• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016| BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Puji dan Syukur Kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan karunia-NYA, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BKPMPT) Provinsi Banten Tahun Anggaran 2016 dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Provinsi Banten menyusun laporan pertanggung jawaban kinerja dalam bentuk “Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016” mengacu pada Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Kinerja dan Pelaporan Akuntablitas Kinerja Instansi Pemerintah Berkaitan dengan hal tersebut, Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai bentuk pertanggung jawaban pelaksanaan kinerja BKPMPT. Di dalam laporan tersebut diuraikan hal-hal pokok mengenai pelaksanaan sasaran dan program BKPMPT sebagaimana akan diuraikan lebih lanjut dalam Bab III Akuntabilitas Kinerja. Disamping uraian mengenai capaian kinerja periode pelaksanaan tahun 2016, diuraikan pula penjelasan mengenai perbandingan kinerja secara singkat khususnya untuk hal-hal yang bersifat pokok/penting yang menggambarkan keberhasilan capaian organisasi tahun 2016 dibandingkan dengan tahun - tahun sebelumnya. Dengan demikian laporan akuntabilitas ini, cukup menggambarkan peningkatan pencapaian sasaran dan program BKPMPT sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan sebelumnya di dalam Rencana Strategis Tahun 2012 –2017, serta Rencana Kinerja yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja BKPMPT Tahun 2016. Capaian realisasi penanaman modal yang merupakan outcome (goal) BKPMPT dalam rangka konstribusi bagi peningkatan perekonomian nasional dan daerah meningkat sangat signifikan baik dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan di dalam Renstra maupun bila dibandingkan dengan realisasi penanaman modal tahun sebelumnya. Perlu kami laporkan bahwa target realisasi penanaman modal yang

(3)

ii Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016| BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

ditetapkan oleh Pemerintah Pusat Cq BKPM RI tahun 2016, yaitu sebesar Rp 14,1 triliyun 53,32 triliun, telah terlampaui target dengan capaian realisasi penanaman modal sebesar Rp. 53,32 triliun. Terdapat peningkatan capaian realisasi penanaman modal sebesar Rp. 50 triliun atau sebesar 105 %. Disamping itu,masih diperlukan upaya peningkatan kualitas pelaksanaan promosi penanaman modal baik di dalam negeri maupundi luar negeri, dalam rangka penyebaran informasi potensi penanaman modal Indonesia dan iklim penanaman modal yang kondusif, sehingga menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. LAKIP Tahun 2016 merupakan gambaran pelaksanaan semua program dan kegiatan yang tercantum dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Provinsi Banten Tahun 2016 yang berisi realisasi dan analisis terhadap kinerja BKPMPT Provinsi Banten yang dapat dijadikan pertimbangan untuk penyusun kebijakan atau rencana kerja di tahun-tahun berikutnya agar visi dan misi organisasi tercapai secara optimal.

Demikian, semoga laporan akuntabilitas kinerja ini dapat memberikan manfaat Akhir kata di harapkan bahwa LAKIP ini dapat menjadi gambaran dan bahan evaluasi guna meningkatkan kinerja BKPMPT Provinsi Banten dimasa mendatang dalam pelaksanaan tugas dan upaya menciptakan iklim investasi yang kondusif serta meningkatkan minat realisasi investasi di Provinsi Banten.

Serang, Januari 2017 KEPALA BKPMPT PROVINSI BANTEN

(4)

iii Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016| BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

IKHTISAR EKSEKUTIF ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tugas dan Wewenang ... 3

1.3. Peras Strategis Organisasi ... 3

1.4. Profil Organisasi ... 5

1.5. Sistematika Pelaporan ... 6

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 8

2.1. Rencana Strategis ... 8

2.1.1. Visi ... 8

2.1.2. Misi ... 9

2.1.3.Tujuan dan Sasaran Strategis ... 10

2.2. Roadmap Penanaman Modal Provinsi Banten 2015-2025 ... 11

2.2.1.Roadmap Fokus Internal ... 11

2.2.2.Roadmap Fokus Eksternal ... 12

2.3. Arah Kebijakan ... 13

2.4. Perjanjian Kinerja ... 13

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 17

3.1. Capaian Kinerja Organisasi ... 17

3.2. Realisasi Anggaran ... 23

BAB IV PENUTUP ... 25

4.1.Kesimpulan ... 25

(5)

iv Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016| BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

IKHTISAR EKSEKUTIF

Pengembangan iklim penanaman modal dan iklim usaha merupakan salah satu prioritas dan amanat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 di bidang penanaman modal, yang harus menjadi arah bagi, Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BKPMPT) Provinsi Banten dalam melaksanakan tugas, fungsi dan perannya dalam satu tahun kedepan. Hal tersebut membawa pesan perlunya peningkatan kualitas tata kelola dan kinerja BKPMPT Provinsi Banten (Internal) dan hubungan antarlembaga (eksternal). Prioritas nasional di bidang penanaman modal yang telah ditetapkan oleh Pemerintah yaitu ”terciptanya iklim penanaman modal yang berdaya saing dan meningkatnya realisasi penanaman modal di seluruh wilayah Indonesia”.

Dalam tahun ini, terciptanya iklim investasi yang berdaya saing ditandai dengan adanya survey dari lembaga independen yaitu

Moody’s, Fitch, dan Standard &

Poors

telah memberikan peringkat sepuluh besar di seluruh Indonesia dan mendapatkan “

investment Award

” bagi Provinsi Banten, yang berarti bahwa kepercayaan investor untuk melakukan penanaman modal di Banten semakin meningkat, hal ini ditandai dengan semakin membaiknya persepsi resiko melakukan penanaman modal di Provinsi Banten. BKPMPT Provinsi Banten mempunyai kedudukan dan peran strategis dalam melaksanakan prioritas ketujuh RPJMN Tahun 2010-2014 yaitu perbaikan iklim investasi dan usaha serta peningkatan realisasi investasi sektor Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri. Oleh karena itu, seluruh program kerja BKPMPT Provinsi Banten didasarkan pada tujuan, sasaran strategis dan target kinerja yang telah ditetapkan baik pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Banten Tahun 2012-2017 dan Rencana Strategis (Renstra) BKPMPT Provinsi Banten Tahun 2012-2017.

