• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan melakukan penyebaran kuisioner yang akan bersifat menjelaskan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. dengan melakukan penyebaran kuisioner yang akan bersifat menjelaskan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Metode yang digunakan

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan melakukan penyebaran kuisioner yang akan bersifat menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis secara diskriptif.

Menurut umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Dengan kata lain desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antara variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen yang digunakan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian. Metode eksperimen merupakan metode yang paling produktif karena jika dilakukan dengan baik akan menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan dengan hubungan sebab akibat.

3.1.1 Unit Analisis Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah para pelajar yang mengikuti les bimbingan belajar di SSC. Penelitian ini akan dilakukan dengan penyebaran kuisioner kepada 60 responden yang dibagi menjadi 3 kelas kelompok

(2)

responden, 20 reponden yang diberikan treatment brosur sincerity, 20 responden berikutnya diberikan treatment brosur excitement, dan 20 responden lainnya sebagai kelompok pengontrol yang tidak diberikan treatment. hasil dari analisa kuisioner tersebut dapat diperoleh dari kumpulan data melalui data primer maupun data sekunder akan menghasilkan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti, menguji hipotesis membuat prediksi serta mendapatkan makna implikasi dari suatu masalah yang dipecahkan.

3.1.2 Time Horizon

Dalam penelitian ini time horizon yang digunakan adalah time horizon Longitudinal, pengertian dari Longitudinal itu sendiri adalah informasi yang dikumpulkan memerlukan lebih dari satu tahap pengumpulan data pada saat waktu yang berbeda. Lama dan usaha lebih banyak dibandingkan dengan tipe satu tahap. Pengamatan yang dilakukan dalam studi jangka panjang relatif lebih intensif dan lebih baik dibandingkan dengan observasi pada studi satu tahap, meskipun memerlukan waktu dan biaya relatif mahal.

Tabel 3.1 Metode Penelitian Tujuan penelitian Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon Metode yang digunakan T - 1 Asosiatif Individu Longitudinal Eksperimental

One way ANOVA T – 2 Asosatif Individu Longitudinal Eksperimental

One way ANOVA T – 3 Asosiatif Individu Longitudinal Eksperimental

(3)

One way ANOVA T- 4 Asosiatif Individu Longitudinal Eksperimental

One way ANOVA T - 5 Asosiatif Individu Longitudinal Eksperimental

One way ANOVA Sumber: Hasil Pengolahan Penulis, 2013

3.2 Operasional Variabel

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional

Variabel

Sub Variabel

Indikator Ukuran & Skala Brand Personality Kepribadian merek sebagai “sekumpulan karakteristik manusia yang dikaitkan atau dihubungkan dengan merek” (Aeker 1997) Dalam bidang marketing brand personality adalah topik yang menarik dan penting dalam penelitian saat ini karena dapat membantu untuk - Sincerity -Excitment 1.Down-to-earth 2.Wholesome 3.Honest 4.Cheerful 1.Daring 2.Imaginative 3.Spirited 4.Up-to-date Nominal (Pemberian Stimulan berupa Brosur)

(4)

membedakan merek dengan merek lainnya, membangun aspek emosional dan memperbesar makna personal suatu merek. (Aeker, 1995).

Varaibel Citra merek yang meliputi: 1.Kepercayaan Kepercayaan konsumen dalam bidang jasa dapat tercipta dari dimensi-dimensi manusia seperti ketanggapan, Jaminan, empati dan kehandalan. Dampaknya terhadap kesetiaan konsumen pun terbukti lebih besar ketika konsumen yang telah memiliki rasa percaya tersebut merasakan kepuasan. Farina Dewi dan Djati. (2004). pengetahuan -Ketanggapan -Keyakinan -Empati -Kehandalan -Tahu (know) -ketanggapan pengajar dalam mengatasi keluhan dan masalah siswa. -,Kemampuan pengajar di SSC yang berkaitan dengan pemberian pelayanan secara tuntas dan menyeluruh. -Sikap dan perhatian

pengajar dan staff di SSC. -Kesiapan pengajar SSC,ketepatan waktu pelayanan. -Para pengajar di Ordinal dan likert

