• Tidak ada hasil yang ditemukan

Testing Methods STANDARD 100 by OEKO TEX

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Testing Methods STANDARD 100 by OEKO TEX"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Testing Methods

STANDARD 100 by OEKO‑TEX®

Testing procedures for authorization to use the STANDARD 100 by OEKO‑TEX® mark

Prosedur pengujian untuk otorisasi penggunaan tanda STANDARD 100 by OEKO‑TEX®

OEKO-TEX® - International Association for Research and Testing in the Field of Textile and Leather Ecology OEKO-TEX® - Asosiasi Internasional untuk Penelitian dan Pengujian di Bidang Ekologi Tekstil dan Kulit

(2)

Contents Daftar Isi

1 Determination of the pH value 1 Penentuan nilai pH 2 Determination of formaldehyde 2 Penentuan formaldehida

2.1 Qualitative testing for the presence of formaldehyde 2.1 Pengujian kualitatif untuk menentukan adanya kandungan for-maldehida

2.2 Quantitative determination of the content of free and partially releasable formaldehyde

2.2 Penentuan kuantitatif kandungan formaldehida bebas dan da-pat dilepaskan sebagian

3 Determination of heavy metals 3 Penentuan logam berat

3.1 Extraction with artificial acid sweat solution 3.1 Ekstraksi dengan larutan keringat bersifat asam buatan 3.2 Digestion of the samples 3.2 Pencernaan terhadap sampel

3.3 Testing for chromium(VI) 3.3 Pengujian untuk kromium (VI) 4 Determination of the content of pesticides 4 Penentuan kandungan pestisida 5 Determination of the content of phenols 5 Penentuan kandungan fenol 6 Determination of the content of plasticisers 6 Penentuan kandungan plasticizer

7 Determination of the content of organic tin compounds 7 Penentuan kandungan senyawa timbal organik 8 Determination of the content of short chain chlorinated

paraf-fines

8 Penentuan kandungan parafin rantai pendek diklorinasi 9 Determination of the content of PFC's, Perfluorinated

Com-pounds

9 Penentuan kandungan PFC's, Senyawa yang terperfluorinasi 10 Determination of the content of DMFu 10 Penentuan kandungan DMFu

11 Test for humanecologically critical colorants 11 Pengujian untuk zat warna yang kritis terhadap ekologi manusia 11.1 Test for Azo-colorants, which may be cleaved into arylamines

of MAK-group III, categories 1 and 2 under reductive conditions

11.1 Pengujian untuk zat warna-azo, yang mungkin terpecah keda-lam arikeda-lamin MAK – kelompok III, kategori 1 dan 2 dibawah kondisi reduktif

11.2 Test for dyestuffs and pigments, classified as carcinogenic 11.2 Pengujian untuk zat warna dan pigmen yang diklasifikasikan sebagai karsinogenik

11.3 Test for dyestuffs, classified as allergenic 11.3 Pengujian zat warna yang diklasifikasikan sebagai bersifat aler-gen

11.4 Test for other banned dyestuffs 11.4 Pengujian untuk zat warna terlarang lainnya 12 Determination of the content of chlorinated benzenes and

tol-uenes

12 Penentuan kandungan benzena dan toluena terklorinasi 13 Determination of the content of polycyclic aromatic

hydrocar-bons (PAH)

13 Penentuan kandungan polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH) 14 Determination of the content of solvent residues 14 Penentuan kandungan residu pelarut

15 Determination of the content of surfactant, wetting agent resi-dues

15 Penentuan kandungan surfaktan, residu zat pembasah 16 Testing of colour fastness 16 Pengujian ketahanan luntur warna

17 Determinations of emission 17 Penentuan emisi

17.1 Quantitative determination of formaldehyde emitting into the air 17.1 Penentuan kuantitatif formaldehida yang diemisikan ke udara 17.2 Determination of the emission of volatile and odorous

com-pounds by gas chromatography

17.2 Penentuan emisi yang mudah menguap dan berbau dengan gas kromatografi

18 Sensory Odour test 18 Uji Sensoris Bau

18.1 Odour test (textile floor coverings, mattresses, foam and large coated articles not being used for clothing)

18.1 Pengujian bau (tekstil pelapis lantai, matras, artikel berbusa dan berpelapis besar yang tidak digunakan untuk pakaian) 18.2 Odour test on other articles 18.2 Pengujian bau pada artikel-artikel lainnya

(3)

Tests in progress or waiting to be carried out should be stopped or cancelled if any individual test already completed gives values, which exceed the limits.

Pengujian yang sedang dalam proses atau pengujian yang menung-gu untuk dilakukan harus dihentikan atau dibatalkan jika penmenung-gujian tunggal manapun yang telah selesai dilakukan menunjukkan bahwa nilai melebihi batas.

