• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA KEGIATAN KKN PPM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA KEGIATAN KKN PPM"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA KEGIATAN KKN PPM

3.1 Program Pokok 3.1.1 Program Pokok Tema a. Pokok Utama

Bidang Prasarana Fisik (PF) 1. Pengadaan Tempat Sampah

Pelaksanaan :

a. Waktu Pelaksanaan : Selasa, 26 Juli 2016

b. Lokasi : Pura Puseh, Kantor Desa, Pura Pancoran Solas dan Tempat Pemandian Umum Desa Duda.

c. Pihak yang Terlibat : Mahasiswa KKN PPM Periode XIII Universitas Udayana d. Perencanaan Program :

Awal mula munculnya program ini adalah melalui pengamatan mahasiswa pada saat pertama kali melakukan survey ke desa. Beberapa tempat umum yang digunakan masyarakat kurang dilengkapi dengan tempat sampah. Beberapa tempat sampah yang tersedia juga sudah kurang layak digunakan.

Tujuan dari pengadaan tempat sampah ini adalah agar masyarakat lebih menjaga kebersihan lingkungan. Terlebih tujuan dari pengadaan tempat sampah ini adalah mengatasi pembuangan kemasan plastik dan botol-botol bekas yang dibuang langsung ke lingkungan. Sampah-sampah non-organik yang terutama, sangat sulit untuk diuraikan oleh tanah sehingga dengan adanya tempat sampah ini sampah organik dan non-organik dapat dipisahkan. Sampah non-organik kemudian dapat didaur ulang dikemudian hari.

Sebelum menentukan jumlah tempat sampah yang akan diberikan, terlebih dahulu mahasiswa melakukan survey lapangan untuk menentukan tempat untuk meletakan tempat sampah yang akan diberikan. Untuk jenis tempat sampah yang akan digunakan, mahasiswa memikirkan 2 alternatif tempat sampah yang akan diberikan.Pertama, bak sampah yang telah jadi, dibeli pada tempat penjualan bak sampah. Kedua, dengan membuat tempat sampah alternative dengan pembuatan tempat sampah kreatif yang

(2)

dapat bekerja sama dengan para siswa-siswa SMA untuk melukis tempat sampah sehingga menjadi lebih menarik.

Setelah melakukan survey dan memprediksikan biaya yang akan dikeluarkan, maka mahasiswa memilih untuk membeli tempat sampah dari plastik. Harga yang lebih murah, tempat sampah plastik lebih tahan lama dan mudah dalam perawatannya dibandingkan dengan tempat sampah dari besi atau aluminium.

Untuk memberikan tanda bahwa tempat sampah tersebut adalah hasil dari pengadaan yang dilakukan oleh mahasiswa, maka tempat sampah tersebut diberi tulisan “KKN PPM UNUD 2016” dengan cat berwarna merah.

Gambar 1. Tong sampah yang disumbangkan ke Desa Duda

Pengadaan tersebut tidak akan sia-sia jika ada koordinasi kepada desa untuk melakukan pengecekan dan pembuangan sampah yang sudah masyarakat buang pada tempat sampah tersebut. Mahasiswa mengharapkan bantuan dari desa untuk terus menggalakan pemilahan dan pembuangan sampah pada tempatnya.

(3)

Gambar 2. Serah terima tong sampah oleh mahasiswa ke kepala desa

(4)

Hasil :

Tujuan utama dari pengadaan ini adalah untuk memberikan tempat bagi masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya sehingga mengurangi adanya penumpukan sampah pada selokan yang berakibat pada meluapnya air pada saat hujan dan desa mengalami kebanjiran. Beberapa hari setelah adanya pengadaan tempat sampah ini, mahasiswa kembali mengecek keberhasilan dari tempat sampah ini. Ditemukan masyarakat sudah mempergunakan tempat sampah tersebut.

Salah satu tempat yang sudah mendapatkan akibat dari tempat sampah ini adalah tempat pemandian umum masyarakat desa. Tempat pemandian tersebut awalnya tidak memiliki tempat sampah, sehingga masyarakat membuang sampah plastik detergen dan lainnya disekitar tempat pemandian tersebut. Namun setelah adanya tempat sampah tersebut, masyarakat membuang plastik kemasan tersebut di dalam tempat sampah dan area pemandian telah bersih dari plastik kemasan.

Gambar 4 . Pembuangan dan pengecekan kembali penggunaan tong sampah Kendala :

Dalam pelaksanaannya, ditemukan beberapa kendala seperti : (1) Belum adanya tempat pembuangan akhir dari pengumpulan smapah pada tempat sampah tersebut, sehingga sampah yang telah tertampung belum dapat diolah dengan baik; (2) Masih

(5)

kurangnya kesadaran warga tentang bahaya pembuangan sampah sehingga masih ada beberapa tempat sampah yang belum digunakan secara maksimal.

2. Penyuluhan Biopori Pelaksanaan :

a. Waktu Pelaksanaan : Kamis, 4 Agustus 2016

b. Lokasi : Banjar Bencingah, Dusun Duda, Desa Duda, Selat, Karangasem.

c. Pihak yang Terlibat : Mahasiswa KKN PPM Periode XIII Universitas Udayana, Perangkat Desa dan Masyarakat Desa Duda.

d. Perencanaan Program :

Awal mula munculnya program ini adalah melalui pengamatan mahasiswa pada saat pertama kali melakukan survey ke desa. Ditemukan bahwa masyarakat melakukan pembakaran pada sampah terutama sampah dedauan pada pekarang rumah. Hal tersebut menimbulkan asap yang cukup banyak dan mengganggu pernafasan serta penglihatan. Selain itu, melihat dari letak geografis dan keadaan cuaca di Desa Duda, sering terjadi hujan dengan curah yang tinggi. Hujan tersebut dapat menyebabkan genangan air pada pekarangan bahkan menimbulkan banjir.

Ide awal dari munculnya Program Biopori ini adalah memberikan pembelajaran kepada masyarakat tentang mengolah sampah organik terutama sampah pekarangan tanpa melakukan pembakaran. Selain itu, terdapat banyak manfaat biopori yang dapat dinikmati oleh masyarakat bila menerapkannya. Tidak hanya menghilangkan sampah dedauan tetapi juga memberikan hasil berupa pupuk kompos yang dapat digunakan kembali untuk menyuburkan tanaman di pekarangan rumah. Bahkan, biopori juga mampu menangani masalah genangan air yang menggenang dipekarangan rumah pada saat terjadi hujan dengan curah yang cukup tinggi.