(5)

2.Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour) karena pengalaman dan penelitian oleh pengetahuan (Notoatmodjo. S, 2003: 121) -Memahami -Aplikasi -Sintesis -Evaluasi SSC memiliki pengetahuan ilmu pendidikan yang luas. -Kemampuan pengajar dalam menjelaskan semua objek materi agar dipahami para siswa -Kemampuan untuk menggunakan dan menguasai materi yang telah dipelajari. Kemampuan menghubungkan bagian-bagian ke dalam semua bentuk keseluruhan yang baru. Kemampuan Pengajar dalam mengevaluasi situasi, keadaan dan pernyataan. Atribut Keller (1993, h.4-7) mendefinisikan citra merek sebagai -Atribut produk -Standar pelayanan -Persyaratan produk dapat Ordinal dan likert

(6)

persepsi mengenai sebuah merek sebagaimana direfleksikan oleh asosiasi merek yang terdapat dalam benak konsumen. Attributes (Atribut) Merupakan pendefinisian deskriptif tentang fitur-fitur yang ada dalam senuah produk atau jasa. -Atribut non-produk berfungsi -informasi tentang produk -Harga yang terjangkau Keuntungan Keuntungan dapat dikatakan sebagai manfaat yang dapat dirasakan jika seseorang telah menggunakan atau berpengalaman pada produk atau jasa sehingga keuntungan yang didapat inilah yang menjadi pertimbangan konsumen untuk menjadi loyal terhadap produk dan jasa. Dan menurut Keller (1993, h.4-7) Benefits (Keuntungan) Nilai personal -Fungsional -Eksperiental -Simbolik -pemenuhan kebutuhan dasar -Kepuasan sensori -Pengalaman menggunakan merek -Pengekspresian diri/percaya diri Ordinal dan likert

(7)

yang dikaitkan oleh konsumen pada atribut-atribut produk atau jasa tersebut. Sikap Merek Didefinisikan

sebagai evaluasi keseluruhan atas suatu merek, apa yang dipercayai oleh konsumen mengenai merek-merek tertentu – sejauh apa konsumen percaya bahwa produk atau jasa tersebut memiliki atribut atau keuntungan tertentu, dan penilaian evaluatif terhadap kepercayaan tersebut – bagaimana baik atau buruknya suatu produk jika memiliki atribut atau keuntungan tersebut. Keller (1993, h.4-7) -Tertarik -Kepercayaan -Kesan Positif -Tertarik untuk menggunakan merek tersebut -Percaya terhadap merek tersebut -Konsumen ingin menggunakan kembali merek tersebut Ordinal dan likert

(8)

3.3 Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan sumbernya data penelitian dapat dikelompokan dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus group discussion- FGD ) dan penyebaran kuesioner.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti biro pusat statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain. Data sekunder ada dua jenis yaitu data internal dan data eksternal. Data intgernal adalah data yang bersumber atau berasal dari dalam perusahaan yang bersangkutan, sedangkan data eksternal adalah data yang bersumber atau berasal dari luar perusahaan yang bersangkutan.

Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data penelitian

Tujuan Jenis Data Sumber Data

T - 1 Kuantitatif Primer dari kuesioner

T - 2 Kuantitatif Primer dari kuesioner

(9)

T - 4 Kuantitatif Primer dari kuesioner

T - 5 Kuantitatif Primer dari kuesioner

Sumber: Hasil Pengolahan Penulis, 2013

3.4 Tehnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah melakukan Eksperimen melalui kuesioner sehingga dari kuesioner tersebut akan memperoleh hasil data yang akan digunakan dalam penelitian, penyebaran kuisioner dilakukan dalam bertahap selama tiga kali untuk setiap tahap kuisioner yang disebarkan diberikan dengan treatment dan pertanyaan yang sama seperti sbelum nya pada tahap awal dengan responden yang sama. Pengumpulan data dilakukan di lapangan yaitu di SSC bimbingan belajar Pakubuwono Kebayoran Baru Jakarta Selatan.