The samples are prepared for testing by a conditioning according to the regulations given in ISO 139.

Sampel untuk pengujian dipersiapkan dengan suatu pengkondisian menurut peraturan yang diberikan dalam ISO 139.

1 Determination of the pH value Penentuan nilai pH

The pH value is determined according to ISO 3071 (KCl solution). Nilai pH ditentukan menurut ISO 3071 (larutan KCl).

2 Determination of formaldehyde Penentuan formaldehida

2.1 Qualitative testing for the presence of formaldehyde Pengujian kualitatif untuk menentukan adanya kandungan for-maldehida

As a rule, qualitative tests have to be done first to show whether subsequent quantitative tests will be necessary.

Sesuai aturannya, pengujian kualitatif harus dilakukan terlebih da-hulu untuk menunjukkan apakah pengujian kuantitatif setelahnya diperlukan atau tidak.

The qualitative tests are to be performed under semi-quantitative working conditions in aqueous and sulphuric extracts of the sam-ples at the same time.

Pengujian kualitatif dilakukan dalam kondisi kerja semi-kuantitatif didalam larutan berair dan ekstrak sampel yang mengandung sulfur pada saat yang bersamaan.

In the case of products containing glyoxal, to avoid a wrong inter-pretation, reagents reacting specifically with formaldehyde should be used.

Jika produk mengandung glioksal, untuk menghindari interpretasi yang salah, reagen yang bereaksi khususnya dengan formaldehida harus digunakan.

2.2 Quantitative determination of the content of free and

partially releasable formaldehyde Penentuan kuantitatif kandungan formaldehida bebas dan da-pat dilepaskan sebagian The test is performed as given by the Japanese law “Harmful

Sub-stance – Containing Household Products Control Law No. 112”. Ac-cording to this method the content of free and partially releaseable formaldehyde is integrally determined in aqueous extract using the acetyl-acetone method by means of a spectrophotometer.

Pengujian dilakukan sebagaimana yang diberikan oleh Undang-un-dang Jepang "Zat Berbahaya — Memuat UnUndang-un-dang-unUndang-un-dang Kendali Produk Rumah Tangga No. 112". Menurut metode ini, kandungan formaldehida bebas dan dapat dilepaskan sebagian secara integral ditentukan dalam ekstrak yang mengandung air menggunakan me-tode asetil-aseton dengan menggunakan spektrofotometer.

3 Determination of heavy metals Penentuan logam berat

Tests for the following heavy metals (extractable and total content) are performed:

Pengujian untuk logam-logam berat berikut (yang dapat diekstrak dan kandungan total) harus dilakukan:

• Antimony • Antimoni • Arsenic • Arsenik • Lead • Timbal • Cadmium • Kadmium • Chromium • Kromiun • Chromium(VI) • Kromium(VI) • Copper • Tembaga • Cobalt • Kobalt • Nickel • Nikel • Mercury • Merkuri

The quantitative determination of the heavy metal components ex-tracted according to paragraph 3.1 or digested according to para-graph 3.2, is performed by atomic absorption spectrometry (AAS), ICP, or spectrophotometry.

Penentuan kuantitatif komponen logam berat yang diekstraksi me-nurut paragraf 3.1 atau dicerna meme-nurut paragraf 3.2 dilakukan de-ngan spektrometer absorpsi atom (AAS), ICP atau spektrofotometer. 3.1 Extraction with artificial acid sweat solution Ekstraksi dengan larutan keringat bersifat asam buatan

(4)

Accessories made from painted or unpainted metal and galvanized plastics must be enclosed in several layers of an inert, undyed textile (e.g. polyester, polyacryl) to avoid abrasion due to scratching, beating or shaking.

Aksesoris yang terbuat dari logam yang dicat atau tidak dicat serta plastik tergalvanisasi harus dilapis dengan beberapa pelapis tekstil inert, tidak berwarna (seperti poliester, poliakril) untuk menghindari pengikisan karena goresan, pukulan atau guncangan.

Metallic accessories having a surface refinement or coating are sub-jected to a further test for extractable nickel after a pre-treatment (wear and corrosion according to EN 12472:1998).

Pada aksesoris logam yang memiliki permukaan halus atau berla-pis harus dilakukan pengujian lebih lanjut padanya untuk menguji kandungan nikel yang dapat terekstraksi setelah penanganan sebe-lumnya (keausan dan karat menurut EN 12472 :1998).

3.2 Digestion of the samples Pencernaan terhadap sampel The samples are chemically digested using acids in order to get a

clear solution.

Sampel secara kimiawi dicerna menggunakan asam untuk mempe-roleh larutan yang bening.

Different components of the sample, which can be differentiated macroscopically (base material, paints, etc.), are separately diges-ted and analysed. The method is therefore suitable to check the samples for total lead content in reference to the requirement of the American legislation for children’s articles (CPSIA, Consumer Prod-uct Safety Improvement Act).

