• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Berjalan 6 Menit Untuk Pencegahan dan Penurunan Tekanan Darah pada Warga di RW 10 Menganti Kabupaten Cilacap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Teknik Berjalan 6 Menit Untuk Pencegahan dan Penurunan Tekanan Darah pada Warga di RW 10 Menganti Kabupaten Cilacap"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 Teknik Berjalan 6 Menit Untuk Pencegahan dan Penurunan Tekanan Darah pada Warga

di RW 10 Menganti Kabupaten Cilacap Kasron1; Susilawati2; Wishnu Subroto3

1Prodi S1 Keperawatan, 2Prodi D3 Kebidanan, 3Prodi D3 Fisioterapi STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah, Jalan Cerme No 24 Sidanegara Cilacap 53223

Email korespondensi: kasron@stikesalirsyadclp.ac.id

Abstrak

Hipertensi merupakan faktor penyebab utama kematian dunia. Pengobatan penyakit hipertensi tidak hanya menggunakan pengobatan modern, namun dapat menggunakan pengobatan alternatif. Pengendalian hipertensi sangat penting dilakukan untuk mencegah komplikasi. Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan di RW 10 Desa Menganti, dimana kader belum mengetahui informasi khusus tentang hipertensi, penyebab, komplikasi, pencegahan dan penatalaksanaannya. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dan warga tentang hipertensi, penyebab, komplikasi, pencegahan dan penatalaksanaannya.Meningkatkan kemampuan kader dan warga tentang upaya terapi aktifitas berjalan 6 menit untuk menjaga tekanan darah tetap stabil serta untuk menurunkan tekanan darah pada warga yang mengalami hipertensi. Metode kegiatan bertahap dengan: 1) Meningkatkan pengetahuan kader. 2) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga 3) Simulasi praktek berjalan 6 menit 4) Evaluasi hasil praktik berjalan 6 menit. Hasil kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader dan warga tentang tentang hipertensi, penyebab, komplikasi, pencegahan dan penatalaksanaannya. Harus sering dilakukan pelatihan tentang pencegahan dan penatalaksanaan hipertensi untuk kader dan warga.

Keywords: berjalan 6 menit, hipertensi, tekanan darah. Abstract

Hypertension is a major caused of death in the worlds. Controling hypertension not only uses modern medicine, but also can use alternative medicine. Controling hipertension is very important to prevent the complications. This community service is done in RW 10 Menganti. The purpose of community service is to increase knowledge and skills of peoples about hypertension, complications, prevention and management. Intervention use the 6 minute walking to keep blood pressure stable and to reduce or decrease blood pressure in people with high blood pressure. Method of staged activities with the following stages of activities: 1) Increase the knowledge of peoples. 2) Improving the knowledge and skills of peoples 3) Simulation practice the 6 minutes walking 4) Evaluation of the practice. The result of this activity is the improvement of peoples knowledge and skills about hypertension, complications, prevention and management. There should be frequent training on prevention and management of hypertension for peoples.

(2)

2 1. PENDAHULUAN

Seiring dengan pertambahan usia terjadi perubahan pada sistem organ tubuh diantaranya jantung dan pembuluh darah. Hipertensi merupakan kelainan sirkulasi darah yang paling sering terjadi. Hipertensi hanyalah gejala yang ditandai oleh kenaikan tekanan darah nadi melewati batas normal yaitu di atas 140/90 mmHg atau lebih(Kurniawan, 2002).

Hipertensi (tekanan darah tinggi) merupakan faktor risiko utama kardiovaskuler yang merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia. Hipertensi di setiap negara menduduki peringkat pertama sebagai penyakit yang paling sering dijumpai sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, kurang aktivitasfisik, dan stres psikososial(He et al., 2001).

