Siamat. Dahlan
Siamat. Dahlan , , 2005. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan,, Jakarta: Lemb
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi aga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas IndUniversitas Indonesiaonesia.. Merrit Company, 1986.
Merrit Company, 1986.Insurance PrinciplesInsurance Principles, California, California www.ojk.go.id
www.ojk.go.id
Paper Direktorat Asuransi, Departemen Keuangan (Jakarta, 1989) Paper Direktorat Asuransi, Departemen Keuangan (Jakarta, 1989) Kasmir, 2008.
Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan LainyaLainya, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Simorangkir. 2000.
Simorangkir. 2000.Pengantar Lembaga Keuangan Bank Dan Non Bank Pengantar Lembaga Keuangan Bank Dan Non Bank ..Bogor: GhaliaBogor: Ghalia Indonesia
Indonesia
Triandaru dan Budisantoso. 2006.
Triandaru dan Budisantoso. 2006. Bank Dan Lembaga Keuangan LainBank Dan Lembaga Keuangan Lain (Edisi Kedua). (Edisi Kedua). Jakarta: Salemba Empat.
Jakarta: Salemba Empat. Abdulkadir, Muhammmad
Abdulkadir, Muhammmad. . 2011.2011.Hukum Asuransi IndonesiaHukum Asuransi Indonesia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
1.
1.
PENGERTIAN ASURANSI
PENGERTIAN ASURANSI
Pengertian menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 246: Pengertian menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 246: Asuransi atau pertanggungan
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, denganmana seseorang penanggungadalah suatu perjanjian, denganmana seseorang penanggung mengikat diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi
mengikat diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi unutk memberikanunutk memberikan penggantian kepadanya Karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan
penggantian kepadanya Karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yangyang diharapkan, yang mungkin terjadi Karena suatu peristiwa tak tertentu.
diharapkan, yang mungkin terjadi Karena suatu peristiwa tak tertentu. Menurut Undang-undang No. 2 Th. 1992 tentang Usaha Pe
Menurut Undang-undang No. 2 Th. 1992 tentang Usaha Pe rasuransianrasuransian
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untukpremi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangankerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari
akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuksuatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yangmeninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
dipertanggungkan. www.ojk.go.id www.ojk.go.id
2.
2.
JENIS - JENIS ASURANSI
JENIS - JENIS ASURANSI
JenisJenis – – jenis asuransi yang berkembang di Indonesia dewasa ini jika dilihat dari berbagai segi jenis asuransi yang berkembang di Indonesia dewasa ini jika dilihat dari berbagai segi adalah sebagai berikut:
adalah sebagai berikut: 1.
1. Dilihat dari segi fungsinya:Dilihat dari segi fungsinya: A.
A. Asuransi kerugianAsuransi kerugian B.
B. Asuransi jiwaAsuransi jiwa C.
2.
2. Dilihat dari segi kepemilikannyaDilihat dari segi kepemilikannya A.
A. Asuransi milik pemerintahAsuransi milik pemerintah B.
B. Asuransi milik swasta nasionalAsuransi milik swasta nasional C.
C. Asuransi milik perusahaan asingAsuransi milik perusahaan asing D.
D. Asuransi milik campuranAsuransi milik campuran 1.
1. Asuransi kerugian (Asuransi kerugian (non life non life insuranceinsurance))
Jenis asuransi kerugian seperti yang terdapat dalam
Jenis asuransi kerugian seperti yang terdapat dalam undang-undang nomor 2 tahun 1992undang-undang nomor 2 tahun 1992 tentang usaha asuransi menjelaskan bahwa asuransi
tentang usaha asuransi menjelaskan bahwa asuransi kerugian menjalankan usaha memberikankerugian menjalankan usaha memberikan jasa untuk mena
jasa untuk menanggulangi suatu rnggulangi suatu resiko atas keruesiko atas kerugian, kehilangan, mangian, kehilangan, manfaat dan tanggfaat dan tanggung jawabung jawab hokum kepada pihak ke-3 dari
hokum kepada pihak ke-3 dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Jenis asuransi ini suatu peristiwa yang tidak pasti. Jenis asuransi ini tidaktidak diperkenankan melakuka
diperkenankan melakukan usaha diluar n usaha diluar asuransi kerugian dan reasuransi.asuransi kerugian dan reasuransi. Kemudian yang termasuk dalam asuransi kerugian adalah :
Kemudian yang termasuk dalam asuransi kerugian adalah :
•
• Asuransi kebakaran yang meliputi kebakaran, peledakan, petir, Asuransi kebakaran yang meliputi kebakaran, peledakan, petir, kecelakaan kapalkecelakaan kapal
terbang dan lainnya terbang dan lainnya
•
• Asuransi pengangkutan meliputiAsuransi pengangkutan meliputi –
– Marine hul policyMarine hul policy –
– Marine cargo policyMarine cargo policy –
– FreightFreight •
• Asuransi aneka yaitu asuransi yang tidak termasuk dalam asuransi kebakan dan asuransiAsuransi aneka yaitu asuransi yang tidak termasuk dalam asuransi kebakan dan asuransi
pengangkuta
pengangkutan seperti n seperti asuransi kendaraan bermotor, kecelakaan diri, pencurian danasuransi kendaraan bermotor, kecelakaan diri, pencurian dan yang lainnya.
yang lainnya.
Kasmir,2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainya, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Hal: 294 Kasmir,2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainya, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Hal: 294
2.
2. Asuransi jiwa (life insurance)Asuransi jiwa (life insurance)
Asuransi jiwa merupakan perusahaan asuransi yang
Asuransi jiwa merupakan perusahaan asuransi yang dikaitkan dengan penanggulangan jiwadikaitkan dengan penanggulangan jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungka
atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Jenis-jenis n. Jenis-jenis asuransi jiwa adalah:asuransi jiwa adalah:
•
• Asuransi berjanggka (term insurance)Asuransi berjanggka (term insurance) •
• Asuransi tabungan (endowment insurance)Asuransi tabungan (endowment insurance) •
• Asuranci seumur hidup (whole life Asuranci seumur hidup (whole life insurance)insurance) •
• Annuity contract insurance (anuitas)Annuity contract insurance (anuitas)
Kasmir,2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainya, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Hal: 295 Kasmir,2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainya, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Hal: 295
3.
3. Reasuransi Reasuransi (reassurance)(reassurance)
Merupakan perusahaan yang memberikan jasa asuransi
Merupakan perusahaan yang memberikan jasa asuransi dalam pertanggungan ulangdalam pertanggungan ulang terhadap resiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian. Jenis asuransi sering terhadap resiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian. Jenis asuransi sering disebut asuransi dari asuransi dan asuransi ini
Bentuk treatyBentuk treaty
Bentuk facultativeBentuk facultative
Kombinasi dari keduannyaKombinasi dari keduannya
Fungsi Reasuransi Fungsi Reasuransi
Meningkatkan kapasitas akseptasi.Meningkatkan kapasitas akseptasi.
