• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI PRODUKSI DAN PEMASARAN PAKAN KOMPLIT SAPI POTONG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMALISASI PRODUKSI DAN PEMASARAN PAKAN KOMPLIT SAPI POTONG"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TAHUN TERAKHIR PENELITIAN

RISET PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

(IPTEK)

OPTIMALISASI PRODUKSI DAN PEMASARAN

PAKAN KOMPLIT SAPI POTONG

(Tahun ke-2 dari Rencana 2 Tahun)

TIM PENGUSUL

Dr. Ir. Sutawi, M.P. / NIDN. 0022046501 Dr. Ir. Ahmad Wahyudi, M.Kes. / NIDN. 0009116501 Dr. Ir. Listiari Hendraningsih, M.P / NIDN. 0010116411

Sofyan Arief S.H., M.Kn. /NIDN. 0704087403

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

November 2016

(2)
(3)

iii

OPTIMALISASI PRODUKSI DAN PEMASARAN

PAKAN KOMPLIT SAPI POTONG

Sutawi, Ahmad Wahyudi, Listiari Hendraningsih, dan Sofyan Arief Universitas Muhammadiyah Malang

[email protected] RINGKASAN

Penggunaan pakan lokal oleh peternak sapi sampai saat ini masih menghadapi berbagai masalah, seperti diskontinyuitas ketersediaan, kualitas nutrisi, dan juga adanya risiko kontaminasi mikroba berbahaya. Diperlukan teknologi yang tepat untuk memperbaiki nutrisi pakan dan mengurangi kontaminasi mikroba berbahaya. Teknologi tersebut termasuk formulasi complete feed (pakan komplit) atau total

mixed ration (TMR) dan preparasi silase TMR untuk mengawetkan pakan secara

biologis. Melihat permasalahan tersebut, PT Himikarta yang bergerak di bidang industri dan perdagangan produk pertanian-peternakan berupaya mencari solusi dengan menjalin kerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Malang untuk mengembangkan teknologi produksi dan peningkatan kualitas pakan komplit ruminansia, utamanya sapi potong.

Berdasarkan kesepakatan antara Tim Peneliti UMM dengan Direktur PT Himikarta Program Riset Pengembangan IPTEK ini akan dilakukan selama dua tahun. Tahun II: (1) Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman produksi dan pemasaran pakan komplit sapi potong, dan (2) Merumuskan strategi pemasaran pakan komplit sapi potong dengan menggunakan analisis SWOT.

Hasil penelitian Tahun II menyimpulkan: (1) Hasil penilaian IFAS menunjukkan bahwa nilai kekuatan pakan komplit lebih rendah daripada nilai kelemahan. Kelemahan pakan komplit terutama pada faktor: (1) Belum ada agen/distributor, sehingga menyulitkan peternak dalam membeli pakan komplit; dan (2) Harga pakan komplit Rp 3.500,-/kg dinilai terlalu mahal; (2) Hasil penilaian EFAS menunjukkan bahwa nilai peluang lebih rendah daripada nilai ancaman. Ancaman pemasaran pakan komplit terutama pada faktor: (1) Keterbatasan modal peternak untuk membeli pakan komplit, (2) Ketersediaan hijauan yang melimpah pada musim hujan, dan (3) Impor sapi bakalan dan daging sapi meningkat mengurangi minat peternak untuk beternak sapi potong, dan (3) Strategi pemasaran pakan komplit yang sesuai adalah strategi WT (meminimalkan kelamahan dan menghindari ancaman). Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan produsen pakan komplit antara lain: (1) Memaksimalkan penggunanaan bahan baku limbah pertanian yang tersedia di wilayah setempat untuk menekan biaya pembuatan pakan komplit, dan (2) Bekerja sama dengan Gapoktan atau KUD sebagai distributor dalam pemasaran pakan komplit sapi potong.

(4)

iv

PRAKATA

Kami Tim Peneliti Riset Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya laporan akhir penelitian IPTEK dengan judul “Optimalisasi Produksi dan Pemasaran Pakan Komplit Sapi Potong” pada tahun kedua ini dapat diselesaikan, dan untuk itu kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Direktur DP2M DIKTI yang telah memfasilitasi Program Penelitian IPTEK, Tim Reviewer DP2M yang telah memberikan berbagai masukan pada saat pemaparan proposal dan monitoring, DP2M Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memfasilitasi pengayaan proposal, Kepala Laboratorium Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memfasilitasi penggunaan alat dan bahan, Kepala Kandang Percobaan UMM yang telah memfasilitasi penggunaan kandang dan gudang sebagai tempat penelitian, serta berbagai pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian IPTEK ini. Kami berharap penelitian yang ini dapat dimanfaatkan oleh PT Himikarta sebagai Mitra Industri yang akan memproduksi dan memasarkan pakan komplit untuk ternak sapi potong.

Malang, 29 November 2016 Ketua Tim Peneliti,

(5)

v DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL i HALAMAN PENGESAHAN ii RINGKASAN iii PRAKATA iv DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi BAB 1. PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Perumusan Masalah 3 1.3. Tujuan Riset 3 1.4. Manfaat Riset 3 1.5. Target Riset 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1. Pakan Komplit 5

2.2. Bauran Pemasaran 6

2.3. Analisis SWOT 8

BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 12

3.1. Tujuan Penelitian 12

3.2. Manfaat Penelitian 12

BAB 4. METODE PENELITIAN 13

4.1. Peta Jalan Penelitian 13

4.2. Tahapan Penelitian 15

4.3. Perumusan Strategi Pemasaran 16

BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 20

5.1. Produk Pakan Komplit 20

5.2. Strategi Pemasaran 21

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 26

6.1. Kesimpulan 26

6.2. Saran 26

DAFTAR PUSTAKA 28

LAMPIRAN 30

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Peneliti Lampiran 2. Produk Pakan Komplit Sapi Potong

Lampiran 3. Sertifikat Seminar Internasional di Fukuoka, Jepang Lampiran 4. Power Point Seminar Internasional di Fukuoka, Jepang. Lampiran 5. Poster Pemasaran Pakan Komplit

(6)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Pendaftaran Paten Terkait Pakan Komplit 13

Tabel 4.2. Tahapan Penelitian Tahun 2015-2016 16

Tabel 4.3. Analisis Faktor Internal dan Eksternal Pakan Komplit Sapi Potong

17

Tabel 4.4. Matrik Analisis SWOT secara Deskriptif 13

Tabel 5.1. Produk Pakan Komplit Sapi Potong 20

Tabel 5.2. Tabel Komposisi Pakan Komplit Sapi Potong 20

Tabel 5.3. Faktor-faktor Internal (IFAS) dan Eksternal (EFAS) Pakan Komplit Sapi Potong

21 Tabel 5.4. Penilaian Faktor-faktor Internal Pakan Komplit Sapi Potongl 23 Tabel 5.5. Penilaian Faktor-faktor Eksternal Pakan Komplit Sapi Potong 24

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Road Map Riset dan Teknologi Hasil Penelitian Sebelumnya 14

Gambar 4.2. Pakan Komplit Kemasan 50 kg 15

Gambar 4.3. Kuadran SWOT 19

Gambar 5.1. Strategi Pemasaran Pakan Komplit 25

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Peneliti Lampiran 2. Produk Pakan Komplit Sapi Potong

Lampiran 3. Sertifikat Seminar Internasional di Fukuoka, Jepang Lampiran 4. Power Point Seminar Internasional di Fukuoka, Jepang Lampiran 5. Poster Pemasaran Pakan Komplit

(7)

1

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Swasembada daging sapi merupakan salah satu dari enam sasaran strategis Kementerian Pertanian 2015-2019. Salah satu upaya untuk mencapai swasembada daging sapi adalah meningkatkan populasi dan produktivitas sapi potong lokal. Upaya ini memerlukan dukungan ketersediaan pakan yang cukup baik kuantitas maupun kualitasnya. Pengembangan ternak sapi potong selama ini secara berulang-ulang menghadapi persoalan fluktuasi ketersediaan dan kualitas pakan, padahal pakan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi efisiensi usaha peternakan, menentukan kualitas produk, produktivitas, dan keuntungan usaha peternakan.

