• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

(Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan Reforma Agraria) ---

Tahun Sidang : 2012-2013

Masa Persidangan : II

Rapat Ke : --

Jenis Rapat : Rapat Kerja

Sifat Rapat : Terbuka

Hari/Tanggal : Kamis/11 April 2013

Waktu : Pukul 19.00 WIB s.d Selesai

Tempat : Ruang Rapat Komisi II DPR RI (Gd. Nusantara / KK III)

Acara : - Laporan Panja ke Pleno Komisi II DPR RI

- Pendapat Akhir Mini Fraksi-Fraksi dan DPD RI dan

Pemerintah

- Pengambilan Keputusan TK. I

- Penandatanganan/Pengesahan Draft RUU tentang DOB.

Ketua Rapat : Drs. Agun Gunandjar Sudarsa,Bc.IP,M.Si/Ketua Komisi II DPR RI

Sekretaris Rapat : Dra. Hani Yuliasih/Kabag.Set Komisi II DPR RI

Hadir : A. Tamu

1) Menteri Dalam Negeri beserta jajarannya.

2) Dirjen Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan

beserta jajarannya

3) Dirjen Perundang-undangan Kementerian Hukum dan

Ham RI

4) Komite I DPD RI.

B. 34 dari jumlah 47 Anggota Komisi II DPR RI

I. PENDAHULUAN

1. Rapat Kerja Komisi II DPR RI pada hari Kamis tanggal 11 April 2013 dibuka pukul 20.05 WIB yang dipimpin oleh Ketua Komisi II DPR RI, Drs. Agun Gunandjar Sudarsa,Bc.IP,M.Si dan dinyatakan terbuka untuk umum.

2. Ketua Rapat menyampaikan agenda Rapat Kerja dengan Menteri Dalam Negeri

beserta jajarannya, Dirjen Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan beserta jajarannya, Dirjen Perundang-undangan Kementerian Hukum dan Ham RI, dan Komite I DPD RI, pada hari ini yakni terkait dengan laporan panja ke pleno Komisi II DPR RI, penyampaian pendapat akhir mini fraksi-fraksi dan DPD RI, pengambilan keputusan Tingkat I dan penandatangan/pengesahan draft RUU tentang DOB.

3. Ketua Rapat menyampaikan bahwa terdapat 2 RUU DOB yang akan disahkan menjadi

Undang-Undang yakni:

a. RUU tentang Kabupaten Morowali Utara di Provinsi Sulawesi Tengah.

TERBATAS

(2)

b. RUU tentang Kabupaten Konawe Kepulauan di Provinsi Sulawesi Tenggara.

4. 9 (Sembilan) Fraksi di Komisi II DPR RI, Komite I DPD RI, dan Pihak Pemerintah yang

diwakili oleh Menteri Dalam Negeri menyampaikan pandangan dan pendapatnya terhadap 2 RUU DOB yang akan disahkan. Adapun pandangan dan pendapat tersebut diantaranya sebagai berikut:

a. Fraksi Partai Demokrat:

1) Dalam pembentukan daerah, tidak boleh mengakibatkan daerah induk menjadi

tidak mampu menyelenggarakan otonomi daerah, dengan demikian baik daerah yang dibentuk maupun daerah induknya harus mampu menyelenggarakan otonomi daerah, sehingga tujuan pembentukan daerah dapat terwujud. Dengan demikian dalam usulan pembentukan dilengkapi dengan kajian daerah.

2) Menyetujui 2 RUU Pembentukan DOB seperti yang disampaikan oleh Ketua

Rapat untuk dibahas pada tingkat lebih lanjut untuk disahkan menjadi Undang-Undang.

b. Fraksi Partai Golkar:

1) Pembentukan Daerah Otonom sebagai salah satu upaya dalam menata daerah

merupakan solusi dalam rangka mengoptimalkan pelayanan publik, karena dapat memperpendek rentang kendali pemerintahan sehingga lebih efisien dan lebih efektif, sejalan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik, serta prinsip tata kelola pemerintahan yang baik, guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat, yang selanjutnya dapat memperkuat daya saing daerah dan memperkokoh keutuhan NKRI.

2) Menyetujui 2 RUU Pembentukan dari 7 DOB seperti yang disampaikan oleh

Ketua Rapat untuk dibahas pada tingkat lebih lanjut dalam pembicaraan Tingkat II guna diambil keputusan dan disahkan menjadi Undang-Undang pada Rapat Paripurna DPR RI.

c. Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP):

1) Fraksi PDIP dengan cermat mengikuti seluruh tahapan inisiasi dan

pembahasannya, baik dalam perspektif filosofis, yuridis maupun sosiologis dengan prioritas daerah perbatasan, daerah terisolasi/tertinggal, atau daerah pedalaman.

2) Disamping itu, juga dilakukan pengujian terhadap sejumlah persyaratan

diantara beberapa ketentuan yang memerlukan komitmen legal dan mengikat secara hukum diantara pejabat terkait, agar dikemudian hari tidak melahirkan persoalan bagi daerah otonom yang baru dibentuk.

