• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Segar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Segar"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Susu Segar

Menurut Saleh (2011), Susu segar merupakan cairan yang berasal dari kambing atau sapi yang sehat dan bersih. Susu diperoleh dengan cara pemerahan yang benar dan kandungan alaminya tidak dikurangi, atau ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun. Selain itu, susu segar yang baik adalah belum mengalami perubahan warna, rasa, kekentalan, bau, berat jenis, kekentalan, titik beku, titik didih dan tingkat keasamannya.

Warna susu bergantung pada beberapa faktor, seperti jenis ternak dan pakannya. Warna susu normal biasanya berkisar dari putih kebiruan hingga kuning keemasan. Warna putihnya merupakan hasil dispersi cahaya dari butiran-butiran lemak, protein dan mineral yang ada di dalam susu. Lemak dan beta karoten yang larut menciptakan warna kuning, sedangkan apabila kandungan lemak dalam susu diambil, warna biru akan muncul.

Susu terasa sedikit manis dan asin (gurih) disebabkan adanya kandungan gula laktosa dan garam mineral di dalam susu. Rasa susu sendiri mudah sekali berubah bila terkena benda-benda tertentu, misalnya makanan ternak penghasil susu, kerja enzim dalam tubuh ternak, bahkan wadah tempat menampung susu yang dihasilkan nantinya. Bau susu umumnya sedap, namun juga sangat mudah berubah bila terkena faktor di atas.

Berat jenis air susu adalah 1,028 kg/l. Penetapan berat jenis susu harus dilakukan tiga (3) jam setelah susu diperah, sebab berat jenis ini dapat berubah, dipengaruhi oleh perubahan kondisi lemak susu ataupun gas di dalam susu. Viskositas susu berkisar antara 1,5-2 cP, yang dipengaruhi oleh bahan padat susu, lemak dan suhu susu.

Titik beku susu di Indonesia adalah -0,520 °C, sedangkan titik didihnya adalah 100,16 °C. Titik didih dan titik beku ini akan mengalami perubahan

(2)

apabila dilakukan pemalsuan susu dengan penambahan air yang terlalu banyak karena titik didih dan titik beku air berbeda.

Susu segar mempunyai sifat amfoter, artinya dapat berada di antara sifat asam dan sifat basa. Secara alami pH susu segar berkisar 6,5–6,7. Bila pH susu lebih rendah dari 6,5, berarti terdapat kolostrum ataupun aktivitas bakteri (Saleh, 2011). Jenis-jenis olahan susu adalah: susu homogenisasi, susu pasteurisasi, susu Ultra High Temperature (UHT), Yogurt, susu kental manis, susu bubuk.

2.1.1 Susu Homogenisasi

Susu homogen adalah susu yang telah mengalami homogenisasi. Proses homogenisasi bertujuan untuk menyeragamkan besarnya globula-globula lemak susu. Apabila setelah proses homogenisasi dilakukan penyimpanan pada suhu 10-15 oC selama 48 jam, maka tidak terjadi pemisahan krim pada susu. Di dalam susu yang belum dihomogenisasi, globula-globula lemak ini besarnya tidak seragam, yaitu 2-10 mikrometer. Proses homogenisasi terjadi karena adanya tekanan yang tinggi dari pompa pada alat homogenizer. Susu yang dihomogenisasi selanjutnya ditampung dalam tangki pemanas (pasteurizer) untuk melewati plate heat exchanger. Suhu keluaran dari alat ini dapat mencapai suhu 80-85 oC dan menuju tangki pasteurisasi. Alat untuk menyeragamkan globula-globula lemak tersebut disebut homogenizer (Herdita, 2010).