Data WHO tahun 2014 menunjukkan di seluruh dunia terdapat sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita(World Health Organization, 2014). Data Riskesdas 2013 juga disebutkan prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar 30% dari total jumlah penduduk dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskular lebih banyak pada perempuan 52% dibandingkan laki-laki 48%. Data SKRT 2013 prevalensi hipertensi di Pulau Jawa 41,9% dari jumlah penduduk 124 juta dengan kisaran di masing-masing provinsi 36,6%-47,7%(Dinas Kesehatan Republik Indonesia, 2013).

Hipertensimerupakan penyakit degeneratif, sehingga penderitanya akan terus bertambah dengan semakin bertambahnya usia. Lansia Indonesia yang berusia lebih dari 60 tahun sebesar 65,4 % dari jumlah penduduk 232,9 juta mengalami hipertensi dan selain itu hipertensi terjadi pada lebih dari 2/3 individu yang berusia lebih dari 65 tahun. Pada lansia terjadi penebalan katup jantung dan kehilangan elastisitas pembuluh darah sehingga terjadi perubahan resistensi pembuluh darah perifer akibatnya terjadi peningkatan tekanan darah.

Hipertensi merupakan penyakit kronis serius yang bisa merusak organ tubuh. Setiap tahun hipertensi menjadi penyebab 1 dari setiap 7 kematian (7 juta per tahun) yang menimbulkan komplikasi diantaranya gangguan pembuluh darah otak (1.9%), stroke 15,4%, penyakit jantung koroner (1.5%) dan gagal ginjal (1.4%), penyakit jantung iskemik 5,1% (Fantidis et al., 2014). Dengan melihat komplikasi dari penyakit hipertensi di atas maka

(3)

3

dibutuhkan upaya pencegahan dan upaya penurunan pada orang-orang yang beresiko dan menderita hipertensi.

Pengobatan penyakit hipertensi seiring perkembangan dunia kesehatan yang semakin pesat tidak hanya menggunakan pengobatan modern, namun dapat menggunakan pengobatan alternatif. Pengendalian hipertensi sangat penting dilakukan untuk mencegah komplikasi. Obat-obatan dapat mengatasi masalah hipertensi tetapi tidak dapat menyembuhkannya. Obat hanya dapat mengembalikan tekanan darah kembali normal tetapi tidak dapat mengendalikannya. Obat juga mempunyai efek samping yang berbahaya. Oleh karena itu pengendalian memerlukan penatalaksanaan keperawatan terutama pengaturan gaya hidup, seperti : pengontrolan diet, olahraga, dan aktifitas yang sebaiknya dilaksanankan secara cermat dan berkesinambungan.

Faktor penyebab utama terjadinya hipertensi adalah asteroklerosis yang didasari dengan konsumsi lemak berlebih, oleh karena itu untuk mencegah timbulnya hipertensi adalah mengurangi konsumsi lemak yang berlebih. Pembatasan konsumsi lemak sebaiknya dimulai sejak dini sebelum hipertensi muncul, terutama pada orang-orang yang mempunyai riwayat keturunan hipertensi dan pada orang menjelang usia lanjut. Sebaiknya mulai umur 40 tahun pada wanita agar lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi lemak pada usia mendekati menopause. Prinsip utama dalam melakukan pola makan sehat adalah “gizi seimbang”, dimana mengkonsumsi beragam makanan yang seimbang dari “kuantitas” dan “kualitas”.

Pengendalian hipertensi sangat penting dilakukan untuk mencegah komplikasi. Obat-obatan dapat mengatasi masalah hipertensi tetapi tidak dapat menyembuhkannya. Obat hanya dapat mengembalikan tekanan darah kembali normal tetapi tidak dapat mengendalikannya. Obat juga mempunyai efek samping yang berbahaya. Oleh karena itu pengendalian memerlukan penatalaksanaan keperawatan terutama pengaturan gaya hidup, seperti : pengontrolan diet, olahraga, dan aktifitas yang sebaiknya dilaksanankan secara cermat dan berkesinambungan(Martin & Advisor, 2009). Dalam dunia medis dikenal dan diakui adanya pengobatan komplementer untuk hipertensi salah satunya ialah berjalan 6 menit. Salah satu manfaat berjalan 6 menit adalah membuat pembuluh darah berkontraksi sesuai gerakan otot, sehingga meningkatkan elastisitas pembuluh darah, sehingga darah dapat mengalir dengan lancar dalam pembuluh darah. Manfaat berjalan 6 menit dapat dirasakan pada penderita