BKPMPT Provinsi Banten telah menetapkan lima program dan tiga belas kegiatan yang akan dicapai dalam tahun 2016. Secara umum dapat disimpulkan bahwa dari lima program dan tiga belas kegiatan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2016, tersebut telah berhasil dilaksanakan dengan baik. Secara keseluruhan, apabila dilihat dari pelaksanaan kegiatan BKPMPT Provinsi Banten, maka

(6)

v Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016| BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

tingkat pencapaian kinerja BKPMPT Provinsi Banten tahun 2016 adalah sebesar 91,1%. Tetapi apabila dilihat dari tingkat capaian dua program urusan wajib bidang penanaman modal yang dicanangkan dalam dokumen RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017, yaitu program peningkatan iklim investasi dengan sasaran strategis terwujudnya iklim investasi yang kondusif dan indikator kinerja cakupan layanan regulasi perijinan bidang penanaman modal dengan target kinerja 25% dan realisasi target kinerja 25%, sehingga tingkat pencapaian kinerja adalah sebesar 100%. Kemudian Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi dengan sasaran startegis meningkatnya reasliasi investasi dan indikator kinerja nilai realisasi investasi PMA/PMDN dengan target kinerja sebesar Rp14,1 trilyun dan realisasi target kinerja Rp52,32 trilyun sehingga tingkat pencapaian kinerja adalah sebesar 371%. Rincian capaian kinerja masing-masing indikator tiap program dan kegiatan tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut:

No Strategis Sasaran Program Indikator Kinerja Target Realisasi 2016 Capaian (%) Realisasi 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Meningkatnya investasi yang mendorong penciptaan lapangan kerja Program Peningkatan Iklim Investasi Cakupan layanan regulasi perijinan bidang Penanaman Modal (%) 25 25 100 25 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Nilai Realisasi Investasi PMA (Rp) 9,85

Triliun Triliun 39,89 404,97 Triliun 35,1

Nilai Realisasi Investasi PMDN (Rp)

4,25

Triliun Triliun 12,4 292,24 Triliun 10,7

Dalam kurun waktu tahun 2016 realisasi PMDN dan PMA yang dikeluarkan Pemerintah melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia berdasarkan data Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) di Provinsi Banten sampai dengan akhir tahun 2016 adalah sebanyak 563 proyek dengan nilai investasi Rp12,4 Triliun untuk PMDN. Sementara untuk PMA, sebanyak 2.417 proyek dengan mencapai US$ 2,91 milyar atau Rp39,9 triliun (asumsi Rp13.700/US$). Sehingga total realisasi investasi

(7)

vi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016| BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

PMA dan PMDN berdasarkan LKPM untuk tahun 2016 di Provinsi Banten adalah Rp52,3 triliun dengan jumlah proyek sebanyak 2.98. Jika dipersentasikan, capaian kinerja dibandingkan target mencapai 262%, dari Target Realisasi Investasi menurut (RPJMD) Provinsi Banten tahun 2012-2017 adalah Rp. 12.79 Trilyun.

(8)

1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016 | BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penanaman modal merupakan salah-satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi suatu Negara, masalahnya adalah bagaimana meningkatkan minat calon-calon penanam modal (investor) dalam negeri dan luar negeri untuk menanamkan modalnya di suatu daerah. Minat investor untuk dapat berinvestasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu kepastian hak, hukum, perlindungan, informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankan, hak pelayanan, berbagai bentuk fasilitas kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan stabilitas politik dan keamanan serta kebijakan pemerintah. Faktor-faktor ini dalam lima tahun ke depan masih memerlukan perhatian khusus dari Pemerintah. Oleh karena itu faktor ini perlu direncanakan, dilaksanakan, dipantau, dan dievaluasi setiap tahun. Kepastian hukum sangat dibutuhkan dalam upaya menarik minat investor, ini ditandai oleh keselarasan regulasi bidang penanaman modal, baik di tingkat nasional maupun daerah. Sebaliknya, produk-produk hukum yang tumpang tindih akan membingungkan dan menyulitkan penanam modal dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya.

Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten, maka Pemerintah Provinsi Banten melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Provinsi Banten dapat bertugas lebih mandiri untuk melaksanakan penyusunan perencanaan penanaman modal secara makro, mengidentifikasi potensi unggulan daerah, melakukan kegiatan promosi potensi daerah, menyusun regulasi perizinan penanaman modal, sekaligus melakukan pengendalian dan pengawasan serta kerjasama dalam bidang penanaman modal. Untuk tercapainya peningkatan investasi di Provinsi Banten, perlu dibuat suatu acuan dalam pelaksanaan tugas Badan Koordinasi Penanaman dan Pelayanan Terpadu Provinsi Banten, sehingga potensi daerah dapat dijadikan sebagai sumber peningkatan pendapatan daerah dan pendapatan untuk kesejahteraan masyarakat. Acuan yang digunakan adalah dalam bentuk Rencana Strategis (Renstra) yang menggambarkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan BKPMPT Provinsi Banten.

(9)

2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016 | BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

Lebih jauh, hasil kinerja penanaman modal BKPMPT Provinsi Banten yang telah tercantum berdasarkan Renstra perlu dievaluasi pencapaiannya. BKPMPT Provinsi Banten sebagai entitas pelaporan kinerja berkewajiban menyelenggarakan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kinerja yang telah dilaksanakan. Laporan kinerja tersebut akan menjadi media pertanggung jawaban yang berisi informasi capaian kinerja BPMPT yang dapat digunakan sebagai komunikasi pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah. Penyusunan laporan kinerja dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan pelaksanaan kinerja pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggung jawab serta untuk lebih memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan good governance.

Akuntabilitas sangatlah penting dalam mencapai good governance. Salah satu bentuk akuntabilitas pemerintahan diwujudkan dalam penyusunan pelaporan kinerja. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah bahwa laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (

disclosure

)secara memadai hasil analisis terhadappengukuran kinerja.

Adapun laporan kinerja BKPMPT Provinsi Banten Tahun 2016 berisi ikhtisar pencapaian sasaran kinerja investasi dan perizinan sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Pencapaian sasaran tersebut disajikan berupa informasi mengenai pencapaian sasaran renstra, realisasi pencapaian indikator sasaran disertai dengan penjelasan yang memadai atas kinerja dan pembandingan capaian indikator kinerja dengan tahun sebelumnya. Dengan demikian, laporan kinerja BKPMPT Provinsi Banten Tahun 2016 yang menjadi laporan kemajuan penyelenggaraan penanaman modal dan pelayanan perizinan telah disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku.