2.1.2 Susu Pasteurisasi

Pasteurisasi adalah perlakuan panas yang diberikan pada bahan baku dengan suhu di bawah titik didih, yaitu pemanasan di bawah 1000C. Standar pasteurisasi menggunakan suhu 62- 660C selama 30 menit, atau pada suhu 710C selama 15 detik. Kemudian segera didinginkan sampai 10oC dan diperlakukan secara aseptis lalu disimpan pada suhu maksimum 4,40C. ada beberapa macam cara pasteurisasi, yaitu holder method atau Low Long Temperature (LTLT) dan High Temperature Short Time

(3)

(HTST). Pada metode HTST susu dipanaskan selama 16-15 detik menggunakan alat pemanas berbentuk lempengan (plate type heat exchanger) pada suhu 71,7-750C . sedangkan pasteurisasi dengan metode LTLT, susu dipanaskan pada suhu 650C selama 30 menit (Asmita, 2009). 2.1.3 Susu UHT

Susu UHT merupakan susu yang sangat higienis, karena bebas dari seluruh mikroba (patogen/penyebab penyakit dan pembusuk), serta spora, sehingga potensi kerusakan mikrobiologis sangat minimal, bahkan hampir tidak ada. Kontak panas yang sangat singkat pada proses UHT, yaitu tidak kurang dari 135 0C selama 2 detik menyebabkan mutu sensori (warna, aroma dan rasa khas susu segar) dan mutu zat gizi, relatif tidak berubah. Susu UHT dikemas dengan enam (6) lapis kertas, plastik polyethylene, dan alumunium foil yang mampu melindungi susu dari udara luar, cahaya, kelembaban, aroma luar dan bakteri. Susu UHT dalam kemasan aseptik ini tahan disimpan dalam suhu kamar sampai 10 bulan, tanpa bahan pengawet. Dengan kemasan tersebut, susu terhindar dari bakteri perusak minuman dan tetap segar, serta aman untuk dikonsumsi (Hariyadi, 2011).

2.1.4 Susu Kental

Susu kental adalah susu segar yang sebagian kandungan airnya diuapkan. Rataan KA susu kental 40 %. Dengan KA yang rendah, daya simpan susu yang lebih lama. Apabila akan diminum, susu kental harus di encerkan lagi dengan air panas atau air hangat. Susu kental ada dua (2) macam, yaitu susu kental tidak manis dan susu kental manis. Perbedaan pada keduanya adalah pada proses penambahan gula yang dilakukan pada pembuatan susu kental manis. Pembuatan susu kental melalui tiga (3) langkah yaitu penyaringan, standarisasi dan pemanasan untuk mengurangi kadar air susu sampai batas tertentu. Kandungan susu kental lebih rendah dari susu segar (Asmita, 2009).

(4)

2.1.5 Susu bubuk

Susu bubuk adalah susu segar yang diuapkan semua kandungan airnya. Jenis dari susu bubuk adalah susu penuh (whole milk), susu bubuk skim dan susu bubuk krim. Pembuatan susu ini melalui tahap-tahap berapa perlakuan pendahuluan, pemanasan pendahuluan, pengeringan dan pengepakan (Asmita, 2009).

2.1.6 Susu Yoghurt

Kata diambil dari bahasa Turki yoğurt berasal dari kata sifat „yoğun‟, yang berarti “padat” dan “tebal”, atau dari kata kerja yoğurmak, yang berarti “memijat” dan kemungkinan berarti “membuat padat” aslinya sebagaimana yoghurt dibuat. Yoghurt dibuat dengan memasukkan bakteri spesifik ke dalam susu di bawah suhu yang dikontrol dan kondisi lingkungan, terutama dalam produksi industri. Bakteri merombak gula susu alami dan melepaskan asam laktat sebagai produk sisa. Keasaman meningkat menyebabkan protein susu untuk membuatnya padat. Keasaman meningkat (pH =4-5) juga menghindari proliferasi bakteri patogen yang potensial. Di Amerika Serikat, dinamai yoghurt, produk harus berisi bakteri Streptococcus salivarius subsp. thermophilus dan Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus.

Pada kebanyakan negara, produk mungkin disebut yoghurt hanya jika bakteri hidup ada di produk akhir. Produk yang telah dipasteurisasi, yang tidak punya bakteri hidup, disebut susu fermentasi (minuman). Yoghurt yang telah dipasteurisasi memiliki rentang hidup panjang dan tidak membutuhkan kulkas. Yoghurt kaya akan protein, beberapa vitamin B dan mineral yang penting. Yoghurt memiliki lemak sebanyak susu darimana asalnya dibuat. Hal lainnya struktur laktosa yoghurt dirusak, maka yoghurt bisa dikonsumsi orang yang alergi terhadap susu (Widodo, 2002).