Sumber pakan utama ternak sapi potong mengandalkan limbah pertanian, seperti jerami padi, tebon jagung, pucuk tebu, dan sebagainya, yang berkualitas nutrisi rendah, antara lain dicirikan oleh rendahnya tingkat kecernaan, kadar protein kasar, dan kadar karbohidrat non struktural, serta tingginya kadar serat utamanya lignoselulosa. Ketika musim kemarau tiba jerami dibawa ke sentra-sentra peternakan sapi potong untuk memenuhi kebutuhan pakan, meskipun peternak harus merelakan menjual pedet untuk dibelikan jerami padi sebagai pakan sapi. Demikian pula dengan pakan konsentrat sapi, mayoritas bahan yang dipergunakan berasal dari limbah pertanian dan limbah industri dengan kualitas nutrisi yang rendah yang dapat mengakibatkan rendahnya kinerja produksi dan reproduksi ternak. Inilah salah satu tantangan yang harus diatasi untuk mencapai swasembada daging sapi di Indonesia.

Lignoselulosa merupakan struktur utama pada berbagai bahan baku pakan, seperti jerami padi, ampas tapioka, dan limbah berserat lainnya. Lignoselulosa harus didegradasi menjadi senyawa sederhana agar menjadi bahan baku pakan yang lebih mudah dicerna. Degradasi lignoselulosa secara alami berlangsung lambat, yaitu tiga sampai empat bulan. Proses tersebut dapat dipercepat dengan menambahkan inokulan bakteri dan jamur unggul pendegradasi lignoselulosa. Hasil penelitian Wahyudi (2010, 2011) menunjukkan bahwa penambahan bakteri selulolitik dapat meningkatkan kecernaan serat kasar baik secara in vitro maupun in vivo. Tim Peneliti telah melakukan berbagai penelitian yang berkaitan dengan isolasi bakteri selulolitik

(8)

2

dari beberapa ternak ruminansia, yaitu kerbau, sapi, kambing dan domba (1992), dan dilanjutkan dari ternak herbivora (2008), optimasi media (1998, 1999), uji aktivitas enzimatik (1998), dan penggunaannya baik secara in vitro maupun in vivo pada domba ekor gemuk, sapi potong, dan sapi perah (2006, 2008, 2011).

Pemberian pakan untuk ternak ruminansia di Indonesia pada umumnya masih memisahkan pemberian pakan hijauan dan konsentrat. Pola pemberian pakan ini memiliki beberapa kekurangan, yaitu terjadi selektivitas bahan pakan, sehingga tidak seluruh hijauan dikonsumsi oleh ternak, sisa pakan terbuang, dan membutuhkan tambahan jam kerja. Sisa pakan yang tidak terkonsumsi ini menyebabkan asupan nutrien untuk ternak tidak sesuai dengan yang dibutuhkan, sehingga produktivitas ternak tidak optimal (Lammers et al., 2010). Pakan komplit (complete feed) atau

total mixed ration (TMR) merupakan campuran bahan-bahan pakan baik berupa

hijauan, tebon, limbah pertanian, biji-bijian, sumber protein, mineral, vitamin, dan

feed additives menjadi satu kesatuan untuk membuat ransum yang seimbang. Phillips et al., 2010 menyatakan bahwa pemberian TMR pada sapi perah akan meningkatkan

produksi, menurunkan biaya pakan dan tenaga kerja, bahan pakan yang biasanya tidak dikonsumsi dapat dikonsumsi, dan meningkatkan kesehatan dan reproduksi ternak. Pemberian TMR juga dapat meningkatkan kandungan lemak dan komponen susu lain karena proses fermentasi dalam rumen berlangsung lebih baik (Lin, 2010). Di Indonesia, penelitian tentang pakan komplit dilakukan oleh Jannah dkk. (2012). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dari segi konsep produk, wafer ransum komplit sudah dapat diterima dengan baik, dengan indikasi bahwa besarnya tingkat ketertarikan peternak mencapai 57%, meskipun hanya terdapat 47% peternak yang memiliki keinginan untuk membeli wafer ransum komplit.

Salah satu upaya untuk menjaga kualitas TMR dalam jangka waktu lama adalah proses fermentasi atau pembuatan silase. Cemaran yang sering ditemukan pada pakan silase adalah mikroorganisme patogen yang menghasilkan berbagai senyawa toksikan. Pakan yang aman dari berbagai cemaran akan menentukan kualitas pangan. Penelitian terkait cemaran dan toksikan pakan relatif belum banyak dieksplorasi dan belum mendapatkan perhatian serius di Indonesia. Untuk mengatasi permasalahan penting tersebut maka penelitian ini akan menerapkan teknologi

(9)

3

formulasi ransum ruminansia tanpa bergantung musim dan sekaligus menciptakan pakan berkualitas bebas toksikan dari bahan-bahan limbah pertanian dan industri pangan dengan bantuan lactid acid bacillus (LAB) yang berasal dari tanaman asli Indonesia. Beberapa isolat LAB telah diisolasi dari jerami padi, tanaman jagung, dan rumpun bambu (2012).

Pada Program Penelitian RAPID 2013-2015 Tim Peneliti telah melalukan tiga kegiatan, yaitu (1) penerapan teknologi pengolahan pakan menggunakan strain isolat pendegradasi serat dan melakukan optimasi formula pakan komplit TMR berbahan baku limbah pertanian dan industri, (2) uji coba produksi, perancangan

scaling up, evaluasi keekonomian, dan peningkatan kualitas pakan komplit TMR

menggunakan strain Laktobacillus lokal, dan (3) produksi pakan komplit TMR dan silase pakan komplit TMR, dan publikasi.

1.2. Perumusan Masalah

2. Bagaimanakah respon peternak sapi potong terhadap produk, harga, distribusi, dan promosi pakan komplit ?

3. Bagaimana rancangan produk pakan komplit (bentuk, kemasan, dan harga) yang

marketable di pasaran ?

4. Bagaimanakah strategi pemasaran pakan komplit sapi potong ? 1.3. Tujuan Riset

2. Menganalisis respon peternak sapi potong terhadap produk, harga, distribusi, dan promosi pakan komplit.

3. Merancang produk pakan komplit (bentuk, kemasan, dan harga) sapi potong yang

marketable di pasaran.

4. Merumuskan strategi pemasaran pakan komplit sapi potong. 1.4. Manfaat Riset

2. Sebagai acuan bagi industri mitra dalam memproduksi pakan komplit sapi potong yang marketable di pasaran.

3. Sebagai acuan bagi industri mitra dalam melaksanakan strategi pemasaran pakan komplit sapi potong.

(10)

4

1.5. Target Riset

2. Menghasilkan produk pakan komplit sapi potong yang marketable di pasaran. 3. Menghasilkan rumusan strategi pemasaran pakan komplit sapi potong.

(11)

5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakan Komplit

Indonesia memiliki limbah pertanian dalam bentuk jerami padi dengan jumlah 84 juta ton per tahun (Soejono, 2006). Pada umumnya petani Indonesia belum memanfaatkannya sebagai bagian integral dari sistem usaha tani. Hak kepemilikan jerami di sawah tidaklah begitu jelas. Sebagian besar petani senang jika sawahnya bersih dari jerami, karena jerami dianggap sebagai limbah. Seringkali jerami dibakar begitu saja di sawah. Petani di China memanfaatkan jerami padi sebagai pakan ternak, bahan baku kompos, mulsa tanaman sayur dan buah-buahan, media tumbuh jamur merang, bahan kerajinan dan bahan baku atap rumah, tidak ada jerami padi yang dibakar. Di Korea jerami juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti halnya di China. Sedangkan di Jepang jerami lebih banyak digunakan sebagai bahan baku kompos dan budaya membakar jerami padi telah ditinggalkan sejak tahun 1990an.

Pemberian jerami untuk ternak ruminansia di Indonesia pada umumnya masih dipisahkan dengan pemberian konsentrat. Pola pemberian pakan ini memiliki beberapa kekurangan: terjadi selektivitas bahan pakan sehingga tidak seluruh hijauan dikonsumsi oleh ternak, sisa pakan terbuang dan membutuhkan tambahan jam kerja. Sisa pakan yang tidak terkonsumsi ini menyebabkan asupan nutrient untuk ternak tidak sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga produktivitas ternak tidak optimal (Lammers et al., 2010).

Total Mixed Ration (TMR) dapat didefinisikan sebagai pakan yang terdiri

atas hijauan dan pakan konsentrat diformulasikan dan dicampur untuk memenuhi kebutuhan ternak. TMR merupakan campuran bahan-bahan pakan baik berupa hijauan atau tebon, limbah pertanian, biji-bijian, sumber protein, mineral, vitamin dan feed additives menjadi satu kesatuan untuk membuat ransum yang seimbang. TMR dirancang sebagai pakan tunggal yang dapat diberikan secara ad libitum. Konsumsi TMR secara ideal akan meningkatkan proses fermentasi dalam rumen, karena bateri mendapatkan partikel dan campuran pakan yang relatif seragam sepanjang hari.