Tujuan dari penyuluhan mengenai biopori ini adalah untuk masyarakat mampu menangani sampah organik yang sederhana seperti dedauan sehingga tidak perlu dilakukan pembakaran yang menyebabkan polusi. Terlebih biopori ini dapat menyelamatkan desa dari bahaya banjir yang bisa saja melanda pada saat musim penghujan.

(6)

Sebelum melakukan penyuluhan tersebut, mahasiswa mempelajari terlebih dahulu bagaimana dan apa saja yang diperlukan untuk membuat biopori. Mahasiswa juga membuat materi untuk penyuluhan kepada perangkat desa dan masyarakat agar dengan mudah dapat menerapkan biopori pada rumah mereka. Selain itu, mahasiswa juga belajar bagaimana cara membuat dan mempraktekan cara pembuatan biopori tersebut.

Penyuluhan biopori dilakukan pada salah satu banjar di Desa Duda dengan mengundang para perangkat desa. Diharapkan dengan penyuluhan tersebut, para perangkat desa dapat menjelaskan bahkan mencontohkan kepada masyarakat mengenai pentingnya biopori. Pada saat penyuluhan, mahasiswa juga membawa alat peraga untuk mencontohkan cara dan langkah-langkah pembuatan biopori.

Penyuluhan tersebut tidak akan sia-sia jika ada koordinasi dari para peserta kepada masyarakat desa untuk menerapkan hasil dari penyuluhan tersebut. Dari penyuluhan ini diharapkan agar polusi dapat dihindarkan dan hasil dari biopori dapat dinikmati oleh masyarakat desa.

Hasil :

Selama dilaksanakannya penyuluhan, terlihat para peserta sangat antusias dalam mendengarkan dan mempelajari lebih lanjut mengenai biopori ini. Dan beberapa sekolah sudah menerapkan biopori seperti di SDN 03. Namun pada masyarakat belum ditemukan adanya pelaksanaan pembuatan biopori tersebut.

(7)

Gambar 5. Penyuluhan biopori

(8)

Gambar 7. Contoh bor biopori. Kendala :

Dalam pelaksanaannya, ditemukan kendala yaitu sulitnya menemukan alat-alat untuk pembuatan biopori, terutama bor biopori tersebut. Karena bor tersebut harus dipesan terlebih dahulu. Sedangkan di Desa Duda, yang memiliki bor biopori hanya di SDN 03 dan jumlahnya terbatas.

Bidang Peningkatan Produksi (PP)

3. Penyuluhan Pengemasan Makanan Ringan Tradisional Khas Desa Duda Pelaksanaan:

a. Waktu Pelaksanaan : 19 Agustus 2016 b. Lokasi : Kantor Desa Duda

c. Kelompok Sasaran : Pelaku Industri Makanan Ringan dan Pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Duda

d. Pihak Terlibat : Kepala Desa, Perangkat Desa dan Pengurus BUMDes e. Pelaksanaan :

Program Penyuluhan Pengemasan Makanan Ringan Tradisional Khas Desa Duda yang dilakukan berupa pemberian materi dan pelatihan mengenai cara pengemasan yang baik dan menarik agar bisa meningkatkan harga jual dari produk makanan ringan khas Desa Duda, yakni rempeyek kedelai. Kegiatan ini dimulai dengan persiapan dari mahasiswa berupa pembuatan desain label, pengadaan mesin sealer dan kemasan Stand-up Pouch jenis Alu-PET yang akan

(9)

digunakan sebagai alat peraga saat pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan program ini mendapat respon yang positif dari pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) serta perangkat desa Duda yang hadir. Hal tersebut terlihat dari antusiasme dan feedback yang diberikan oleh peserta saat mengikuti penyuluhan.

Hasil :

Penyuluhan Pengemasan Makanan Ringan Tradisional Khas Desa Duda mampu meningkatkan wawasan pengurus BUMDES dan pelaku industri rumah tangga kecil lainnya mengenai manfaat kemasan, sehingga dapat meningkatkan harga jual dan umur simpan dari produk rempeyek kedelai. Pengemasan yang tepat dan menarik akan mendorong kesiapan produk makanan ringan rempeyek kedelai untuk bersaing dengan produk oleh-oleh lainnya yang telah beredar lebih dulu di pasaran.

Penyuluhan pengemasan ini juga memberikan gambaran kepada pengurus BUMDes mengenai jenis kemasan dan alat pengemas yang akan digunakan oleh BUMDes Desa Duda untuk mengemas rempeyek yang diproduksi oleh pengusaha menengah kecil di Desa Duda. Pengetahuan yang diperoleh ketika penyuluhan pengemasan ini akan meningkatkan pendapatan BUMDes serta akan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat, yang nantinya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa Duda.

Kendala:

Permasalahan yang dihadapi adalah tidak adanya masyarakat yang memiliki atau menjual mesin

sealer di sekitar desa Duda, sehingga harus mencari mesin sealer yang digunakan saat penyuluhan

ke Denpasar yang menghabiskan waktu dan biaya cukup banyak. Selain itu, permasalahan lain yang dihadapi adalah kemasan Stand-up Pouch jenis Alu-PET hanya bisa didapatkan di Denpasar karena tidak ada penjualnya di sekitar Desa Duda. Kegiatan pengusaha rempeyek dan pengurus BUMDes yang cukup padat sehingga adanya perubahan pelaksanaan kegiatan penyuluhan pengemasan makanan ringan. Hal tersebut berdampak pada minimnya kehadiran pelaku industri makanan ringan rempeyek kedelai saat penyuluhan pengemasan dilaksanakan.