(4)

4

hipertensi maupun pada orang dengan tekanan darah normal. (Guyatt, 2000; Guyatt et al., 1985)

Data di Kabupaten Cilacap pada tahun 2016 jumlah kasus hipertensi sesuai golongan umur yang tercatat yaitu pada lansia umur 45-64 tahun sebanyak 15.387 jiwa (67,61%) dan pada umur lebih dari 65 tahun sebanyak 7.369 jiwa (32,38%) lansia menderita hipertensi. Pada tahun 2016 data kasus penyakit hipertensi berdasarkan golongan umur pada umur 45-64 tahun sebanyak 16.596 jiwa (68,91%) dan pada umur lebih dari 65 tahun sebanyak 7486 jiwa (31,08%). Terdapat peningkatan penderita hipertensi dari tahun 2015-2016 pada lansia di Kabupaten Cilacap.

Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan di RW 10 Desa Menganti, dimana didapatkan data bahwa bahwa kader PKK belum mengetahui informasikhusustentang hipertensi, penyebab, komplikasi, pencegahan dan penatalaksanaannya. Diketahui juga dari 8 warga belum mengetahui manfaat, prosedur/cara melakukan sederhana untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Sehingga dapat diketahui bahwa permasalahan kader dan warga di RW 10 Desa Menganti adalah belum mengetahui tentang hipertensi, penyebab, komplikasi, pencegahan dan penatalaksanaannya. Serta belum mengetahui manfaat, prosedur/cara melakukan sederhana untuk menurunkan tekanan darah padapenderita hipertensi.

Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kader dan warga tentang hipertensi, penyebab, komplikasi, pencegahan dan penatalaksanaannya.Meningkatkan kemampuan kader dan warga tentang upaya terapi aktifitas berjalan 6 menit untuk menjaga tekanan darah tetap stabil serta untuk mengurangi atau menurunkan tekanan darah pada warga yang mengalami tekanan darah tinggi.

2. MASALAH

Permasalahan yang dihadapi Mitra dalam pencegahan dan tatalaksana hipertensi adalah Mitra belum mengetahui informasikhusustentang hipertensi, penyebab, komplikasi, pencegahan dan penatalaksanaannya. Serta warga belum mengetahui manfaat, prosedur/cara melakukan sederhana untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi seperti aktifitas berjalan 6 menit.

(5)

5 3. METODE PELAKSANAAN

Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di RW 10 DesaMenganti. Sasaran pelaksanaan kegiatan adalah seluruh kader dan seluruh warga di RW 10 Desa Menganti. Adapun metode pelaksanaannya adalah:

1. Pre test

Pada tahap ini dilakukan penilaian pengetahuan kader dan warga tentang hipertensi tentang hipertensi, penyebab, komplikasi, pencegahan dan penatalaksanaannya. Dilakukan dengan menggunakan pertanyaan sederhana yang terdiri dari 15 pertanyaan benar dan salah berikut:

1) HipertensiMerupakansuatu penyakitdimanatekanandarahmencapai≥140/90 2) Hipertensidapatmenyebabkanstroke

3) Hipertensidapatdisebabkanoleh keturunan

4) Merokokmerupakansalahsatufactorpenyebabhipertensi

5) Gejalayangditemuipadapenderita hipertensiadalahsakit kepala,rasaberat ditengkukdanmudahmarah 6) Konsumsialkoholdankopiyangberlebih dapatmenyebabkanhipertensi 7) Makanbuah,sayur,danproduksusuyang rendahlemakmerupakanmakananyang dianjurkanpadapenderitahipertensi 8) Hipertensihanyabisadiobatidenganobat 9) Makananyangasindapatmenyebabkan hipertensi 10) Berhentimerokoksangatdianjurkanbagi penderitahipertensi 11) Hipertensihanyaterjadipadalansia

12) Aktifitasfisiksepertijalan cepatsecara rutinsetiaphari dapatmenurunkan tekanan darah 13) Hipertensi mempengaruhi fungsi jantung danginjal.

