• Tidak ada hasil yang ditemukan

JENIS JENIS ADIANTACEAE DI TAMAN HUTAN RAYA SULTAN SYARIF HASYIM PROVINSI RIAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JENIS JENIS ADIANTACEAE DI TAMAN HUTAN RAYA SULTAN SYARIF HASYIM PROVINSI RIAU"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

JENIS – JENIS ADIANTACEAE DI TAMAN HUTAN RAYA SULTAN SYARIF HASYIM PROVINSI RIAU

Andesba Andria R1, Nery Sofiyanti2, Dyah Iriani2

1

Mahasiswa Program Studi Biologi, FMIPA-UR 2

Dosen Jurusan Biologi FMIPA-UR

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya, Pekanbaru, 28293, Indonesia

e-mail : andesbaroza@yahoo.co.id

ABSTRACT

Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim (TAHURA SSH) is one of the conservation area in Riau Province that have many functions such as for conservation, support research and education, and also for recreation. This region has high deforestation rate. But in spite of this, the undestructed area still has high biological diversity, including fern. One of the fern family found in TAHURA SSH is Adiantaceae. This study aims to identify the diversity of Adiantaceae species, using exploration method. All of the samples were collected in the field and then dried to make herbarium. The herbarium voucher numbers were deposited in the Riauense Herbarium, Department of Biology, Faculty of Math and Natural Resources Science, University of Riau. The morphological characters of each species were carefully examined to prepare species identification. The observation of spore were carried out using non-asetolisis and asetolisis methods. A total of seven Adiantaceae species from five genera were identified as follow Taenitis blechnoides (Willd.) Sw., Taenitis interrupta Hook. & Grev., Adiantum latifolium Lam, Adiantum peruvianum Klotzsch, Syngramma walichii Bedd., Pityrogramma calomelanos (L.) Link and Cheilanthes insignis Ching.

Key words : Adiantaceae, morphology, TAHURA Sultan Syarif Hasyim. ABSTRAK

Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim (SSH TAHURA) adalah salah satu kawasan konservasi di Provinsi Riau yang memiliki banyak fungsi seperti untuk konservasi, pendukung penelitian dan pendidikan, dan juga untuk rekreasi. Wilayah ini mengalami perambahan hutan yang tinggi. Tapi terlepas dari itu, daerah ini masih memiliki keanekaragaman hayati tinggi, termasuk tumbuhan paku. Salah satu famili tumbuhan paku ditemukan di TAHURA SSH adalah Adiantaceae. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman jenis Adiantaceae, menggunakan metode eksplorasi. Semua sampel yang dikumpulkan di lapangan dan kemudian dikeringkan untuk membuat herbarium. Nomor koleksi herbarium disimpan di Herbarium Riauense Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam, Universitas Riau. Karakter morfologi setiap jenis diamati untuk identifikasi spesies. Pengamatan spora dilakukan dengan menggunakan metode tanpa asetolisis dan metode asetolisis.

(2)

2

Sebanyak tujuh spesies Adiantaceae dari lima genus diidentifikasi sebagai berikut Taenitis blechnoides (Willd.) Sw., Taenitis interrupta Hook. & Grev., Adiantum latifolium Lam, Adiantum Peruvianum Klotzsch, Syngramma walichii bedd., Pityrogramma calomelanos (L.) Link dan Cheilanthes insignis Ching.

Kata kunci : Adiantaceae, morfologi, TAHURA Sultan Syarif Hasyim.

PENDAHULUAN

Indonesia memiliki banyak Taman Hutan Raya (TAHURA) yang salah satunya terletak di Provinsi Riau yaitu Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim (TAHURA SSH). Berdasarkan SK Menteri Kehutanan tahun 1996 TAHURA SSH memiliki luas 5.920 Ha. Luas ini kemudian bertambah menjadi 6.172 Ha berdasarkan SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan tahun 1999. Sekitar 50 % dari luas tersebut telah mengalami kerusakan akibat perambahan hutan. Kondisi ini dapat mengganggu ekosistem hutan sebagai habitat bagi flora dan fauna, termasuk tumbuhan paku. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan tingkat rendah yang memiliki peranan penting bagi ekosistem hutan karena merupakan salah satu flora penyusun lantai hutan. Salah satunya adalah famili Adiantaceae. Famili ini dicirikan dengan habitus herba, terestrial, daun majemuk dan tunggal. Menurut Tjitrosoepomo (2003) famili ini memiliki sorus seperti bangun garis serta ditutupi oleh indusium. Perwati (2009) menyatakan bahwa famili Adiantaceae memiliki daerah distribusi yang luas seperti di Jawa Barat hingga Jawa Timur. Selain itu kurang lebih dari 20 jenis dari anggota famili ini telah dibudidayakan dan dijadikan sebagai tanaman hias.

