25 3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian adalah karakteristik yang melekat pada subjek penelitian. Dalam terminologi penelitian, objek penelitian dinamakan variabel penelitian (Nuryaman dan Christina, 2015:5).
Objek penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah pengendalian internal dan pencegahan fraud pada PT. Commonwealth life yang berlokasi di Jl. DR. Setiabudi No.67, Gegerkalong, Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Sugiyono (2014: 2) menyatakan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dan eksplanatori (explanatory research) dengan pendekatan studi kasus. Menurut Nuryaman dan Christina (2015: 6) pengertian penelitian desktiprtif adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deskriptif atau gambaran tentang karakteristik tertentu (variabel tertentu) dari suatu subjek yang sedang menjadi perhatian dalam kegiatan penelitian tersebut.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang menggambarkan keadaan berdasarkan fakta yang ada dari subjek penelitian.
Menurut Nuryaman dan Christina (2015: 6) pengertian penelitian eksplanatori adalah penelitian yang tujuannya untuk memperoleh jawaban tentang “bagaimana” dan “mengapa” suatu fenomena terjadi. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan atau membuktikan bagaimana hubungan antarvariabel penelitian.
Penelitian deskriptif dan eksplanatori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Studi kasus sebagaimana dikemukakan oleh Nuryaman dan Christina (2015: 83) yaitu studi yang lebih menitikberatkan pada kedalaman daripada keluasan. Studi ini lebih menekankan pada analisis konteks secara mendalam, berdasarkan peristiwa atau situasi yang sedang berlangsung, serta mencari hubungannya antarperistiwa satu dengan lainya.
Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian studi kasus digunakan untuk memperoleh pengertian (pemahaman / uraian / gambaran) atau untuk memperoleh penjelasan dari suatu fenomena secara menyeluruh. Pada penelitian ini studi kasus pada PT Commonwealth Life cabang Setiabudhi Bandung.
3.3 Unit Analisis
Unit analisis merujuk pada tingkat kesatuan data yang dikumpulkan selama tahap analisis data selanjutnya (Sekaran, 2017: 119). Unit analisis dalam penelitian ini adalah pada PT. Commonwealth life yang berlokasi di Jl. DR. Setiabudi No.67, Gegerkalong, Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Effendi (2014:154) mengungkapkan populasi ialah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Pengertian sampel menurut Sugiyono (2012:73) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut sampel yang diambil dari populasi tersebut harus betul-betul representative (mewakili). Ukuran sampel merupakan banyaknya sampel yang akan diambil dari suatu populasi.
Berdasarkan penelitian ini karena jumlah populasinya tidak lebih besar dari 100 orang responden, maka penulis mengambil 100% jumlah populasi yang ada pada PT. Commonwealth life cabang Setiabudhi Bandung yaitu sebanyak 35 orang responden. Dengan demikian penggunaan seluruh populasi tanpa harus menarik sampel penelitian sebagai unit observasi disebut sebagai teknik sensus. Sugiyono (2012:61-126) mengungkapkan bahwa sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengendalian internal terhadap pencegahan fraud. Salah satu cara yang dilakukan dalam memperoleh data adalah dengan mengumpulkan data dari responden dari perusahaan yang diteliti. Responden yang dipilih adalah responden yang berhubungan dengan penelitian seperti senior agency director, senior agency manager, area manager, financial consultan, dan staff-staff.
3.5 Jenis dan Sumber Data 3.5.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu berbentuk angka atau bilangan yang diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika. Menurut Sugiyono (2012: 8) Penelitian Kuantitatif merupakan Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen peneltian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3.5.2 Sumber Data
Sumber data merupakan sumber data yang menyangkut letak keberadaan data penelitian yang diperlukan, berupa data primer dan data sekunder (Nuryaman dan Christina, 2015:78). Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer sebagai data utama dalam menunjang penelitian. Data primer adalah data yang mengacu pada informasi yang diperoleh langsung (dari tangan pertama) oleh peneliti terkait dengan variabel keterkaitan untuk tujuan tertentu dari studi. Data primer ini berupa observasi, wawancara, dan kuesioner dari responden PT. Commonwealth Life cabang Setiabudhi Bandung.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan dua cara, yaitu studi lapangan (field Research) dan studi kepustakaan (Library
1. Studi Lapangan (field research)
Penelitian lapangan adalah melakukan penelitian pada perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh data primer dan penelitian ini dilakukan dengan cara pengumpulan data melalui:
a. Observasi melibatkan kegiatan melihat, mencatat, menganalisis, dan mengintrepretasikan perilaku, tindakan, atau peristiwa secara terencana pada PT. Commonwealth Life cabang Setiabudhi Bandung.
b. Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya di mana responden akan mencatat jawaban mereka dan telah didefinisikan secara jelas. Dalam hal ini diberikan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam operasional perusahaan.
