ISBN 978-979-792-675-5
405 Prosiding Seminar Nasional “Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana” Pekanbaru, 28 Mei 2016
PASOKAN DAN DISTRIBUSI IKAN DARI PASAR TERATAK BULUH SERTA HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS DI SEKITAR LINGKUNGAN PERAIRAN
Hendrik
Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau
ABSTRAK
Pasar Ikan Teratak Buluh merupakan pasar ikan air tawar terbesar di Provinsi Riau. Ikan yang di pasarkan disini dipasok dari berbagai daerah seperti Pelalawan, Siak, Rokan Hulu, Kampar, Ogan Komering (Sumatera Selatan) dan Kota Pinang (Sumatera Utara). Ikan ini didistribusikan ke pasar pasar di Kota Pekanbaru, Kampar, Kuansing dan Palembang. Hasil penelitian menunjukkan jumlah pasokan ikan dari berbagai daerah mempunyai hubungan yang erat dengan aktivitas dan lingkungan perairan sekitarnya. Contohnya pasokan ikan dari Pelalawan berkurang lebih 50% selama 10 tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh penurunan kuaitas perairan akibat buangan limbah industri dan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan. Untuk mengurangi penurunan hasil tangkapan ini diperlukan program dan kegiatan yang berhubungan dengan konservasi lingkungan dan perairan
Kata Kunci : Suplai Ikan, Distribusi, Limbah Industri, Kualitas Perairan, Konservasi
ABSTRACT
Fish market for fresh water fish in Teratak Buluh is the biggest one in Riau Province. The fish supply comes from other regions such as Pelalawan, Siak, Rokan Hulu, Kampar, Ogan Komering (South sumatera), and Kota Pinang (North Sumatra). Then all of those products are distributed in the markets both in and around Pekanbaru regions, Kampar, Kuansing and Palembang. This study also shows that there is strong correlation between the fish supply and the quality of waters in the adjacent areas; for example, the fish supply from Pelalawan has been reduced about 50 % since a decade. It might be due to the water quality decline as a result of industrial waste water discharge into the adjacent waters. In addition, unfriendly gears for fishing might also give impact on the decrease of fresh water catches in each region. For increasing the fish supply need program and activity about conservation the water.
Key words : Fish Supply, Distribution, Industrial Waste, Water Quality, Conservation
PENDAHULUAN
Pasar Teratak Buluh merupakan pasar ikan air tawar yang terbesar di Provinsi Riau. Menurut keterangan pedagang, pasar ini sudah ada sejak zaman Belanda dimana pada zaman itu selain memasarkan hasil tangkapan nelayan juga memasarkan hasil dari berbagai produk pertanian. Sehubungan dengan perkembangan lalu lintas dan transportasi, pada saat ini pasar Teratak Buluh masih tetap sebagai tempat pertemuan pedagang pengumpul dan pedagang pengecer ikan air tawar sedangkan untuk komoditi lainnya tidak lagi di pasarkan di Pasar Teratak Buluh.
ISBN 978-979-792-675-5
406 Prosiding Seminar Nasional “Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana” Pekanbaru, 28 Mei 2016
Berkembangnya pemasaran ikan di Pasar Teratak Buluh di duga disebabkan karena letaknya yang strategis di tepi sungai Kampar yang juga berfungsi sebagai sarana transportasi di perairan yang bisa menjangkau seluruh sentra penangkapan ikan di sungai Kampar. Selain itu, pasar ini juga di lewati oleh jalur transportasi darat yang menghubungkan antara Riau, Sumatera Barat dan Jambi. Letak strategis ini memungkinkan Pasar Teratak Buluh menjadi tempat pertemuan pedagang pengumpul dari berbagai daerah dengan pedagang pengecer yang datang untuk membeli ikan ke Pasar tersebut untuk di jual ke pasar-pasar di berbagai tempat di Kota Pekanbaru dan sekitarnya.