(10)

3 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016 | BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

1.2. Tugas dan Wewenang

Kewenangan BKPMPT Provinsi Banten didasarkan kepada Peraturan Gubernur … adalah Gubernur dalam melaksanakan koordinasi kebijakan dibidang penanaman modal serta pelayanan perizinan dan non perizinan. Dalam menjalankan tugas Pokok dan Fungsi Kelembagaan tersebut, sesuai dengan Peraturan Gubernur, maka secara terinci tupoksi tersebut sebagai berikut:

a. pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah provinsi dibidang penanaman modal dan pelayanan perizinan dan non perizinan;

b. perumusan dan penyusunan perencanaan penanaman modaldan pelayanan perizinan dan non perizinan;

c. pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan penanaman modal;

d. pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, pendidikan dan pelatihan, keuangan, hukum, kehumasan, kerasipan, kepustakaan, perlengkapan dan rumah tangga serta aset Badan.

e. pengelolaan data dan sistem informasidibidang penanaman modal serta pelaksanaan pembinaan dan pengendalian atas pelaksanaan penanaman modal;

f. pelaksanaan promosi serta kerjasama penanaman modal;

g. pengkoordinasian dan pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu bidang penanaman modal;

h. penyusunan dan penyampaian laporan secara berkala pelaksanaan penanaman modal; dan

i. pelaksanaan fungsi lain dibidang penanaman modal sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

1.3. Peran Strategis Organisasi

Sektor penanaman modal tidak dapat dipungkiri bahwa perannya sangat dibutuhkan untuk menggerakkan laju perekonomian. Pengembangan kegiatan penanaman modal tidak saja ditujukan untuk meningkatkan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi, melainkan juga diarahkan untuk dapat menjawab tantangan persoalan-persoalan mendasar, seperti pengembangan sektor strategis dan komoditas

(11)

4 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016 | BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

unggulan, reindustrialisasi, pemerataan penanaman modal, serta penurunan angka pengangguran dan kemiskinan. Dalam percaturan global, iklim penanaman modal dan iklim usaha yang ditandai dengan tingkat daya saing nasional terbilang masih rendah. Sementara itu, tantangan ketidakpastian perekonomian global dalam lima tahun ke depan membawa dampak persaingan yang semakin ketat dalam mendapatkan dana internasional, khususnya penanaman modal langsung.

Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014 telah menetapkan 11 prioritas nasional yaitu: (1) reformasi birokrasi dan tata kelola; (2) pendidikan; (3) kesehatan; (4) penanggulangan kemiskinan; (5) ketahanan pangan; (6) infrastruktur; (7) iklim investasi dan usaha; (8) energi; (9) lingkungan hidup dan penanganan bencana; (10) daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan paska konflik; serta (11) kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi.

Mengacu pada poin ketujuh di atas dapat dilihat bahwa, pengembangan “iklim penanaman modal dan iklim usaha” yang kondusif menjadi salah satu dari sebelas prioritas nasional (prioritas ketujuh) dalam RPJMN 2010-2014, dengan tema prioritas adalah peningkatan investasi melalui perbaikan kepastian hukum, penyederhanaan prosedur, perbaikan sistem informasi, dan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Substansi Inti dari tema prioritas nasional adalah:

1. Kepastian hukum: Reformasi regulasi secara bertahap di tingkat nasional dan daerah sehingga terjadi harmonisasi peraturan perundang-undangan yang tidak menimbulkan ketidakjelasan dan inkonsistensi dalam implementasinya.

2. Penyederhanaan prosedur: Penerapan Sistem Pelayanan Informasi dan Perijinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di beberapa kota yang dimulai di Batam, pembatalan perda bermasalah dan pengurangan biaya untuk memulai usaha seperti Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).

3. Logistik nasional: Pengembangan dan penetapan Sistem Logistik Nasional yang menjamin kelancaran arus barang dan mengurangi biaya transaksi/ekonomi biaya tinggi.

(12)

5 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016 | BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

4. Sistem informasi: Beroperasinya secara penuh

National Single Window

(NSW) untuk impor (sebelum Januari 2010) dan ekspor. Percepatan realisasi proses penyelesaian bea cukai di luar pelabuhan dengan implementasi tahap pertama

Custom Advanced Trade System

(CATS) di

dry port

Cikarang.

5. KEK: Pengembangan KEK di 5 lokasi melalui skema

Public-Private

Partnership

sebelum 2012.

6. Kebijakan ketenagakerjaan: Sinkronisasi kebijakan ketenaga kerjaan dan iklim usaha dalam rangka penciptaan lapangan kerja.

Dalam situasi seperti diatas, BKPMPT Provinsi Banten dihadapkan pada tuntutan peningkatan kinerja pelaksanaan tugas dan fungsinya sesuai peraturan perundang-undangan. Arah peningkatan iklim penanaman modal dan iklim usaha sesuai prioritas nasional membawa pesan perlunya peningkatan kualitas tata kelola dan kinerja BKPMPT (internal) dan hubungan antar lembaga (eksternal). Lebih jauh RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017 mengamanatkan kegiatan prioritas dan prioritas bidang dalam lingkup penanaman modal yang erat kaitannya dengan upaya peningkatan koordinasi dan harmonisasi.

1.4. Profil Organisasi

BKPMPT Provinsi Banten pertama kali dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Provinsi Banten, selanjutnya diperbaharui dengan Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Banten. BKPMD Provinsi Banten diubah menjadi BKPMPT Provinsi Banten berdasarkan Peraturan Pemerintah Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten yang merupakan unsur pendukung tugas Gubernur di bidang penanaman modal.

Adapun susunan organisasi BKPMPT Provinsi Banten adalah sebagai berikut: a. Kepala Badan;

b. Sekretaris, membawahkan :

(13)

6 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016 | BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN 2. Sub Bagian Keuangan;

3. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

c. Bidang Data, Informasi, Pembinaandan Pengendalian, membawahkan: 1. Sub Bidang Data dan Informasi Potensi Penanaman Modal.

2. Sub Bidang Pengendalian dan Evaluasi.

d. Bidang Promosi dan Kerjasama Penanaman Modal, membawahkan: 1. Sub Bidang Promosi Penanaman Modal;

2. Sub Bidang Kerjasama Penanaman Modal.

e. BidangPelayanan Terpadu Penanaman Modal, membawahkan: 1. Sub Bidang Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan;

2. Sub Bidang Pelayanan Fasilitasi Penanaman Modal. f. Jabatan Fungsional.

1.5. Sistematika Pelaporan

Sistematika penyajian LAKIP BKPMPT Provinsi Banten Tahun 2016 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dengan mengambil contoh praktis pada LAKIP Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara tahun 2016.

(14)

7 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016 | BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN Adapun sistematika penyajian laporan ini adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan.

Menyajikan penjelasan umum organisasi dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama yang sedang dihadapi organisasi.

BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kerja.

Uraian ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan. BAB III Akuntabilitas Kinerja.

Penyajian capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi dengan melakukan analisis capaian kinerja serta penyajian realisasi anggaran yang digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja.

BAB IV Penutup.

Kesimpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja BKPMPT Provinsi Banten Tahun 2016 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.

