nasehat atau mengawasi tentang pola makan sehari-hari dan pengobatan. Dukungan keluarga juga merupakan perasaan individu yang mendapat perhatian, disenangi, dihargai dan termasuk bagian dari masyarakat (Utami, 2003).
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan (Nurdiana 2007 dalam Prinda, 2010), yang menyebutkan bahwa dukungan keluarga yang baik dapat disebabkan oleh karena keluarga telah banyak memperoleh informasi mengenai gangguan imunisasi melalui media informasi (koran, televisi, radio) dan orang lain (teman, kerabat) serta keluarga juga mendapatkan penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan.
5.2 Hubungan Antara Dukungan Penilaian Terhadap Kepatuhan Ibu Melaksanakan Imunisasi Dasar Pada Anak di Desa Tigabolon Tahun 2014
Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator indentitas anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan, perhatian.
Bentuk dukungan ini melibatkan pemberiaan informasi, saran atau umpan balik tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi seperti ini dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan mudah.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui dari 18 orang yang menyatakan dukungan penilaian baik 5 orang (27,8%). Sedangkan dari 34 orang yang menyatakan dukungan penilaian kurang hanya 5 orang (14,7%) melaksanakan imunisasi dasar.
Hasil uji Chi-square menunjukkan hasil uji yang signifikans (p. < 0,005) p=0,000. Hal ini berarti ada hubungan dukungan penilaian terhadap kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar pada anak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar (Wardani, 2009).
Menurut Feiring dan Lewis (1984) dalam Friedman (1998), ada bukti kuat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa keluarga besar dan keluarga kecil secara kualitatif menggambarkan pengalaman-pengalaman perkembangan. Anak-anak yang berasal dari keluarga kecil menerima lebih banyak perhatian dari pada anak-anak dari keluarga yang besar. Selain itu, dukungan yang diberikan orangtua (khususnya ibu) juga dipengaruhi oleh usia. Ibu yang masih muda cenderung untuk lebih tidak bisa merasakan atau mengenali kebutuhan anaknya dan juga lebih egosentris dibandingkan ibu-ibu yang lebih tua.
Sejalan dengan teoi Heardman (1990), keluarga merupakan sumber dukungan karena dalam hubungan keluarga tercipta hubungan yang saling mempercayai. Individu sebagai anggota keluarga akan menjadikan keluarga sebagai kumpulan harapan, tempat bercerita, tempat bertanya, dan tempat mengeluarkan keluhan-keluhan bilamana individu sedang mengalami permasalahan.
Sejalan dengan teori Sarafino (1994), dukungan penghargaan, yaitu pemberian dukungan dengan melihat segi positif yang ada dalam individu dibandingkan dengan
Dalam panelitian Ali (2002), hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan ibu dalam melaksanakan imunisasi dasar, dukungan keluarga terhadap tingkat kepatuhan ibu dalam melaksanakan imunisasi dasar pada anak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan ibu. Sehingga semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin tinggi pula tingkat kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar pada anak.
Dukungan keluarga adalah dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga (suami, istri, dan saudara) sehingga individu yang diberikan dukungan merasakan bahwa dirinya diperhatikan, dihargai, mendapatkan bantuan dari orang-orang yang berarti serta memiliki ikatan keluarga yang kuat dengan anggota keluarga yang lain (Lubis, Namora & Hasnida, 2009). Individu yang memperoleh dukungan keluarga yang tinggi akan menjadi individu yang lebih optimis dalam menghadapi masalah kesehatan dan kehidupan dan lebih terampil dalam memenuhi kebutuhan psikologi (Setiadi, 2008).
Sebagaimana yang dinyatakan Francis & Satiadarma (2004), yang menyatakan bahwa dukungan keluarga merupakan bantuan/sokongan yang diterima salah satu anggota keluarga dari anggota keluarga lainnya dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat di dalam sebuah keluarga.
Pendapat diatas diperkuat oleh pernyataan dari Commission on the Family (1998, dalam Dolan dkk, 2006) bahwa dukungan keluarga dapat memperkuat setiap individu, menciptakan kekuatan keluarga, memperbesar penghargaan terhadap diri sendiri, mempunyai potensi sebagai strategi pencegahan yang utama bagi seluruh keluarga dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari serta mempunyai
relevansi dalam masyarakat yang berada dalam lingkungan yang penuh dengan tekanan.
5.3 Hubungan Antara Dukungan Instrumental Terhadap Kepatuhan Ibu Melaksanakan Imunisasi Dasar Pada Anak di Desa Tigabolon Tahun 2014
Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya: kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan. Dukungan instrumental (tangible assisstance), Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung seperti pinjaman uang, pemberian barang, makanan serta pelayanan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui dari 23 orang yang menyatakan dukungan instrumental baik yaitu 14 orang (60,9%) patuh. Sedangkan dari 29 orang yang menyatakan dukungan instrumental kurang hanya 4 orang (13,8%).