14) Hipertensitidakmenimbulkan komplikasipadaorgantubuhyangyang lain 15) Gejala Hipertensi terlihat dari penampilan fisik

Pada tahap ini juga dilakukan pendataan tentang gejala-gejala hipertensi yang dirasakan dalam satu minggu terakhir seperti:

1) Pusing

2) Kepala terasa berat atau sakit kepala

3) Susah tidur malam

4) Tengkuk/leher belakang kaku

5) Kelelahan

6) Wajah / muka sering terasa panas

7) Mual

(6)

6 9) Sesak nafas

10) Merasa gelisah

11) Mudah marah

12) Mimisan

2. Materi dan Demonstrasi

Pada tahap ini diberikan materi tentang hipertensi, penyebab, komplikasi, pencegahan dan penatalaksanaannya.Selanjutnya dilakukan demonstrasi teknik berjalan 6 menit.

Gambar Pemaparan Materi dan Demonstrasi

3. Post test

Pada tahap ini dilakukan penilaian pengetahuan kader dan warga tentang hipertensi setelah periode 1 minggu diberikan materi.

4. Monitoring dan evaluasi

Pada tahap ini tim pelaksana pengabdian bekerjasama dengan kader melakukan monitoring dan evaluasi dalam satu minggu untuk memastikan kegiatan berjalan 6 menit dilakukan oleh peserta dan warga. Monitoring terakhir dilakukan pada hari kedelapan dengan mengukur tekanan darah pada masing-masing warga yang mengikuti tindakan berjalan 6 menit.

(7)

7

Gambar Pengukuran dan Pencatatan Tekanan Darah

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil kegiatan pengabdian pada kader dan warga di RW 10 Desa Menganti sebagai berikut:

1. Pelatihan Teknik Berjalan 6 Menit.

Pelatihan pada kader dan warga dilakukan pada tanggal 8 Februari 2018 bertempat di Rumah Warga Di RW 10 Desa Menganti. Pada kegiatan ini dihadiri oleh 5 kader, 16 warga dan TIM Pengabdian LPPM Stikes Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap.

Sebelum pelatihan teknik berjalan 6 menit, dalam proses pelaksanaan dilaksanakan pengukuran tekanan darah dan pre test.

Berikut kategori hasil pengukuran tekanan darah pada warga berdasarkan kategori dewasa (20-59 tahun) dan lansia (>60 tahun).

Table 1. Nilai Pengukuran Tekanan Darah Warga dan Kader Sebelum Kegiatan PKM

Kategori Jumlah Persentase

Usia Dewasa n=18 Normal(<130) 8 44,44 Pre-Hipertensi (130-140) 4 22,22 Hipertensi (>140) 6 33,34 Usia Lansia n=6 Normal(<140) 1 16,67 Pre-Hipertensi (150-160) 2 33,33 Hipertensi (>160) 3 50,00

(8)

8

Dari pengukuran tekanan darah diketahui pada usia dewasa sebagian besar dalam kategori normal 44,44%, sedangkan pada usia lansia sebagian besar dalam kategori hipertensi 50%.

Disamping itu juga dilakukan pendataan tentang nadi, berikut hasil pengukuran nadi pada warga.

Table 2. Nilai Pengukuran Nadi Sebelum Kegiatan PKM

Peserta Jumlah Rerata-Simpangan Baku Median (Min-Max)

Usia Dewasa 18 90,0±9,1 88 (80-110)

Usia Lansia 6 94,4±8,4 90 (80-100)

Dari pengukuran nadi diketahui pada usia dewasa rata-rata dengan denyut nadi 90,0 sedangkan pada usia lansia rata-rata dengan denyut nadi 94,4.