(15)

8 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016| BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis

Dalam Rangka Penyusunan dan penetapan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 merupakan bagian dari proses penyusunan dan penetapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), bahwa Kepala (SKPD) menyiapkan rancangan Renstra SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan berpedoman pada rancangan awal RPJMD, selanjutnya Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menyusun rancangan RPJMD dengan menggunakan rancangan Renstra SKPD dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD). Oleh karena itu, penyusunan dan penetapan Renstra SKPD merupakan suatu proses yang sejalan dan timbal balik dengan penyusunan dan penetapan RPJMD. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah telah diamanatkan pula bahwa Renstra SKPD memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Program dan Kegiatan SKPD, serta disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD dengan berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif. Selanjutnya BKPMPT Provinsi Banten sebagai SKPD berkewajiban untuk menyiapkan Renstra sebagai acuan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang menjadi tugas dan fungsinya dalam jangka waktu lima tahun.

2.1.1. Visi

Visi adalah suatu pedoman dan pendorong organisasi untuk mencapai tujuan dalam rangka melaksanakan pembangunan, dan visi secara umum merupakan pernyataan dalam menjawab permasalahan yang dirasakan oleh SKPD. Untuk menjangkau keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam rangka pelaksanaan pembangunan bidang penanaman modal daerah, BKPMPT Provinsi Banten menentukan visi sebagai berikut:

(16)

9 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016| BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

Sejalan dengan citra Banten sebagai gerbang investasi Indonesia, maka makna penting pada visi tersebut adalah bahwa Banten akan menjadi tempat yang sangat tepat bagi investor asing maupun dalam negeri untuk menanamankan dan mengembangkan modalnya di indonesia. Banten merupakan pilihan lokasi yang sangat strategis karena para investor akan mendapatkan kemudahan bersama, jaminan keamanan, ketersediaan infrastruktur dan energi, serta akses distribusi dan logistik dengan berbagai macam pilihan peluang sektor bisnis yang akan menguntungkan.Lebih jauh, maksud dari visi diatas adalah suatu harapan bahwa Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayan Terpadu Provinsi Banten selama lima tahun bisa berbuat sesuai dengan tugas dan fungsi serta kewenanganya untuk mensinergikan segenap komponen pembangunan guna mendorong peran strategis investasi dalam rangka meningkatkan pembangunan ekonomi di Provinsi Banten.

Rencana keinginan atau hasrat dari para investor asing maupun dalam negeri yang akan menanamkan modalnya di Indonesia utamanya adalah di Provinsi Banten, mengingat kondisi, potensi dan permasalahanya serta kemungkinan pengembangan penanaman modalnya di Provinsi Banten akan lebih menguntungkan. Selanjutnya bahwa Provinsi Banten menjadi salah satu Provinsi di Indonesia dalam kebijakan nasional yang diprioritaskan sebagai pusat pertumbuhan industri didukung oleh Potensi investasi sektor primer berbasis industri unggulan Banten sesuai konsep

Masterplan

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) serta adanya daya dukung infrastruktur dan penyediaan lahan investasi.

2.1.2. Misi

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi (Pasal 1 ayat (13) UU No. 25 Tahun 2004). Misi merupakan pernyataan secara luas dan komprehensif tentang tujuan suatu daerah/organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang akan diberikan atau dilaksanakan, kebutuhan masyarakat yang dapat dipenuhi, kelompok masyarakat yang dilayani, serta nilai-nilai yang dapat diperoleh. Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah harus menentukan misi yang jelas dan merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan pembangunan SKPD secara terfokus dan berindikator yang jelas dan terukur.

(17)

10 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016| BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

Adapun Misi Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Provinsi Banten dalam rangka menunjang keberhasilan visi yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan Kapasitas Kelembagaan yang berkualitas;

2. Meningkatkan iklim investasi yang kondusif dan berdaya saing; 3. Meningkatkan daya tarik Penanaman Modal.

4. Meningkatkan pelayanan realisasi pelaksanaan penanaman modal secara terpadu.

2.1.3. Tujuan dan Sasaran Strategis

Tujuan dan sasaran dalam hal ini adalah tujuan dan sasaran misi atau tujuan dan sasaran jangka menengah pembangunan Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Provinsi Banten selama kurun waktu lima tahun yaitu dari tahun 2013 sampai dengan 2017.

Tujuan misi 1 Mewujudkan Kapasitas Kelembagaan yang berkualitas adalah untuk meningkatkan tugas dan fungsi Badan Koordinasi Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Provinsi Banten sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang mempunyai tugas mendorong peningkatan penanaman modal daerah di Provinsi Banten. Sasaranya adalah meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur, manajemen kelembagaan serta lengkapnya sarana dan prasarana kerja aparatur; Tujuan misi 2 Meningkatkan iklim investasi yang kondusif dan berdaya saing adalah

untuk meningkatkan kualitas iklim penanaman modal di Provinsi Banten yang kondusif serta pengembangan potensi dan pemberdayan usaha daerah. Sasarannya adalah: (1) meningkatnya aktifitas (investasi); (2) berkembangnya potensi unggulan daerah; (3) terwujudnya pemberdayaan usaha daerah; (4) meningkatnya eksistensi penanaman modal.

(18)

11 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016| BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

Tujuan misi 3 Meningkatkan daya tarik penamanan modal adalah untuk meningkatkan minat dan realisasi Penanaman Modal di Provinsi Banten dengan sasaran adalah meningkatnya promosi tentang kondisi dan potensi Provinsi Banten sebagai tempat penanaman modal.

Tujuan misi 4 Meningkatkan pelayanan pelaksanaan penanaman Modal secara terpadu adalah meningkatkan realisasi investasi yang signifikan dengan sasaran adalah terselenggaranya perijinan penanaman modal secara sederhana, cepat, dan transparan.

2.2. Roadmap Penanaman Modal Provinsi Banten 2015-2025

Roadmap atau peta jalan adalah rencana kerja rinci yang menggambarkan apa yang harus dilakukan Pemerintah Provinsi Banten untuk mencapai pengelolaan penanama modal yang optimal. Artinya, roadmap merupakan peta atau panduan yang digunakan sebagai petunjuk atau araha pengelolaan penanaman modal di Provinsi Banten, dimana didalamnya berupa rencana rinci yang memuat tahapan sistematis mengenai pelaksanaan Penanaman Modal dalam kurun waktu sepuluh tahun berjalan. Roadmap ini ditujukan agar instrumen terlampir akan memandu proses dinamisasi penanaman modal di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya, sehingga instrumen roadmap mampu mempersatukan seluruh kegiatan penanaman modal dalam lingkungan Pemerintah Provinsi Banten. Roadmap Penanaman Modal ini memiliki dua fokus arahan yang berbeda, yaitu fokus arahan pada kinerja Pemerintahan Provinsi Banten dan arahan pada mekanisme pasar penanaman modal. Fokus arahan pada kinerja pemerintah daerah, lebih diarahkan konsistensi Provinsi Banten dalam mengimplementasikan tujuh arah kebijakan penanaman modal Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM), sedangkan fokus eksternal lebih menitik beratkan pada mitigasi project digest.