Untuk mendukung hipotesis melibatkan 60 responden siswa dari SSC untuk eksperimen. Semua partisipan responden dibagi kedalam tiga kelompok, 20 kelompok responden yang diberikan tretment sincerity, 20 responden diberikan treatment excitement dan 20 responden lainnya tidak diberikan treatment karena sebagai kelompok kelas pengontrol.

3.5 Sampel Minimal dalam Eksperimen

Dalam penelitian eksperimen besarnya sampel minimal dapat ditentukan berdasarkan tujuan penelitian dan pendapat ahli. Ada beberapa pendapat sampel minimal dalam penelitian eksperimen, Sugiyono (2006 : 101) mengemukakan sampel minimal dalam penelitian eksperimen sebesar 10 sampai dengan 20 anggota.

(10)

3.6 Metode Analisis

3.6.1 Validitas Eksperimental

Penelitian eksperimen ini harus memiliki validitas. Menurut Ghozali (2008) Para peneliti sepakat ada tiga jenis validitas yang berkaitan dengan desain eksperimen yaitu validitas konstruk, validitas internal dan validitas eksternal.Validitas konstruk (Construct Validity)

Validitas konstruk pada intinya ingin mengukur seberapa jauh variabel penelitian mencerminkan konstruk teoritisnya (theoretical construct) yang ingin kita ukur.

- Validitas internal

Validitas internal ingin mengukur sampai seberapa jauh variasi didalam variabel dependen yang benar-benar dapat diatribusikan atau disebabkan oleh variasi di dalam variabel independen.

- Validitas Eksternal

Validitas eksternal menggambarkan sampai seberapa jauh hasil penelitian kita dapat digunakan untuk melakukan generalisasi pada sampel lain.

3.6.2 Validitas

Menurut santosa dan ashari ( 2005, p247) validitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana instrument pengukur mampu mengukur apa yang indin diukur. Jadi, dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu instrument, maka instrument tersebut semakin mengenai sasarnnya atau semakin mampu menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Dalam uji validitas disarankan agar jumlah responden untuk uji coba minimal 30 orang. Uji validitas dapat dilakukan dengan menghitung

(11)

korelasi antar masing-masing pernyataan dengan skor total memakai rumus korelasi produk momen sebagai berikut:

Dimana:

r = Koefisien Korelasi. x = Skor item x. y = Skor item y.

n = Jumlah responden atau banyaknya sampel dalam penelitian

Dasar pengambilan keputusan:

• Jika r hitung positif serta r hitung r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid.

• Jika r hitung tidak positif serta hitung < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid.

• Jika r hitung > r tabel, tapi bertanda negative, maka butir atau variabel tersebut tidak valid

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:

Dimana:

(12)

r = koefisien korelasi hasil rhasil

n = jumlah reponden

3.6.3 Realibilitas

Realibilitas adalah ukuran yang menunjukan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain kesempatan. Setelah melakukan pengujian validitas kuesioner, maka kuesioner terseut kita uji realibilitasnya. Sebagaimana dikemukakan di muka, realibilitas adalah ukuran yang menunjukan kestabilan dalam mengukur. Kestabilan disni berarti kuesioner tersebut konsistensi jika digunakan untuk mengukur konsep atau konstruk dari suatu kondisi ke kondisi yang lain.

Salah satu cara pengukuran ralibilitas dapat dilakuan dengan cara One

Shot. Pada teknik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu,

kemudian dilakukan perbandinga dengan pertanyaan yang lain atau dengan pengukuran perbandingan korelasi antarjawaban. Pada program SPSS, metode ini dilakukan dengan metode Cronbach Alpha, dimana suatu kuesioner dikatakan realibel jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,50.

