• Tidak ada hasil yang ditemukan

Trend Dan Issue Dalam Keperawatan Keluarga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Trend Dan Issue Dalam Keperawatan Keluarga"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

TREND DAN ISSUE DALAM KEPERAWATAN KELUARGA TREND DAN ISSUE DALAM KEPERAWATAN KELUARGA

BAB 4 BAB 4

TREND, ISSUE DAN MANAJEMEN SUMBER DAYA KELUARGA TREND, ISSUE DAN MANAJEMEN SUMBER DAYA KELUARGA

Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu

1.

1. Menjelaskan Menjelaskan trend trend yang yang terjadi terjadi dalam dalam keperawatan keperawatan keluargakeluarga

2.

2. Menjelaskan Menjelaskan issue issue yang yang berkembang berkembang dalam dalam keperawatan keperawatan keluargakeluarga

3.

3. Menganalisis Menganalisis trend trend dan dan issu issu dalam dalam keperawatan keperawatan keluargakeluarga

4.

4. Menjelaskan Menjelaskan pengertian pengertian manajemen manajemen sumber sumber daya daya keluargakeluarga

5.

5. Menjelaskan Menjelaskan manajemen manajemen sumber sumber daya daya keluargakeluarga

A.

A. Trend Trend dan dan Issue Issue dalam dalam Keperawatan Keperawatan KeluargaKeluarga

Trend adalah sesuatu yang sedang booming, aktual, dan sedang hangat diperbincangkan. Trend adalah sesuatu yang sedang booming, aktual, dan sedang hangat diperbincangkan. Sedangkan isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak Sedangkan isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi di masa mendatang, menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan terjadi di masa mendatang, menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis.

nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis.

Jadi, trend dan isu keperawatan keluarga merupakan sesuatu yang booming, actual, dan sedang Jadi, trend dan isu keperawatan keluarga merupakan sesuatu yang booming, actual, dan sedang hangat diperbincangkan serta desas-desus dalam ruang lingkup keperawatan keluarga.

hangat diperbincangkan serta desas-desus dalam ruang lingkup keperawatan keluarga.

Adapun trend dan isu dalam keperawatan keluarga, diantaranya: Adapun trend dan isu dalam keperawatan keluarga, diantaranya:

1. Global 1. Global

a.

(2)

 b. Kemajuan dan pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin global sehingga  penyebarannya semakin meluas.

c. Kemajuan teknologi di bidang transportasi sehingga tingkat mobilisasi penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran yang berpengaruh terhadap interaksi keluarga yang  berubah.

d. Standar kualitas yang semakin diperhatikan menimbulkan persaingan yang ketak serta menumbuhkan munculnya sekolah-sekolah yang mengutamakan kualitas pendidikan.

e. Kompetisi global dibidang penyediaan sarana dan prasarana serta pelayanan kesehatan menuntut standar profesionalitas keperawatan yang tinggi.

f. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang belum  berkembang.

g. Pelayanan keperawatan keluarga belum berkembang tapi kementrian kesehatan sudah menyusun pedoman pelayanan keperawatan keluarga dan model keperwatan keluarga di rumah yang perlu disosialisasikan.

h. Keperawatan keluarga/ komunitas dianggap tidak menantang.

i. Geografis luas namun tidak ditunjang dengan fasilitas.

 j. Kerjasama lintas program dan lintas sektor belum memadai.

k. Model pelayanan belum mendukung peranan aktif semua profesi.

2. Pelayanan

a. Sumber daya manusia belum dapat menjawab tantangan global dan belum ada perawat keluarga.

 b. Penghargaan / reward rendah.

c. Bersikap pasif.

(3)

e. Pengetahuan dan keterampilan perawat masih rendah.

3. Pendidikan

a. Lahan untuk praktik klinik terbatas, namun institusi pendirian pendidikan keperawatan cenderung mudah

 b. Penelitian terkait pengembangan dan uji model masih terbatas.

c. Sarana dan prasarana pendidikan sangat terbatas.

d. Rasio pengajar : mahasiswa belum seimbang.

e. Keterlibatan berbagai profesi selama pendidikan kurang.

