• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

7 2.1. Konsep Dasar Sistem

Setiap sistem dibuat untuk menangani sesuatu yang secara terus-menerus (continue) dan berulang kali atau yang secara rutin terjadi. Untuk memudahkan pemahaman mengenai sistem pertama-tama kita peroleh dari definisinya, dengan demikian definisinya ini mempunyai peranan yang penting dalam pendekatan untuk mempelajari suatu sistem. Mempersoalkan sistem sebenarnya bukan membahas hal yang baru.

2.1.1. Pengertian Sistem

Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendifinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedurnya dan mendifinisikan sistem sebagai berikut:

Menurut Jerry Fitzgrald et al dalam Puspitawati dan Anggadini (2011:1) mengemukakan bahwa “Suatu sistem adalah Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”.

Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urutan-urutan operasi di dalam sistem. Prosedur (procedure) didefinisikan oleh Richard F. Neuschel dalam Puspitawati dan Anggadini

(2)

(2011:1) mengemukakan bahwa “Suatu prosedur adalah suatu urutan-urutan operasi klerikal (fulls menulis), biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi.”

2.1.2. Karakteristik Sistem

Sedangkan untuk membedakan dan mengenal antara satu sistem dan sistem lainnya, maka dapat dilakukan pendekatan karakteristiknya atau ciri yang melekat pada suatu sistem tersebut.

Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011:2) bahwa model umum sebuah sistem adalah input, proses dan input. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu terdiri dari :

1. Komponen (Company)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi membentuk satu kesatuan.

2. Batasan sistem (Boundary)

Merupakan daerah yang membatasi antara satu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

3. Lingkungan Luar (Environment)

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem, lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan juga dapat bersifat merugikan sistem tersebut.

(3)

4. Penghubung sistem (Interface)

Penghubung atau interface merupakan media penghubung antara suatu subsistem dengan subsistem lainnya.

5. Masukan sistem (Input)

Adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukkan perawatan (Maintenance Input) dan masukkan sinyal

(Signal Input).

6. Keluaran sistem (Output)

Keluaran (Output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dapat masukkan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.

7. Pengolah sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran.

8. Sasaran sistem (Objective)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective), kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran maka operasi sistem tidak berguna

2.1.3. Klasifikasi Sistem

Klasifikasi sistem menurut Azhar Sutanto dalam Puspitawati dan Anggadini (2011:6) terbagi menjadi:

1. Sistem terbuka dan tertutup

Suatu sistem dikatakan terbuka menurut Ludwig Von Bertalanffy dalam Puspitawati dan Anggadini (2011:6), bila aktivitas di dalam sistem tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, sedangkan suatu sistem dikatakan tertutup

(4)

apabila aktivitas-aktivitas di dalam sistem tersebut tidak terpengaruh oleh perubahan yang terjadi di lingkungannya.

2. Sistem buatan Manusia dan Tuhan

Suatu sistem bisa diklasifikasikan berdasarkan asalnya, sistem tersebut bisa diklasifikasikan sebagai sistem yang ada secara alamiah (buatan Tuhan) atau buatan manusia. Kita adalah sistem yang secara alamiah demikian pula dengan pohon-pohon yang ada di sekitar kita, sedangkan mobil merupakan sistem buatan manusia. Organisasi perusahaan dan perguruan tinggi merupakan contoh lain dari sistem buatan manusia.

3. Sistem berjalan dan konseptual

Suatu sistem yang belum diterapkan disebut sebagai sistem konseptual. Suatu sistem konseptual yang dapat diterima oleh pemakai sistem sehingga pemakai sistem tersebut menggunakannya untuk menunjang operasi sehari-hari maka sistem tersebut berubah menjadi sistem berjalan.

4. Sistem sederhana dan kompleks

Sebuah sistem yang sederhana merupakan sebuah sistem yang terbentuk dari sedikit tingkatan dan komponen atau subsistem serta hubungan antara mereka sangat sederhana, misalnya sistem yang digunakan oleh pengantar Koran. Sebuah sistem yang jelas terdiri dari banyak komponen dan tingkatan yang dihubungkan dalam berbagai cara yang berbeda, seperti perusahaan.

5. Kinerja yang dapat dan tidak dapat dipastikan

Sebuah sistem yang dapat dipastikan kinerjanya artinya dapat ditentukan pada saat sistem akan dan sedang dibuat. Sedangkan sistem yang tidak dapat

(5)

dipastikan kinerjanya artinya tidak dapat ditentukan dari awal tergantung kepada situasi yang dihadapi.

6. Sementara dan selamanya

Suatu sistem mungkin digunakan untuk selamanya mungkin juga digunakan untuk periode waktu tertentu.

7. Secara fisik dan Abstrak

Sistem dapat dilihat dari wujudnya misalnya kendaraan bermotor, sedangkan yang abstrak seperti organisasi

8. Sistem, Subsistem dan Supersistem

Subsistem adalah sistem yang lebih kecil dalam sebuah sistem sedangkan Supersistem adalah sistem yang lebih besar.

9. Bisa beradaptasi dan tidak bisa beradaptasi

Berdasarkan fleksibelitasnya kita dapat membedakan karakteristik suatu sistem apakah ssistem tersebut dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya atau tidak.

