• Tidak ada hasil yang ditemukan

LUBANG SERAPAN BIOPORI, TEKNOLOGI MURAH DAN MUDAH UNTUK MENGURANGI GENANGAN BANJIR. Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LUBANG SERAPAN BIOPORI, TEKNOLOGI MURAH DAN MUDAH UNTUK MENGURANGI GENANGAN BANJIR. Oleh:"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LUBANG RESAPAN BIOPORI, TEKNOLOGI MUDAH DAN MURAH UNTUK LUBANG SERAPAN BIOPORI, TEKNOLOGI MURAH DAN MUDAH UNTUK MENGURANGI

GENANGAN BANJIR Oleh: Drs Noviar Ismael.MT StafpengajarJurusanTeknikSipilPoliteknikNegeri Bandung Jl. GegerkalongHilirDs.CiwarugaKotakpos 1234 Bdg 40012 E-mail: novis_57@yahoo.co.id ABSTRAK

Permasalahan banjir adalah permasalahan pelik yang terjadi hamper setiap tahun pada musim penghujan di Kota Bandung. Banjir umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor hujan, faktor hancurnya retensi Daerah Aliran Sungai (DAS), faktor kesalahan perencanaan pembangunan alur sungai, faktor pendangkalan sungai dan faktor kesalahan tata wilayah dan pembangunan sarana dan prasarana (Maryono, 2005). Pertumbuhan demografik serta kecenderungan urbanisasi dan perubahan iklim, turut menjadi penyebab terjadinya banjir. Dalam hal ini banjir merupakaan tantangan pembangunan yang serius dan semakin meningkat yang tidak hanya harus diperhatikan oleh pembuat kebijakan, namun juga masyarakat umum yang ikut andil sebagai salah satu faktor penyebab sekaligus subjek yang terkena dampak banjir.

Berbagai upaya terus dilakukan oleh pemerintah Kota Bandung serta lembaga swadaya masyarakat untuk mengatasi banjir di Kota Bandung. Tidak dapat dipungkiri, permasalahan banjir menjadi pekerjaan rumah pemerintah kota, yang tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit serta kurun waktu yang cukup panjang, mengingat kompleksitas permasalahannya. Perbaikan drainase kota, meningkatkan luasan ruang terbuka hijau, pengendalian pembangunan di kawasan utara kota, serta pembuatan danau-danau kecil untuk menampung air hujan adalah beberapa solusi yang terus dilakukan untuk mengurangi dampak Banjir di Kota Bandung. Namun, usaha tersebut sering kali terbentur oleh pendanaan yang tidak mencukupi, sehingga diperlukan solusi-solusi praktis dan murah yang dapat dilakukan secara missal untuk mengurangi banjir, salah satunya dengan pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB).LRB merupakan teknologi terkini yang ramah lingkungan, relatif murah, dan dapat dilakukan oleh masyarakat umum secara missal dan cepat.Pemerintah Kota Bandung, pada tahun 2014 ini mencanangkan pembuatan massal LRB untuk mengurangi banjir. Meskipun tingkat keberhasilannya masih perlu dibuktikan dalam beberapa waktu ke depan, namun efektivitasnya untuk mengatasi genangan dan mengurangi sampah organic sudah dapat dilihat oleh masyarakat setempat.

Kata kunci:banjir, lubangresapanbiopori                    

(2)

ABSTRACT

Flooding problems are complicated problems that occur almost every year during the rainy season in Bandung . Floods are generally caused by several factors ,ie factors of rain , destruction of the retention factor Watershed ( DAS ) , the error factor of development planning of rivers, river siltation factor and factor system errors and areas of development infrastructure ( Maryono , 2005) . Demographic growth and the trend of urbanization and climate change , has contributed to the flooding. In this case the flood is a serious development challenges that not only must be considered by policy makers , but also the general public who took part as well as one of the factors causing the affected subjects.

