• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. Mental Soft Skill Dan Organisasi Kepramukaan. psyche, artinya psikis, jiwa atau kejiwaan. 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II. Mental Soft Skill Dan Organisasi Kepramukaan. psyche, artinya psikis, jiwa atau kejiwaan. 1"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

16

A. Mental Soft Skill

1. Pengertian Mental (Soft Skill)

Pengertian “mental” secara definitif belum ada kepastian definisi yang jelas dari para ahli kejiwaan. Secara etimologi kata “mental” berasal dari bahasa Yunani, yang mempunyai pengertian sama dengan pengertian psyche, artinya psikis, jiwa atau kejiwaan.1

Mental diartikan sebagai kepribadian yang merupakan kebulatan yang dinamik yang dimiliki seseorang yang tercermin dalam sikap dan perbuatan atau terlihat dari psikomotornya.2 Disiplin psikologi banyak mengamati isi hati atau proses mental. Psikologi lebih banyak memerhatikan proses mental seperti persepsi, kesadaran dan hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan (learning). Dalam perkembangannya, psikologi juga menaruh banyak perhatian pada perasaan (feeling), emosi dan motivasi.3

Dalam ilmu psikiatri dan psikoterapi, kata mental sering digunakan sebagai ganti dari kata personality (kepribadian) yang berarti bahwa mental adalah semua unsur-unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap

1

Moeljono Notosoedirjo, Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan, (Malang: Universitas Muhammadiyah, 2001), hlm. 21

2 Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, (Bogor selatan: Ghalia Indonesia, 2004),

hlm.54-55

3 Sunyoto Usman, Sosiologi Sejarah, Teori dan Metodologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

(2)

(attitude) dan perasaan yang dalam keseluruhan dan kebulatannya akan menentukan corak laku, cara menghadapi suatu hal yang menekan perasaan, mengecewakan atau menggembirakan, menyenangkan dan sebagainya.

Disiplin psikologi banyak mengamati isi hati atau proses mental. Disiplin psikologi banyak memerhatikan tentang kapasitas pikiran (mind) dalam menerima perasaan (sensation), menangkap makna yang ada di baliknya, kemudian mengidentifikasi bentuk-bentuk responsnya. Psikologi lebih banyak memerhatikan proses mental seperti persepsi, kesadaran dan hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan (learning). Dalam perkembangannya, psikologi juga menaruh banyak perhatian pada perasaan (feeling), emosi dan motivasi. Apa yang diperhatikan oleh psikologi dengan demikian lebih banyak pada hal-hal yang melekat pada individu atau pada wilayah kepribadian (personality). Dalam psikologi, tindakan dilihat sebagai kegiatan yang terorganisir dalam kepribadian individual dan ditentukan oleh kombinasi dari kondisi kejiwaannya, kondisi pikirannya serta pengalaman-pengalaman personalnya yang unik. Sebaliknya dalam sosiologi, tindakan dilihat sebagai kegiatan yang terorganisir dalam masyarakat artinya berkaitan dengan kebudayaan masyarakat tempat afiliasinya, situasi objektifnya serta organisasi sosial yang dominan tumbuh dalam lingkungan pergaulannya.

Akan tetapi setelah psikologi mulai memperluas perhatiannya pada pengaruh faktor lingkungan terhadap tindakan seorang individu (inner life

(3)

of one individual), perbedaan antara psikologi sosial dengan sosiologi menjadi semakin kabur.4

Berbicara mengenai mental, erat kaitannya dengan Soft Skill atau keterampilan lunak. Soft skill adalah istilah sosiologis yang berkaitan dengan seseorang “EQ” (Emotional Intelligence Quotient), kumpulan karakter kepribadian, rahmat sosial, komunikasi, bahasa, kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme yang menjadi ciri hubungan dengan orang lain. Soft Skill melengkapi keterampilan keterampilan keras (bagian dari seseorang IQ), yang merupakan persyaratan teknis pekerjaan dan banyak kegiatan lainnya.

Soft Skill atau keterampilan lunak menurut Berthhall merupakan tingkah laku personal dan interpersonal yang dapat mengembangkan dan memaksimalkan kinerja manusia (melalui pelatihan, pengembangan kerja sama tim, inisiatif, pengambilan keputusan lainnya. Keterampilan lunak ini merupakan modal dasar peserta didik untuk berkembang secara maksimal sesuai pribadi masing-masing. Secara garis besar Soft Skill bisa digolongkan ke dalam dua kategori : intrapersonal dan interpersonal skill.5

Menurut Gardner, intrapersonal adalah pengetahuan diri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptif berdasarkan pengetahuan itu. Kecerdasan ini termasuk memiliki gambaran yang akurat tentang diri sendiri (kekuatan dan keterbatasan seseorang); kesadaran terhadap

4 Ibid., hlm. 15-16

5 Widya Wati, “Softskill dan Multiple Intelegence”, Makalah Konsentrasi Pendidikan

(4)

suasana hati dan batin, maksud, motivasi, temperamen dan keinginan; serta kemampuan untuk mendisiplinkan diri, pemahaman diri dan harga diri. Sedangkan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan membuat perbedaan-perbedaan pada suasana hati, maksud, motivasi, dan perasaan terhadap orang lain. hal ini dapat mencakup kepekaan terhadap ekspresi wajah, suara, dan gerak tubuh; kemampuan untuk membedakan berbagai jenis isyarat interpersonal; dan kemampuan untuk merespons secara efektif isyarat-isyarat tersebut dalam beberapa cara pragmatis (misalnya, untuk mempengaruhi sekelompok orang agar mengikuti jalus tertentu dari suatu tindakan).6

Komunikasi interpersonal seringkali dilakukan dengan teknik berbicara atau bercakap-cakap secara langsung. Dengan demikian pembicaraan yang terjadi merupakan proses tukar menukar informasi di muka orang lain. Agar pembicaraan dapat mencapai hasil yang memuaskan, maka diperlukan beberapa persiapan dan keterampilan.

a. Persiapan fisik, ialah usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga kondisi fisik agar dalam kondisi yang prima ketika berbicara di hadapan orang lain.

b. Persiapan mental, ialah usaha-usaha yang dilakukan untuk menimbulkan keberanian dan kepercayaan diri. Seseorang yang tidak melakukan persiapan mental sebelum berbicara dengan orang lain

6 Thomas Armstrong, Kecerdasan Multipel di Dalam Kelas Edisi Ketiga, (Jakarta: PT

(5)

akan mengalami berbagai akibat: bingung, ragu-ragu, gugup, bahkan kehilangan substansi materi pembicaraan.

c. Persiapan materi, ialah usaha-usaha yang dilakukan untuk menguasai materi yang akan disampaikan di hadapan orang yang menjadi partner komunikasi interpersonal.7

Kesuksesan setiap orang dalam menjalin hubungan dengan orang lain ditentukan oleh kemampuannya dalam seni berkomunikasi. Diantara kemampuan seni berkomunikasi ini adalah bagaimana seseorang mengucapkan apa yang disampaikannya dengan jelas, ada penekanan-penekanan pada beberapa hal yang penting, dan menyampaikannya dengan ekspresi yang tepat.