Dengan
Dengan melakukan melakukan reasuransi, reasuransi, penanggung penanggung akan dakan dapat meningkatapat meningkatkan akseptasikan akseptasi sehingga pemasukan asuransi tersebut dapat memperbesar jumlah nilai pertanggungan. sehingga pemasukan asuransi tersebut dapat memperbesar jumlah nilai pertanggungan.
Alat penyebaran risiko.Alat penyebaran risiko. Penyebaran
Penyebaran asuransi asuransi pada pada dasarnya dasarnya tidak tidak menghendaki menghendaki pemusatan pemusatan atau atau terkonsentrasinyaterkonsentrasinya pada suatu jenis risiko
pada suatu jenis risiko atau atau asuransi. asuransi. Dengan Dengan adanya adanya mekanisme mekanisme penyebaran penyebaran risiko inirisiko ini maka akan tertanggulangi adanya kemungkinan kerugian dalam jumlah yang sangat besar maka akan tertanggulangi adanya kemungkinan kerugian dalam jumlah yang sangat besar yang tidak mungkin ditanggung sendiri.
yang tidak mungkin ditanggung sendiri.
Meningkatkan stabilitas usaha.Meningkatkan stabilitas usaha.
Jumlah
Jumlah kerugian kerugian yang yang mungkin mungkin timbul kartimbul karena ena adanya klaim adanya klaim dari dari tertanggung sangat tertanggung sangat sulitsulit untuk diprediksikan secara tepat. Dengan pen
untuk diprediksikan secara tepat. Dengan pen yebaran risiko ke perusahaan asuransi lainyebaran risiko ke perusahaan asuransi lain maka kekhawatiran akan adanya kegagalan usaha akan semakin kecil.
maka kekhawatiran akan adanya kegagalan usaha akan semakin kecil.
Meningkatkan kepercayaan.Meningkatkan kepercayaan.
Reasuransi
Reasuransi akan akan menambah menambah kepercayaan kepercayaan bagi bagi tertanggung tertanggung karena karena kemungkinan kemungkinan risikorisiko yang akan dialami mendapat jaminan dari perusahaan asuransi. Dengan
yang akan dialami mendapat jaminan dari perusahaan asuransi. Dengan melakukanmelakukan
pertanggungan ulang atas risiko yang ditutupnya akan memberi peluang perusahaan asuransi pertanggungan ulang atas risiko yang ditutupnya akan memberi peluang perusahaan asuransi
melakukan pengembangan bidang usahanya. melakukan pengembangan bidang usahanya.
Kasmir,2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainya, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Hal: 295 Kasmir,2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainya, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Hal: 295 Siamat. Dahlan
Siamat. Dahlan , , 2005, 2005, Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankandan perbankan,, Jakarta: Lemb
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi aga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas IndUniversitas Indonesiaonesia,,hal: 678hal: 678
Dilihat dari segi
Dilihat dari segi kepemilikkepemilikiannyaiannya
Dalam hal ini yang dilihat adalah siapa pemilik dari perusahaan asuransi tersebut, baik asuransi Dalam hal ini yang dilihat adalah siapa pemilik dari perusahaan asuransi tersebut, baik asuransi kerugian, asuransi jiwa, maupun reasuransi. Jenis asuransi dilihat dari segi kepemilikannya kerugian, asuransi jiwa, maupun reasuransi. Jenis asuransi dilihat dari segi kepemilikannya adalah:
adalah: 1.
1. Asuransi milik pemerintah, yaitu asuransi yang sahamnya dimiliki Asuransi milik pemerintah, yaitu asuransi yang sahamnya dimiliki sebagian besar olehsebagian besar oleh pemerintah Indonesia, bahkan 100% milik pemerintah.
pemerintah Indonesia, bahkan 100% milik pemerintah. 2.
2. Asuransi milik swasta nasional, yaitu perusahaan asuransi yang kepemilikan sahamnyaAsuransi milik swasta nasional, yaitu perusahaan asuransi yang kepemilikan sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional sehingga siapa
sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional sehingga siapa yang paling banyak memilikiyang paling banyak memiliki saham, maka memiliki suara terbanyak dalam Rapat Umum
saham, maka memiliki suara terbanyak dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).Pemegang Saham (RUPS). 3.
3. Asuransi milik perusahaan asing, bisanya beroperasi di Asuransi milik perusahaan asing, bisanya beroperasi di Indonesia dan hanyalah cabangIndonesia dan hanyalah cabang dari negara lain dan jelas kepemilikannya pun dimiliki oleh 100% asing.
4.
4. Asuransi milik campuran, merupakan jenis asuransi yang sahamnya dimiliki campuranAsuransi milik campuran, merupakan jenis asuransi yang sahamnya dimiliki campuran antara swasta nasional dengan pihak
antara swasta nasional dengan pihak asing.asing.
Kasmir,2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainya, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Hal: 296 Kasmir,2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainya, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Hal: 296
3.
3.
PRINSIP-PRIN
PRINSIP-PRIN
SIP
SIP ASURANSI
ASURANSI
Prinsip-prinsip asuransPrinsip-prinsip asuransi atau i atau kadang-kadang disebut sebagai doktrin asuransi, meliputi halkadang-kadang disebut sebagai doktrin asuransi, meliputi hal -hal-hal sebagai berikut:
sebagai berikut: 1.
1. Insurable Insurable interest.interest. 2.
2. Utmost Utmost good good faith.faith. 3. Indemnity
3. Indemnity 4.
4. Proximate Proximate cause.cause. 5.
5. Subrogation Subrogation and and contribution.contribution.
Kelima prinsip dasar itu disebut pula dengan doktrin asuransi. Kelima prinsip dasar itu disebut pula dengan doktrin asuransi.
1.
1. Insurable Interest Insurable Interest
Insurable interest pada prinsipnya
Insurable interest pada prinsipnya merupakan hak berdasarkan hukum untuk mempertanggung-merupakan hak berdasarkan hukum untuk mempertanggung-kan suatu risiko yang berkaitan dengan keuangan, yang diakui sah secara hukum antara kan suatu risiko yang berkaitan dengan keuangan, yang diakui sah secara hukum antara tertanggung dan sesuatu
tertanggung dan sesuatu yang dipertanggungkan.yang dipertanggungkan. Siamat. Dahlan
Siamat. Dahlan , , 2005, 2005, Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan,, Jakarta: Lemba
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi ga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas IndoUniversitas Indonesianesia,,hal: 661hal: 661 Paper Direktorat Asuransi, Departemen Keuangan (Jakarta, 1989) hal: 14
Paper Direktorat Asuransi, Departemen Keuangan (Jakarta, 1989) hal: 14
Unsur-unsur Insurable Interest Unsur-unsur Insurable Interest
Unsur-unsur yang terkandung dalam prinsip insurable interest meliputi: Unsur-unsur yang terkandung dalam prinsip insurable interest meliputi:
a.
a. Harus berupa suatu harta, hak, kepentingan, jiwa, atau tanggung gugat.Harus berupa suatu harta, hak, kepentingan, jiwa, atau tanggung gugat. b.
b. Keadaan pada butir a harus merupakan sesuatu yang dapat dipertanggungkan (subjectKeadaan pada butir a harus merupakan sesuatu yang dapat dipertanggungkan (subject matter of
matter of insurance).insurance). c.
c. Tertanggung harus memiliki hubungan hukum dengan sesuatu yang dapatTertanggung harus memiliki hubungan hukum dengan sesuatu yang dapat dipertanggungk
dipertanggungkan. Di mana an. Di mana pihak tertanggung memperoleh manfaat dari tidak pihak tertanggung memperoleh manfaat dari tidak terjadinyaterjadinya peristiwa kerusakan dan menderita kenigian bila yang dipertanggungkan mengalami peristiwa kerusakan dan menderita kenigian bila yang dipertanggungkan mengalami kerusakan.
kerusakan. d.
d. Antara pihak tertanggung dan sesuatu yang Antara pihak tertanggung dan sesuatu yang dipertanggungkdipertanggungkan harus memiliki an harus memiliki hubunganhubungan sah menurut hukum.
sah menurut hukum.