Rumusnya sebagai berikut:

Dimana:

= Relibilitas instrument. k =Banyaknya butir pertanyaan.

(13)

= Jumlah Varians butir. = Varians total.

Dasar pengambilan keputusan:

• Jika r alpha positif dan r alpha > r tabel, maka butir atau variabel tersebut reliable.

• Jika r alpha postif dan r alpha < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak reliable.

• Jika r alpha > r tabel tapi bertanda negative, maka butir atau variabel tersebut tidak reliable.

3.6.4 Uji Normalitas

Menurut Santosa & Ashari ( 2005, p231 ) pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji ini merupakan pengujian yang paling banyak dilakukan untuk analisis statistic parametric.Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistic terdistribusi secara normal. Maksud data terdistribusi secara normal adalah bahwa data akan megikuti bentuk distribusi normal.

Menurut singgih santoso (2006), terdapat pedoman pengambilan keputusan untuk melihat apakah sebuah distribusi data bisa dikatakan normal atau tidak,yaitu:

• Jika nilai sig atau nilai probabilitas < 0.05, maka distribusi adalah tidak normal

• Jika nilai sig atau nilai probabilitas > 0.05 maka distribusi adalah normal.

(14)

3.6.5 Transformasi Data Ordinal menjadi Interval

Dalam melakukan transformasi data ordinal menjadi data interval gunanya adalah untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametric yang mana data setidak-tidaknya berskala interval (Kuncoro dan Riduwan, 2008, p30). Data yang diperoleh dari kuesioner merupakan data dalam skala ordinal, dan akan diubah menjadi data skala interval dengan menggunakan MSI (Method of Successive

Interval).

3.6.6 ANOVA

Analisis of variance atau ANOVA merupakan salah satu teknik analisis multivariate yang berfungsi untuk membedakan rata-rata lebih dari dua kelompok data dengan cara membandingkan variansinya. Analisis varian termasuk dalam kategori statistic parametrik. Sebagai alat statistik parametrik, maka untuk dapat menggunakan rumus ANOVA harus terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi meliputi normalitas, heterokedastisitas, dan random sampling.

Analisis varian dapat dilakukan untuk menganalisis data yang berasal dari berbagai macam jenis dan desain penelitian. Analisis varian banyak dipergunakan pada penelitian-penelitian yang banyak melibatkan pengujian komparatif yaitu menguji variabel terikat dengan cara membandingkannya pada kelompok-kelompok sampel independen yang diamati. Analisis varian saat ini banyak digunakan dalam penelitian survey dan penelitian eksperimen. One way anova dilakukan untuk menguji perbedaan tiga kelompok atau lebih berdasarkan satu variabel independen.

(15)

Konsep analisis variansi didasarkan pada konsep distribusi F dan biasanya dapat diaplikasikan untuk berbagai macam kasus maupun dalam analisis hubungan antara berbagai variabel yang diamati.Dalam perhitungan statistik, analisis Variansi sangat dipengaruhi asumsi-asumsi yang digunakan seperti kenormalan dari distribusi, homogenitas variansi dan kebebasan dari kesalahan.Asumsi kenormalan distribusi memberi penjelasan terhadap karakteristik data setiap kelompok. Asumsi adanya homogenitas variansi menjelaskan bahwa variansi dalam masing-masing kelompok dianggap sama. Sedangkan asumsi bebas menjelaskan bahwa variansi masing-masing terhadap rata-ratanya pada setiap kelompok bersifat saling bebas.