(12)

6

Penggunaan limbah pabrik minuman seperti ampas kopi, ampas teh-gandum, dan ampas teh hijau dalam bentuk ransum komplit total mixed ration (TMR) telah dilakukan dengan hasil baik (Xu et al., 2007a, 2007b) dan berhasil membantu mengatasi masalah limbah di industri makanan-minuman untuk pakan ruminansia. Phillips et al., 2010 menyatakan bahwa pemberian TMR pada sapi perah akan meningkatkan produksi, menurunkan biaya pakan dan tenaga kerja, bahan pakan yang biasanya tidak dikonsumsi dapat dikonsumsi, dan meningkatkan kesehatan dan reproduksi ternak. Pemberian TMR juga dapat meningkatkan kandungan lemak dan komponen susu lain karena proses fermentasi dalam rumen berlangsung lebih baik (Lin, 2010).

2.2. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran merupakan strategi pemasaran untuk menyampaikan informasi, memperkenalkan, merangsang konsumen untuk membeli, dan menciptakan preferensi terhadap suatu produk (Selang, 2013). Bauran pemasaran terdiri produk, harga, promosi dan distribusi, yang akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran dan ditujukan untuk mendapatkan respon yang diinginkan dari pasar sasaran (Kotler dan Keller, 2007). Menurut Rusydi (2005) bauran pemasaran adalah suatu strategi yang digunakan dalam bidang pemasaran untuk menciptakan pertukaran dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba dan meningkatkan volume penjualan produk.

Kotler dan Amstrong (2004) menyebutkan produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan. Produk adalah suatu sifat yang komplek baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, prestise perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya. Intensitas kompetisi di pasar memaksa perusahaan untuk mengupayakan adaptasi produk yang tinggi guna meraih keunggulan yang kompetitif atas pesaing. Konsumen semakin banyak memiliki alternatif dan sangat hati-hati dalam menentukan keputusan untuk melakukan pembelian dengan mempertimbangkan faktor-faktor kebutuhan, keunggulan produk, pelayanan dan perbandingan harga sebelum memutuskan untuk membeli. Keunggulan kompetitif suatu produk merupakan salah satu faktor penentu dari

(13)

7

kesuksesan produk baru, di mana kesuksesan produk tersebut diukur dengan parameter jumlah penjualan produk. (Tjiptono, 2008).

Harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa harga yang dibayar oleh pembeli sudah termasuk layanan yang diberikan oleh penjual. Banyak perusahaan mengadakan pendekatan terhadap penentuan harga berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya. Adapun tujuan tersebut dapat berupa meningkatkan penjualan, mempertahankan market share, mempertahankan stabilitas harga, mencapai laba maksimum dan sebagainya. (Engel, and Blackwell, 2004). Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan supaya memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa (Tjiptono, 2008). Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya (Swastha, 2002).

Lupiyoadi (2001) menyatakan bahwa lokasi adalah tempat dimana perusahaan harus bermarkas melalui operasi. Lokasi atau tempat seringkali ikut menentukan kesuksesan perusahaan, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial sebuah perusahaan. Selain itu, lokasi juga berpengaruh terhadap dimensi-dimensi strategi seperti flexibility, competitive, positioning, dan focus. Fleksibelitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu perusahaan dapat bereaksi terhadap perubahan situasi ekonomi. Keputusan pemilihan lokasi berkaitan dengan komitmen jangka panjang terhadap aspek-aspek yang sifatnya kapital intensif, maka perusahaan benar-benar harus mempertimbangkan dan menyeleksi lokasi yang responsif terhadap situasi ekonomi, demografi, budaya, dan persaingan di masa mendatang. (Tjiptono, 2008).

Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi penjualan, artinya adanya aktifitas pemasaran untuk menyebarluaskan informasi, mempengaruhi, membujuk atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, memberi dan loyal pada produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan

aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,

(14)

8

produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono, 2008).

2.3. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (ThreathS).

Ada dua macam pendekatan dalam analisis SWOT, yaitu: Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT

Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor-faktor internal dan eksternal.

Matriks SWOT Kearns EKSTERNA

L INTERNAL OPPORTUNITY TREATHS

STRENGTH Comparativ

e Advantage

Mobilization

WEAKNESS Divestment/Investment Damage Control

Sumber: Hisyam, 1998 Keterangan:

Sel A: Comparative Advantages

Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat.

Sel B: Mobilization

(15)

9

upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang.

Sel C: Divestment/Investment

Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).

Sel D: Damage Control

Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.

Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT

Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

1. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor setta jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T;

Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10 berarti skor yang peling tinggi.

(16)

10

Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor).

2. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;

3. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran

SWOT.

No, STRENGTH SKOR BOBOT TOTAL

1.

2. dst

Total Kekuatan

No. WEAKNESS SKOR BOBOT TOTAL

1. 2.

Total Kelemahan

Selisish Total Kekuatan – Total Kelemahan = S – W = x

No, OPPORTUNITY SKOR BOBOT TOTAL

1.

2. dst

Total Peluang

No. TREATH SKOR BOBOT TOTAL

1.

2. dst

Total Tantangan

Selisih Total Peluang – Total Tantangan = O – T = y

Kuadran I (positif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi,

(17)

11

memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

Kuadran II (positif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

Kuadran III (negatif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

Kuadran IV (negatif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.

(18)

12

BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan Riset

1. Menganalisis respon peternak sapi potong terhadap produk, harga, distribusi, dan promosi pakan komplit.

2. Merancang produk pakan komplit (bentuk, kemasan, dan harga) sapi potong yang marketable di pasaran.

3. Merumuskan strategi pemasaran pakan komplit sapi potong. 3.2. Manfaat Riset

1. Sebagai acuan bagi industri mitra dalam memproduksi pakan komplit sapi potong yang marketable di pasaran.

2. Sebagai acuan bagi industri mitra dalam melaksanakan strategi pemasaran pakan komplit sapi potong.

(19)

13

BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1. Peta Jalan Riset dan Teknologi

Usulan kegiatan Riset Pengembangan IPTEK ini merupakan bagian tak terpisahkan dari Renstra Penelitian UMM 2016-2020 dan merupakan tindak lanjut dari serangkaian penelitian panjang berorientasi produk yang mulai dikerjakan sejak tahun 1992 dengan judul “Isolasi Bakteri Selulolitik Beberapa Ternak Ruminansia (Kerbau, Sapi, Kambing, dan Domba)” yang dibiayai oleh dana Proyek Bank Dunia XVII sampai penelitian tahap akhir uji kecernaan in vitro kemampuan isolat bakteri dan jamur pendegradasi lignoselulosa dan implementasinya pada ensilase yang dibiayai DIKTI melalui program Sandwich-like di National Institute of Livestock and Grassland Science (NILGS) di Jepang pada Tahun 2011.

Dari penelitian yang telah dilakukan pada periode 1992-2014, beberapa hasil penelitian kemudian didaftarkan untuk mendapatkan paten. Adapun penelitian dan nomor pendaftaran paten yang telah diperoleh adalah:

Tabel 4.1. Pendaftaran Paten Terkait Pakan Komplit

No Judul Nomor Pendaftaran/Program

1. Probiotik Selulolitik Sebagai Suplemen Pakan Ternak

P00200500486 / Program UBER HKI-DIKTI 2004

2. Pembuatan Probiotik Padat untuk Peningkatan Produktivitas Ternak Ruminansia

P00200700561/ Program

PEROLEH PATEN DIKTI 2007 3. Metode peningkatan kemampuan

probiotik fibrolitik dan Komposisinya.