2. Utmost Good Faith 2. Utmost Good Faith
Terjemahan bebas prinsip utmostgoodfaith ini adalah "iktikad baik". Maksudnya, dalam Terjemahan bebas prinsip utmostgoodfaith ini adalah "iktikad baik". Maksudnya, dalam menetapkan suatu kontrak atau persetujuan, harus dilakukan dengan i
menetapkan suatu kontrak atau persetujuan, harus dilakukan dengan i ktikad baik. Antara ktikad baik. Antara pihakpihak tertangung dan penanggung harus
tertangung dan penanggung harus saling mengungkapkan keterbukaan. Kewajiban memberikansaling mengungkapkan keterbukaan. Kewajiban memberikan informasi dan fakta oleh kedua belah pihak, tertanggung dan penanggung, disebut
informasi dan fakta oleh kedua belah pihak, tertanggung dan penanggung, disebut duty ofduty of disclosure
disclosure.. Siamat. Dahlan
Siamat. Dahlan , , 2005, 2005, Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan,, Jakarta: Lem
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekbaga Penerbit Fakultas Ekonomi onomi Universitas InUniversitas Indonesiadonesia,,hal: 662hal: 662 Paper Direktorat Asuransi, Departemen Keuangan (Jakarta, 1989) hal: 14
Paper Direktorat Asuransi, Departemen Keuangan (Jakarta, 1989) hal: 14
Unsur-unsur di bawah ini merupakan pelanggaran terhadap prinsip utmost good faith: Unsur-unsur di bawah ini merupakan pelanggaran terhadap prinsip utmost good faith:
A.
A. Non-disclosure.Non-disclosure. Unsur ini pada
Unsur ini pada dasarnya mengemukakadasarnya mengemukakan bahwa tidak diungkapkannya suatu informasin bahwa tidak diungkapkannya suatu informasi atau fakta karena tidak mengetahui atau karena dianggapnya fakta tersebut tidak atau fakta karena tidak mengetahui atau karena dianggapnya fakta tersebut tidak diperlukan atau penting, merupakan pelanggaran atas prinsip utmost good faith.
diperlukan atau penting, merupakan pelanggaran atas prinsip utmost good faith. B.
B. Concealment.Concealment.
Kesengajaan tidak mengungkapkan atau menginformasikan suatu fakta yang materiil Kesengajaan tidak mengungkapkan atau menginformasikan suatu fakta yang materiil dengan maksud untuk
dengan maksud untuk menyembunyikannya.menyembunyikannya. C.
C. Fraudulent Fraudulent misrepresmisrepresentation.entation.
Kesengajaan memberi gambaran yang tidak sebenarnya atas suatu
Kesengajaan memberi gambaran yang tidak sebenarnya atas suatu fakta yang materiil.fakta yang materiil. D.
D. Innocent Innocent misrepresmisrepresentation.entation.
Ketidaksengajaan memberi gambaran atau keterangan yang
Ketidaksengajaan memberi gambaran atau keterangan yang salah tentang fakta yangsalah tentang fakta yang materiil.
materiil.
3.
3. Indemnity Indemnity
Indemnity berarti mengembalikan posisi finansial tertanggung setelah terjadi kerugian Indemnity berarti mengembalikan posisi finansial tertanggung setelah terjadi kerugian seperti
seperti pada posisi pada posisi sebelum terjadinya sebelum terjadinya kerugian tersebut. kerugian tersebut. Dengan demikian, Dengan demikian, indemnityindemnity merupakan prinsip ganti rugi oleh penanggung terhadap tertanggung. Prinsip ini tidak berlaku merupakan prinsip ganti rugi oleh penanggung terhadap tertanggung. Prinsip ini tidak berlaku bagi kontrak asuransi jiwa atau asuransi kecelakaan karena prinsip indemnity ini berkaitan bagi kontrak asuransi jiwa atau asuransi kecelakaan karena prinsip indemnity ini berkaitan dengan
dengan penggantian kerugian penggantian kerugian finansial finansial yang yang dialami dialami tertanggung. tertanggung. Menurut Menurut prinsip prinsip ini,ini, tertanggung tidak dibenarkan memperoleh pembayaran ganti rugi melebihi kepentingan tertanggung tidak dibenarkan memperoleh pembayaran ganti rugi melebihi kepentingan tertanggung terhadap objek yang dipertanggungkan tersebut.
tertanggung terhadap objek yang dipertanggungkan tersebut.
Cara Pelaksanaan Prinsip
Cara Pelaksanaan Prinsip IndemnityIndemnity
Pelaksanaan pemberian ganti rugi berdasarkan prinsip indemnity ini pada dasarnya dapat Pelaksanaan pemberian ganti rugi berdasarkan prinsip indemnity ini pada dasarnya dapat dilakukan melalui 4 (empat)
dilakukan melalui 4 (empat) cara sebagai berikut:cara sebagai berikut: a.
Penggantian kerugian atas suatu klaim dengan penyerahan kepada tertanggung Penggantian kerugian atas suatu klaim dengan penyerahan kepada tertanggung atau pihak ketiga dalam hat
atau pihak ketiga dalam hat asuransi tanggung gugat (liabiity insurance). asuransi tanggung gugat (liabiity insurance). Cara penyelesaianCara penyelesaian klaim ganti rugi semacam ini sebenarnya yang paling praktis.
klaim ganti rugi semacam ini sebenarnya yang paling praktis. b.
b. Penggantian atau replacement, yaituPenggantian atau replacement, yaitu Ganti rugi atas klaim
Ganti rugi atas klaim yang dilakukan dengan mengganti barang tertanggung dalamyang dilakukan dengan mengganti barang tertanggung dalam bentuk barang yang sama. Misalnya, kendaraan bermotor
bentuk barang yang sama. Misalnya, kendaraan bermotor yang masih baru yang masih baru diasuransikandiasuransikan kemudian mengalami tabrakan yang menyebabkan kendaraan tersebut nisak total atau kemudian mengalami tabrakan yang menyebabkan kendaraan tersebut nisak total atau hilang. Untuk kondisi seperti ini
hilang. Untuk kondisi seperti ini dapat dilakukan penggantian.dapat dilakukan penggantian. c.
c. Perbaikan atau repair adalahPerbaikan atau repair adalah Pelaksanaan prinsip
Pelaksanaan prinsip ganti ganti rugi rugi dengan dengan cara cara melakukan perbaikan melakukan perbaikan atas kerugianatas kerugian yang dialami
yang dialami tertanggung. PertanggLmgan kendaraan bermotor misalnya, dapat dilakukantertanggung. PertanggLmgan kendaraan bermotor misalnya, dapat dilakukan dengan cara memperbaiki semua kerusakan/kerugian yang dialami oleh tertanggung. dengan cara memperbaiki semua kerusakan/kerugian yang dialami oleh tertanggung. d.
d. Pembangunan kembali Pembangunan kembali (reinstatement).(reinstatement).