3.6.7 Desain ANAVAR

Kekurangan dari desain dua kelompok dalam membandingkan lebih dari dua variasi VB dapat diatasi dengan desain anavar (analysis of variance /

anova). Desain anavar satu-jalan (sering disebut desain anavar) digunakan

pada penelitian eksperimental yang memiliki sebuah VB, namun variasinya lebih dari dua macam. Pada desain anavar, variasi-variasi dari sebuah VB akan diperbandingkan dalam waktu bersamaan, dengan hanya membutuhkan kelompok sejumlah variasi VB yang diperbandingkan dan kesalahan yang dimungkinkan terjadi hanya satu kali 1os yang digunakan karena hanya melakukan sekali analisis statistik. Desain anavar ini mengikuti metode variasi seirama (method of concomitant variation) dalam hukum kausalitas dari J.S.Mill.

Penggolongan desain eksperimental juga menunjukkan analisis statistik yang digunakan pada desain dua kelompok digunakan uji-t,

(16)

sedangkan pada desain anavar digunakan analisis statistik uji-F anavar satu-jalan (analysis of variance one-way F-test). Mengenai perhitungan uji-F akan dijelaskan pada pembahasan randomized one-way anova. Dengan melakukan penelitianeksperimental berdesain anavar, peneliti akan lebih yakin mengenai hubungan sebab-akibat anatar VB dengan VT karena VT tidak hanya sekedar diberikan pada suatu kelompok dan tidak diberikan pada kelompok lain, tapi juga diberikan pada jumlah atau jenis yang berbeda. Bila perbedaan variasi (jenis maupun kuantitas) VB yang diberikan pada beberapa kelompok menyebabkan perbedaan hasil pada VT, maka keyakinan terhadap hubungan sebab-akibat antara VB dengan VT semakin kuat.

Desain anavar dapat memiliki sebuah KK dengan beberapa KE ataupun beberapa KE tanpa adanya KK. Misalnya, untuk mengetahui perbedaan pengaruh jenis terapi terhadap penurunan tingkat stress, dapat melibatkan empat kelompok penelitian, yang terdiri dari: KE1 diberi rational emotive therapy, KE2 diberi cognitive behavior therapy, KE3 diberi person-centered therapy, dan KK yang tidak diberikan terapi apapun. Dilihat dari variasi VB, maka tergolong variasi presence-absence dan jenis variabel. Variasi presence-absence terjadi karena ada kelompok yang tidak diberikan terapi, sedangkan kelompok-kelompok yang lain diberikan terapi dengan jenis yang berbeda.

Jenis-jenis desain anavar tidak jauh berbeda dengan desain dua kelompok, yaitu sesuai dengan kontrol VS yang digunakan. Desain dua-kelompok dan desain anavar tidak memiliki perbedaan dalam hal teknik kontrol yang dapat dilakukan, semua teknik yang dilakukan pada desain dua kelompok dapat dilakukan pada desain anavar, kecuali matching. Perbedaan

(17)

antara kedua desain adalah jumlah kelompok yang terlibat dan analisis statistik yang dilakukan.

Asumsi yang digunakan adalah subjek diambil secara acak menjadi satu kelompok n. Distribusi mean berdasarkan kelompok normal dengan keragaman yang sama. Ukuran sampelantara masing-masing kelompok sampel tidak harus sama, tetapi perbedaan ukuran kelompok sampel yang besar dapat mempengaruhi hasil uji perbandingan keragaman.

3.6.8 Hipotesis pada ANOVA Pada ANOVA, Hipotesis adalah:

Atau Ho berarti semua RATA-RATA (Means) tiap Grup (Grup 1,2 dan 3) adalah sama.

H0:µ1=µ2..=µk

- Mean dari semua kelompok sama

- Tidak ada efek treatment (tidak ada keragaman mean dalam group). Ha:µi<>µj(terdapat mean dari dua atau lebih kelompok tidak sama). - Tidak seluruh mean populasi berbeda (beberapa pasang mungkin sama). - Terdapat sebuah efek treatment

ANOVA

Y1 = X1 + X2 + X3 +....+ Xn (metric) (nonmetrik)

(18)

3.6.9 Randomized One-way Anova

Desain ini diawali dengan melakukan randomisasi untuk memasukkan subjek ke dalam lebih dari 2 kelompok penelitian. Selanjutnya, setiap kelompok penelitian diberikan manipulasi VB (X) yang berbeda. pengukuran VT dilakukan setelah setiap kelompok diberikan perlakuan (posttest).

