ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING PADA PEGAWAI ADMINISTRASI PELAYANAN JAMINAN SOSIAL BPJS
(STUDI PADA RUMAH SAKIT PARU DR ARIO WIRAWAN KOTA SALATIGA)
Oleh:
DIMAS FAJAR NUGROHO
NIM : 212012069
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
7 Abstract
Social Security BPJS have a role in supporting public health. The development BPJS making the need for health insurance claims in hospitals is increasing. The development BPJS making the need for health insurance claims in hospitals is increasing. Rumah Sakit Paru DR Ario Wirawan is one hospital that included organizing health care services with health insurance from BPJS. Service health claim is served by Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana from the Rumah Sakit Paru DR Ario Wirawan.
This study discusses the determination of the workload of employees and descriptions of administration in serving the organization of health care for patients BPJS. The method of measurement used is work sampling and Counting the number of administrative personnel needs conducted by the Workload Indicator of Staffing Need (WISN). The results of this study revealed that the determination by the staff of employees at Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana based of SOP made by the Chief of Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana to the directors by considering the workload that are owned and regulatory provisions of the hospital. The observations and interviews were analyzed to get the workload of the staff Subag Mobilization Unit Insurance Fund can be said high.
The observations and interviews were analyzed to get the workload of the staff Subag Mobilization Unit Insurance Fund can be said high. This allows the addition of human resources in this unit by the Chief of the Staff Mobilization Unit Subag Insurance Fund as much as two people.
8 Saripati
Jaminan Sosial BPJS memiliki peran dalam menunjang kesehatan masyarakat. Berkembangnya BPJS membuat kebutuhan klaim jaminan kesehatan di rumah sakit semakin meningkat. Rumah Sakit Paru DR Ario Wirawan merupakan salah satu rumah sakit yang termasuk menyelenggarakan jasa pelayanan kesehatan dengan jaminan kesehatan dari BPJS. Pelayanan klaim kesehatan ini dilayani oleh Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana yang disediakan dari pihak Rumah Sakit Paru DR Ario Wirawan.
Penelitian ini membahas mengenai penetapan beban kerja pegawai dan deskripsi administrasi dalam melayani penyelenggaraan kesehatan bagi pasien BPJS. Adapun metode pengukuran yang digunakan adalah work sampling dan Penghitungan jumlah kebutuhan pegawai administrasi yang dilakukan dengan Workload Indicator of Staffing Need (WISN). Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa penetapan pegawai pada oleh Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana berdasarkam SOP yang dibuat oleh oleh Kepala Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana kepada direksi dengan mempertimbangkan beban kerja yang dimiliki dan ketentuan dari regulasi rumah sakit.
Adapun hasil observasi dan wawancara yang dianailisis mendapatkan beban kerja dari oleh Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana dapat dikatakan tinggi. Hal ini memungkinkan adanya penambahan SDM pada unit ini oleh Kepala oleh Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana sebanyak dua orang.
9 PENDAHULUAN
Latar Belakang Pendahuluan
Setiap departemen atau unit organisasi pada Rumah Sakit Paru Kota Salatiga memiliki peranan masing-masing dalam mencapai tujuan organisasi. Kenyamanan dan kelancaran pasien dalam hal pelayanan administrasi sangat penting, hal ini dapat mendukung pasien agar dapat berkonsentrasi penuh terhadap kesembuhannya. Pelayanan administrasi pada Rumah Sakit DR Ario Wirawan dilayani dengan membedakannya pada administrasi umum dan administrasi BPJS. Pelayanan ini dipisahkan bagi masyarakat pengguna jasa rumah sakit secara pribadi dan bagi masyarakat yang merupakan peserta jaminan kesehatan BPJS. BPJS sendiri menyediakan jasa jaminan kesehatan berdasarkan tingkatannya, sesuai dengan kemampuan masyarakat yang menjadi peserta dari produk jasa jaminan kesehatan BPJS.
Menurut Rayadi (2012) saat ini pemerintah ditingkat pusat maupun daerah telah menerbitkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN) dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS). BPJS sebagai salah satu perusahaan milik negara yang bergerak di bidangpenyelenggaraan asuransi secara nasional, yang dalam pelaksanaannya mengacupada UU No. 40 Tahun 2004 dan UU Nomor 24 tahun 2011. Sesuai UU Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, BPJS merupakan badan hukum nirlaba. Sedangkan berdasarkan UU No 24 tahunm 2011, BPJS akan menggantikan sejumlah lembaga jaminan sosial yang ada di Idonesia diantaranya lembaga Asuransi Jaminan Kesehatan PT. Askes Indonesia menjadi BPJS Kesehatan dan lembaga jaminan sosial ketenakerjaan PT. Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Menurut Depkes (2012), bahwa transformasi PT. Askes dan PT. Jamsostek menjadi BPJS dilakukan secara bertahap. Pada awal 2014, PT Askes akan menjadi BPJS Kesehatan, selanjutnya tahun 2015 giliran PT.Jamsostek menjadi BPJS Kenenagakerjaan (Janis, 2014).
Dalam perkembangannya, peserta BPJS dari tiap tahunnya mengalami peningkatan. Jumlah perserta BPJS dilihat dari tahun 2014 sebanyak 126.487.166 jiwa. Hingga kini jumlah peserta BPJS terus mengalami peningkatan sampai 165.749.580 jiwa pada bulan April di tahun 2016. Data ini diambil dari situs bpjs-kesehatan.go.id dimana setiap harinya data ini selalu
di-update. Jumlah peserta yang semakin meningkat tiap tahunnya membuat jumlah fasilitas
kesehatan semakin ditingkatkan untuk melayani klaim kesehatan agar memiliki kualitas dalam mendukung penyembuhan dan perawatan penyakit pasien. Pihak Rumah Sakit saat ini juga harus
10 meningkatkan pelayanan administrasi, terutama dalam melayani peserta BPJS sebagai jaminan kesehatan yan paling banyak digunakan dibanding asuransi lain.
Rumah Sakit Paru merupakan salah satu penyedia layanan kesehatan di Kota Salatiga yang menyelenggarakan hubungan kerja sama dibidang jasa jaminan sosial. Dalam perkembangannya jaminan sosial yang ditujukan kepada masyarakat melalui BPJS semakin banyak penggunanya. Pelayanan BPJS bagi penggunanya dipisahkan dengan pasien rawat umum, dimana dibagi kedalam unit sendiri yang masih dilayani oleh bagian administrasi rumah sakit dan untuk klaim ditentukan pegawai BPJS yang berada bertugas di Rumah Sakit Paru. Semakin banyaknya pengguna BPJS membuat kebutuhan pelayanan tenaga kerja admnistrasi harus diperhatikan. Hal ini dapat diukur dengan beban kerja terhadap pegawai administrasi rumah sakit yang melayani BPJS.
Tenaga kerja dibidang administrasi yang mengelola administrasi dari penyelenggaraan kesehatan terhadap pasien pengguna BPJS tentunya memiliki beban kerjanya tersendiri. Adapun SDM administrasi dirumah sakit bertugas dalam urusan klaim pengguna BPJS (Febrianzah 2014). Klaim adalah suatu proses dari penyiapan berkas dan prosedur penilaian layak tidaknya klaim yang dibayar berkaitan dengan kelengkapan dokumen, yakni surat rujukan, pemeriksaan, pelayanan penunjang, diagnostik, dan tindakan medik yang telah disahkan oleh dokter yang bertanggung jawab, serta obat-obatan yang digunakan sesuai dengan tarif yang berlaku sampai dengan pencairan klaim kepada pemberi pelayanan kesehatan. Analisis beban kerja pegawai tersebut diperlukan untuk mengoptimalkan kinerja dalam menjalankan proses bisnis (Helianty 2014). Informasi yang dihasilkan dari analisis tersebut dapat membantu dalam perencanaan yang meliputi analisis pekerjaan dan beban kerja perusahaan secara keseluruhan. Adapun tujuannya agar dapat mengindentifikasi tugas pokok pekerjaan administrasi, menghitung penggunaan waktu kerja oleh pegawai administrasi, dan menganalisis beban kerja serta jumlah kebutuhan pegawai administrasi berdasarkan beban kerja yang terdapat di unit tata usaha.
Penelitian ini dilakukan pada Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan yang terletak di Kota Salatiga. Rumah Sakit ini memiliki spesialis penanganan bagi pasien penderita penyakit tuberkolosis. Penanganan administrasi rumah sakit yang sebelumnya melayani administrasi umum, JAMKESDA, ASKES dan Asuransi tertentu, kini telah bertambah dengan adanya pelayanan administrasi BPJS. Penelitian dilakukan untuk mengetahui beban kerja SDM Rumah Sakit Dr Ario Wirawan dibidang administrasi pelayanan BPJS.
11 Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan persoalan penelitian yang akan dikaji adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah proses penetapan beban kerja yang terjadi di Rumah Sakit DR Ario Wirawan?
2. Bagaimanakah beban kerja dari Sumber Daya Manusia (SDM) administrasi yang melayani penyelenggaraan kesehatan bagi pasien BPJS dengan menggunakan metode pengukuran work sampling?