4. Profesi

a. Standar kompetensi belum disosialisasikan.

 b. Belum ada model pelayanan yang dapat menjadi acuan.

c. Kompetensi berbagai jenjang pendidikan tidak berbatas.

d. Mekanisme akreditasi belum berjalan dengan baik.

e. Peranan profesi di masa depan dituntut lebih banyak.

f. Perlu pengawalan dan pelaksanaan undang-undang praktik keperawatan.

Beberapa permasalahan mengenai trend dan isu keperawatan keluarga yang muncul di Indonesia :

a. Sumber daya tenaga kesehatan yang belum dapat bersaing secara global serta belum adanya perawat keluarga secara khusus di negara kita.

 b. Penghargaan dan reward yang dirasakan masih kurang bagi para tenaga kesehatan.

(4)

d. Masih tingginya biaya pengobatan khususnya di sarana pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas baik.

e. Pengetahuan dan keterampilan perawat yang masih perlu ditingkatkan.

f. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang belum  berkembang.

g. Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang meskipun telah disusun  pedoman pelayanan keluarga namun belum disosialisaikan secara umum.

h. Geografis Indonesia yang sangat luas namun belum di tunjang dengan fasilitas transportasi yang cukup.

i. Kerjasama program lintas sektoral belum memadai.

 j. Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.

k. Lahan praktek yang terbatas, sarana dan prasarana pendidikan juga terbatas.

l. Rasio pengajar dan mahasiswa yang tidak seimbang.

m. Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga kurang.

Trend dan Isu Nasional :

a. Semakin tingginya tuntutan profesionalitas pelayanan kesehatan.

 b. Penerapan desentralisasi yang juga melibatkan bidang kesehatan.

c. Peran serta masyarakat yang semakin tinggi dalam bidang kesehatan.

Munculnya perhatian dari pihak pemerintah mengenai masalah kesehatan masyarakat seperti diberikannya bantuan bagi keluarga miskin serta asuransi kesehatan lainnya bagi keluarga yang tidak mampu. JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) adalah program pemerintah yang bertujuan

(5)

memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia untuk dapat hidup sehat, produktif dan sejahtera.

B. Manajemen Sumber Daya keluarga

1. Konsep Dasar Sumber Daya Keluarga

Sumber daya adalah alat atau bahan yang tersedia dan diketahui potensinya untuk memenuhi keinginan. Terdapat tiga asumsi dasar mempelajari sumber daya keluarga yaitu:

a. Sumber daya keluarga tidak hanya terdapat di dalam keluarga sendiri tetapi juga terdapat diberbagai lingkungan sekitar keluarga.

 b. Kondisi dari sumber daya merupakan elemen dari sistem yang dapat mendorong atau menghambat pencapaian tujuan keluarga.

c. Perubahan salah satu sumber daya akan berpengaruh pada sumber daya lainnya dalam sistem keluarga.

2. Pengertian Manajemen Sumber Daya Keluarga

Manajemen adalah perencanan, pelaksanaan penggunaan sumber daya keluarga untuk mencapai keinginan atau tujuan. Manajemen sumber daya keluarga adalah penggunaan sumber daya keluarga dalam usaha atau proses mencapai suatu tujuan yang dianggap penting oleh keluarga.

3. Faktor yang mempengaruhi manajemen Sumber Daya Keluarga

Terdapat empat faktor yang mempengaruhi manajemen sumber daya keluarga yaitu:

a. Kompleksitas kehidupan keluarga. Kehidupan keluarga yang sangat kompleks memerlukan gaya manajemen yang berbeda daripada keluarga yang memiliki masalah tidak terlalu kompleks.

 b. Stabilitas/ketidakstabilan keluarga. Keluarga yang stabil cenderung dapat melakukan manajemen sumber daya keluarga dengan lebih baik karena semua anggota keluarga dapat difokuskan untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan.

(6)

c. Peran dan Perubahan Keluarga. Manajemen sumber daya keluarga juga dipengaruhi oleh  peran masing-masing anggota keluarga di masyarakat dan juga oleh perubahan dalam keluarga,

misalnya adanya keluarga yang meninggal atau baru lahir.

d. Teknologi. Dengan teknologi yang sudah semakin canggih, keluarga dapat melakukan manajemen sumber dayanya dengan lebih terarah.