Misalnya, Dina ingin mengetahui adakah pengaruh letak iklan terhadap ingatan seseorang. Menurutnya, letak iklan di atas, letak iklan di tengah, dan letak iklan di bawah memiliki pengaruh yang berbeda terhadap ingatan seseorang. Untuk itu ia melakukan penelitian eksperimental pada beberapa orang yang telah diacak untuk masuk ke dalam tiga kelompok penelitian. Pada KE1 diberi iklan yang berada di bagian atas halaman surat kabar, sedangkan KE2, diberi iklan yang sama, namun letaknya di bagian tengah halaman surat kabar, dan KE3, iklan yang sama berada di bagian bawah halaman surat kabar. Untuk mengetahui apakah ketiga letak iklan yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda terhadap ingatan subjek, maka dilakukan analisis statistik uji-F anavar satu jalan (one – way F-test). Uji- F satu jalan ini disebut juga F-omnibus atau F-overall, dengan rumus sebagai berikut :

F = V Ak V Dk

R X1 0

R X2 0

(19)

Keterangan :

F = uji – F anavar satu jalan V Ak = varians antar kelompok V Dk = varians dalam kelompok

Untuk varians antar kelompok (V Ak) dan varians dalam kelompok (V Dk), masing-masing diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

V Ak =

VDk=

Keterangan :

V Ak = varians antar kelompok

SS Ak = sum of square antar kelompok

df Ak = degrees of freedom antar kelompok (df Ak = K-1)

V Dk = varians dalam kelompok

SS Dk = sum of square dalam kelompok

df Dk = degrees of freedom dalam kelompok (df Dk = N-k)

3.6.10 Uji Asumsi Pra Analisis

Sebagai statistika parametric, maka analisis data dalam rancangan percobaan ini harus memenuhi asumsi sesatan berdistribusi NID (0,σ2).

(20)

Secara garis besar sesatan suatu model linear tersebut harus memenuhi asumsi: 1) Linearitas, 2) Independensi, 3) Normalitas, dan 4) Homogenitas.

3.6.11 Mengestimasi Fungsi Desain Anavar One-way

Dengan menggunakan program komputer perhitungan statistik, koefisien fungsi desain anavar satu-jalan bisa dihitung. Pendekatan penghitungan dengan menggunakan analisis statistikuji-F anavar satu-jalan (analysis of variance F-test). Metode analysis of variance

one-way-F-test memasukkan variabel bebas secara berurutan (sequentially) didasarkan

pada kemampuannya untuk menganalisis perbedaan dari setiap variabel dalam penelitian ini. Metode ini sangat penting jika ingin menyeleksi variabel mana yang mempunyai kemampuan membedakan yang besar.

Model analisis desain anavar satu-jalan berkenaan dengan kombinasi linear yang bentuknya sebagai berikut :

SS Ak = ∑

SS Dk = ∑ X² - ∑

Setelah diperoleh nilai SS AK dan SS Dk, maka dapat dihitung V Ak dan V Dk dengan rumus sebelumnya. Untuk itu, perlu dihitung terlebih dahulu degrees of freedom(df) untuk masing-masing varians. Nilai df Ak diperoleh dari jumlah kelompok dikurangi 1 (df Ak = k-1), sedangkan df Dk diperoleh dari jumlah seluruh subjek dikurangi jumlah kelompok penelitian (df Dk = N-k).

(21)

V Dk =

Dari perhitungan varians di atas, maka dapat dihitung nilai uji-F anavar satu jalan untuk contoh penelitian tersebut. Berikut perhitungan nilai uji-F dari data di atas.