Various efforts continue to be made by the city government as well as non-governmental organizations to address flooding in the city of Bandung . Undeniably, the problem becomes a chore flooding the city government , which would require a lot of fund and a long enough period of time , given the complexity of the problem . Drainage improvements , increasing the area of green open space , control of development in the area north of the city , as well as the manufacture of small lakes to collect rainwater are some solutions that continue to be made to reduce the impact of flooding in the city of Bandung . However , these efforts are often hit by insufficient funding , so we need practical solutions and inexpensive that can be done in bulk to reduce flooding , one of them with manufacture Biopori Hole Infiltration ( LRB ) . LRB is the latest technology that is environmentally friendly , relatively inexpensive , and can be done by the general public en masse and quickly . Government of Bandung , in 2014 it launched the mass manufacturing of LRB to reduce flooding . Although the success rate still needs to be proven in some future time , but its effectiveness to cope with inundation and reduce the organic waste can already be seen by the local community .

Keywords: Flooding, biopori hole infiltration

Pendahuluan

Bencana banjir di Kota Bandung merupakan kejadian alam yang terjadi hampir setiap tahun dan seringkali mengakibatkan kerugian jiwa, harta dan benda. Kerugian akibat banjir adalah perhitungan kerusakan bangunan, kehilangan barang berharga, hingga opportunity cost saat semua orang tidak bisa masuk kerja dan sekolah. Banjir tidak dapat dicegah, namun hanya dapat

kerugian yang diakibatkannya. Berhubung datangnya relatif cepat, untuk mengurangi kerugian akibat bencana tersebut perlu dipersiapkan penanganan secara cepat dan tepat.

Banjir yang terjadi di Kota Bandung sebagian besar terjadi di wilayah Bandung Selatan. Seringkali banjir ini terjadi akibat curah hujan yang sangat deras dengan debit air yang sangat banyak. Banjir pun akhirnya terjadi karena air – air hujan yang                    

(3)

atau got-got di sekitar rumah warga. Macetnya air limpasan terjadi karena kapasitas air limpasan melebihi saluran yang dapat menampungnya dan kecepatan mengalirnya air di saluran tidak lebih cepat dari curah hujan. Macetnya air limpasan bisa terjadi karena debit air hujan > debit air di saluran. Volume air hujan per detik lebih banyak daripada volume air per detik yang dapat dialirkan lewat saluran. Banjir tak mengenal tempat. Bandung selatan yang berada bukan di daerah pesisir sering diterjang banjir. Tanggal 2 Februari 2010 hujan deras mengguyur Bandung sejak pagi hingga malam. Tak membutuhkan waktu lama wilayah Baleendah, Dayeuhkolot dan daerah sekitar Sungai Citarum berubah menjadi lautan. Seluas 1.126 hektar areal tanaman padi terendam. Belasan ribu rumah tenggelam dan akses jalan tertutup. Ketinggian air di permukiman lebih dari tiga meter. Dalam ingatan warga bencana banjir Februari 2010 ini merupakan salah satu yang terbesar sepanjang sejarah. Banjir baru surut tiga bulan kemudian.

Gambar 1.Banjir di pemukiman warga dan ruas jalan raya di Bandung

Kombinasi antara curah hujan yang tinggi, topografi, dan faktor sosial ekonomi menjadi penyebab daerah Dayeuhkolot, Majalaya, Rancaekek, Cicalengka, rawan banjir. Frekuensi terjadinya banjir yang

makin meningkat menunjukkan

kemampuan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum hulu untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, sudah terlampaui. Oleh karena itu, baik Kabupaten Bandung maupun Kotamadya Bandung, harus menahan diri untuk pembangunan yang bersifat menaikkan tekanan penduduk dan laju erosi, serta yang mengurangi resapan air ke dalam tanah.

Selain itu penyebab banjir di Kota Bandung adalah semakin minimnya area resapan air, karena semakin hari semakin banyak pembangunan terutama di kawasan Bandung Utara sebagai daerah serapan air. Karena itu tidak heran banjir di Kota Besar semakin tahun akan makin parah, karena resapan air makin tahun makin berkurang, yang menjadikan ini sebagai dampak negatif dari pembangunan. Pembangunan di kawasan utara Bandung inilah yang akhirnya berdampak tidak langsung pada banjir yang terjadi di kawasan Bandung Selatan.

Bencana banjir merupakan persoalan bersama sebaiknya dilakukan kebijakan strategis untuk menyelesaikan persoalan banjir ini, serta diperlukan koordinasi yang baik antar pemerintah pusat dan juga pemerintah daerah dalam menyatukan persepsi dan mencari solusi tentang persoalan banjir. Selain itu juga diperlukan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar. Pentingnya peran masyarakat dalam pengendalian daya rusak air seperti bahaya banjir telah mempunyai dukungan peraturan perundangan yaitu Undang Undang No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.                    

