• Tidak ada hasil yang ditemukan

Juristek, Vol. 6, No. 2, Januari 2020, Hal Learning Quality, Mathematics, Numbered Heads Together Model

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Juristek, Vol. 6, No. 2, Januari 2020, Hal Learning Quality, Mathematics, Numbered Heads Together Model"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA

KELAS II SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2019/2020 SDN 1

KEBUN AGUNG KECAMATAN PANGKALAN BANTENG

Samiye, S.Pd.SD

Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Kebun Agung

Jl. Poros PIR Desa Kebun Agung, Kecamatan Pangkalan Banteng Kabupaten Kotawaringin Barat Abstract

Data on the achievement of the results of observation and evaluation of mathematics on the subject of multiplication count operations in class II students in semester 1 of the 2019/2020 academic year which are still under the Minimum Completion Criteria (KKM) set by the school, namely 65. Learning outcome data is shown with the lowest score of 45 and grades the highest is 73 with a class average of 64.5. So, almost 78% of students have not finished. By looking at the data on learning outcomes and the implementation of learning in these subjects, the quality of the learning process is very necessary. Based on the results of the discussion by the research team with grade II teachers, to solve these problems the collaboration team determined alternative actions to improve the quality of mathematics learning that could encourage student motivation and involvement and teacher skills. then the researchers used the numbered heads together learning model. This classroom action research was conducted at SDN 1 Kebun Agung, Pangkalan Banteng District, in Class II. The subjects of this study were 27 second grade students. The learning process using the numbered heads together learning model that attracts students' attention and according to the material can improve the quality of mathematics learning, especially in semester 1, the subject matter of multiplication counting operations. Based on the research results, it was found that in the Pre-cycle of 27 students there were only 6 students (24%) who completed. Then the authors made improvements to learning in Cycle I and the results were 17 students or 68% who had fulfilled the KKM. In other words, there were still 10 students who had not yet completed it, for that the researcher made learning improvements again by holding Cycle II. In cycle II, the results of the formative test for Class II SD Negeri Kebanggan students rose to 27 students or 100% who fulfilled the KKM.

Keyword : Learning Quality, Mathematics, Numbered Heads Together Model

Abstraksi

Data pencapaian hasil observasi dan evaluasi matematika pada pokok bahasan operasi hitung perkalian pada siswa kelas II semester 1 tahun pelajaran 2019/2020 yang masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 65. Data hasil belajar ditunjukan dengan nilai terendah 45 dan nilai tertinggi 73 dengan rerata kelas 64,5. Jadi, hampir 78% siswa belum tuntas. Dengan melihat data hasil belajar dan pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran tersebut perlu sekali proses pembelajaran ditingkatkan kualitasnya. Berdasarkan hasil diskusi tim peneliti dengan guru kelas II, untuk memecahkan masalah tersebut maka tim kolaborasi menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika yang dapat mendorong motivasai dan keterlibatan siswa dan keterampilan guru. maka peneliti menggunakan model pembelajaran numbered heads together. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN 1 Kebun Agung, Kecamatan Pangkalan Banteng, pada Kelas II. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas dua sebanyak 27 orang. Proses pembelajaran dengan menggunakan menggunakan model pembelajaran numbered heads together yang menarik perhatian siswa dan sesuai materi dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika, khususnya pada semester 1 materi pokok Operasi hitung perkalian. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pada Pra Siklus dari 27 siswa hanya ada 6 siswa (24%) yang tuntas. Kemudian penulis melakukan perbaikan pembelajaran Siklus I dan hasilnya 17 siswa atau 68% yang sudah memenuhi KKM dengan kata lain masih ada 10 siswa yang belum tuntas, untuk itu peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran lagi dengan mengadakan Siklus II. Pada siklus II ini hasil tes formatif siswa Kelas II SD Negeri Kebanggan meningkat menjadi 27 siswa atau 100% yang memenuhi KKM.

(2)

PENDAHULUAN

Dalam melaksanakan proses pembelajaran Matematika mayoritas guru akan lebih menekankan pada metode yang tidak mengaktifkan peserta didik, pembelajaran yang dilakukan guru kurang kreatif (monoton), lebih banyak menggunakan metode ceramah dan kurang mengoptimalkan media pembelajaran.

