• Tidak ada hasil yang ditemukan

Referat Interpretasi Demam Pada Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Referat Interpretasi Demam Pada Anak"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

 REFERAT   REFERAT 

INTERPRETASI DEMAM

INTERPRETASI DEMAM

PADA ANAK

PADA ANAK

Oleh

Oleh

F.X Alexander Hastin, S. Ked

F.X Alexander Hastin, S. Ked

NIM : I11106046

NIM : I11106046

Pembimbing

Pembimbing

dr. James Alvin Sinaga, Sp.A

dr. James Alvin Sinaga, Sp.A

KEPANITERAA

KEPANITERAAN KLINIK

N KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

RSU DOKTER SOEDARSO

RSU DOKTER SOEDARSO

PONTIANAK

PONTIANAK

2011

2011

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PERSETUJUAN

Telah disetujui Referat dengan Judul : Telah disetujui Referat dengan Judul :

INTERPRETASI DEMAM PADA ANAK

INTERPRETASI DEMAM PADA ANAK

Disusun sebagai salah satu syarat untuk

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Kepanitemenyelesaikan Kepaniteraan Klinik raan Klinik 

Mayor Ilmu Kesehatan Anak  Mayor Ilmu Kesehatan Anak 

Pontianak, Oktober 2011 Pontianak, Oktober 2011

Pembimbing Refrat Pembimbing Refrat

dr. James Alvin Sinaga, Sp.A dr. James Alvin Sinaga, Sp.A

Disusun oleh : Disusun oleh :

F.X Alexander Hastin, S.Ked F.X Alexander Hastin, S.Ked

NIM. I11106046 NIM. I11106046

(3)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Demam merupakan salah satu manifestasi klinis tersering yang Demam merupakan salah satu manifestasi klinis tersering yang menyebabkan anak datang untuk mendapatkan pengobatan pada praktek menyebabkan anak datang untuk mendapatkan pengobatan pada praktek sehari-hari. Pada peneliti beranggapan bahwa masalah demam berawal dari suatu hari. Pada peneliti beranggapan bahwa masalah demam berawal dari suatu hipotesis yang menyatakan bahwa demam merupakan suatu proses alamiah yang hipotesis yang menyatakan bahwa demam merupakan suatu proses alamiah yang timbul sebagai suatu respon terhadap stimulus tertentu. Ahli dari Mesir timbul sebagai suatu respon terhadap stimulus tertentu. Ahli dari Mesir beranggapan bahwa demam diakibatkan oleh inflamasi lokal. Billroth (1868) beranggapan bahwa demam diakibatkan oleh inflamasi lokal. Billroth (1868) menyuntikkan pus pada binatang untuk membuktikan pendapat tersebut, ternyata menyuntikkan pus pada binatang untuk membuktikan pendapat tersebut, ternyata demam yang terjadi sebagai akibat adanya endotoksin, yaitu produk bakteri demam yang terjadi sebagai akibat adanya endotoksin, yaitu produk bakteri gram-negatif yang mengkontaminasi bahan suntikan. Pada tahun 1943, Menkin negatif yang mengkontaminasi bahan suntikan. Pada tahun 1943, Menkin melakukan penelitian yang sama dan berhasil mengisolasi bahan penyebab melakukan penelitian yang sama dan berhasil mengisolasi bahan penyebab demam yang disebut

demam yang disebut  pyrexin pyrexin. Hasil percobaannya juga tercemar oleh endotoksin,. Hasil percobaannya juga tercemar oleh endotoksin, karena sifatnya yang stabil terhadap pemanasan maka disebut sebagai

karena sifatnya yang stabil terhadap pemanasan maka disebut sebagai endotoxin- endotoxin-induced fever 

induced fever . Beeson (1948) menggunakan teknik antiseptik untuk menghindari. Beeson (1948) menggunakan teknik antiseptik untuk menghindari endotoksin dan berhasil mengisolasi

endotoksin dan berhasil mengisolasi   fever-inducing substance  fever-inducing substanceyang berasal dariyang berasal dari leukosit pejamu, yang disebut pirogen endogen. Selanjutnya, Gery dan Waksman leukosit pejamu, yang disebut pirogen endogen. Selanjutnya, Gery dan Waksman berhasil mengidentifikasi Interleukin 1 (IL-1) dikenal sebagai sitokin yang berhasil mengidentifikasi Interleukin 1 (IL-1) dikenal sebagai sitokin yang terbukti identik dengan pirogen

terbukti identik dengan pirogen endogen.endogen.