Kemampuan mengucapkan apa yang disampaikannya dengan jelas ini adalah seni yang pertama dalam berkomunikasi. Orang lain dapat memahami apa yang disampaikan kepadanya meski dengan ucapan yang kadang tidak jelas. Namun cara penyampaian yang seperti ini kurang menarik. Sedangkan, kejelasan dalam mengucapkan apa yang disampaikan ini meliputi kejelasan dalam mengucapkan huruf-huruf vokal dan konsonan maupun perbedaan keduannya.

Kemampuan yang kedua adalah bagaimana seseorang bisa memberikan tekanan pada kalimat yang dianggapnya penting. Bisa jadi kita memahami apa yang disampaikan oleh seseorang dengan nada yang datar-datar saja. Akan tetapi, komunikasi yang disampaikan dengan nada

7

(6)

yang datar-datar saja ini sama sekali tidak menarik. Tidak hanya tidak menarik, namun apabila disampaikan dalam waktu yang lama, akan menimbulkan efek yang membosankan. Sudah tentu, seorang guru tidak ingin dianggap membosankan bagi anak didiknya.8

2. Pembentukan Mental Soft Skill dan Organisasi Kemahasiswaan

Ketika individu melakukan kontak dengan lingkungan hidupnya, maka ia akan memperoleh dua pengalaman penting, yakni pengalaman fisik maupun pengalaman sosial, atau pengalaman mental. Sedangkan Pengalaman individu berhubungan dengan lingkungan sosial (teman, orang tua atau orang dewasa lain), akan membawa pengaruh pada penilaian atau kemampuan untuk mengevaluasi diri dan orang lain. Ia dapat menilai kemampuan dan kelemahan diri-sendiri maupun orang lain. Dari hal itu, individu akan belajar dari pengalaman orang lain untuk memperbaiki diri-sendiri, tetapi bisa juga untuk membantu perkembangan orang lain . sebenarnya lingkungan ini juga mencakup lebih luas, bukan hanya orang perorangan, tetapi juga meliputi lembaga-lembaga sosial lainnya, seperti sekolah, media masa, rumah sakit, kelurahan, dan sebagainya.9

8 Akhmad Muhaimin Azzet, Menjadi Guru Favorit, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013),

hlm. 108-109

9

(7)

Macam-macam Soft Skills diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan berkomunikasi : seseorang yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik ini mampu menyampaikan informasi kepada orang lain secara jelas baik secara lisan atau lewat tulisan.

b. Kemampuan interpersonal : ini adalah kemampuan yang selevel lebih tinggi daripada kemampuan komunikasi yang baik. Kemampuan interpersonal ini berarti seseorang cakap dalam mendengarkan opini orang lain tanpa memberikan penilaian apapun terhadap lawan bicara mereka. Mereka yang memiliki kemampuan interpersonal juga suka berbagi atau dibagikan ide-ide dan ringan tangan sehingga tidak jarang membantu rekan kerja mereka.

c. Kemampuan Memecahkan Masalah dan Berfikir Kritis : Kemampuan ini membuat kita mudah mencari solusi untuk sebuah masalah. Sedangkan kemampuan kemampuan berpikir kritis membuat kita mampu mengevaluasi setiap solusi tersebut serta menstimulasi pikiran logis kita untuk menentukan mana dari solusi tersebut yang bisa sukses.

d. Kemampuan Mendengarkan Secara Aktif : Seorang pendengar yang baik selalu berusaha untuk memahami apa yang ingin disampaikan orang lain, mereka hanya menginterupsi jika mereka akan bertanya dan memperjelas informasi yang sedang ia dengarkan.

e. Kemampuan Belajar Secara Aktif : Mereka yang memiliki kemampuan ini memiliki keinginan sekaligus mampu mendapatkan

(8)

pelajaran dari segala macam hal. Pelajaran yang didapatkannya pun mampu ia aplikasikan dengan baik.

f. Kemampuan Manajemen Waktu : seseorang yang memiliki kemampuan ini sangat baik dalam mengatur waktunya, mampu menyusun jadwal, dan sangat mematuhi deadline. Biasanya mereka sangat cakap dalam memilih prioritas.

g. Team Player : Mereka yang disebut sebagai team player sangat kooperatif dan bisa menjadi pemimpin maupun yang dipimpin. Mereka ingin berbagi tanggung jawab dengan sesama anggota timnya, baik tanggung jawab dalam menanggung kesuksesan maupun kegagalan.10

Kepercayaan diri membuat anda berani tampil di depan orang lain. Dengan berani tampil anda bisa dikenal orang. Jika anda dikenal oleh orang lain, maka ini adalah langkah awal untuk membangun relasi dengan lebih baik. Tampilnya anda di depan orang lain membuat orang akan lebih mengenal, akrab, dan percaya kepada anda. Untuk membangun kepercayaan diri, salah satu caranya anda perlu membangun konsep diri anda. Menurut seorang pakar psikologi, Hurlock, konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya. Gambaran yang dimiliki seseorang ini mencakup gambaran fisik, sosial maupun psikis

10Arena Karier, “Soft Skills : Macam-Macam Soft Skills dan Kegunaanya”, http://www.are

nakarier.com/artikel/soft-skills--macammacam-soft-skills-dan-kegunaanya. Diakses pada 15 Maret 2015

(9)

yang diperoleh melalui pengalaman individu dalam interaksinya dengan orang lain.11

Sebuah hasil penelitian dari Harvard University Amerika Serikat yang mengagetkan dunia pendidikan di Indonesia dimana menurut penelitian tersebut, kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan keterampilan teknis (hard skill), tetapi oleh keterampilan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Bahkan, penelitian ini mengungkapkan, bahwa kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 % dengan hard skill dan sisanya 80 % dengan soft skill. Hal ini diperkuat. Sebuah buku yang berjudul Lesson From The Top karangan Neff dan Citrin (1999) yang memuat sharing dan wawancara terhadap 50 orang tersukses di Amerika. Mereka sepakat bahwa yang paling menentukan kesuksesan bukanlah keterampilan teknis, melainkan kualitas diri yang termasuk dalam keterampilan lunak (soft skills) atau keterampilan berhubungan dengan orang lain (people skills).12

Kalau realitas ini dijadikan sebagai acuan untuk melihat pendidikan di Indonesia kondisinya sebenarnya masih memprihatinkan. Pendidikan kita ternyata masih berkutat gaya hard skill. Ketidakmampuan memberikan pendidikan soft skill mengakibatkan lulusan hanya pandai menghafal pelajaran dan sedikit punya keterampilan ketika sudah di lapangan kerja. Mereka akan menjadi mesin karena penguasaan