Analisis jurnal tentang :Pemakaian Teknologi Telehealth Dalam Proses Rehabiltasi Pasien Stroke Di Rumah

Stroke pada saat ini bukan hanya masalah regional tetapi sudah merupakan isu global. di dunia terdapat 80 juta orang menderita stroke, 13 juta merupakan penderita baru setiap tahun. Terdapat sekitar 4.4 juta penderita stroke meninggal setiap tahun. Di Amerika diperkirakan 700.000 orang setiap tahun dan menjadi penyebab kematian utama. Sedangkan di Indonesia kejadian stroke setiap tahunya 500.000 orang. Dampak yang utama dari suatu stroke adalah kehilangan kemandirian yang terjadi pada 30% dari orang-orang yang selamat. Gaya hidup yang mandiri dan menyenangkan mungkin hilang dari kebanyakan kwalitasnya setelah suatu stroke dan anggota-anggota keluarga lain akan menemukan diri mereka dalam suatu peran baru sebagai  pemberi-pemberi perawatan.

Untuk membantu pemantauan perkembangan pasein stroke maka dikembangkan teknologi baru telehealth untuk pasien stroke yang mengalami perawatan di rumah. Videophone memiliki keuntungan dalam memberikan layanan keperawatan pada pasien yang terisolasi baik karena  jarak atau keterbatasan fisik. Sekitar 80% dari penderita stroke mengandalkan keperawatan untuk rehabilitasi melalui program rehabilitasi berbasis rumah. Banyak dari keperawatan terutama pasangan hidupnya, yang sudah setengah baya atau tua. Mempunyai keterampilan yang kurang perawatan kesehatan khusus. Keterbatasan ini dapat membuat tantangan untuk aspek fisik dan emosional. Keperawatan merasa kesulitan dalam memantau dan melaporkan kondisi  penderita stroke yang sedang menjalani rehabilitasi rumah akibat isolasi sosial keperawatan juga mengalami kesuliatan dalam memantau jadwal kegiatan rehabilitasi sehari-hari, kondisi kesehatan fisik, emosional, dan hubungan keluarga kondisi-kondisi diatas.

Beberapa peneliti telah meneliti penggunaan teknologi jarak jauh untuk membantu dalam memenuhi kebutuhan mereka. Sebagai contoh, intervensi telepon telah berhasil digunakan untuk

(7)

membantu perawat keluarga dalam mengembangkan teknik pemecahan masalah. Program lain dengan menggunakan dukungan kelompok berbasis web dan online untuk menjawab pertanyaan dan memberikan informasi untuk perawatan penderita stroke.

Perawat mungkin mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan rehabilitasi penderita stroke, menempatkan mereka pada resiko lebih besar serta berakir pada perawatan jangka panjang. Kunjungan rumah oleh para profesional kesehatan staf secara intensif, memakan waktu,dan mahal, dengan penggantian terbatas. keperawatan penderita stroke menyatakan kebutuhan dan keprihatinan dalam lima bidang utama: informasi, emosi dan perilaku, perawatan fisik,  perawatan instrumental dan tanggapan pribadi untuk kasih sayang. Keperawatan stroke

menginginkan informasi lebih lanjut tentang mengenali tanda-tanda peringatan stroke, menyediakan perawatan stroke dasar, dan mengelola komplikasi yang mungkin timbul.

Perawatan pasien saat ini menimbulkan keprihatinan mengenai perubahan kognitif, kesulitan komunikasi, dan hilangnya kemerdekaan pada penderita stroke yang dapat memicu perubahan emosi dan perilaku. Selain berurusan dengan kebutuhan penderita stroke, keperawatan diminta membantu dalam mempertahankan kebutuhan mereka sendiri fisik, emosi dan sosial. Meskipun  beberapa dari kekhawatiran ini bisa diatasi oleh perawat sebelum pulang dari rumah sakit atau  program rehabilitasi, lainnya memerlukan penilaian dan intervensi kemudian dalam pengaturan

rumah.