Pertanyaan ke-2 ini akan menentukan berapa jumlah kebutuhan dari pegawai administrasi berdasarkan beban kerja pegawai BPJS.
TINJAUAN PUSTAKA Beban Kerja
Beban kerja seseorang sudah ditentukan dalam bentuk standar kerja perusahaan menurut jenis pekerjaannya. Apabila sebagian besar karyawan bekerja sesuai dengan standar perusahaan, maka tidak menjadi masalah. Sebaliknya, jika karyawan bekerja di bawah standar maka beban kerja yang diemban berlebih. Sementara jika karyawan bekerja di atas standar, dapat berarti estimasi standar yang ditetapkan lebih rendah dibanding kapasitas karyawan itu sendiri. Kebutuhan SDM dapat dihitung dengan mengidentifikasikan seberapa banyak output perusahaan pada divisi tertentu yang ingin dicapai. Kemudian hal itu diterjemahkan dalam bentuk lamanya (jam dan hari) karyawan yang diperlukan untuk mencapai output tersebut, sehingga dapat diketahui pada jenis pekerjaan apa saja yang terjadi deviasi negatif atau sesuai standar. Analisis beban kerja sangat erat kaitannya dengan fluktuasi permintaan pasar akan barang dan jasa perusahaan sekaligus dengan pemenuhan SDM yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pasar komoditi. Semakin tinggi permintaan pasar terhadap komoditi tertentu, perusahaan akan segera memenuhinya dengan meningkatkan produksinya. Sejalan dengan itu jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan semakin banyak (Mangkuprawira, 2003).
Beban kerja tenaga kesehatan didefinisikan sebagai banyaknya jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tenaga kesehatan dalam waktu satu tahun dalam organisasi pelayanan kesehatan. Standar beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh satu orang tenaga kesehatan dalam waktu satu tahun kerja sesuai dengan standar profesional yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan waktu libur, dan sakit. Sedangkan analisa beban kerja didefinisikan sebagai kegiatan menghitung beban kerja pada satuan kerja dengan menjumlah semua beban kerja lalu dibagi dengan kapasitas kerja
12 perorangan persatuan waktu. Tujuan dari dilakukan analisis beban kerja adalah untuk mengidentifikasi tenaga kesehatan yang dibutuhkan, baik secara kualitas maupun kuantitas, dibandingkan dengan tanggung jawab yang harus dilakukan. Berdasarkan pengertian ini, jelas dapat diambil kesimpulan bahwa analisis beban kerja juga memperhitungkan kualitas, yang kemudian dapat dikaitkan dengan kompetensi kerja. Perhitungan beban kerja personel perlu dilakukan menggunakan teknik yang reliable sehngga menghasilkan angka rasional yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Hasil pengukuran beban kerja akan baik jika digunakan oleh ahlinya dalam mengetahui jenis dan tingkat kesulitan pekerjaan.
Resource Deployment
Pada sebuah organisasi menuntut peran dalam penyebaran sumber daya (resource deployment) sebagai strategi bisnis dalam menjalan kegiatan usaha. Menurut Bryson (1988: 19), mengungkapkan strategi dapat diartikan sebagai suatu pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan, atau alokasi sumber daya yang menunjukkan jati diri suatu organisasi, hal-hal yang dilakukannya, dan alasan melakukan hal-hal tersebut. Setiap perusahaan mempunyai sumber daya terbatas baik sumber daya manusia maupun keuangan untuk memformulasikan sebuah strategi harus dinyatakan dengan jelas dari mana sumber daya akan diperoleh dan bagaimana mengalokasiannya pada perusahaan. Pengalokasian sumber daya berdasar pada penempatan sumberdaya yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas dalam suatu pekerjaan yang terdrteksi dari bentuk jumlah dan waktu. (Hinzie, 1998)
Work Sampling
Work sampling digunakan untuk mengukur aktifitas pegawai dengan menghitung waktu yang digunakan untuk bekerja dan waktu yang tidak digunakan untuk bekerja dalam jam kerja mereka, kemudian disajikan dalam bentuk persentase. Metode work sampling mengamati aktifitas apa yang dilakukan pada waktu kegiatan dan bukan siapa yang melakukan kegiatan (Novera 2010). Beban kerja dapat dihitung melalui metode work sampling. Barnes menyatakan bahwa work sampling digunakan untuk mengukur aktifitas pegawai dengan menghitung waktu yang digunakan untuk bekerja dan waktu yang tidak digunakan untuk bekerja dalam jam kerja mereka, kemudian disajikan dalm bentuk persentase. Metode work sampling mengamati apa yang dilakukan oleh responden dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian melalui metode ini adalah waktu kegiatan dan kegiatannya bukan siapa yang melakukan kegiatan.
13 Ilyas (2011) menyatakan ada tiga kegunaan utama dari work sampling diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Activity and Delay Sampling, yaitu untuk mengukur aktifitas dan penundaan aktifitas dari seorang pekerja. Contohnya adalah dengan mengukur persentase seseorang bekerja dan persentase seseorang tidak bekerja.
2. Performance Sampling, yaitu untuk mengukur waktu yang digunakan untuk bekerja, dan waktu yang tidak digunakan untuk bekerja.
3. Work Measurement, untuk menetapkan waktu standar dari suatu kegiatan.
Tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan dalam melakukan survei pekerjaan dengan work sampling diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Menentukan jenis personil yang akan diteliti.
2. Apabila jumlah personel banyak, maka perlu dilakukan pemilihan sampel sebagai subjek personal yang akan diamati.
3. Membuat formulir daftar kegiatan
4. Melatih pelaksana peneliti mengenai tata cara pengamatan kerja dengan menggunakan work sampling. Petugas pelaksana sebaiknya mempunyai latar belakang pendidikan yang sejenis dengan subjek yang akan diamati untuk mempermudah dalam proses pengamatan. Setiap pelaksana peneliti mengamati 5-8 personel yang sedang bekerja.
5. Pengamatan dilakukan dengan interval 2-15 menit tergantung karakteristik pekerjaan. Makin tinggi tingkat mobilitas pekerjaan yang diamati maka semakin pendek waktu pengamatan. Semakin pendek jarak pengamatan maka semakin banyak sampel pengamatan yang dapat diamati oleh peneliti, sehingga akurasi penelitian menjadi semakin akurat. Pengamatan dilakukan selama jam kerja. Apabila jenis tenaga yang diteliti berfungsi selama 24 jam maka pengamatan dilaksanakan sepanjang hari. Dalam pelaksanaannya, teknik dalam menghitung dengan menggunakan metode work sampling berdasarkan pada kegiatan yang menjadi standar yang telah ditetapkan, misalnya pada perhitungan beban kerja perawat, maka pengamatan dilakukan pada aktivitas atau kegiatan dalam menjalankan tugasnya sehari hari.
Work sampling digunakan untuk mengukur aktifitas pegawai dengan menghitung waktu yang digunakan untuk bekerja dan waktu yang tidak digunakan untuk bekerja dalam jam kerja mereka, kemudian disajikan dalam bentuk persentase. Metode work sampling mengamati aktifitas apa yang dilakukan pada waktu kegiatan dan bukan siapa yang melakukan kegiatan (Novera 2010).
14 Penelitian Terdahulu
Berdasarkan tinjauan pustaka yang dibuat, diungkapkan beberapa hal yang dapat mendukung penelitian ini, diantaranya sebagai berkut.
Penelitian yang dilakukan oleh Febrianzah (2014) yang membahas mengenai klaim penggunaan BPJS. Klaim adalah suatu proses dari penyiapan berkas dan prosedur penilaian layak tidaknya klaim yang dibayar berkaitan dengan kelengkapan dokumen, yakni surat rujukan, pemeriksaan, pelayanan penunjang, diagnostik, dan tindakan medik yang telah disahkan oleh dokter yang bertanggung jawab, serta obat-obatan yang digunakan sesuai dengan tarif yang berlaku sampai dengan pencairan klaim kepada pemberi pelayanan kesehatan. Penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan metode observasi dan pendekatan cross sectional. Kendala-kendala yang terjadi pada saat klaim yaitu diantaranya tidak adanya lembar verifikasi yang seharusnya diberikan dibagian pendaftaran, diagnosa utama tidak ditulis, tulisan dokter yang sulit dibaca, penggunaan singkatan dan istilah baru, kelebihan atau kekurangan pada bagian yang menggunakan nomor, tidak sesuainya tanggal keluar dan kelas perawatan pada gruper dengan dokumen milik pasien.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Helianty (2014) membahas mengenai analisis beban kerja pegawai dalam suatu perusahaan. Hal ini diperlukan untuk mengoptimalkan kinerja dalam menjalankan proses bisnis. Studi ini dilakukan dengan analisis kebutuhan jumlah tenaga kerja berdasarkan analisis beban kerja. Hal tersebut adalah sesuatu yang lazim dilakukan, dimana diperlukan untuk menentukan jumlah pegawai yang optimal dalam menjalankan proses bisnis. Perhitungan dalam melakukan analisis beban kerja dibutuhkan beberapa data yang diperoleh dari pegawai meliputi daftar kegiatan, rincian kegiatan, waktu pengerjaan, jumlah pekerjaan, dan kategori pengerjaannya. Pada tahapan selanjutnya dilakukan proses analisis terhadap hasil pengolahan data analisis beban kerja yang telah dilakukan. Analisis yang dilakukan terdiri dari analisis kebutuhan pegawai berdasarkan analisis beban kerja, dan analisis beban kerja perhari dalam satu tahun. Dari hasil analisis akan diketahui masalah – masalah yang terdapat pada penentuan jumlah tenaga kerja. Hasil studi ini memberikan informasi kepada pimpinan institusi terkait dengan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk mendukung jalannya proses bisnis institusi. Pihak manajemen dapat menentukan strategi yang tepat dalam pememenuhan jumlah tenaga kependidikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Novera (2010) membahas peranan sumber daya manusia perusahaan sebagai penggerak utama dalam membantu perusahaan mencapai visi, misi dan tujuan serta strateginya. Perencanaan sumber daya manusia yang baik adalah hal yang penting untuk dilakukan yaitu meliputi analisis pekerjaan dan beban kerja perusahaan
15 secara keseluruhan. Adapun tujuan penelitian ini yaitu mengindentifikasi tugas pokok pekerjaan administrasi, menghitung penggunaan waktu kerja oleh pegawai administrasi, dan menganalisis beban kerja serta jumlah kebutuhan pegawai administrasi berdasarkan beban kerja yang terdapat di unit tata usaha.