11 Teguh Sutanto, Soft Skill Sukses Menjalin Relasi, (Yogyakarta: PT Suka Buku, 2012),

hlm. 32

12 Ali Mudlofir, Pendidik Profesional Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan

(10)

keterampilan, tetapi lemah dalam memimpin. Mereka merasa sudah sukses kalau memiliki keterampilan, padahal membuat jejaring juga merupakan bagian tidak terpisahkan dalam suatu pengembangan diri.13

Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar kemampuan interpersonal atau karakter terpuji lainnya tidak diajarkan lewat perkuliahan formal. Pengembangan karakter terpuji bisa lebih maksimal didapatkan melalui organisasi kemahasiswaan, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa, Dewan Perwakilan Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Program Studi, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan Unit Kegiatan Mahasiswa (pecinta alam, marching band, bela diri, paduan suara, kelompok olah raga, lembaga penerbitan, kelompok penelitian, pengabdian masyarakat dan lain sebagainya). Organisasi kemahasiswaan itu dapat menjadi media dalam proses pembelajaran untuk bisa menempa diri, belajar berkomunitas, dan berinteraksi dengan banyak pemikiran atau berbagai karakter orang.14

Perguruan tinggi memiliki misi utama yaitu sebagai penyelenggara pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat, misi tersebut yang memicu Perguruan Tinggi menciptakan kegiatan yang bersifat kurikuler dan ekstra-kurikuler. Kegiatan kurikuler ini seperti halnya perkuliahan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa, sedangkan kegiatan ekstra-kurikuler bersifat di luar jam perkuliahan yang tidak wajib untuk diikuti oleh seluruh mahasiswa. Dari sinilah akhirnya kegiatan mahasiswa

13 Ibid., hlm. 142

14 Tim Penyusun, Buku Pedoman Sistem Kredit Karakter Mahasiswa, (Surakarta:

(11)

mengalami perbedaan yang kemudian memunculkan beberapa tipe mahasiswa, diantaranya adalah mahasiswa utuh (mahasiswa yang unggul dibidang akademik saja), mahasiswa unjuk diri (mahasiswa yang aktif dalam kuliah dan organisasi), serta mahasiswa „asal katut (mahasiswa yang menganggap bahwa perkuliahan itu tidak penting)‟.15

Organisasi adalah bentuk kelompok karena di dalamnya ada orang-orang yang berkumpul. Organisasi didefinisikan sebagai suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui suatu hierarki/jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan. Istilah „organisasi‟ berasal dari bahasa latin organizare, yang secara harfiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli, ada yang menyebut paduan itu sebagai „sistem‟, ada juga yang menamakannya „sarana‟.16

Anggota organisasi adalah orang-orang yang melaksanakan pekerjaan organisasi, membentuk organisasi, serta terlibat dalam beberapa kegiatan pokok. Orang-orang ini juga terlibat dalam kegiatan pemikiran-pemikiran yang meliputi konsep-konsep, penggunaan bahasa,pemecahan masalah, dan pembentukan gagasan. Mereka juga terlibat dalam kegiatan-kegiatan perasaan yang mencakup emosi, keinginan, dan aspek-aspek perilaku manusia lainnya yang bukan aspek intelektual. 17

15 Arini Dwi Alfiana, “Regulasi Diri Mahasiswa Ditinjau Dari Keikutsertaan Dalam

Organisasi Kemahasiswaan” (Malang: Fakultas Psikologi: Jurnal Universitas Muhammadiyah

Malang, No. 2, Agustus,I, 2013), hlm. 248

16 Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012),

hlm. 178-179

17

(12)

Sondang Siagian mendefinisikan, „budaya organisasi merupakan persepsi yang sama tentang makna hakiki kehidupan bersama dalam organisasi‟. Kesamaan persepsi dimaksud meliputi semua aspek kehidupan berorganisasi, seperti hakikat tujuan dan berbagai sasaran yang ingin dicapai, filsafat organisasi yang dianut, strategi yang hendak diterapkan, visi dan misi organisasi, norma-norma berperilaku dalam organisasi, bentuk interaksi yang dikehendaki antara para anggota organisasi, bahkan orientasi dalam pelaksanaan semua kegiatan operasional.18

Seorang mahasiswa sebagai aktivis kampus yang tergabung dalam organisasi kemahasiswaan cenderung mempunyai kebiasaan dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan, sehingga ketika lulus tidak akan canggung lagi berhadapan dengan kehidupan masyarakat yang sebenarnya terutama di tempat bekerja. Beberapa nilai karakter yang didapatkan dari proses keterlibatan dalam organisasi kemahasiswaan adalah kemampuan memimpin, dipimpin, ketangguhan, keuletan, kemampuan berkomunikasi, memiliki empati, kemampuan menyelesaikan konflik dan percaya diri.19

Keberadaan kompetensi interpersonal dalam kehidupan sehari-hari sangat diperlukan oleh setiap individu, tidak terkecuali oleh mahasiswa. Menurut Nashori, kompetensi interpersonal mahasiswa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang turut mempengaruhi

18 Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Guru Profesional, (Bandung: PT Refika Aditama,

2012), hlm. 87

19

(13)

kompetensi interpersonal mahasiswa adalah aktivitas dan partisipasi sosial yang dijalaninya. Keikutsertaan mahasiswa pada berbagai kegiatan yang dilakukan bersama-sama dengan orang lain serta kebiasaan untuk hidup bersama dan mengembangkan pergaulan yang akrab akan menjadikan kompetensi interpersonal mahasiswa menjadi berkembang.20

Mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan cenderung senang melibatkan diri dalam pelaksanaan berbagai acara maupun kegiatan yang diadakan oleh organisasi kemahasiswaan tempatnya bergabung, misalnya dengan cara menjadi panitia maupun pengurus organisasi. Dalam menjalankan tugasnya sebagai panitia maupun pengurus organisasi, mahasiswa seringkali dihadapkan pada situasi kerja sama dengan orang lain. Dalam situasi kerja sama, mahasiswa harus mampu menyesuaikan diri dengan orang yang berada dalam lingkungan kerja sama tersebut. Selain itu, mahasiswa juga harus mampu untuk mengatasi berbagai konflik antarpribadi yang mungkin muncul dalam situasi kerja sama tersebut. Kemampuan untuk menyesuaikan diri dan untuk mengatasi konflik antarpribadi ini dapat berkembang seiring dengan keaktifan mahasiswa di dalam organisasi kemahasiswaan. Lebih lanjut, keaktifan di dalam organisasi kemahasiswaan dapat menjadikan kompetensi interpersonal mahasiswa menjadi tumbuh dan berkembang.21

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 60 Tahun 1999, organisasi kemahasiswaan adalah suatu wadah yang dibentuk untuk