Penelitian mengenai tumbuhan paku di Sumatera tergolong sedikit. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan antara lain Hariyadi (2000) di Jambi, di Sumatera Barat dilakukan oleh Hartini (2006), di Sumatera Selatan dilakukan oleh Dayat (2000), Di Sumatera Utara pernah dilakukan oleh Sriaty (2011), Lubis (2009) dan Ichlas (2009). Di Riau sendiri penelitian mengenai tumbuhan paku sudah pernah dilakukan, tetapi masih terbatas untuk jenis paku epifit seperti yang pernah dilakukan oleh Azwar (2005) dan Hastuti (2008). Inventarisasi suatu jenis tumbuhan, termasuk paku-pakuan di kawasan konservasi seperti TAHURA SSH merupakan langkah awal dalam konservasi. Penelitian mengenai keanekaragaman jenis tumbuhan paku dari famili Adiantaceae di TAHURA SSH sebagai salah satu kawasan konservasi di Riau penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan paku dari famili Adiantaceae di TAHURA SSH Provinsi Riau.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplorasi yaitu menjelajahi area studi dan mengambil sampel tumbuhan paku yang ditemukan serta mencatat habitat, habitus dan warna terhadap jenis – jenis paku yang termasuk famili Adiantaceae. Pengambilan foto morfologi paku dilakukan pada setiap jenis yang ditemukan. Sampel yang telah diambil diberi label yang berisi kode sampel, tanggal dan kolektor, selanjutnya sampel disemprot dengan spritus dan disusun pada kertas koran yang diapit kardus dan sasak serta diikat menggunakan tali plastik.

(3)

3

Sampel tumbuhan paku yang diambil dari lapangan dikeringkan dan dijadikan herbarium. Semua jenis paku yang termasuk anggota famili Adiantaceae diamati karakter morfologinya seperti akar, batang, daun, bentuk dan posisi sorus serta spora. Khusus untuk pengamatan spora dilakukan dengan dua metode yaitu metode asetolisis dan metode tanpa asetolisis. Metode asetolisis bertujuan untuk membersihkan spora sehingga spora mudah diamati, sedangkan metode tanpa asetolisis bertujuan untuk mengamati karakter eksin dan intin pada spora.

Identifikasi tumbuhan paku mengacu pada beberapa buku acuan seperti Fern of Malaysia karangan A.G Piggot tahun 1996 dan Jenis Paku Indonesia (LIPI) tahun 1979. Untuk identifikasi spora menggunakan buku How to Know Pollen and Spores karangan Ronald O. Kapp tahun 1969 dan An Illustrated Guide to Pollen Analysis karangan P.D Moore dan J.A Webb tahun 1978. Selain itu, identifikasi tumbuhan paku juga dilakukan dengan menelusuri situs – situs yang berkaitan dengan tumbuhan paku seperti www.fernsiam.com, www.plentsystematic.org, www.fernamerica.com dan www.natureloveyou.com. Setelah diperoleh nama jenis, selanjutnya nama tersebut dicek menggunakan situs www.theplantlist.org sehingga diperoleh nama yang sah untuk jenis tumbuhan paku tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis-jenis Adiantaceae di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Provinsi Riau.

Hasil penelitian di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Provinsi Riau diperoleh tujuh jenis yang termasuk ke dalam lima genus dari famili Adiantaceae. Jenis-jenis paku yang termasuk dalam famili Adiantaceae dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis-jenis Adiantaceae di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Provinsi Riau

No Genus Spesies

1. Taenitis Taenitis blechnoides (Willd.) Sw.

Taenitis interrupta Hook. & Grev.

2. Adiantum Pityrogramma calomelanos (L.) Link

Adiantum latifolium Lam

3. Syngramma Adiantum peruvianum Klotzsch

4. Pityrogramma Syngramma wallichii Bedd.

5. Cheilanthes Taenitis interrupta Hook. & Grev.

Deskripsi Jenis-jenis Adiantaceae di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Provinsi Riau.