F =

Untuk mengetahui signifikansi hasil perhitungan di atas, maka diperlukan tabel uji-F. Penggunaan tabel uji-F berbeda dengan tabel uji-t, karena melibatkan 2 nilai df, yaitu df Dk dan df Ak. Karena V Ak sebagai pembilang (numerator) dan V Dk sebagai penyebut (denominator) pada persamaan uji –F di atas, maka pada tabel F nilai df Ak merupakan nilai df yang mendatar (horizontal) sedangkan nilai df Dk merupakan nilai df yang menurun (vertikal).

Namun dari hasil analisis statistik uji-F anavar satu jalan ini, kita harus melakukan sebuah analisis statistik lanjutan, yaitu multiple-groups comparison atau post-hoc test. Analisis ini hanya dilakukan apabila perhitungan uji-F memperoleh hasil yang signifikan. Banyak rumus yang dapat digunakan untuk melakukan post-hoc test, salah satunya adalah Scheffe test. Dengan analisis ini, skor VT setiap kelompok akan dibandingkan dengan satu kelompok yang lain, sehingga untuk penelitian di atas akan terjadi tiga perbandingan, yaitu kelompok 1 dengan kelompok 2, kelompok 1 dengan kelompok 3, dan kelompok 2 dengan kelompok 3. Prinsip perbandingan ini sama dengan analisis pada desain dua – kelompok, dimana setiap analisis statistik digunakan untuk menegtahui apakah kedua kelompok berbeda. Setiap perbandingan perlu dilakukan perhitungan, berikut ini contoh rumus Scheffe test untuk perbandingan kelompok.

(22)

Fs:

Keterangan :

Fs = Scheffe test

M1 = rata-rata skor kelompok 1

M2 = rata-rata skor kelompok 2

V Dk = varians dalam kelompok

n1 = jumlah subjek kelompok 1

n2 = jumlah subjek kelompok 2

3.7 Rancangan Hipotesis

Menurut Sugiyono (2006, p51) perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir.Untuk dapat diuji, suatu hipotesis haruslah dinyatakan secara kuantitatif.Pengujian hipotesis keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang diuji.

Perhitungan yang akan digunakan adalah menggunakan cara SPSS.16 yang akan menghasilkan pemasaran, dimana dari hasil SPSS.16 akan diketahui apakah perhitungan signifikan atau tidak serta akan menjelaskan hubungan antara variabel yaitu, Brand Personality (X1), (Y) Citra merek : Kepercayaan (1), Pengetahuan (2), Atribut (3), Keuntungan (4), Sikap merek (5)

(23)

Rancangan uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan tujuan penelitian, dengan tingkat kepercayaan 95% sehingga tingkat persisi atau batas ketidakakuratan (alpha) sebesar 5% atau 0.05.

Dasar uji hipotesis ini yaitu:

Sig 0.05 maka Ho diterima, Ha ditolak Sig 0.05 maka Ho ditolak, Ha diterima

Berdasarkan judul penelitian yaitu : “ Analisis data eksperimen pengaruh dari brand personality terhadap Citra merek Bagi siswa bimbingan belajar SSC Pakubuwono Kebayoran Baru” maka dapat ditentukan:

X1 = Excitement X2 = Sincerity X3 = No Treatment Y1 = Kepercayaan Y2 = Pengetahuan Y3 = Atribut Y4 = Keuntungan Y5 = Sikap merek

Berdasarkan berbagai kajian teori dapat diasumsikan bahwa akan terjadi presepsi hipotesis dari brand personality terhadap brand image ( Kepercayaan, Pengetahuan, Atribut, Keuntungan, Sikap merek ) siswa bimbingan belajar di SSC. yang di hipotesiskan sebagai berikut :

H1 :Ada pengaruh dari treatment “Brand personality terhadap Citra merek bagi siswa bimbingan belajar SSC pada tahap 1, 2, dan 3” akan lebih signifikan. Akan terjadi hubungan yang lebih besar dari nol.