20 Leny dan P. Tommy Y.S.Suyasa, “Keaktifan Berorganisasi dan Kompetensi

Interpersonal”, (Jurnal Phronesis, Vol. 8, No. 1, Juni, 2006), hlm. 71-72

21

(14)

melaksanakan peningkatan kepemimpinan, penalaran, minat, kegemaran, dan kesejahteraan mahasiswa dalam kehidupan kemahasiswaan di perguruan tinggi. Berikutnya, organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi juga dipahami sebagai wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi. Selanjutnya, dalam Surat Keputusan Mendikbud No. 155/U/1998 pasal 1 ayat 5 dijelaskan pula bahwa kegiatan organisasi kemahasiswaan meliputi penalaran dan keilmuan, minat dan kegemaran, serta upaya perbaikan kesejahteraan mahasiswa dan bakti sosial bagi masyarakat. Organisasi kemahasiswaan tersebut diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh, dan untuk mahasiswa dengan memberikan peranan dan keleluasaan yang lebih besar kepada mahasiswa.22

3. Faktor Pembentukan Mental Soft Skill dalam Organisasi Kemahasiswaan

Soft Skill mahasiswa terbentuk melalui dua faktor, yakni faktor internal dan eksternal mahasiswa. faktor internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa. Faktor internal dari mahasiswa diantaranya adalah motivasi. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa maupun lingkungan.

22

(15)

Robert G. King dalam Fundamentals of Human Communication menyatakan luas lingkup komunikasi sosial sebagai berikut :

Berdasarkan levelnya, maka dicakup komunikasi intrapersonal, interpersonal, person to group, group to person, group to group, adapun dasar-dasar suatu komunikasi terdiri dari komunalitas (kesamaan) dan individualitas (kemandirian), terkait dengan fungsinya, maka komunikasi dapat menjadi proses pengembangan mental, penyesuaian dengan lingkungan, manipulasi lingkungan, dilihat dari tujuannya, maka komunikasi juga bertujuan untuk efisiensi (dipahami) dan keefektifan (diikuti).23

Menurut Nashori, kompetensi interpersonal mahasiswa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang turut mempengaruhi kompetensi interpersonal mahasiswa adalah aktivitas dan partisipasi sosial yang dijalaninya. Keikutsertaan mahasiswa pada berbagai kegiatan yang dilakukan bersama-sama dengan orang lain serta kebiasaan untuk hidup bersama dan mengembangkan pergaulan yang akrab akan menjadikan kompetensi interpersonal mahasiswa menjadi berkembang.24

Arti penting dari organisasi mahasiswa dan kegiatannya, ia memberikan peluang untuk belajar jadi pemimpin, belajar berorganisasi dan mengatasi soal-soal kampus serta kemasyarakatan. Melatih dan menempa integritas seseorang dan keberpihakan serta ketegaran membela

23 Engkus Kuswarno, Komunikasi Kontekstual Teori dan Praktik Komunikasi Kontemporer,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011), hlm. 282

24

(16)

dan mewujudkan keberpihakan manusiawi seseorang. Proses membangun dan menempa kader bangsa. Kegiatan di organisasi mahasiswa meniscayakan mahasiswa dekat dengan masyarakat, mengenal persoalan-persoalan masyarakat, mendorongnya untuk belajar soal-soal kemasyarakatan dan negara, mulai berkecimpung menanganinya sebagai warganegara. Universitas seniscayanya membangun kader bangsa yang berkomitmen manusiawi, dan tegar membela komitmen serta wacananya.25

Ketika kita berorganisasi dikampus, kita bisa mengenal berbagai macam aspek yang ada dikampus bahkan keluar kampus. Misalnya, ketika berorganisasi kita terbiasa dengan berbicara ataupun pidato didepan orang banyak yang ilmu tersebut tidak sepenuhnya kita dapatkan di kelas dan juga seperti keikutsertaan dalam sebuah kepanitiaan akan menambah pengalaman dan jaringan kita. Betapa pentingnya organisasi tidak bisa kita ukur secara formal namun bisa kita rasakan dampak positifnya seperti sebelumnya kita adalah seorang mahasiswa yang tidak berani berpidato didepan orang banyak setelah aktif berorganisasi tentu saja seiring waktu berlalu kita terlatih untuk berbicara didepan orang banyak dan tidak hanya itu salah satu manfaat yang kita rasakan adalah kita bisa membangun relasi yang baik terhadap lembaga-lembaga diluar kampus. Mengapa demikian ? karena ketika kita berorganisasi pastinya akan banyak berinteraksi dengan orang-orang diluar kampus seperti untuk mengajukan

25 Kusni Sulang, “Organisasi Mahasiswa: Perlukah?”, Jurnal Toddoppuli, (Palangkaraya,

(17)

proposal bantuan ataupun sponsor, nah hal inilah salah satu pondasi untuk membangun relasi dengan orang-orang diluar kampus maupun didalam kampus. Secara yuridis ( peraturan Perundang-undangan ) organisasi mahasiswa telah memiliki payung hukum yang menjamin keberadannya yaitu PP NO. 60 tahun 1999 tentang Perguruan Tinggi yang kemudian secara teknis dilindungi Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 155 /U/1998. Dalam peraturan ini dibahas ten tang fungsi, kedudukan, tanggung jawab maupun pendanaannya. Banyak sekali manfaat dari organisasi bagi kita golongan pelajar khususnya mahasiswa.26

Berdasarkan teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan-kegiatan maupun pembiasaan-pembiasaan yang terjadi dalam keaktifan di organisasi, organisasi intra-perguruan tinggi maupun ekstra-perguruan tinggi dapat memacu pembentukan dan perkembangan mental maupun soft skill mahasiswa.

B. Organisasi Kepramukaan

1. Pengertian Organisasi Kepramukaan

Gerakan Pramuka adalah nama organisasi yang merupakan suatu wadah proses pendidikan kepramukaan yang ada di Indonesia.27 Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan kepramukaan yang membina kaum muda guna mengembangkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan

26 Fauzani Taufiq, “Organisasi Kemahasiswaan (Essay)”. http://fauzanitfq.blogspot.com/20

14/01/organisasi-kemahasiswaan-essay.html (15 Januari 2014) diakses, 21 Jan 2015.