Penelitian yang dilakukan Hartomo et al (2013) membahas peran pegawai administrasi yang merupakan ujung tombak rumah sakit dan tenaga yang sering kontak dengan pasien maupun pekerja rumah sakit lainnya. Hal ini dapat menyebabkan stress yang kuat pada pegawai administrasi di lingkungan pekerjaannya. Belum adanya perhitungan beban kerja yang mengkhusus kepada tenaga administrasi di rumah sakit, maka penelitian ini perlu mengkaji tentang beban kerja pegawai administrasi di rumah sakit UNHAS Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran beban kerja di unit administrasi RS Unhas yang meliputi rekapitulasi jumlah kebutuhan pegawai, dan tingkat efisiensi serta prestasi unit. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu jumlah kebutuhan pegawai di satuan kerja administrasi RS Unhas tergolong tinggi. Tingkat prestasi kerja unit berdasarkan tingkat efisiensi kerja unit berada pada kategori baik.
Pada penelitian yang dilakukan Andini (2013) dalam tesisnya membahas mengenai perawat sebagai salah satu sumber daya manusia dirumah sakit yang menangani pelayanan kesehatan. Pelayanan tersebut harus direncanakan secara matang, baik secara kuantitas (beban kerja) maupun kualitas (kompetensi kerja). Arah dari pembahasan peneltian ini akan menganalisa kebutuhan tenaga kerja pada instalasi Hemodialisa berdasarkan beban kerja dan kompetensi kerja dengan fokus pengetahuan seputar pekerjaan, ketrampilan, dan sikap. Dari hasil penelitiannya secara umum kesehatan menggambarkan adanya kesenjangan antara beban kerja yang tersedia, sehingga dibutuhkan penambahan tenaga kerja.
Dari penelitian sebelumnya, maka penelitian ini dibuat untuk mengkaji SDM pada pegawai administrasi Rumah Sakit Paru DR Ario Wirawan yang merupakan rumah sakit dengan fokus pada pelayanan penyakit tuberkolosis dan pelayanan umum kesehatan. Penelitian ini dilakukan dengan melihat manajemen dari SDA pegawai administrasi. SDA pegawai administrasi tersebut akan dianalisa jumlah dari penggunaan waktu kerja dan beban kerja yang ditanggung oleh pegawai. Adapun dari hasil analisis dapat dijadikan masukan untuk mengkaji jumlah dari SDM yang melayani administrasi dipelayanan BPJS.
16 METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang menggunakan model studi kasus (Herdiansyah 2012). Model studi kasus adalah model yang menekankan pada eksplorasi dari suatu sistem yang berbatas pada satu kasus yang mendetail. Studi kasus pada penelitian ini merujuk pada Rumah Sakit DR Ario Wirawan yang merupakan rumah sakit yang merupakan tempat sanatorium spesialis penangan penyakit tuberkolosis dan melayani administrasi klaim bagi penggunan jaminan sosial BPJS.
Satuan pengamatan dan Satuan Analisis
Satuan pengamatan adalah kelompok dari mana diperoleh data atau informasi, sedangkan satuan analisis adalah kelompok terhadap siapa kesimpulan atau inferencia dibuat (Efferin at al 2008). Satuan pengamatan dalam penelitian ini adalah SDM dibidang administrasi BPJS di Rumah Sakit Paru Ario Wirawan, dimana SDM tersebut merupakan pegawai administrasi rumah sakit yang menjadi unit pada pelayanan penyelenggaraan jaminan sosial oleh BPJS. Adapun satuan analisisnya adalah pegawai administrasi pelayanan BPJS dengan melihat penggunaan waktu kerja dan beban kerja yang dialaminya setiap bekerja.
Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer. Data primer merupakan data atau informasi dari sumber pertama yang biasanya disebut sebagai responden (Sugiyono 2009). Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah SDM pegawai rumah sakit dibagian administrasi pada penyelenggaraan jaminan sosial bagi pasien pengguna BPJS di Wilayah Kota Salatiga .
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer mengenai pegawai administrasi diperoleh melalui metode wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan terhadap pegawai administrasi untuk menggali dan mendapatkan informasi terkait beban kerja. Selain wawancara, penelitian juga menggunakan metode observasi dengan work sampling untuk mendapatkan pola kegiatan pegawai administrasi Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan, sedangkan perhitungan kebutuhan pegawai administrasi dilakukan dengan rumus Workload Indicator of Staffing Need (WISN).
17 Metode Analisis Data
Proses analisis data dilakukan dengan mengolah data tersebut dengan melakukan pemeriksaan dan kelengkapan sumber penelitian terlebih dahulu. Pemeriksaan dilakukan terhadap data yang telah diperoleh pada lembar pengamatan work sampling dengan melakukan observasi dan melalui proses pengumpulan data seperti wawancara dengan Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana, serta beberapa dokumen dari Unit Penelitian Rumah Sakit Paru DR Ario Wirawan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menghindari kesalahan meliputi adanya kesalahan terkait ketidakkonsistenan data pada pengamatan yang telah dilakukan dengan beberapa dokumen dan/atau keterangan dari pihak Unit Penelitian. Work sampling mengamati kegiatan yang telah dikelompokkan dalam 3 kategori diantaranya meliputi kegiatan produktif, kegiatan pribadi, dan kegiatan tidak produktif. Selanjutnya data yang berasal dari lembar pengamatan dipindahkan dijadikan bentuk softcopy yang kemudian dapat diolah. Data tersebut diantarnya data mengenai standar kemampuan rata – rata waktu penyelesaian dari tugas pokok pekerjaan administrasi Rumah Sakit pada pelayanan jaminan sosial BPJS, serta kuantitas beban tugas selama setahun ke dalam rumus perhitungan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja.
Melalui pengelompokkan kegiatan-kegiatan selama pengamatan, dapat diketahui berapa persentase waktu kerja yang digunakan oleh karyawan untuk melakukan kegiatan yang produktif, tidak produktif maupun pribadi. Dengan demikian gambaran penggunaan waktu kerja dapat dijelaskan. Berdasarkan standar kemampuan rata-rata pencapaian waktu untuk menyelesaikan tugas – tugas pokok serta kuantitas beban tugas dalam setahun dapat diketahui beban kerja untuk setiap tugas-tugas pokok. Besarnya frekuensi melakukan aktifitas dalam satuan waktu menunjukkan besarnya beban kerja. Beban kerja yang diperoleh kemudian menjadi dasar untuk melakukan perhitungan terhadap jumlah kebutuhan tenaga kerja. Penghitungan jumlah kebutuhan pegawai administrasi dilakukan dengan memasukkan data primer yaitu jumlah dari waktu pada setiap pola kegiatan dan data sekunder kedalam rumus Workload Indicator of Staffing Need (WISN). Langkah tersebut dapat diterangkan sebagai berikut.
1. Menetapkan waktu kerja
Waktu kerja adalah waktu kerja yang secara efektiff digunakan untuk bekerja. Waktu kerja terdiri dari hari kerja efektif dan jam kerja efektif. Adapun rumus yang digunakan adalah sebaga berikut:
18 Keterangan:
A = Jumlah hari menurut kalender
B = Jumlah hari Sabtu dan Minggu dalam setahun C = Jumlah hari libur dalam setahun
D = Jumlah cuti tahunan 2. Menetapkan Unit Kerja
Menetapkan unit kerja dan kategori SDM, dalam hal ini unit kerjanya adalah Bagian atau unit Admnistrasi BPJS dengan kategori SDM terdiri dari pegawai administrasi. 3. Menyusun Standar Beban Kerja.