Komponen-komponen sampel yang berbeda, yang dapat dibedakan secara makroskopik (material dasar, cat, dsb) dicerna dan dianalisa secara terpisah. Oleh karena itu, metode yang digunakan harus se-suai untuk dapat memeriksa kandungan timbal total sampel terkait persyaratan perundang-undangan Amerika untuk artikel-artikel anak-anak (CPSIA, Undang-undang Peningkatan Keamanan Produk Konsumen).

3.3 Testing for chromium(VI) Pengujian untuk kromium (VI) The test for chromium(VI) is performed with the extract prepared by

using the artificial acidic sweat solution.

Pengujian untuk kromium (VI) dilakukan dengan ekstrak yang diper-siapkan dengan menggunakan larutan keringat bersifat asam bua-tan.

For leather the analysis is carried out according to ISO 17075. Untuk bahan kulit, analisis dilakukan sesuai ISO 17075. 4 Determination of the content of pesticides Penentuan kandungan pestisida

In the STANDARD 100 by OEKO‑TEX® there is a list of pesticides, which might be used for natural fibres and are critical because of their persistence.

Di dalam STANDARD 100 by OEKO‑TEX® disebutkan daftar pestisi-da yang mungkin digunakan papestisi-da serat alam pestisi-dan bersifat kritis ka-rena ketahanannya.

The tests for the pesticides which are mentioned in the STANDARD 100 by OEKO‑TEX® are performed with cleaned-up extracts by gas chromatography with selective detection (MSD or ECD).

Pengujian untuk pestisida yang disebutkan dalam OEKO‑TEX® Standar 100 dilakukan dengan menggunakan ekstrak yang telah di-bersihkan dengan gas kromatografi dengan deteksi selektif (MSD atau ECD).

5 Determination of the content of phenols Penentuan kandungan fenol The pentachlorophenol (PCP), isomers of tetrachlorophenol (TeCP)

and Trichlorophenol (TrCP) or ortho-phenylphenol (OPP) content is determined for samples where the use of PCP, TeCP, TrCP and OPP is supposed in a raw material conservation agent, an auxiliary or a finishing agent, or for the treatment of the finished product. With textile floor coverings the PCP, TeCP, TrCP or OPP content is deter-mined only in pile material consisting of wool or wool blends. For analysis gas chromatography can be used with mass spectrometric (MSD) or electron capture detection (ECD).

Kandungan pentaklorofenol (PCP), isomer tetraklorofenol (TeCP), iso-mer triklorofenol (TrCP) atau orto-fenilfenol (OPP) ditentukan pada sampel dimana pentaklorofenol diduga digunakan pada zat peng-awetan bahan baku, zat pembantu atau zat penyempurnaan, atau untuk penanganan produk jadi. Pada tekstil pelapis lantai, kandu-ngan PCP, TeCP atau OPP ditentukan hanya pada material lapisan yang mengandung wol atau campuran wol. Untuk analisa, gas kro-matografi dapat digunakan dengan spektrometer massa (MSD) atau deteksi elektron yang tertangkap (ECD).

6 Determination of the content of plasticisers Penentuan kandungan

plasticizer

With the test those phthalates are included which are specified in various publications and legal framework as being critical for the health of children, babies or impose a general health risk . The list of phthalates of the STANDARD 100 by OEKO‑TEX® include those phthalates which are mentioned at the time of publication of the Standard in REACH (EC Regulation 1907/2006, Annexes XIV and ap-plicable parts of XVII) as well as those mentioned in candidate list for SVHC and CPSIA.

Berdasarkan pengujian, ptalat yang termasuk adalah yang menurut kerangka hukum telah ditetapkan berisiko terhadap kesehatan anak‑anak dan bayi atau beresiko pada kesehatan secara umum. Daftar ptalat pada OEKO‑TEX® Standar 100 termasuk jenis ptalat yang juga disebutkan dalam REACH (peraturan EU 1907/2006, lam-piran XIV dan yang berlaku pada bagian XVII) serta yang juga dise-butkan didalam kandidat SVHC dan CPSIA

(5)

The test for PVC plasticisers is performed by extraction of the testing material with an organic solvent. The extract is analysed af-ter clean-up by gas chroma-tography (MS detection).

Pengujian untuk plastik PVC dilakukan dengan ekstraksi material pengujian dengan pelarut organik. Ekstrak dianalisa setelah diber-sihkan dengan gas kromatografi (deteksi MS).

7 Determination of the content of organic tin

com-pounds Penentuan kandungan senyawa timbal organik

The method for determination of organic tin compounds is based on an extraction of the material with an organic solvent and followed by derivatization with sodium tetraethylborate. The tests are per-formed with cleaned-up extracts by gas chromatography with selec-tive detection (MSD).