27 Andri Bob Sunardi, Boyman Ragam latih Pramuka, Cet. Keempat, (Bandung: Nuansa

(18)

Yang Maha Esa, sehingga menjadi manusia yang sehat, terampil, berwatak, berkepribadian dan berakhlak mulia.28

Gerakan berarti suatu rangkaian kegiatan yang terorganisir menuju suatu sasaran. Jadi suatu gerakan mengandung makna, baik sasaran yang hendak dicapai maupun jenis organisasi untuk mencapainya. Jadi Gerakan Pramuka adalah nama organisasi yang menjadi wadah berlangsungnya proses kepramukaan yang ada di Indonesia. Gerakan Pramuka bertujuan membentuk setiap pramuka untuk memiliki kepribadian yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun NKRI, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.29

Gerakan Pramuka merupakan satu-satunya organisasi yang diperkenankan dan ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, dengan menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan perkembangan, keadaan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara.30

Dalam usia yang ke-51 tahun. Gerakan Pramuka tetap eksis, apalagi dengan lahirnya undang-undang nomor 12 tahun 2010 tentang

28 Jana T. Anggradiredja, et. Al, Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Pramuka

Golongan Pandega, (Jakarta: Kwarnas Gerakan Pramuka, 2011), hlm. 1

29 Novan Ardy Wiyani. “Peran Guru PAI Dalam Membentuk Karakter Siswa Melalui

Gerakan Pramuka di SD”, (Jurnal Pendidikan Dasar Islam, Vol. 5, No.2, 2012), hlm. 249

30 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Pola Dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak

(19)

Gerakan Pramuka, maka kedudukan Gerakan Pramuka semakin mantap. Suatu organisasi dikatakan mantap dan eksis apabila organisasi itu memiliki :

a. Visi, misi, dan strategi b. Tujuan dan sasaran

c. Program yang berorientasi kepada masyarakat d. Pengurus yang solid

e. Organisasi yang terstruktur f. Anggota yang mendukung g. Dukungan masyarakat

h. Bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan Negara

Sudah pasti bahwa Gerakan Pramuka memiliki syarat sebagai organisasi yang mantap dan eksis seperti yang diisyaratkan diatas sehingga organisasi tersebut dapat berfungs sebagai wadah untuk mencapai tujuan Pramuka melalui :

a. Pendidikan pelatihan Pramuka b. Pengembangan Pramuka

c. Pengabdian masyarakat dan orang tua

d. Permainan yang berorientasi pada pendidikan.31

Gerakan Pramuka sebagai gerakan pendidikan non formal, bukan hanya sekedar pendidikan non formal, tapi pendidikan kepramukaan yang memproses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak

31 Munatsir Amin, “Gerakan pramuka Mempersiapkan Kader Pemimpin Bangsa”,

(20)

mulia. Metode yag dipergunakan sangat simpel, dengan biaya murah, tapi bukan murahan. Kegiatannya sederhana tidak neko-neko, tidak mengada-ada, menyenangkan dalam bentuk permainan, tapi bukan main-main. Penyelenggaraan pertemuan dan kegiatan telah teruji yaitu seperti : Pesta Siaga, Jambore, Raimuna, dilaksanakan secara rutin terjadwal dan berjenjang. Demikian juga Lomba Tingkat (LT), Perkemahan Wirakarya (PW), makin menyenangkan, bermutu. Materi kegiatan itu bersumber dari nilai pendidikan kepramukaan, yang komprehensif dan dikembangkan serta dimutahirkan seirama dengan tuntutan zaman.32

Gerakan Pramuka dalam proses menyelenggarakan pendidikan kepramukaan berdasarkan Sistem Among, dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia.33 Sebagai organisasi sosial, Gerakan Pramuka menitikberatkan pada pembinaan mental dan disiplin yang tinggi kepada para anggotanya. Pramuka terbukti mampu melahirkan generasi-generasi muda atau tunas-tunas bangsa yang tangguh dan bertanggung jawab.34

Dari hasil pengamatan, kita dapat melihat bahwa para pemimpin bangsa kita dahulu mereka aktif di Pramuka, mereka jadi pemimpin berangkat dari Pramuka. Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono berkata : „Saya aktif di Pramuka sejak saya di SD, SMP dan SMA‟. Menpora Andi

32 Ibid., hlm. 3

33 Jana T. Anggradiredja, et. Al, Op. Cit., hlm. 1

34 Hudiyono, Membangun Karakter Siswa Melalui Profesionalisme Guru dan Gerakan

(21)

Malarangeng mengaku : „Saya anggota Pramuka waktu masih sekolah dulu‟. Gubernur Lampung Sjahrudin ZP berkata : „Saya dahulu aktif di Pramuka‟. Rasanya hampir semua pemimpin formal dan pemimpin non formal pernah mengenyam pendidikan kepramukaan.35 Oleh karena itu, Gerakan Pramuka harus terus ditumbuhkan dan dikembangkan di kalangan anak dan kaum muda agar berwatak dan berkepribadian luhur serta memiliki jiwa bela Negara yang andal.36

2. Sejarah Pramuka a. Kepanduan Dunia

Untuk dapat memahami hakekat kepramukaan, kita perlu mempelajari sejarah berdirinya dan berkembangnya Gerakan Pramuka Se dunia.

Kalau kita pelajari sejarah tersebut, kita tidak terlepas dari riwayat hidup pendiri kepramukaan se dunia, yaitu Lord Robert Baden Powell of Gilwel. Pengalaman hidup beliau tercetus untuk mengeluarkan gagasan mengenai pembinaan para remaja di negeri Inggris. Pembinaan remaja inilah yang kemudian tumbuh berkembang sehingga menjadi Gerakan Pendidikan Kepramukaan sekarang.

Baden Powel lahir pada tanggal 22 Februari 1857 di London. Namanya yang sebenarnya adalah Robert Stephenson Smyth, sedangkan ayah beliau seorang professor Geometry di Universitas Oxford, bernama Baden Powell sejak kecil yang berpengaruh pada

35 Munatsir Amin, Op. Cit., hlm. 7 36

(22)

kegiatan kepramukaan yang cukup menarik dan cukup banyak, antara lain adalah:

1) Ditinggal bapaknya sejak kecil, dan mendapat pembinaan watak dari ibunya.

2) Latihan ketrampilan berlayar, berenang, berkemah, olah raga dan lain-lainnya didapat dari kakak-kakaknya.

3) Baden Powell sangat disenangi teman-temannya karena selalu gembira, lucu, cerdas, suka main musik, barsandiwara, berolah raga, mengarang dan menggambar.

4) Berpengalaman di India sebagai pembantu Letnan pada resimen 13 Kavaleri, yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang, dan diketemukan di puncak gunung, serta keberhasilan melatih panca indra kepada Kimball-O‟Hara.

5) Pengalaman terkepung bangsa Boer di kota Mafeking, Afrika Selatan, selama 127 hari, dan kekurangan makan.

6) Berpengalaman mengalahkan kerajaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik Raja Dinizulu.37

Tuan William Smyth sebagai salah seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris minta agar Baden Powell melatih anggotanya sesuai dengan ceritera pengalaman beliau itu.

Lalu dipanggilah sebanyak 21 orang pemuda dari Boys Brigade diberbagai wilayah negeri Inggris, diajak berkemah dan berlatih di pulau Brownsea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari. Tahun 1910 Baden Powell minta pensiun dari tentara dengan pangkat terakhit Letnan Jenderal. Beliau mendapat titel Lord dari Raja George pada tahun 1029. Baden powell menikah dengan Olave St. Clair Soames pada tahun 1912, dan dianugerahi tiga orang anak. Baden Powell meninggal pada tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.38

37 M. Amin Abbas, et al., Pedoman Lengkap Gerakan Pramuka (Surabaya: Halim Jaya,

2007), hlm. 20-21

38

(23)

b. Kepanduan Indonesia

Pendidikan kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sejarah kepramukaan di Indonesia perlu kita pelajari.