(4)

Peransertamasyarakatdapatditerapkanden ganmengoptimalkanfungsisalurandrainase, yang tidakhanyasekedarsebagaipematus air, tapijugadimaksimalkanuntukperesapan air.Dasarsalurandrainasedibuattidakseluru hnyatertutup, tapidibuatalamiataudibuatkansumur-sumurperesapan yang amanpadajaraktertentu, ataudibuatkanbiopori-biopori/piparesapankecil.Sehinggapadasaa tterjadihujanatau air daribuangansaluranrumahtanggatidaklang sungmengalirkesaluran yang lebihbesaratausungai, tapiterlebihdahuluakanterserappadasalura ndrainase.

Lubang Resapan Biopori sebagai Salah Satu Upaya Mengurangi Genangan Banjir

MenurutRauf (2009) untukmengatasibanjir

di daerah urban

tidakhanyamelaluiperbaikandrainase,

tetapijugadenganmemperbanyakdaerah-daerahtangkapan air (water

reservoir).Upayauntukmeningkatkanjumlah daerahtangkapan air, salahsatunyayaitumembuatlubangresapan biopori.Dalampenerapanteknologibiopori, peransertamasyarakatdibutuhkanuntukturu tmembuatLubangResapanBiopori di area sekitartempattinggalnya.Teknologibioporiini akandapatmengurangi air limpasanhujandenganmeresapkanlebihban

yak volume air

hujankedalamtanahsehinggadapatmemini malkankemungkinanterjadinyagenanganba njir. MetodeLubangResapanBioporidicetuskano lehDr.Kamir R Brata, salahsatupenelitidariInstitutPertanian Bogor. MenurutBrata (2008) h yang dibentukolehmakhlukhidup, sepertimikroorganismetanahdanakartanam an. Bentukbioporimenyerupailiang (terowongankecil) di dalamtanahdanbercabang- cabangdansangatefektifuntukmenyalurkan air danudarakedalamtanah. Liang poriterbentukolehadanyapertumbuhandanp erkembanganakartanaman, sertaaktivitas fauna tanahseperticacingtanah, rayapdansemut di dalamtanah. Gambar 2.TampakSampingLubangResapanBiop oridalam Tanah (Brata,2008)

LubangResapanBiopori (LRB)

secarafisikberupalubangsilindris yang dibuatsecara vertical kedalamtanahdengan diameter 10-30 cm, kedalamansekitar 100 cm atautidakmelebihikedalamanmuka air tanah.Lubangkemudiandiisidengansampah organic yang berfungsiuntukmenghidupkanmikroorganis metanah, seperticacing.Cacingtanahiniakanmembent ukpori-poriatauterowongandalamtanah (biopori) yang dapatmempercepatresapan air kedalamtanahsecara horizontal (JurnalBPLHD : 2012).

Lubang Resapan Biopori bermanfaat untuk mengurangi genangan air dan sampah organik karena system pori dan terowongan dalam tanah yang dibentuk oleh cacing mampu meresapkan air lebih cepat. Sebagai contoh bila lubang dibuat                    

(5)

maka luas bidang resapan akan bertambah sebanyak 3140 cm 2 atau hampir 1/3 m 2. Dengan kata lain suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diamater 10 cm, yang semula mempunyai bidang resapan 78,5 cm 2 setelah dibuat lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 3218 cm 2. Gambar 3.IlustrasiMekanismeLubangResapanBiopor i (sumber: www.dinolefty.wordpress.com, diakses 12 Februari 2014) Selaindapatmeresapkangenangan air lebaihcepat, lubangresapanbioporijugabermanfaatmeng urangisampahorganik yang seringkalimenjadimasalahpadadrainaseper mukiman.Idealnya setiap lahan 100 m2 jumlah ideal LRB yang dibuat sebanyak 30 titik dengan jarak antar lubang 0,5 – 1m. Bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm dengan kedalaman 100 cm, maka setiap lubang dapat menampung 7,8 liter sampah organic dari dapur yang dalam kurun waktu

15-30 hari, sampah organic tersebut sudah menjadi kompos.

Menurut Brata (2014) Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dengan cara (1) meningkatkan daya resapan air, (2) mengubah sampah organic menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan), dan (3) memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, dan mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria.