Penyelesaian ganti rugi menurut cara ini lebih banyak ditemukan dalam asuransi Penyelesaian ganti rugi menurut cara ini lebih banyak ditemukan dalam asuransi harta atau property insurance, misalnya gedung atau bangunan, dan dilakukan dengan cara harta atau property insurance, misalnya gedung atau bangunan, dan dilakukan dengan cara membangun atau memperbaiki kembali bangunan yang rusak. Pelaksanaan prinsip membangun atau memperbaiki kembali bangunan yang rusak. Pelaksanaan prinsip indemnity dengan cara reinstatement dilakukan oleh penanggung berdasarkan kontrak indemnity dengan cara reinstatement dilakukan oleh penanggung berdasarkan kontrak atau persyaratan dalam polis.
atau persyaratan dalam polis. Siamat. Dahlan
Siamat. Dahlan , , 2005, 2005, Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan,, Jakarta: Lemb
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi aga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas IndUniversitas Indonesiaonesia,,hal: 663hal: 663 Paper Direktorat Asuransi, Departemen Keuangan (Jakarta, 1989) hal: 15
Paper Direktorat Asuransi, Departemen Keuangan (Jakarta, 1989) hal: 15
4.
4. Proximate CauseProximate Cause
Proximate cause adalah suatu sebab aktif, efisien, yang mengakibatkan terjadinya suatu Proximate cause adalah suatu sebab aktif, efisien, yang mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa secara berantai tanpa intervensi suatu kekuatan lain, yang diawali
peristiwa secara berantai tanpa intervensi suatu kekuatan lain, yang diawali dan bekerja dengandan bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan
aktif dari suatu sumber baru dan independent independent ..
Asuransi harus memahami betul hubungan antara risiko yang merupakan bagian yang Asuransi harus memahami betul hubungan antara risiko yang merupakan bagian yang dijamin oleh polis dengan prinsip proximate cause ini.
dijamin oleh polis dengan prinsip proximate cause ini. Dalam suatu kejadian misalnya, sering kitaDalam suatu kejadian misalnya, sering kita lihat secara jelas yang menjadi pokok kejadian dan akhir dari kejadian tersebut. Namun, yang lihat secara jelas yang menjadi pokok kejadian dan akhir dari kejadian tersebut. Namun, yang menjadi masalah adalah bagaimana bila terdapat suatu rentetan peristiwa atau kejadian, dan menjadi masalah adalah bagaimana bila terdapat suatu rentetan peristiwa atau kejadian, dan dalam kejadian tersebut terdapat intervensi kekuatan baru yang ikut secara langsung dan dalam kejadian tersebut terdapat intervensi kekuatan baru yang ikut secara langsung dan merupakan penyebab kejadian
merupakan penyebab kejadian yang merugikan. yang merugikan. Untuk dapat Untuk dapat menentukamenentukan n proximate causeproximate cause terhadap suatu
terhadap suatu rentetan peristiwa rentetan peristiwa adalah dengancara adalah dengancara memperhatikan peristiwa memperhatikan peristiwa pertama,pertama, kemudian secara logika memperhatikan kejadian apa yang mungkin terjadi pada peristiwa kemudian secara logika memperhatikan kejadian apa yang mungkin terjadi pada peristiwa berikutnya. Contoh prinsip proximate cause dapat dijelaskan dengan mengambil skenario berikutnya. Contoh prinsip proximate cause dapat dijelaskan dengan mengambil skenario peristiwa sebagai berikut:
peristiwa sebagai berikut: I.
I. 1.
2.
2. tembok roboh dan menyebabkan rusaknya instalasi listriktembok roboh dan menyebabkan rusaknya instalasi listrik 3.
3. rusaknya instalasi listrik menimbulkan korsleting dan terjadi percikan apirusaknya instalasi listrik menimbulkan korsleting dan terjadi percikan api 4.
4. percikan api menimbulkan kebakaranpercikan api menimbulkan kebakaran 5.
5. pemadam kebakaran melakukan penyemprotan airpemadam kebakaran melakukan penyemprotan air 6.
6. air yang air yang disemprotkan menimbulkan kerusakan barang yang tidak terbakar.disemprotkan menimbulkan kerusakan barang yang tidak terbakar. Rentetan peristiwa ini penyebabnya adalah badai.
Rentetan peristiwa ini penyebabnya adalah badai. Jadi, kalau dalam polis
Jadi, kalau dalam polis asuransi kebakaran, badai dikecualikaasuransi kebakaran, badai dikecualikan dan kerugian tidak diganti.n dan kerugian tidak diganti. II.
II. 1.
1. gempa bumi gempa bumi mengguncangmengguncangkan kompor minyakkan kompor minyak 2.
2. minyak kompor tumpah dan minyak kompor tumpah dan terbakarterbakar 3.
3. kebakaran terjadikebakaran terjadi 4.
4. karena pengaruh panas, bangunan sekitarnya ikut karena pengaruh panas, bangunan sekitarnya ikut terbakarterbakar 5.
5. letupan atau percikan api merembet ke letupan atau percikan api merembet ke bangunan berikutnyabangunan berikutnya 6.
6. proses 4 dan 5 berulang beberapa kaliproses 4 dan 5 berulang beberapa kali 7.
7. akhirnya bangunan yang berada dalam radius 500 meter akhirnya bangunan yang berada dalam radius 500 meter ikut terbakar.ikut terbakar.
Proximate cause dari kebakaran tersebut adalah gempa bumi Polis asuransi kebakaran Proximate cause dari kebakaran tersebut adalah gempa bumi Polis asuransi kebakaran menge-cualikan risiko gempa bumi, maka asuransinya tidak dibayar. Prinsip indemnity atau ganti rugi cualikan risiko gempa bumi, maka asuransinya tidak dibayar. Prinsip indemnity atau ganti rugi menimbulkan suatu konsekuensi wajar atas suatu klaim. Akibat wajar tersebut merupakan menimbulkan suatu konsekuensi wajar atas suatu klaim. Akibat wajar tersebut merupakan prinsip dalam proses ganti rugi yang terdiri atas subrogasi (subrogation) dan kontribusi prinsip dalam proses ganti rugi yang terdiri atas subrogasi (subrogation) dan kontribusi (contribution).