1) Pada tahun 1908 Mayor Jenderal Robert Baden Powell dari Inggris melancarkan suatu gagasan tentang pendidikan di luar sekolah untuk anak-anak Inggris, dengan tujuan supaya mereka menjadi manusia Inggris, warga Inggris dan anggota masyarakat Inggris yang baik, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan kerajaan Inggris Raya ketika itu.39

2) Tanggal 20 Mei 1908 merupakan tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia dengan didirikannya Budi Utomo oleh dr. Sutomo, dkk. Bersamaan dengan tahun itu organisasi kepanduan di dunia semakin berkembang salah satunya di negara Belanda yang saat itu menjajah Indonesia. Melalui orang Belanda yang bernama P. Y. Smith dan Majoor De Jager yang merupakan tokoh “Nederlands Padvinders Organisatie” (NPO) didirikalah organisasi kepanduan khusus remaja dan pemuda Belanda di Indonesia yang bernama NPO di Jakara (Batavia) pada tahun 1912. Ketika pecah perang Dunia I tahun 1914, hubungan Belanda dengan Indonesia menjadi sulit oleh karena itu NPO di

39

(24)

Indonesia diberi wewenang oleh kwartir besarnya di Nederland untuk berdiri sendiri dan memiliki kwartir besar sendiri.

3) Pada tanggal 4 September 1914 cabang NPO di Indonesia menjadi organisasi baru bernama Nederlands Indische Pedvinders Vereeninging (NIPV) yang artinya adalah persatuan pandu-pandu Hindia Belanda. Sejak menjadi NIPV organisasi ini memiliki anggota yang tidak hanya orang Belanda saja tetapi juga para pribumi yang kemudian dijadikan alat ampuh bagi perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa Indonesia.40

4) Untuk itu beliau mengarang buku yang terkenal, yaitu buku „Scouting for Boys‟. Buku ini memuat ceritera pengalaman beliau dan latihan apa yang diperlukan untuk para Pramuka.

5) Gagasan Baden Powell itu jitu, cemerlang, dan sangat menarik sehingga dilaksanakan juga di Negara-negara lain. Di antaranya Nederland (Padvinder, Padvinderij).

6) Oleh orang Belanda, gagasan itu kemudian dibawa dan dilaksanakan juga di jajahannya di sini (Nederland Oos Indie), dan didirikan oleh orang-orang Belanda di Indonesia, organisasi yang bernama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-pandu Hindia Belanda).

7) Pimpinan-pimpinan dalam pergerakan nasional mengambil alih gagasan Baden Powell, dan dibentuklah organisasi-organisasi

40Arwan Hardiyanto, Jalur Alternatif Mengikuti Jejak Tapak Anak Sang Pandu, Jilid

(25)

kepanduan yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik yaitu menjadi kader pergerakan nasional. Didirikan bermacam-macam organisasi kepanduan antara lain JPO (Javaanse Padvinders Organizatie), JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationalle Islamitische Padvinder), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon) dan sebagainya.41

8) Kemudian bangsa Indonesia menggalang persatuan untuk kemerdekaan, yang ditandai dari peristiwa Sumpah Pemuda. Setelah berhasil menggalang persatuan, maka bangsa Indonesia telah siap untuk menegakkan kemerdekaan yang ditandai dari peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI, pada tanggal 17 Agustus 1945.42 Sumpah pemuda yang dicetuskan dalam Konggres Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, benar-benar menjiwai gerakan kepanduan nasional Indonesia untuk bergerak lebih maju. 9) Adanya larangan Pemerintah Hindia Belanda, kepada organisasi kepanduan di luar NIPV untuk menggunakan istilah Padvinder dan Padvindery, maka KH. Agus Salim menggunakan istilah Pandu dan Kepanduan untuk menggantikan istilah asing Padvinder dan Padvindery itu.

10) Waktu pendudukan Jepang (Perang Dunia II), oleh penguasa Jepang di Indonesia, organisasi kepanduan di Indonesia itu

41 M. Amin Abbas, et al., Op.C it., hlm. 27 42

(26)

dilarang adanya. Tokoh-tokoh pandu banyak yang masuk dalam organisasi Seinendan, Keibodan dan Pembela Tanah Air (PETA). 11) Sesudah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di waktu

berkobarnya perang kemerdekaan, dibentuklah organisasi kepanduan yang berbentuk kesatuan, yaitu Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Solo, sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia.

12) Menjelang tahun 1961, Kepanduan Indonesia telah terpecah-pecah menjadi lebih dari 100 organisasi kepanduan, satu keadaan yang terasa sangat lemah, meskipun sebagian daripada organisasi itu terhimpun dalam tiga federasi organisasi-organisasi kepanduan putera dan dua federasi organisasi-organisasi kepanduan puteri yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia), tanggal 13 September 1951, POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia) pada tahun 1954, dan PKPI (Perserikatan Kepanduan Puteri Indonesia). Tahun 1965 IPINDO berhasil menyelenggarakan Jambore Nasional I di Pasar Minggu, Jakarta.43

13) PERKINDO membentuk suatu panitia untuk memikirkan suatu jalan keluar. Panitia itu menyimpulkan bahwa selain lemah, terpecah-pecah, gerakan kepanduan Indonesia itu lemah pula karena terpaku dalam cengkeraman gaya lama yang tradisionil

43

(27)

daripada kepanduan Inggris, pembawaan dari luar negeri. Hal ini berakibat bahwa pendidikan yang diselenggarakan oleh kepanduan Indonesia itu belum disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan bangsa dan masyarakat Indonesia, maka ketika itu gerakan kepanduan kurang memperoleh tanggapan dari bangsa dan masyarakat Indonesia. Kepanduan hanya berjalan di kota-kota besar dan di situpun hanya terdapat pada lingkungan orang-orang yang sedikit banyak sudah berpendidikan barat.

14) Kelemahan gerakan kepanduan Indonesia itu mau dipergunakan oleh komunis sebagai alasan untuk memaksa gerakan kepanduan di Indonesia menjadi gerakan pioner muda seperti yang terdapat di Negara-negara komunis.

15) Akan tetapi kekuatan Pancasila di dalam PERKINDO menentangnya, dan dengan bantuan Perdana Menteri Juanda, maka perjuangan mereka menghasilkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 238 Tahun 1961, tentang Gerakan Pramuka, yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditanda tangani oleh Ir. Juanda sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia, karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke negeri Jepang.

16) Gerakan Pramuka adalah suatu perkumpulan yang berstatus non-govermental (bukan badan pemerintah) dan yang berbentuk kesatuan. Gerakan Pramuka diselenggarakan menurut jalan aturan demokrasi, dengan pengurusnya (Kwartir Nasional, Kwartir

(28)

Daerah, Kwartir Cabang, dan Kwartir Ranting) dipilih di dalam musyawarah.