Metode penentuan senyawa timbal organik didasarkan pada eks-traksi bahan dengan pelarut organik dan dilanjutkan dengan deriva-tisasi dengan natrium tetraetilborat. Pengujian dilakukan dengan ekstrak yang telah dibersihkan dengan gas kromatografi dengan de-teksi selektif (MSD).

8 Determination of the content of short chain

chlorinated paraffines Penentuan kandungan parafin rantai pendek diklorinasi

The method for the determination of the short chain chlorinated par-affines is based on an extraction of the testing material with an or-ganic solvent and subsequent analysis with GC/MS or GC/MS/MS. For screening (analysis of the sum of all short, medium and long chain chloroparaffines the instrument can be operated in the EI (electron impact) mode. For the secure determination of the conge-ners present in the sample the instrument must be operated in CI (chemical ionization) mode.

Metode untuk penentuan parafin rantai pendek diklorinasi didasar-kan pada ekstraksi bahan uji dengan pelarut organik dan analisis selanjutnya dengan GC / MS atau GC / MS / MS . Untuk penyari-ngan analisis jumlah semua kloroparafin rantai pendek , menengah dan panjang, alat uji dapat dioperasikan pada mode EI ( dampak elektron ). Untuk penentuan aman dari congener yang terdapat pa-da sampel, alat uji harus dioperasikan papa-da mode CI ( ionisasi ki-mia ).

9 Determination of the content of PFC's,

Perfluori-nated Compounds Penentuan kandungan PFC's, Senyawa yang terperfluori-nasi

Until the official testing method according to EC-DIRECTIVE 2006/122/EC is available; an internal procedure will be applied, which is based on an extraction step using methanol and a subse-quent LC/MS/MS analysis.

Hingga metode pengujian resmi menurut EC-DIRECTIVE 2006/122/EC tersedia; prosedur internal akan digunakan, dimana didasarkan pada langkah ekstraksi menggunakan metanol dan ana-lisa LC/MS/MS setelahnya.

10 Determination of the content of DMFu Penentuan kandungan DMFu

The method for the determination of dimethylfumarate is based on an extraction of the sample with an organic solvent and subsequent analyses by GC/MS.

Pengujian untuk penentuan dimetilfumarat didasarkan pada eks-traksi dari contoh uji dengan pelarut organik dan kemudian dianali-sa dengan GC/MS

11 Test for humanecologically critical colorants Pengujian untuk zat warna yang kritis terhadap ekologi manusia

11.1 Test for Azo-colorants, which may be cleaved into ar-ylamines of MAK-group III, categories 1 and 2 under reductive conditions

Pengujian untuk zat warna-azo, yang mungkin terpecah keda-lam arikeda-lamin MAK – kelompok III, kategori 1 dan 2 dibawah kondisi reduktif

All arylamines mentioned in the Annex XVII of the REACH Regulation (1907/2006) relating to restrictions on the marketing and use of cer-tain dangerous substances and preparations (azocolorants) are part of the list published in the STANDARD 100 by OEKO‑TEX®.

Semua arilamin yang disebutkan dalam lampiran XVII dari REACH (1907/2006) berkaitan dengan pembatasan pemasaran dan peng-gunaan zat‑zat tertentu yang berbahaya dan persiapan (zat warna azo) adalah bagian dari daftar yang diterbitkan di dalam OEKO‑TEX® Standar 100

The following arylamines are to be included in the tests: Arilamin berikut harus dicakupkan dalam pengujian : • MAK-group III, category 1 (Substances which are known to be

able to cause cancer in human beings)

• MAK - Kelompok III, kategori 1 (Zat yang diketahui mampu untuk dapat menyebabkan kanker pada manusia)

Benzidine [92-87-5]

4-Chlor-o-toluidine (4-Chlor-2-methylaniline) [95-69-2]

2-Naphtylamine [91-59-8]

4-Aminobiphenyl (Biphenyl-4-ylamine) [92-67-1]

(6)

mals are exposed to the substances in circumstances which re-semble exposures occurring in working places or are at least comparable.)

ngan sekitar dimana paparan serupa dapat terjadi di tempat ker-ja atau setidaknya dapat diperbandingkan).