2.1.4. Pengertian Informasi

Menurut Jogiyanto (2014:10) “Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi, sehingga informasi ini sangat penting di dalam suatu organisasi”. Sistem merupakan suatu data yang diambil dari berbagai sumber yang berasal dari internal maupun eksternal yang telah diolah menjadi suatu yang dapat dibaca dan bermanfaat.

Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh, kerdil dan akhirnya berakhir. Menurut John Bruch dan Gary Grudnitski dalam Jogiyanto (2014:10), kualitas dari informasi sebagai berikut.

(6)

1. Akurat

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.

2. Tepat pada waktunya

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan fatal, maka akan mengakibatkan fatal.

3. Relevan

Informasi harus mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab-sebab kerusakan mesin produksi kepadada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan.

2.1.5. Siklus Informasi

Menurut Jogiyanto (2014:9) bahwa data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum banyak bercerita, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi. Di dalam kegiatan suatu perusahaan, misalnya dari hasil transaksi penjualan oleh salesman, dihasilkan sejumlah faktur-faktur yang merupakan data dari penjualan pada periode tertentu. Faktur-faktur tersebut belum banyak bercerita kepada pihak manajemen.

(7)

Data yang diolah untuk menghasilkan informasi menggunakan suatu model proses yang tertentu. Misalnya data temperatur ruangan yang didapat adalah dalam satuan derajat fahrenheit dan data ini masih dalam bentuk yang kurang berarti bagi pemerimanya yang terbiasa dengan datuan derajat celcius. Supaya dapat melalui suatu model tertentu, maka perlu diolah melalui rumus konversi dari satuan derajat fahrenheit menjadi satuan celcius.

Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali melalui suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Menurut John Bruch siklus ini disebut siklus informasi (information cycle). Siklus ini juga bisa disebut dengan siklus pengolahan data (data processing cycle). Siklus ini juga bisa disebut dengan siklus pengolahan data (data proccessing cycle). Berikut ini adalah gambar siklus informasi, yaitu :

(8)

Sumber : Jogiyanto (2014:9)

Gambar II.1. Siklus Informasi

2.1.6. Konsep Dasar Sistem Informasi

Telah diketahui bahwa informasi sangat penting bagi manajemen di dalam pengambilan keputusan. Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi (information system) atau disebut juga information proccessing. Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis dalam Jogiyanto (2014:11) mendifinisikan sistem informasi adalah “Sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang ditentukan”.

(9)

2.1.7. Komponen Sistem Informasi

Menurut John Burch dan Gary Gurdnistski dalam Jogiyanto (2014:12) mengemukakan bahwa “Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah bloj bangunan (building block)”. Terdapat enam blok yang ada di dalam suatu komponen sistem informasi, diantaranya sebagai berikut:

1. Blok Masukan

Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini

termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen dasar.

2. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan matematika yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok Keluaran

Produk dari keluaran sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkat manajemen serta semua pemakai sistem.

4. Blok Teknologi

Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menhasilkan dan mengirimkan keluaran dan membentuk pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari tiga

(10)

bagian utama yaitu teknisi (brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

5. Blok Basis Data

Basis Data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer digunakan perangkat untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, agar informasi yang didapatkan berkualitas.

6. Blok Kendali

Banyak hal yang dapat merusak sistem Informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efesienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bilaterlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.1.8. Adobe Dreamweaver CS 6

Menurut Wahana Komputer (2013:1), “Adobe Dreamweaver CS6 merupakan salah satu aplikasi populer yang digunakan untuk mendesain sekaligus melakukan pemrograman web”. Fasilitas yang ada pada Adobe Dreamweaver CS6 memberikan kemudahan kepada user untuk melakukan pengeditan karena ditampilkan secara visual. Selain itu, Adobe Dreamweaver CS6 juga dapat

(11)

meng-import dan menyisipkan image atau movie yang dibuat dari aplikasi lainnya

seperti file flash (.SWF) atau FLV.

Sebuah website tentunya harus dibuat secara berkualitas maka dari itu diperlukan rancangan yang baik dan benar. HTML (HyperText Markup

Language) merupakan dasar dari pembuatan desain web. Salah satu aplikasi yang

dapat digunakan untuk melakukan perancangan desain web secara visual adalah

Adobe Dreamweaver. Adobe Dreamweaver CS6 merupakan versi terbaru dari Adobe Dreamweaver yang sebelumnya adalah Adobe Dreamweaver CS5.

Aplikasi Adobe Dreamweaver CS6 memberikan tampilan yang lebih baik dan tentu saja semakin mudah dalam penggunaannya. Adobe Dreamweaver CS6 menyertakan banyak tool yang berkaitan dengan pengkodean seperti HTML, CSS, XML, dan pemrograman Client Side, yaitu JavaScript dengan penggunaan yang sangat mudah dan user friendly.

2.1.9 Basis Data

Menurut Sukamto dan M. Shalahuddin (2015:43) mengemukakan bahwa “Sistem basis data adalah sistem terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara data yang sudah diolah atau informasi dan membuat informasi tersedia saat dibutuhkan”.

Menurut Indrajani (2014:2) “Basis data merupakan kumpulan data yang berhubungan secara logis dengan deskripsi data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi”.