 Namun, kunjungan rumah oleh para profesional kesehatan staf secara intensif, memakan waktu, dan mahal, dengan penggantian terbatas. Salah satu cara mengurangi biaya perawatan rumah sudah melalui penggunaan kemajuan teknologi komunikasi seperti Videophone telehealth. Videophone telah digunakan oleh penyedia perawatan di rumah untuk menilai pasien, memonitor kemajuan mereka, dan menyediakan pendidikan dan dukungan dilingkungan rumah.

Dalam beberapa penelitian, penggunaan videophone dalam perawatan rumah ditemukan untuk memberikan kontribusi kepada manajemen-diri orang-orang lansia dengan diabetes, ulkus tekanan, gagal jantung kongestif (CHF), penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan kronis luka. Bentuk telehealth telah dikaitkan dengan peningkatan kualitas hidup bagi pasien dan  produktivitas bagi perawat, serta pengurangan biaya keuangan yang terkait dengan jarak tempuh dan perjalanan videophone telah digunakan oleh penyedia perawatan di rumah untuk menilai

(8)

 pasien, memonitor kemajuan mereka, menyediakan pendidikan dan dukungan di lingkungan rumah.

Sejumlah penelitian terbatas telah dilaporkan pada penggunaan videophone untuk menyediakan layanan terutama untuk keperawatan anggota keluarga dengan penyakit kronis mempelajari  penggunaan telehealth untuk perawat anggota keluarga lansia dengan demensia dan berbagai

gangguan fisik dan mental. Telehealth memungkinkan perawat untuk menawarkan intervensi terapeutik, perawat membantu mengelola masalah perilaku yang disebabkan oleh dementia, mengurangi stres perawat dan depresi, dan memobilisasi sistem pendukung antara keluarga dan masyarakat. Para peneliti melaporkan videophone interaktif sebagai transformasi hubungan antara perawat dan keperawatan. Mereka menyatakan telehealth interaksi karena keperawatan yang menetap di wilayah rumah mereka sendiri, mereka memiliki pilihan jadwal waktu yang fleksibel.

Kepuasan dengan telehealth juga telah dipelajari. Dalam sebuah studi di Tennessee pedesaan, telehealth melalui jalur telepon standar yang digunakan untuk memberikan intervensi dan dukungan untuk keperawatan keluarga dan pasien dengan CHF, PPOK, diabetes, kanker, luka kronis, atau menerima terapi parenteral atau enteral. Keluarga pasien dengan care giver melaporkan secara umum puas dengan sistem telehealth yang ada saat ini dikarenakan oleh  beberapa hal seperti:

a. waktu yang disimpan dengan mengurangi jumlah waktu pasien diperlukan transportasi ke  pusat kesehatan;

 b. penurunan kecemasan mereka dengan memiliki dukungan kesehatan tersedia;

c. diperbolehkan untuk “just– in –time” nasehat perawatan kesehatan;

d. nilai tambah laporan telepon dengan mampu memvisualisasikan masala, dan;

e. meningkatkan privisasi dan kenyamanan.

Telehealth merupakan salah satu sarana yang memungkinkan para profesional keperawatan/kesehatan mempuyai kemampuan untuk menawarkan layanan ini kepada keluarga

(9)

dari kejauhan Penelitin lebih lanjut diperluksn untuk menentukan apakah penerimaan penggunan dan kepuasan dan kepuasan telehealth oleh perubahan keperawatan dari waktu ke waktu dengan  pengalaman tambahan.

a. Trend Dan Isu Teknologi Kesehatan

Teknologi komunikasi sekarang ini telah mengubah pola pikir kebanyakan orang di seluruh dunia, terutama di negara-negara maju. Hal ini tidak menutup kemungkinan terjadi juga di negara Indonesia yang pada saat ini sedang berkembang. Seiring dengan era cyber-net,  dunia kesehatan juga tidak mau ketinggalan dengan kemajuan tersebut. Di dunia kesehatan telah dikembangkan telehealth atau telemedicine sebagai sarana layanan kesehatan jarak jauh. “telehealth diartikan sebagai integrasi sistem komunikasi untuk tujuan promotif dan preventif sedangkan telemedicine mengintegrasikan sistem komunikasi dengan tujuan kuratif.” (WHO, 1997 dalam Maheu et al, 2001).