(contribution). Siamat. Dahlan
Siamat. Dahlan , , 2005, 2005, Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan,, Jakarta: Lemba
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi ga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas IndoUniversitas Indonesianesia,,hal: 664hal: 664 Paper Direktorat Asuransi, Departemen Keuangan (Jakarta, 1989) hal: 15
Paper Direktorat Asuransi, Departemen Keuangan (Jakarta, 1989) hal: 15
5. Subrogasi 5. Subrogasi
Subrogasi atau subrogation pada prinsipnya merupakan hak penanggung, yang telah Subrogasi atau subrogation pada prinsipnya merupakan hak penanggung, yang telah memberikan ganti rugi kepada tertanggung, untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan memberikan ganti rugi kepada tertanggung, untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian.
kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian.
Dengan adanya prinsip subrogasi ini, tertanggung tidak dimungkinkan memperoleh ganti rugi Dengan adanya prinsip subrogasi ini, tertanggung tidak dimungkinkan memperoleh ganti rugi yang lebih besar daripada kerugian yang benar-benar dideritanya. Misalnya, dalam asuransi yang lebih besar daripada kerugian yang benar-benar dideritanya. Misalnya, dalam asuransi kendaraan bermotor, apabila mobilnya rusak karena
kendaraan bermotor, apabila mobilnya rusak karena ditabrak oleh pengendara lain, maka ditabrak oleh pengendara lain, maka prosesproses pembayaran ganti rugi dapat dilakukan dengan penanggung mengganti kerugian/kerusakan pembayaran ganti rugi dapat dilakukan dengan penanggung mengganti kerugian/kerusakan pihak tertanggung. Dalam hal ini, tertanggung tidak berhak lagi meminta ganti rugi dari
pihak tertanggung. Dalam hal ini, tertanggung tidak berhak lagi meminta ganti rugi dari penabrak.penabrak. Hak melakukan tuntutan ganti rugi kepada penabrak oleh penanggung disebut hak subrogasi. Hak melakukan tuntutan ganti rugi kepada penabrak oleh penanggung disebut hak subrogasi. 6. Kontribusi
6. Kontribusi
Prinsip kontribusi merupakan salah satu akibat wajar dari prinsip indemnity. Prinsip Prinsip kontribusi merupakan salah satu akibat wajar dari prinsip indemnity. Prinsip kontribusi pada dasarnya adalah suatu prinsip di mana penanggung berhak mengajak kontribusi pada dasarnya adalah suatu prinsip di mana penanggung berhak mengajak penanggung-penang
ganti rugi
ganti rugi kepada seorang tertanggung meskipun jumlah kepada seorang tertanggung meskipun jumlah tanggungan masing-masing penanggungtanggungan masing-masing penanggung belum tentu sama besar.
belum tentu sama besar.
Hal tersebut dapat saja terjadi apabila tertanggung, dalam waktu yang bersamaan Hal tersebut dapat saja terjadi apabila tertanggung, dalam waktu yang bersamaan mempertanggungkan suatu benda atas suatu risiko yang sama kepada beberapa penanggung. mempertanggungkan suatu benda atas suatu risiko yang sama kepada beberapa penanggung. Dalam kondisi tersebut, apabila terjadi klaim
Dalam kondisi tersebut, apabila terjadi klaim maka masing-masing penanggung harus membayarmaka masing-masing penanggung harus membayar ganti rugi secara proporsional dengan jumlah yang
ganti rugi secara proporsional dengan jumlah yang ditanggungnya.ditanggungnya. Dari pengertian tersebut, maka sebab timbulnya kontribusi
Dari pengertian tersebut, maka sebab timbulnya kontribusi adalah:adalah: a. adanya dua atau lebih polis indemnity:
a. adanya dua atau lebih polis indemnity: b. polis menutup kepentingan yang sama (
b. polis menutup kepentingan yang sama (common interest common interest );); c. polis menutup risiko yang sama (
c. polis menutup risiko yang sama (common peril common peril );); d. polis menutup kepentingan asuransi yang sama; d. polis menutup kepentingan asuransi yang sama;
e. masing-masing polis harus bertanggung jawab atas kerugian. e. masing-masing polis harus bertanggung jawab atas kerugian.
Siamat. Dahlan
Siamat. Dahlan , , 2005, 2005, Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan,,Jakarta:Jakarta:
Lembaga
Lembaga Penerbit Fakultas Penerbit Fakultas Ekonomi Ekonomi Universitas IndonesiaUniversitas Indonesia,,hal: 665hal: 665
KONSEP
KONSEP THE LAW OF LARGE THE LAW OF LARGE NUMBERSNUMBERS The law of the large numbers
The law of the large numbers yaitu “ hukum bilangan yaitu “ hukum bilangan besar” dimana semakin besarbesar” dimana semakin besar jumlah kelompok yang m
jumlah kelompok yang membagi kerugian, maembagi kerugian, maka semakin kecka semakin kecil jumlah beban kerugiail jumlah beban kerugian setiapn setiap kelompok individu.
kelompok individu.
Siamat. Dahlan
Siamat. Dahlan , , 2005, 2005, Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan,,Jakarta:Jakarta:
Lembaga
Lembaga Penerbit Fakultas Penerbit Fakultas Ekonomi Ekonomi Universitas IndonesiaUniversitas Indonesia,,halhal: 667: 667 INSURABLE RISKS
INSURABLE RISKS Insurable interest
Insurable interest pada prinsipnya adalah semua risiko pada prinsipnya adalah semua risiko yang dapat dipertanggungkan.yang dapat dipertanggungkan. Jika risiko memenuhi
Jika risiko memenuhi sifat LURCH maka risiko dikatakansifat LURCH maka risiko dikatakan Insurable RisksInsurable Risks
LL - LOSS - LOSS(Penyebab terjadinya kerugian)(Penyebab terjadinya kerugian)
U - UNEXPECTEDU -UNEXPECTED (tidak terduga)(tidak terduga)
R -R - REASONABLEREASONABLE (benda yang diasuransikan mempunyai nilai (benda yang diasuransikan mempunyai nilai bagi penanggung danbagi penanggung dan tertanggung)
tertanggung)
C -C - CATASTROPHICCATASTROPHIC (tidak menimbulkan rugi yang sangat besar)(tidak menimbulkan rugi yang sangat besar)
H -H - HOMOGENOUSHOMOGENOUS(barang sejenis)(barang sejenis)
Siamat. Dahlan
Siamat. Dahlan , , 2005, 2005, Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan,,Jakarta:Jakarta:
Lembaga Penerbit
Lembaga Penerbit Fakultas Fakultas Ekonomi Ekonomi Universitas IndonesiaUniversitas Indonesia,,hal: 665hal: 665
PERIL DAN HAZARD
PERIL DAN HAZARD
PerilPeril dan dan hazard hazard berkaitan berkaitan dengan resiko dan ketidakpastian.dengan resiko dan ketidakpastian. Peril
Peril dapat diartikan penyebab atau mungkin dapat menyebabkan suatu kerugian. dapat diartikan penyebab atau mungkin dapat menyebabkan suatu kerugian. contoh: kebakaran, kemalingan, badai,
Hazard
Hazard ialah ialah setiap keadaan yang menyebabkansetiap keadaan yang menyebabkan peril peril
contoh: kebakaran karena bensin di dekat kompor (bensin di
contoh: kebakaran karena bensin di dekat kompor (bensin di dekat kompor merupakandekat kompor merupakan hazard
hazard )) Jenis
Jenis Hazard Hazard
Physical HazardPhysical Hazard
Hazard yang timbul dari kondisi
Hazard yang timbul dari kondisi fisik penggunaan barang yang dipertanggungkanfisik penggunaan barang yang dipertanggungkan
Morale HazardMorale Hazard
Hazard yang timbul akibat kelalaian dan tindakan yang tidak
Hazard yang timbul akibat kelalaian dan tindakan yang tidak bertanggung jawab yangbertanggung jawab yang akan menyebabkan terjadinya suatu kerugian
akan menyebabkan terjadinya suatu kerugian
Moral HazardMoral Hazard
Hazard dimana seseorang dengan
Hazard dimana seseorang dengan sengaja menyebabkan suatu kerugian dengan maksudsengaja menyebabkan suatu kerugian dengan maksud memperoleh uang asuransi atau kompensasi lain
memperoleh uang asuransi atau kompensasi lain Siamat. Dahlan
Siamat. Dahlan , , 2005, 2005, Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan,, Jakarta: Lem
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekbaga Penerbit Fakultas Ekonomi onomi Universitas IndoneUniversitas Indonesiasia,,hal: 669 - 670hal: 669 - 670
4.