Menurut pedagang pengumpul, ikan yang berasal dari tangkapan nelayan di sungai Kampar dan sekitarnya dulunya di bawa dengan perahu motor ke pasar Teratak Buluh dalam keadaan hidup. Sehubungan dengan semakin terbuka dan semakin baiknya jalan-jalan di daerah penangkapan maka pada saat ini ikan dari deaerah penangkapan di bawa dengan menggunakan transportasi darat seperti sepeda motor dan mobil. Persiapan pemasaran dimulai dari jam 1 malam dimana ikan yang dibeli oleh pedagang pengumpul dari berbagai daerah telah sampai di Pasar Teratak Buluh. Ikan yang dipasarkan disini 50% dalam keadaan hidup.
Pedagang pengumpul di pasar ini berjumlah lebih dari 60 orang yang membeli ikan ke berbagai sentra produksi perikanan setiap harinya. Pedagang pengumpul ini sebagian besar sudah berjualan lebih dari 10 tahun sehingga sebagian besar mereka dapat menggambarkan perkembangan produksi ikan dari berbagai daerah tersebut selama 10 tahun terakhir.
Permasalahannya bagaimana penurunan pasokan ikan selama 10 tahun terakhir dan hubungannya dengan aktivitas lingkungan perairan sekitarnya, berdasarkan hal tersebutlah penelitian ini dilaksanakan.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 di Pasar Teratak Buluh untuk pedagang pengumpul dan di Desa Lubuk Siam, Langgam, Koto Gasip, Batu Besurat dan Kota Lama untuk nelayan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan pedagang pengumpul dan agen di pasar Teratak Buluh serta nelayan yang terdapat di Desa Lubuk Siam, Langgam dan Batu Besurat untuk Sungai Kampar, Perawang dan Koto Gasip untuk Sungai Siak, Kota Lama dan Tanjung Medan untuk sungai Rokan. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pasokan Ikan
Ikan yang dipasarkan di Pasar Teratak Buluh di pasok dari berbagai daerah dengan berbagai jenis ukuran dan jumlah.
Berdasarkan Tabel 1, pasokan ikan terbesar berasal dari sekitar perairan Pelalawan, Waduk Koto Panjang dan Kampar. Produksi ikan rata-rata setiap harinya yang di pasarkan di Teratak Buluh sebanyak 5.100 kg/hari pada saat musim ikan dan 2.750 kg/hari pada saat tidak musim ikan. Musim ikan biasa terjadi setelah banjir pada waktu musim hujan. Dalam setahun, musim ikan terjadi berkisar antara 2-3 bulan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat padaTabel 1.
ISBN 978-979-792-675-5
407 Prosiding Seminar Nasional “Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana” Pekanbaru, 28 Mei 2016
Tabel 1.Pasokan ikan yang dipasarkan di Pasar Teratak Buluh
Daerah Asal Ikan Jenis Ikan
yang Ditawarkan
Jumlah Ikan yang Ditawarkan
(Kg/Hari)
Presentasi (%)
Wilayah Daerah Musim
ikan Tidak Musim Musim Ikan Tidak Musim Pelalawan -Muara Sako -Segati -Tambak -Langgam -Rantau Baru Tambakan, Bujuk, Puyuh, Gurami, Belida, Patin Sungai. 1.600 800 31.37 29.09 Waduk Koto Panjang -XIII Koto Kampar -Batu Besurat Toman, Tapah, Lele, Bujuk, Puyuh. 1.000 600 19.61 21.82
Kampar Lubuk Siam Kampar Ranah Pantau,Motan, Lemak, Baung, Gabus, Toman, Tambakan,Lais, Tapah. 800 500 15.69 18.18 Siak Perawang Sungai Selodang Patin, Baung, Selais, Tapah, Udang Galah 800 300 15.69 10.91 Rohul Gasip Tanjung Medan Pemandang Rambah Samo Kota Lama Tapah, Baung, Lele, Motan, Udang, Gurami,Pantau 400 200 7.84 7.27
Sumsel Komering Udang 300 200 5.88 7.27
Sumut Kota Pinang Gabus 200 150 3.92 5.46
Jumlah 5.100 2.750 100,00 100,00
Distribusi