3) Menyetujui 2 RUU Pembentukan DOB seperti yang disampaikan oleh Ketua

Rapat untuk diteruskan pembahasannya pada pembicaraan Tingkat II pada Rapat Paripurna DPR RI akhir Masa Sidang III Tahun Sidang 2012-2013.

d. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS):

1) Pembentukan DOB ditujukan untuk mendorong peningkatan pelayanan

kepada masyarakat dipelbagai kehidupannya sehingga dapat lebih mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

(3)

2) Sesungguhnya ketujuh calon DOB layak untuk dipertimbangkan

pemekarannya, karena pada dasarnya bertujuan untuk mempercepat terwujudnya keadilan dan kesejahteraan masyarakat.

3) Setelah dilakukan kajian dan telaah yang mendalam melalui pembahasan

secara intensif, F. PKS menyetujui 2 calon DOB seperti yang disampaikan oleh Ketua Rapat untuk diteruskan pembahasannya pada Rapat Paripurna DPR RI.

e. Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN):

1) Jangan sampai pembentukan daerah otonom baru hanya menyebabkan beban

nasional.

2) Pembentukan daerah otonom baru saat ini harus dipahami lebih karena

peninggalan periode politik yang lalu. Pembentukan DOB dimasa yang akan datang benar-benar berdasarkan kebutuhan dan juga benar-benar berdasarkan kepada grand design pembangunan negara bangsa Indonesia.

3) Meminta kepada Pemerintah agar melakukan evaluasi terhadap DOB dan

kemudian melakukan tindakan tegas untuk melakukan penggabungan kembali daerah yang gagal menjalankan fungsi pemerintahan sebagaimana tujuan awal.

4) Untuk menghindari kegagalan penyelenggaraan pemerintahan di DOB, perlu

dipikirkan untuk membentuk daerah administratif sebelum benar-benar menjadi DOB.

5) Menyetujui 2 RUU Pembentukan DOB seperti yang disampaikan oleh Ketua

Rapat untuk diteruskan pembahasannya pada pembicaraan Tingkat II agar segera bisa disahkan menjadi Undang-Undang.

f. Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP):

1) Pembentukan DOB harus didasarkan pada kebutuhan dan kemampuan

daerah untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi daerah otonom yang mandiri dan maju, bukan hanya didasarkan atas keinginan saja.

2) Menekankan peranan pemerintah melalui Kemendagri untuk meningkatkan

supervisinya terhadap DOB.

3) Mengingatkan agar komitmen untuk menyerahkan personel, aset, serta

pemberian dana hibah baik dari pemerintah provinsi maupun daerah induk kepada daerah otonom baru agar dilaksanakan sesuai kesepakatan yang diberikan.

4) Menyetujui 2 RUU Pembentukan DOB seperti yang disampaikan oleh Ketua

Rapat untuk diteruskan pembahasannya pada pembicaraan Tingkat II pada Rapat Paripurna DPR RI akhir Masa Sidang III Tahun Sidang 2012-2013.

5) Mendesak kepada Pemerintah, dan juga Fraksi-Fraksi seperjuangan di DPR

RI, agar DOB yang tersisa (5 DOB) yang merupakan carry over dari DPR RI periode 2004-2009 agar dibahas dan diselesaikan sesegera mungkin, sehingga tumpukan dan tuntutan adanya DOB dapat diselesaikan secara tuntas.

g. Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB):

1) Keputusan untuk memekarkan suatu daerah harus dilakukan dengan sangat

hati-hati. Selain persiapan dan pemberian fasilitasi, sumber daya yang ada perlu diatur pembagiannya dengan seksama.

(4)

2) Mengharapkan Pemerintah DOB yang terbentuk harus menjalankan ketentuan

perundang-undangan secara konsisten dan memegang teguh misi pemekaran wilayah, yaitu peningkatan pelayanan publik dan pembangunan daerah.

3) Masyarakat di daerah otonom yang baru terbentuk perlu mengefektifkan peran

partisipasi politiknya dalam proses perencanaan pembangunan dan pengawasan terhadap kinerja pemerintah daerah dan DPRD, dalam rangka mengawal realisasi misi perjuangan rakyat dalam menuntut pemekaran.

4) Diperlukan ketegasan dari Pemerintah pusat dalam hal pemekaran suatu

wilayah.

5) Menyetujui 2 RUU Pembentukan DOB seperti yang disampaikan oleh Ketua

Rapat untuk diteruskan pembahasannya pada tingkat berikutnya.

h. Fraksi Partai Gerindra:

1) Menyetujui 2 DOB.

2) Masih terdapat beberapa usulan DOB yang masih harus dibahas pada masa

sidang berikutnya karena diharapkan pemekaran yang dilakukan benar-benar sudah memenuhi kriterian atau ketentuan yang telah diatur, sehingga tidak akan menimbulkan konflik dikemudian hari.

3) Meminta kepada pihak untuk dapat bersikap arif dan bijaksana dalam

mensikapi keinginan masyarakat untuk memiliki otonom baru, sehingga beberapa usulan DOB yang telah diajukan dan menanti untuk dibahas dapat diselesaikan dengan baik dan tentunya dengan mengutamakan kepada penguatan NKRI.