4.
TUJUAN DAN MANFAAT ASURANSI
TUJUAN DAN MANFAAT ASURANSI
Tujuan asuransi
Tujuan asuransi
TujuanTujuan asuransi asuransi menurut menurut Abdulkadir Abdulkadir Muhammad Muhammad (2011:12) (2011:12) adalah adalah sebagai sebagai berikut:berikut: 1.
1. Pengalihan RisikoPengalihan Risiko
perusahaan asuransi selalu siap menerima tawaran dari p
perusahaan asuransi selalu siap menerima tawaran dari p ihak tertanggunihak tertanggungg untuk
untuk mengambil mengambil risiko risiko dengan dengan imbalan imbalan pembayaran pembayaran premi. premi. TertanggungTertanggung mengadak
mengadakan an asuransi dengan tujuan mengaliasuransi dengan tujuan mengalihkan risiko yang mengancam hahkan risiko yang mengancam hartarta kekayaannya atau jiwanya.
kekayaannya atau jiwanya. 2.
2. Pembayaran Ganti RugiPembayaran Ganti Rugi
Jika pada suatu ketika sungguh-sungguh terjadi peristiwa yang menimbulkan Jika pada suatu ketika sungguh-sungguh terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian (risiko
kerugian (risiko berubah menjadi berubah menjadi kerugian), maka kerugian), maka kepada kepada tertanggung yangtertanggung yang bersangkutan akan dibayar ganti kerugian seimbang dengan jumlah asuransinya. bersangkutan akan dibayar ganti kerugian seimbang dengan jumlah asuransinya. Berbeda dengan asuransi kerugian, pada asuransi jiwa apabila dalam jangka waktu Berbeda dengan asuransi kerugian, pada asuransi jiwa apabila dalam jangka waktu asuransi terjadi
asuransi terjadi peristiwa kematian peristiwa kematian atau kecelakaan yang atau kecelakaan yang menimpa menimpa diri tertanggungdiri tertanggung maka penanggung akan membayar jumlah asuransi yang telah disepakati bersama maka penanggung akan membayar jumlah asuransi yang telah disepakati bersama seperti yang tercantum dalam polis.
seperti yang tercantum dalam polis. 3.
3. Pembayaran SantunanPembayaran Santunan
Asuransi kerugian dan asuransi jiwa diadakan berdasarkan perjanjia bebas Asuransi kerugian dan asuransi jiwa diadakan berdasarkan perjanjia bebas (sukarela) antara
(sukarela) antara penanggung dan penanggung dan tertanggung tertanggung ((voluntary insurancevoluntary insurance). Artinya). Artinya
penanggung terikat dengan tertanggung karena perintah undang-undang bukan karena penanggung terikat dengan tertanggung karena perintah undang-undang bukan karena perjanjian. Asuransi sosial ini disebut
Abdulkadir, Muhammmad
Abdulkadir, Muhammmad. . 2011.2011.Hukum Asuransi IndonesiaHukum Asuransi Indonesia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Hal. 12
Hal. 12 – – 14 14
Manfaat Asuransi
Manfaat Asuransi
Asuransi pada dasarnya dapat memberi manfaat bagi tertanggung (
Asuransi pada dasarnya dapat memberi manfaat bagi tertanggung ( insured insured ) antara lain sebagai) antara lain sebagai berikut:
berikut: a.
a. Rasa aman dan perlindungan, dengan memiliki polis Rasa aman dan perlindungan, dengan memiliki polis asuransi maka tertanggung akanasuransi maka tertanggung akan terhindar dari kerugian-kerugian mungkin timbul.
terhindar dari kerugian-kerugian mungkin timbul. b.
b. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil. Semankin besar Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil. Semankin besar kemungkinankemungkinan terjadinya suatu kerugian dan semakin besar kerugian
terjadinya suatu kerugian dan semakin besar kerugian mungkin ditimbulkannya, makamungkin ditimbulkannya, maka makin pula premi
makin pula premi pertanggunganpertanggungannya.nya. c.
c. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit. d.
d. Berfungsi sebagai tabungan.Berfungsi sebagai tabungan. e.
e. Alat penyebaran resiko. Dengan Alat penyebaran resiko. Dengan asuransi, resiko kerugian dapat disebarkan kepadaasuransi, resiko kerugian dapat disebarkan kepada penganggung. Bidang usaha apabila investasi tersebut dapat ditutup
penganggung. Bidang usaha apabila investasi tersebut dapat ditutup oleh asuransi yangoleh asuransi yang dimaksud untuk mengurangi resiko.
dimaksud untuk mengurangi resiko. Siamat. Dahlan
Siamat. Dahlan , , 2005, 2005, Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan,, Jakarta: Lem
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekbaga Penerbit Fakultas Ekonomi onomi Universitas IndoneUniversitas Indonesiasia,,Hlm: 656Hlm: 656
5.
5.
KONTRAK ASURANSI
KONTRAK ASURANSI
Menurut Siamat (2005: 687)Menurut Siamat (2005: 687) kontrak asuransi disebut juga dengankontrak asuransi disebut juga dengan contingent contract contingent contract , yaitu, yaitu kontrak atau janji
kontrak atau janji di mana perusahaan asuransi akan di mana perusahaan asuransi akan melakukan sesuatu tergantung padamelakukan sesuatu tergantung pada terjadinya suatu peristiwa, misalnya
terjadinya suatu peristiwa, misalnya terbakar rumah yang dipertanggungkan”.terbakar rumah yang dipertanggungkan”. Asuransi dan
Asuransi dan Idemnifikasi Idemnifikasi Menurut Siamat (2005: 687)
Menurut Siamat (2005: 687) penggantian kerugian atau idemnifikasi berarti “mengembalikanpenggantian kerugian atau idemnifikasi berarti “mengembalikan pihak tertanggung kepada posisi keuangan yang sama seperti sebelum ia
pihak tertanggung kepada posisi keuangan yang sama seperti sebelum ia mengalami suatumengalami suatu kerugian”.
kerugian”.