(5)

2.2 Standar Susu Segar

Di dalam Standar Nasional Indonesia (SNI ) Susu Segar nomor 01-3141- 1998 dijelaskan bahwa Susu Segar adalah susu murni yang tidak mendapat perlakuan apa pun kecuali proses pendinginan dan tanpa mempengaruhi kemurniannya. Agar aman dikonsumsi dan digunakan untuk proses pengolahan selanjutnya, susu segar harus memenuhi syarat-syarat tertentu (BSN, 1998). Tabel 2. Syarat mutu susu segar berdasarkan SNI 01-3141-1998.

No Parameter Syarat

1

Standar Susu

Berat Jenis (BJ) pada suhu 27 Oc Minimal 1,0280

Kadar Kering Minimal 3,0 %

Bahan Kering Tanpa Lemak (BKTL) atau Solid non Fat (SNF)

Minimal 8,0 %

Kadar Protein Minimal 2,7 %

Cemaran logam berbahaya :

a. Timbal (Pb) Maksimum 0,3 ppm

b. Seng (Zn) Maksimum 0,5 ppm

c. Merkuri (Hg) Maksimum 0,5 ppm

d. Arsen (As) Maksimum 0,5 ppm

Organoleptik : warna, bau, rasa dan kekentalan

Tidak ada perubahan

Kotoran dan benda asing Negatif

Cemaran mikroba :

a. Total Kuman Maksimum 1.000.000

CFU/ml

b. Salmonella Negatif

c. Eschericia coli (pathogen) Negatif

d. Coliform 20 CFU/ml

e. Streptococcus group B Negatif

f. Streptococcus aureus 100 CFU/ml

Jumlah sel radang Maksimum 40.000/ml

Uji katalase Maksimum 3 cc

Uji reduktase 2 – 5 jam

Residu antibiotik, pestisida dan insektisida

sesuai dengan

peraturan yang berlaku

Uji Alkohol (70 %) Negatif

Derajat Asam 6 – 7 Osh

Uji pem Alsuan

Negatif

Titik Beku 0,520 s/d 0,560 0C

(6)

2.3 Pengertian Perencanaan Produksi

Menurut Handoko (2002), manajemen produksi dan operasi merupakan usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya (faktor produksi) seperti tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya. Dalam proses transformasi, bahan mentah dan tenaga kerja diubah menjadi berbagai produk atau jasa.

Suatu sistem produksi merupakan proses pengubahan masukan-masukan sumber daya menjadi barang-barang dan jasa-jasa yang lebih berguna. Masukan-masukan ke dalam sistem ini adalah bahan mentah, tenaga kerja, modal, energi dan informasi. Masukan-masukan ini diubah menjadi barang-barang dan/atau jasa-jasa oleh teknologi proses yang merupakan metode, atau cara tertentu yang digunakan untuk proses transformasi.

Menurut Assauri (1999), proses produksi dapat diartikan sebagai cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana). Komponen atau unsur struktural yang membentuk sistem produksi terdiri dari bahan (material), mesin dan peralatan, tenaga kerja, modal, energi, informasi dan tanah. Sedangkan komponen, atau unsur fungsional seperti supervisi, perencanaan, pengendalian, koordinasi dan kepemimpinan yang berkaitan dengan manajemen dan organisasi.

2.4 Optimasasi

Menurut Nasendi dan Anwar dalam Asmita (2009), optimasi adalah serangkaian proses mendapatkan gugus kondisi yang diperlukan untuk mendapatkan hasil terbaik dalam situasi tersebut. Dengan pendekatan normatif dapat diketahui bahwa optimasi mengidentifikasikan penyelesaian terbaik suatu masalah yang diarahkan pada maksimisasi, atau minimisasi melalui fungsi tujuan. Optimasi adalah suatu pendekatan normatif untuk mengidentifikasikan suatu penyelesaian terbaik dalam pengambilan keputusan suatu permasalahan.

(7)

Dalam optimasi ini, perusahaan akan mendapatkan hasil terbaik sesuai dengan batasan yang diberikan.