2. Studi Kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan merupakan penelitian dengan cara mempelajari bahan-bahan yang dianggap perlu dari literatur-literatur yang terkait masalah yang diteliti untuk mendapatkan bahan yang akan dijadikan landasan teori dalam penyusunan teori.
3.7 Operasional Variabel
Operasional variabel dilakukan dengan cara mengamati dimensi, sisi-sisi, ciri-ciri perilaku dari suatu konsep, kemudian menerjemahkan dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi dan diukur agar dapat dibuat atau dikembangkan indeks pengukuran dari konsep-konsep tersebut (Nuryaman dan Christina, 2015: 90).
Variabel penelitian merupakan karakteristik yang melekat pada unit analisis penelitian, yang menjadi pusat penelitian dalam penelitian. Dalam kegiatan penelitian, variabel penelitian nilainya akan diukur, dikumpulkan, dianalisis, dan disimpulkan. (Nuryaman dan Christina, 2015: 41).
Skala dalam penelitian ini yaitu skala ordinal, menurut Nuryaman dan Christina (2015: 90) skala ordinal mengurutkan objek atau alternatif-alternatif berdasarkan besarnya dalam urutan hubungan. Skala ordinal bukan hanya sekedar mengelompokkan variabel-variabel sedemikian rupa untuk menunjukkan perbedaan antara berbagai kelompok.
Sebelum dilakukannya suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan operasionalisasi variabel untuk menentukan jenis, indikator serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, yang dimaksudkan agar dapat mempermudah dalam proses penelitian dan mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya serta lebih terstruktur. Pengelompokan variabel-variabel yang mencakup dalam judul tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pengendalian Intermal
Rahayu dan Suhayati (2013:221) menyatakan bahwa pengendalian internal adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai guna mencapai tujuan. Untuk selanjutnya dioperasionalisasi menggunakan variabel X.
2. Pencegahan Fraud
Menurut Karyono (2013:4) fraud dapat diistilahkan sebagai kecurangan yang mengandung makna suatu penyimpangan dan perbuatan melanggar hukum (illegal act), yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu misalnya menipu atau memberikan gambaran keliru (mislead) kepada pihak-pihak lain, yang dilakukan oleh orang-orang baik dari dalam maupun dari luar organisasi. Kecurangan dirancang untuk mendapatkan keuntungan baik pribadi maupun kelompok yang memanfaatkan peluang-peluang secara tidak jujur, yang secara langsung maupun tidak langsung merugikan pihak lain. Untuk selanjutnya akan di operasionalisasi menggunakan variabel Y.
Tabel 3.1
Ikhstisar Nama Variabel
Indikator, Skala, dan Instrumen Pengukuran
Variabel Dimensi Indikator Skala Instrumen Item
Lingkungan Pengendalian
a. Integritas dan nilai-nilai etis
b. Komitmen pada kompetensi c. Partisipasi dewan
komisaris atau komite audit
d. Filosofi dan gaya
Ordinal Kuesioner 1
2
3
Pengendalian Internal Sumber Theodorus M. Tuanakotta (2015:94) operasi manajemen e. Struktur organisasi f. Kabijakan dan praktik
sumber daya manusia
5 6
Penilaian Risiko
Pengidentifikasian dan analisis oleh manajemen terhadap risiko yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan
7
Aktivitas Pengendalian
a. Otorisasi yang sesuai atas transaksi dan aktivitas
b. Dokumen dan catatan yang memadai
c. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan d. Pemeriksaan independen atas kinerja 8 9 10 11 Informasi dan Komunikasi
Metode yang digunakan untuk memulai, mencatat, memroses, dan melaporkan transaksi entitas serta
mempertahankan
akuntabilitas aktiva terkait
Pemantauan
Penilaian berkelanjutan dan periodik oleh manajemen terhadap pelaksanaan pengendalian internal untuk menentukan apakah
pengendalian telah berjalan seperti yang dimaksud dan dimodifikasi bila perlu
13 Pencegahan Fraud Sumber Karyono (2013:59-61) Kebijakan Prosedur Tertulis a. Memuat pemisahan fungsi
b. Memuat sistem kaji ulang c. Menindak pelaku kecurangan Ordinal Kuesioner 14 15 16 Kebijakan Organisasi
Terdapat komite independen dan internal auditor
17 Teknik-teknik Pengendalian yang Efektif a. Pendokumentasian dan pencatatan b. Pengendalian yang memadai terhadap akses
18
ke media pendukung c. Pengendalian manual
terhadap file-file d. Sistem pengendalian
fisik terhadap harta atau aset
e. Adanya review internal
20 21 22 Peran Serta Pegawai a. Kualifikasi calon pegawai b. Penerapan prosedur yang efektif c. Tidak diperkenankan lembur tanpa pengawasan 23 24 25 3.8 Skala Pengukuran
Skala didefinisikan sebagai seperangkat items yang disusun secara progresif sesuai dengan nilai atau besaran, dimana item-item akan ditempatkan sesuai dengan spesifikasinya. Dengan kata lain skala adalah suatu spectrum yang berkelanjutan atau serangkaian kategori (Nuryaman dan Christina, 2015: 90).