Fenomena pelaksanaan pembelajaran matematika tersebut juga terjadi di kelas II SDN 1 Kebun Agung. Berdasarkan Pra Penelitian yang dilakukan pada tanggal 11-23 September 2019, ditemukan bahwa pembelajaran matematika pada pokok bahasan operasi hitung perkalian masih belum optimal. Hal ini dikarenakan guru masih kurang menggunakan pembelajaran kontekstual yang inovatif, sehingga siswa kurang aktif dan merasa bosan. Guru juga dirasa kurang optimal dalam penggunaan media pembelajaran.

Berdasarkan hal tersebut maka untuk memecahkan masalah penulis menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika yang dapat mendorong motivasai dan keterlibatan siswa dan keterampilan guru, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran numbered heads together.

Dari latar belakang diatas, maka peneliti akan mengkaji melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Melalui Model Numbered Heads Together Siswa Kelas II SDN 1 Kebun Agung.”

METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kondisi Awal

Berdasarkan data hasil nilai yang diperoleh siswa pada tes formatif sebelum perbaikan yaitu siswa yang mendapat nilai ≥62 hanya 6 siswa yang dinyatakan lulus KKM. Adapun data hasil tes formatif adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Hasil Tes Formatif Pra siklus No Nama Nilai Keterangan

1 Siswa 1 60 Tidak Tuntas 2 Siswa 2 60 Tidak Tuntas 3 Siswa 3 60 Tidak Tuntas

4 Siswa 4 50 Tidak Tuntas 5 Siswa 5 50 Tidak Tuntas 6 Siswa 6 60 Tidak Tuntas 7 Siswa 7 70 Tuntas 8 Siswa 8 80 Tuntas 9 Siswa 9 60 Tidak Tuntas 10 Siswa 10 60 Tidak Tuntas 11 Siswa 11 70 Tuntas 12 Siswa 12 50 Tidak Tuntas 13 Siswa 13 60 Tidak Tuntas 14 Siswa 14 50 Tidak Tuntas 15 Siswa 15 50 Tidak Tuntas 16 Siswa 16 60 Tidak Tuntas 17 Siswa 17 60 Tidak Tuntas 18 Siswa 18 60 Tidak Tuntas 19 Siswa 19 50 Tidak Tuntas 20 Siswa 20 50 Tidak Tuntas 21 Siswa 21 70 Tuntas 22 Siswa 22 70 Tuntas 23 Siswa 23 80 Tuntas 24 Siswa 24 60 Tidak Tuntas 25 Siswa 25 60 Tidak Tuntas 26 Siswa 26 60 Tidak Tuntas 27 Siswa 27 60 Tidak Tuntas

Nilai Rata-Rata 61,12 Jumlah Siswa Tuntas 6 Prosentase Ketuntasan 24%

Sumber: data diolah

Berdasarkan table 1 dapat diketahui bahwa siswa yang nilainya tuntas (KKM=62) hanya berjumlah 6 siswa (24%), sementara yang tidak tuntas berjumlah 21 siswa

(76%).

Deskripsi Hasil Siklus I a. Perencanaan

• Menyusun silabus pembelajaran • Menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) materi operasi hitung perkalian dengan indikator menjelaskan tentang macam-macam operasi hitung perkalian.

• Menyusun instrumen penelitian (tes tertulis dan lembar observasi)

• Menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran.

b. Pelaksanaan a) Kegiatan Awal

• Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa berdo’a

(3)

menurut agama dan keyakinan masing-masing.

• Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kerapian pakaian, posisi dan tempat duduk siswa yang disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

• Menginformasikan materi yang akan dibelajarkan.

• Guru menyampaikan tahapan kegiatan.

b) Kegiatan Inti

• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. • Menyajikan materi dengan

memanfaatkan obyek nyata yang ada disekitar untuk menggambarkan bilangan pada soal cerita.

• Siswa dibagi dalam 5 kelompok dengan anggota setiap kelompok 5 siswa, dan setiap siswa dalam tiap kelompok mendapat nomor. • Guru memberikan penjelasan

tentang cara menyelesaikan soal Matematika operasi hitung perkalian dengan menggunakan media manik-manik.

• Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok wajib mengerjakannya.

• Kelompok yang sudah dibentuk mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya dan mengetahui jawabannya.

• Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil memaparkan dan mendemonstrasikan hasil dari diskusi kelompok.