(10)

Lampiran:

Bidang Kesehatan Masyarakat (KM)

4. Sosialisasi Demam Berdarah di Balai Banjar Padang Tunggal Kangin dan Kauh Pelaksanaan :

a. Waktu Pelaksanaan : 22 Agustus 2016

Pukul 09.00 WITA- Selesai

b. Lokasi : Balai Banjar Padang Tunggal Kangin dan Kauh c. Kelompok sasaran : Ibu PKK dan Kader-kader posyandu

Gambar 8

Serah Terima Model Kemasan kepada Mahasiswa KKN PPM XIII Unud kepada Kepala Desa Duda

Gambar 9

Presentasi Materi Penyuluhan Pengemasan Makanan Ringan Tradisional Khas Desa Duda

Gambar 10

Peserta Penyuluhan Pengemasan Makanan Ringan Tradisional Khas Desa Duda

Gambar 11

Model Kemasan Makanan Ringan Tradisional Khas Desa Duda

(11)

d. Pihak yang terlibat :

1. Penyuluh DBD dari Puskesmas I Selat 2. Kepala Puskesmas Pembantu Dusun Duda 3. Kader posyandu Padang Tunggal

4. Mahasiswa KKN PPM XIII UNUD 5. Kepala Desa Duda

6. Kepala Dusun Padang Tunggal Kangin dan Kauh 7. PKK Dusun Padang Tunggal Kangin dan Kauh

Pelaksanaan :

Kegiatan sosialisasi ini diawali dengan penyampaian maksud dan tujuan dilaksanakannya kegiatan kepada memahami lebih jelas. Acara dimulai satu jam lebih lambat dari yang direncanakan dikarenakan ada kesalahpahaman. Secara keseluruhan acara berjalan dengan lancar. Peserta yang hadir melebihi target namun tidak semua anggota PKK, terdapat pula warga sekitar yang dekat dengan banjar tempat tinggalnya hadir dalam penyuluhan. Materi disampaikan dengan metode ceramah, hal-hal yang disampaikan berubah penjelasan mengenai Demam Berdarah Dengue, penyebab penyakit, cara penularan DBD, cara mencegah dan himbauan bagi masyarakat agar menjaga lingkungan sekitarnya tetap bersih dan terhindar dari sampah. Hal yang paling ditekankan oleh tim P2M Puskesmas I Selat cara mengenali penyakit DBD ini serta mencegahnya. Hasil :

Kegiatan yang dilakukan adalah dengan metode ceramah sederhana menggunakan layar LCD dan proyektor. Materi disampaikan 30 menit dan dilanjutkan dengan penyelipan materi mengenai Diare dan TBC, mengingat masyarakat di Padang Tunggal ada yang ditawat inap di Puskesmas I Selat dikarenakan Diare. Warga yang mengalami TBC di masyarakat ini juga cukup tinggi sehingga terdapat penyelipan penyuluhan mengenai Diare dan TBC disamping mengenai DBD. Penekanan pada pengenalan penyakit DBD dan cara mencegahnya diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat di dusun Padang Tunggal dapat menerapkan pola hidup bersih dan sehat terutama menerapkan 3M dilingkungan keluarga. Menguras bak penampungan air, menutup genangan air atau bak penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas. Namun akan lebih baik jika barang-barang bekas dikumpulkan dan dijual kepada pengepul sehingga dapat dibarter dengan barang plastic alinnya atau dapat diuangkan. Hal ini dilakukan agar dapat

(12)

mencegah populasi nyamuk di Desa ini. Berdasarkan informasi dari tim P2M, jentik dan telur nyamuk banyak terdapat dibeberapa genangan air sekitar dusun padang tunggal. Ketergantungan warga dengan fogging menyebabkan mereka tidak menerapkan pencegahan dengan 3M. Padahal 3M adalah langkah tepat untuk mencegah penyakit DBD.

Kendala :

1. Peserta( Ibu PKK) pada jam yang ditentukan tidak hadir di tempat acara karena ada kesalahpahaman informasi. Informasi diadakannya penyuluhan DBD tidak sampai kepada warga sehingga kami bersama tim P2M Puskesmas I Selat dan kader-kader yang hadir dari pintu ke pintu mencari peserta penyuluhan.

2. Tingkat antusiasme dari ibu rumah tangga/PKK rendah sehingga sosialisasi demam berdarah kurang efektif.

3. Kurangnya snack untuk peserta karena target yang hanya 50 peserta ternyata ibu-ibu yang dating melebihi jumlah yang ditargetkan. Sehingga membeli kembali snack saat pertengahan acara.

Lampiran

(13)

Gambar 13. Pemberian materi oleh narasumber

(14)

Bidang Sosial Budaya (SB) 5. Sosialisasi Bank Sampah Pelaksanaan:

a.Waktu Pelaksanaan : 4 Agustus 2016

a. Lokasi : Banjar Adat Bencingah Desa Duda Karangasem b.Kelompok Sasaran : Perangkat Desa Duda dan masyarakat Desa Duda.

c. Pihak yang terlibat : Kepala Desa Duda , Perangkat Desa Duda, Bali Wastu dan Mahasiswa KKN-PPM- XIII Unud

d. Pendahuluan Program :

Sampah adalah Buangan yang dihasilkan dari sumber aktivitas manusia atau proses alam yang belum bernilai ekonomis. Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai sampah organic dan anorganik. Sampah yang bertambah pada suatu tempat dapat membentuk suatu timbunan sampah.Timbunan sampah yang terus menumpuk dapat berakibat buruk bagi lingkungan sekitar yang tidak hanya dapat menyebabkan aroma yang tidak sedap melainkan masalah lain seperti mengurangi keindahan lingkungan. Selain dampak pada lingkungan, pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya dapat berdampak pada kesehatan masyarakat sekitar seperti, demam berdarah, diare, muntaber dan berbagai masalah kesehatan lainnya. Melihat dampak tersebut, diperlukan suatu tindakan nyata dan kerjasama oleh setiap lapisan masyarakat dalam menangani masalah sampah. Adapun salah satu upaya yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah sampah ialah bank sampah.

Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah.Bank sampah dikelola menggunakan system seperti perbankan yang dilakukan oleh petugas sukarelawan. Penyetor adalah warga yang tinggal di sekitar lokasi bank serta mendapat buku tabungan seperti menabung di bank.Tujuan adanya bank sampah adalah untuk membantu menangani pengolahan sampah di Indonesia. Bank sampah juga didirikan untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna dalam masyarakat, misalnya untuk kerajinan dan pupuk yang memiliki nilai ekonomis.

(15)

e. Permasalahan Desa :

Dasar masalah program ini ialah Masyarakat Desa Duda yang masih belum memiliki kesadaran akan kebersihan lingkungan sehingga dalam kesehariannya. Jenis sampah yang banyak ditemukan di Desa Duda ialah jenis sampah yang berasal dari pemukiman penduduk yang dihasilkan oleh suatu keluarga yang tinggal di satu bangunan seperti sisa makanan atau sampah yang bersifat basah, kering, plastik dan lainnya. Adapun tempat yang dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah oleh sebagian besar masyarakat Desa Duda ialah lahan kosong dan saluran air atau selokan yang menyebabkan kondisi lingkungan Desa Duda ketika hujan turun, sampah naik dan berserakan di jalan yang mengotori lingkungan sekitar. Selain itu, masyarakat masih kurang mengetahui program bank sampah dan fungsi dari pengadaan bank sampah di Desa, sehingga penting dilakukannya sosialisasi terlebih dahulu untuk mengenalkan bank sampah pada masyarakat Desa Duda.