(24)

H2 :Ada perbedaan rata-rata secara signifikan dari treatment “Brand personality terhadap Citra merek bagi siswa bimbingan belajar SSC pada tahap 1,2 dan 3”.dan akan terjadi hubungan yang lebih besar dari nol.

3.8 Rancangan Pemecahan Masalah

Berdasarkan dengan judul tujuan penelitian ini yaitu Menganalisis Data Eksperimen dari brand personality terhadap brand image yang meliputi kepercayaan, pengetahuan, atribut, Keuntungan, dan Sikap merek bagi siswa bimbingan belajar SSC di Pakubuwono Kebayoran Baru dan dua treatment dari brand personality yang meliputi Sincerity dan Excitment”. Maka untuk mendapatkan hasil dari setiap tujuan penelitian dilakukan survey melalui penyebaran kuisioner secara bertahap dengan tiga kali pemberian kuisioner kepada 60 responden yang sama, dan tiap responden tersebut dibagi 3 kelompok pada setiap treatment yang diberikan kelompok kelas pertama diberikan treatment sincerity dengan 20 responden, kelompok kelas kedua diberikan treatment exciting dengan 20 responden dan kelompok kelas pengontrol tidak diberikan treatment hanya diberikan pertanyaan kuisioner . Dari hasil kuisioner tersebut, diolah dengan sedemikian rupa dengan menggunakan metode analysis of variance one-way anova yang merupakan program SPSS 16.0 dari hasil yang telah diolah tersebut maka akan mendapatkan informasi yang diinginkan dan juga dapat digunakan untuk mrnganalisis variabel-variabel dan menggambarkan hubungan antara variabel-variabel yang telah diukur. Dalam penelitian ini juga dapat membantu perusahaan yaitu lembaga bimbingan belajar SSC yang merupakan perusahaan dalam bidang pelayanan jasa kepada pelajar yang memerlukan bimbingan belajar non formal, dapat mengevaluasi apakah

(25)

variabel-variabel yang sudah ditentukan tersebut dapat mempengaruhi Citra merek yang meliputi Kepercayaan, Pengetahuan, Atribut, Keuntungan, dan Sikap merek. harapan dari hasil penelitian ini adalah dapat memberikan hasil yang memuaskan dan dapat membantu perusahaan jasa dalam bidang pendidikan yang ditujukan kepada lembaga bimbingan belajar SSC dan juga para konsumen.

Gambar

Tabel 3.1  Metode Penelitian  Tujuan  penelitian  Jenis  Penelitian  Unit  Analisis  Time  Horizon  Metode yang digunakan  T - 1  Asosiatif  Individu  Longitudinal  Eksperimental
Tabel 3.2 Operasional Variabel

Referensi

Dokumen terkait

 Antara yang berikut, berikut, manakah manakah bukan bukan  bahan   bahan tambah dalam detergen. tambah

Menghadapi krisis virus seperti ini dalam bersamaan eskalasi ketidakpuasan masyarakat akan naik terus dapat berujung kepada krisis ketidak percayaan, selain dari

memenuhi syarat ketuntasan belajar klasikal yaitu 85 % dari jumlah siswa yang mencapai nilai minimal 75. 4) Masih ada 7 siswa (25%) yang tergolong masih sulit melakukan

Setelah adukan beton dipindahkan ke concrete placing machine, pengecoran dilakukan dengan menjalankan concrete placing machine sepanjang mould yang akan dicor sambil membuka

Altman berusaha mengkombinasikan beberapa rasio keuangan menjadi suatu model prediksi dengan teknik statistik, yaitu analisis diskriminan yang dapat digunakan untuk

Oleh karena itu, Artha Wiweka hadir untuk menjadi solusi dalam penyaluran edukasi mengenai literasi keuangan dan pengelolaan keuangan yang baik di masyarakat

Sampel pada penelitian ini adalah kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving yang dilengkapi media laboratorium