Demam adalah keadaan suhu diatas normal sebagai akibat peningkatan Demam adalah keadaan suhu diatas normal sebagai akibat peningkatan suhu di pusat pengaturan suhu di hipotalamus, yang dipengaruhi oleh mediator suhu di pusat pengaturan suhu di hipotalamus, yang dipengaruhi oleh mediator inflamasi penginduksi demam. Pengaturan suhu pada keadaan sehat atau demam inflamasi penginduksi demam. Pengaturan suhu pada keadaan sehat atau demam merupakan keseimbangan antara produksi dan pelepasan panas. Hipertermia merupakan keseimbangan antara produksi dan pelepasan panas. Hipertermia merupakan peningka

merupakan peningkatan suhu tubuh tan suhu tubuh yang tidak diatur oleh pusat pengaturan suhu,yang tidak diatur oleh pusat pengaturan suhu, tetapi disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi dan pembatasan panas. tetapi disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi dan pembatasan panas. Mediator demam atau yang biasa disebut pirogen, dalam hal ini

Mediator demam atau yang biasa disebut pirogen, dalam hal ini tidak ikut ttidak ikut terlibat.erlibat. Oleh karena itu, pusat pengaturan suhu di hipotalamus berada dalam keadaan Oleh karena itu, pusat pengaturan suhu di hipotalamus berada dalam keadaan normal.

(4)

BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

A. A. DefinisiDefinisi

Demam atau pireksia merupakan kata yang diambil dari bahasa Demam atau pireksia merupakan kata yang diambil dari bahasa yunani yang berarti api (

yunani yang berarti api ( pyro pyro). Demam merupakan suatu keadaan). Demam merupakan suatu keadaan peningkatan suhu diatas normal yang disebabkan perubahan pada pusat peningkatan suhu diatas normal yang disebabkan perubahan pada pusat pengaturan suhu tubuh. Suhu normal tubuh berbeda tergantung dari daerah pengaturan suhu tubuh. Suhu normal tubuh berbeda tergantung dari daerah pengukura

pengukuran. Batasan normal suhu tubuh antara lain n. Batasan normal suhu tubuh antara lain sebagai berikut :sebagai berikut : 1.

1. Temperatur oral berkisar antara 33,2Temperatur oral berkisar antara 33,2  –  – 38,238,2

0 0

C C 2.

2. Temperatur rektal berkisar antara 34,4Temperatur rektal berkisar antara 34,4  –  – 37,837,8

0 0

C C 3.

3. Temperatur aksila berkisar antara 35,5Temperatur aksila berkisar antara 35,5 –  – 37,537,5

0 0

C C 4.

4. Temperatur membran timpani berkisar pada 35,4Temperatur membran timpani berkisar pada 35,4  –  – 37,837,8

0 0

C C

Suhu tubuh bervariasi pada setiap individunya, tergantung pada Suhu tubuh bervariasi pada setiap individunya, tergantung pada berbagai faktor; antara lain umur, jenis kelamin, lingkungan, temperatur berbagai faktor; antara lain umur, jenis kelamin, lingkungan, temperatur ruangan, tingkat aktivitas, dan sebagainya. Peningkatan suhu tubuh tidak  ruangan, tingkat aktivitas, dan sebagainya. Peningkatan suhu tubuh tidak  selalu mengisyaratkan terjadinya demam. Sebagai contoh, peningkatan suhu selalu mengisyaratkan terjadinya demam. Sebagai contoh, peningkatan suhu tubuh pada seseorang akan meningkat pada keadaan peningkatan tubuh pada seseorang akan meningkat pada keadaan peningkatan metabolisme tubuh (latihan fisik), tetapi hal tersebut tidak didefinisikan metabolisme tubuh (latihan fisik), tetapi hal tersebut tidak didefinisikan sebagai demam, karena pusat pengaturan suhu tubuh di otak berada pada sebagai demam, karena pusat pengaturan suhu tubuh di otak berada pada batas normal.

batas normal.