Selain tepat guna, teknologi biopori juga merupakan teknologi yang praktis dan relatif murah serta mudah. Pembuatan lubang resapan biopori hanya membutuhkan alat sederhana berupa bor

biopori (gambar 2.4). Cara

menggunakannya yaitu dengan

menancapkan bor biopori pada tanah, lalu diputar-putar agar lebih dalam. Adapun bahan pendukung lain untuk membuat biopori adalah loster penutup permukaan.

Gambar 4. Pembuatan Lubang Resapan Biopori

(dari berbagai sumber)

                   

(6)

Penerapan Lubang Resapan Biopori di Kota Bandung

Biopori yang sudah dibuat warga Bandung saat ini telah dirasa efektif mengatasi genangan pada musim hujan. Biopori ini memang bukan untuk mengatasi banjir karena banjir memilikipermasalahan yang kompleks seperti sistem drainase kota dan sampah. Lubang biopori bisa digunakan untuk mencegah banjir karena mampu menyimpan air di lahan sempit milik warga. (Taufik:2014).

Adapun kendala yang sering terjadi adalah lubang biopori yang sering kurang sempurna karena kurang tertutup sehingga batu atau sampah nonorganik bisa masuk. Hal ini harus terus menerus disosialisasikan kepada masyarakat agar lubang resapan biopori yang sudah dibuat dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Gambar 2.3 menggambarkan bagaimana seharusnya permukaan lubang resapan biopori ditutup.

Gambar5.PenutupLubangResapanBiopori (sumber :www.rumah.com, diakses 12

Februari 2014)

Saat ini kadangkala ditemukan ukuran lubang resapan biopori yang terlalu besar atau terlalu kecil, padahal ukuran yang ideal menurut Brata (2009), adalah 10 cm

dan tidak dilapisi dengan pipa plastik atau paralon. Kalau membuat lubang, 10 cm, air akan mengalir seperti ke lubang yang bocor. Sehingga airnya mengalir ke segala arah. Ide memasang paralon dianggap keliru karena menutup permukaan yang punya pori, karena air juga harus menyebar ke segala arah, bukan mengantri ke bawah.

Membuat lubang biopori juga tidak boleh luput dari membuat alur air menuju lubang, karena jika tidak, air tidak akan masuk ke lubang biopori. Penerapan di lapangan saat ini, banyak lubang resapan biopori yang dibuat di jalan, dilubangi, padahal air yang masuk hanya yang jatuh di atasnya. Hal ini pada akhirnya justru membahayakan pengguna jalan. Kalau lantas mereka pasang penutup, orang akan malas membuka memasang tutup dan membukanya lagi. Selain itu, Brata (2009) juga menekankan agar membuat lubang disesuaikan dengan kedalaman air tanah. Jika air tanah sudah ada pada kedalaman 1 meter, lubang biopori tidak boleh sampai sedalam 1 meter, cukup setengah meter, karena jika terlalu dalam, padahal lubang biopori diisi sampah, air kotor bisa menyebar ke tanah.

Lubangresapanbioporimerupakansolusialte

rnatifbanjirdi Bandung

yangpelaksanaannyarelatifmurahdanpener apannyadapatdilakukansecaramassal.Men urut Wahid (2013) Bila satu lubang LRB dapat dibuat dalam waktu sepuluh menit, tiap rumah tangga perlu membuat 30 LRB. Itu artinya pekerjaan selesai dalam waktu 300 menit (lima jam). Jadi, perlu sehari per orang kerja (Rp 35 000,-). Bila setiap rumah tangga ingin memiliki bor LRB dengan harga bor Rp175.000,00 – Rp200.000,00), makadiperlukanbiaya (Rp205 000,00 – Rp235 000,00). Biayaitudapatberkurangbilasatubortanahdi miliki bersama oleh beberapa orang.                    

(7)

Dalam penerapan program sejuta biopori di Kota Bandung, pengawasan dan sosialisasi oleh pemerintah tetap diperlukan, mengingat lubang resapan biopori memerlukan perawatan agar dapat berfungsi optimal. Perawatan tersebut yaitu dengan penambahan bahan organik dan memanen kompos secara berkala. Penambahan sampah organik bertujuan untuk mempertahankan ketersediaan bahan organik yang berguna untuk kelangsungan hidup dan aktivitas mikro organisme tanah yang berperan dalam terbentuknya liang-liang pori di dalam tanah, karena organisme tanah membutuhkan pakan setiap hari untuk dapat tumbuh dan berkembang biak, selain itu juga agar lubang biopori tetap penuh, sehingga tanah yang terbawa oleh air hujan tidak masuk ke dalam lubang dan menjaga dinding biopori tidak roboh.