Anggota famili Adiantaceae memiliki bentuk daun yang beranekaragam mulai dari memanjang sampai lanset. Famili ini memiliki tipe daun tunggal dan majemuk, pertulangan daun menyirip dan menyirip ganda. Sorus terletak pada tepi daun berbentuk seperti bangun garis serta ditutupi indusium. Bentuk spora beberapa anggota famili Adiantaceae yang ditemukan di lokasi penelitian antara lain prolate spheroidal, suboblate dan spheroidal. Di lokasi penelitian jenis-jenis Adiantaceae yang ditemukan yaitu Taenitis blechnoides (Willd.) Sw., Taenitis interrupta Hook. & Grev., Adiantum

(4)

4

latifolium Lam, Adiantum Peruvianum Klotzsch, Syngramma walichii bedd., Pityrogramma calomelanos (L.) Link dan Cheilanthes insignis Ching.

a. Taenitis belchnoides

Gambar 1. Morfologi Taenitis blechnoides. a. Morfologi umum, b. Ujung daun, c. Sorus, d. Spora (skala a-c = 2 cm, d = 8 µm).

Deskripsi : Terestrial. Herba. Akar menyerupai serabut, hitam. Batang terlihat jelas, bentuk segitiga, permukaan licin, batang muda hijau muda, batang tua hijau tua, tegak lurus, tinggi ± 5-6 cm, tidak bercabang. Memiliki daun steril. Daun steril tunggal, jorong, panjang daun ± 14 cm dan lebar ± 4 cm. Daun fertil majemuk, lanset, panjang daun ± 14 cm dan lebar ± 3 cm. Tepi daun rata, ujung daun dan pangkal daun meruncing, pertulangan daun menyirip, permukaan daun licin, memiliki tangkai daun, panjang tangkai daun mencapai 1 cm, daun muda hijau muda, daun tua hijau tua, tekstur daun steril lebih kaku daripada daun fertil, daging daun seperti perkamen. Sorus terletak di kanan kiri ibu tulang daun, memanjang di bagian tepi anak daun, tersusun tidak terputus, berwarna coklat muda dan tidak memiliki indusium. Spora segitiga sama sisi, polar 4,5 µm, ekuatorial 5 µm, rasio P/E 0.9 µm (prolat spheroidal), radial simetri, syncolpate, ornamentasi eksin foveolate, jarak eksin ke intin 3 µm.

Spesimen yang diamati : Kode spesimen 6 dan 20, Tanggal koleksi 21 Januari 2012 dan 10 Juni 2012, Kolektor Andesba AR, Nery Sofiyanti dan Dyah Iriani, Lokasi TAHURA SSH Provinsi Riau.

b

c

d a

(5)

5 b. Taenitis interrupta

Gambar 2. Morfologi Taenitis interrupta. a. Morfologi umum, b. Pangkal daun, c. Sorus, d. Spora (skala a-c = 2 cm, d = 8 µm).

Deskripsi : Terestrial. Herba. Akar menyerupai serabut, hitam. Batang terlihat jelas, bentuk segitiga, permukaan licin, batang muda hijau muda, batang tua hijau tua, tegak lurus, tinggi ± 5-6 cm, tidak bercabang. Memiliki daun steril. Daun steril tunggal, jorong, panjang daun ± 14 cm dan lebar ± 4 cm. Daun fertil majemuk, lanset, panjang daun ± 14 cm dan lebar ± 3 cm. Tepi daun rata, ujung daun dan pangkal daun meruncing, pertulangan daun menyirip, permukaan daun licin, memiliki tangkai daun, panjang tangkai daun ± 1 cm, daun muda hijau muda, daun tua hijau tua, tekstur daun steril lebih kaku daripada daun fertil, daging daun seperti perkamen. Sorus terletak di kanan kiri ibu tulang daun, memanjang di bagian tepi anak daun, tersusun tidak terputus, berwarna coklat muda, tidak memiliki indusium. Spora segitiga sama sisi, polar 5 µm, ekuatorial 5 µm, rasio P/E 1,00 µm (spheroidal), radial simetri, syncolpate, ornamentasi eksin foveolate dan jarak eksin ke intin 0.

Spesimen yang diamati : Kode spesimen 18, Tanggal koleksi 10 Juni 2012, Kolektor Andesba AR dan Nery Sofiyanti, Lokasi TAHURA SSH Provinsi Riau.

a

b

d c

(6)

6 c. Adiantum latifolium

Gambar 3. Morfologi Adiantum latifolium. a. Morfologi umum, b. Ujung daun, c. Pangkal daun, d. Sorus, e. Spora (skala a-c = 2 cm, d = 8 µm).