Ikan yang dibeli oleh pedagang pengumpul pada berbagai daerah penangkapan tersebut di bawa ke Pasar Teratak Buluh setiap harinya. Di Pasar ini ikan tersebut akan diserahkan kepada agen dan selanjutnya dijual kepada pedagang pengencer yang membeli ikan ke pasar ini. Ikan ini oleh pedagang pengencer dijual ke berbagai pasar yang ada di sekitar Kota Pekanbaru, Kuansing, Kampar dan Palembang. Khusus untuk Palembang jenis ikan yang di pasarkan disana adalah ikan Belida yang digunakan untuk bahan baku
ISBN 978-979-792-675-5
408 Prosiding Seminar Nasional “Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana” Pekanbaru, 28 Mei 2016
pembuatan empek-empek. Sebaliknya jenis pasokan dari Palembang (Ogan Komering)yang di pasarkan di Teratak Buluh adalah jenis Udang Galah seperti terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Ikandi Pasar Teratak Buluh Daerah
Pemasaran
Jumlah Ikan (Kg/Hari) Persentase (%)
Musim Ikan Tidak Musim Musim Ikan Tidak Musim
Pekanbaru 3.500 2.000 68.63 72.73
Kuansing 700 400 13.72 14.54
Kampar 800 300 15.69 10.91
Palembang 100 50 1.96 1.82
Jumlah 5.100 2.750 100.00 100.00
Aktivitas Di Sekitar Lingkungan Perairan
Aktivitas di sekitar lingkungan perairan sangat erat kaitannya dengan tingkat kesuburan dan pencemaran di wilayah tersebut. Begitu juga dengan aktivitas di sekitar lingkungan perairan akan mempengaruhi pasokan ikan di Pasar Teratak Buluh, hal ini disebabkan karena ikan yang di pasok di pasar ini seluruhnya berasal dari lingkungan perairan sekitarnya. Secara umum lingkungan perairan yang ikannya di jual di Pasar Teratak Buluh dapat dikelompokkan seperti Tabel 3.
Tabel 3.Aktivitas Di Sekitar Lingkungan Perairan Wilayah Aktivitas Di Sekitar Lingkungan
Perairan
Kualitas Perairan
Pelalawan Perkebunan, PKS, Pabrik Kertas, Penambangan Pasir dan lain-lain.
Kurang Baik
Waduk Koto Panjang
Perkebunan dan lain-lain. Baik
Kampar Perkebunan,PKS, Penambangan Pasir dan lain-lain.
Sedang
Siak Limbah Perkotaan, Perkebunan, Pabrik Kertas, PKS dan lain-lain.
Kurang Baik
Rohul Perkebunan, PKS dan lain-lain. Kurang Baik
Berdasarkan Tabel 3 diketahui kualitas perairan pada beberapa daerah tersebut berada pada kondisi baik, sedang dan kurang baik. Kondisi kualitas perairan ini mempunyai hubungan yang erat dengan aktivitas di sekitar lingkungan perairan dimana semakin banyak aktivitas di lingkungan tersebut maka akan semakin banyak limbah yang masuk ke perairan tersebut dan pada akhirnya mempengaruhi kualitas periran di sekitarnya.
Untuk melihat hubungan antara aktivitas dan kualitas perairan serta kaitannya dengan jumlah pasokan ikan dari daerah tersebut dilakukan wawancara dan pengamatan dengan
ISBN 978-979-792-675-5
409 Prosiding Seminar Nasional “Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana” Pekanbaru, 28 Mei 2016
pedagang pengumpul dan nelayan dari daerah pengamatan. Hasil wawancara dan pengamatan didapatkan perkembangan produksi dan pasokan ikan selama 10 tahun terakhir di daerah tersebut dapat di lihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hubungan antara aktivitas dan kualitas perairan serta kaitannya dengan jumlah pasokan ikan
No Daerah Hasil Tangkapan Penurunan
(%)
2015 2010 2005
1 Pelalawan 1.600 2.600 3.500 54,29
2 Waduk Koto Panjang 1.000 1.100 1.200 16.67
3 Kampar 800 1.100 1.500 46,67
4 Siak 800 1.100 1.700 52,94
5 Rohul 400 600 1.000 33,33
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui penurunan pasokan ikan dari daerah tersebut berkisar antara 16-55%, penurunan ini mempunyai hubungan dengan aktivitas dan kualitas lingkungan perairan di sekitarnya. Selain itu, menurut keterangan nelayan dan pedagang ikan, penurunan hasil tangkapan juga disebabkan karena adanya usaha penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan (menggunakan strum) yang dimulai pada tahun 2005.