• Teman yang lain dari satu kelompok atau kelompok lain memberikan tanggapan, kemudian guru menunjuk nomor yang lain. • Bersama guru, siswa

menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan.

c) Kegiatan Penutup

• Bersama-sama siswa membuat kesimpulan atau rangkuman hasil belajar selama sehari.

• Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)

• Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti.

• Melakukan penilaian hasil belajar • Mengajak semua siswa berdo’a

menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran) Religius Adapun data hasil tes formatif pada Siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 2

Hasil Tes Formatif Siklus I No Nama Nilai Keterangan

1 Siswa 1 60 Tidak Tuntas 2 Siswa 2 60 Tidak Tuntas 3 Siswa 3 60 Tidak Tuntas 4 Siswa 4 70 Tuntas 5 Siswa 5 70 Tuntas 6 Siswa 6 80 Tuntas 7 Siswa 7 80 Tuntas 8 Siswa 8 80 Tuntas 9 Siswa 9 70 Tuntas 10 Siswa 10 80 Tuntas 11 Siswa 11 80 Tuntas 12 Siswa 12 60 Tidak Tuntas 13 Siswa 13 90 Tuntas 14 Siswa 14 80 Tuntas 15 Siswa 15 60 Tidak Tuntas 16 Siswa 16 60 Tidak Tuntas 17 Siswa 17 60 Tidak Tuntas 18 Siswa 18 60 Tidak Tuntas 19 Siswa 19 80 Tuntas 20 Siswa 20 80 Tuntas 21 Siswa 21 80 Tuntas 22 Siswa 22 80 Tuntas 23 Siswa 23 80 Tuntas 24 Siswa 24 70 Tuntas 25 Siswa 25 70 Tuntas 26 Siswa 26 60 Tidak Tuntas 27 Siswa 27 60 Tidak Tuntas

Nilai Rata-Rata 70,87 Jumlah Siswa Tuntas 17 Prosentase Ketuntasan 68%

(4)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa siswa yang nilainya tuntas mengalami peningkatan, dari 6 siswa (24%) menjadi 17 siswa (68%), sementara yang tidak tuntas berjumlah 13 siswa (32%). Ketuntasan hasil belajar matematika pada siklus I dapat dilihat pada diagram berikut:

Diagram 1 Hasil Belajar Siklus I

0 5 10 15 20 Siklus I Jml Siswa Tuntas Jml Siswa tdk tuntas

Sumber: Data diolah

c. Refleksi

Pada tahap refleksi ini dilaksanakan dengan cara melakukan konsultasi dengan pengamat dan kepala sekolah dan untuk mencatat semua temuan yang muncul pada pembelajaran Siklus I, baik itu kekurangan atau kelebihan. Peneliti lebih menitikberatkan pada model pembelajaran menggunakan model pembelajaran numbered heads together. Adapun kelebihan pada Siklus I adalah sebagai berikut:

• Menggunakan model pembelajaran numbered heads together dapat meningkatkan hasil belajar matematika.

• Keaktifan siswa meningkat. • Proses pembelajaran lebih variatif. •

Adapun kekurangan pada Siklus I adalah sebagai berikut:

• Sebagian siswa jenuh dengan pelaksanaan menulis pelajaran

• Guru menggunakan metode belum maksimal sehingga pembelajaran kurang menarik perhatian siswa. • Siswa terlihat merasa takut dalam

mengutarakan pertanyaan

Deskripsi Hasil dan Pembahasan Siklus II a. Perencanaan

• Menyusun silabus pembelajaran. • Menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) materi operasi

hitung perkalian dengan indikator menganalisis cara menghitung dan menentukan luas persegi panjang. • Menyusun instrumen penelitian (tes

tertulis dan lembar observasi)

• Menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran.

b. Pelaksanaan

• Guru memberikan penjelasan terkait tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

• Menyajikan materi pembelajaran dengan memanfaatkan obyek nyata yang ada disekitar untuk mennggambarkan bilangan pada soal cerita.

• Siswa dibagi dalam 5 kelompok dengan anggota setiap kelompok 5 siswa, dan setiap siswa dalam tiap kelompok mendapat nomor.

• Guru memberikan penjelasan tentang cara menyelesaikan soal Matematika operasi hitung perkalian dengan menggunakan media manik-manik. • Guru memberikan tugas dan

masing-masing kelompok mengerjakannya. • Kelompok mendiskusikan jawaban

yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui

jawabannya.

• Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil memaparkan dan mendemonstrasikan hasil kerjasama mereka.

• Teman yang lain dari satu kelompok atau kelompok lain memberikan tanggapan, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.

• Bersama guru, siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan teman sejawat, dalam hal ini guru senior untuk mengamati aktivitas belajar siswa. Sedangkan untuk guru aspek yang diamati menggunakan lembar observasi.

(5)

d. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk menemukan kekuatan dan kelemahan selama pelaksanaan penelitian. Kelemahan dalam pelaksanaan penelitian digunakan guru untuk memperbaiki pelaksanaan penelitian selanjutnya, sedangkan kekuatan penelitian dijadikan bahan meningkatkan kualitas penelitian yang akan dilaksanakan berikutnya.

Data hasil tes formatif pada Siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 3

Hasil Tes Formatif Siklus II No Nama Nilai Keterangan

1 Siswa 1 80 Tuntas 2 Siswa 2 80 Tuntas 3 Siswa 3 80 Tuntas 4 Siswa 4 80 Tuntas 5 Siswa 5 80 Tuntas 6 Siswa 6 90 Tuntas 7 Siswa 7 100 Tuntas 8 Siswa 8 90 Tuntas 9 Siswa 9 70 Tuntas 10 Siswa 10 70 Tuntas 11 Siswa 11 70 Tuntas 12 Siswa 12 80 Tuntas 13 Siswa 13 90 Tuntas 14 Siswa 14 80 Tuntas 15 Siswa 15 90 Tuntas 16 Siswa 16 80 Tuntas 17 Siswa 17 80 Tuntas 18 Siswa 18 80 Tuntas 19 Siswa 19 80 Tuntas 20 Siswa 20 80 Tuntas 21 Siswa 21 90 Tuntas 22 Siswa 22 100 Tuntas 23 Siswa 23 90 Tuntas 24 Siswa 24 70 Tuntas 25 Siswa 25 70 Tuntas 26 Siswa 26 70 Tuntas 27 Siswa 27 70 Tuntas Nilai Rata-Rata

82

Jumlah Siswa Tuntas

27

Prosentase Ketuntasan 100%

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa siswa yang nilainya tuntas mengalami peningkatan, dari 17 siswa (68%) menjadi 27 siswa (100%), sementara yang tidak tuntas berjumlah 0 siswa (0%). Ketuntasan hasil belajar matematika pada siklus II dapat dilihat pada diagram berikut:

Diagram 2

Ketuntasan hasil belajar matematika Siklus II

0% 50% 100% 150% Siklus II

Prosentase siswa tidak tuntas

Prosentase Siswa Tuntas

Sumber: Data diolah

Pembahasan

Dari hasil pengolahan data siswa sebelum perbaikan atau pra siklus dengan menggunakan model pembelajaran numbered heads together pada Kelas II semester 1 SDN 1 Kebun Agung Tahun ajaran 2019/2020, menunjukkan bahwa dari 27 siswa yang mencapai tuntas belajar hanya ada 6 siswa atau 24%, berarti ada 21 siswa atau 76% siswa yang belum tuntas maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran.

Atas dasar permasalahan tersebut, untuk meningkatkan hasil belajar matematika di Kelas II semester 1 tahun pelajaran 2019/2020, peneliti melakukan perbaikan pembelajaran melalui pola Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada perbaikan pembelajaran siklus I.

Setelah diadakan perbaikan pada pembelajaran siklus I dapat ditanyakan ada peningkatan hasil belajar siswa dari 27 siswa Kelas II yang semula hanya ada 6 siswa pada pra siklus sekarang di siklus I ada 17 siswa yang nilainya sesuai KKM atau diatas KKM.

Peningkatan hasil belajar siswa tersebut karena peneliti dalam melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran numbered heads together, dengan menggunakan metode ini ketuntasan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan prosentase ketuntasan meningkat dari 24% menjadi 68%.

Berdasarkan pengolahan data dan diskusi dengan pengamat dan kepala sekolah serta pembimbing, untuk menuntaskan hasil belajar siswa peneliti mengadakan perbaikan

(6)

pada siklus II yang hasilnya menunjukkan peningkatan lebih baik lagi, pada perbaikan siklus I dari 27 siswa yang mendapat nilai ≥ 62 ke atas yang semulanya 17 siswa atau 68% dan pada siklus II meningkat menjadi 27 siswa atau 100 % mencapai tingkat ketuntasan.