Deskripsi : Terestrial. Herba. Akar menyerupai serabut, coklat gelap. Batang terlihat jelas, bulat, ditutupi bulu coklat muda, batang tua dan batang muda berwarna hitam, tegak lurus, tinggi ± 20 cm dan bercabang. Daun tidak dimorphis, tunggal, berseling, seperti jajaran genjang, panjang daun ± 3 cm, lebar daun ± 1 cm, tepi daun rata, ujung daun tumpul, pangkal daun runcing, pertulangan daun sejajar, permukaan daun licin, memiliki tangkai daun, panjang tangkai daun ± 6,5 cm, tekstur daun sedang, daging daun seperti kertas, daun muda berwarna hijau muda, daun tua berwarna hijau tua. Sorus terletak di pinggir daun berbentuk garis putus-putus, berwarna coklat kehitaman dan memiliki indusium. Spora bentuk segitiga sama sisi, polar 5 µm, ekuatorial 5 µm, rasio P/E 1,00 µm (spheroidal), radial simetri, syncolpate, ornamentasi eksin psilate dan jarak eksin ke intin 0.

Spesimen yang diamati : Kode spesimen 46, Tanggal koleksi 11 Juni 2012, Kolektor Andesba AR dan Nery Sofiyanti, Lokasi TAHURA SSH Provinsi Riau.

e

b c

a

(7)

7 d. Adiantum peruvianum

Gambar 4. Morfologi Adiantum peruvianum. a. Morfologi umum, b. Pangkal daun, c. Ujung anak daun, d. Duduk anak daun (foto Nery Sofiyanti) (skala a-c = 2 cm).

Deskripsi : Terestrial. Herba. Akar menyerupai serabut. Batang berupa rhizome, pendek, agak tegak, ujung diselubungi sisik. Daun steril dan fertil bergabung, majemuk, berseling, lanset sampai oblong, panjang mencapai 30 cm, lebar 10 cm, tepi daun rata, ujung daun tumpul, pangkal daun runcing, pertulangan daun sejajar, permukaan daun licin, tekstur daun sedang, daging daun seperti kertas, daun muda hijau muda kemerahan, daun tua hijau tua, memiliki tangkai daun, panjang tangkai ± 5-10 mm dan kadang bisa mencapai 2 cm. Sorus tersusun pada tepi anak daun, terletak memanjang, ukuran sekitar 5-8 mm.

Spesimen yang diamati : Kode spesimen Nery 1, lokasi TAHURA SSH Provinsi Riau c

b

a

(8)

8 e. Syngramma walichii

Gambar 5. Morfologi Syngramma walichii. a. Morfologi umum, b. Pangkal daun, c. Spora (skala a-b = 2 cm, c = 8 µm ).

Deskripsi : Terestrial. Herba. Akar menyerupai serabut, hitam. Batang terlihat jelas, segitiga, permukaan batang licin, tidak berduri, batang muda hijau muda, batang tua hijau tua, tegak lurus, tinggi ± 6 cm, tidak bercabang. Daun tidak dimorphis, tunggal, jorong, panjang ± 14 cm, lebar ± 4 cm, tepi daun rata, ujung daun pangkal daun meruncing, pertulangan daun menyirip, permukaan daun licin, memiliki tangkai daun, panjang ± 5 cm, tekstur daun kaku daging daun seperti perkamen. Sorus terletak di tepi bawah daun, tersusun seperti garis terputus, berwarna coklat dan tidak memiliki indusium. Spora segitiga sama sisi, polar 4 µm, equatorial 5 µm, rasio P/E 0,8 µm (suboblat), radial simetri, syncolpate dan ornamentasi eksin psilate.

Spesimen yang diamati : Kode spesimen 7, Tanggal koleksi 21 Januari 2012, Kolektor Andesba AR,. Nery Sofiyanti dan Dyah Iriani, M.Si, Lokasi TAHURA SSH Provinsi Riau.

c

a

(9)

9 f. Pityrogramma calomelanos

Gambar 6. Morfologi Pityrogramma calomelanos. a. Morfologi umum, b. Pangkal anak daun, c. Sorus d. Spora (skala a-b = 2 cm, c = 8 µm ).