Standar beban kerja diperoleh dengan cara membagi waktu kerja yang tersedia dalam satu tahun dengan rata-rata waktu penyelesaian setiap unit kegiatan pokok. Waktu penyelesaian setiap unit kegiatan pokok adalah rata-rata jumlah waktu setiap kegiatan pokok (produktif langsung dan tidak langsung) dalam satu hari dibagi dengan rata-rata jumlah kegiatan pokok dalam satu hari kerja.
4. Menghitung jumlah kebutuhan pegawai
Jumlah kebutuhan pegawai dengan demikian dapat dihitung setelah waktu penyelesaian tugas ditentukan. Rumus perhitungan jumlah kebutuhan pegawai yaitu :
Untuk langkah selanjutnya dilakukan uji petik. Uji petik (sampling) adalah suatu teknik pemeriksaan yang dilakukan dengan cara menguji sebagian dokumen, yang dipilih berdasarkan metode statistik tertentu, dimana memiliki tujuan bukan untuk mendapatkan koreksi namun untuk memperoleh kebenaran. Uji petik dilakukan dengan pertimbangan dan keputusan yang diambil dalam menentukan berapa banyak sampel yang akan diambil untuk diperiksa dan dievaluasi, sehingga dapat ditarik kesimpulan dan kebenarannya.
19 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Rumah Sakit Paru DR Ario Wirawan Terkait BPJS
Rumah sakit Paru DR Ario Wirawan sebelumnya bernama RSTP Ngawen Salatiga. Rumah sakit ini berdiri di tahun 1934, dimana berfungsi sebagai tempat petirahan bagi penderita kesehatan paru yang pada masa itu lebih banyak didominasi oleh warga keturunan Belanda. Sejalan dengan kebutuhan akan penanggulangan penyakit paru yang pada masa – masa tersebut memiliki angka kesakitan yang cukup tinggi, fungsi sanatorium dengan pemberian pelayanan ditegaskan lagi dengan penyebutan institusi ini sebagai Rumah Sakit Paru – Paru. Pada tahun 1978, dengan dikeluarkannya SK Menteri Kesehatan RI, maka ditetapkan Struktur Organisasi yang lebih jelas, tugas pokok dan fungsi dari rumah sakit ini yaitu sebagai rumah sakit khusus yang menyelenggarakan pelayanan terhadap penderita penyakit TB paru, dengan sebutan RSTP.
Kemudian pada tanggal 26 September 2002, dengan dikeluarkannya SK Menteri Kesehatan RI, nomor 1208/Menkes/SK/IX/2002, akhirnya RSTP “Ngawen” Salatiga berubah nama menjadi Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, dan merupakan satu-satunya rumah sakit paru di Provinsi Jawa Tengah yang diharapkan mampu berkembang menjadi rumah sakit, dengan cakupan wilayah yang lebih luas yaitu wilayah Jawa Tengah dan Provinsi lain yang tidak memiliki RSTP.
Pelayanan rumah sakit tidak lepas dari penyelenggara jasa jaminan kesehatan seperti asuransi dan khususnya BPJS yang saat ini sudah umum yang mengenalnya. BPJS merupakan Badan Usaha Milik Negara yang memiliki tugas dari pemerintah sebagai penyelenggara jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh masyarakat indonesia. Adapun penyelenggaraan kesehatan ini ditujukan kepada masyarakat pada umumnya, Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI dan Badan usaha Lainnya. Informan dari administrasi BPJS Rumah sakit menerangkan bahwa:
“Perkembangan BPJS di Rumah Sakit Paru Dokter Ario Wirawan ini bermula dari pelayanan jaminan kesehatan yang duulunya dikenal dengan JANKESMAS/JANKESDA dan ASKES untuk PNS dan TNI/POLRI. Ketika itu pengurusan administrasi masih dilayani sesuai jalur institusi penyelenggaranya sendiri. Seiring berkembangnya regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah mengenai penyelenggaraan kesehatan, maka BPJS dibentuk dan ditunjuk sebagai pengelola dan melayani masyarakat terkait penyelenggaraan kesehatan. Layanan ini tentunya berkordinasi dengan pihak pihak penyedia jasa kesehatan, seperti dokter pribadi, klinik, PUSKESMAS, dan Rumah Sakit. Semakin berkembangnya BPJS yang begitu pesat, maka pelayanan yang dirasakan dari beban kerja juga semakin meningkat, hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh narasumber di Rumah Sakit”. (Narasumber Pertama)
20 Pekerjaan dari unit pelayanan administrasi BPJS semakin lama semakin meningkat. Meleburnya peserta ASKES dan peserta JANKESMAS/JANKESDA yang menyatu dalam BPJS, membuat meningkatnya klaim yang diterima dari masyarakat untuk administrasi BPJS. Ada perbedaan yang signifikan teruatama pada pelayanan administrasi klaim BPJS, dimana sebelum adanya BPJS pihak rumah sakit tidak begitu banyak melayani klaim karena masih dibantu oleh layanan penjamin, sedangkan saat ini pelayanan langsung ditangani oleh unit adminsitrasi BPJS yan dibentuk dan diambil SDM-nya dari Rumah Sakit Paru DR Ario Wirawan. Unit administrasi rumah sakit ini merupakan kepanjangan tangan dari BPJS, diman dalam aktifitasnya ada tim verifikasi yang bertugas untuk Rumah Sakit Paru Ario Wirawan.
Adapun layanan pasien di Rumah Sakit DR Ario Wirawan dibedakan menjadi 2 yaitu layanan rawat jalan dan alur layanan rawat Inap. Adapun pelayanan yang dapat diterangkan dari hasil observasi terkait rawat jalan dan rawat inap adalah sebagai berikut.
1. Rawat Jalan adalah pelayanan dari Rumah Sakit Paru DR Ario Wirawan yang menggunakan BPJS sebagai jaminan kesehatan masyarakat. Layanan rawat jalan diantaranya meliputi administrasi pelayanan, dimana pasien sebelumnya didaftarkan terlebih dahulu dari rekam diagnosanya, kemudian dilakukan pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan sub spesalinya. Setelah tahap ini selesai, pelayanan berlanjut pada pemberian obat dan bahan medis habis pakai. Bila dimungkinkan pemeriksaan bagi pasien bisa dilanjutkan ke laboratoriun dan sebagainya yang disediakan dari fasilitas kesehatan (FasKes) rumah sakit.
2. Rawat Inap adalah layanan yang diberikan kepada pasien yang membutuhkan perawatan pemondokan (rawat inap). Rawat inap meliputi pelayanan perawatan inap non intensip dan perawatan intensif. Adapun hal ini dapat dilakukan kepada pasien rawat jalan yang memerlukan rawat inap, dimana dalam hal ini digunakan bagi pasien dengan kriteria tidak gawat (seperti operasi, pelayanan deman berdarah, deman tinggi dan sebagaiya). Adapun rawat inap untuk kriteria kegawat daruratan seperti pasien kecelakaan dan penyakit yang bersifat tiba – tiba.
Pada umumnya alur layanan BPJS harus melalui prosedur yang telah disosialisasikan kepada peserta BPJS. Namun masih banyak masyarakat dinilai awam atau belum mengetahui secara jelas bagaimana seharusnya menggunakan layanan BPJS dirumah sakit. Informan dari unit administrasi menerangkan bahwa prosedur layanan rumah sakit dengan menggunakan BPJS dapa dilihat dari gambar 1 berikut ini.
21 Berobat Pulang Gawat Darurat Pulang Rujukan Balik Rujukan Fase 1 Fase 2 Fase 2
Gambar 1.Skema Alur BPJS Rumah Sakit Paru DR Ario Wirawan Sumber: Olahan Data 2016
Alur pelayanan pasien dibedakan menurut dua fase, diantaranya fase kesehatan pertama dan fase kesehatan kedua yang diterangkan sebagai berikut.
1. Pelayanan fase kesehatan pertaman dilakukan oleh pasien untuk merujuk pada Puskesmas, Ploklinik, Dokter Praktek (bekerjasama dengan BPJS), dan Klinik 24 jam. Fase kesehatan ini diperuntukan bagi pasien yang tidak gawat dan masih bisa dirujuk pada tempat tersebut.
2. Fase kesehatan kedua dilakukan apabila terjadi 2 hal, diantaranya pihak dari fase kesehatan pertama tidak sanggup menangani derita penyakit pasien, kemudian dirujuk kerumah sakit dan apabila dirasa sudah membaik akan dilakukan rujukan balik. Selain itu fase kesehatan kedua dapat dilakukan apabila pasien menderita kondisi gawat darurat dan harus dirujuk langsung kerumah sakit.
Pada alur layanan BPJS yang diterangkan melalui gambar, hal tersebut menjadi acuan pelayanan rawat jalan dan rawat inap di Rumah Sakit DR Ario Wirawan. Dari hasil observasi pelayanan administrasi BPJS oleh pihak rumah sakit dapat dikatakan ramai. Dalam satu hari layanan pasien ada 70 klaim untuk rawat jalan dan dalam 1 bulan dapat mencapai lebih dari 2000 klaim, sedangkan untuk rawat inap dalam 1 bulan bisa mencapai 200 sampai 500 orang.