Optimasi merupakan pencapaian suatu keadaan yang terbaik, yaitu pencapaian suatu solusi masalah yang diarahkan pada batas maksimum dan minimum (Soekartawi, 1992). Persoalan optimasi meliputi optimasi tanpa kendala dan optimasi dengan kendala. Dalam optimasi tanpa kendala, faktor-faktor yang menjadi kendala terhadap suatu fungsi tujuan diabaikan, sehingga dalam menentukan nilai maksimum atau minimum tidak terdapat batasan untuk berbagai pilihan peubah yang tersedia. Pada optimasi dengan kendala, faktor-faktor yang menjadi kendala pada fungsi tujuan diperhatikan dan ikut menentukan titik maksimum dan minimum fungsi tujuan (Faris, 2009).

Optimasi dengan kendala pada dasarnya merupakan persoalan dalam menentukan nilai peubah-peubah suatu fungsi menjadi maksimum atau minimum, dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan yang ada. Keterbatasan tersebut meliputi semua faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi seperti lahan, tenaga kerja dan modal (Supranto, 1988).

2.5 Program Linear

Menurut Mulyono (1991), Program linear (Linear Programming/LP) merupakan salah satu teknik Operations Research (OR) yang digunakan paling luas dan diketahui dengan baik. Ia merupakan metode matematika dalam mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai tujuan tunggal, seperti memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya. LP banyak diterapkan dalam membantu penyelesaian masalah ekonomi, industri, militer, sosial, dan lain-lain. LP berkaitan dengan penjelasan suatu dunia nyata sebagai suatu model matematika yang terdiri atas sebuah fungsi tujuan linear dan sistem kendala linear.

Menurut Heizer dan Render (2005), LP adalah suatu teknik matematik yang didesain untuk membantu para manajer operasi dalam merencanakan dan

(8)

membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang ada. Operasional awalnya memerlukan persyaratan berikut :

a. Persoalan LP bertujuan untuk memaksimalkan, atau meminimalkan kuantitas (umumnya berupa laba atau biaya). Sifat umum ini disebut sebagai fungsi tujuan (objective function) dari suatu persoalan LP. Tujuan utama suatu perusahaan pada umumnya adalah memaksimalkan keuntungan pada jangka panjang. Dalam kasus sistem distribusi suatu perusahaan angkutan atau penerbangan, tujuan pada umumnya meminimalkan biaya.

b. Adanya batasan (constraints) atau kendala, yang membatasi tingkat sampai dimana sasaran dapat dicapai.

c. Harus ada beberapa alternatif tindakan yang dapat diambil.

d. Tujuan dan batasan dalam permasalahan pemprograman linear harus dinyatakan dalam hubungan dengan ketidaksamaaan, atau persamaan linear.

Pemprograman linear adalah sebuah alat deterministik, yang berarti bahwa semua parameter model diasumsikan ketahui dengan pasti (Taha, 1996). Untuk mengembangkan model matematik dapat dimulai dengan menjawab ketiga (3) pertanyaan berikut :

a. Apakah peubah dari masalah yang ada ?

b. Apa batasan yang harus dikenakan atas peubah untuk memenuhi batasan sistem yang dimodel tersebut ?

c. Apa tujuan (sasaran)yang harus dicapai untuk menentukan pemecahan optimum (terbaik) dari semua nilai yang layak dari peubah tersebut ? 2.5.1 Bentuk Umum Model LP

Pada setiap masalah penerapan LP, ditentukan pengubah keputusan, fungsi tujuan dan sistem kendala, yang bersama-sama membentuk suatu model matematika dari dunia nyata. Bentuk umum model LP adalah :

(9)

Dengan syarat : aij xj (≤ , =, ≥) untuk semua i (i = 1,2,…m) semua xj ≥ 0 Keterangan :

Xj : banyaknya kegiatan j, dimana j = 1,2,…n. berarti disini terdapat n peubah keputusan

z : nilai fungsi tujuan

cj : sumbangan per unit kegiatan j, untuk masalah maksimisasi cj menunjukan keuntungan atau penerimaan per unit, sementara untuk kasus minimisasi menunjukan biaya perunit

bj : jumlah sumber daya i (i = 1,2,…….,m)

aij : banyaknya sumber daya i yang dikonsumsi sumber daya j

Model LP mengandung asumsi-asumsi implisit tertentu yang harus dipenuhi agar definisinya sebagai suatu masalah LP menjadi absah, yaitu: 1. Linearity dan additivity