o-Tolidine (3,3'-Dimethylbenzidine) [119-93-7] o-Dianisidine (3,3'-Dimethoxybenzidine) [119-90-4] 3,3'-Dichlorobenzidine [91-94-1] 4-Chloroaniline [106-47-8] o-Toluidine (2-Methylaniline) [95-53-4] o-Aminoazotoluene [97-56-3] 2-Amino-4-nitrotoluene [99-55-8] 2,4-Diaminotoluene (2,4-Toluylendiamine) [95-80-7] 2,4-Diaminoanisole (4-Methoxy-1,3-phenylenediamine) [615-05-4] 4,4'-Diaminobiphenylmethane [101-77-9] 4,4'-Diamino-3,3'-dimethylbiphenylmethane [838-88-0] 4,4'-Diamino-3,3'-dichlorobiphenylmethane [101-14-4] 4,4'-Diaminobiphenylether [101-80-4] 4,4'-Diaminobiphenylsulfide [139-65-1] 2,4,5-Trimethylaniline [137-17-7] p-Cresidine (2-Methoxy-5-methylaniline) [120-71-8] o-Anisidine (2-Methoxyaniline) [90-04-0] 2,4-Xylidine [95-68-1] 2,6-Xylidine [87-62-7] 4-Aminoazobenzene [60-09-3]

The list will be extended by the arylamines, which are added to the MAK groups III, categories 1 or 2 after sufficient testing by the "Sen-atskommission zur Prüfung gesundheitsschädlicher Arbeitsstoffe" (Senate Commission for testing of hazardous working materials) in the "Deutsche Forschungsgemeinschaft" (DFG) and are additionally of importance for the production of azo-colorants.

Daftar akan dikembangkan dengan arilamin, yang ditambahkan ke MAK kelompok III, kategori 1 atau 2 setelah dilakukan pengujian yang memadai oleh "Senatskommission zur Prüfung gesundheits-schädlicher Arbeitsstoffe" (Komisi Senat untuk pengujian material kerja berbahaya) di "Deutsche Forschungsgemeinschaft" (DFG) dan tambahan penting untuk produksi zat warna azo.

The tests are carried out following the official test methods in At-tachment 10 of Annex XVII of the REACH regulation (1907/2006), re-spectively i.e. according to the following standards:

Pengujian dilakukan mengikuti metode pengujian resmi dalam lam-piran 10 dari lamlam-piran XVII peraturan REACH (1907/2006), secara berurutan, berdasarkan standar berikut:

• EN 14362-1 • EN 14362-1

• EN 14362-3 • EN 14362-3

11.2 Test for dyestuffs and pigments, classified as

carcino-genic Pengujian untuk zat warna dan pigmen yang diklasifikasikan sebagai karsinogenik According to the criteria of Annex VI of the Directive 67/548/EWG

respectively the Directives 76/769/EWG, annex I, and 1999/43/EC as well as the regulation (EC) No. 1272/2008 some colorants are classified as carcinogenic and have been added to the correspond-ing list of STANDARD 100 by OEKO‑TEX®.

Menurut kriteria Lampiran VI Direktif 67/548/EWG, secara bertu-rut‑turut Direktif 76/769/EWG, Lampiran 1, dan tahun 1999/43/EC serta peraturan (EC) No. 1272/2008 beberapa zat warna berikut di-klasifikasikan sebagai bersifat karsinogen dan telah ditambahkan kedalam daftar OEKO‑TEX® Standar 100.

The list of these colorants will be amended in the STANDARD 100 by OEKO‑TEX® according to the scientific knowledge and if the col-orants are relevant for the production of textiles and garments.

Daftar zat warna dalam STANDARD 100 by OEKO‑TEX® tersebut akan diperbaharui menurut pengetahuan ilmiah dan jika zat warna tersebut relevan untuk produksi tekstil dan garmen .

The testing is carried out for some of the dyes according to 11.1, and 11.3 respectively and in some cases according to 3.2. The test method for the other dyes is under evaluation.

Pengujian dilakukan untuk beberapa zat warna menurut 11.1 dan 11.3 secara bertutur-turut dan untuk beberapa kasus sesuai 3.2. Metode pengujian untuk zat warna lainnya masih dalam evaluasi. 11.3 Test for dyestuffs, classified as allergenic Pengujian zat warna yang diklasifikasikan sebagai bersifat

alergen Some dyestuffs are classified as substances that could potentially

cause allergies: Those dyes are mentioned in the STANDARD 100 by OEKO‑TEX®.

Beberapa zat warna diklasifikasikan sebagai zat yang kemungkinan besar dapat menyebabkan alergi. Zat warna tersebut di sebutkan dalam OEKO‑TEX® Standar 100.

The list of dyestuffs will continually be extended with those known from medicine to cause allergies.

Daftar zat warna akan secara terus-menerus dikembangkan de-ngan yang diketahui dari obat-obatan yang menyebabkan alergi.

(7)

The identification and quantification of extracted dyes is made by means of chromatographic methods in comparison to reference substance.

Identifikasi dan kuantifikasi zat warna yang diekstraksi dilakukan dengan cara metode kromatografi dalam perbandingannya terha-dap zat acuan.

11.4 Test for other banned dyestuffs Pengujian untuk zat warna terlarang lainnya The use of some other dyestuffs is banned due to other human

eco-logical relevant properties. These dyestuffs can be found in the STANDARD 100 by OEKO‑TEX® under the corresponding category.