Pihak rumah sakit merupakan kepanjangan tangan dari BPJS untuk melayani klaim. Tidak dipungkuri pemasukan terbesar dari rumah sakit bersumber klaim BPJS. Hal ini
Puskesmas, Poliklinik, Dokter Praktek, Klinik
24 Jam
Rumah Sakit Bekerja sama dengan BPJS
Masyarakat yang menjadi peserta BPJS
22 tentunya berbeda dengan pelayanan klaim jaminan kesehatan lain, sebelum adanya BPJS. Hal ini diterangkan oleh pihak unit BPJS Rumah Sakit, dimana menyatakan sebagai berikut.
“Pembayaran klaim dilakukan secara peketan untuk tiap kasus. Pembayaran peket ini bisa memberikan untung dan bisa juga malah rugi. Berbeda dengan pembayaran jaminan kesehatan sebelumnya, jika biaya berobatnya Rp.10.000,- maka pembayarannya akan dibayarkan sebesar RP 10.000,- juga.” (Narasumber kedua)
Pelayanan administrasi BPJS di Rumah Sakit DR Ario Wirawan ini sudah termasuk layanan cek laboraturium, rongent/radiologi, rehabilitasi medik dan ambulance, hingga konsultasi gizi.
Untuk hari kerja dari pelayanan administrasi BPJS ini berlangsung pada hari Senin sampai dengan hari Sabtu. Adapun aktivitas pelayanan pendaftaran pasien untuk rawat jalan dan rawat inap ini berlangsung pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB. Setelah itu unit pelayanan akan melakukan pemerosesan input data administrasi pasien yang telah mendaftar dari jam yang telah ditentukan.
Penetapan Alokasi Beban Kerja
Adapun jumlah untuk unit pelayanan administrasi umum di Rumah Sakit Paru DR Ario Wirawan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1
Jumlah Unit Pelayanan Administrasi BPJS
No Posisi Jumlah (Orang)
1 Badan Pengurus Harian 4
2 Pengadminitrasiaan Umum(Kasir) 9
3 Pengadminitrasiaan Umum 11
4 Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana 6
Total 30
Sumber: Data Tahun UP 2016
Pegawai pelayanan administrasi di Rumah Sakit Paru DR Ario Wirawan ini memiliki status kepegawaian sebagai CPNS, PNS, Non PNS dan Pegawai BLU. Berikut tabel 2 yang menunjukan jumlah status kepegawaiannya.
23 Tabel 2
Status Pegawai Unit Pelayanan Administrasi BPJS
No Status Jumlah (Orang)
1 CPNS 2
2 PNS 13
3 Non PNS 12
4 Pegawai BLU 3
Total 30
Sumber: Data Tahun UP 2015
Sesuai dengan peran dari jabatannya, unit pelayanan administrasi umum dirumah sakit ini memiliki tugas pokok dari masing – masing jabatan. Pada Unit Administrasi di Rumah Sakit Paru DR Ario Wirawan terdapat 7 posisi jabatan yang mendukung berjalannya kinerja unit ini. Diantaranya jabatan administrasi tersebut meliputi Jabatan Kepala Sub Bagian Mobilisasi Dana, Bendahara Penerimaan, Kepala Unit Asuransi, Kepala Urusan Administrasi Rawat Jalan, Pengadmistrasian Umum Bagian Kasir, Pengadmistrasian Umum, dan Staf Unit Asuransi Sub Bagian Mobilasi Dana.
Setiap jabatan pada Unit Administrasi BPJS di Rumah Sakit Paru DR Ario Wirawan ini memiliki target kinerja berdasarkan kuantitas (ouput), kualitas (mutu), dan waktu. Peneliti memperoleh dokumentasi dan data dari Unit Penelitian Rumah Sakit Paru DR Ario Wirawan, yang kemudian diolah kembali oleh peneliti dan hal tersebut disajikan dari tabel 3 sebagai berikut.
Tabel 3
Target Penyelesaian Tugas Pokok dalam 1 Tahun
No Jabatan Kuantitas (Berkas) Kualitas (%) Waktu (Bulan)
1 Kepala Sub Bagian Mobilisasi Dana 188 100 12
2 Bendahara Penerimaan 954 100 12
3 Kepala Unit Asuransi dan Staff 17.305 100 12
4 Kepala Urusan Administrasi Rawat Jalan 9.588 100 12
5 Pengadmistrasian Umum (Kasir) 9.588 100 12
6 Pengadmistrasian Umum 27.360 100 12
7 Staf Unit Asuransi Sub Bagian Mobilasi Dana 18.447 100 12
Total 83.430
24 Bedasarkan data dari unit penelitian Rumah Sakit Paru DR Ario Wirawan ini menerangkan bahwa target dari pelayanan administrasi umum menunjukan banyaknya berkas yang dikerjakan sejumlah 83.430 berkas. Dengan kualitas kerja 100% untuk penyelesaian selama 12 bulan selama tahun 2015.
Adapun posisi jabatan yang mengurusi klaim administrasi BPJS adalah Staf Unit Asuransi Sub Bagian Mobilasi Dana. Jabatan ini memiliki peran dan berfungsi membantu Kepala Sub Bagian Mobilisasi Dana dan Kepala Unit Asuransi dalam melayani klaim mulai dari pendaftaran, pengumpulan berkas, pemeriksaan kelengkapan berkas, analisis, data entry, dan tagihan untuk kurang dalam pembayaran. Tugas dari jabatan ini nantinya berkordinasi dengan verifikasi dari BPJS yang menangani Rumah Sakit Paru DR Ario Wirawan dan Rumah Sakit Puri Asih.
Selain posisi pada jabatan yang menangani bidang klaim BPJS, peran dari security merupakan pendukung dalam membantu pasien dalam mengarahkan pelayanan administrasi umum dan administrasi pendaftaran pelayanan BPJS, selain berperan sebagai petugas keamanan. Adapun security yang bertugas di bagian adminitrasi ini berjumlah 2 orang dengan jenis kelamin wanita. Sebelumnya perwakilan dari pihak security menerangkan bahwa:
“Penujukan security oleh pihak rumah sakit sebanyak 2 orang dan berjenis kelamin wanita. Hal ini dilakukan agar pasien dan pengunjung lebih nyaman dalam berkomunikasi dan jauh dari kesan kasar. Kami sebagai security bertugas mengrahkan pasien atau pengunjung dan menertibkannya dengan kartu antri. Biasanya kami juga dimintai keterangan terkait pelayanan BPJS dirumah sakit, namun kami hanya bisa menjawab semampunya pengetahuan kami dalam memberikan informasi.” (Narasumber Pertama)
Proses penetapan pembagian kerja berdasarkan dengan SOP. Menurut narasumber ketiga yang diungkapkan mengenai pembagian kerja, bahwa:
“Penetapan beban kerja dengan SOP. Jadi kami dari UP disuruh buat SOP masing – masing gitu, terus mengisi beban kerjanya apa saja. Dari awal melayani pasien sampai selesai, contohnya berapa menit melayani pasien.” (Narasumber Ketiga)
25 Adapun pembagian pegawai dari pihak rumah sakit untuk penempatan pegawai ditentukan dari pihak rumah sakit yang diungkapkan oleh narasumber ketiga.
“Penempatan mungkin berdasarkan basiknya, kalau lulusan sarjana ekonomi tidak mungkin ditempatkan diadministrasi umum. Ya biasanya lulusan SMA, kalau disini dikasih lulusan gizi-kan ya nggak mungkin. Disesuaikan jenjang pendidikannya.” (Narasumber Ketiga)
Menurut narasumber keempat, penetapan pegawai administrasi Staff Unit Mobilisasi biasanya dilakukan dengan usulan dari Kasubag Unit Mobilisasi dari ke Direksi Rumah Sakit adalah. Narasumber keempat menerangkan bahwa:
“Penempatan itu dari usulan, umpamanya dari mobilasi dana sana butuh buat tenaga administrasi jadi mereka buaat usulan bisa dari Kasubag ke Direksi. Dari Direksikan ada disposisi, dimana ada nama pegawainya yang mau ditarik kesana. Dan nanti disini kita yang buat SK-nya. SK itu proses nanti kaya surat perintah tugas juga. Jadi ada SK ada surat perintah tugas juga, kalau pegawai yang bersangkutan itu tau perkapan itu dipindah disana. Kalau SK sudah jadi pegawai sudah bisa pindah disana.” (Narasumber Keempat)
Jadi penentuan alokasi pegawai dilakukan dengan pertimbangan dari Kasubag Unit Mobilisasi Dana kebutuhan SDM yang dipekerjakan untuk menyelesaikan klaim.