2.2.1. Roadmap Fokus Internal

Roadmap fokus internal lebih diarahkan agara terjadinya konsistensi, keterpaduan, dan kesamaan arah kebijakan secara nasional, regional, dan lokal dalam memanfaatkan investasi untuk mengoptimalkan aspek kemanfaatannya dalam

(19)

12 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016| BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

mendinamisasi ekonomi produktif, ekonomi efisiensi, dan eknomi inovatif di Provinsi Banten. Dalam takaran operasional, roadmap fokus internal lebih memfokuskan pada tujuh arah kebijakan RUPM yang sudah dimodelkan dan terintegarasi dengan beberapa regulasi yang ada, seperti Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan, Peraturan Kepala BKPM RI Nomor 14 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Berikut adalah instrumen roadmap fokus internal:

1. Kebijakan perbaikan iklim penanaman modal. 2. Persebaran penanaman modal.

3. Fokus Pengembangan pangan, infrastruktur, dan energi. 4. Penanaman modal yang berwawasan lingkungan.

5. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKM). 6. Pemberian fasilitas, kemudahan, insentif penanaman modal.

7. Promosi penanaman modal. 2.2.2. Roadmap Fokus Eksternal

Skenario roadmap penanaman modal fokus eksternal akan menjadi upaya peningkatan kinerja penanaman modal yang berdampak pada ekonomi lokal, regional, dan nasional dengan kemampuan pelaksanaannya menjadi kewenangan kebupaten/kota. Peta panduan impelementasi RUPM disusun dalam empat fase yang dilakukan secara paralel dan simultan mulai dari fase jangka pendek menuju fase jangka panjang dan saling berkaitan satu dengan lainnya, yaitu sebagai berikut:

1. Fase jangka pendek: Pengembangan penanam modal yang relatif mudah dan cepat menghasilkan (Quick wins dan low hanging fruits).

2. Fase jangka menengah: Percepatan pembangunan infrastruktur dan energi.

3. Fase jangka panjang I: Pengembangan industri skala besar.

4. Fase jangka panjang II: Percepatan pembangunan infrastruktur dan energi.

(20)

13 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016| BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

2.3. Arah Kebijakan

Tabel 2.1.

Strategi dan Kebijakan

Sasaran Strategi Kebijakan

Misi I: Mewujudkan Kapasitas Kelembagaan yang berkualitas

Meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur, manajemen kelembagaan serta lengkapnya sarana dan prasarana kerja aparatur.

Peningkatan administrasi

perkantoran, kapasitas sumber daya aparatur secara profesional

yang didukung dengan

kelengkapan sarana dan

prasarana yang memadai dan berkualitas

Meningkatkan wawasan,

pengetahuan dan keterampilan aparat, Pelayanan Administrasi serta Sarana dan Prasarana kerja aparatur

Misi II: Meningkatkan Iklim Investasi yang Kondusif dan Berdaya Saing

Meningkatnya iklim usaha

investasi yang kondusif Pembinaan dan pengendalian kegiatan penanaman modal Melakukan pengendalian dan pengawasan pembinaan,

terhadap pelaksanaan

penanaman modal yang tepat dan akurat

Berkembangnya potensi

unggulan daerah Peningkatan penanama modal dengan instansi koordinasi terkait/stakeholders

Meningkatkan koordinasi

penanaman modal

Terwujudnya pemberdayaan

usaha daerah Pengembangan keunggulan daerah potensi Pengembangan potensi unggulan daerah

Meningkatnya eksistensi

penanaman modal Penigkatan pelaku usaha kemitraan antar Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi dunia usaha dalam rangka kemitraan antar pelaku usaha

Misi III: Meningkatkan Daya Tarik Penanaman Modal

Meningkatnya promosi kondisi dan potensi Provinsi Banten sebagai tempat penanaman modal

- Peningkatan Promosi yang tepat dan terarah.

- Peningkatan Kerjasama

penanaman modal antar

daerah, antar pemerintah dan non pemerintah baik dalam maupun luar negeri.

- Menyediakan materi dan media promosi yang efektif dan efisien.

- Meningkatkan jaringan

kerjasama secara terkoordinasi dan berkelanjutan

Misi IV: Meningkatkan Pelayanan Pelaksanaan Penanaman Modal Secara Terpadu

Terlayaninya perijinan

penanaman modal secara lancar

Peningkatan pelayanan

perijinan investasi yang mudah, murah tepat dan transparan

Melayani perijinan investasi sesuai standar pelayanan prima.

2.4. Perjanjian Kinerja

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, telah ditandatangani Perjanjian Kinerja (Perkin) Tahun 2016 yang merupakan bentuk perjanjian dari Kepala

(21)

14 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016| BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

BKPMPT Provinsi Banten kepada Gubernur Banten. Perkin merupakan pelaksanaan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Perkin BKPMPT Provinsi Banten tahun 2016 sajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.2.

Perjanjian Kinerja BKPMPT Provinsi Banten Tahun 2016

No Program/Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Kegiatan dan Tolok Ukur Pagu (Rp)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Peningkatan Iklim

Investasi Meningkatkan Pembinaan dan Pengendalian atas Kegiatan

Penanaman Modal

90

Perusahaan Pengendalian dan Pembinaan Pelaksanaan Penanaman Modal - Fasilitasi Pemantauan Pelaksanaan Penanaman Modal - Sosialisasi Pelaksanaan Penanaman Modal kepada

Non Dunia Usaha - Fasilitasi Pengawasan Penanaman Modal 1.320.010.000 Cakupan layanan regulasi perijinan bidang Penanaman Modal 25% Penyelenggaraan Perizinan Terpadu Satu Pintu - Verifikasi Perizinan Perusahaan - Fasilitasi Tim Teknis Pelayanan Perizinan - Pengelolaan Sistem Pelayanan Perizinan Terpadu - Penyusunan Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) - Penyusunan Laporan Perijinan dan Non Perijinan

(22)

15 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016| BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN Fasilitasi Percepatan Realisasi Izin Usaha Tetap Penanaman Modal - Forum Penanaman Modal - Forum Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) - Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) 771.720.800 2 Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Terlaksananya Promosi Penanaman Modal 5% PMA dan

4,7% PMDN Penyelenggaraan Promosi Penanaman Modal - Pengadaan Bahan Promosi Investasi - Partisipasi Banten Expo - Partisipasi GPID/Agenda BKPM RI - Partisipasi Promosi Internasional di Asia - APKASI Internasional Trade And Investment - Partisipasi Promosi Sektor Infrastruktur (IIICE) - Investor Corner - Promosi Penanaman Modal di Media Massa - Promosi Investasi Sektor Perkebunan dan Agribisnis di Sumatera 5.229.196.000 Tercapainya

Kerjasama Investasi Rp 4,05 Triliun Kerjasama Investasi - Fasilitasi forum nasional/agenda nasional, MPU, Mukornis

- Workshop potensi dan daya saing produk

pengusaha besat dan kecil di Banten

(23)

16 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016| BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN - Fasilitasi kerjasama investasi pemerintah dan swasta - Fasilitasi dinas terkait di kabupaten/kota dalam rangka kerjasama investasi daerah (SERAGON) - Focus Group Discussion (Analisa potensi di Banten pemerintah dengan pelaku usaha)

(24)

17 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016 | BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan Program dan Kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja diwajibkan menyusun dan menyajikan laporan kinerja atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan Penggunaan Anggaran yang telah dialokasikan.