Telehealth adalah pengiriman layanan terkait kesehatan dan informasi melalui teknologi telekomunikasi. Telehealth dapat mempermudah profesional kesehatan dalam membahas kasus melalui telepon. Teknologi telehealth umumnya dimanfaatkan untuk beberapa kepentingan, antara lain:

1. mengirim pelayan kesehatan ke pasien yang berjarak jauh;

2. mendidik provider, admisnistrator, pasien, dan keluarganya

3. untuk mengakumulasi data atau memonitor insidensi penyakit sebagai bagian dari kesehatan masyarakat, epidemiologik, atau biodefense network.

Teknologi telehealth memiliki potensi untuk memperbaiki akses pelayanan kesehatan, meningkatkan kualitas pelayanan, mengurangi kesalahan medis, mengurangi biaya kesehatan, dan lebih mendistribusikan informasi kesehatan. Pelayanan kesehatan akan sangat berkembang seiring perkembangan tekhnologi dan informasi.

(10)

 b. Peran Perawat Dalam Menyikapi Trend Dan Isu

Dalam kemajuan teknolgi ini seorang perawat mempunyai peran yang besar,baik di masyarakat maupun di rumah sakit. Peran perawat sebagi educator seperti memberikan informasi kepada klien mengenai tindakan yang akandiberikan. Juga sebagai care giver dalam memberikan layanan kesehatan menggunakan dan memanfaatkan teknologi telehealth guna mempermudah dan meningkatlkan hasil kerja dalam memberikan layanan asuhan keperawatan. sebagai change agent teknologi sebelumnya perawat merupakan tenaga yang paling sering  berhubungan dengan pasien oleh karena itu setiap sistem teknologi yang baru maka perawat harus mempu mengusai dan menerapkannya. Perawat saat ini harus mampu mencari informasi terbarumengenai dunia teknologi kesehatan agar tidak ketinggalan zaman. Dengan mempelajarinya maka kita akan mengetahui bagaimana cara mengoperasikan teknologi baru dan mampu memanfaatkannya didunia kesehatan.

c. Peluang Keperawatan Memanfaatkan Trend Dan Isu Tersebut Untuk Meningkatkan Pelayanan Keperawatan

Perawat perlu menyadari bahwa kesulitan dan beban keperawatan sangat banyak sehingga diperlukan secepat mungkin dalam merawat pasien khususnya pasien stroke. Telehealth merupakan salah satu sarana yang memungkinkan para profesional keperawatan/kesehatan mempuyai kemampuan untuk menawarkan layanan ini kepada keluarga dari kejauhan.Home telehealth bisa efektif dalam tidak hanya menilai kebutuhan perawatan kesehatan korban stroke dan keperawatan, tetapi juga dalam memberikan dukungan informasi dan emosional kepada mereka. Kesiapan terhadap telehealth tampaknya tergantung pada:

a. keperawatan dan keamanan rumah;

 b. waktu yang tepat layanan yang ditawarkan;

c. kebutuhan yang dirasakan untuk keperawatan;

(11)

Metode beban keperawatan menilai, yang mungkin berguna dalam memprediksi kesiapan mereka terhadap layanan telehealth, telah tersedia. Penilaian kenyamanan klien dengan dan kepentingan dalam teknologi serta keterbatasan pendengaran dan visual juga mungkin penting dalam penerimaan dan penggunaan telehealth. Identifikasi potensial untuk penggunaan, kesiapan dan penerimaan telehealth sangat penting sebelum mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi program-program menggunakannya.