Staf Unit Asuransi Sub Bagian Mobilasi Dana Administrasi Klaim BPJS Rumah Sakit DR Ario Wirawan
Menurut informasi yang disampaikan oleh narasumber kedua mengenai kepegawain administrasi umum berbeda dengan unit BPJS dipelayanannya. Pelayanan yang melayani administrasi klaim BPJS Kesehatan adalah Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana. Dalam dokumen yang diperoleh dari Unit Penelitian tidak diungkapkan kepanjangan tangan BPJS tersebut masuk unit yang mana, narasumber pertama mengungkapkan bahwa:
“Untuk kesembilan administrasi umum itu administrasi yang ada di bangsal – bangsal. Adminitrasi umum itu yang mengurusi adminitrasi berkas – berkas pasien itu diluar dari kami. Kalau kami ikutnya mobilisasi dana, yang ada orang enam. Kerjanya jam 08.30 WIB sampai jam 14.00 WIB.” (Narasumber Kedua)
Pelayanan administrasi di Rumah Sakit Paru DR Ario Wirawan dapat dibagi menjadi dua kriteria, diantaranya pelayanan umum dan pelayanan BPJS. Pelayanan umum merupakan
26 pelayanan yang diselenggarakan untuk melayani administrasi pendaftaran bagi seluruh masyarakat yang menggunakan jasa rumah sakit dengan jaminan kesehatan asuransi tertentu dan tanpa memiliki jaminan kesehatan atau asuransi oleh penyedia jasa jaminan kesehatan tertentu. Sedangkan pelayanan adminitrasi BPJS adalah kepanjangan tangan dari BPJS sebagai penyedia jasa jaminan kesehatan yang menggunakan sumber daya rumah sakit sebagai pengurus administrasi yang nantinya setiap berkas dari klaim pasien akan diseleksi oleh tim verifikasi dari pihak BPJS. Pelayanan unit ini dikenal dengan jabatan atau posisi sebagai Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana. Jabatan ini tugas utamanya adalah melayani klaim dari pengguna jasa jaminan kesehatan BPJS.
Pada penelitian ini akan dibahas Unit Pelayanan Administrasi Klaim BPJS yang berada di Rumah Sakit Ario Wirawan. Unit Pelayanan Administrasi Klaim BPJS ini terletak digedung utama pelayanan administrasi umum pasien rawat jalan. Jalur pelayanan administrasi untuk klaim BPJS pada teknisnya dilayani dalam dua kategori, yaitu sebagai berikut:
1. Pelayanan bagi pasien rawat jalan
Pelayanan pasien rawat jalan melakukan pendaftaran administrasi BPJS dengan menunjukan jaminan yang dilayani pada gedung utama pelayanan administrasi umum lantai satu. Setelah pasien mendaftar dan pemeriksaan dinyatakan lengkap oleh pegawai Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana, maka prosedur selanjutnya pasien akan dikriteriakan menurut diagnosa paru dan diagnosa dalam. Pasien menunggu diruang antrian untuk pemeriksaan sesuai dengan penanganan diagnosa penyakit yang diderita, dimana terdapat kamar dengan dokter periksa yang disesuaikan dengan kategori penyakit. Jika penyakit yang diderita belum terdeteksi atau serius maka diperlukan penanganan lebih lanjut dari pihak rumah sakit untuk selanjutnya di lakukan cek laborat dan/atau yang memerlukan fasilitas kesehatan yang tersedia di Rumah Sakit Paru DR Ario Wirawan.
2. Pelayanan bagi pasien rawat inap
Pelayanan untuk pasien rawat inap diberikan pada pasien penderita dengan kasus tertentu, sehingga harus dirawat inap. Adapun pelayanan bagi pasien rawat inap diproses dengan mendaftarkan pasien kepada administrasi BPJS yang dilayani pegawai Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana pada lantai satu, yang kemudian jaminan pendaftaran BPJS rawat inap dilanjutkan kepada pelayanan administrasi BPJS lantai 2 gedung utama untuk nantinya pasien dapat rawat inap.
27 Gambaran Hari dan Waktu Kerja Pegawai
Hari kerja pada unit Administrasi BPJS Rumah Sakit Paru DR Ario Wirawan menunjukkan jumlah hari yang tersedia untuk bekerja bagi pegawai di Unit Administrasi BPJS Rumah Sakit. Waktu kerja merupakan satuan dari waktu tertentu yang tersedia untuk bekerja, sebagai contoh dalam ketentuan jam per tahun atau menit per tahun. Hari kerja dan waktu kerja merupakan hal yang utama untuk diketahui dalam melakukan analisis terhadap beban kerja pegawai yang dimiliki oleh unit tersebut. Berdasarkan hari kerja dan waktu kerja, dapat diketahui gambaran pemakaian waktu yang tersedia untuk bekerja oleh pegawai. Berdasarkan hasil observasi, pegawai yang bekerja pada unit administrasi BPJS bekerja selama enam hari dalam seminggu dari hari Senin hingga Sabtu atau sebanyak 313 hari dan dipotong hari libur nasional serta cuti bersama selama 19 hari menjadi 294 hari kerja dalam setahun. Cuti pegawai adalah 12 hari dan ini dipotong (termasuk) dengan cuti bersama dalam satu tahun. Adapun jam kerja pegawai per hari yaitu sejak pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB.
Penggunaan Waktu Kerja
Pengamatan tentang penggunaan waktu kerja dilakukan dengan metode work sampling. Pengamatan dilakukan selama dua hari berturut-turut sesuai jam kerja di setiap unit tata usaha yang telah ditentukan. Hal-hal yang dilakukan dalam penggunaan metode work sampling diantaranya sebagai berikut.
Mengamati kegiatan yang dilakukan oleh pegawai selama jam kerja dan membagi kegiatan-kegiatan tersebut ke dalam kategori produktif, tidak produktif, dan pribadi. Kegiatan pengamatan dilakukan setiap sepuluh menit per pengamatan.
Jumlah pengamatan yang diperoleh dikalikan dengan sepuluh, karena lamanya pengamatan dilakukan selama sepuluh menit, sehingga diperoleh jumlah penggunaan waktu kerja dalam menit untuk setiap kategori kegiatan produktif, tidak produktif, maupun pribadi. Sebagai contoh : peneliti dalam melakukan observasi selama 10 menit, menemukan beberapa jenis kegiatan pelayanan Klaim BPJS mulai dari pemeriksaan, verifikasi, entry dan pelayanan informasi, maka setiap jumlah kegiatan yang dihitung akan dikalikan dengan nilai 10. Kegiatan produktif yang diamati di Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana yaitu semua kegiatan yang berhubungan dengan penyelesaian pekerjaan administrasi klaim BPJS seperti yang terdapat pada uraian tugas – tugas pokok jabatan umum administrasi. Jenis – jenis
28 kegiatan tidak produktif hampir jarang ditemukan. Peneiliti terkadang hanya menemukan bentuk aktifitas menyapa dan menanyakan beberapa informasi pasien sambil bercanda untuk melepas rasa penat. Aktifitas yang diamati ini hampir didapati di Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana pada klaim Administrasi BPJS Rumah Sakit lantai 1 dan pengurusan pelayanan adminitrasi rawat inap di lantai 2, dimana terkadang pegawai malah didatangi oleh pedagang keliling yang berjualan makanan ringan dengan menggunakan keranjang. Hal tersebut sering didapati oleh peneliti ketika mendekati jam makan siang. Adapun kegiatan pribadi yang dilakukan oleh pegawai untuk menghilangkan penat atau kelelahan, yang berhasil diamati meliputi kegiatan makan, minum, shalat, tidur, mendengarkan musik dan olahraga ringan.
Tabel 4. Penggunaan Waktu Kerja
NO UABJS Total Waktu (Menit) Jumlah Presentase (%) Total
1 2 3
1 Rawat Jalan 2170 120 90 2320 91,18 5,04 3,78 100
2 Rawat Inap 720 90 90 840 80 10 10 100
Rata – rata 1445 105 90 1640 85,58 7,52 6,89 100
Rata – rata / hari 720 90 30 840 - - - -
Jam/hari 8 0,5 0,1 8,7 - - - -
Sumber: Olah Data Tahun 2016
Tabel diatas menunjukan penggunaan waktu kerja oleh pegawai rumah sakit unit administrasi umum kasir, yang melayani pasien dari pukul 08.00WIB sampai dengan pukul 12.00 dan lanjut sampai pukul 14.00 WIB atau pukul 15.00 WIB. Berdasarkan observasi selama 3 hari, beban kerja untuk rawat jalan 2170 dan rawat inap 720, atau sekitar lebih dari 80% tidak memiliki kegiatan yang menganggur. Sedangkan kegiatan yang tidak produktif antara 5% - 10%. Kegiatan yang tidak produktif ini seperti kegiatan untuk melepas rasa penat, itupun masih dengan kerja dan berkomunikasi dengan teman disamping atau menyapa pasien yang merupakan kolega atau teman pegawai. Sedangkan kegiatan pribadi sebanyak 1% - 3% lebih pada waktu untuk melaksanakan istirahat makan siang, waktu ibadah, dan kegiatan pribadi seperti cuci muka,buang air besar (BAB) dan (BAK). Perbedaan administrasi pelayanan klaim BPJS rawat jalan dan rawat inap masih dapat dikatakan agak lebih ringan pada unit rawat inap. Hal ini dikarenakan jumlah klaim yang ditangani lebih kecil. Namun hal tersebut belum tentu sedikit, karena bisa jadi pihak dari unit BPJS rawat
29 inap memiliki keterlambatan pelaporan dari unit administrasi faskes yang ada di Rumah Sakit. Jadi waktu yang dibutuhkan yang seharusnya dapat diselesaikan selama 3 - 7 menit, menjadi 30 menit atau lebih, bahkan besok. Jam rata – rata bekerja dari pelayanan unit administrasi BPJS adalah 7 jam 30 menit, hal ini terkadang kelebihan waktu selama 1 jam atau lebih untuk menyelesaikan klaim.