B.

B. EtiologiEtiologi

Demam dapat disebabkan oleh suatu substansi yang dinamakan Demam dapat disebabkan oleh suatu substansi yang dinamakan pirogen, yaitu substansi atau zat yang dapat memicu demam. Pirogen terbagi pirogen, yaitu substansi atau zat yang dapat memicu demam. Pirogen terbagi menjadi pirogen endogen dan pirogen eksogen.

menjadi pirogen endogen dan pirogen eksogen.

Pirogen endogen antara lain ialah sitokin yaitu molekul yang Pirogen endogen antara lain ialah sitokin yaitu molekul yang merupakan bagian dari sistem imun innate. Pirogen tersebut diproduksi oleh merupakan bagian dari sistem imun innate. Pirogen tersebut diproduksi oleh sel fagosit dan menyebabkan peningkatan pada pusat pengaturan suhu di sel fagosit dan menyebabkan peningkatan pada pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Pirogen endogen mayor antara lain; interleukin-1 (

(5)

interleukin-6, dan tumor nekrosis

faktor-interleukin-6, dan tumor nekrosis faktor-. Pirogen endogen minor antara. Pirogen endogen minor antara lain; interleukin-8, tumor nekrosis

faktor-lain; interleukin-8, tumor nekrosis faktor-, protein inflamatorik makrofag,, protein inflamatorik makrofag, dan interferon. Sitokin tersebut dilepaskan ke sirkulasi sistemik, dimana dan interferon. Sitokin tersebut dilepaskan ke sirkulasi sistemik, dimana substansi tersebut akan bermigrasi ke organ sirkumventrikular dari otak  substansi tersebut akan bermigrasi ke organ sirkumventrikular dari otak  melalui absorpsi berbantuan melalui sawar darah otak. Sitokin tersebut akan melalui absorpsi berbantuan melalui sawar darah otak. Sitokin tersebut akan berikatan dengan reseptor endotelial pada pembuluh darah, atau berinteraksi berikatan dengan reseptor endotelial pada pembuluh darah, atau berinteraksi dengan sel mikroglia lokal. Ketika sitokin tersebut telah berikatan, jalur asam dengan sel mikroglia lokal. Ketika sitokin tersebut telah berikatan, jalur asam arakidonat kemudian diaktifkan, yang pada akhirnya

arakidonat kemudian diaktifkan, yang pada akhirnya menyebabkamenyebabkan perubahann perubahan pada regulasi termostat hipotalamus.

pada regulasi termostat hipotalamus.

Pirogen eksogen yang diketahui antara lain komponen dari

Pirogen eksogen yang diketahui antara lain komponen dari dinding seldinding sel bakteri. Suatu protein imunologis yang disebut

bakteri. Suatu protein imunologis yang disebut lipopolysaccharide-bindinglipopolysaccharide-binding  protein

 protein (LBP) berikatan dengan reseptor CD-14 dari makrofag. Hasil ikatan(LBP) berikatan dengan reseptor CD-14 dari makrofag. Hasil ikatan tersebut akan menyebabkan pelepasan berbagai sitokin endogen, seperti tersebut akan menyebabkan pelepasan berbagai sitokin endogen, seperti interleukin-1, interleukin-6, dan tumor nekrosis faktor. Dengan kata lain, interleukin-1, interleukin-6, dan tumor nekrosis faktor. Dengan kata lain, faktor pirogen eksogen tersebut akan merangsang pengeluaran pirogen faktor pirogen eksogen tersebut akan merangsang pengeluaran pirogen endogen, yang kemudian pada akhirnya merangsang jalur asam arakidonat. endogen, yang kemudian pada akhirnya merangsang jalur asam arakidonat.

Berdasarkan kaitan pirogen dengan produk mikroba, maka dapat Berdasarkan kaitan pirogen dengan produk mikroba, maka dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu pirogen mikrobial dan dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu pirogen mikrobial dan non-mikrobial, pirogen-pirogen tersebut antara lain :

mikrobial, pirogen-pirogen tersebut antara lain : 1.