Idemnifikasi
Idemnifikasi dan Prevensi Kerugian dan Prevensi Kerugian
Penggantian kerugian haruslah tidak melebihi jumlah kerugian yang sebenarnya karena dapat Penggantian kerugian haruslah tidak melebihi jumlah kerugian yang sebenarnya karena dapat mengurangi kemungkinan tertanggung dengan sengaja melakukan tindakan kelalaian atau mengurangi kemungkinan tertanggung dengan sengaja melakukan tindakan kelalaian atau dengan sengaja ingin memperoleh keuntungan dari pembayaran asuransi (Siamat, 2005: dengan sengaja ingin memperoleh keuntungan dari pembayaran asuransi (Siamat, 2005: 687).687).
Polis Asuransi (
Polis Asuransi (Policy)Policy) Budisantoso & Triandaru (2006: 182
Budisantoso & Triandaru (2006: 182—183) menyatakan bahwa “polis asuransi —183) menyatakan bahwa “polis asuransi adalah buktiadalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara
pihak-tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang mengadakan perjanjian asuransi”.pihak yang mengadakan perjanjian asuransi”. Triandaru dan
Triandaru dan BudisantosBudisantoso. o. 2006. 2006. Bank Dan Bank Dan Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan Lain Lain (Edisi (Edisi Kedua).Kedua). Jakarta: Salemba Empat. hlm. 183.
Jakarta: Salemba Empat. hlm. 183. Fungsi polis menurut Simorangkir (2000: 178
Fungsi polis menurut Simorangkir (2000: 178 – –179) fungsi 179) fungsi umum polis umum polis adalah:adalah: 1.
2.
2. Sebagai bukti jaminan dari Sebagai bukti jaminan dari penanggung kepada tertanggung untuk mengganti kerugianpenanggung kepada tertanggung untuk mengganti kerugian yang mungkin dialami oleh tertanggung akibat peristiwa yang tidak terduga.
yang mungkin dialami oleh tertanggung akibat peristiwa yang tidak terduga. 3.
3. Sebagai bukti pembayaran premi Sebagai bukti pembayaran premi asuransi oleh tertanggung kepada penanggungasuransi oleh tertanggung kepada penanggung sebagai balas jasa
sebagai balas jasa atas jaminan penanggung.atas jaminan penanggung.
Simorangkir. 2000. Pengantar Lembaga Keuangan Bank Dan Non Bank.
Simorangkir. 2000. Pengantar Lembaga Keuangan Bank Dan Non Bank.Bogor: GhaliaBogor: Ghalia Indonesia. Hal: 178
Indonesia. Hal: 178 – –179179
kontrak asuransi yang dinyatakan dalam bentuk polis pada umumnya terdiri atas
kontrak asuransi yang dinyatakan dalam bentuk polis pada umumnya terdiri atas 4 (empat)4 (empat) bagian yaitu:
bagian yaitu: •
• DeclarationsDeclarations
Merupakan suatu pernyataan yang bersifat mengenai resiko yang
Merupakan suatu pernyataan yang bersifat mengenai resiko yang akan di asuransikanakan di asuransikan dan digunakan sebagai dasar untuk menetapkan premi dan penerbitan polis.
dan digunakan sebagai dasar untuk menetapkan premi dan penerbitan polis. •
• Insuring AgreementInsuring Agreement
Merupakan perjanjian pertanggungan yang merupakan bagian yang mengatur Merupakan perjanjian pertanggungan yang merupakan bagian yang mengatur ketentuan kedua pihak, tertanggung dan penanggung.
ketentuan kedua pihak, tertanggung dan penanggung. •
• ConditionsConditions
Merupakan bagian yang mengatur
Merupakan bagian yang mengatur kedua ketentuan kedua pihak, tertanggung dankedua ketentuan kedua pihak, tertanggung dan penanggung, dalam menyetujui untuk melakukan pemeriksaan atas
penanggung, dalam menyetujui untuk melakukan pemeriksaan atas suatu kejadian.suatu kejadian. •
• ExclusionsExclusions
Pada bagian ini harus disebutk
Pada bagian ini harus disebutkan dengan jelas bentuk an dengan jelas bentuk peril apasaja yang tidak ditutperil apasaja yang tidak ditutupup atau diluar penutupan pertanggungan. Dan exclusion merupakan bagian polis
atau diluar penutupan pertanggungan. Dan exclusion merupakan bagian polis yangyang menyatakan hal
menyatakan hal – – hal tersebut hal tersebut Siamat. Dahlan
Siamat. Dahlan , , 2005, 2005, Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan,, Jakarta: Lem
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekbaga Penerbit Fakultas Ekonomi onomi Universitas IndoneUniversitas Indonesiasia,,hal: 688hal: 688 – – 689 689
Aspek Hukum Kontrak
Aspek Hukum Kontrak
1.
1. WarrantiesWarranties
Adalah suatu ketentuan khusus atau pernyataan di dalam polis yang berkaitan dengan sifat Adalah suatu ketentuan khusus atau pernyataan di dalam polis yang berkaitan dengan sifat resiko.
resiko.
Contoh warranty : Contoh warranty :
a. Polis asuransi berisi suatu pernyataan bahwa pemilik polis berjanji merawat suatu system a. Polis asuransi berisi suatu pernyataan bahwa pemilik polis berjanji merawat suatu system deteksi kebakaran dalam gedung yang ia asuransikan.
deteksi kebakaran dalam gedung yang ia asuransikan. b.
b. Polis asuransi kapal tunda /Polis asuransi kapal tunda / penarik memuat pernyataan bahwa kapal tersebut dalampenarik memuat pernyataan bahwa kapal tersebut dalam keadaan laik laut dan tidak akan digunakan untuk memuat kargo yang sifatnya berbahaya. keadaan laik laut dan tidak akan digunakan untuk memuat kargo yang sifatnya berbahaya. 2.
2. RepresentationsRepresentations
Adalah suatu bagian dari polis apakah hal yang terdapat pada warranty dapat dibuktikan atau Adalah suatu bagian dari polis apakah hal yang terdapat pada warranty dapat dibuktikan atau tidak. Representations bukanlah suatu bagian dari polis sebagai mana halnya tidak. Representations bukanlah suatu bagian dari polis sebagai mana halnya
dengan
dengan warranty tetapi hanyalah suatu pernyataan yang dibuat oleh tertanggung supayawarranty tetapi hanyalah suatu pernyataan yang dibuat oleh tertanggung supaya memperoleh polis
memperoleh polis asuranasuransi.si. 3.
3. ConcealmentConcealment
Concealment berhubungan dengan usaha menyembunyikan atau membatalkan fakta Concealment berhubungan dengan usaha menyembunyikan atau membatalkan fakta fakta
fakta yang telah diketahui. Khususnya kenyataan kenyataan yangyang telah diketahui. Khususnya kenyataan kenyataan yang akan menyebabkanakan menyebabkan penanggung menolak pertanggungan atau mengenakan premi yang lebih tinggi bila fakta penanggung menolak pertanggungan atau mengenakan premi yang lebih tinggi bila fakta fakta diketahui.
fakta diketahui. 4.