Menurut narasumber pertama beberapa hal yang disampaikan oleh narasumber pertama bahwa:
“Tugasnya dari awal sampai akhir, dari pelayanan sampai klaim. Tugasnya kadang disini, kadang ke laborat, ke apotik, ya tergantung pengadaan kekurangan berkas apa gitu. Acuan jam kerjanya seselesainya, dari pihak BPJS nya, sampai ngelembur, sering sekali ngelembur. Karena jam kerjanya gak mungkin cukup.” (Narasumber Kedua)
Pegawai harus sudah berada pada pukul 07.30 WIB dan mulai pelayanan jam 08.00 WIB.
Jumlah Kebutuhan Pegawai
Berdasarkan observasi yang dilakukan di Rumah Sakit Paru DR Ario Wirawan terkait beban kerja, maka peneliti membuat gambaran beban kerja dan kebutuhan pegawai yang diperlukan. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 5. Kebutuhan Pegawai Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana
No Tugas Pokok BT SKR WPT
1 Pelayanan Klien BPJS 25.550 7 178.850
2 Proses Input Data 25.550 5 127.750
3 Pemeriksaan Dokumen 25.550 3 76.650
4 Kordinasi verifikasi klaim 25.550 5 127.750
5 Melengkapi Dokumen 25.550 15 383.250
6 Informasi* 25.550 5 127.750
Σ WPT 1.022.000
Kebutuhan Pegawai 8,28
Sumber: Olah Data Observasi dan Wawancara Tahun 2016
Keterangan:
BT : Jumlah beban tugas selama 1 tahun
SKR : Standar kemampuan rata – rata waktu penyelesaian tugas WPT : Waktu penyelesaian tugas selama setahun (menit per tahun)
Hari kerja Efektif = 294 hari, jam kerja efektif 2058 jam atau 123.480 menit/tahun *Tugas Tambahan Menerangkan BPJS Pada Pasien
Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa Staf Unit Asuransi Sub Bagian Mobilasi Dana memiliki 6 tugas pokok dengan jumlah beban tugas (BT) yang dimiliki dari tiap
30 pegawai dihitung selama 1 tahun yang dikonversi menjadi 395 hari. Dari keterangan informan di Staf Unit Asuransi Sub Bagian Mobilasi Dana yang dicocokan dengan hasil observasi diruangan administrasi menyampaikan bahwa rata – rata banyaknya klaim yang mereka kerjakan dalam sehari berjumlah 70 orang. Jumlah ini dikalikan dengan 395 hari, sehingga diperoleh nilai beban tugas sebanyak 25.550 klaim. Setiap tugas pokok memiliki standar kemampuan rata – rata (SKR) waktu penyelesaian tugas yang berbeda tergantung kelengkapan dari dokumen. Setiap tugas pokok dapat diselesaikan antara 5 menit sampai 10 menit. Jumlah BT dan SKR untuk setiap tugas pokok selanjutnya dikalikan untuk mendapatkan nilai waktu penyelesaian tugas (WPT) dengan satuan menit per tahunnya. Kemudian nilai tersebut ditotal dan dibagi hari kerja efektif pegawai Staf Unit Asuransi Sub Bagian Mobilasi Dana.
Dari hasil penelitian yang didapat dari hasil Observasi, serta wawancara dengan pegawai Unit administrasi umum BPJS. Beban kerja berdasarkan hasil observasi sebesar 1.022.000. Beban kerja tersebut membutuhkan paling tidak 8 sampai 9 tenaga kerja yang dapat ditambah dari yang sebelumnya hanya 6 tenaga kerja. Narasumber ketiga mengungkapkan bahwa sebenanrnya beban kerja bagi timnya dikatakan berat dan membutuhkan tambahan pegawai. Tim staff unit mobilisasi dana bisa sampai melembur untuk penyelesaian klaim. Berikut hal yang diungkapkannya oleh narasumber ketiga.
“Beban kerja disini berat sekali, pasiennya banyak sekali SDM-nya kurang. Dan jam kerjakan sampai jam 02.00 WIB tapi lembur – lembur. Sempat sampai jam 01.00WIB malam untuk tim mengenai klaim di tahun 2014-an. Kadang kalau sekarang itu sampe jam 7, jam gitu. Pasti setiap bulan ada lemburnya. Soalnya berkas datang kekami itu banyak, kadang tidak komplit, kami harus kompilitin dulu biar bisa diklaim gimana. Kalau di dokumen UP berbeda beban kerjanya dengan yang sekarang, itu beban kerja dulu sebelum BPJS, makanya sekarang banyak sekali.” (Narasumber Ketiga)
Tugas pokok dari pegawai Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana sebenarnya sudah jelas, yaitu melayani klaim pasien pengguna jaminan kesehatan BPJS. Namun pada kenyataannya beban tugas mereka bertambah dikarenakan kurang adanya sosialisasi dari pihak BPJS kepada pengguna BPJS terkait informasi dan ketentuan jaminan atau persyraratan dokumen klaim. Hal ini terkadang membuat pegawai mengalami beban karena tak jarang pasien melampiaskan kemarahannya pada pihak Unit Staff Mobilisasi Dana. Presepsi ini muncul karena unit tersebut dianggap bagian dari BPJS bukan dari rumah sakit.
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Dari hasil dan pembahasan penelitian yang telah disampaikan, bahwa pelayanan klaim BPJS Kesehatan bagi pasien dilayani oleh bagian Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana yang memiliki tugas utama adalah melayani pendaftaran dan klaim dari pasien masuk hingga pelunasan jasa berobat. Penetapan dari alokasi sumber daya ini berdasarkan
31 kebutuhan dari Kasubag Unit Mobilisasi Dana yang diajukan melalui SOP kepada Direksi Rumah Sakit. Penentuan SDM bisa dari pegawai dari unit lain atau melalui perekrutan disesuaikan regulasinya.
Beban kerja pada Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana dapat dikatakan berat. Beban kerja yang diungkapkan oleh beberapa narasumber banyak menyampaikan tentang kekurangan SDM. Hal ini berdasarkan klaim dari pasien yang semakin bertambah, karena pengguna BPJS semakin meningkat. Berdasarkan perhitungan kebutuhan pegawai bebankerja yang dimiliki dalam 1 tahun bisa mencapai 1.022.000 dengan jumlah pegawai 6 orang, dimana idealnya dari perhitungan jumlah pegawai adalah 8 orang.
Implikasi Teoritis
Penetapan beban kerja pegawai dibagian Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana terkadang kurang memperhatikan teori yang telah ada. Dapat diketahui bahwa secara praktik penetapan beban kerja memerlukan banyak hal yang perlu menjadi kajian, sehingga karena ini mungkin dianggap merepotkan, maka ada beberapa hal yang diindahkan dalam penetapan beban kerja. Dari hal tersebut perlu adanya bentuk sederhana dalam penentuan dan penetapan beban kerja, agar hal ini dijadikan acuan yang tepat dalam penyesuaian beban kerja dan jumlah karyawan.
Implikasi Terapan
Hasil penelitian ditemukan adanya anggapan bahwa Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana adalah pihak dari BPJS. Hal ini yang terkadang membuat fungsi dari unit tersebut harus melayani informasi BPJS yang sebenarnya bukan menjadi tugas pokok. Oleh karena itu diperlukan satu tempat di rumah sakit yang digunakan untuk pelayanan informasi mengenai jaminan kesehatan yang diselenggarakan BPJS. Hal ini dapat berupa stand dan petugas tambahan atau komputer yang bisa melayani pertanyaan pasien terkait BPJS.
Keterbatasan Penelitian & Saran
Keterbatasan pada penelitian ini adalah mengenai akses informasi keuangan yang tidak diperbolehkan oleh pihak Unit Penelitian. Kebutuhan informasi tersebut digunakan untuk mensinkronisasikan data yang telah diperoleh. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan secara kuantitatif untuk melihat pengaruh banyaknya pengguna jaminan kesehatan BPJS terhadap efektivitas pelayanan adminitrasi di Rumah Sakit Paru DR Ario Wirawan.
32 Daftar Pustaka
Afriyenti, 2013, Pemberdayaan Pegawai Tata Usaha Dalam Rangka Meningkatkan Layanan Administratif, Jurnal Aministrasi Pendidikan, Bahana Manajemen Penddikan Vol 1 Nomor 1 Oktober 2013.