Kesimpulan

1. Banjir di Kota Bandung

tidakhanyamembutuhkanperhatianpemerin tahbaikpusatmaupundaerah, tetapijugaperansertaaktifmasyarakat. 2. LubangResapanBioporimerupakansalahsat usolusi alternative untukmengurangigenanganbanjir yang dapatdilakukanolehmasyarakat. 3. Dalampenerapanlubangresapanbiopori, perludiperhatikanaspek-aspekteknisdanlingkungan agar lubangresapanbioporidapatberfungsisecar a optimal. 4. Penerapanlubangresapanbiopori di Bandung sudahdirasaefektifuntukmengurangigenang anbanjir, namuntetapdiperlukansosialisasidanpenda mpinganolehpemerintah agar program

sejutabiopori di Bandung

dapatberlangsungsecaraberkelanjutan.

Daftar Pustaka

Anonim, 2012,

ManfaatdanKeunggulanBiopori, www.biopori.comdiakses 3 Februari 2014

Biopori, TIM IPB. 2007. Resapan Air HujanMenjadi Air Tanah (Rahmat) (Online).

(http://www.biopori.com/diakses 20 Februari 2014).

Herf, Jhon. 2008.

BioporisebagaiPeresapan Air yang MengatasiBanjirdanSampah. (Online). (http://jhonherf.wordpress.com, diakses 5 Februari 2014). Griya. 2008. MengenaldanMemanfaatkanLubang Biopori. (Online).(http://kumpulaninfo.com, diakses 31 Desember 2013).

Kamir R. Brata& Anne

Nelistya.LubangResapanBiopori.Niag aSwadaya. 2008 R, KamirBrata. 2009. LubangResapanBioporiuntukMitigasi Banjir, KekeringandanPerbaikan.Prosiding Seminar LubangBiopori (LBR) dapatMengurangiBahayabanjir di Gedung BPPT 2009. Jakarta.                    

(8)

Wahid, Ibrahim. 2013.

LubangResapanBiopori (LRB) Pengertiandan Cara Membuatnya di Lingkungan Kita. BPP.Sumsel.                    

Gambar

Gambar 1.Banjir di pemukiman warga  dan ruas jalan raya di Bandung
Gambar 4. Pembuatan Lubang Resapan  Biopori
Gambar  2.3  menggambarkan  bagaimana  seharusnya  permukaan  lubang  resapan  biopori ditutup

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi Tes Minat Rothwell Miller Interest Blank yang dibangun ini memulai proses dengan memasukkan data tes data profesi dan data jenis pekerjaan kedalam database, kemudian

Data yang diperoleh mikrokontroller kemudian dikirim ke server menggunakan modul Wi-Fi sehingga perhitungan jumlah orang yang memasuki atau keluar dari suatu ruangan

Kompensasi menjadi alasan orang untuk mencari pekerjaan karena setiap orang yang bekerja akan mendapatkan balas jasa dari apa yang telah mereka kontribusikan baik

Dari rumusan masalah penelitian ini dapat kita simpulkan bahwa pada HIPMI PT Universitas Telkom yang berpengaruh secara signifikan terhadap keberlanjutan kesuksesan bisnis

Definisi lain dari pemrograman linier adalah metode matematis yang berbentuk linier untuk menentukan suatu penyelesaian optimal dengan cara memaksimumkan atau

Peneliti menyadari masih banyak yang harus digali dari penelitian ini, tentang pengaruh terapi musik instrumental dan musik klasik terhadap nyeri saat wound care

Kitab ini merupakan kitab yang dikarang oleh al-Qarad}a>wi> yang di dalamnya menjelaskan cara-cara berinteraksi yang baik dengan al-Sunnah agar seorang

Mu’awiyah memilih Damaskus sebagai pusat kekuasaan karena wilayah tersebut sangat strategis dan diisi oleh basis kekuatan pendukungnya sehingga memudahkan dirinya