Dalam suatu database, tercakup dua komponen penting, yaitu data dan informasi. Tujuan akhirnya adalah bagaimana mengelola data sehingga mampu menjadi informasi yang diinginkan dan dapat dilakukan proses pengambilan,

(12)

penghapus, pengeditan terhadap data secara mudah dan tepat. Adapun database yang digunakan penulis dalam pembuatan program pada usulan program yaitu MySQL.

1. MySQL (My Structured Query Language)

MySQL (My Structured Query Language) adalah sebuah server database

open source yang paling populer keberadaannya. MySQL (My Structured Query Language) umumnya digunakan bersamaan dengan script PHP

untuk membuat aplikasi server yang dinamis dan powerfull. MySQL (My

Structured Query Language) adalah database yang relasional. Menurut

Raharjo (2012:21) “MySQL (My Structured Query Language) merupakan RDBMS (server database) yang mengelola database dengan cara menampung dalam jumlah yang sangat besar dan dapat diakses oleh banyak user”.

2. Apache2Triad

Menurut Sutisna (2008:48) menyatakan bahwa “Apache2Triad merupakan penyempurnaan dari PHPTriad, yaitu software open source yang merupakan gabungan dari beberapa software pendukung web”.

2.1.10. Metode Pengembangan Perangkat Lunak (Software)

Menurut Sukamto dan M. Shalahuddin (2015:23) mengemukakan bahwa: SDLC atau sering disebut juga System Development Life Cycle adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya (berdasarkan best practice atau cara-cara yang sudah teruji baik). Seperti halnya proses metamorfosis pada kupu-kupu, untuk menjadi kupu-kupu yang indah maka dibutuhkan beberapa tahap untuk dilalui, sama halnya dengan membuat perangkat lunak, memiliki daur tahapan yang dilalui agar menghasilkan perangkat lunak yang berkualitas.

(13)

Tahapan-tahapan yang ada pada SDLC secara global adalah sebagai berikut :

1. Inisiasi (Initiation)

Tahap ini biasanya ditandai dengan pembuatan proposal proyek perangkat lunak.

2. Pengembangan Konsep Sistem (System Concept Development)

Mendefinisikan lingkup konsep termasuk dokumen lingkup sistem, analisis manfaat biaya, manajemen rencana, dan pembelajaran kemudahan sistem.

3. Perencanaan (Planning)

Mengembangkan rencana manajemen proyek dan dokumen perencanaan lainnya. Menyediakan dasar untuk mendapatkan sumber daya (resources) dibutuhkan untuk memperoleh solusi.

4. Analisis Kebutuhan (Requirements analysis)

Menganalisis kebutuhan pemakai sistem perangkat lunak (user) dan mengembangkan kebutuhan user. Membuat dokumen kebutuhan fungsional.

5. Desain (Design)

Mentransformasikan kebutuhan detail menjadi kebutuhan yang sudah lengkap, dokumen desain sistem fokus pada bagaimana dapat memenuhi fungsi-fungsi yang dibutuhkan.

6. Pengembangan (Development)

Mengkonversi desian ke sistem informasi yang lengkap termasuk bagaimana memperoleh dan melakukan instalasi lingkungan sistem yang dibutuhkan.

(14)

7. Integrasi dan Pengujian (Integration and Test)

Mendemonstrasikan sistem perangkat lunak bahwa telah memenuhi kebutuhan yang dispesifikasikan pada dokumen kebutuhan fungsional. 8. Implementasi (Implementation)

Termasuk pada persiapan implementasi, implementasi perangkat lunak pada lingkungan produksi (lingkungan pada user) dan menjalankan resolusi dari permasalahan yang teridentifikasi dari fase integrasi dan pengujian.

9. Operasi dan Pemeliharaan (Operations and Maintenance)

Mendeskripsikan pekerjaan untuk megoperasikan dan memelihara sistem informasi pada lingkungan produksi (lingkungan pada user), termasuk implementasi akhir dan masuk pada proses peninjauan.

10. Disposisi (Disposition)

Mendefinisikan aktivitas akhir dari pengembangan sistem dan membangun data yang sebenarnya sesuai dengan aktivitas user.

2.1.11. Model SDLC (Software Development Life Cycle)

SDLC memiliki beberapa model dalam penerapan tahapan prosesnya. 1. Model Waterfall

Menurut Sukamto dan M. Shalahuddin (2015:28) Model SDLC air terjun (waterfall) juga sering disebut model sekuensial linier (sequential linier) atau alur hidup klasik (classic life cycle). Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengodean, pengujian, dan tahap pendukung (support). Berikut adalah gambar model air terjun :

(15)

Sumber : Sukamto dan M. Shalahuddin (2015:29)

Gambar II.2. Illustarsi Model Waterfall 2. Model Prototipe

Model prototipe (prototyping model) dimulai dari mengumpulan kebutuhan pelanggan terhadap perangkat lunak yang akan dibuat. Lalu dibuatlah model prototipe agar pelanggan lebih terbayang dengan apa yang sebenarnya diinginkan. Model prototipe (prototyping model) dimulai dari mengumpulkan kebutuhan pelanggan terhadap perangkat lunak yang aka dibuat. Berikut adalah gambar dari model prototipe :

(16)

Sumber : Sukamto dan M. Shalahuddin (2015:32)

Gambar II.3. Illustrasi Model Prototipe

Mock-up adalah sesuatu yang digunakan sebagai model desain yang

digunakan untuk mengajar, demonstrasi, evaluasi desain, promosi, atau keperluan laim. Sebuah mock-up disebut sebagai prototipe perangkat lunak jika menyediakan atau mampu mendemonstrasikan sebagian besar fungsi sistem perangkat lunak dan memungkinkan pengujian desain sistem perangkat lunak.