Hasil uji Chi-square menunjukkan hasil uji yang signifikans (p. < 0,05) p=0,000. Hal ini berarti ada hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar.
Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung seperti pemberian uang, pemberian barang, makanan serta pelayanan. Bentuk ini dapat mengurangi stres karena individu dapat langsung memecahkan masalahnya yang behubungan dengan materi. Dukungan instrumental sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalah yang dianggap dapat dikontrol.
kebanyakan individu mendapatkan lebih banyak bantuan dari keluarga mereka dari pada sumber lainnya, bahkan dokter mereka sekalipun.
5.4 Hubungan Antara Dukungan Emosional Terhadap Kepatuhan Ibu Melaksanakan Imunisasi Dasar Pada Anak di Desa Tigabolon Tahun 2014
Menurut Safarino (1994) dukungan emosional adalah bentuk bantuan yang dapat menumbuhkan perasaan nyaman, percaya diri, dan semangat. Sumber dukungan emosional yang sangat berperan penting dari orang yang memiliki kedekatan emosional, misalnya pasangan, sahabat, rekan kerja. Dukungan emosional berupa ekspresi empati dan perhatian. Dukungan emosional membuat sesorang merasa dimiliki dan dicintai pada saat stress. Dukungan sosial emosional dapat menurunkan tekanan psikologis yang dirasakan seperti kecemasan, gangguan umum dan depresi. Semakin banyak tekanan psikologis yang dirasakan semakin dibutuhkannya dukungan sosial emosional.
Kepatuhan dalam penelitian ini adalah tingkat perilaku ibu dalam melaksanakan imunisasi dasar pada anak yang telah ditetapkan. Patuh, jika ibu selalu membawa anaknya imunisasi serta semua jenis imunisasi dasar sudah diberikan pada anaknya sesuai dengan jadwal imunisasi yang dibutuhkan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui dari 19 orang yang menyatakan dukungan emosional baik 11 orang (57,9%). Sedangkan dari 33 orang yang menyatakan dukungan emosional kurang hanya 7 orang (21,2%)
Hasil uji Chi-square menunjukkan hasil uji yang signifikans (p<0,05) p=0,009. Hal ini berarti ada hubungan dukungan emosional terhadap kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar pada anak.
Menurut Sarafino (1994), dukungan emosional merupakan ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap individu sehingga individu merasa nyaman, dicintai dan diperhatikan saat menghadapi bebagai tekanan dalam hidup.
Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan Emnina (2010) yang menyebutkan bahwa keluarga memberikan dukungan yang adekuat dan terus-menerus agar ibu patuh dalam melaksanakan iunisasi pada anaknya baik dukungan penilaian, instrumental, informasi dan dukungan emosional.
Hasil penelitian ini diperkuat oleh teori yang yang dikemukakan oleh Rock & Dooley (1985 dalam Kuntjoro, 2002), bahwa keluarga memainkan suatu peranan bersifat mendukung selama ibu melaksanakan imunisasi pada anaknya sehingga mereka dapat mencapai tingkat kesejahteraan optimal. Dukungan keluarga yang natural diterima seseorang melalui interaksi sosial dalam kehidupan secara spontan dengan orang-orang yang berada disekitarnya dalam hal ini anggota keluarganya.
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan penelitian ini sebagai berikut:
1. Berdasarkan umur responden <30 tahun sebanyak 27 orang (51,9%). Berdasarkan pendidikan responden terbanyak adalah SMA sebanyak 23 orang (44,2%). Berdasarkan Jumlah Anak responden terbanyak adalah >3 orang sebanyak 16 orang (30,8%). Berdasarkan pekerjaan responden terbanyak adalah Wiraswasta sebanyak 19 orang atau sekitar (36,5%). pendapatan responden terbanyak adalah Rp.1.000.000-Rp.1.500.000 sebanyak 18 orang (34,6%). Berdasarkan umur bayi responden terbanyak adalah <15 bulan sebanyak 27 orang atau sekitar (51,9%). Berdasarkan jenis kelamin bayi responden terbanyak adalah perempuan sebanyak 32 orang atau sekitar (61,5%).
2. Berdasarkan tingkat kepatuhan responden mayoritas responden patuh melaksanakan imunisasi dasar pada anak sebanyak 34 orang (65,4%). Berdasarkan hasil uji chi squareterdapat hubungan yang bermakna antara variable dukungan keluarga informasional, penilaian, instrumental, dan emosional terhadap kepauhan ibu melaksanakan imunisasi dasar pada anak didesa Tigabolon Tahun 2014.