P00200900214/

Program UBER HKI-DIKTI 2009 4. Suplemen Pakan untuk Ternak

Ruminansia

P00201200843/Insentif DIKTI, Tgl 12 Oktober 2012

5. Metode Memperoleh Isolat Bakteri Pendegradasi Lignoselulosa

EP10201300001/Insentif Paten RISTEK, Tgl 11 Januari 2013

(20)

14

Peta jalan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat digambarkan sebagai berikut: Tahun 1992 - 1998 Tahun 2004 - 2006 2006- 2007 2008 -2010 2011 2013-2015

Gambar 4.1. Road Map Riset dan Teknologi Hasil Penelitian Sebelumnya

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dan kondisi yang ada pada saat ini, penelitian akan dikembangkan dalam dua tahun (tahap) kegiatan Riset Pengembangan IPTEK sebagai berikut:

2015: 1. Respon peternak sapi potong terhadap pakan komplit. 2. Rancangan produk pakan komplit 2016: Strategi pemasaran pakan komplit sapi potong 1. Produk Pakan Komplit yang marketable 2. Strategi pemasaran pakan komplit sapi potong 3. HKI atau Publikasi Internasional Isolasi bakteri selulolitik dari

berbagai ternak ruminansia

Seleksi bakteri berdasarkan aktivitas enzym dan optimasi

media

Optimasi Media Pembawa, Peningkatan Kemampuan, Metode Pemberian

Evaluasi terhadap tampilan produksi domba, sapi perah Evaluasi terhadap kualitas daging dan susu

Isolasi bakteri asal kolon dan herbivora

Implementasi pada Sapi Potong

Isolat Bakteri Selulolitik Terseleksi

 Optimasi formula pakan komplit TMR  Uji coba produksi pakan komplit TMR  Produksi pakan komplit TMR

(21)

15

4.2. Tahapan Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama dua tahun (2015-2016). Penelitian Tahun I (2015) telah menghasilkan produk pakan

komplit (Gambar 4.1) dan mengetahui respon peternak terhadap pakan komplit. Hasil respon peternak sapi potong terhadap pakan komplit telah diseminarkan pada International Seminar of Animal Nutrition and Feed Science (ISAINI 2015) tanggal 8-9 September 2015 di Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Penelitian Tahun I menyimpulkan bahwa: (1) Pakan komplit merupakan produk yang belum dikenal peternak; (2) Harga pakan komplit dirasakan masih cukup mahal; (3)

Akses peternak untuk membeli pakan komplit masih sulit, dan (5) Peternak belum mengetahui promosi pakan komplit untuk sapi potong, serta (6) Tingkat efektivitas bauran pemasaran pakan komplit memiliki skor 2,42 (Cukup Efektif).

Penelitian Tahun II (2016): (1) Melakukan perumusan strategi pemasaran pakan komplit sapi potong, dan (2) Mengajukan pendaftaran paten dan/atau publikasi internasional. Perumusan strategi dilakukan dengan metode SWOT

(Strenght/Kekuatan, Weakness/Kelemahan, Opportunity/Peluang, dan

Treath/Ancaman). Analisis SWOT dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif

(Rangkuti, 2005).

Gambar 4.2. Pakan Komplit dalam kemasan 50 kg (Hasil Penelitian Tahun I)

(22)

16

Tahapan penelitian selama dua tahun (2015-2016) disajikan pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.2. Tahapan Penelitian Tahun 2015-2016

INPUT PROSES OUTPUT

T ah u n I (2015) Prototipe produk pakan komplit sapi potong 1. Mengidentifikasi respon peternak terhadap produk, harga, distriubusi dan promosi pakan komplit sapi potong.

2. Merancang produk pakan komplit (bentuk, kemasan, harga) sapi potong.

1. Gambaran respon peternak terhadap produk, harga,

distribusi, dan promosi pakan komplit sapi potong

2. Profil produk pakan komplit (bentuk, kemasan, harga) yang

marketable di pasaran T ah u n II (2016) Produk pakan komplit sapi potong 1. Mengidentifikasi faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) pakan komplit sapi potong 2. Merumuskan strategi

pemasaran pakan komplit sapi potong.

1. Produk pakan komplit sapi potong komersial 2. Rumusan strategi

pemasaran pakan komplit sapi potong komersial

4.3. Perumusan Strategi Pemasaran

1. Analsis Faktor Internal dan Eksternal

Tahap pertama analisis SWOT adalah menganalisis faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) pakan komplit sapi potong. Analisis internal dilakukan untuk mendapatkan faktor-faktor kekuatan yang akan digunakan dan faktor-faktor kelemahan yang akan diperbaiki, sedangkan analisis eksternal dilakukan untuk mengembangkan faktor-faktor peluang yang dapat dimanfaatkan dan faktor-faktor ancaman yang perlu dihindari. Hasil analisis faktor-faktor internal (Internal Factors Analysis Summary, IFAS) dan faktor-faktor eksternal (External Factors Analysis Summary, EFAS) pakan komplit sapi potong disajikan pada Tabel 4.3.

(23)

17

Tabel 4.3. Analisis Faktor Internal (IFAS) dan Eksternal (EFAS) Pakan Komplit Sapi Potong

Faktor Internal (IFAS)

Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)

1. Pakan komplit sangat praktis digunakan untuk pakan sapi potong.

2. Bahan utama pakan komplit berasal dari limbah pertanian. 3. Pakan komplit mempermudah kerja

peternak karena tidak tergantung pada ketersediaan hijauan. 4. Nilai nutrisi pada pakan komplit

sudah lengkap.

5. Pakan komplit dapat meningkatkan produksi dan produktivitas ternak sapi potong.

6. Pembuatan pakan komplit

memerlukan teknologi yang cukup sederhana.

1. Ternak sapi perlu waktu adaptasi untuk menyukai dan mengonsumsi pakan komplit secara rutin.

2. Harga pakan komplit Rp 3.500,-/kg dinilai terlalu mahal.

3. Belum ada agen/distributor, sehingga menyulitkan peternak dalam membeli pakan komplit. 4. Belum dilakukan demplot,

sehingga peternak masih ragu terhadap kualitas dan efektivitas pakan komplit terhadap produksi dan produktivitas sapi potong. 5. Promosi pakan komplit belum

sampai ke tingkat peternak.

6. Ketersediaan pakan komplit belum terjamin.

Faktor Eksternal (EFAS)

Peluang (Opportunity) Ancaman (Treath)

1. Pakan komplit merupakan produk baru yang unik dan menarik. 2. Produsen pakan komplit masih

sedikit, sehingga persaingan di pasaran tidak ketat.

3. Perkembangan usaha peternakan sapi potong cukup pesat

memerlukan sumber pakan alternatif yang praktis.

4. Ketersediaan hijauan yang semakin berkurang karena alih fungsi lahan pertanian.

5. Terbuka peluang kerjasama pemasaran dengan KUD dan Gapoktan.

1. Impor sapi bakalan dan daging sapi meningkat mengurangi minat peternak untuk beternak sapi potong.

2. Fluktuasi harga sapi menyebabkan peternak enggan membeli pakan komplit.

3. Ketersediaan hijauan yang melimpah pada musim hujan. 4. Pakan konsentrat lebih mudah

diperoleh dan harganya lebih murah.

5. Keterbatasan modal peternak untuk membeli pakan komplit.

(24)

18

2. Analisis SWOT Kualitatif

Analisis SWOT secara kualitatif (deskriptif) dilakukan dengan menyusun IFAS dan EFAS pada suatu matrik, kemudian merumuskan secara deskriptif strategi-strategi SO, WO, ST, dan WT, seperti dirangkum pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Matrik Analisis SWOT secara Deskriptif IFAS EFAS S (Strength): Daftar faktor-faktor kekuatan internal W (Weakness): Daftar faktor-faktor kelemahan internal O (Opportunity): Daftar faktor-faktor peluang eksternal Strategi SO:

Rumusan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO:

Rumusan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang T (Threat): Daftar faktor-faktor ancaman eksternal Strategi ST:

Rumusan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi WT:

Rumusan strategi yang meminimalkan

kelamahan dan

menghindari ancaman

3. Analisis SWOT Kuantitatif

Analisis SWOT secara kuantitatif dilakukan dengan penilaian (scoring) dan pembobotan (weighting) pada masing-masing faktor internal (IFAS) dan eksternal (EFAS). Skoring pada IFAS dan EFAS menggunakan skala Likert, yaitu: 5 (Sangat Setuju), 4 (Setuju), 3 (Tidak Berpendapat), 2 (Tidak Setuju), dan 1 (Sangat Tidak Setuju). Penilaian dilakukan oleh para pemangku kepentingan (stakeholder) yang berkaitan dengan pakan komplit sapi potong, yaitu peternak sapi potong, pengurus kelompok peternak, pemilik toko pakan ternak, penyuluh peternakan, dan aparat dinas peternakan.

Hasil perhitungan nilai dan bobot IFAS dan EFAS selanjutnya dimasukkan ke dalam diagram (kuadran) SWOT, di mana selisih antara kekuatan dengan kelemahan sebagai ordinat di sumbu X, sedangkan selisih antara peluang dengan ancaman sebagai ordinat di sumbu Y (Gambar 4.2).