3. Model Rapid Application Development (RAD)

Rapid Application Development (RAD) adalah model proses pengembangan perangkat lunak yang bersifat inkremental terutama untuk waktu pengerkaan yang pendek. Model RAD adalah adaptasi dari model air terjun versi kecepatan tinggi dengan menggunakan model air terjun untuk pengembangan setiap komponen perangkat lunak. Berikut adalah gambar dari model RAD :

(17)

Sumber : Sukamto dan M. Shalahuddin (2015:34) Gambar II.4. Illustrasi Model RAD 4. Model Iteratif

Model iteratif (iterative model) mengkombinasikan proses-proses pada model air terjun dan iteratif pada model prototipe. Model inkremental akan menghasilkan versi-versi perangkat lunak yang sudah mengalami penambahan fungsi untuk setiap pertambahannya (inkremen/inkremen). Berikut adalah gambar dari model inkremental :

(18)

Sumber : Sukamto dan M. Shalahuddin (2015:38) Gambar II.5. Illustrasi Model Iteratif 5. Model Spiral

Model spiral (spiral model) memasangkan iteratif pada model prototipe dengan kontrol dan aspek sistematik yang diambil dari model air terjun. Model spiral menyediakan pengembangan dengan cara cepat dengan perangkat lunak yang memiliki versi yang terus bertambah fungsinya (increment). Berikut adalah gambar model spiral :

(19)

Sumber : Sukamto dan M. Shalahuddin (2015:40) Gambar II.6. Illustrasi Model Spiral

2.2. Teori Pendukung

Teori pendukung merupakan suatu penjelasan mengenai peralatan-peralatan pendukung yang dipakai dalam membuat suatu sistem usulan. Media

tools sistem nerupakan alat yang dapat digunakan untuk menggambarkan bentuk

logika model dari suatu sistem, dimana simbol-simbol, lambang-lambang dan diagram-diagram menunjukkan secara tepat arti fisiknya.

2.2.1. Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Sukamto dan M. Shalahuddin (2015:70) DFD dapat digunakan untuk mempresentasikan sebuah sistem atau perangkat lunak pada beberapa level abstraksi.

(20)

Menurut Jogiyanto (2014:700) “Data Flow Diagram (DFD) sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau yang baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan”.

Tabel II.1.

Simbol DFD (Data Flow Diagram)

No Simbol Keterangan Contoh

1

Entitas eksternal, dapat berupa orang/unit terkait yang berinteraksi dengan sistem tetapi di luar sistem.

2

Orang, unit yang

mempergunakan atau

melakukan transformasi data. Komponen fisik tidak diidentifikasikan.

3 Data Store

Penyimpanan data atau tempat data direfer oleh proses. File Karyawan Entitas Eksternal 1.0 Proses DT 4

Aliran data dengan arah khusus dari sumber ke tujuan. FC KTP Pemohon 1.0 Penerimaan Berkas DT Sumber : Jogiyanto (2014:700)

(21)

Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu model logika atau proses yang

dibuat untuk menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut. Data Flow Diagram (DFD) dapat menggambarkan penyimpanan data dan proses yang mentransformasikan data, juga dapat menunujukan hubungan antara data dan sistem dan proses pada sistem.

Dalam pembuatan DFD, ada tiga tahap atau kontstruksi dalam pembuatannya, yaitu :

1. Diagram Konteks

Diagram konteks merupakan diagram yang menggambarkan sistem secara keseluruhan. Dalam diagram konteks ini hanya terdapat satu proses, dan proses tersebut diberi nomor nol.

2. Diagram Nol (Zero)

Diagram nol adalah suatu diagram yang dikembangkan dari diagram konteks. Pada diagram ini, sistem akan dijabarkan perproses, sehingga dalam diagram ini akan memiliki banyak proses, bahkan bisa menjadi lebih dari 5 proses. Pada tahap ini, akan sulit dipahami, karena terlalu banyak proses, data masuk dan keluar dan entity. Pada proses diber nomor bilangan bulat.

3. Diagram Detail

Pada diagram ini, setiap proses dalam diagram nol, dapat di-detail-kan lagi atau dijabarkan lagi. Diagram ini akan menggambarkan isi dari proses dari diagram nol

(22)

2.2.2. Kamus Data

Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2015:73) “Kamus data adalah kumpulan daftar elemen data yang mengalir pada sistem perangkat lunak sehingga masukan (input) dan keluaran (output) dapat dipahami secara umum (memiliki standar cara penulisan)”.

Menurut Jogiyanto (2014:725) “Kamus data adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi”. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada pada Data Flow Diagram (DFD), sifatnya global dan hanya dapat mencerminkan keterangan yang jelas tentang data yang dicatat. Untuk maksud keperluan ini, maka kamus data harus memuat hal-hal berikut :

1. Arus Data

Arus data menunjukan dari mana data mengalir dan kemana data akan tertuju. Keterangan arus data ini perlu dicatat di kamus data supaya memudahkan mencari arus data ini di DFD.