Deskripsi : Terestrial. Herba. Akar menyerupai serabut, coklat kehitaman dan sisik coklat. Batang terlihat jelas, bulat, permukaan batang licin, batang muda hijau muda, batang tua hitam, tegak lurus, tinggi ± 30 cm, tidak bercabang. Daun tidak dimorphis, majemuk ganda, berbentuk segitiga, tepi daun berlekuk, panjang daun ± 14 cm, lebar ± 7 cm, ujung daun dan pangkal runcing, pertulangan daun bebas, permukaan daun licin, memiliki tangkai daun,panjang tangkai ± 9 cm, tekstur daun sedang, daging daun seperti perkamen. Sorus terletak menyebar di bawah daun, berwarna putih dan tidak memiliki indusium. Spora segitiga sama sisi, polar 6 µm, ekuatorial 6 µm, rasio P/E 1,00 µm (spheroidal), radial simetri spora radial, tricolpate dan ornamentasi eksin reticulate. Spesimen yang diamati : Kode spesimen 13, Tanggal koleksi 21 Januari 2012, Kolektor Andesba AR, Nery Sofiyanti dan Dyah Iriani, Lokasi TAHURA SSH Provinsi Riau.

a

c d

(10)

10 g. Cheilanthes insignis

Gambar 7. Morfologi Cheilanthes insignis. a. Morfologi umum, b. Pangkal daun, c. Ujung daun (skala a-c = 2 cm).

Deskripsi : Terestrial. Herba. Akar coklat, agak membesar dan bersisik pada bagian pangkal, 10 – 25 cm. Batang terlihat jelas, berbentuk bulat, permukaan licin, tidak berduri, berwarna hitam, tegak lurus dan tidak bercabang. Daun tidak dimorphis, majemuk ganda, berbentuk segitiga, panjang sekitar 20 cm, lebar 8 cm, tepi daun berlekuk, ujung dun runcing, pangkal daun rata, pertulangan daun bebas, permukaan daun kasap, daun muda hijau muda, daun tua hijau tua, tekstur daun sedang, daging daun tipis seperti selaput, memiliki tangkai daun, panjang tangkai daun ± 5 cm. Sorus bulat, tersebar tidak rata, memiliki indusium, berwarna hitam mengkilat.

Spesimen yang diamati : Kode spesimen Nery 2, lokasi TAHURA SSH Provinsi Riau.

Kunci Identifikasi jenis-jenis Adiantaceae di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Provinsi Riau.

1. a. Tipe daun tunggal, bentuk daun jorong ... Syngramma walichii b. Tipe daun majemuk, bentuk daun lanset dan segitiga ... 2 2. a. Daun majemuk menyirip, pertulangan daun menyirip ... 3 b. Daun majemuk ganda, pertulangan daun bebas ... 6

a

b

(11)

11

3. a. Daging daun seperti kertas dan sorus terletak di pinggir anak daun ... 4 b. Daging daun seperti perkamen dan sorus terletak di kanan kiri ibu tulang

daun ... 5 4. a. Daun muda berwarna hijau kemerahan ... Adiantum peruvianum b. Daun muda berwarna hijau muda ... Adiantum latifolium 5. a. Sorus seperti garis memanjang dan tidak terputus... Taenitis blechnoides b. Sorus seperti garis memanjang dan terputus ... Taenitis interrupta 6. a. Sorus menyebar di permukaan bawah daun, berwarna putih dan tidak

memiliki indusium ... Pityrogramma calomelanos b. Sorus bulat, tersebar tidak rata pada permukaan bawah daun, berwarna hitam mengkilat dan memiliki indusium... Cheilanthes insignis

KESIMPULAN DAN SARAN

Jumlah jenis paku-pakuan yang termasuk famili Adiantaceae ditemukan di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Provinsi Riau sebanyak tujuh jenis yang termasuk dalam lima genus yaitu Taenitis, Adiantum, Syngramma, Pityrogramma dan Cheilanthes. Jenis-jenis Adiantaceae yang ditemukan yaitu Taenitis blechnoides ( Willd.) Sw., Taenitis interrupta Hook. & Grev., Adiantum latifolium Lam, Adiantum peruvianum Klotzsch, Syngramma walichii Bedd., Pityrogramma calomelanos (L.) Link dan Cheilanthes insignis Ching.

Berdasarkan hasil penelitian ini, tidak semua jenis paku dari famili Adiantaceae ditemukan sporanya,sehingga disarankan untuk diteliti lebih lanjut agar data mengenai karakter spora tumbuhan paku dari famili Adiantaceae di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Provinsi Riau semakin lengkap.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dinas Kehutanan Provinsi Riau khususnya UPT TAHURA yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kawasan Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Provinsi Riau.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A. 2005. Jenis-Jenis Polypodiaceae Epifit Di Kota Pekanbaru [Skripsi]. Universitas Riau. Pekanbaru.