(25)

19 Strenght Weakness Opportunity Treath KUADRAN I: - Strategi Progresif (SO) - IFAS positif - EFAS positif KUADRAN II: - Strategi Diversifikasi (ST) - IFAS positif - EFAS negatif KUADRAN III: - Strategi Bertahan (WT) - IFAS negatif - EFAS negatif KUADRAN IV: - Strategi Berubah (WO) - IFAS negatif

- EFAS positif

(26)

20

BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1. Produk Pakan Komplit

Produk yang ditawarkan kepada peternak berupa pakan komplit atau Total

Mixed Ration (TMR) sapi potong Cap “Gurami” kemasan 50 kg dengan harga Rp

2.500-3500/kg (Rp 125.000-175.000/kemasan 50 kg) (Tabel 5.1). Variasi harga disebabkan harga bahan baku yang berfluktuasi.

Tabel 5.1. Produk Pakan Komplit Sapi Potong

Nama Produk Pakan Ternak

Jenis Produk Pakan Komplit

Merk Cap “Gurami”

Kemasan 50 kg

Harga Rp 3000-3500/kg

Kegunaan Pakan Sapi Potong

Konsumen Peternak Sapi Potong

Kapasitas Produksi 10-20 ton/bulan Status Produk

 Draft  Produk

 Penerapan √

Pakan komplit ini dibuat dari campuran berbagai bahan pakan, seperti bekatul, bungkil kopra, urea, jagung, mineral, tetes, dan kulit kacang, dengan komposisi nutrisi sesuai kebutuhan sapi potong, yaitu PK 15,23% dan TDN 69,39%. (Tabel 5.2). Komposisi penggunaan bahan baku dapat diganti sesuai ketersediaan bahan di pasaran.

Tabel 5.2. Komposisi Pakan Komplit

No Bahan Jumlah (%) PK (%) TDN (%) Porsi PK (%) Porsi TDN (%)

1 Bekatul 36 10 70 3,6 25,2 2 Bungkil kopra 38 25 75,3 9,5 28,614 3 Urea 1 46 50 0,46 0,5 4 Jagung 10 9 90 0,9 9 5 Mineral 0,5 0 0 6 Tetes 3 3,5 81 0,105 2,43 7 Kulit Kacang 11,5 5,8 31,7 0,667 3,6455

(27)

21

5.2. Strategi Pemasaran

Identifikasi Faktor-faktor Internal dan Eksternal

Hasil identifikasi faktor-faktor internal (IFAS) dan faktor-faktor eksternal

(EFAS) pakan komplit sapi potong disajikan pada Tabel 5.3. Pada IFAS, kekuatan

merupakan faktor internal positif yang akan digunakan, sedangkan kelemahan merupakan faktor internal negatif yang akan diperbaiki. Pada EFAS, peluang merupakan faktor eksternal positif yang dapat dimanfaatkan, sedangkan faktor ancaman merupakan faktor eksternal negatif yang perlu dihindari. Terdapat masing-masing enam faktor kekuatan dan faktor kelemahan, serta lima faktor peluang dan ancaman.

Tabel 5.3. Faktor-faktor Internal (IFAS) dan Eksternal (EFAS) Pakan Komplit Sapi Potong

Faktor Internal (IFAS)

Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)

1. Pakan komplit sangat praktis digunakan untuk pakan sapi potong.

2. Bahan utama pakan komplit berasal dari limbah pertanian. 3. Pakan komplit mempermudah kerja

peternak karena tidak tergantung pada ketersediaan hijauan. 4. Nilai nutrisi pada pakan komplit

sudah lengkap.

5. Pakan komplit dapat meningkatkan produksi dan produktivitas ternak sapi potong.

6. Pembuatan pakan komplit

memerlukan teknologi yang cukup sederhana.

1. Ternak sapi perlu waktu adaptasi untuk menyukai dan mengonsumsi pakan komplit secara rutin.

2. Harga pakan komplit Rp 3.500,-/kg dinilai terlalu mahal.

3. Belum ada agen/distributor, sehingga menyulitkan peternak dalam membeli pakan komplit. 4. Belum dilakukan demplot,

sehingga peternak masih ragu terhadap kualitas dan

efektivitas pakan komplit terhadap produksi dan produktivitas sapi potong. 5. Promosi pakan komplit belum

sampai ke tingkat peternak. 6. Ketersediaan pakan komplit

(28)

22

Faktor Eksternal (EFAS)

Peluang (Opportunity) Ancaman (Treath)

1. Pakan komplit merupakan produk baru yang unik dan menarik.

2. Produsen pakan komplit masih sedikit, sehingga persaingan di pasaran tidak ketat.

3. Perkembangan usaha

peternakan sapi potong cukup pesat memerlukan sumber pakan alternatif yang praktis. 4. Ketersediaan hijauan yang

semakin berkurang karena alih fungsi lahan pertanian.

5. Terbuka peluang kerjasama pemasaran dengan KUD dan Gapoktan.

1. Impor sapi bakalan dan daging sapi meningkat mengurangi minat peternak untuk beternak sapi potong.

2. Fluktuasi harga sapi

menyebabkan peternak enggan membeli pakan komplit. 3. Ketersediaan hijauan yang

melimpah pada musim hujan. 4. Pakan konsentrat lebih mudah

diperoleh dan harganya lebih murah.

5. Keterbatasan modal peternak untuk membeli pakan komplit.

Penilaian Faktor-faktor Internal dan Eksternal

Hasil penilaian IFAS menunjukkan bahwa nilai kekuatan pakan komplit 1,398, lebih rendah daripada nilai kelemahan 1,981, dengan selisih negatif sebesar -0,583 (Tabel 5.4). Kelemahan pakan komplit terutama pada faktor: (1) Belum ada agen/distributor, sehingga menyulitkan peternak dalam membeli pakan komplit; dan (2) Harga pakan komplit Rp 3.500,-/kg dinilai terlalu mahal. Ada dua sistem distribusi yang biasa digunakan oleh produsen pakan, yaitu sistem distribusi langsung kepada peternak dan melalui agen (distributor). Pakan komplit sapi potong merupakan produk baru yang belum dikenal peternak sapi potong. Pemasaran pakan komplit lebih banyak dilakukan secara langsung kepada peternak berdasarkan pesanan. Untuk meningkatkan volume penjualalan pakan komplit, produsen perlu bekerjasama dengan Gapoktan atau KUD untuk memasarkan pakan komplit. Harga merupakan determinan terpenting dalam pemasaran pakan komplit. Harga menentukan keuntungan atau kerugian usaha peternakan, dan keputusan peternak untuk membeli pakan komplit. Harga pakan komplit di tingkat peternak ditetapkan Rp 3.500,00/kg atau Rp 175.000,00/kemasan 50 kg. Harga pakan komplit Rp 3.500,00/kg ternyata dinilai mahal bagi peternak. Sebanyak 40% peternak

(29)

23

menyatakan akan membeli produk ini jika harganya di bawah Rp 3.500,00/kg, sedangkan 53% peternak tidak akan membeli jika harga pakan komplit di atas Rp 3.500,00/kg. Harga pakan mahal menyebabkan biaya produksi yang besar, karena biaya pakan memberi kontribusi sekitar 60-70% pada usaha budidaya sapi potong.

Tabel 5.4. Penilaian Faktor-faktor Internal Pakan Komplit Sapi Potongl

KEKUATAN Bobot Rating Nilai

1 Pakan komplit sangat praktis digunakan untuk

pakan sapi potong. 0,097 4 0,388

2 Bahan utama pakan komplit berasal dari

limbah pertanian. 0,089 3 0,267

3

Pakan komplit mempermudah kerja peternak karena tidak tergantung pada ketersediaan hijauan.

0,087 3 0,262

4 Nilai nutrisi pada pakan komplit sudah

lengkap 0,068 3 0,205

5 Pakan komplit dapat meningkatkan produksi

dan produktivitas ternak sapi potong. 0,046 3 0,138

6 Pakan komplit merupakan produk baru yang

unik dan menarik. 0,046 3 0,138

Total Nilai Kekuatan 0,434 1,398

KELEMAHAN Bobot Rating Nilai

1

Ternak sapi perlu waktu adaptasi untuk menyukai dan mengonsumsi pakan komplit secara rutin.

0,093 2 0,185

2 Harga pakan komplit Rp 3.500,-/kg dinilai

terlalu mahal. 0,083 4 0,332

3

Belum ada agen/distributor, sehingga

menyulitkan peternak dalam membeli pakan komplit.

0,105 4 0,418

4

Belum dilakukan demplot, sehingga peternak masih ragu terhadap kualitas dan efektivitas pakan komplit terhadap produksi dan produktivitas sapi potong.