Penggunaan beberapa zat warna dilarang karena sifat‑sifat lain yang terkait dengan ekologi manusia. Zat warna tersebut dalam di-temukan di daftar OEKO‑TEX® Standar 100 dalam kategori yang sesuai.

The identification and quantification of extracted dyes is made by means of chromatographic methods in comparison to reference substance.

Identifikasi dan kuantifikasi zat warna yang diekstraksi dilakukan dengan metode kromatografi dalam perbandingannya terhadap zat acuan.

12 Determination of the content of chlorinated

ben-zenes and toluenes Penentuan kandungan benzena dan toluena terklorinasi

The determination of the content of chlorinated benzenes and tol-uenes is performed by extraction of the test material with an organ-ic solvent. The extract is analysed after clean-up by gas chromatog-raphy (MSD or ECD detection).

Penentuan kandungan benzena dan toluena terklorinasi dilakukan dengan ekstraksi bahan uji dengan pelarut organik. Ekstrak dianali-sa setelah dibersihkan dengan gas kromatografi (deteksi MSD atau ECD).

13 Determination of the content of polycyclic

aro-matic hydrocarbons (PAH) Penentuan kandungan polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH) The determination of the content of polycyclic aromatic

hydrocar-bons (PAH) is performed by extraction of the test material with an organic solvent. The extract is analysed after clean-up by gas chro-matography with mass selective detection (MSD).

Penentuan kandungan polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH) dilaku-kan dengan ekstraksi bahan uji dengan pelarut organik. Ekstrak dia-nalisa setelah dibersihkan dengan gas kromatografi dengan deteksi selektif massa (MSD).

All polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH) mentioned in the STANDARD 100 by OEKO‑TEX® are considered in the determina-tion.

Semua hidrokarbon aromatik polisiklik disebutkan dalam OEKO‑TEX® Standar 100 dipertimbangkan dalam penentuan 14 Determination of the content of solvent residues Penentuan kandungan residu pelarut

The method for the determination of solvent residues is based on an extraction of the sample with an organic solvent and subsequent analyses by gas chromatography with mass selective detection (MSD).

Metode untuk penentuan residu pelarut didasarkan pada ekstraksi contoh uji dengan pelarut organik dan selajutnya analisis dengan gas kromatografi dengan deteksi selektif massa (MSD)

15 Determination of the content of surfactant,

wet-ting agent residues Penentuan kandungan surfaktan, residu zat pembasah

The determination of the surfactant and wetting agent residues is performed by extraction of the test material with an organic solvent. The extract is analysed then by LC/MS.

Penentuan surfaktan dan residu zat pembasah dilakukan dengan ekstraksi bahan uji dengan pelarut organik. Hasil ekstraksi kemudi-an dikemudi-analisa dengkemudi-an LC/MS

16 Testing of colour fastness Pengujian ketahanan luntur warna

In all the colour fastness tests cited below only the fastness grades with respect to staining of the adjacent fabrics are determined. The single fibres adjacent fabrics are used.

Pada semua pengujian ketahanan luntur warna yang dikutipkan di bawah, hanya tingkat ketahanan luntur warna yang terkait dengan noda kain yang dilekatkan saja yang ditentukan. Kain serat tunggal digunakan sebagai kain yang dilekatkan.

Basic methods for the performing and evaluating the test are ISO 105-A01 and ISO 105-A03.

Metode dasar untuk melakukan dan mengevaluasi pengujian ada-lah ISO 105-A01 dan ISO 105-A03.

• Determination of colour fastness to water according to ISO 105-E01

• Penentuan ketahanan luntur warna terhadap air menurut ISO 105-E01.

• Determination of colour fastness to acidic and alkaline perspira-tion according to ISO 105-E04

• Penentuan ketahanan luntur warna terhadap keringat yang bersi-fat asam dan basa menurut ISO 105-E04.

(8)

• Determination of colour fastness to rubbing dry according ISO 105-X12

• Penentuan ketahanan luntur warna terhadap gosokan kering me-nurut ISO 105-X12.

• Determination of colour fastness to saliva and perspiration. The test is performed with reference to § 64 LFGB (German law re-garding food, commodities and animal feed), BVL B 82.92-3 and B 82.02-13 (Testing of colour migration of commodities, part 1: Test with artificial saliva and part 2: Test with artificial sweat sol-ution) and refers to the products which should be tested accord-ing to Product Class I (babies article), with the exception of metal-lic accessories. This standard does not provide for specifying fastness grades. For judgement of the test results only the follow-ing statements are given:

• Penentuan ketahanan luntur warna terhadap air liur dan keri-ngat. Pengujian dilakukan dengan referensi § 64 LFGB (Undang-undang Jerman terkait dengan makanan, komoditas dan makan-an hewmakan-an), BVL B 82.10-1 dmakan-an B 82.02-13 (Pengujimakan-an perpinda-han warna komoditas , bagian 1 : Pengujian dengan air liur bua-tan dan bagian 2 : pengujian dengan larubua-tan keringat buabua-tan) dan merujuk ke produk-produk yang harus diuji menurut Kelas Produk I (artikel-artikel bayi), dengan pengecualian aksesoris-ak-sesoris logam. Standar ini tidak memberikan penetapan tingkat ketahanan luntur. Untuk penilaian hasil pengujian, hanya pernya-taan berikut yang diberikan:

• Fast to saliva and perspiration (Grade of 4-5 or better at assess-ment with grey scale)

• Tidak luntur terhadap air liur dan keringat (nilai 4-5 atau lebih baik di penilaian dengan skala abu-abu)

or atau

• Not fast to saliva and perspiration • Luntur terhadap air liur dan keringat

17 Determinations of emission Penentuan emisi

This parameter refers to products which are to be tested according to Product Class I - IV which contain a coating of synthetic material or a foam which might contain individual components mentioned in this chapter (for example textile carpets, mattresses as well as foams and large coated articles not being used for clothing):

Parameter ini mengacu kepada produk yang diuji menurut Kelas Produk I – IV yang mengandung material berpelapis atau sintesis yang mungkin memiliki komponen individual berikut (contohnya karpet, matras tekstil sebagaimana juga artikel-artikel berbusa dan berlapis besar yang tidak digunakan untuk pakaian) :

The emission test for articles of STANDARD 100 by OEKO‑TEX® Supplement for Automotive Interiors is carried out at elevated tem-peratures.

Pengujian emisi untuk artikel‑artikel Suplemen interior Automotif STANDARD 100 by OEKO‑TEX® dilakukan pada temperatur yang lebih tinggi.

17.1 Quantitative determination of formaldehyde emitting

into the air Penentuan kuantitatif formaldehida yang diemisikan ke udara The test is performed in a chamber of defined size, using samples

of defined area.

Pengujian dilakukan pada ruang dengan ukuran yang ditetapkan, menggunakan sampel area yang ditetapkan.

The sample is brought to equilibrium with air free of formaldehyde at a defined air exchange rate. Under continuing ventilation a de-fined amount of air is sampled and the contained formaldehyde is quantitatively absorbed in a test solution.

Sampel dibawa ke kesetimbangan dengan formaldehida udara be-bas pada kecepatan pertukaran udara yang telah ditetapkan. Dalam ventilasi yang terus-menerus, sejumlah udara yang ditetapkan ambil untuk dijadikan sampel dan formaldehida yang terkandung di-dalamnya secara kuantitatif diserap dalam larutan pengujian. The quantitative determination of the absorbed formaldehyde is

per-formed according to Paragraph 2.2 of this document.

Penentuan kuantitatif formaldehida yang diserap ditentukan menu-rut paragraf 2.2 dari dokumen ini

17.2 Determination of the emission of volatile and odorous

compounds by gas chromatography Penentuan emisi yang mudah menguap dan berbau dengan gas kromatografi The content of the following volatile and/or odorous substances are

determined:

Kandungan zat yang mudah menguap dan/atau berbau berikut di-tentukan :

• Individual components: • Komponen-komponen tunggal :

Toluene [108-88-3] Styrene [100-42-5] Vinylcyclohexene [100-40-3] 4-Phenylcyclohexene [4994-16-5] Butadiene [106-99-0] Vinyl chloride [75-01-4]

• Sum parameters: • Parameter total :

Aromatic hydrocarbons Hidrokarbon aromatik

(9)

The test is performed in a chamber of defined size, using samples of defined area. The sample is brought to equilibrium with condi-tioned air at a defined air exchange rate. Under continuing ventila-tion a defined amount of air is sampled and passed over an adsorb-ent. Desorption is carried out with an appropriate solvadsorb-ent. The con-tent of the above mentioned components in the extract is deter-mined by gas chromatography coupled with mass selective detec-tion.

Pengujian dilakukan pada suatu ruang dengan ukuran yang ditetap-kan, menggunakan sampel area yang telah ditetapkan. Sampel di-bawa ke kesetimbangan dengan udara yang didinginkan pada kece-patan pertukaran udara yang telah ditetapkan. Dalam ventilasi yang terus-menerus, sejumlah udara yang telah ditetapkan diambil un-tuk dijadikan sampel dan dilewatkan kepada penghisap. Desorpsi dilakukan dengan pelarut yang sesuai. Kandungan komponen yang disebutkan di atas dalam ekstrak ditentukan dengan gas kromato-grafi bersama dengan deteksi selektif massa.