Perbedaan tingkat pengalaman dan harapan antara perawat dan keperawatan mungkin telah menyebabkan disparitas dengan kepuasan mereka dalam kinerja peralatan telehealth. Pelatihan  perawat dan keperawatan untuk mengembangkan keterampilan komunikasi yang tepat sesuai

dengan teknologi dan membantu mereka untuk mencapai tingkat minimal kenyamanan dengan telehealth adalah penting untuk menggunakan dan keefektifannya. Pelayanan keperawatan di masa ke depan akan memanfaatkan perkembangan tekhnologi informasi, misalnya mengaplikasikan telehealth. Telehelath dalam keperawatan bisa dikembangkan untuk digunakan dalam bidang pendidikan maupun bidang pelayanan keperawatan. Dalam bidang pelayanan keperawatan telehealth dapat membantu kegiatan asuhan keperawatan pada pasien di rumah atau dikenal dengan home care.

Dengan adanya kontribusi telehealth dalam pelayanan keperawatan di rumah atau homecare, akan banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan oleh pasien dan keluarga, perawat, instansi  pelayanan kesehatan dan termasuk juga pemerintah dalam hal ini adalah Departemen Kesehatan.

Menurut hukum Telehalth juga diperbolehkan jika perawat sudah mempunyai SIP atau SIPP, dalam PERMENKES RI No. HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang izin dan penyelenggaraan  praktek perawat BAB I Pasal 1 nomor 3 dijelaskan bahwa Surat Izin Praktek Perawat yang selanjutnya disingkat SIPP adalah bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk melakukan  praktek keperawatan secara perorangan dan/atau berkelompok. BAB II Pasal 3 Nomor 1

Dijelaskan setiap perawat yang menjalankan praktek wajib memiliki SIPP. Telehealth juga biasa digunakan untuk berkomunikasi antar petugas kesehatan dengan jarak jauh jika perawat tersebut  belum memiliki pengalaman yang luas guna untuk memberikan diagnosa atau pemberian obat

kepada pasien dengan benar.

 Namun demikian untuk bisa mengaplikasikan telehealth dalam bidang keperawatan banyak sakali tantangan dan hambatannya misalnya: faktor biaya, sumberdaya manusia, kebijakan dan

(12)

 perilaku. Penggunaan telehalth dalam keperawatan itu diperbolehkan, karena kita boleh menggunakan telehealth dalam berkomunikasi keperawatan jarak jauh. Karena untuk mempermudah berkomunikasi dan memberi asuhan keperawatan pasien dirumah (home care).

Dengan kemajuan teknologi dibidang keperawatan terutama telehealth maka beban kerja perawat akan berkurang, memangkas waktu dan biaya yang digunakan. Telehealth sangat besar  peluangnya untuk diterapkan di Indonesia yang memiliki wilayah yang sangat luas dan tidak

memungkinkan jika dilakukan kunjungan rumah. Telehealth merupakan inovasi baru di dunia keperawatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Repubublik Indonesia dengan  jumlah penderita stroke yang cukup tinggi.

4. Sistem Manajemen Sumber Daya Keluarga

Sistem manajemen sumber daya keluarga tergantung pada sistem keluarga itu sendiri. Sistem Keluarga terdiri dari 2 subsistem yaitu :

a. Sistem personal. Sistem ini berperan dalam menerima masukan dari kekuatan eksternal dan mengklarifikasi nilai, menumbuhkan kapasitas individual dari seluruh anggota keluarga.

 b. Sistem manajerial yang terdiri dari masukan, proses, keluaran dan umpan balik.

5. Proses Manajemen Sumber Daya Keluarga

Proses manajemen sumberdaya keluarga terdiri dari input/ masukan, proses, output/ keluaran, dan umpan balik.

a. Input (masukan) ,Input dalam sumber daya keluarga meliputi benda, energi, dan atau informasi yang memasuki sistem dalam berbagai bentuk untuk mempengaruhi proses dalam mencapai hasil atau keluaran. Input atau Masukan untuk keluarga adalah:

1) Tuntutan: tujuan atau kejadian yang memerlukan tindakan

2) Sumber-sumber: alat atau kemampuan yang dimiliki untuk memenuhi tuntu yang terdapat  pada keluarga karena adanya tujuan dan kejadian

(13)

 b. Proses adalah transformasi benda, energi dan atau informasi oleh suatu sistem dari masukan sampai keluaran.

c. Output/ keluaran ; meliputi benda, energi dan atau informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem dalam respon terhadap input dari proses transformasi. Output dari sistem manajerial adalah respon terhadap tuntutan dan perubahan sumber-sumber.

d. Umpan Balik adalah bagian dari output yang memasuki suatu sistem sebagai input untuk mempengaruhi output yang telah ada

6. Klasifikasi Sumber Daya Keluarga

Berdasarkan jenisnya sumber daya keluarga terdiri dari:

a. Sumber daya manusia

Mempunyai 2 ciri yaitu personal dan interpersonal

1) Ciri personal meliputi : kognitif, afektif, psikomotor; status kesehatan, bakat, tingkat intelegensia, minat, sensitivitas.