Syarat utama dari LP adalah bahwa fungsi tujuan dan semua kendala harus linear. Dengan kata lain, jika kendala melibatkan dua (2) peubah keputusan maka, dalam diagram dimensi dua (2) LP akan berupa suatu garis lurus. Begitu juga, suatu kendala yang melibatkan tiga (3) peubah akan menghasilkan suatu bidang datar dan kendala yang melibatkan n peubah akan menghasilkan hyperplane (bentuk geometrik rata) dalam ruangan berdimensi n.

LP mensyaratkan bahwa jumlah peubah kriteria dan jumlah penggunaan sumber daya bersifat aditif, yaitu tak adanya penyesuaian pada perhitungan peubah kriteria, karena terjadi interaksi.

2. Divisibility

Asumsi ini berarti bahwa nilai solusi yang diperoleh Xj tidak harus berupa bilangan bulat. Ini berarti nilai Xj dapat terjadi pada nilai pecah manapun, karena peubah keputusan merupakan peubah kebalikan dari peubah diskrit atau bilangan bulat.

(10)

3. Deterministic

Dalam LP, semua parameter model (cj, aij, dan bi) diasumsikan diketahui konstan. LP secara tak langsung mengasumsikan suatu masalah keputusan dalam suatu kerangka statis, dimana semua parameter diketahui dengan kepastian. Dalam kenyataannya, parameter model jarang bersifat deterministik, karena mencerminkan kondisi masa depan maupun sekarang dan keadaan masa depan jarang diketahui dengan pasti.

Ada beberapa cara untuk mengatasi ketidakpastian parameter dalam model LP. Dalam hal ini, analisis sensitivitas adalah suatu teknik yang dikembang untuk menguji nilai solusi, bagaimana kepekaannya terhadap perubahan-perubahan parameter. Ada beberapa macam cara dalam memecahkan permasalahan LP. Salah satunya menggunakan metode analisis grafis. Pendekatan solusi secara grafik (graphical solution approach) dapat digunakan jika terdapat dua (2) buah peubah keputusan, tetapi ketika terdapat lebih dari dua (2) peubah, maka tidak mungkin menggunakan metode analisis grafis digunakan. Untuk memecahkan masalah LP dengan tiga (3) atau lebih peubah lebih efektif menggunakan metode simpleks yang umum dikenal sebagai algoritma simpleks.

2.5.2 Teori Dualitas

Masalah dual adalah sebuah masalah LP yang diturunkan secara matematik dari suatu model LP primal. Dalam kebanyakan pembahasan LP, masalah dual didefinisikan untuk berbagai bentuk masalah primal. Hal ini bergantung pada jenis batasan, tanda dari peubah, dan arti dari optimisasi (Taha, 1999). Untuk melihat pengembangan masalah dual dapat dilihat pada Tabel 3.

(11)

Tabel 3. Skema primal dan dual

Tabel 4. Jenis maksimisasi dan minimisasi dari bentuk standar Tujuan

Primal Standar

Dual

Tujuan Batasan Peubah

Maksimisasi Minimisasi ≥ Tidak dibatasi Minimisasi Maksimisasi ≤ Tidak dibatasi

1. Untuk setiap batasan primal terdapat sebuah peubah dual. 2. Untuk setiap peubah primal terdapat sebuah batasan dual.

3. Koefisien batasan dari sebuah peubah primal membentuk koefisien sisi kiri dari batasan dual yang bersesuaian dan koefisien tujuan dari peubah yang sama menjadi sisi kanan dari batasan dual.

Batasan dual ke-j X1 X2 ……..Xj...Xn a11 a12……..a1j...a1m a21 a22……..a2j………....a2m am1 am2……..amj………...amn C1 C2...Cj………....Cn b1 b2 bm y1 y2 ym Peubah dual Tujuan dual Sisi kanan dari

batasan dual Koefisien sisi kiri dari batasan dual

(12)

Peraturan-peraturan ini menunjukan bahwa masalah dual akan memiliki m peubah (y1,y2,….ym) dan n batasan (bersesuaian dengan X1,X2,…….,Xn.