Disamping itu juga dilakukan pendataan tentang gejala hipertensi yang dikeluhkan warga, berikut hasil data indicator gejala tekanan darah sebelum kegiatan implementasi.

Table 3. Nilai indikator gejala Tekanan Darah sebelum PKM

No Gejala/Keluhan

Persentase (%)

Selalu Sering Kadang Tidak ada

1 Pusing 14,3 38,1 23,8 23,8

2 Kepala terasa berat atau sakit kepala 4,8 28,6 28,6 38,1

3 Susah tidur malam 0 52,4 23,8 23,8

4 Tengkuk/leher belakang kaku 14,3 38,1 38,1 9,5

5 Kelelahan 0 47,6 23,8 28,6

6 Wajah / muka sering terasa panas 0 38,1 33,3 28,6

7 Mual 0 0 14,3 85,7 8 Muntah 0 0 14,3 85,7 9 Sesak nafas 0 47,6 28,6 23,8 10 Merasa gelisah 4,8 47,6 23,8 23,8 11 Mudah marah 9,5 38,1 28,6 23,8 12 Mimisan 0 0 4,8 95,2

(9)

9

Dari table 3 menunjukan gejala hipertensi yang dirasakan “selalu” oleh warga yaitu: pusing 14,3%, kepala terasa berat atau sakit kepala 4,8%, leher belakang kaku 14,3%, merasa gelisah 4,8% dan mudah marah 9,5%.

Kemudian dilakukan pre-test untuk mengetahui tingkat pengetahuan warga dengan cara memberikan pertanyaan pilihan sederhana yang harus mereka jawab. Terdapat sejumlah 15 pertanyaan dengan menjawab benar atau salah seperti tercantum dalam lampiran. (skor terendah 0 dan tertinggi 15).

Adapun nilai dari jawaban pertanyaan tersebut ditunjukan dalam tabel berikut:

Table 4. Nilai Pre Test Pengetahuan Kader Sebelum Pemberian Materi

Peserta Jumlah Rerata-Simpangan Baku Median (Min-Max)

Usia Dewasa 18 9,4 ± 1,1 9 (8-11)

Usia Lansia 6 9,6 ± 1,6 9 (8-13)

Dari warga yang hadir diperoleh bahwa dari kategori usia dewasa rerata pengetahuan pada skor 9,4 ± 1,1 dan median pada skor 9 (8 – 11), dari kategori usia lansia rerata pengetahuan pada skor 9,6 ± 1,6 dan median skor 9 (8 – 13).

Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan warga tentang hipertensi dan penanganannya masih kurang.Sesudah dilaksanakan pre test pengetahuan kemudian diberikan materi tentang hipertensi dan penangannanya termasuk teknik berjalan 6 menit. Materi yang diberikan adalah: pengertian hipertensi, penyebab, gejala, komplikasi dan tatalaksana hipertensi, tatalaksana dengan teknik exercise termasuk teknik berjalan 6 menit. Metode yang diberikan adalah ceramah dan simulasi.

Setelah selesai pemberian materi, selanjutnya kembali dilakukan evaluasi pengetahuan tentang hipertensi dan penanganannya.

Table 5. Nilai Post Test Pengetahuan Kader-Warga SetelahPemberian Materi

Peserta Jumlah Rerata-Simpangan Baku Median (Min-Max)

Usia Dewasa 18 15 15

Usia Lansia 6 14,8 ± 0,4 15 (14-15)

Dari table menunjukan dari kategori usia dewasa rerata pengetahuan pada skor 15 dan median pada 15, dari kategori usia lansia rerata pengetahuan pada skor 14,8 ± 0,4 dan

(10)

10

median pada skor 15 (14-15). Tabel 5 menunjukan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan kader, warga. Secara statistik dilihat berdasarkan jenis central tendensi menunjukan adanya peningkatan rerata (mean), nilai pada kategori dewasa dari nilai rerata 9,4 ± 1,1 menjadi 15 terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 57%, dari warga kategori lansia dari nilai rerata 9,6 ± 1,6 menjadi 14,8 ± 0,4terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 54%. Adanya peningkatan pengetahuan ini dapat disebabkan karena aktifnya peserta dalam berdiskusi dan menyerap informasi yang diberikan. Pemaparan informasi diberikan secara sistematis, materi disertai gambar, dan menggunakan media dengan tampilan yang berwarna warni dan menarikuntuk memudahkan peserta dalam memahami.