2. Nama Arus Data

Karena kamus data dibuat berdasarkan arus data yang mengalir di DFD, maka nama dari arus data juga harus dicatat di kamus data, sehingga mereka yang membaca DFD dan memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang suatu arus data tertentu di DFD dapat langsung mencarinya dengan mudah di kamus data.

(23)

3. Tipe Data

Bentuk dari dari data yang mengalir dapat berupa dokumen dasar atau formulir, dokumen hasil cetakan komputer, laporan cetak, tampilan layar monitor variabel, parameter dan file-file. Struktur data menunjukan arus data yang dicatat pada kamus data yang terdiri dari item-item atau elemen-elemen data.

4. Alias

Alias atau nama lain dari data dapat dituliskan bila nama lain ini ada. Alias perlu ditulis karena data yang sama mempunyai nama yang berbeda untuk orang atau departemen satu dengan yang lainnya.

5. Volume

Volume perlu dicatat dalam kamus data tentang volume rata-rata dan volume puncak dari arus data dalam satu periode tertentu. Volume rata-rata

menunjukkan banyaknya rata-rata arus data yang mengalir dalam satu periode tertentu dan volume puncak menunjukkan volume terbanyak.

Volume ini digunakan untuk mengidentifikasi besarnya simpanan luar

yang digunakan, kapasitas dan jumlah dari alat input, alat pemroses dan alat output.

6. Periode

Periode ini menunjukkan kapan terjadinya arus data. Periode ini perlu dicatat di kamus data karena dapat digunakan untuk mengidentifikasi kapan input data harus dimasukkan ke sistem, kapan proses dari program harus dilakukan dan kapan laporan-laporan harus dihasilkan.

(24)

7. Struktur Data

Struktur data menunjukkan arus data yang dicatat di kamus data dan terdiri dari item-item data apa saja.

8. Penjelasan

Untuk lebih memperjelas lagi tentang makna dari arus data yang dicatat di kamus data, maka bagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan-keterangan tentang arus data tersebut.

Kamus data juga mempunyai suatu bentuk untuk mempersingkat arti atau makna dari simbol yang dijelaskan, yaitu notasi tipe data dan notasi struktur data.

1. Notasi Tipe Data

Tabel II.2. Notasi Tipe Data

Notasi Keterangan X Setiap Karakter 9 Angka Numerik A Karakter Alphabet Z

Angka nol ditampilkan sebagai spasi kosong

.

Titik, sebagai pemisah ribuan

,

Koma, sebagai pemisah pecahan

-

Hypen, sebagai tanda penghubung

/

Slash, sebagai tanda pembagi

(25)

2. Notasi Struktur Data

Tabel II.3. Notasi Struktur Data

Notasi Keterangan = Terdiri dari + And (dan) ()

Pilihan Ya atau Tidak

{}

Iterasi atau perulangan proses

[]

Pilihan salah satu pilihan

|

Pemisah pemilihan dalam tanda []

*

Keterangan atau catatan

@

Petunjuk (Key atau Field)

Sumber : Jogiyanto (2014:730)

2.2.3. Pengkodean

Menurut Jogiyanto (2014:384) pengkodean digunakan untuk mengklasifikasikan data, memasukkan data ke dalam komputer atau sejenisnya dan untuk mengambil bermacam-macam informasi yang berhubungan dengannya. Kode dapat dibentuk dalam kumpulan angka, huruf dan karakter-karakter khusus seperti %,/,-,+,#,: dan lain sebagainya.

(26)

1. Struktur Kode

Menurut Jogiyanto (2014:384) struktur kode sebagai berikut : a. Mudah diingat

Kode harus mudah diingat agar dapat memudahkan pengguna dan dimengerti. Kode agar dapat diingat dapat dilakukan dengan cara menghubungkan kode tersebut dengan objek yang diwakili dengan kodenya. Misalnya QGX325 untuk matakuliah sistem informasi akan sulit diingat. Kode yang terlalu panjang sebaiknya dipecah menjadi bagian-bagian yang leih pendek. Misalnya kode 03361425035 akan lebih mudah diingat bia ditulis 033-614-625-035.

b. Harus unik

Kode harus unik untuk masing-masing item yang diwakilinya. Unik berarti tidak ada kode yang kembar.

c. Fleksibel

Kode harus fleksibel sehingga memungkinkan perubahan-perubahan atau penambahan item baru dapat tetap diwakili oleh kode.

d. Efisien

Kode harus sependek mungkin, selain mudah diingat juga akan efisien jika direkam disimpan komputer.

e. Konsisten

Bilamana mungkin, kode harus konsisten dengan kode yang telah dipergunakan. Misalnya perusahaan hanya membeli barang dagangan dari seorang pemasok saja, maka dapat dipergunakan kode-kode barang yang sudah dipergunakan oleh pemasok.