17) Semua organisasi-organisasi kepanduan di Indonesia, kecuali yang diselenggarakan oleh komunis melebur diri ke dalam Gerakan Pramuka.

18) Di dalam Keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961 tersebut di atas, Gerakan Pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya badan di wilayah Republik Indonesia yang diperbolehkan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda-pemuda Indonesia. Organisasi lain yang menyerupai, yang sama dan yang sama sifatnya dengan Gerakan Pramuka dilarang adanya.

19) Di dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ditetapkan bahwa dasar Gerakan Pramuka adalah Pancasila dan di dalam Anggaran Dasar itu ditetapkan pula bahwa Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda-pemuda Indonesia dengan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia, agar supaya menjadi manusia-manusia Indonesia yang berguna bagi pembangunan bangsa dan Negara.44

44

(29)

20) Mengingat bahwa kira-kira 80 % daripada penduduk Indonesia tinggal di desa dan mengingat pula bahwa kira-kira 75 % adalah keluarga tani, maka Kwartir Nasional Gerakan Pramuka pada tahun organisasi yang pertama (tahun 1961) sudah menganjurkan supaya para Pramuka menyelenggarakan kegiatan di bidang pembangunan masyarakat desa.

21) Pelaksanaan anjuran itu, terutama di Jawa Tengah dan di Daerah Istimewa Yogyakarta, kemudian di Jawa Timur dan Jawa Barat, telah menarik perhatian pemimpin-pemimpin masyarakat Indonesia. Maka pada tahun 1966 Menteri Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengeluarkan instruksi bersama, yaitu tentang pembentukan Satuan Karya Pramuka Tarunabumi.

22) Satuan-satuan Karya Pramuka Tarunabumi itu dibentuk dan diselenggarakan khusus untuk memungkinkan adanya kegiatan-kegiatan Pramuka di bidang pendidikan cinta pembangunan pertanian dan pembangunan masyarakat desa secara lebih nyata dan lebih intensif. Di samping itu pula Satuan Karya Pramuka Dirgantara, Satuan Karya Bahari, dan Satuan Karya Pramuka Bhayangkara, yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan cinta Bahari, dab pendidikan cinta ketertiban masyarakat. Satuan-satuan Karya tersebut terdiri dari Pramuka-Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan Pramuka-Pramuka-Pramuka-Pramuka Pandega

(30)

(21-25 tahun) yang berminat. Pramuka-Pramuka Siaga dan Pramuka-Pramuka Penggalang, yaitu yang berusia 7 sampai dengan 10 dan 11 sampai dengan 15 tahun tidak ikut dalam Satuan-satuan Karya tersebut. Akan tetapi para Penegak dan Pandega dalam Gugusdepannya menjadi instruktur bagi adik-adiknya dan rekan-rekannya Pramuka dalam kecakapan yang diperolehnya sebagai anggota Satuan Karya dimaksudkan.

23) Dan berhubung dengan masalah drop-out (anak-anak yang berhenti sekolah di tengah jalan), maka Gerakan Pramuka juga mengarahkan perhatiannya kepada pendidikan kejuruan, untuk member bekal hidup kelak kepada anak-anak, pemuda-pemuda, terutama kepada drop-out itu. Untuk itu diadakan kerjasama dengan Departemen Perindustrian.45

3. Racana dan Pembentukan Soft Skill Di Racana

Racana adalah wadah pembinaan bagi para Pramuka Pandega di Gugus Depan.46 Tempat berkumpulnya Pandega dalam Gugus Depan disebut Racana. Arti kata Racana adalah dasar penyangga tiang bangunan yang dalam bahasa Jawa disebut umpak. Nama Racana umumnya menggunakan nama pahlawan. Namun tidak menutup kemungkinan penggunaan nama jenis senjata, nama kerajaan dalam pewayangan atau nama ceritera mitos. Dalam pemilihan nama tentunya diambil yang

45 M. Amin Abbas, et al., Op. Cit., hlm. 33-36 46

(31)

terbaik menurut anggota Racana, sehingga memiliki makna dan kebanggaan bagi seluruh anggota Racana. Di dalam organisasi Racana, terdapat Dewan Racana Pandega yang disebut Dewan Pandega Dewan Kehormatan.47

Racana beranggotakan warga Racana yang terdiri atas Pandega dan Calon Pandega. Untuk menggerakkan Racana, dibentuk Dewan Racana. Dewan Racana terdiri atas semua Pramuka Pandega yang sudah dilantik sebagai Pandega. Dewan Racana dipimpin oleh seorang Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Pemangku Adat.48 Racana sebagai wadah bagi pramuka pandega dengan batasan usia 21-25 tahun hanya mampu menyelsaikan satu tingkat SKU (Syarat Kecakapan Umum) saja yaitu Pandega. Hal ini berbeda dengan pramuka penggalang yang ada tiga tingkatan penggalang yaitu: ramu, rakit dan terap dan penegak yaitu: Bantara dan Laksana. Adapun dalam SKK (Syarat Kecakapan Khusus) pandega dapat dicapai sesuai dengan keinginannya.

Pandega adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 21-25 tahun, yang bisa juga disebut sebagai Senior Rover, merupakan masa awal dewasa (early adulthood) menurut Teori Jean Piaget, J. (2000). „Commentary on Vygotsky‟. New Ideas in Psychology, 18, 241-259. Masa usia ini (Pandega) merupakan perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia tigapuluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian

47 Jana T. Anggradiredja, et. Al, Op. Cit., hlm. 4-5 48

(32)

pribadi, masa mempersiapkan untuk berkarir, dan membentuk ideology pribadiyang di dalamnya juga meliputi penerimaan terhadap nilai dan sistem etik.49

Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal dari individu menjadi lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa dewasa ini, individu memasuki peran kehidupan yang lebih luas. Pola dan tingkah laku sosial orang dewasa berbeda dalam beberapa hal dari orang yang lebih muda. Perubahan tersebut tidak disebabkan oleh perubahan fisik dan kognitif yang berkaitan dengan penuaan, tetapi lebih disebabkan oleh peristiwa-peristiwa kehidupan yang dihubungkan dengan keluarga dan pekerjaan. Menurut Erikson, perkembangan psikososial selama masa dewasa dan tua ini ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif dan integritas.50

Pada usia tersebut sifat agresifnya sudah mula turun, sosialitasnya semakin tinggi, dan pertimbangan rasionalnya semakin tajam. Pramuka Pandega umumnya kreatif, suka berkarya dan selalu ingin menunjukan eksistensinya.51 Berdasarkan pendapat dari Jean Piaget karakter seorang Pandega adalah ingin diakui eksistensinya, ingin berguna bagi komunitas sosialnya, pantang menyerah, teguh dan ulet dalam memperjuangkan ide dan cita-citanya, juga mandiri dalam menghadapi persoalan.52

49 Ibid., hlm. 3

50 Ibid., hlm. 4 51 Ibid., hlm. 4 52

(33)

Sifat kegiatan Pandega adalah memerlukan bimbingan orang dewasa dalam proses pendidikan dan pembinaan kepribadian, watak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, ketangkasan, kesehatan dan kesegaran jasmani, dan kepemimpinan sehingga dapat hidup mandiri.53

Kegiatan Pandega adalah kegiatan yang selalu berkarakter, dinamis, progresif, menantang, bermanfaat bagi diri dan masyarakat lingkungannya.kegiatan pandega meliputi kegiatan dari pandega, oleh pandega, dan untuk pandega. Pembina sebagai konsultan dapat menawarkan program-program baru yang lebih bermakna, menarik dan bermanfaat.