4. FraudFraud
Adalah suatu tindakan sengaja membuat suatu pernyataan palsu atau sengaja Adalah suatu tindakan sengaja membuat suatu pernyataan palsu atau sengaja menyembunyikan fakta yang dapat mengakibatkan penolakan pihak asuransi. Fakta yang menyembunyikan fakta yang dapat mengakibatkan penolakan pihak asuransi. Fakta yang tidak disebutkan atau disembunyikan tersebut haruslah material atau penting.
tidak disebutkan atau disembunyikan tersebut haruslah material atau penting.
Siamat. Dahlan
Siamat. Dahlan , , 2005, 2005, Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan,, Jakarta: Lemb
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi aga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas IndUniversitas Indonesiaonesia,,hal: 689hal: 689 – – 690 690
6.
6.
PENGATURAN PERASURANSIAN DI INDONESIA
PENGATURAN PERASURANSIAN DI INDONESIA
Peraturan perundangan yang digunakan sebagai dasarPeraturan perundangan yang digunakan sebagai dasar acuan pembinaan dan pengawasan atasacuan pembinaan dan pengawasan atas usaha perasuransian di indonesia saat ini terdiri
usaha perasuransian di indonesia saat ini terdiri atas:atas: 1. UU no.
1. UU no. 2 tahun 1992 tentang 2 tahun 1992 tentang Usaha PeransuransiaUsaha Peransuransian.n. 2. Peraturan Pemerintah no. 73
2. Peraturan Pemerintah no. 73 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. 3. Keputusan Menteri Keuangan, masing masing:
3. Keputusan Menteri Keuangan, masing masing: –
– No. 223/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 No. 223/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang perizinan perusahaan asuransitentang perizinan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi.
dan perusahaan reasuransi. –
– No. 224/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 No. 224/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang kesehatan keuangantentang kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan
perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi.reasuransi. –
– No. 225/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 No. 225/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang penyelenggaraantentang penyelenggaraan –
– No. 226/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 No. 226/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang perizinan dan penyelenggaraantentang perizinan dan penyelenggaraan kegiatan usaha perusahaan penunjang usaha asuransi.
kegiatan usaha perusahaan penunjang usaha asuransi. Siamat. Dahlan
Siamat. Dahlan , , 2005, 2005, Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankandan perbankan,, Jakarta: Lemba
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi ga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas InUniversitas Indonesiadonesia,,hal: 697hal: 697
7.
7.
ASURANSI SYARIAH (
ASURANSI SYARIAH (TAKAFUL
TAKAFUL)
)
Definisi asuransi syari'ah menurut Dewan Syariah Nasional MUI adalah usaha untuk saling Definisi asuransi syari'ah menurut Dewan Syariah Nasional MUI adalah usaha untuk saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset
dan atau tabarru' yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko/ bahaya dan atau tabarru' yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko/ bahaya tertentu melalui akad yang sesuai
tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.dengan syariah. Akad yang dimaksud adalah yang tidak
Akad yang dimaksud adalah yang tidak mengandungmengandung gharargharar(penipuan),(penipuan), masyirmasyir(perjudian),(perjudian), riba, zhulm
riba, zhulm(penganiayaan),(penganiayaan), risywahrisywah(suap), barang haram dan maksiat.(suap), barang haram dan maksiat. Soemitra, Andri.
Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan SyariahBank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana Prenada Media, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hal: 245
Group. Hal: 245
Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional.
Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional.Jakarta: PT Intermasa, 2003. Edisi Kedua. Hlm: 140Jakarta: PT Intermasa, 2003. Edisi Kedua. Hlm: 140
8.
8.
PERBEDAAN ASURANSI KONVENSIONAL DENGAN SYARIAH
PERBEDAAN ASURANSI KONVENSIONAL DENGAN SYARIAH
Secara garis besar, misi utama asuransi konvensional adalah misi ekonomi dan misi social. Secara garis besar, misi utama asuransi konvensional adalah misi ekonomi dan misi social. Sedangkan dalam asuransi syariah misi yang di emban adalah misi aqi’dan, misi
Sedangkan dalam asuransi syariah misi yang di emban adalah misi aqi’dan, misi ibadah, misi ibadah, misi ekonomi dan misi pemberdayaan umat.
ekonomi dan misi pemberdayaan umat.
Beberapa karakteristik yang menjadi pembeda asuransi syariah dengan asuransi Beberapa karakteristik yang menjadi pembeda asuransi syariah dengan asuransi konvensional antara lain sebagai berikut:
konvensional antara lain sebagai berikut: 1.
1. Asuransi syAsuransi syari’ahari’ah memiliki Dewan Pengawas Sya- riah (DPS) yang betugas mengawasi memiliki Dewan Pengawas Sya- riah (DPS) yang betugas mengawasi produk yang dipasarkan dan pengelolaan investasi dananya. Dewan Pengawas Syariah ini produk yang dipasarkan dan pengelolaan investasi dananya. Dewan Pengawas Syariah ini tidak ditemukan dalam asuransi konvensional.
tidak ditemukan dalam asuransi konvensional. 2.
2. Akad pada asuransi syAkad pada asuransi syari’ahari’ah adalah akad adalah akad T T abarru’abarru’ (hibah) untuk hubungan sesama(hibah) untuk hubungan sesama
peserta
peserta di di mana pada dasmana pada dasarnya akad dilakukan atarnya akad dilakukan atas dasar as dasar tolong tolong menolong menolong ((taawuntaawun).). Sedangkan
Sedangkan asuransi asuransi konvensional akad berdasarkan lebih konvensional akad berdasarkan lebih mirip jual-beli (mirip jual-beli (tabadduli tabadduli ).). 3.
3. Investasi dana pada asuransi syInvestasi dana pada asuransi syari’ahari’ah berdasarkan bagi hasil ( berdasarkan bagi hasil (MudharabahMudharabah), bersih dari), bersih dari gharar, maysir
gharar, maysirdan dan riba. riba. Sedangkan Sedangkan pada pada asuransi asuransi konvensional konvensional memakai memakai bungabunga (riba) sebagai landasan perhitungan investasinya
(riba) sebagai landasan perhitungan investasinya 4.
4. Kepemilikan dana pada asuransi syKepemilikan dana pada asuransi syari’ahari’ah meru- pakan hak meru- pakan hak peserta. Perusahaan hanyapeserta. Perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya secara syariah. Pada asuransi sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya secara syariah. Pada asuransi konv
konvensional, ensional, dana dana yang yang terkumpul terkumpul dari dari nasabah nasabah (premi) (premi) menjadi menjadi mi- mi- lik lik perusahaan.perusahaan. Sehingga, perusahaan bebas menentukan alokasi investasinya.
Sehingga, perusahaan bebas menentukan alokasi investasinya. Soemitra, Andri.
Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan SyariahBank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana Prenada Media, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hal: 266 - 267