(27)

f. Harus distandarisasi

Kode harus distandarisasikan untuk seluruh tingkatan dari departemen dalam organisasi. Kode yang tidak standar akan mengakibatkan kebingungan, salah pengertian, dan dapat cenderung kesalahan pemakaian bagi yang menggunakan kode tersebut. Misalnya penggunaan kode tanggal harus standar, yaitu tanggal, bulan, dan tahun.

g. Spasi dihindari

Spasi di dalam kode sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan kesalahan di dalam menggunakannya. Misalnya kode 2121 AL dapat ditulis tanpa spasi menjadi 2121AL yang dapat berarti lain. h. Hindari karakter yang mirip

Karakter-karakter yang mirip bentuk dan bunyi pengucapannya sebaiknya tidak digunakan dalam kode. Misalnya huruf O,I,Z,S dan V dapat membingungkan dengan angka 0,1,2,5 dan huruf U.

i. Panjang kode harus sama

Masing-masing kode yang sejenis harus mempunyai panjang yang sama. Misalnya panjang dari kode adalah 6 digit, maka kode 2110A sebaiknya ditulis 02110A.

2. Macam-macam kode

Menurut Jogiyanto (2014:386) macam-macam kode diantaranya : a. Kode Mnemonik

Kode Mnemonik digunakan untuk tujuan supaya mudah diingat. Kode

(28)

karakter dari item yang akan diwakili dengan kode ini. Misalnya kode P untuk mewakili pria dan kode W untuk mewakili wanita akan mudah untuk diingat.

b. Kode urut

Kode urut disebut juga dengan kode seri merupakan kode yang nilainya urut antara satu kode dengan kode berikutnya.

c. Kode blok

Kode blok mengklasifikasikan item kedalam kelompok blok tertentu yang mencerminkan satu klasifikasi tertentu atas dasar pemakaian maksimum yang diharapkan.

d. Kode group

Kode group merupakan kode berdasarkan field-field dan tiap-tiap field kode mempunyai arti. Misalnya adalah kode ISBN pada buku-buku. e. Kode desimal

Kode desimal mengklasifikasikan kode atas dasar 10 unit angka desimal dimulai dari angka nol sampai dengan angka 9 atau dati 00 sampai dengan 99 tergantung dari banyaknya kelompok.

2.2.4. ERD (Entity Relationship Diagram)

Menurut Yanto (2016:32) “ERD adalah suatu diagram untuk menggambarkan desain konseptual dari model konseptual suatu basis data relasional”. Sebagai contoh jika membuat ERD dari sistem perpustakaan maka bahan sebagai objek ERD bisa berupa anggota, buku, peminjaman, pengembalian dan sebagainya.

(29)

ERD menjadi salah satu pemodelan data konseptual yang paling sering digunakan dalam proses pengembangan basis data bertipe relasional. Penggunaanya yang sangat luas diakibatkan beberapa faktor, yaitu Kemudahan, penggunaan secara luas computer aided software engineering (CASE), dukungan konsep matematika (kalkulus relasional) yang tangguh, hubungan entitas antar entitas merupakan konsep pemodelan alamiah yang sesuai dengan kenyataan dunia nyata.

Model E-R sering digunakan sebagai sarana komunikasi antara perancang basis data dan pengguna sistem selama tahap analisis dari proses pengembangan basis data dalam kerangka pengembangan sistem informasi secara utuh. Model data E-R pertama kali diperkenalkan oleh Chen (1976) pada artikelnya yang mendiskusikan konstruksi utama dari model E-R, hubungan antar entitas (relationship) serta atribut-atribut yang bersesuaian dengan tiap entitas. Model yang diperkenalkan oleh Chen kemudian diperluas dan dikembangkan oleh Teorrey, Yang, Fry (1986), serta Story (1991) saat ini model E-R masih berkembang, namun tidak ada notasi baku untuk pemodelan E-R. ERD terdiri dari 3 komponen utama, yaitu:

(30)

Entitas (entity)

Atribut (attribute)

Relasi (Relationship)

Sumber : Yanto (2016:32)

Gambar II.7. Komponen ERD (Entity Relationship Diagram) 1. Entitas (Entity)

Entitas adalah suatu objek di dunia nyata yang dapat dibedakan dengan objek lainnya. Objek tersebut dapat berupa orang, benda ataupun hal lainnya. Entitas digambarkan dalam bentuk persegi panjang.

Sumber: Yanto (2016:32)

Gambar II.8. Entitas

Dilihat dari jenisnya entitas terbagi menjadi dua yaitu: a. Entitas Kuat (Strong Entity)

Entitas kuat adalah entitas yang dapat berdiri sendiri tidak bergantung pada entitas lainnya, entitas kuat memiliki atribut key dan entitas kuat digambarkan sebagai kotak persegi panjang bergaris tunggal. Contoh entitas kuat adalah entitas pegawai.

(31)

b. Entitas Lemah (Weak Entity)

Entitas lemah adalah entitas yang tidak dapat berdiri sendiri. Entitas lemah merupakan hasil dari pembentukan entitas kuat, entitas lemah tidak memiliki atribut key dan entitas lemah digambarkan sebagai kotak persegi panjang bergaris ganda. Contoh entitas lemah adalah entitas pegawai kontrak, pegawai tetap.

Pegawai

Status

Pegawai Tetap Pegawai Kontrak

Entitas Lemah Entitas Kuat

Sumber: Yanto (2016:34)

Gambar II.9. Jenis Entitas 2. Atribut (Attribute)

Atribut merupakan semua informasi yang berkaitan dengan entitas. Atribut sering dikenal sebagai property dari suatu entitas atau objek. Atribut digambarkan dalam bentuk lingkaran elips.