Tabel 3.1 : Capaian Kinerja Indikator Utama Tahun 2016

No Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Tahun 2016 Capaian (%) Realisasi Tahun 2015 Realisasi Tahun 2014 Realisasi Tahun 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 75,13 70,27 68,89 69,47 2 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) (%) 6,8-6,9 5,40 5,51 6,67 3 Persentase Penduduk Miskin (PPM) (%) 4,9-4,7 5,75 5,51 5,89 4 Persentase Pengangguran Terbuka (PPT) terhadap Angkatan Kerja (%) 8,74 9,55 9,07 9,90

3.1. Capaian Kinerja Organisasi

Pengukuran capaian kinerja organisasi tahun 2016 merupakan bagian dari penyelenggaraan akuntabilitas kinerja tahunan BKPMPT Provinsi Banten. Pengukuran dilakukan terhadap capaian kinerja strategis, capaian kinerja program (

outcome

) dan capaian kinerja kegiatan (

output

) dibandingkan target dalam rencana strategis dan target yang tercantum dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2016. BKPMPT Provinsi Banten telah merumuskan sasaran strategis dengan keberhasilan kinerja diukur berdasarkan

(25)

18 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016 | BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

pemanfaatan atau capaian

outcome

program yang diselenggarakan, sasaran program dengan keberhasilan kinerja diukur berdasarkan capaian indikator kinerja utama (IKU), dan sasaran kegiatan dengan keberhasilan kinerja diukur berdasarkan capaian indikator kinerja kegiatan (IKK). Capaian sasaran strategis diindikasikan dengan capaian indikator kinerja

outcome

. Capaian sasaran program diindikasikan dengan capaian IKU yaitu indikator yang secara signifikan mempengaruhi capaian sasaran program. Pengukuran capaian kinerja sasaran program meliputi identifikasi atas realisasi IKU dan membandingkan dengan targetnya. Analisis mendalam dilakukan terhadap perkembangan capaian IKU dan efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai kinerja IKU. Pengukuran capaian kinerja sasaran kegiatan meliputi identifikasi atas realisasi IKK dan membandingkan dengan targetnya. Hasil pengukuran kinerja sasaran strategis,

outcome

dan

output

tahun 2016 terhadap capaian kinerja BKPMPT Provinsi Banten, disajikan dalam berikut.

Tabel 3.2 : Program Peningkatan Iklim Investasi dan Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

No Strategis Sasaran Program Indikator Kinerja Target Realisasi 2016 Capaian (%) Realisasi 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Meningkatnya investasi yang mendorong penciptaan lapangan kerja Program Peningkatan Iklim Investasi Cakupan layanan regulasi perijinan bidang Penanaman Modal (%) 25 25 100 25 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Nilai Realisasi Investasi PMA (Rp) 9,85

Triliun Triliun 39,89 404,97 Triliun 35,1

Nilai Realisasi Investasi PMDN (Rp)

4,25

Triliun Triliun 12,4 292,24 Triliun 10,7

Anggaran Program Tahun 2016 : Rp 9.540.220.770,- Realisasi Program Tahun 2016 : Rp 8.786.659.700,-

(26)

19 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016 | BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN Penjelasaan capaian indikator kinerja:

 Cakupan layanan regulasi perijinan bidang Penanaman Modal Indikator Kinerja cakupan layanan regulasi perijinan bidang Penanaman Modal merupakan usaha Pemerintah Provinsi Banten untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif dalam rangka mempertahankan keberadaan investasi yang sudah ada serta menarik investasi baru di Provinsi Banten dengan regulasi perijinan yang mudah, murah, cepat, jelas, dan tidak memihak. Untuk mencapai tujuan tersebut maka BKPMPT Provinsi Banten pada Tahun 2016 telah melaksanakan beberapa hasil kinerja sebagai berikut:

1. Terfasilitasinya pengawasan pelaksanaan penanaman modal kepada 90 Perusahaan. Dengan terawasinya pelaksanaan penanaman modal kepada 90 perusahaan PMA dan PMDN, maka penyimpangan-penyimpangan terhadap ketentuan pelaksanaan dan penggunaan fasilitasi penanaman modal dapat dikurangi dan dicegah.

2. Terlaksananya sosialisasi pelaksanaan pembinaan penanaman modal kepada non-dunia usaha sebanyak 13 kali kegiatan. Pembinaan yang berupa

workshop

,

task force

, sosialisasi, serta

inhouse training

mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat non-dunia usaha mengenai peraturan perundang-undangan bidang penanaman modal secara umum sehingga hambatan-hambatan penanaman modal seperti penolakan-penolakan kepada penanam modal dapat dikurangi.

3. Terfasilitasinya pemantauan pelaksanaan penanaman modal kepada 40 orang peserta. Pemantauan kepada 40 orang peserta yang merupakan perwakilan dari perusahaan PMA dan PMDN bertujuan untuk memverifikasi dan mengevaluasi data realisasi penanaman modal yang tercantum dalam Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM), sehingga data realisasi penanaman modal di Provinsi Banten secara keseluruhan dapat terkompilasi secara akurat.

(27)

20 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016 | BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

4. Terverifikasinya perizinan perusahaan sebanyak 90 laporan. Izin-izin yang dikeluarkan oleh BKPMPT Provinsi Banten telah diverifikasi dan ditelaah secara matang, sehingga perusahaan yang memperoleh izin merupakan perusahaan yang layak secara peraturan perundang-undangan.

5. Terfasilitasinya Tim Teknis Pelayanan Perizinan yang berjumlah 43 orang sebanyak 13 kali kegiatan. Tim Teknis Pelayanan Perizinan yang berasal dari dinas teknis terkait Provinsi Banten dapat melakukan tugasnya sebagai verifikator lapangan secara profesional, sehingga hasil verifikasi yang telah dilaksanakan memiliki hasil yang akurat dalam pertimbangan penerbitan izin.