0,099 3 0,298

5 Promosi pakan komplit belum sampai ke

tingkat peternak. 0,093 4 0,374

6 Ketersediaan pakan komplit belum terjamin. 0,093 4 0,374

(30)

24

Hasil penilaian EFAS menunjukkan bahwa nilai peluang 1,671, lebih rendah daripada nilai ancaman 1,951, dengan selisih negatif sebesar -0,280 (Tabel 5.5). Ancaman pemasaran pakan komplit terutama pada faktor: (1) Keterbatasan modal peternak untuk membeli pakan komplit, (2) Ketersediaan hijauan yang melimpah pada musim hujan, dan (3) Impor sapi bakalan dan daging sapi meningkat mengurangi minat peternak untuk beternak sapi potong.

Tabel 5.5. Penilaian Faktor-faktor Eksternal Pakan Komplit Sapi Potongl

PELUANG Bobot Rating Nilai

1 Pembuatan pakan komplit memerlukan teknologi

yang cukup sederhana. 0,052 2 0,103

2 Produsen pakan komplit masih sedikit, sehingga

persaingan di pasaran tidak ketat. 0,109 4 0,436

3

Perkembangan usaha peternakan sapi potong cukup pesat memerlukan sumber pakan alternatif yang praktis.

0,114 4 0,456

4 Ketersediaan hijauan yang semakin berkurang

karena alih fungsi lahan pertanian. 0,087 3 0,262

5 Terbuka peluang kerjasama pemasaran dengan

KUD dan Gapoktan. 0,103 4 0,413

Total Nilai Peluang 0,465 1,671

ANCAMAN Bobot Rating Nilai

1

Impor sapi bakalan dan daging sapi meningkat mengurangi minat peternak untuk beternak sapi potong.

0,110 4 0,440

2 Fluktuasi harga sapi menyebabkan peternak

enggan membeli pakan komplit. 0,096 3 0,287

3 Ketersediaan hijauan yang melimpah pada

musim hujan. 0,115 4 0,460

4 Pakan konsentrat lebih mudah diperoleh dan

harganya lebih murah. 0,092 3 0,275

5 Keterbatasan modal peternak untuk membeli

pakan komplit. 0,122 4 0,490

(31)

25

Strategi Pemasaran

Perumusan strategi pemasarann dilakukan dengan menyusun nilai IFAS dan EFAS pada suatu matrik, kemudian merumuskan secara deskriptif strategi-strategi SO, WO, ST, dan WT. Strategi SO adalah strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, strategi WO meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang, strategi ST menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, dan strategi WT meminimalkan kelamahan dan menghindari ancaman.

Berdasarkan perhitungan nilai IFAS diketahui bahwa nilai kekuatan pakan komplit 1,398, lebih rendah daripada nilai kelemahan 1,981, dengan selisih negatif sebesar -0,583, sedangkan perhitungan nilai EFAS menunjukkan nilai peluang 1,671 lebih rendah daripada nilai ancaman (1,951) dengan selisih negatif sebesar -0,280. Dengan demikian strategi pemasaran pakan komplit yang sesuai adalah strategi WT (meminimalkan kelamahan dan menghindari ancaman). Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan produsen pakan komplit antara lain: (1) Memaksimalkan penggunanaan bahan baku limbah pertanian yang tersedia di wilayah setempat untuk menekan biaya pembuatan pakan komplit, dan (2) Bekerja sama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) atau Koperasi Unit Desa (KUD) dalam sebagai distributor dalam pemasaran pakan komplit sapi potong.

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

Kekuatan Kelemahan

Peluang

KUADRAN I: - Strategi Progresif (SO) - IFAS positif - EFAS positif KUADRAN II: - Strategi Diversifikasi (ST) - IFAS positif - EFAS negatif KUADRAN III: - Strategi Bertahan (WT) - IFAS negatif - EFAS negatif KUADRAN IV: - Strategi Berubah (WO) - IFAS negatif

- EFAS positif

Gambar 5.1 Strategi Pemasaran Pakan Komplit

-0,583; -0,280

(32)

26

6.1. Kesimpulan

1) Hasil penilaian IFAS menunjukkan bahwa nilai kekuatan pakan komplit lebih rendah daripada nilai kelemahan. Kelemahan pakan komplit terutama pada faktor: (1) Belum ada agen/distributor, sehingga menyulitkan peternak dalam membeli pakan komplit; dan (2) Harga pakan komplit Rp 3.500,-/kg dinilai terlalu mahal.

2) Hasil penilaian EFAS menunjukkan bahwa nilai peluang lebih rendah daripada nilai ancaman. Ancaman pemasaran pakan komplit terutama pada faktor: (1) Keterbatasan modal peternak untuk membeli pakan komplit, (2) Ketersediaan hijauan yang melimpah pada musim hujan, dan (3) Impor sapi bakalan dan daging sapi meningkat mengurangi minat peternak untuk beternak sapi potong.

3) Strategi pemasaran pakan komplit yang sesuai adalah strategi WT (meminimalkan kelamahan dan menghindari ancaman). Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan produsen pakan komplit antara lain: (1) Memaksimalkan penggunanaan bahan baku limbah pertanian yang tersedia di wilayah setempat untuk menekan biaya pembuatan pakan komplit, dan (2) Bekerja sama dengan Gapoktan atau KUD sebagai distributor dalam pemasaran pakan komplit sapi potong.

6.2. Saran

Berdasarkan analisis strategi pemasaran dapat disarankan strategi pemasaran berikut:

1) Membuat kemasan produk 25-50 kg.

2) Menggunakan strategi harga penetration price, mulai harga di bawah Rp 2.500,00/kg, kemudian dinaikkan secara bertahap.

(33)

27

3) Memaksimalkan penggunanaan bahan baku limbah pertanian yang tersedia di wilayah setempat untuk menekan biaya pembuatan pakan komplit.

4) Bekerja sama dengan Gapoktan atau KUD sebagai distributor dalam pemasaran pakan komplit sapi potong.

(34)

28

DAFTAR PUSTAKA

Jannah, U.R., Suryahadi, dan Hardjomidjojo, H. 2012. Strategi Pemasaran Wafer Ransum Komplit untuk Ternak Sapi. Jurnal Manajemen IKM, Februari

2012 Vol. 8 No. 1: 57-70

Phillips, A. D.M. José R. Bicudo, and Larry W. Turner. 2010. Feeding Your Dairy Cows a Total Mixed Ration: Getting Started. University of Kentucky. College of Agriculture

Lammers, B.P., A. Jud Heinrichs, and Virginia A. Ishler., 2010. Use of total mixed rations (TMR) for dairy cows. College of Agricultural Sciences • Cooperative Extension. Penn State University

Lin, J. , 2010. Feeding total mixed rations. University of Minnesota. Dairy Extension. http://www1.extension.umn.edu/agriculture/dairy/feed-and-nutrition/feeding-total-mixed-rations/

Rangkuti, F.. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Wahyudi, A. 1992. Evaluasi kandungan bakteri susu dan coliforms air sumur pada beberapa peternak sapi perah pamakai instalasi digester di Daerah Istimewa Yogyakarta. Bank Dunia XVII-PAU Bioteknologi UGM.

Wahyudi. 1992. Isolasi mikroba selulolitik beberapa ternak ruminansia (kerbau, sapi, kambing dan domba), 1992, Bank Dunia XVII- PAU Bioteknologi UGM. Wahyudi, A. 1998. Isolasi mikroba selulolitik rumen untuk mendapatkan starter pada

proses dekomposisi bahan organik berserat. Lemlit UMM.

Wahyudi, A. 1998. Uji aktivitas enzimatik biakan mikroba selulolitik rumen untuk menentukan potensi starter fermentasi pakan. Lemlit UMM.

Wahyudi A. and A. Malik. 2008. Formulation of Cellulolytic Bacteria and Colon’s Liquid as fermentation Inoculum for Fiber Degradation and Biogas Production.

Proceeding. The 4th Indonesian Biotechnology Conference. Bogor, August 5-7th.

Wahyudi A., Z. Bachruddin, M. Soejono, and M. N. Cahyanto. 2010. Potency of Lignocellulose Degrading Bacteria isolated From Buffalo and Horse Gastrointestinal Tract and Elephant Dung for Feed Fiber Degradation. Journal

(35)

29

Wahyudi A., Z. Bachruddin, M. Soejono, and M. N. Cahyanto. 2010. Implementation of lignocellulose degrading fungi isolated from herbivore’s gantrointestinal tract for fiber degradation. Journal of Animal Production (12) 1: 17-21.

Wahyudi A., Z. Bachruddin, U. Umiyasih, and L. Hendraningsih. 2012. Implementation of E. casseliflavus isolated from swamp buffalo’s cecum to improve crude fiber degestibility of beef cattle. Proceeding. The 15th AAAP Animal Science Congress. Bangkok, November 25-30th.