Hasil:

Sasaran utama program ini adalah perangkat desa yang terdiri dari Kepala Desa, Sekertaris Desa, Kepala Dusun, dan Klian Banjar.

Hasil dari pelaksaan program ini, ialah perangkat desa sebagai sasaran utama program ini, mulai mengetahui fungi pentingnya pengadaan bank sampah untuk menunjang kebersihan lingkungan di Desa Duda. Selain itu, dengan diadakannya sosialisasi ini, perangkat desa mulai mencanangkan adanya bank sampah di Desa Duda untuk menunjang kebersihan dan perekonomian masyarakat Desa Duda.

Kendala:

Kendala yang kami hadapi adalah kedatangan pembicara yaitu Bali Wastu Lestari yang tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Acara seharusnya dimulai pada pukul 17:00 namun karena keterlambatan pembicara, maka acara baru dimulai pada pukul 18:00 yang mengakibatkan peserta sosialisasi menunggu dengan waktu yang cukup lama untuk mengikuti sosialisasi bank sampah.

(16)

Lampiran foto Sosialisasi Bank Sampah

Gambar 15. Peserta Sosialisasi Bank Sampah

(17)

Gambar 17. Penyerahan Sertifikat Kepada Bali Wastu Lestari oleh Kepala Desa Duda Gambar 18. Sesi foto bersama

(18)

a. Program Pokok Tambahan

1. Pembelajaran Bahasa Inggris untuk siswa SDN 1, SDN 2, dan SDN 3 Desa Duda a. Waktu pelaksanaan : 3 Agustus 2016 - 20 Agustus 2016

b. Lokasi : SDN 1, SDN 2 dan SDN 3 Desa Duda c. Kelompok Sasaran : Siswa/siswi Sekolah Dasar di Desa Duda

d. Pihak Terlibat : Kepala Sekolah SDN 1, SDN 2, SDN 3 Desa Duda, dan Para siswa/siswi Kelas 4 SDN 1, SDN 3 dan Kelas 4,5, 6SDN 2 Desa Duda.

e. Pendahuluan Program:

Perkembangan globalisasi dimana Bahasa asing khususnya Bahasa inggris merupakan Bahasa universal yang penting perannya dalam menghadapi persaingan global sehingga menyebabkan bahasa inggris sangat diperlukan. Pelatihan Bahasa Asing (Bahasa Inggris) untuk anak anak di Desa Duda dimaksudkan untuk memberi pengenalan Bahasa asing (Bahasa Inggris) dasar secara dini pada anak-anak di Desa Duda sehingga nantinya dapat digunakan dan membantu anak anak menghadapi pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah.

f. Pelaksanaan :

Pembelajaran Bahasa Inggris dilakukan pada jam tambahan sekolah. Dalam proses pemberian pelajaran tambahan kepada anak SDN 1,2 dan 3 di Desa Duda, kami mendapat respon positif dari siswa/siswi. Hal ini terlihat dari antusiasme para siswa-siswi saat mengikuti pelaksanaan pemberian pelajaran tambahan dengan memberikan reward jika siswa berhasil menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pengajar. Mereka mendengarkan dan menyimak penjelasan yang disampaikan oleh pemberi materi pelajaran secara seksama. Setelah pemberian materi disampaikan para peserta pelajaran tambahan secara aktif bertanya kepada para mahasiswa pemberi pelajaran apabila ada yang tidak dimengerti.

Hasil :

Dengan adanya program pelajaran tambahan kepada siswa/siswi SDN 1,2 dan 3 Duda, para siswa didik mendapat pengetahuan tambahan mengenai pelajaran Bahasa Inggris yang mana mendukung peningkatan potensi para siswa didik terhadap mata pelajaran yang telah diajarkan di sekolah.

(19)

Kendala :

Permasalahan yang dihadapi pada saat pelaksanaan pelajaran tambahan kepada siswa/siswi SD di Desa Duda adalah Kemampuan siswa yang masih sangat rendah dapat dilihat dari pengenalan abjad, kata kerja dan percakapan dalam Bahasa Inggris yang tidak mereka mengerti sehingga pembelajaran mulai dilakukan dari dasar agar dapat dipahami. Lampiran Foto Pembelajaran Bahasa Inggris Untuk Siswa SDN 1, SDN 2, Dan SDN 3 Desa Duda

Gambar 19. Pembelajaran Bahasa Inggris SD 2 Duda

(20)

2. Kerja Bakti di lingkungan Desa Duda, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem Pelaksanaan:

a. Waktu pelaksanaan : 29 Juli 2016

b. Lokasi : Jalan Utama, Desa Duda

c. Kelompok Sasaran : Masyarakat Desa Duda

d. Pihak terlibat : Masyarakat Desa Duda, dan Mahasiswa KKN PPM XIII Universitas Udayana

e. Pelaksanaan :

Dalam pelaksaaan program kerja bakti dilaksanakan pada pagi hari bersama masyarakat Desa Duda dan mahasiswa. Pelaksanaan program ini mendapatkan respon yang positif dari Kepala Desa Duda. Hal ini terlihat dari kesediaan kepala desa saat dimintai ijin serta kesediaan untuk ikut serta dalam melaksanakan program Gotong Royong. Program gotong royong di lakukan sekali di Desa Duda.

Hasil:

Dengan adanya program kerja bakti ini dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan persatuan di Desa Duda serta dapat meningkatkan kebersihan desa sehingga dapat mengurangi timbulnya penyakit di masyarakat.