2.5.3 Analisis Pasca Optimal Atau Analisis Sensitivitas

Seorang analisis jarang dapat menentukan parameter model LP seperti (cj,bi,aij) dengan pasti, karena nilai parameter ini adalah fungsi dari beberapa uncontrolable variabel. Misalnya, permintaan masa depan, biaya bahan mentah dan harga energi sebagai sumber daya tak dapat diperkirakan dengan tepat sebelum masalah diselesaikan. Sementara itu solusi optimum model LP didasarkan pada parameter ini. Akibatnya analisis perlu mengamati pengaruh perubahan parameter terhadap solusi optimum. Analisis perubahan parameter dan pengaruhnya terhadap solusi LP dinamakan post optimality analysis. Post optimality menunjukan bahwa analisis ini terjadi setelah diperoleh solusi optimum (Mulyono, 1991).

Melalui analisis sensitivitas dapat dievaluasi pengaruh perubahan-perubahan parameter dengan sedikit tambahan perhitungan berdasarkan tabel simpleks optimum. Namum, jika perubahan-perubahan terlalu banyak, meka perhitungan post optimum dapat menjadi meletihkan, sehingga lebih efisien, jika menyelesaikan kembali masalah LP dengan metode simpleks.

Dalam analisis sensitivitas, perubahan-perubahan parameter dikelompokan menjadi :

1. Perubahan koefisien fungsi tujuan (cj) 2. Perubahan konstan sisi kanan (bi)

3. Perubahan kendala atau koefisien matriks A 4. Penambahan peubah baru

(13)

2.6 Lindo

Linear Integrated Discret Optimizer (Lindo) adalah program komputer yang digunakan untuk aplikasi LP, yaitu suatu pemodelan matematik yang digunakan untuk mengoptimalkan suatu tujuan dengan berbagai kendala yang ada. LP merupakan bagian dari management science atau penelitian operasional. Program Lindo ini diciptakan oleh profesor Linus Scrage dari Scrage dari Graduate School of business, Chicago.

Dari sudut pandang teori sistem, program ini menghendaki masukan model matematik LP dengan format standar. Masukan tersebut akan diolah dengan proses tertentu, agar menghasilkan keluaran. Hasil olahan program sebagai keluaran sistem, dapat ditampilkan dalam dua (2) format, yaitu format Lindo dan format simpleks. Format simpleks di lain pihak, merupakan hasil olahan program yang masih mentah dan masih merupakan keluaran langsung dari program yang perlu dikembangkan lagi agar lebih bermanfaat dalam proses pembuatan keputusan manajerial. Selama peubah-peubah dalam program sasaran linear juga mengikuti sifat linear, maka Lindo dapat digunakan (Siswanto, 2007)

2.7 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Wardhani (2010) melakukan penelitian di Pengalengan Kabupaten Bandung Jawa Barat dengan tema optimasi produksi susu pasteurisasi. Fungsi tujuan dan kendala yang didapat ditabulasi dari data keuntungan koperasi, nilai koefisien dan kesediaan sumber daya, yang selanjutnya persamaan dari tabulasi tersebut menghasilkan persamaan dan pertidaksamaan yang diolah dengan alat bantu program konmputer LINDO. Dalam realisasinya terlebih dahulu dibentuk model LP yang terdiri dari fungsi tujuan yang diperoleh dari hasil perhitungan perkembanngan keuntungan penjulan susu pasteurisasi dan pembentukan kendala dengan memilih sumber daya yang menjadi kendala dalam produksi susu pasteurisasi adalah bahan baku, tenaga kerja langsung, mesin packaging,

(14)

serta bahan baku tambahan berupa kemasan prepack, Kemasan Cup strawberry, kemasan cup coklat, job order prepack, job order cup strawberry,dan job order cup coklat. Hasil yang di dapat dalam penelitian ini adalah adanya sistem produksi berdasarkan pesanan membawa kerugian bagi KPS (Koperasi Peternak Susu) pengalengan baik dalam pemanfaatan sumber daya maupun keuntungan.