18 Sensory Odour test Uji Sensoris Bau

18.1 Odour test (textile floor coverings, mattresses, foam

and large coated articles not being used for clothing) Pengujian bau (tekstil pelapis lantai, matras, artikel berbusa dan berpelapis besar yang tidak digunakan untuk pakaian) After being fitted, textile floor coverings may emit a more or less

perceptible odour. This is an inherent initial odour typical of the new products and normally vanishes after some weeks.

Setelah dipasang, tekstil pelapis lantai dapat mengeluarkan bau yang kurang lebih dapat diterima. Ini merupakan bau asli yang la-zim melekat pada produk baru dan biasanya hilang setelah bebera-pa minggu.

Due to the large number of compounds, which may produce an odour, sensory odour testing may be a valuable complement to in-strumental analysis.

Karena sejumlah besar senyawa, yang mungkin dapat menghasil-kan bau, pengujian sensoris bau dapat menjadi pelengkap yang sa-ngat berharga bagi analisa instrumental

The odour test is performed with reference to SNV 195 651. The test specimen is tested for the development of odour in a closed system, taking note of time, temperature and humidity both in as-delivered state and after storage.

Pengujian bau dilakukan dengan mengacu kepada SNV 195 651. Spesimen pengujian diuji untuk pengembangan bau pada sistem tertutup, mencatat waktunya, temperatur dan kelembaban pada saat pengiriman maupun setelah penyimpanan.

At least six trained people should judge the odour intensity inde-pendently. For judgement of the intensity a grade scale is used.

Setidaknya enam orang yang terlatih harus menilai intensitas bau secara independen . Untuk penilaian skala kelas intensitas diguna-kan

Grade scale: Skala tingkat:

1 = odourless 1 = tidak berbau

2 = weak odour 2 = bau cukup lemah

3 = medium odour 3 = bau dapat ditoleransi

4 = strong odour 4 = bau cukup mengganggu

5 = very strong odour 5 = bau tidak dapat ditoleransi

Intermediate grades (e.g. 2-3) are allowed. Tingkat menengah (seperti 2-3) dapat diterima. 18.2 Odour test on other articles Pengujian bau pada artikel-artikel lainnya Except those articles tested on odour according to 18.1 all articles

are subjected to a sensory odour test. This test must be performed before the start of other tests and immediately after delivery of the sample but - if necessary - after storage at increased temperature in a closed system.

Selain artikel-artikel yang diuji baunya menurut 18.1, semua artikel harus dilakukan pengujian sensoris bau padanya. Pengujian ini ha-rus dilakukan sebelum memulai pengujian lainnya dan langsung se-telah pengiriman sampel, dan jika diperlukan sese-telah penyimpanan pada temperatur yang dinaikkan pada suatu sistem tertutup. Examples are given below of conditions under which further testing

according to STANDARD 100 by OEKO‑TEX® is not allowed

Contoh di bawah merupakan kondisi dalam pengujian lebih lanjut menurut STANDARD 100 by OEKO‑TEX® yang tidak diijinkan.

Odour from: Bau dari:

• mould • Jamur

• high boiling fraction of petrol (colour printing) • fraksi pendidihan tinggi bensin (pencetakan warna) • fish (permanent finish) • amis (produk jadi tetap)

• aromatic hydrocarbons (carrier, etc.) • hidrokarbon aromatik (pembawa, dsb)

(10)

nyak, lemak, zat warna) tidak boleh terdeteksi selama pengujian sensoris bau.

19 Identification of asbestos fibres Idetifikasi serat asbestos

The identification of asbestos fibres is performed using a polarizing microscope using at least a 250-fold magnification.

Identifikasi serat asbestos dilakukan menggunakan mikroskop pola-risasi menggunakan setidaknya perbesaran 250 kali lipat.

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan penduduk perkotaan yang meningkat tajam Tantangan penanganan permukiman kumuh melalui kemitraan Pemerintah, Swasta dan Masyarakat Penyusunan perencanaan dan

Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa belanja modal dan tenaga kerja terserap secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto

Tesis ini berisikan mengenai faktor yang dapat memicu pembentukan kepatuhan cuci tangan handrub, maka penelitian ini menganalisis hubungan antara umur, jenis

Penelitian ini tidak membedakan jenis- jenis M & A vertical, horizontal, atau konglomerasi dan kinerja perusahaan hanya diukur dari aspek- aspek ekonomi saja, masih banyak

Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3-5 tahun terakhir yang bersumber dari

Rencana program Investasi Infrastuktur Jangka Menengah 2015-2019 10.2.3 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya.. Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi,

Namun, dari semua hasil simulasi yang didapat, semua nilai performansi link DWDM tidak cukup bagus untuk parameter performansi link DWDM, karena performansi link

Sehingga perlunya untuk memenuhi semua faktor pendukung dalam proses manajemen kearsipan, yaitu terpenuhinya sumber daya manusia yang kompeten yaitu dalam hal ini