Materi kegiatan pada hakikatnya meliputi semua aspek kehidupan dan nilai-nilai serta keterampilan. Materi dikemas sehingga memenuhi 4 H sebagaimana dikemukakan oleh Baden Powell yakni: Health (kesehatan juwa dan raga). Happines (Kebahagiaan yang meliputi tiga indikator yakni: kegembiraan, kedamaian, dan kesyukuran), Helpfulness (tolong-menolong/gotong-royong), Handicraft (hasta karya). Proses penyampaian materi kegiatan pandega adalah: Learning by doing (meliputi: Learning to know, learning to do, dan learning to live together) dan Learning to be (meliputi: Learning by teaching, learning to serve, serving to earn). Pembinaan pramuka Pandega lebih diarahkan untuk mempersiapkan diri sebagai pemimpin yang bertanggungjawab kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, Negara dan Tunah

53

(34)

YME. Untuk mencapai tujuan tersebut maka kegiatan-kegiatan Pandega memuat kegiatan Bina Diri (peningkatan pengetahuan dan keterampilan), Bina Satuan (dipersiapkan menjadi Instruktur Muda, Pembina), Bina Masyarakat (dipersiapkan menjadi pemimpin di masyarakat, penyuluh, pelopor, peneliti).54

Racana dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih dari musyawarah anggota Racana. Organisasi Racana disusun sesuai organisasi yang terdapat di masyarakat pada umumnya, karena pada usia Pandega sudah terjun dalam kehidupan masyarakat. Di dalam organisasi Racana terdapat Dewan Racana Pandega yang disebut Dewan Pandega dan Dewan Kehormatan. Dewan Pandega terdiri dari:

a. Ketua Racana

b. Kerani atau sekretaris

c. Bendahara yang mengatur keuangan dan harta benda milik Racana, d. Pemangku adat yakni yang memimpin tata-cara adat Racana, yang

pada hakikatnya adalah penjaga kode etik Racana, dan e. Beberapa orang anggota.

Pembina Pramuka Pandega tidak masuk dalam Dewan Racana. Pembina Racana bertindak sebagai penasehat, pendorong, pengarah, pembimbing dan mempunyai hak dalam mengambil keputusan terakhir.

Dewan Pandega bertugas: a. Merancang program kegiatan,

54

(35)

b. Mengurus dan mengatur kegiatan, c. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan, d. Merekrut anggota baru,

e. Mencari/mengidentifikasi sumber dana untuk disampaikan kepada Ketua Gudep,

f. Mengelola dana untuk menjalankan program kegiatan, dan g. Melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada Pembina Gudep.

Dewan Kehormatan Pandega adalah Dewan yang dibentukuntuk mendampingi Dewan Pandega. Dewan Kehormatan Pandega bertugas:

a. Menentukan pelantikan,

b. Memberikan penghargaan kepada Pandega yang berprestasi,

c. Memberikan tindakan hukuman atas pelanggaran terhadap Kode Kehormatan, dan

d. Rehabilitasi anggota Racana Pandega.55

Sebagai suatu organisasi, Unit Kegiatan Khusus Racana STAIN Pekalongan mempunyai anggota yang tidak sedikit dikarenakan di dalam UKK Racana terdapat beberapa badan semi otonom. Pada umumnya semakin banyak individu maupun anggota, maka semakin besar pula potensi konflik yang akan muncul seiring banyaknya perbedaan pendapat. Orang-orang dan kelompok di dalam organisasi mengembangkan keahlian dan pandangan yang berbeda tentang pekerjaan atau tugasnya dan pekerjaan atau tugas kelompok lain. ketika interaksi di antara mereka

55

(36)

terjadi maka konflik menjadi potensial untuk muncul. Konflik di dalam organisasi dapat menimbulkan konsekuensi positif dan negatif. Dapat mendorong inovasi organisasi, kreatifitas dan adaptasi.56

Seorang mahasiswa sebagai aktivis kampus yang tergabung dalam organisasi kemahasiswaan cenderung mempunyai kebiasaan dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan, sehingga ketika lulus tidak akan canggung lagi berhadapan dengan kehidupan masyarakat yang sebenarnya terutama di tempat bekerja. Beberapa nilai karakter yang didapatkan dari proses keterlibatan dalam organisasi kemahasiswaan adalah kemampuan memimpin, dipimpin, ketangguhan, keuletan, kemampuan berkomunikasi, memiliki empati, kemampuan menyelesaikan konflik dan percaya diri.57

56 Indriyo Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita, Perilaku Keorganisasian Edisi Pertama,

(Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2014), hlm. 97

57

Referensi

Dokumen terkait

Bekantan (Nasalis larvatus) adalah maskot fauna Provinsi Kalimantan Selatan.Sebaran dan kondisinya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah belum didata.Penelitian bertujuan

Bahan pengisi ditambahkan untuk mendapatkan berat yang diinginkan. Bahan pengisi harus memenuhi beberapa kriteria:1) Harus nontoksik dan dapat memenuhi peraturan-peraturan dari

Meningkatnya Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 0,40 persen selama Juni 2016, secara umum dipengaruhi oleh kenaikan nilai tukar tiga subsektor meliputi tanaman

Pada saat reaktor beroperasi pada suhu rendah, tingkat pemanasan yang rendah dan tekanan yang sangat tinggi , reaksi sekunder sangat penting karena lamanya waktu

Penguatan kelembagaan dimaksudkan agar kelompok sasaran memiliki kemampuan dalam hal: (1) mengambil keputusan bersama melalui musyawarah; (2) menaati keputusan yang

Definisi di atas menjelaskan bagaimana peran utama pekerja sosial industri didalam menjalankan tugasnya yaitu berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai, memberikan

Kegiatan tersebut meliputi Penyebarluasan metadata dan data kepada Simpul Wali Data dan masyarakat, Pengkoordinasian dan pengintegrasian kegiatan pengumpulan, pemeliharaan,

Orangtua yang lain dapat menerima anaknya yang merupakan autis walaupun awalnya juga mengalami kesulitan yang sama seperti orangtua lain yang mempunyai autis, karena