2. Pelatihan praktek teknik berjalan6 menit

Kegiatan pelatihan praktek teknik berjalan 6 menit dilaksanakan setelah pemaparan materi hipertensi pada tanggal 8 September 2017 secara bersama-sama setelah pemberian materi hipertensi di Rumah Warga. Setelah dilakukan simulasi demontrasi, kader dan warga diinstruksikan untuk mendemontrasikan kembali teknik tersebut sesuai prosedur seperti dalam lampiran. Hasil observasi menunjukan kader dan warga mampu mendemontrasikan kembali teknik berjalan 6 menit.

Khusus untuk warga yang diketahui memiliki resiko hipertensi diinstruksikan untuk melakukan tindakan berjalan 6 menit tersebut 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari, dan disampaikan akan dievaluasi kembali dalam rentang satu minggu berikutnya terhadap indikator peningkatan manfaat teknik berjalan 6 menit.

3. Monitoring praktek teknik berjalan 6 menit

Kegiatan monitoring upaya pencegahan tekanan darah dilakukan dengan melihat tekanan darah dan indikator peningkatan manfaat teknik berjalan 6 menit setelah satu minggu berjalan. Evaluasi dilakukan pada hari jumat tanggal 2018.

Table 6. Nilai Pengukuran Tekanan Darah Warga dan Kader Setelah Kegiatan PKM

Kategori Jumlah Persentase

Usia Dewasa (18)

Normal 8 50,00

Pre-Hipertensi (130-140) 5 27,78 Hipertensi (>140) 5 27,78

(11)

11

Usia Lansia (6)

Normal 1 16,67

Pre-Hipertensi (150-160) 2 33,33 Hipertensi (>160) 3 50,00

Dari pengukuran tekanan darah diketahui pada usia dewasa sebagian besar dalam kategori normal 50%, sedangkan pada usia lansia sebagian besar dalam kategori hipertensi 50%.

Table 7. Nilai Pengukuran Nadi Setelah Kegiatan PKM

Peserta Jumlah Rerata-Simpangan Baku Median (Min-Max)

Usia Dewasa 18 90,0±8,9 88 (80-100)

Usia Lansia 6 95,1±6,7 90 (80-110)

Dari pengukuran nadi diketahui pada usia dewasa rata-rata dengan denyut nadi 90,0 sedangkan pada usia lansia rata-rata dengan denyut nadi 95,1.

Table 8. Nilai indikator gejala Tekanan Darah Setelah Kegiatan PKM No Gejala/Keluhan

Persentase (%)

Selalu Sering Kadang Tidak ada

1 Pusing 4,8 38,1 33,3 23,8

2 Kepala terasa berat atau sakit kepala 0 33,3 28,6 38,1

3 Susah tidur malam 0 47,6 28,6 23,8

4 Tengkuk/leher belakang kaku 4,8 38,1 42,9 14,3

5 Kelelahan 0 38,1 23,8 38,1

6 Wajah / muka sering terasa panas 0 38,1 33,3 28,6

7 Mual 0 0 0 100 8 Muntah 0 0 0 100 9 Sesak nafas 0 42,9 33,3 23,8 10 Merasa gelisah 0 38,1 33,3 28,6 11 Mudah marah 4,8 38,1 28,6 28,6 12 Mimisan 0 0 0 100

Dari table 8 menunjukan banyak gejala hipertensi yang dirasakan “selalu” oleh warga mengalami penurunan yaitu: pusing 4,8%, tengkuk/ leher belakang kaku 4,8%, dan mudah marah 4,8%.