Kendala:

Permasalahan yang dihadapi tidak ada karena program berjalan dengan baik Lampiran Foto Kerja Bakti

Gambar 21: Kerja bakti di Desa Duda

(21)

Gambar 22: Kerja bakti di Desa Duda

Gambar 23 : Kerja bakti di Desa Duda

3. Pengadaan Website Desa Duda Pelaksanaan:

a. Waktu Pelaksanaan : Selama pelaksanaan KKN PPM XIII 2016 b. Lokasi : Desa Duda Karangasem

c. Pihak yang terlibat : Kepala Desa, Perangkat Desa, Kepala Dusun yang ada di Desa Duda dan Mahasiswa KKN PPM XIII Universitas Udayana

(22)

d. Pendahuluan Program :

Seiring berkembangnya arus globalisasi, teknologi menjadi salah satu hal yang patut dipertimbangkan dalam upaya pengembangan potensi desa. Dengan teknologi yang sedemikian canggih, segala informasi tentang desa dapat dengan mudah diakses melalui media-media sosial maupun website desa yang berkaitan dengan desa itu sendiri. Dalam merealisasikan tujuan pembangunan, maka segenap potensi alam harus digali, dikembangkan, dan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Begitu pula dengan potensi manusia berupa penduduk yang banyak jumlahnya harus ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga, mampu menggali, mengembangkan dan memanfaatkan potensi alam secara maksimal, dan pelaksanaan program pembangunan tercapai.

Seiring dengan era otonomi daerah, politik pembangunan bergeser dari sentralisasi ke desentralisasi, potensi wilayah semakin dimaksimalkan, selain itu dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, peran desa/wilayah pinggiran semakin diperhatikan untuk dikembangkan. Meminjam istilah Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Bapak Marwan Jafar, bahwa pembangunan dimulai dari wilayah pinggrian.

Konsekuensi dari Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa tersebut serta Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa, adalah adanya dana yang ditransfer dari pemerintah pusat ke daerah (desa) sebanyak 10 % dari total APBN Tahun berjalan. Berdasarkan data dari Kementerian Dalam Negeri, bahwa terdapat 72.944 wilayah administrasi desa dan 8.309 wilayah administrasi kelurahan. Sehingga total wilayah administrasi setingkat desa dan kelurahan 81.253 wilayah administrasi setingkat desa/kelurahan. Dengan hitungan tersebut, maka hampir Rp. 1,4 milyar dana desa yang didistribusikan oleh pemerintah pusat ke daerah (desa). Dengan dana sebanyak itu, maka desa diharapkan mampu mengembangkan potensi daerah untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat diwilayahnya tersebut. Selain itu, pemberlakuan undang-undang tersebut menjadi peluang yang sangat besar bagi setiap desa yang ada di Indonesia untuk bisa mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya secara mandiri sesuai kebutuhan masing-masing dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa, bahwa Dana desa digunakan untuk Dana Desa digunakan untuk membiayai penyelenggaraan

(23)

pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan dengan prioritas untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Sebagimana tujuan awal dari penggunaan dana desa, maka setelah dana desa tersalurkan diharapkan pembangunan semakin merata, ekonomi masyarakat dapat berkembang, dan kesejahteraan semakin meningkat.

e. Pelaksanaan Program :

Program ini dilaksanakan dengan membentuk dan merancang alamat website desa. Kemudian menginput data-data masyarakat sesuai dengan data yang sudah diberikan oleh Kepala Desa.

Hasil:

Sasaran utama dalam program ini adalah mempermudah desa dalam memperkenalkan potensi-potensi desa yang mampu membantu pembangunan di desa terkait. Dengan adanya website desa, administrasi dan informasi desa juga tentunya lebih mudah untuk diakses. Website desa mampu merangsang masyarakat untuk mempelajari dan memanfaatkan teknologi lebih lanjut demi kemajuan sumber daya manusia di desa itu sendiri.

Selama lima belas hari pelaksanaan program pembuatan website di Desa Duda, kami melakukan pembuatan website, membuat isi dari website itu sendiri serta membuat sistem pendaftaran administrasi masyarakat secara on-line. Dalam proses pembuatan website tersebut, kami menyimpulkan bahwa data-data mengenai profil desa sangat penting untuk pembangunan dan pengembangan potensi desa. Oleh sebab itu, data-data tersebut sangat penting untuk digali lebih dalam guna mencari potensi desa secara keseluruhan.

Dengan sosialisasi ini kami melihat bahwa pembuatan website desa sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan perangkat desa di Desa Duda karena mampu mempermudah masyarakat dalam mengakses informasi, mempermudah perangkat desa dalam memasukkan dan merevisi data tiap tahunnya, mempermudah perangkat desa dan masyarakat dalam mengkomunikasikan dan mnyebarkan informasi terkait desa, dan juga mempermudah desa dalam memperkenalkan potensi budaya da pariwisata yang dimiliki desa itu sendiri.

(24)

Kendala:

Kendala yang kami hadapi dalam pelaksanaan program pembuatan website ini adalah kurangnya informasi dan data-data profil dari Desa Duda itu sendiri. Selain itu, koneksi dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum mencukupi untuk menjalankan website Desa Duda juga diperkirakan dapat menghambat pengembangan website Desa Duda secara berkelanjutan.

Lampiran Foto Kegiatan

Gambar 24. Penyerahan simbolis website desa oleh Koordinator Desa kepada Kepala Desa

(25)

4. Pelaksanaan Penyuluhan dan Demo Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Gosok Gigi &7 Langkah Cuci Tangan.

Pelaksanaan :

a. Waktu Pelaksanaan : 12 Agustus 2016 dan 16 Agustus 2016 b. Pukul : 09.00 WITA-Selesai

c. Lokasi : SDN 2 Duda dan SDN 3 Duda d. Kelompok sasaran : Siswa-siswi kelas 4,5 dan 6 SD. e. Pihak yang terlibat :

1. Guru SDN 2 Duda dan SDN 3 Duda 2. Siswa-siswi kelas 4,,5 dan 6 SD. 3. Mahasiswa KKN PPM XIII UNUD

Pelaksanaan :

Kegiatan penyuluhan PHBS pertama dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus bertempat di SDN 2 Duda. Kegiatan ini diawali dengan pemberian materi tentang cara cuci tangan yang benar dengan menggunakan sabun dan air mengalir lalu dilanjutkan dengan pemberian materi tentang cara menggosok gigi yang benar. Penyuluhan dilaksanakan secara bersamaan di kelas 4,5 dan 6. Setelah penyuluhan, kegiatan dilanjutkan dengan praktek mencuci tangan dan menggosok gigi di luar kelas secara bergantian. Setelah simulasi selesai, semua siswa dan siswi dikumpulkan disatu kelas untuk kemudian dilanjutkan dengan kegiatan penyuluhan bank sampah. Selanjutnya, pada tanggal 19 Agustus penyuluhan PHBS dilaksanakan di SDN 3 Duda. Sama halnya seperti di SDN 2 Duda, Kegiatan PHBS ini juga diawali dengan pemberian materi cuci tangan dan gosok gigi lalu pelaksanaan praktek sikat gigi di luar kelas secara bergantian. Setelah simulai selesai, siswa-siswa masuk kembali ke dalam kelas masing-masing. Kegiatan ini dimulai jam 9 pagi dan selesai jam 11 siang.