Sebagian besar danau-danau yang terdapat di Langgam di kontrakkan oleh pemuka masyarakat kepada penduduk melalui lelang. Dimana masyarakat yang mempunyai nilai pelelangan tertinggi memiliki kuasa untuk memanfaatkan danau tersebut secara leluasa selama 1 tahun. Sebelum adanya alat tangkap yang tidak ramah lingkungan hasil tangkapan di danau hanya sekitar 70% dari populasi yang ada sedangkan dengan penggunaan strum hasil tangkapan mencapai 95% dari populasi yang terdapat di danau tersebut. Keadaan ini ikut menyebabkan penurunan hasil tangkapan pada berbagai daerah tersebut.
Konservasi Lingkungan dan Perairan
Untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan termasuk dalam pelestarian sumberdaya perikanan perairan umum di Provinsi Riau diperlukan beberapa program dan kegiatan antara lain:
Menghidupkan kembali kearifan lokal lubuk larangan yang pernah ada seperti di daerah Kampar Kiri Hulu, Kampar Kiri, Langgam dan beberapa daerah lainnya di Provinsi Riau. Memberikan edukasi kepada masyarakat dan pemuka agama di berbagai tempat tentang
pentingnya pelestarian lingkungan dan bahaya dari penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan terhadap perkembangan populasi ikan disuatu perairan.
Menetapkan beberapa kawasan perairan untuk dijadikan kawasan konservasi dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Kegiatan ini seharusnya di pelopori oleh Dinas dan Instansi terkait seperti Dinas Perikanan dan Kelautan, Badan Lingkungan Hidup daerah dan Pemangku kepentingan lainnya yang berhubungan dengan lingkungan dan perairan.
KESIMPULAN
Pasokan ikan yang di pasarkan di Pasar Teratak Buluh berasal dari berbagai daerah seperti Kampar, Pelalawan, Siak, Rohul, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara dan didistribusikan ke Pekanbaru, Kampar, Kuansing dan Palembang.
ISBN 978-979-792-675-5
410 Prosiding Seminar Nasional “Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana” Pekanbaru, 28 Mei 2016
Jumlah pasokan ikan dipengaruhi oleh aktivitas di lingkungan perairan sekitarnya, dimana selama 10 tahun terakhir jumlah pasokan ikan menurun antara 16-55% tergantung pada aktivitas dan kualitas perairan.Untuk menanggulangi penurunan pasokan ikan diperlukan berbagai program dan kegiatan seperti konservasi lingkungan dan perairan.
DAFTAR PUSTAKA
. 2014. Kearifan Lokal Dalam Pengelolaan Reservaat Di Indonesia. Makalah Disampaikan Pada Symposium Inland Fisheries Management 6 halaman. Departemen Kelautan dan Perikanan : Jakarta.
Dinas perikanan Kabupaten Kampar. 2014. Keadaan Umum Perikanan di Kabupaten Kampar. Bangkinang.
Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil DKP. 2006. Daft. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Konservasi Sumberdaya Ikan.
Hendrik. 2007. Ikan Larangan Sebagai Bentuk Kearifan Lokal Dalam Pemanfaatan Sumberdaya Perairan Umum. Jurnal Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2007 Vol 35 No.1 halaman 27-36. Himpunan Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau : Pekanbaru.
Keraf, A.S. 2005. Etika Lingkungan. Kompas Media Nusantara. Jakarta.
Monografi Desa Teratak Buluh Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau. 2015
Presiden RI. 2009. Undang-undang No.32 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sekneg. Jakarta.
Prijono, S.N. 2000. Memanfaatkan Satwa dan Puspa secara Berkelanjutan. Warta Kehati. Oktober-November.
Siagian, M., 2010. Daya Dukung Waduk PLTA Koto Panjang Provinsi Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan vol. 15 No. 1. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Halaman 25-38.
Wirawan. B, A. Darmawan. 2006. Panduan Pengembangan Marine Manajemen Area di Wilayah Coremap Indonesia Bagian Barat. Coremap II. Jakarta.