Aspek kognitif merupakan penguasaan pengetahuan dengan tahapan :1. mengetahui, 2. memahami , 3. menganalisis, 4. mensintesis , 5. Mengevaluasi .

Kegunaan sumberdaya kognitif yaitu:

a) Mengidentifikasi hal-hal yang menyangkut sumber daya

 b) Menganalisis alternatif-alternatif dalam pengambilan keputusan

c) Mengevaluasi kemungkinan yang relistis untuk mencapai tujuan

Kegunaan Sumber Daya Afektif

a) Menumbuhkan rasa percaya

(14)

c) Menciptakan rasa berguna

2) Ciri interpersonal meliputi : Hak Asasi Manusia (HAM), kerjasama/gotong royong dan keterbukaan antar personal dalam kaitannya dengan pengembangan. Mutu modal manusia ditentukan oleh : pendidikan formal, kesehatan, keterampilan dan kemampuan mencari nafkah. Faktor yang mempengaruhi mutu modal manusia yaitu: variabel antara dan variabel pengontrol. Variabel antar terdiri dari:pendidikan, kesehatan, keamanan, variabel lain, pendapatan, kekayaan .Variabel pengontrol terdiri dari usia, jenis kelamin, suku bangsa.

 b. Sumber Daya Non Manusia atau Materi

Sumber daya non manusia atau sumber daya materi merupakan benda-benda yan mempunyai kegunaan pada individu dan keluarga dalam mencapai tujuan. Sumber daya materi in dapat  berupa:

1) Benda / barang serta aset keluarga (barang tahan lama , barang habis pakai)

2) Jasa

c. Sumber Daya Waktu

1) Bersifat unik : tidak dapat ditambah atau dikurangi, diakumulasi atau disimpan

2) Sumber daya waktu yang dimiliki manusia selama 24 jam

7. Penggunaan Sumber Daya

Terdapat beberapa cara dalam menggunakan sumber daya keluarga, antara lain melalui:

a)Pertukaran; dapat dilakukan antar keluarga atau dengan orang lain, sumber daya bisa  berkurang, tetap atau bertambah.

 b) Konsumsi; untuk peningkatan kualitas kehidupan keluarga

c)Proteksi; pengurangan sumber daya untuk mengurangi faktor risiko yang tidak diharapkan

(15)

e)Produksi

f) Tabungan

g) Investasi

8. Cara mengukur Sumber Daya

Sumber daya keluarga dapat diukur dengan ukuran:

a. Uang : untuk mengukur sumber daya materi dan potensi manusia (gaji, pekerjaan)

 b. Waktu : untuk mengukur berapa banyak waktu yang tersedia dan dimanfaatkan oleh keluarga

C. Keluarga Fokus Sentral dari Perawatan

Salah satu aspek terpenting dari perawatan adalah penekanannya pada unit keluarga. Keluarga,  bersama dengan individu, kelompok dan komunitas adalah klien atau resipien keperawatan. Secara empiris, kami menyadari bahwa kesehatan para anggota keluarga dan kualitas kesehatan keluarga, mempunyai hubungan yang sangat erat. Unit dasar ini memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan seorang individu yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya kehidupan individu tersebut. Keluarga memiliki pengaruh yang penting sekali terhadap  pembentukan identitas seorang individu dan perasaan harga diri. Prioritas tertinggi keluarga  biasanya adalah kesejahteraan anggota keluarganya.