Hasil :

Kegiatan yang dilakukan dengan memberikan penyuluhan dan demo PHBS dengan menggunakan poster dan alat peraga. Materi yang disampaikan selama 15 menit dan dilanjutkan dengan demo atau mempraktekan cara menggosok gigi dan cara mencuci tangan dengan baik dan benar, melihat pola hidup anak-anak sekolah dasar yang kurang bersih atau kurangnya kesadaran untuk menjaga kebersihan tangan dan mulut yang menyebabkan anak mengalami berbagai

(26)

penyakit seperti diare dan gigi berlubang. Penekanan pemberian materi dan demo tentang cara menggosok gigi dan cara mencuci tangan dengan baik dan benar adalah untuk menambah pengetahuan anak-anak sekolah dasar desa Duda tentang pentingnya pola hidup sehat dan bersih, sehingga anak-anak sekolah dasar desa Duda dapat mengetahui manfaat menggosok gigi dan mencuci tangan dengan benar dan bersih serta dapat diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kendala :

Adanya berbagai kendala dalam kegiatan PHBS yaitu :

1. Cuaca yang tidak mendukung karena hujan sehingga demo yang dilakukan tidak efektif 2. Tidak adanya air di SDN 2 Duda karena dari SD tersebut memang tidak memiliki saluran

air sehingga kami membawa air dan pralatan yang lain dari rumah ke SD dan terjadinya penguluran waktu.

3. Kurangnya partisipasi anak-anak SD saat dijelaskan maupun saat diajukkannya pertanyaan sehingga kami memberikan hadiah untuk memotivasi agar mau mendengarkan dan mau menjawab pertanyaan yang diberikan.

Lampiran

Gambar 25. Penyuluhan 7 Langkah Mencuci Tangan yang Benar di SDN 2 Duda

(27)

Gambar 26. Penyuluhan Sekaligus Praktik Cara Gosok Gigi yang Benar di SDN 2 Duda

(28)

Gambar 28. Penyuluhan 7 Langkah Cuci Tangan yang Benar di SDN 2 Duda

Gambar 29. Praktek Gosok Gigi yang Benar di SDN 1 Duda

(29)

5. Pelaksanaan Lomba Balita Sehat di Balai Dusun Bencingah Pelaksanaan :

a. Waktu pelaksanaan : Kamis, 25 Agustus 2016. Pukul 09.00 - 11.30 WITA. b. Lokasi :Balai Banjar Adat Bencingah, Dusun Duda.

c. Kelompok sasaran : Sasaran peserta pada kegiatan ini adalah balita beserta orang tuanya. d. Pihak yang terlibat :

1. Kepala Desa Duda.

2. Kepala Puskesmas Kecamatan Selat beserta tim. 3. Kepala Puskesmas Pembantu Desa Duda. 4. Kepala Dusun tiap-tiap dusun di Desa Duda. 5. Kader Posyandu tiap-tiap dusun di Desa Duda. 6. Mahasiswa KKN - PPM Universitas Udayana

Pelaksanaan :

Lomba balita sehat ini diselenggarakan pada hari Jumat, 25 Agustus 2016 di Balai Banjar Bencingah Dusun Duda. Pukul 09.00 - 11.30 WITA. Juri pada perlombaan ini adalah petugas dari Puskesmas Selat dan Puskesmas Pembantu Desa Duda. Kegiatan ini diawali dengan pendaftaran ulang, kemudian pengukuran berat badan dan tinggi badan peserta lalu masing-masing peserta beserta ibu balita diwawancarai sesuai dengan kuesioner format penilaian balita sehat oleh juri. Pengumuman pemenang lomba balita sehat dilaksanakan pada hari Jumat, 26 Agustus 2016 . Pemenang lomba balita sehat dibagi menjadi dua kategori yaitu 1 pemenang kategori balita usia 0-2 tahun dan 1 pemenang kategori balita usia 3-5 tahun.

Hasil :

Kegiatan lomba balita sehat berjalan lancar. Perlengkapan untuk mendukung kegiatan ini telah dipersiapkan sehari sebelum lomba. Peserta dalam lomba balita ini adalah perwakilan dari masing-masing dusun di Desa Duda. Peserta yang mengikuti lomba balita sehat sebanyak 14 orang balita dari kedua kategori. Penilaian dalam lomba ini adalah dengan menggunakan kriteria status ibu; status gizi menurut tinggi badan dan berat badan; pemeriksaan status gizi; pemberian ASI; pemeriksaan fisik 10 tanda balita sehat; perkembangan anak; dan status imunisasi. Peserta dengan jumlah skor paling banyak merupakan pemenang lomba balita sehat. Pemenang lomba balita sehat

(30)

kategori usia 0-2 tahun adalah I Komang Widiadnyana dari Dusun Duda dan pemenang kategori usia 3-5 tahun adalah I Made Wina Bojana dari Dusun Jangu.

Kendala :

Tidak semua dusun mengirimkan perwakilannya yaitu Dusun Bambang Biaung.

Lampiran

Gambar 30.Registrasi Orang Tua Peserta Lomba Balita Sehat

Gambar 31. Pengukuran Tinggi Peserta

(31)

Gambar 32. Pengukuran Berat Badan Peserta

Gambar 33. Suasana Penilaian oleh Juri

(32)

6. Penyuluhan Tanaman Pangan dalam Pot Pelaksanaan I:

a. Waktu Pelaksanaan : 30 Juli 2016 b. Lokasi : SD Negeri 1 Duda c. Kelompok Sasaran : Siswa-siswi kelas IV

d. Pihak Terlibat : Kepala Sekolah, Wali Kelas VI dan Siswa kelas IV e. Pelaksanaan :

Program Penyuluhan Tanaman Pangan dalam Pot yang diawali dengan mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan dalam proses penanaman seperti bibit, pupuk kompos dan polybag yang dilanjutkan dengan pemberian materi didalam kelas tentang tanaman dalam pangan dalam pot secara umum mulai dari pengertian, jenis tanaman yang dapat ditanam dalam pot, manfaat dan cara menanam tanaman pangan dalam pot. Setelah memberikan pemaparan materi, penyuluhan dilanjutkan dengan demo cara menanam tanaman pangan dalam pot di depan green house yang sudah dibuat sebelumnya. Siswa kelas 4 dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok didampingi oleh satu anggota dari bidang peningkatan produksi agar dapat mempermudah dalam proses praktek penanaman. Kegiatan penyuluhan diakhiri dengan serah terima tanaman oleh koordinator bidang peningkatan produksi kepada wali kelas 4 SDN 1 Duda.