6. Terkelolanya Sistem Pelayanan Perizinan Terpadu sebanyak 1 sistem aplikasi. Pengelolaan Sistem Pelayanan Perizinan Terpadu ini sebagai komitmen BKPMPT Provinsi Banten dalam menghadirkan pelayanan prima yang murah, mudah, dan cepat. Sistem tersebut mampu meningkatkan akurasi layanan perizinan, meningkatkan efisiensi tenaga dan waktu, mengurangi intensitas kontak langsung antara pemohon dan petugas, sehingga mencapai target pelayanan yang cepat, tepat, transparan dan akuntabel.

7. Tersusunnya Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebanyak 2 dokumen. Data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan perizinan dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya. Dengan tersusunnya IKM ini, BKPMPT Provinsi Banten, khususnya Bidang Pelayanan Terpadu Penanaman Modal dapat mengetahui tingkat kinerja unit pelayanan secara berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan perizinan selanjutnya.

8. Tersusunnya Laporan Perizinan dan Non-Perizinan sebanyak 5 dokumen. Seluruh izin yang telah diterbitkan oleh BKPMPT Provinsi Banten dirangkum dan dikompilasi, kemudian disusun dalam bentuk dokumen laporan. Dengan tersusunnya Laporan Perizinan dan Non-Perizinan ini, dapat memudahkan dalam kontrol pengarsipan dan pencarian arsip surat yang sewaktu-waktu dibutuhkan.

(28)

21 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016 | BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

9. Terlaksananya Forum Penanaman Modal sebanyak 1 kali kegiatan dengan jumlah peserta 120 orang. Forum Penanaman Modal diselenggarakan dengan mengundang berbagai pihak, diantaranya pelaku usaha, akademisi, birokrasi, dan tokoh masyarakat. Forum tersebut merupakan upaya BKPMPT Provinsi Banten dalam menyampaikan informasi kebijakan Pemerintah Provinsi Banten yang berkaitan dengan Penanaman Modal agar terjalinnya koordinasi dan penyamaan pemahaman antara pihak-pihak yang berperan dalam pemberian perizinan terhadap peraturan yang ada, memperoleh informasi permasalahan penanaman modal, serta usulan dan saran sebagai bahan masukan penyelesaian permasalahan untuk peningkatan penyelenggaraan penanaman modal.

10. Terlaksananya Forum Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) sebanyak 2 kali kegiatan dengan masing-masing peserta berjumlah 40 orang. Forum PTSP dilaksanakan sebagai sarana pengkinian kebijakan pemerintah pusat di daerah, wahana silaturahmi antarpegawai PTSP se-Provinsi Banten dan berbagi pengalaman dalam peningkatan kualitas serta inovasi pelayanan perizinan.

11. Terfasilitasinya Peningkatan kapasitas Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) sebanyak 4 kali. Penyelenggaraan pelayanan terpadu BKPMPT Provinsi Banten tidak hanya terkait perizinan, namun juga berkomitmen dalam pelayanan non-perizinan. Terfasilitasinya pelayanan non-perizinan memudahkan masyarakat dunia dalam mendapatkan informasi mengenai pelayanan perizinan, fasilitas fiskal, serta informasi mengenai penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

 Nilai Realisasi Investasi PMA dan PMDN

Indikator Kinerja nilai realisasi investasi PMA dan PMDN merupakan ukuran keberhasilan atas kebijakan penanaman modal yang diterapkan Pemerintah Provinsi Banten dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif dan mempertahankan keberadaan investasi yang sudah ada serta menarik investasi baru, baik dengan membentuk forum investasi melalui

(29)

22 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016 | BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

peningkatkan promosi daerah, maupun usaha kerjasama investasi dengan calon investor dalam dan luar negeri. Untuk mencapai tujuan tersebut maka BKPMPT Provinsi Banten pada Tahun 2016 telah melaksanakan beberapa hasil kinerja sebagai berikut:

1. Tersedianya bahan promosi investasi sebanyak 5 paket. Melalui alat dan bahan promosi, baik berupa leaflet maupun brosur, mampu memberikan imej daerah serta memperkenalkan potensi investasi di Provinsi Banten di berbagai kalangan dunia usaha, sehingga menarik investor baru ke Provinsi Banten.

2. Terinformasikannya promosi investasi di Provinsi Banten melalui acara Banten Expo di Serang sebanyak 1 kali pameran. Melalui pameran yang diselenggarakan di Kota Serang Banten, masyarakat lokal maupun pendatang dapat mengenal potesi yang dimiliki oleh Provinsi Banten, selain itu pameran tersebut dapat memberikan gambaran umum daerah.

3. Terinformasikannya promosi investasi di Provinsi Banten melalui acara GPID/agenda BKPM RI di sebanyak 2 kali pameran di Eropa dan Amerika. Pameran yang diselenggarakan dengan difasilitasi oleh BKPM RI ini memperkenalkan Provinsi Banten ke dunia internasional. 4. Terinformasikannya promosi investasi di Provinsi Banten melalui

acara Partisipasi Promosi Internasional di Tiongkok sebanyak 1 kali pameran. Pameran yang diselenggarakan di Tiongkok ini memperkenalkan gambaran umum daerah Provinsi Banten dan potensi dan peluang investasi ke dunia internasional.

5. Terinformasikannya promosi investasi di Provinsi Banten melalui acara APKASI

International Trade and Investment

di Batam sebanyak 1 kali pameran. Pameran yang diselenggarakan di Batam ini memperkenalkan gambaran umum daerah Provinsi Banten dan potensi dan peluang investasi.

6. Terinformasikannya promosi investasi di Provinsi Banten melalui acara Promosi Sektor Infrasturktur (IIICE) di Jakarta sebanyak 1 kali pameran. BKPMPT Provinsi Banten berpartisipasi pada penyelenggaraan pameran sektor infrastruktur di Jakarta dengan memperkenalkan kondisi dan peluang investasi kepada calon investor dalam dan luar negeri di bidang infrastruktur.

(30)

23 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016 | BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

7. Terlaksananya

Investor Corner

sebanyak 1 kali kegiatan.

Investor

Corner

diselenggarakan dengan mengundang berbagai pihak, diantaranya pelaku usaha, akademisi, birokrasi, praktisi dan tokoh masyarakat. Acara tersebut merupakan upaya BKPMPT Provinsi Banten dalam menyampaikan informasi mengenai kondisi terkini terkait peluang usaha penanaman modal sehingga dapat menarik minat calon investor dalam maupun luar negeri.

8. Terinformasikannya promosi investasi di Provinsi Banten melalui media massa di 12 media lokal dan 5 media nasional. Melalui media massa, baik local maupun nasional, mampu memberikan imej daerah serta memperkenalkan potensi investasi di Provinsi Banten di berbagai kalangan dunia usaha, sehingga menarik investor baru ke Provinsi Banten.

9. Terinformasikannya promosi investasi di Provinsi Banten pada sektor perkebunan dan agrobisnis di Sumatera sebanyak 1 kali pameran. BKPMPT Provinsi Banten berpartisipasi pada penyelenggaraan pameran sektor perkebunan dan agrobisnis di Sumatera dengan memperkenalkan kondisi dan peluang investasi kepada calon investor dalam dan luar negeri di bidang perkebunan dan agrobisnis.