Pengolahan data dan diskusi dengan pengamat dan kepala Sekolah serta pembimbing, untuk menuntaskan hasil belajar siswa peneliti mengadakan perbaikan pada siklus II yang hasilnya menunjukkan peningkatan lebih baik lagi, pada perbaikan siklus I dari 27 siswa yang mendapat nilai ≥ 62 ke atas yang semulanya 17 siswa atau 68% dan pada siklus II meningkat menjadi 27 siswa atau 100 % mencapai tingkat ketuntasan.

Berikut adalah tabel perbandingan hasil penelitian dari pra siklus, siklus I dan siklus II

Tabel 4

Perbandingan Hasil Penelitian Dari Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siswa Tuntas 6 siswa (24%) 17 siswa (68%) 27 siswa (100%) Siswa Tidak Tuntas 21 siswa (76%) 10 siswa (32%) 0 Siswa (0%)

Sumber: Data diolah

Dari peningkatan hasil belajar siswa yang lebih baik pada siklus II ini dikarenakan dalam kegiatan proses perbaikan pembelajaran menggunakan menggunakan model pembelajaran numbered heads together dalam pembelajaran yang menarik perhatian siswa dan sesuai dengan materi pembelajaran.

Selain itu perbaikan juga dilakukan pada metode pengajaran selain menggunakan model pembelajaran numbered heads together sebagai focus penelitian, seperti ceramah, penugasan, tanya jawab supaya proses pembelajaran tidak monoton dan kelas yang dihadapi menjadikan suasana hidup.

Berdasarkan analisa data di atas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa tersebut karena peneliti dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran numbered heads together dalam system

pembelajaran, dengan menggunakan metode ini ketuntasan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan prosentase ketuntasan meningkat dari 24% lalu 68% menjadi 100 %.

KESIMPULAN

Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran numbered heads together yang menarik perhatian siswa dan sesuai materi dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika siswa Kelas II SDN 1 Kebun Agung tahun pelajaran 2019/2020, khususnya pelajaran Matematika semester 1 materi pokok Operasi hitung perkalian, bahwa pada Pra Siklus dari 27 siswa hanya ada 6 siswa (24%) saja yang tuntas. Kemudian peneliti melakukan perbaikan pembelajaran Siklus I dan hasilnya 17 siswa atau 68% yang sudah memenuhi KKM dengan kata lain masih ada 10 siswa yang belum tuntas, untuk itu peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran lagi dengan mengadakan Siklus II. Pada siklus II ini hasil tes formatif siswa Kelas II SDN 1 Kebun Agung meningkat menjadi 27 siswa atau 100% yang memenuhi KKM.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Model Kurikulm Tingkat Satuan Pendidikan dan Model Silabus Mata Pelajaran SD/MI. BNSP, Jakarta Depdikbud. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta

--- 2003. Pelayanan Profesional Kurikulum 2004: Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif. Pusat Kurikulum. Jakarta

--- 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kerangka Dasar. Pusat Kurikulum. Jakarta

Kasbolah, K. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Depdikbud Dirjen Dikti. Jakarta

Saminanto. 2010. Ayo Praktik PTK (Penelitian Tindakan Kelas). RaSAIL. Semarang

Suharsimi, Arikunto, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, khususnya

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Pendidikan Ekonomi. Oleh Fina

Bobot masing-masing sub unsur ditetapkan oleh Pokja ULP berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum dalam LDP. 3) Tingkat

pada rahang bawah adalah tipe wajah euryprosopic dengan bentuk lengkung ovoid. sedangkan pada rahang bawah adalah tipe wajah euryprosopic dengan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI: Survey Pada Peserta Didik Kelas X IIS Di SMA Negeri 16

Dalam ltaitannya dengan ha1 ini, ma- lca dapat dikatakan bahwa metabolit sekun- der yang terdapat di dalam ekstrak kasar daging buah dan ltulit biji mahkota dewa

[r]

dengan klik tombol open setelah dokumen yang akan dibut telah disorot. Segera isi dokumen Excel tersebut akan dibuka oleh program Excel.