Hasil :

Penyuluhan tanaman pangan dalam pot mampu menambah pengetahuan siswa-siswa di SDN 1 Duda mengenai manfaat tanaman pangan dalam pot, diantaranya adalah penghematan lahan untuk penanaman tanaman pangan serta serta pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari melalui hasil tanaman pangan dalam pot. Program penyuluhan tanaman pangan dalam pot juga menanamkan rasa tanggung jawab terhadap siswa-siswi SDN 1 Duda dengan cara merawat bibit-bibit tanaman pangan yang telah ditanam di sekolah.

(33)

Kendala :

Kendala yang terjadi pada saat penyuluhan berlangsung adalah sulitnya koordinasi dengan siswa siswi kelas IV SDN 1 Duda sehingga jalannya penyuluhan yang berlangsung tidak sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Kendala lainnnya adalah kesulitan dalam pembibitan terong yang memiliki masa tumbuh yang cukup lama, sehingga bibt terong tidak dapat digunakan sebagai benih yang diberikan kepada siswa-siswi SDN 1 Duda.

Gambar 35

Presentasi Materio Penyuluhan Tanaman Pangan dalam Pot

Gambar 36

Peragaan Penanaman Tanaman Pangan dalam Pot

Gambar 37

Siswa SDN 1 Duda yang sedang melakukan penanaman tanaman pangan dalam pot

Gambar 38

Benih sawi pakcoy dalam polybag yang telah tumbuh setelah pembibitan

(34)

Pelaksanaan II:

a. Waktu Pelaksanaan : 6 Agustus 2016 b. Lokasi : SD Negeri 3 Duda

c. Kelompok Sasaran : Siswa-siswi kelas V dan VI

d. Pihak Terlibat : Kepala Sekolah, Wali Kelas, dan siswa-siswi kelas V dan VI e. Pelaksanaan :

Program Penyuluhan Tanaman Pangan dalam Pot diawali dengan persiapan perlengkapan yang diperlukan dalam proses penanaman, diantaranya adalah bibit sawi pakcoy dan mentimun, media tanam, pupuk kompos, serta polybag. Sebelum penyuluhan dimulai, terlebih dahulu dilakukan serah terima bakteri EM 4 dan benih tanaman sawi pakcoy dan mentimun dari koordinator bidang peningkatan produksi kepada kepala sekolah SD Negeri 3 Duda. Teknis penyuluhan dilakukan dengan membagi siswa kelas V dan VI ke dalam lima kelompok yang dipimpin oleh seorang

liaison officer dari anggota bidang peningkatan produksi yang bertugas memberikan materi secara

lisan sekaligus memeragakan cara penanaman tanaman pangan dalam pot. Penyuluhan diakhiri dengan materi singkat mengenai cara merawat bibit tanaman yang sudah ditanam dan himbauan agar siswa-siswi kelas V dan VI merawat tanaman pangan yang telah ditanam serta berfoto bersama.

Hasil :

Penyuluhan tanaman pangan dalam pot menambah pengetahuan siswa-siswi kelas V dan VI SDN 3 Duda mengenai pembibitan, penanaman, serta perawatan tanaman pangan dalam pot khususnya tanaman sawi pakcoy dan mentimun. Program penyuluhan tanaman pangan dalam pot juga menanamkan rasa tanggung jawab terhadap siswa-siswi SDN 3 Duda dengan cara merawat bibit-bibit tanaman pangan yang telah ditanam di sekolah. Selain itu, penyuluhan ini juga menambah variasi tanaman yang ditanam di SDN 3 Duda.

Kendala :

Kendala yang terjadi pada saat penyuluhan berlangsung adalah kurangnya variasi bibit tanaman pangan yang diberikan kepada siswa-siswi kelas V dan VI sehingga pengetahuan yang didapatkan terbatas hanya pada penanaman dua jenis bibit tanaman pangan. Kendala lainnya

(35)

adalah kesulitan dalam pembagian siswa-siswi ke dalam kelompok dan perbedaan cara penyampaian materi dari setiap liaison officer.

Lampiran:

Gambar 39

Serah terima bibit tanaman pangan dari mahasiswa KKN PPM XIII Universitas Udayana kepada Kepala SDN 3

Duda

Gambar 40

Pemberian materi penyuluhan budidaya tanaman pangan dalam pot

Gambar 41

Pembagian bibit tanaman pangan kepada siswa siswi SDN 3 Duda

Gambar 42

Peragaan dan penjelasan teknis penanaman tanaman pangan dalam pot oleh liaison officer dalam kelompok

(36)

Pelaksanaan III:

a. Waktu Pelaksanaan : 13 Agustus 2016 b. Lokasi : SD Negeri 2 Duda

c. Kelompok Sasaran : Siswa-siswi kelas IV dan V

d. Pihak Terlibat : Kepala Sekolah, Wali Kelas, dan siswa-siswi kelas IV dan V e. Pelaksanaan :

Program Penyuluhan Tanaman Pangan dalam Pot diawali dengan persiapan perlengkapan yang diperlukan dalam proses penanaman, diantaranya adalah bibit sawi pakcoy dan mentimun, media tanam, pupuk kompos, serta polybag. Sebelum penyuluhan dimulai, terlebih dahulu dilakukan serah terima benih tanaman sawi pakcoy dan mentimun dari koordinator bidang peningkatan produksi kepada wakil kepala sekolah SD Negeri 2 Duda. Teknis penyuluhan dilakukan dengan pemberian materi secara umum dan secara kelompok. Penyampaian materi secara umum mengenai jenis-jenis tanaman pangan dalam pot, manfaat tanaman pangan dalam pot, serta teknik budidaya tanaman sawi pakcoy dan mentimun dalam pot. Pemberian materi secara kelompok dilakukan dengan membagi siswa kelas IV dan V ke dalam empat kelompok yang dipimpin oleh seorang

liaison officer dari anggota bidang peningkatan produksi yang bertugas memberikan materi secara

lisan sekaligus memeragakan cara penanaman tanaman pangan dalam pot. Penyuluhan diakhiri dengan materi singkat mengenai cara merawat bibit tanaman yang sudah ditanam dan himbauan agar siswa-siswi kelas IV dan V merawat tanaman pangan yang telah ditanam serta berfoto bersama.