Andini, Sarah, 2013, Analisa kebutuhan Tenaga Keperawatan Di Instalasi Hemodialisa Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Berdasarkan Beban dan Kompetensi Kerja, Tesis Fakultas Kesehatan Masyarakat, Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit, Depok. lib.ui.ac.id/file?file=digital/20334959-T33029-Sarah%20Andini.pdf,
Diakses Tanggal 11/11/2015. Jam 09.15 WIB.
Adikoesoemo, Suprapto, 1997, Manajemen Rumah Sakit, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta Helianty, Yanti, 2014, Analisis Kebutuhan Jumlah Pegawai Berdasarkan Analisis Beban Kerja, Jurnal online Institut Teknologi Nasional, No.04 Vol. 01 April 2014. Bryson, John.M. 1988. A strategic Planning Procces for Public and Non-profit Organization.
Long Range Planning, Vol. 21, no. 1, pp.73 to 81. Pergamon Journals Ltd: Great Britain.
Efferin, Sujoko. Darmadji, Stevanus. dan Tan Yuliawti. 2008. Metode Penelitian Akuntansi; Mengungkap Fenomena dengan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Febrianzah, Eka. 2014.Kelengkapan Persyaratan Administrasi Klaim BPJS di Bagian Rekam Medis Rumah Sakit Panti Wilasa DR. Cipto Semarang. Karya Ilmiah. Kesehatan - D3 Fakultas Kesehatan. Universitas Dian Nuswantoro Semarang. mahasiswa.dinus.ac.id/docs/skripsi/abstrak/14371.pdf, Tanggal 11/11/2015. Jam 09.15 WIB.
Hasibuan, Malayu SP, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN, Yogyakarta. Hartomo, A. Indahwaty Sidin, dan Noer Bachry Noor. 2013. Gambaran Beban Kerja Unit di
Rumah Sakit UNHAS. Artikel. Bagian Manajemen Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Makassar.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/10910/HARTOMO%20K11
107601.pdf?sequence=1. Diakses Tanggal 12/11/2015. Jam 09.15 WIB.
Helianty, Yanti. 2014. Analisis Kebutuhan Jumlah Pegawai Berdasarkan Analisis Beban Kerja. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional. No.04 Volume 01.
Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu – ilmu Sosial. Salemba Humanika. Jakarta.
33 Hinze, W Jimmie.(2012). Construction Planning and Scheduling 4th edition. New Jersey Ilyas, Y. 2000. Perencanaan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit. Badan Penerbit FKM UI.
Depok.
Janis, Novijan. 2014. BPJS Kesehatan, Supply, dan Demand terhadap Layanan kesehatan. Kepala subbidang Analisi risiko, Keungan dan sosial. Kememkue. Artikel.
www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/2014_kajian_pprf_BPJS.pdf, Diakses
Tanggal 12/11/2015. Jam 09.20 WIB.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). http://www.depkes.go.id/resources/download/jkn/buku-pegangan-sosialisasi-jkn.pdf. Diakses Tanggal 12/11/2015. Jam 08.20 WIB.
Mangkuprawira, Tb. Syafri. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Miles, Matthew dan A Michael Huberman, 2007, Analisis Data Kualitatif, Universitas Indonesia, Jakarta.
Novera, Windry. 2010. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Karyawan Bagian Administras Akademik dan Kemahasiswaan (Studi Kasus Unit Tata usaha Departemen Pada Institut Pertanian Bogor). Skripsi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/ANALISIS-BEBAN-
KERJA-DAN-KEBUTUHAN-KARYAWAN-BAGIAN-ADMINISTRASI-
AKADEMIK-DAN-KEMAHASISWAAN-STUDI-KASUS-UNIT-TATA-USAHA-DEPARTEMEN-PADA-INSTITUT-PERTANIAN-BOGOR.pdf,
Diakses Tanggal 11/11/2015. Jam 09.20 WIB.
Sugiarto, Endar. 1999. Psikologi Pelayanan dalam Industri Jasa. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfa Beta. Bandung. Reizky, Riyadi. 2015. Mutu Pelayanan KesehatanPeserta JaminanKesehatan Nasional Di
PUSKESMAN Kecamatan Kembangan Jakarta Barat. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah. Jakarta.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26388/1/REIZKY%20RIY
34 Lampiran 1
Formulir Work Sampling Bagian :
Tanggal : Tempat :
Waktu Kegiatan yang dilakukan Pegawai
Produktif Tidak Produktif Pribadi Keterangan 07.00-08.00 08.00-09.00 09.00-10.00 10.00-11.00 11.00-12.00 13.00-14.00 14.00-15.00 15.00-16.00 16.00-17.00
35 Lampiran 2
Daftar Pertanyaan Wawancara
1. Apakah yang menjadi tugas pokok dari pegawai administrasi yang melayani BPJS? 2. Apakah yang menjadi unsur – unsur terkait dengan tugas pokok sebagai pegawai
administrasi penanganan BPJS?
3. Berapakah jumlah dari beban tugas yang ditangani selama sehari?
4. Berapakah standar kemampuan rata – rata waktu untuk menyelesaikan tugas? 5. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas selama setahun? 6. Apakah kendala yang dialami sebagai pegawai administrasi BPJS?
7. Apakah yang perlu ditambah dalam melayani klaim BPJS?
8. Bagaimanakah gambaran manajemen rumah sakit terkait administras BPJS?
9. Bagaimakah kondisi rumah sakit terkait sebelum adanya pelayanan BPJS dan setelah adanya BPJS?
36 Lampiran 3
Daftar Pegawai Unit Adminitrasi Rumah Sakit Paru DR Ario Wirawan
Nama Jabatan Status Pegawai
Nur Hasnah, SE Ka Subag Mobilisasi Dana PNS
Ratna Yuni Setyowati, S.Pd Bendahara Penerimaan PNS
LY. Kusnan, SE.MM Ka Unit Asuransi PNS
Hestiowati Ka Ur Adm, Rawat Jalan PNS
Rizki Sofia H, Amd Pengadminitrasiaan Umum(Kasir) PNS
Mindaryati Pengadminitrasiaan Umum Non PNS
Suyanti Pengadminitrasiaan Umum(Kasir) PNS
Endah Lestari Pengadminitrasiaan Umum(Kasir) PNS
Antok Subagyo Pengadminitrasiaan Umum(Kasir) Non PNS
Yahmin Pengadminitrasiaan Umum(Kasir) PNS
Indah Tri Ariyani, Amd Pengadminitrasiaan Umum(Kasir) PNS
Tugirah Pengadminitrasiaan Umum(Kasir) Non PNS
Agus Prawoto Pengadminitrasiaan Umum(Kasir) PNS
Nur Afikah Pengadminitrasiaan Umum Non PNS
Galih Ayu H Pengadminitrasiaan Umum Non PNS
Endah Dwi R, SE Pengadminitrasiaan Umum Non PNS
Retnowati, Amd Pengadminitrasiaan Umum Pegawai BLU
Suyatmi Pengadminitrasiaan Umum PNS
Dwi Astuti Pengadminitrasiaan Umum Non PNS
Rita Luciana Pengadminitrasiaan Umum CPNS
Satya Mawardi Pengadminitrasiaan Umum CPNS
Gatri Retno A Pengadminitrasiaan Umum PNS
Siti Nur Rohmah, SE Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana Pegawai BLU Dian Aris P, SE Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana Non PNS Agus Awandi, SE Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana Non PNS Suprapti ,Amd Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana Pegawai BLU Yudith Arwindrati Staf Unit Asuransi Subag Mobilisasi Dana Non PNS Sumber: Unit Penelitian Rumah Sakit Paru DR Ario Wirawan
37 Lampiran 4 Hasil Observasi No : 01 Hari/Tanggal : 31/04/2016 Waktu : 08.30 – 14.00 Tempat : RSPAW
NO UABJS Total Waktu (Menit) Jumlah
1 2 3 1 Rawat Jalan 720 40 30 790 2 Rawat Inap 240 30 30 300 Jumlah 720 70 60 - No : 02 Hari/Tanggal : 01/05/2016 Waktu : 08.30 – 14.00 Tempat : RSPAW
NO UABJS Total Waktu (Menit) Jumlah
1 2 3 1 Rawat Jalan 750 40 30 820 2 Rawat Inap 250 30 30 310 Jumlah 1000 70 60 - No : 03 Tanggal : 04/05/2016 Waktu : 08.30 – 14.00 Tempat : RSPAW
NO UABJS Total Waktu (Menit) Jumlah
1 2 3
1 Rawat Jalan 700 40 30 770
2 Rawat Inap 230 30 30 290
38 Lampiran 5
Data Wawancara
No
Tanggal Dan Waktu
Tanggal Waktu 1 9 Maret 2016 11.00 2 10 Maret 2016 12.30 3 14 Maret 2016 12.30 4 15 Maret 2016 12.35 5 4 April 2016 12.20 6 5 April 2016 12.15 7 6 April 2016 12.25