3.2. Realisasi Anggaran

Anggaran BKPMPT Provinsi Banten tahun 2016 sebesar Rp 25.114.249.895,- dengan realisasi sebesar Rp 23.031.584.092,- atau 91,71%. Rincian perprogram dan perjenis belanja dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.3 : Realisasi Anggaran Per Program Per Sasaran Strategis

No Sasaran Strategis dan Program/Kegiatan Anggaran Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Sisa Anggaran (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Meningkatnya investasi yang

mendorong penciptaan

lapangan kerja

a. Peningkatan Iklim

Investasi 3.004.849.300 2.593.276.499 86,30 411.572.801

b. Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

6.535.371.470 6.193.383.201 94,77 341.988.269

(31)

24 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016 | BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa selama periode 2015 alokasi anggaran seluruh program telah terserap dengan baik, yakni di atas 90% dengan realisasi fisik yang mencapai 100% untuk seluruh program. Hal ini mengindikasikan bahwa sumber daya keuangan telah digunakan secara efektif dan efisien bagi pencapaian tujuan strategis dan sasaran strategis, sesuai yang telah ditargetkan dalam Renstra tahun 2012-2017 dan ditetapkan setiap tahunnya dengan Rencana Kerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja.

(32)

25 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016| BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BKPMPT Provinsi Banten Tahun 2016 ini merupakan laporan yang diharapkan menjadi sarana untuk mengkomunikasikan dan menjawab tentang pencapaian target kinerja dan proses pencapaiannya yang berkaitan dengan amanat yang diterima. Amanat yang dimaksud adalah janji BKPMPT Provinsi Banten yang tertuang dalam Perkin Kepala BKPMPT Provinsi Banten. Untuk itu diharapkan agar laporan ini dapat menjadi bahan masukan dan mendorong BKPMPT Provinsi Banten, agar berusaha sungguh-sungguh sehingga dapat mewujudkan lembaga yang dikenal berkualitas baik dalam meningkatkan kompetensi sumber daya manusia /aparatur, pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi yang merupakan wujud pertanggungjawaban dalam pencapaian misi dan tujuan instansi serta dalam rangka perwujudan

good governance

.

Capaian indikator kinerja sasaran strategis BKPMPT Provinsi Banten tahun anggaran 2016 relatif baik dan berhasil. Indikasi keberhasilan tersebut terbukti dari besarnya tingkat capaian kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan, dengan rincian telah melebihi target, mencapai target 100. Capaian–capaian indikator kinerja tersebut berkontribusi secara langsung terhadap pencapaian sasaran strategis dan sekaligus mendukung terwujudnya misi yang tercantum dalam Renstra BKPMPT Provinsi Banten Tahun 2012 –2017. Walaupun demikian, BKPMPT Provinsi Banten tidak akan berpuas diri dengan keberhasilan tersebut. Karena di masa yang akan datang, masih banyak tantangan yang akan dihadapi. Secara umum keseluruhan capaian kinerja tersebut di atas telah memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi BKPMPT Provinsi Banten untuk selalu meningkatkan kinerja yang lebih baik di masa-masa mendatang.

4.2. Saran

1. LAKIP BKPMPT Provinsi Banten tahun 2016 perlu dijadikan sebagai salah-satu sumber pertimbangan pembuatan kebijakan dan program di tahun

(33)

26 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016| BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

2017 dan tahun-tahun sesudahnya agar meningkatkan kualitas dan manfaat kegiatan-kegiatan pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat. 2. Keberhasilan capaian kinerja sasaran yang dicerminkan dari capaian

indikator kinerja utama ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain sumber daya manusia, anggaran dan sarana prasarana.

3. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik sesuai dengan amanat Inpres Nomor 7 Tahun 1999 maka Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Provinsi Banten telah membuat laporan tentang kinerja yang telah dicapai selama setahun.

4. Berdasarkan pada Pengukuran Kinerja Kegiatan dan pengukuran pencapaian sasaran, rata-rata capaian kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Provinsi Banten memperoleh nilai 100 %.

5. Langkah – langkah yang perlu diambil untuk mengatasi permasalahan – permasalahan yang dihadapi dan peningkatan kualitas penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut:

a. Perlu dilakukan upaya-upaya untuk peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta kemampuan teknis dalam menyusun dokumen-dokumen kinerja untuk mempercepat terwujudnya pemerintahan yang akuntabel.

b. Perlu adanya kebijakan yang mewadahi penerapan SAKIP di instansi pemerintah agar tercipta kejelasan arah dalam penerapan SAKIP yang baik dan benar di jajaran instansi pemerintah, serta meningkatkan kualitas pelaksanaan monitoring dan evaluasi capaian Perkin.

c. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2016 ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan, penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang, penyempurnaan pelaksanaan program dan

(34)

27 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Tahun 2016| BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BANTEN

kegiatan yang akan datang, serta penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan.

Gambar

Tabel 3.1  :  Capaian Kinerja Indikator Utama Tahun 2016
Tabel 3.2  :  Program  Peningkatan  Iklim  Investasi  dan  Program  Peningkatan  Promosi dan Kerjasama Investasi
Tabel 3.3  :   Realisasi Anggaran Per Program Per Sasaran Strategis

Referensi

Dokumen terkait

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2000 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 46 Tahun 1999 tentang Pembentukan Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru,

1). Pengembangan Mutu Pelaksanaan KBK untuk Mencapai Kompetensi Lulusan sesuai Standar Nasional, yang diarahkan untuk memperbaiki mutu input mahasiswa, perbaikan dan

Untuk memberikan berkat seorang ayah atau berkat penghiburan dan nasihat lainnya, seseorang yang memegang Imamat Melkisedek, baik sendirian maupun bersama satu orang atau lebih

Oleh karena itu, dari sudut pandang ini maka langkah pemulihan bagi mereka yang mengalami gender identity challenge dan LGBTQ maupun heteroseksual yang menyimpang adalah

Konseling Gestalt adalah salah satu teori yang dapat dipakai untuk menangani masalah yang terjadi pada anak berkebutuhuan khusus, teori ini menekanakan bahwa anak

Pada entropion terjadi beberapa perubahan seperti berpindahnya posisi orbikularis preseptal ke tepi bawah tarsus, kelemahan retraktor palpebra inferior, berkurangnya

Jadi, etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan lingkungannya, serta relasi di antara semua kehidupan alam semesta, yaitu antara

Kepala Satker harus melaporkan pembukaan Rekening Hibah Langsung, sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c, kepada Kepala Biro Keuangan dan Barang Milik Negara serta DJPBN