(12)

12 5. KESIMPULAN

Kesimpulan kegiatan pengabdian ini adalah:

a. Pengetahuan kader-warga tentang upaya pencegahan dan penurunan hipertensi sebelum pelatihan kurang.

b. Pengetahuan kader-warga tentang upaya pencegahan dan penurunan hipertensi setelah pelatihan menjadi cukup.

c. Keterampilan warga-kader dalam melakukan teknik berjalan 6 menit untuk menurunkan tekanan darah meningkat.

d. Indikator kualitas hidup berdasarkan gejala dan keluhan tekanan darah tinggi meningkat setelah dilakukan berjalan 6 menit.

DAFTAR PUSTAKA

DinasKesehatan Republik Indonesia. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Riset Kesahatan

Dasar, 111–116. https://doi.org/1 Desember 2013

Fantidis, P., Sanchez, E., Tarhini, I., Khan, I., Pineda, T., Corrales, J. a., & Gonzalez, J. R. (2014). Left Ventricular Assist Devices in Patients With End-Stage Heart Failure: Suggestion of an Alternative Treatment Based on Clinically Well-Known Concepts.

Angiology, 65(10), 861–868. https://doi.org/10.1177/0003319713518838

Guyatt, G. (2000). The Six Minute Walking. Canadian Journal of Cardiology, 534, 356–362. Guyatt, G., Sullivan, M. J., Thompson, P. J., Pugsley, S., Taylor, D. W., & Berman, L. B. (1985). The 6-minute walk : a new measure of exercise capacity in patients with chronic heart failure. Canadian Medical Association Journal, 132(April 15), 919–923.

He, J., Ogden, L. G., Bazzano, L. A., Vupputuri, S., Loria, C., & Whelton, P. K. (2001). Risk Factors for Congestive Heart Failure in US Men and Women. Archives of Internal

Medicine, 161, 996–1002.

Kurniawan, A. (2002). Gizi seimbang untuk mencegah hipertensi. Seminar, (September), 1– 18.

Martin, C. W., & Advisor, S. M. (2009). Alternative medicine: Some definitions, evidence & references. Alternative Medicine, (October). Retrieved from www.worksafebc.com/health_care.../PDF/alternative_medicine.pdf

World Health Organization. (2014). Health Situation. WHO Country Cooperation Strategy,

(April), 0–1. Retrieved from

Gambar

Gambar Pemaparan Materi dan Demonstrasi
Table 1. Nilai Pengukuran Tekanan Darah Warga dan Kader Sebelum Kegiatan PKM Kategori  Jumlah  Persentase
Table 3. Nilai indikator gejala Tekanan Darah sebelum PKM
Table 4. Nilai Pre Test Pengetahuan Kader Sebelum Pemberian Materi Peserta  Jumlah  Rerata-Simpangan Baku  Median (Min-Max)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Jadi yang dimaksud dengan “Kemandirian Belajar Anak Yatim Kajian Deskriptif Proses Pembentukan Kemandirian Belajar Anak Asuh Di Panti Asuhan Nur Hidayah Banyuanyar Surakarta”

domain dengan nama inddns.tk, dan service domain yang digunakan adalah freenom. Setelah itu, di dalam DNS server akan dipasang beberapa paket yaitu apache2 yang berfungsi

Bangsa Indonesia dari berbagai latar belakang percaya bahwa proporsi perempuan di legislatif terlalu rendah dan ada dukungan kuat terhadap kuota untuk meningkatkan jumlah

Latar belakang penulisan ini berdasarkan realita di lapangan, bahwa pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an Hadits di kelas IV-A MI Al Huda Sidoarjo masih kurang

Setelah melakukan observasi lapangan, kemudian ditentukan stasiun pengamatan yang dianggap mewakili tingkat kerapatan jenis lamun pada ekosistem padang lamun di

akan tetapi pada triwulan ke-IV piutang kontribusi, investasi, dan jumlah aset.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga peringkat dosis dari hasil saring seduhan produk jamu antidiabetes “AD” dapat memberikan efek penurunan kadar glukosa darah