Dalam penelitian ini semua akan diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala Likert. Skala likert dirancang agar responden dapat menyatakan sikapnya seberapa kuat ia setuju atau tidak setuju atas suatu pernyataan tertentu. Skala likert ini sering disebut sebagai summated scale karena respons dapat dianalisis untuk setiap point maupun dijumlahkan terlebih dahulu untuk setiap jawaban responden (Nuryaman & Christina, 2015:93).
Pada tabel 3.2, Ukuran yang digunakan untuk menilai jawaban-jawaban yang diberikan dalam menguji variabel terdiri dari lima tingkatan, bergerak dari satu sampai lima untuk pernyataan negatif, dan lima sampai satu untuk pernyataan positif. Untuk pernyataan alternatif jawaban sebagai berikut :
Tabel 3.2 Skala Likert Skor Keterangan 5 Sangat Setuju 4 Setuju 3 Netral 2 Tidak Setuju
Penjelasan menggunakan kriteria penilaian dari response rate, sebagai berikut ini:
Tabel 3.3
Kriteria Penilaian Response Rate
No % Jumlah Skor Kriteria
1 76% - 100% Baik
2 56% - 75% Cukup Baik
3 40% - 55% Kurang Baik
4 < 40% Tidak Baik
Sumber: Cooper et al (2006:476)
Tabel 3.3 menunjukkan tingkat pengambilan kuesioner, yang paling tinggi adalah sebesar 76% sampai dengan 100% yang artinya kuesioner yang kembali masuk dalam kriteria baik. Kemudian response rate sebesar 56%-75% yang artinya kuesioner yang kembali masuk dalam kriteria cukup baik. Terakhir jika response rate dibawah 40% yang artinya kuesioner yang kembali masuk dalam kriteria kurang baik atau penelitian ini tidak dapat diterima.
3.9 Metode Analisis
Analisis data adalah kegiatan mengelompokan data, mengurutkan, memanipulasi, menyingkatnya agar mudah dibaca. Mengelompokan data, yaitu membagi data menjadi beberapa kategori, kelompok, atau bagian (Nuryaman dan Christina, 2015:117). Untuk pengolahan data, data akan diolah dan di analisis dengan menggunakan rumus statistika berupa analisis koefisien, korelasi, koefisien determinasi, dan uji hipotesis. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan, maka diperlukan serangkaian pengujian
yang baik terhadap instrument kuesioner, hubungan antar variabel maupun hipotesis yang diajukan peneliti maka penulis menggunakan bantuan program
software SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 24.0
3.10 Uji Instrumen
Tujuan diadakannya uji instrumen adalah untuk mengetahui apakah alat ukur penelitian yang digunakan memiliki kesahihan (validity) dan keandalan (reliability) untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
3.10.1 Uji Validitas
Ghozali (2016: 52) mengungkapkan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2016: 52).
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai dengan untuk degree of freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika
lebih besar dari dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid. rhitung didapat dari hasil Output Cronbach
Alpha pada kolom Coorelated Item – Total Coorelation. (Ghozali, 2016: 53).
Validitas alat ukur atau instrumen penelitian diukur dengan cara mencari nilai kolerasi terlebih dahulu dengan menggunakan Rumus Koefisien Kolerasi
Keterangan :
r = Koefisien kolerasi n = Jumlah responden
y = Jumlah skor total seluruh item Y x = Jumlah skor tiap item X
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
Jika rhitung > rtabel, maka butir pernyataan dinyatakan valid Jika rhitung < rtabel, maka butir pernyataan dinyatakan tidak valid 3.10.2 Uji Reliabilitas
Ghozali (2016:47) mengungkapkan Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Suatu alat ukur dikatakan
reliability apabila ketika digunakan menghasilkan ukuran yang sama dari waktu
ke waktu dan lintas situasi.
𝒓 = 𝒏 𝑿𝒀− 𝑿 𝒀
Pengujian reliabilitas instrumen yang mempunyai banyak item (multi item
questionaire) umumnya diukur melalui Cronbach Alpha. Rumus Cronbach Alpha
yaitu
Keterangan :
α = Koefisien Reliabilitas
= Varian skor masing-masing item ∑ = Varian skor tolak dari responden
k = Jumlah item yang diuji
Kriteria yang digunakan adalah dengan menggunakan metode statistik
Cronbach Alpha dengan signifikan yang digunakan sebesar > 0,70. Suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha
>0.70 dan sebalinya suatu variabel dikatakan tidak reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha <0.70 (Ghozali, 2016:48).