Sumber: Yanto (2016:32)

(32)

Macam-macam atribut:

a. Atribut Sederhana (Simple Attribute)

Atribut sederhana adalah atribut yang nilainya tidak dapat dibagi lagi menjadi banyak atribut yang lebih kecil. Contoh atribut sederhana harga.

Harga

Sumber : Yanto (2016:34)

Gambar II.11. Atribut Sederhana b. Atribut Komposit (Composite Attribute)

Atribut komposit adalah atribut gabungan yang nilainya dapat dipecah menjadi bagian yang lebih kecil. Contoh atribut komposit adalah alamat.

Alamat

Kota

Prov

Kd-pos

No_jln

Sumber : Yanto (2016:35)

Gambar II.12. Atribut Komposit c. Atribut Bernilai Tunggal (Single Values Attribute)

Atribut bernilai tunggal adalah jenis atribut yang nilainya hanya satu dari suatu entitas. Contoh atribut bernilai tunggal adalah tanggal_lahir dari entitas mahasiswa.

(33)

Tgl_lahir

Sumber : Yanto (2016:35)

Gambar II.13. Atribut Bernilai Tunggal d. Atribut Bernilai Banyak (Multivalues Attribute)

Atribut bernilai banyak adalah jenis atribut yang nilainya lebih dari satu dalam suatu entitas tertentu. Contoh atribut bernilai banyak adalah hobbi.

Hobbi

Sumber : Yanto (2016:36)

Gambar II.14. Atribut Bernilai Banyak e. Atribut Turunan (Derived Attribute)

Atribut turunan adalah jenis atribut yang nilainya diperoleh dari atribut yang lain. Contoh atribut turunan adalah masa_bakti dari entitas pegawai. Atribut masa_bakti akan muncul nilainya ketika atribut tanggal_masuk_kerja sudah ada nilainya.

Masa_bakti

Sumber: Yanto (2016:36)

(34)

f. Atribut Identitas (Key Attribute)

Atribut identitas adalah atribut yang dijadikan sebagai kunci pada suatu table. Sifat atribut identitas ini unik, tidak ada yang menyamai.

NIM Sumber: Yanto (2016:38)

Gambar II.16. Atribut Identitas Atribut identitas terdiri dari beberapa jenis yaitu:

1) Super Key

Super Key adalah satu atribut atau kumpulan atribut yang secara unik mengidentifikasi sebuah baris di dalam relasi atau himpunan dari satu atau lebih entitas yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara unik sebuah entitas dalam set entitas.

2) Candidate Key

Candidate Key adalah atribut yang menjadi determinan yang

dapat dijadikan identitas dari pada sebuah relasi.

3) Primary Key

Primary Key adalah kandidat key yang dipilih untuk

mengidentifikasi baris data secara unik dalam relasi.

4) Alternatif Key

Alternatif Key adalah candidate key yang tidak terpilih sebagai primary key atau atribut untuk menggantikan kunci utama.

(35)

5) Foreign Key

Foreign Key adalah atribut dengan domain yang sama yang

menjadi kunci utama sebuah relasi, tetapi pada relasi lain atribut tersebut sebagai atribut biasa.

6) Composite Key

Composite Key adalah kunci yang terdiri dari dua atribut atau

lebih. 3. Tipe Relasi

Gambar belah ketupat merupakan perlambangan relasi antar entitas atau sering disebut kerelasian. Ada 2 macam penggambaran relasi yaitu relasi kuat dan relasi lemah. Relasi kuat adalah untuk menghubungkan antar entitas kuat sedangkan relasi lemah untuk menghubungkan antar entitas kuat dengan entitas lemah.

Relasi Kuat Relasi Lemah

Sumber: Yanto (2016:38)

Gambar II.17. Tipe Relasi Ada tiga macam relasi menurut derajatnya yaitu:

a. Unary

(36)

Karyawan Mengkoordinasi

Sumber: Yanto (2016:39)

Gambar II.18. Derajat Relasi Unary

b. Binary

Adalah relasi yang menghubungkan entitas yang tidak sejenis.

Kaprodi Memimpin Program

Studi

Sumber: Yanto (2016:39)

Gambar II.19. Derajat Relasi Binary

c. Ternary

Adalah relasi yang menghubungkan lebih dari dua entitas yang tidak sejenis.

Mahasiswa Mendapatkan Matakuliah

Nilai

Sumber: Yanto (2016:40)

(37)

4. Derajat Kardinalitas

Derajat kardinalitas merupakan penjabaran dari hubungan antar entitas. Derajat kardinalitas dibagai atas 3 bagian, yaitu:

a. Derajat kardinalitas One to One

Derajat kardinalitas One to One terjadi jika satu entitas X hanya berelasi dengan satu entitas Y, ataupun sebaliknya.

Pegawai Memiliki Pendamping

1 M

Sumber: Yanto (2016:41)

Gambar II.21. Derajat Kardinalitas One to One b. Derajat kardinalitas One to Many

Derajat kardinalitas One to Many terjadi jika satu entitas X berelasi dengan banyak entitas Y, ataupun sebaliknya.

Dosen Membimbing Mahasiswa

1 M

Sumber: Yanto (2016:41)

Gambar II.22. Derajat Kardinalitas One to Many c. Derajat kardinalitas Many to Many

Derajat kardinalitas Many to Many terjadi jika banyak entitas X berelasi dengan banyak entitas Y, ataupun sebaliknya.