6.2 Saran
Adapun saran dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Kepada Kepala Desa atau Tokoh Masyarakat agar dapat menghimbau para kepala keluarga agar selalu menyediakan waktu untuk mendampingi ibu membawa anaknya untuk melakukan imunisasi demi tercapainya target pencapaian imunisasi yang diharapkan.
2. Agar petugas kesehatan dapat meningkatkan pelayanannya dalam bentuk pelayanan di posyandu memberikan informasi tentang kesehatan bayi dan balita setiap kunjungan posyandu, khususnya pemberian ulangan imunisasi seperti: Hepatitis B, Polio, DPT sehingga ibu mengerti bahwa imunisasi sangat penting untuk kesehatan anaknya demi meningkatkan kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar pada anak di Desa Tigabolon Tahun 2014.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmadi.(2009). Dukungan Keluarga. Diambil tanggal 10 Oktober 2013 dari http://www:rajawana.com
Ali, muhamad. 2002. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu bekerja dan Ibu Tidak Bekerja tentang Imunisasi. Bagian Ilmu kesehatan Anak FK USU. Medan.
Arikunto, 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. A. Samik Wahab. 2012. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi Kelima belas: Jakarta. Azwar. 2007. Sikap Manusia dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Binarupa, 2003. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Edisi II: PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
Carpenito, L. J. 2001. Diagnosa Keperawatan: Jakarta. RinekaCipta.
Dep. Kes, 2007. Menurunkan Angka Pengukurannya Kematian Balita. Dep.Kes. RI, Jakarta.
Dolan. P. Canavan. J. Pinkerton. J. 2006. Family Support as Reflective Practice. London : Jessica Kingsley Publishers.
Effendy, N. 1998. Dasar – Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi Kedua. Jakarta: EGC.
Effendy. 2006. Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Emnina, Erika. 2010. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Lama Hari Rawat Pasien Gangguan Jiwa Peserta JamKesMas di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan. Medan : Fakultas Ilmu Keperawatan USU.
Francis. S. Satiadarma. M.P, 2004. Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Kesembuhan Ibu yang Mengidap Penyakit Kanker Payudara. Jurnal Ilmiah Psikologi “ARKHE”, Th.9 no.1.
Friedman, M. 1998. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek. Edisi Ketiga. Jakarta: EGC.
Heardman, 1990. Human Exceptionality Society School and Family Boston. London: Allyn And Bacon.
Hidayat. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hidayat Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
http://health.kompas.com/read/2012/07/12//Jutaan Bayi Tidak Terimunisasi Lengkap. Diakses 05 September 2013.
Ismoedijanto, 2003. Pengembangan Praktik Imunisasi Pada Anak. FK: Surabaya. Kuntjoro, 2002. Dukungan Sosial pada Lansia. Diambil pada tanggal 29 Januari
2014, dari http://www.e-psikologi,.com/usia/jakarta.
Kusmiyati. 2008. Survei Dukungan Keluarga http://www. klikdokter.com/illness/de tail/135
Lemeshow, S.Dkk. 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Gajah Mada University press, Yogyakarta.
Lubis. Namora & Hasnida, 2009. Dukungan Sosial pada Pasien Kanker Perlukah?. Medan: USU Press.
Marilyn, Friedman. 1998. Keperawatan Keluarga Teori & praktek. Jakarta: EGC. Maryunani, Amik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: CV.
Trans Info.
Muslihatun Nur, 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Edisi pertama. Yogyakarta: Citra maya.
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan dan Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan Teori dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rineka cipta.
Prinda, 2010. Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Keberfungsian Sosial pada Pasien Skizofrenia Pasca Perawatan di Rumah Sakit.
Proverawaty, Atikah & Citra Setyo Andhini, 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta: Nuha Offset.
Sarafino, E.P. 1997, Health Psychology : Biopholysical Interactions. New York : John Willey and Sons.
Sarafino. 2003. Dukungan Keluarga. Jakarta: Salemba Medika.
Setiadi, 2006. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setiadi, 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu
Setiadi, 2008. Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga, Surabaya: Graha Ilmu. Sitepu, Sri Enda. 2011. Pengaruh Faktor Pengetahuan, Dukungan Keluarga dan
Kepercayaan Terhadap Pemberian Imunisasi Pada Bayi di Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Skripsi FKM USU Medan.
Soejadmiko & Hariyono Suyitno. 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: IDAI.
Sudiharto, 2007. Asuhan Keperawatan dengan Pendekatan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, A. 2009.Asuhan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Suririnah, 2008. Pintar Merawat Bayi 0 – 12 Bulan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Suyitno, Hariyono, 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: IDAI.
Taylor, S.E. 1995. Health psychology. Singapore: Mc. Graw-Hin.Inc
Yeye Rukiah, 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Yulian, 2008. Hubungan Antara Support System Keluarga dengan Kepatuhan Berobat Klien Rawat Jalan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.
Diambil pada tanggal 3 Februari 2014, dari