Minuchin (1977), seorang ahli terapi keluarga ternama, membuat ringkasan dengan begitu indah tentang peran ganda yang dimainkan oleh keluarga: Keluarga merupakan matriks dari perasaan  beridentitas dari anggota-anggotanya, merasa memiliki dan berbeda. Tugas utamanya adalah

memelihara pertumbuhan psikososial anggota-anggotanya dan kesejahteraan selama hidupnya secara umum. Keluarga juga membentuk unit sosial yang paling kecil yang mentransmisikan tuntutan-tuntutan dan nilai-nilai dari suatu masyarakat dan dengan demikian melestarikannya. Keluarga harus beradaptasi dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat sementara keluarga juga membantu perkembangan dan pertumbuhan anggota sementara itu semua tetap menjaga

(16)

kontinuitas secara cukup untuk memenuhi fungsinya sebagai kelompok referensi dari individu (Friedman, 1998) Beberapa alasan mengapa unit keluarga harus menjadi fokus sentral dari  perawatan :

1. Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan keluarganya, bahwa  peran dari keluarga sangat penting bagi setiap aspek perawatan kesehatan anggota keluarga secara individu, mulai dari strategi- strategi hingga fase rehabilitasi. Mengkaji/menilai dan memberikan perawatan kesehatan merupakan hal yang penting dalam membantu setiap anggota kelompok untuk mencapai suatu keadaan sehat (wellness) hingga tingkat optimum.

2. Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus pada peningkatan perawatan diri (self-care), pendidikan kesehatan dan konseling keluarga serta upaya-upaya yang berarti yang dapat mengurangi risiko yang diciptakan oleh pola hidup dan bahaya dari lingkungan. Tujuannya adalah mengangkat derajat kesehatan keluarga secara menyeluruh, yang mana secara tidak langsung mengangkat derajat kesehatan dari setiap anggota keluarga.

3. Mengingat keluarga merupakan sistem pendukung yang vital bagi individu-individu, sumber dari kebutuhan-kebutuhan ini perlu dinilai dan disatukan ke dalam perencanaan tindakan bagi individu-individu (Friedman, 1998).

Ada empat tingkatan keperawatan keluarga, yaitu:

1. Level 1, keluarga menjadi latar belakang individu/anggota keluarga dan fokus pelayanan keperawatan di tingkat ini adalah individu yang akan dikaji dan diintervensi.

2. Level 2, keluarga merupakan penjumlahan dari anggota-anggotanya, masalah kesehatan/keperawatan yang sama dari masing-masing anggota akan diintervensi bersamaan, masing-masing anggota dilihat sebagai unit yang terpisah.

3. Level 3, fokus pengkajian dan intervensi keperawatan adalah sub-sistem dalam keluarga, anggota-anggota keluarga dipandang sebagai unit yang berinteraksi, fokus intervensi: hubungan ibu dengan anak; hubungan perkawinan; dll.

4. Level 4, seluruh keluarga dipandang sebagai klien dan menjadi fokus utama dari  pengkajian dan perawatan, keluarga menjadi fokus dan individu sebagai latar belakang, keluarga

(17)

dipandang sebagai interaksional system, fokus intervensi: dinamika internal keluarga; struktur dan fungsi keluarga; hubungan sub-sistem keluarga dengan lingkungan luar.

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan skripsi ini dengan mengambil judul “HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PEMBERIAN PELAYANAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KELUARGA MISKIN (JAMKESMAS) DI RSUI

Kegiatan pelayanan keperawatan keluarga di rumah dapat dilakukan secara mandiri oleh perawat dan atau melalui kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yang terkait serta

Menganalisis hubungan antara tipe kepribadian perawat dengan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Islam Surakarta..

Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya  penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan

Komitmen perawat guna memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu baik secara mandiri ataupun melalui jalan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sangat penting dalam

PERSEPSI PASIEN DAN KELUARGA TERHADAP ASUHAN KEPERAWATAN YANG DIBERIKAN OLEH MAHASISWA KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

Keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat, merupakan fokus pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat kesehatan masyarakat karena keluarga memegang peranan penting

Mengingat kegiatan pelayanan keperawatan tergantung pada kualitas dan kuantitas tenaga keperawatan yang memberikan asuhan kepada pasien/keluarga di ruang