Dosen Mengampu Matakuliah

M N

Sumber: Yanto (2016:41)

(38)

2.2.5. LRS (Logical Record Structure)

Menurut Hasugian dan Ahmad Nur Shidiq (2012:608) memberikan batasan bahwa LRS adalah “sebuah model sistem yang digambarkan dengan sebuah diagram-ER akan mengikuti pola atau aturan permodelan tertentu dalam kaitannya dengan konvensi ke LRS”. Perubahan yang terjadi yaitu mengikuti aturan-aturan sebagai berikut (Hasugian dan Ahmad Nur Shidiq, (2012:608): 1. Setiap entitas akan diubah kebentuk kotak.

2. Setiap atribut relasi disatukan dalam sebuah kotak bersama entitas jika hubungan yang terjadi pada diagram-ER 1:M (relasi bersatu dengan

cardinality M) atau tingkat hubungan 1:1 (relasi bersatu dengan cardinality yang paling membutuhkan referensi).

3. Sebuah relasi dipisah dalam sebuah kotak tersendiri (menjadi entitas baru) jika tingkat hubungannya M:M (many to many) dan memiliki foreign key sebagai primary key yang diambil dari kedua entitas yang sebelumnya saling berhubungan.

(39)

Berikut merupakan contoh LRS: Id_nasabah Card_num Nama_nasabah Bill Birth Addr Phone Addr2 Phone2 Ass_date Exp_date bank Nasabah Id_aplikasi Card_num Tgl_pengajuan Diskon Tenor Cicil Tgl_cicil Kd_fc Id_admin Aplikasi Kd_fc Nm_fc No_ktp Alamat Telp foto field Card_num Billing Diskon Tgl_pay Pembayaran Sisa_kredit Keterangan Kd_fc Id_admin Info Id_admin Nama_login Password Role foto Admin Id_pay Card_num Tgl_pay Bsr_pay Kd_fc Id_admin Pembayaran Kd_FC Card_num Id_admin Id_admin Kd_FC Card_num

Sumber: Hutapea dan Elly Muningsih (2017:15)

Gambar II.24. Contoh LRS (Logical Record Structure) 2.2.6. HIPO (Hierarchy plus Input-Process-Output)

Menurut Jogiyanto (2014:787) mendefinisikan “Hierarchy plus

Input-Process-Output (HIPO) sebagai metodologi yang dikembangkan dan didukung

oleh IBM”. HIPO sebenarnya adalah alat dokumentasi program. Akan tetapi HIPO juga banyak digunakan sebagai alat desain dan teknik dokumentasi dalam siklus pengembangan sistem. HIPO berbasis pada fungsi, yaitu tiap-tiap modul di di dalam sistem digambarkan oleh fungsinya.

(40)

Menu Utama 1

Pengiriman Individu

1.1

Setting Loket & Printer

1.3 Blacksheet

1.2

Sumber : Jogiyanto (2014:788).

Gambar II.25. Contoh HIPO (Hierarchy Plus Input-Proses-Output)

HIPO dapat digunakan sebagai alat pengembangan sistem dan teknik dokumentasi program dan penggunaan HIPO ini mempunyai sasaran utama sebagai berikut :

1. Untuk menyediakan suatu struktur guna memahami fungsi-fungsi dari sistem.

2. Untuk lebih menekankan fungsi-fungsi yang harus diselesaikan oleh program, bukannya menunjukan statement-statement program yang digunakan untuk melaksanakan tugas tersebut.

3. Untuk menyediakan penjelasan yang jelas dari input yang harus digunakan dan output yang harus dihasilkan oleh masing-masing fungsi pada tiap-tiap tingkatan dari diagram-diagram HIPO.

4. Untuk menyediakan output yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pemakai.

Gambar

Gambar II.1. Siklus Informasi
Gambar II.2. Illustarsi Model Waterfall  2.  Model Prototipe
Gambar II.3. Illustrasi Model Prototipe
Tabel II.1.
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Kantor cabang bank asing memiliki kualitas asset yang cukup baik, memiliki dan menerapkan manajemen risiko dan pengendalian operasional secara cukup memadai,

Dalam m akalah ini akan dibahas perh i tungan kctebalan perisa.i rad ia si pada saat penyinara n dengan posisi sumber isotop terarah pada pasi en, sehiugga bagia n

Juga diperoleh hasil dari pengujian dengan Anova didapat bahwa jenis dan ukuran font mempengaruhi kecepatan pembacaan teks, sedangkan warna font, interaksi dua arah, serta

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan bahwa Masyarakat Desa Kampung Pajak Labuhan Batu Utara dari dahulu sampai sekarang jika ada seseorang yang meninggal dunia

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada penjelasan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai kemampuan menulis teks eksposisi siswa dengan penerapan

Maintenance Planner akan membuat skala prioritas mana temuan urgent yang harus segera diselesaikan dan mana yang tidak kemudian membuat jadwal pengerjaannya

Sedangkan, bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit (Mus musculus) betina dewasa sebanyak 20 ekor yang berumur 8 minggu dengan berat 18-20 gram,

Modul-modul yang dikembangkan PPPPTK Matematika akan digunakan sebagai referensi atau bahan fasilitasi, serta bekal bagi para Tim Pengembang (NCT, PCT, DCT) dan Guru