3.11 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi syarat analisis regresi linier, yaitu penaksir tidak biasa dan terbaik. Ada beberapa asumsi yang harus terpenuhi agar kesimpulan dari hasil pengujian tidak biasa, diantaranya adalah uji normalitas dan uji heteroskedastisitas.
3.11.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan dependen memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2013:160). Pengujian normalitas pada penelitian ini dapat dilakukan melalui:
1. Analisis Statistik
Pendeteksian normalitas data dapat dilakukan melalui analisis statistic yang salah satunya dapat dilihat melalui Kolmogorov
Smirnov Test (1-Sampel K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat
hipotesis:
= Data residual terdistribusi normal = Data residual tidak terdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusan analisis statistik dengan
Kolmogorov Smirnov Test (1-Sampel K-S) adalah:
a. Apabila nilai Asymp. Sig (2-Tailed) kurang dari 0,05, maka ditolak. Hal ini berarti data residual terdistribusi tidak normal. b. Apabila nilai Asymp. Sig (2-Tailed) lebih dari 0,05, maka Ho
diterima. Hal ini berarti data residual terdistribusi normal. 2. Analisis Grafik
Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik normal Probability Plot. Dasar pengambilan keputusan dengan analisis grafik adalah:
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.11.2 Uji Heteroskedasitas
Ghozali (2016:134) mengungkapkan bahwa Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedasitas dan jika berbeda disebut Heteroskedasitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedasitas dapat mengunakan grafik scatterplot pada SPSS dengan dasar analisis:
a. jika ada plot tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengidinkasikan telah terjadi heteroskedasitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedaitas.
Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas juga bisa menggunakan uji
rank-Spearman yaitu dengan mengkorelasikan variabel independen terhadap nilai
independen dengan nilai absolut dari residual signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varians dari residual tidak homogen) (Ghozali, 2016:34).
3.12 Pengujian Hipotesis
3.12.1 Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linier sederhana yang menyangkut sebuah variabel independen dan sebuah variabel dependen dinamakan analisis regresi sederhan (Nuyaman dan Veronica, 2015:171). Dalam penelitian ini variabel tersebut adalah pengendalian internal (X) dan pencegahan fraud (Y). Berikut merupakan model regresi sederhana yang digunakan dalam penelitian ini:
= Keterangan:
Y : Pencegahan Fraud : konstanta
: Koefisien Regresi Pengendalian Internal 3.12.2 Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien ini disebut penentu, karena varian yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varian yang terjadi pada variabel independen, koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui beberapa persen dari variabel dependen yang dapat digunakan oleh variasi variabel independen. Koefisien ini dinyatakan dalam persen, jadi perlu dikalikan dengan 100%.
Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ ≤ 1). Hal ini berarti bila = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen, bila adjusted semakin besar mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila adjusted semakin kecil bahkan mendekati nol, maka dapat dikatakan semakin kecil pula pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016: 98). Rumus koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
Keterangan:
KD : Koefisien Determinasi R : Koefisien Korelasi
Sedangkan kriteria dalam melakukan analisis koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
a. Jika Kd mendekati nol (0), berarti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen lemah.
b. Jika Kd mendekati satu (1), berarti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen kuat.
3.12.3 Uji Parsial (Uji t)
Uji t (t-test) digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial guna menunjukan pengaruh tiap variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Uji t adalah pengujian koefisien regresi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016: 97).
Dalam penelitian ini, variabel independennya yaitu Pengendalian Internal, sedangkan variabel dependennya yaitu Pencegahan Fraud.
Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% dan degree of freedom (df) untuk uji pengaruh df = (n-k-1), dapat dilihat nilai ttabel untuk pengujian satu pihak, selanjutnya diterapkan nilai thitung, menggunakan rumus:
Keterangan:
r : Koefisien korelasi n : Jumlah data
Uji t hasil perhitungan dibandingkan dengan ttabel dengan kriteria:
1. diterima, jika thitung (ttabel atau probabilitas > ɑ)
Nilai hitung statistik uji (thitung) berada di daerah penerimaan Ho. 2. ditolak, jika thitung (ttabel atau probabilitas < ɑ)
Nilai hitung statistik uji (thitung) berada di daerah penerimaan Ho. 3.13 Penetapan Tingkat Signifikansi
Tingkat signifikansi (level of significant) merupakan tingkat kesalahan yang ditetapkan oleh peneliti dalam mengambil keputusan untuk menolak atau menerima hipotesis atau tingkat kekeliruan yang ditolerir oleh penelitian (Sugiyono, 2014:54). Tingkat signifikan yang digunakan ɑ = 5% atau 0,05. Alasan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% karena paling umum digunakan untuk penelitian dan dianggap cukup menyediakan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.
𝑡 = 𝑟 𝑛 − 2 1 − 𝑟