(36)

Lampiran 1. Biodata ketua dan anggota. A. Ketua Peneliti

1. Nama Lengkap Dr. Ir. Sutawi, M.P

2. Jenis Kelamin Laki-laki

3. Jabatan Fungsional Lektor Kepala

4. NIP 196504221990031001

5. NIDN 0022046501

6. Tempat dan Tanggal Lahir Pati, 22 April 1965 7. Alamat rumah

Jl. Kanjuruhan IV No. 28 Tlogomas Malang

8. Nomor Telepon/Fax/HP 0341 572382 / 081 334 528 390

9. Alamat kantor Jl. Raya Tlogomas 246 Malang

10. Nomor Telelpon/Fax 0341 464318 / 0341 460782

11. Alamat e-mail [email protected]

12. Lulusan yang telah dihasilkan S1 98, S2 20

13. Mata Kuliah Yang diampu

Manajamen Agribisnis (S1)

Evaluasi dan Perencanaan Proyek (S1) Manajemen Produksi Agribisnis (S2) Ekonomi Manajerial (S2)

B. Riwayat Pendidikan

S1 S2 S3

Nama Perguruan

Tinggi Fak. Peternakan UGM

Program Pasca Sarjana UGM

Program Doktor Ilmu Ternak UB

Bidang Ilmu Peternakan Ekonomi Pertanian Agribisnis

Peternakan Tahun Masuk-Lulus 1984-1989 1993-1996 2008-2012 Judul Skripsi/Tesis/Di sertasi Analisis Ekonomi Usaha Peternakan Terpadu Mina Ayam

Permintaan Bibit dan Pakan Ayam Pedaging di Kab. Sleman Analisis Biaya Sumberdaya Domestik Kemitraan Ayam Pedaging Nama Pembimbing/Pro motor Prof. Dr. Soeharto Pr., M.Sc Prof. Dr. Tumari Jatileksono, M.Sc, M.A Prof. Dr. Zaenal Fanani, M.S

(37)

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jumlah

1 2007 Studi Potensi Perikanan Laut Kabupaten Malang

Fundamental

DP2M Dikti 39.000.000

2 2008 Perilaku Petani terhadap Produk Perbankan Syariah

Fundamental

DP2M Dikti 39.000.000

3 2012

Analisis Biaya Sumberdaya Domestik Kemitraan Ayam Pedaging

BPPS 40.000.000

4 2014

Daya Saing dan Strategi Pengembangan Agribisnis Ayam Pedaging di Jawa Timur Penelitian Fundamental DP2M Ditjen Dikti 30.000.000 5 2015

Pola Pembiayaan (Lending

Model) Budidaya Kedelai di

Kabupaten Lamongan

BI Surabaya 50.000.000

6 2015

Dampak Pembentukan Klaster, Studi Kasus di Klaster Padi Organik

Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso

BI Jember 150.000.000

7 2013-2015

Preparasi Silase TMR Pakan Komplit Ruminansia dengan Introduksi Strain

Pendegradasi Serat dan Laktobacillus Lokal

RAPID DP2M Ditjen Dikti

1.200.000.000 (3 tahun)

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Pengabdian Pendanaan

Sumber Jumlah

1 2007-2008 Konsultasi Bisnis dan Penempatan Kerja (KBPK)

DP2M Ditjen

Dikti 100.000.000

2 2008-2009

Reviewer Nasional Program Pengabdian kepada Masyarakat DP2M Ditjen Dikti

DP2M Ditjen Dikti

3 2014

Team Leader Pembinaan Kluster UMKM Perajin Kerang Kab, Situbondo Diskop UMKM Prov. Jatim 50.000.000 3 2013-2015

Pengembangan Klaster Padi Organik Lombok Kulon Dalam Upaya Kemandirian Pangan Kabupaten Bondowoso

Hi-Link Ditjen Dikti

600.000.000 (3 tahun)

(38)

E. Pengalaman Penulisan Artikel ILmiah dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun Nama Jurnal

1

Parpol Petani dalam Perspektif Ketahanan Pangan

No. 38/Th. XXI/

Mei-Agt. 2008 Jurnal Ilmiah Bestari

2

Pembiayaan Syariah pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sektor Agribisnis dengan Pola Kemitraan

Vol. 12 No. 3 September 2008

Jurnal Keuangan dan Perbankan

(Terakreditasi)

3

Analisis Kinerja Program Pengembangan Usaha Sapi Potong Pola Gaduhan Sistem

Revolving

Volume XIII No.2 Bulan Mei 2013 ISSN: 1412-1425

AGRISE

4

Profitabilitas dan Rentabilitas Kemitraan Ayam Pedaging Kandang Terbuka dan Tertutup

Vol. 8 No. 2 Maret

2013 Gamma 5 Keunggulan Kompetitif dan Komparatif Agribisnis Ayam Pedaging di Kabupaten Malang ISBN 978-602-18660-1-6, November 2013 Monograf: Kajian Ekonomi dan Bisnis Kontemporer

F. Pengalaman Penyampaian Makalah pada Pertemuan/Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

No. Nama Pertemuan

Ilmiah/Seminar

Judul Artikel Waktu dan

Tempat 1 Animal Production International Seminar Competitiveness of Indonesia Livestoct Agribusiess Malang, 23-25 Maret 2010 2 International Seminar of Animal Nutrition and Feed Science (ISAINI 2015)

The Effectiveness of Marketing Mix of Beef Cattle Complete Feed

Univ. Sam

Ratulangi, Manado, 8-9 September 2015

3

International Seminar Improving Tropical Animal Production for Food

Security

Mapping of Leading Livestock Subsector In East Java Province

Univ. Halu Oleo, Kendari, 3-5 November 2015 4 International Conference on Biodiversity Potential Advantages of Ruminant Livestock in Kalimantan Balikpapan, 14-16 January 2016

(39)

G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Buku Tahun Jumlah

Halaman Penerbit 1 Kapita Selekta Agribisnis

Peternakan 2007 306 UMM Press

H. Perolehan HKI dalam 5–10 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema HKI Tahun Judul Nomor P/ID

1

I. Pengalaman Merumuskan kebijakan Publik/Rekayasa dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Tahun Tempat Penerapan Respon Masyarakat 1 Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat Sekitar Kampus 2002-2008

Kab Malang, Kota Malang, Kota Batu Penyaluran Kredit sebesar Rp 6 M kepada 233 UMKM J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan Tahun

1 Pemenang I LKT Keselamatan

Transportasi Dephub RI 2006

2 Pemenang II KLT Studi Jepang ASJI UI 2006

3 Pemenang III LKT

Ketenagalistrikan PLN 2006

4 Pemenang II Sayembara Penulisan

Naskah Pusbuk Kemdiknas 2010

5 Pemenang I LKT Pendidikan

Karakter PHI Kemdiknas 2010

6 Pemenang I LKT Pendidikan

Keaksaraan Ditjen PLS 2010

7 Pemenang Harapan I LKT Dharma

Samudra TNI AL 2014

8 Pemenang Harapan I LKT

Perkoperasian Dekopin 2014

9 Pemenang III LKT Perkoperasian Propinsi Jawa Timur

Diskop UMKM Prop.

(40)

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidsesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Riset Pengembangan IPTEK.

Malang, 29 November 2016 Peneliti

(41)

Biodata Anggota Tim Peneliti/Pelaksana

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) : Dr. Ir. Ahmad Wahyudi, M.Kes

2. Jenis Kelamin : L

3. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

4. NIP/NIK : 196511091991011001/E 957579

5 NIDN : 0009116501

6. Tempat dan Tgl lahir : Magetan, 9 Nopember 1965

7. E-mail : [email protected]

8. No Telepon/HP : -/ 0811360927

9. Alamat Kantor : Jl. Raya Tlogomas 246 Malang 65144

10. No Telepon/Faks : (0341) 464318 / (0341) 460782

11. Lulusan yang telah dihasilkan : S1 = 89 orang, S2 = - orang. S3 = - orang 12. Mata Kuliah yg diampu : 1. Pengantar Bioteknologi

2. Teknologi Fermentasi

3. Ilmu dan Teknologi pengolahan Limbah 4. Pengantar Ilmu Peternakan

B. Riwayat Pendidikan S1 S2 S3 Nama Perguruan Tinggi Fakultas Peternakan UGM Program Pascasarjana UGM Sekolah Pascasarjana UGM

Bidang Ilmu Biokimia Nutrisi Biokimia Bioteknologi/Biokim

ia Nutrisi Tahun Masuk-Lulus 1984-1984 1993-1996 2006-2012 Judul Skripsi/Tesis /Disertasi Pengaruh Pemberian karak dan wortel menggantikan jagung kuning pada pigmentasi kuning telur

Peningkatan toleransi

S. erythrea CCRC

11513 terhadap minyak sawit sebagai praprekursor

eritromisin dengan cara induksi.