4) Menyetujui 2 RUU Pembentukan DOB seperti yang disampaikan oleh Ketua

Rapat untuk diteruskan pembahasannya pada pembicaraan Tingkat II pada Rapat Paripurna DPR RI akhir Masa Sidang III Tahun Sidang 2012-2013

i. Fraksi Partai Hanura:

1) Mempercayai bahwa hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai kesiapan

dan kelayakan calon daerah yang mau dimekarkan memang dapat dipertanggungjawabkan.

2) Pemekaran haruslah benar-benar mampu menghadirkan daerah yang memiliki

kemandirian secara utuh terlebih pada aspek keuangan.

3) Menekankan agar pemekaran daerah haruslah menjadi satu paket design

besar, dan tidak bisa dipisahkan, dengan konsep atau paradigma kebangsaan, pertahanan, dan keamanan RI, dan pemerataan kesejahteraan di masa depan.

4) Menyetujui 2 RUU Pembentukan DOB seperti yang disampaikan oleh Ketua

Rapat untuk diteruskan pembahasannya pada pembicaraan Tingkat II untuk disahkan menjadi undang-undang.

j. DPD RI:

DPD RI memberikan penekanan-penekanan substansif sebagai dasar untuk menilai kelayakan dari calon DOB, sebagai berikut:

1) Sebagai solusi untuk mempercepat proses pembangunan dan mengefektifkan

pelayanan publik maka pembentukan DOB merupakan upaya untuk memperpendek rentang kendali pemerintahan dan mendorong tingkat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

2) Pembentukan DOB juga dapat diharapkan dapat mengoptimalkan potensi

(5)

berhasil dan berdayaguna serta upaya pemberdayaan masyarakat dalam mengelola potensi ekonomi yang selama ini belum maksimal dikelola.

3) Kondisi geografis dan topografi serta luas wilayah cakupan menjadi salah satu

alasan pembentukan DOB dalam rangka membangun koneksitas pembangunan, sehingga rentang kendali ekonomi, sosial budaya serta pelayanan publik tidak terlalu jauh demi kemajuan masyarakat.

4) Kesenjangan pembangunan di beberapa wilayah Indonesia mendorong

beberapa daerah untuk mengefektifkan pengelolaan anggaran pembangunan guna diprioritaskan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui pembentukan DOB.

k. Pemerintah:

Menyetujui 2 RUU Pembentukan DOB seperti yang disampaikan oleh Ketua Rapat untuk diteruskan pembahasannya pada pembicaraan Tingkat II pada Rapat Paripurna DPR RI akhir Masa Sidang III Tahun Sidang 2012-2013 untuk disahkan menjadi undang-undang

II. KESIMPULAN

Setelah Ketua Rapat menyampaikan pengantar rapat, perwakilan 9 Fraksi, DPD RI, dan pemerintah menyampaikan masing-masing pendapat mininya, kemudian diambil keputusan terhadap Draft Final 2 RUU DOB, serta penandatanganan Draft 2 RUU DOB, disepakati terhadap hasil pembahasan Tingkat I atas 2 RUU DOB, akan dilaporkan dan diteruskan (pembicaraan Tingkat II/Pengambilan Keputusan pada Rapat Paripurna DPR RI) pada hari Jumat tanggal 12 April 2013 untuk diambil keputusan menjadi undang-undang.

III. PENUTUP

Rapat ditutup Pukul 22.15 WIB.

KETUA RAPAT, Ttd

Drs. AGUN GUNANDJAR SUDARSA, Bc.IP,M.Si A-219

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal terdapat perbedaan data antara DIPA Petikan dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database

Kelompok produsen mengalokasikan premi UTZ untuk membayar: biaya manajemen kelompok (mis. audit-audit); berbagai produk dan jasa yang dimanfaatkan oleh kelompok (mis. pelatihan);

• Dalam Tahun Kerahiman ini , apakah cara lain yang KED saya dapat lakukan untuk membawa Kerahiman Allah kepada orang miskin dan yang memerlukan..

Mereka menjadi teman, dan sewaktu mereka ber- bicara mengenai Pesan Pengajaran Berkunjung, mereka berdua dipeli- hara oleh “firman Allah yang baik.” Presiden Joseph Fielding Smith

Hasil dari briket serat tebu cukup untuk dapat digunakan untuk bahan bakar alternatif rumah tangga. Dari hasil pembakaran briket asap yang ditimbulkan tidak terlalu

demikian potensi-potensi yang ada belum termanfaatkan dengan baik, yang malah sebaliknya terdapat berbagai masalah yang timbul mengakibatkan kerusakan ekosistem, salah satu

Dalam rangka perbaikan dan peningkatan layanan kepada client, maka gambaran umum sistem yang diusulkan yaitu dibuatnya suatu web support selain sebagai media

a) Pelayanan retur yang cepat. Retur diakibatkan adanya produk yang rusak atau tidak sesuai harapan kostumer. Dengan hal ini, pembeli mengembalikan/meretur