Backer, C.A. & O.Posthumus. 1939. Varenflora Voor Java. Uitgave Van’s Lands Plantentuin Buitenzorg. Java.

Dayat, E. 2000. Studi Floristik Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Hutan Lindung Gunung Dempo Sumatera Selatan [Tesis]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

(12)

12

Dinas Kehutanan Provinsi Riau. 2003. Profil Kawasan Konservasi. Pemerintah Provinsi Riau. Pekanbaru.

Faegri, K. and lversen J. 1989. Textbook of Pollen Analysis. Hafner Press. New York. p. 72,210-233.

Hartini, S. 2006. Tumbuhan Paku di Cagar Alam Sago Malintang, Sumatera Barat dan Aklimatisasinya di Kebun Raya Bogor [Tesis]. Biodiversitas. Vol. 7 (3): 230-236.

Hartini, S. 2009. Tumbuhan Paku di Cagar Alam Bukit Bungkuk, Riau. Berk.Penel.Hayati. Vol. 3A : 21-27.

Haryadi, B. 2000. Sebaran dan Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Paku di Bukit Sari Jambi [Tesis]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hastuti, N.S.L. 2008. Identifikasi Pteridophyta Epifit dan Orchidaceae Epifit yang Terdapat pada Tanaman Pelindung Jalan Kota Pekanbaru [Skripsi]. Universitas Riau. Pekanbaru.

Ichlas. 2009. Ekotaksonomi Tumbuhan Paku di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara [Tesis]. Universitas Sumatera Utara. Medan. Kapp, R.O. 1969. How to Know Pollen and Spores. WM.C Brown Company Publisher.

Dubuque, Lowa.

LIPI. 1979. Jenis Paku Indonesia. PN Balai Pustaka. Jakarta.

Lubis, S.R. 2009. Keanekaragaman Dan Pola Distribusi Tumbuhan Paku Di Hutan Wisata Alam Taman Eden Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara [Tesis]. Universitas Sumatera Utara Press. Sumatera Utara.

Moore, P.D and Webb, J.A.1978. An Ilustrated Guide to Pollen Analysis. A Halsted Press Book. New York.

Perwati,L.K. 2009. Analisis Derajat Ploidi dan Pengaruhnya Terhadap Ukuran Stomata dan Spora pada Adiantum raddianum. Bioma. Vol.11 (2): 39-44.

Piggot, A.G. 1996. Fern Of Malaysia in Colour. Tropical Press SDN.BHD. Malaysia. Sriaty. 2011. Keanekaragaman dan Pola Distribusi Tumbuhan Paku di Hutan Aek Nauli

Kabupaten Simalungun [Tesis]. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Tjitrosoepomo. 2003. Taksonomi Tumbuhan Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1. Jenis-jenis Adiantaceae di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim Provinsi  Riau
Gambar 1.   Morfologi Taenitis blechnoides. a. Morfologi umum, b. Ujung daun, c.
Gambar  2.  Morfologi  Taenitis  interrupta.  a.  Morfologi  umum,  b.  Pangkal  daun,  c
Gambar  3.      Morfologi  Adiantum  latifolium.  a.  Morfologi  umum,  b.  Ujung  daun,  c
+5

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa dan Beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati,

Kualitas interaksi komunitas lokal dengan Kawasan Ekosistem Tangkahan dapat dikategorikan menjadi tiga tipe yaitu (1) sangat baik berasal dari pengambilan hasil

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang akan diteliti adalah apakah pergantian manajemen, pertumbuhan perusahaan, reputasi auditor, kesulitan keuangan,

Salah satu upaya pengembangan pariwisata Kabupaten Cilacap yang dilakukan oleh bidang pengembangan objek wisata adalah program destinasi pengembangan sebagai kebijakan

Variabel hasil karya kreatif dan inovatif dikategorikan dalam himpunan fuzzy sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Membership function dengan

Pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana pola pembelajaran dan karakter pendidikan gender profetik Pesantren Aswaja Pasuruan yang mereka

Karena nilai C.R = 14,500 >1,96 maka H 0 ditolak pada taraf signifikan 5%, yang berarti budaya organisasi secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Dari hasil penelitian dua uji stabilitas kit cair tetrofosmin yang dilakukan yaitu uji stabilitas penyimpanan dan uji stabilitas setelah penandaan, dapat disimpulkan