Penggunaan bakteri dan jamur pendegra dasi lignoselulosa saluran pencernaan herbivora untuk meningkatkan

kecernaan serat kasar Nama

Pembimbing/ Promotor

1. Dr. Ir. Ali Wibowo, MSc. 2. Prof. Dr. Ir. Lies

Mira Yisiati, SU.

1. Prof. Dr. M. Ismadi. 2. Prof. Dr. Retno S. Sudibyo, MSc. 1. Prof. Dr. Ir. Zaenal Bachrudin, MSc. 2. Prof. Dr. M. Soejono, MSc. 3. Dr. Ir. M. Nurcahyanto, MSc.

(42)

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber Jml (Juta

Rp) 1 2013 Evaluasi efektifitas bakteri asam

laktat (BAL) dalam menghambat pertumbuhan yeast dan jamur silase pakan komplit

UMM, Blokgrand

4,00

2. 2012 Produksi inokulum bakteri asam laktat dan implementasinya pada silase pakan komplit (total mixed

ration). UMM. Penelitian Berorientasi Produk (PBP) 9,00

3. 2011 Penambahan Mikroba Unggul Perombak Serat yang Diisolasi dari Saluran Pencernaan Kerbau Tropis untuk Meningkatkan 20% Kecernaan serat Kasar Pakan Sapi PO

Badan Litbang Pertanian, DEPTAN RI Program KKP3T Th 2 106,71

4 2011 Produksi Inokulum Metanogenik Titer Tinggi Guna Meningkatkan Kinerja Reaktor Anaerob Penghasil Gas Metan Sebagai Sumber Energi Terbarukan

DP2M-DIKTI, PHB Tahun 2

45,00

5 2010 The Use of Fiber-degrading Strain for Silage Fermentation.

Hibah Program Sandwich-like DIKTI.

107,50

6. 2010 Penambahan Mikroba Unggul Perombak Serat yang Diisolasi dari Saluran Pencernaan Kerbau Tropis untuk Meningkatkan 20% Kecernaan serat Kasar Pakan Sapi PO

Badan Litbang Pertanian, DEPTAN RI Program KKP3T Th 1 86,50

7 2010 Produksi Inokulum Metanogenik Titer Tinggi Guna Meningkatkan Kinerja Reaktor Anaerob Penghasil Gas Metan Sebagai Sumber Energi Terbarukan

DP2M-DIKTI, PHB Tahun I

34,00

8 2009 Isolasi dan Karakterisasi Bakteri serta Jamur Lignoselulolitik Saluran Pencernaan Herbivora Penelitian Hibah Doktor (Dana DIPA UGM), DIKTI. 47,50

9. 2008 Pengembangan Inokulum Fibrolitik Tahan Antibiotik sebagai Probiotik Pakan Ternak

DP2M-DIKTI, UBER-HKI

(43)

10. 2008 Pengembangan Starter Fermentasi Produksi Gas Bio dengan

reformulasi Isolat bakteri fibrolitik (selulolitik, xylanolitik dan

lignolitik) rumen dan kolon domba

DP2M-DIKTI, PHB Tahun I dan II

45,00

11. 2008 Pengkajian Kualitas Probiotik Selulolitik terhadap Produktivitas Daging dan Susu di Jawa Timur

DISNAK Propinsi Jawa Timur

152,15

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat No Tahun Judul Pengabdian kepada

Masyarakat

Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp)

1 2013 Produksi Sinbiotik DP2M

DIKTI-UMM, IbIKK Th III

175,00

2 2013 IbM di Pimpinan Ranting Muhammadiyah Desa Kucur, Kecamatan Dau, kabupaten Malang

DPPM-UMM 14,00

3 2012 Produksi Sinbiotik DP2M

DIKTI-UMM, IbIKK Th II

140,00

4. 2011 Produksi Sinbiotik DP2M

DIKTI-UMM, IbIKK Th I

115,00

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal alam 5 Tahun Terakhir. No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/

Nomor

Nama Jurnal 1 2010 Potency of Lignocellulose

Degrading Bacteria isolated From Buffalo and Horse Gastrointestinal Tract and Elephant Dung for Feed Fiber Degradation 35 (1) : 34-41, Maret 2010, ISSN 0410-6320, Accredited No.: 65a/DIKTI/Kep/2 008 Journal of Indonesian Tropical Animal Agriculture.

2 2010 Potency of Fibrolytic Bacteria Isolated From Indonesian Sheep’s Colon as Inoculum for Biogas and Methane Production 9 (17), pp. 2994-2999 17 Mei 2010, ISSN 1684-5315. African Journal of Biotechnology

(44)

3 2010 Implementation of lignocellulose degrading fungi isolated from

herbivore’s gantrointestinal tract for fiber degradation

(12) 1: 17-21, Januari 2010, Accreditation No. 65a/ DIKTI/ Kep/ 2008, ISSN 1411-2017

Journal of Animal Production.

F. Pemakalah Seminar Ilmiah No. Nama Pertemuan

Ilmiah/Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat 1. The 15th AAAP

Animal Science Congress

The use of fiber-degrading bacterium for silage preparation 25 – 30 November 2012, Bangkok - Thailand 2. The 15th AAAP Animal Science Congress Implementation of E.

casseliflavus isolated from

swamp buffalo’s cecum to improve crude fiber degestibility of beef cattle

25 – 30 November 2012, Bangkok - Thailand 3. Regular Scientific seminar, Functional Feed Researcher, NILGS – Japan Isolation of lignocellulose degrading bacteria from herbivores gastrointestinal tract for fiber degradation

18 November 2010, Nishinasuno - Japan 4. International Seminar on Coference of Indonesian Biotechnology Consortioum (IBC) Administration of lignocelluloses degrading fungi isolated from

herbivore’s gantrointestinal tract for fiber degradation

30 July 2010, Malang - Indonesia

No. Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat 5. International Seminar on Prospect and Challenges of Animal Production on Developing Countries” organized by Faculty of Animal Husbandry University of Brawijaya Implementation of lignocelluloses degrading bacteria isolated from buffalo and horse gantrointestinal tract and elephant dung for fiber degradation 23-25 March 2010, Malang - Indonesia 6. International Research Seminar, Muhammadiyah Malang University Enhanced of Fermentation Starter for Biogas Production by Formulation of Rumen and Sheep’s Colon Fibrolytic Bacteria

7-8 November, 2009, Malang - Indonesia

Gambar

Tabel 4.1. Pendaftaran Paten Terkait Pakan Komplit
Gambar 4.1. Road Map Riset dan Teknologi Hasil Penelitian Sebelumnya
Gambar 4.2. Pakan Komplit  dalam kemasan 50 kg   (Hasil Penelitian Tahun I)
Tabel 4.2. Tahapan Penelitian Tahun 2015-2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sekolah sebagai sebuah organisasi dan komunitas pembelajar bukanlah tempat tentang siapa bintang yang paling pintar di dalamnya, tapi lebih jauh dari itu, sekolah adalah wadah

Laporan keuangan yang tepat waktu Pengendalian Internal penerimaan kas Paroki Santo Petrus dan Paulus terdiri dari adanya pembagian tugas dalam pengelolaan keuangan, prosedur

Secara umum berdasarkan jenis lamun, nisbah biomassa di bawah substrat terhadap biomassa di atas substrat terbesar ditemukan pada E.. Biomassa di bawah substrat

Komponen-komponen yang ada dalam sikap pelanggan turut berperan dalam menentukan penilaian terhadap program CRM yang dimiliki oleh Surabaya Plaza Hotel. Teknik

Jumlah responden yang terlibat dalam pengambilan kayu bangunan dalam kawasan hutan hanya 4 orang dengan pendapatan rata-rata dari aktivitas mengambil kayu adalah

Bahkan kalau merujuk pada unsur-unsur dalam modal sosial yang terdiri dari partisipasi dalam jaringan, resiprocity, trust, norma, nilai-nilai, dan tindakan yang proaktif,

Demikian juga dengan proporsi bobot organ saluran pencernaan terhadap bo- bot saluran pencernaan total, persentase lam- bung sapi Jawa lebih rendah (53,50%) dari

Untuk lebih detailnya pengukuran paparan radiasi maka akan dijelaskan tentang penyerapan antara timbal dengan kayu bangkirai terhadap sinar-x tersebut sebagai