Hasil :

Penyuluhan tanaman pangan dalam pot menambah pengetahuan siswa-siswi kelas IV dan V SDN 2 Duda mengenai pembibitan, penanaman, serta perawatan tanaman pangan dalam pot khususnya tanaman sawi pakcoy dan mentimun. Program penyuluhan tanaman pangan dalam pot juga menanamkan rasa tanggung jawab terhadap siswa-siswi SDN 2 Duda dengan cara merawat bibit-bibit tanaman pangan yang telah ditanam di sekolah. Selain itu, penyuluhan ini juga menambah variasi tanaman yang ditanam di SDN 2 Duda.

(37)

Kendala :

Kendala yang terjadi pada saat penyuluhan berlangsung adalah kurangnya variasi bibit tanaman pangan yang diberikan kepada siswa-siswi kelas V dan VI sehingga pengetahuan yang didapatkan terbatas hanya pada penanaman dua jenis bibit tanaman pangan. Kendala lainnya adalah kesulitan dalam pembagian siswa-siswi ke dalam kelompok dan kesulitan mengkoordinasi siswi yang memperebutkan bibit tanaman. Selain itu, media tanam yang dibawa oleh siswa-siswi kelas IV dan V kurang sesuai untuk penanaman.

Lampiran:

3.1.2

Gambar 43

Pemberian materi penyuluhan dan pemutaran video budidaya tanaman pangan dalam pot

Gambar 44

Pembagian bbit tanaman pangan dalam pot kepada siswa SDN 2 Duda

Gambar 45

Pencampuran media tanam untuk peragaan penanaman tanaman pangan dalam pot

Gambar 46

Peragaan penanaman tanaman pangan dalam pot oleh liaison officer dalam kelompok kecil

(38)

3.1.3 Program Pokok Non Tema 1. Keluarga dampingan

Program Keluarga Dampingan dilakukan oleh setiap mahasiswa KKN-PPM dan setiap dua mahsiswa mendapatkan 1 keluarga sasaran/dampingan. Untuk perkenalan dengan Keluarga Dampingan seluruh mahasiswa didampingi oleh Kepala Dusun masing-masing banjar. Mahasiswa mengunjungi ke-9 Keluarga Dampingan yang telah ditunjuk oleh Kepala dusun. Nantinya mahasiswa akan menyusun laporan mengenai Keluarga Dampingan yang telah ditentukan sebelumnya.

3.2 Program Bantu

Pembuatan Green House Pelaksanaan :

a. Waktu Pelaksanaan : Kamis, 27, 28, 29 Agustus 2016

b. Lokasi : SD N 1, Dusun Duda, Desa Duda, Selat, Karangasem.

c. Pihak yang Terlibat : Mahasiswa KKN PPM Periode XIII Universitas Udayana, Guru – guru dan murit Desa Duda.

d. Perencanaan Program :

Pembuatan taman di SDN 1 Duda, program ini merupakan permintaan dari SDN 1 Duda, berhubung dengan kegiatan kami di bidang peningkatan produksi yang akan mengadakan penyuluhan budidaya taman pangan dalam pot yang memerlukan tempat untuk penanaman bibit , jadi kami membantu dalam pembuatan taman di SD tersebut , sehingga SD tersebut dapat menanam bibit sayuran serta buah – buahan di sekolah.

Program ini bertujuan membantu mengajarkan anak – anak sejak dini cara menanam bibit yang baik , agar kelak mereka dapat menanam sendiri bibit di rumah mereka , dan alangkah bagusnya jika mereka mengembangkannya menjadi usaha perkebunan , akan sangat membantu penghasilan keluarga mereka kedepannya.

(39)

Hasil :

Taman yang telah dibuat mahasiswa telah penuh ditanami berbagai tanaman dan buah – buahan , taman tersebut sudah menjadi green house di SD tersebut , serta sudah mengajari murid-murid disana belajar cara menanam yang baik

Kendala :

Kondisi cuaca yang buruk mengakibatkan pembuatan taman tersebut menjadi sulit karena terkena air hujan semennya rusak dan retak , sehingga diperlukan penyemenan ulang .

Gambar 47. Proses pencampuran semen untuk taman di SD 1 Duda

Gambar

Gambar 1. Tong sampah yang disumbangkan ke Desa Duda
Gambar  2. Serah terima tong sampah oleh mahasiswa ke kepala desa
Gambar 4 . Pembuangan dan pengecekan kembali penggunaan tong sampah  Kendala  :
Gambar 5. Penyuluhan biopori
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah desain dan instalasi sistem kendali inverter dan sistem mekanik conveyor dengan kecepatan yang divariasikan untuk memperoleh objek gambar yang

SIK unit vakum sebaiknya juga dilengkapi sistem interlock hardwire yang memantau penurunan tingkat kevakuman cepat akibat robeknya lapisan titanium foil pada jendela pemayar,

terutama perempuan. sebab, dengan tubuh langsing, akan menambah daya pikat seseorang yang sering berkaitan dengan karir atau pencapaian prestasi pada berbagai

Open source pada MySQL menyatakan bahwa software ini dilengkapi dengan source code (kode yang dipakai untuk membuat MySQL), selain itu tentu saja bentuk

Tahun 1962, Sub Depot ini ditingkatkan menjadi Lembaga Persiapan Industri Penerbangan (LAPIP) yang kemudian berubah menjadi Komando Pelaksanaan Industri Pesawat Terbang

5 Tahun 2010 menyebutkan bahwa infrastruktur merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial yang berkeadilan dengan mendorong

Selain itu kendala yang menjadi hambatan bagi para kelompok usaha ini adalah status pendidikan yang dimiliki oleh para pelaku kelompok UKM masih tergolong rendah sehingga

PADA HARI ISNIN BERTARIKH 25 OGOS 2014 JAM 9.00 PAGI DALAM KAMAR TIMBALAN PENDAFTAR.. MAHKAMAH TINGGI