Sistem yang dikemukakan di atas menyebabkan KPS tidak dapat mengoptimalkan pemanfaatan seluruh bahan baku susu segar yang disediakan untuk produksi susu pasteurisasi. Selama periode amatan, rataan persentase susu segar yang dapat diolah menjadi susu paterisasi hanya 54,8% dari total susu yang dialokasikan manajemen, padahal jika KPS mampu mengoptimalkan pemanfaatan susu segar yang diolah menjadi susu pasteurisasi, maka KPS pengalengan memiliki peluang meningkatkan keuntungan 78,62%. System job order berdampak negattif pada keuntungan KPS pengalengan, karena menyebabkan KPS pengalengan kehilangan keuntungan potensial 4% dari total keuntungan pada kondisi aktual. Dampak negatif dari sistem ini dapat dihilangkan dengan meningkatkan kapasitas jam kerja tenaga kerja langsung minimal 12% dan ketersediaan mesin packing minimal 11%. Pada kondisi tersebut, KPS memiliki peluang untuk meningkatkan keuntungan 10,57 % dari keuntungan pada kondisi aktual.

Lestari (2009) melakukan penelitian di PT Istana Alam Dewi Tara, Sawangan Kota Depok, dengan tema penelitian Optimasi Produksi Adenium dan Aglaonema. Peubah keputusan dalaam penelitian ini mencakup beberapa kombinasi produk tanaman hias Adenium dan Aglaonema. Tujuan penelitian ini memaksimumkan keuntungan perusahaan berdasarkan sumber daya yang dimiliki. Dalam hal ini terdapat 30 peubah keputusan untuk Adenium dan delapan (8) peubah keputusan untuk Aglaonema. Untuk mendapatkan koefisien peubah pada fungsi tujuan dapat dilakukan dengan menghitung margin contribution. Kendala fungsi yang dimasukan adalah kendala lahan, kendala

(15)

indukan Adenium dan Aglaonema, kendala media tanam, kendala plot, kendala pupuk, kendala pestisida, kendala bonggol adenium, kendala tenaga kerja, kendala permintaan, hasil yang didapat adalah hasil kombinasi produksi optimal berbeda dengan hasil aktualnya, dimana sebagian besar jumlah produksi aktual lebih banyak dari produksi optimalnya. Dikarenakan pembagian sumber daya yang tidak efisien, maka keuntungan perusahaan yang beroperasi secara optimal dengan asumsi bahwa semua produk terjual Rp. 161.378.600, didapatkan selisih keuntungan aktual dan optimal senilai Rp. 61.958.160, atau 62,32 % dari keuntungan aktual. pada Istana Alam Dewi Tara dilakukan dua (2) skenario post optimal, yaitu menurunkan harga jual produk 61% dan pengurangan jam tenaga kerja 50%.

Gambar

Tabel 2. Syarat mutu susu segar berdasarkan SNI 01-3141-1998.

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan Jumlah Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal

Hasilnya menunjukkan bahwa daya cerna bahan kering pakan tertinggi diperoleh pada ternak yang memperoleh suplemeu mengandung urea yaitu sebesar 65,9%, kemudian 62,5% pada ternak

pengembangan aplikasi pada sistem operasi berbasis iOS & Android, sehingga dengan sekali kerja bisa menghasilkan sebuah aplikasi atau game yang dapat

Dengan adanya pakar psikologi, Cesar Millan memberi tahu tentang dan membantu memberikan penyelesaian kasus-kasus yang ada yang di alami oleh pemilik anjing terutama mengenai

Oleh karenanya, perlu adanya fasilitas yang mampu membantu travellers tetap dapat tidur dengan nyaman meskipun dalam posisi duduk, seperti adanya bantal tidur yang mudah dibawa

Kelebihan yang disukai adalah munculnya pengeta- huan lokal dan pembangunan dinamika lokal untuk menfasilitasi komunikasi antara orang dalam (penduduk setempat) dengan orang luar

Elaborasi merupakan aktifitas yang melibatkan partisipasi aktif dari peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini juga merupakan perwujudan dari active

Dari penelitian ini diharapkan untuk dapat mengetahui sifat fisik dan sifat mekanik atau perilaku kayu ulin dan kayu gelam sebelum dan setelah ditanam ke dalam mortar