1. Pirogen mikrobialPirogen mikrobial 

 Bakteri gram positif Bakteri gram positif 

Pirogen utama bakteri gram positif (misalnya Stafilokokus) adalah Pirogen utama bakteri gram positif (misalnya Stafilokokus) adalah peptidoglikan dinding sel. Per unit berat, endotoksin lebih aktif  peptidoglikan dinding sel. Per unit berat, endotoksin lebih aktif  daripada peptidoglikan. Hal ini menerangkan perbedaan prognosis daripada peptidoglikan. Hal ini menerangkan perbedaan prognosis lebih buruk berhubungan dengan infeksi bakteri gram negatif. lebih buruk berhubungan dengan infeksi bakteri gram negatif. Mekanisme yang bertanggung jawab terjadinya demam yang Mekanisme yang bertanggung jawab terjadinya demam yang disebabkan infeksi Pneumokokus diduga proses imunologik. Penyakit disebabkan infeksi Pneumokokus diduga proses imunologik. Penyakit yang melibatkan produksi eksotoksin oleh basil gram positif pada yang melibatkan produksi eksotoksin oleh basil gram positif pada umumnya demam yang ditimbulkan tidak begitu tinggi dibandingkan umumnya demam yang ditimbulkan tidak begitu tinggi dibandingkan dengan gram positif piogenik atau bakteri gram negatif

(6)

 Bakteri gram negatif Bakteri gram negatif 

Pirogenitas bakteri gram negatif (misalnya E.coli dan Salmonela) Pirogenitas bakteri gram negatif (misalnya E.coli dan Salmonela) disebabkan adanya

disebabkan adanya heat-stable factor heat-stable factor yaitu endotoksin, suatu pirogenyaitu endotoksin, suatu pirogen eksogen yang pertama kali ditemukan. Komponen aktif endotoksin eksogen yang pertama kali ditemukan. Komponen aktif endotoksin berupa lapisan luar bakteri yaitu lipopolisakarida. Endotoksin berupa lapisan luar bakteri yaitu lipopolisakarida. Endotoksin menyebabkan peningkatan suhu yang progresif tergantung dari dosis menyebabkan peningkatan suhu yang progresif tergantung dari dosis ((dose-related dose-related ). Endotoksin gram negatif tidak selalu merangsang). Endotoksin gram negatif tidak selalu merangsang terjadinya demam; pada bayi dan anak yang lebih kecil, infeksi gram terjadinya demam; pada bayi dan anak yang lebih kecil, infeksi gram negatif sering memberikan manifestasi hipotermia.

negatif sering memberikan manifestasi hipotermia. 

 VirusVirus

Telah diketahui secara klinis bahwa virus menyebabkan demam. Pada Telah diketahui secara klinis bahwa virus menyebabkan demam. Pada tahun 1958, dibuktikan adanya pirogen yang beredar dalam serum tahun 1958, dibuktikan adanya pirogen yang beredar dalam serum kelinci yang mengalami demam setelah disuntikkan virus influenza. kelinci yang mengalami demam setelah disuntikkan virus influenza. Mekanisme virus memproduksi demam antara lain dengan cara Mekanisme virus memproduksi demam antara lain dengan cara melakukan invasi langsung ke dalam makrofag, reaksi imunologis melakukan invasi langsung ke dalam makrofag, reaksi imunologis terhadap komponen virus termasuk diantaranya pembentukan terhadap komponen virus termasuk diantaranya pembentukan antibodi, induksi oleh interferon dan nekrosis sel akibat

antibodi, induksi oleh interferon dan nekrosis sel akibat virus.virus. 

 JamurJamur

Produk jamur baik mati maupun hidup memproduksi pirogen eksogen Produk jamur baik mati maupun hidup memproduksi pirogen eksogen yang akan merangsang terjadinya demam. Demam pada umumnya yang akan merangsang terjadinya demam. Demam pada umumnya timbul ketika mikroba berada dalam peredaran darah. Anak yang timbul ketika mikroba berada dalam peredaran darah. Anak yang menderita penyakit keganasan (misalnya leukemia) disertai demam menderita penyakit keganasan (misalnya leukemia) disertai demam yang berhubungan dengan neutropenia mempunyai resiko ti

yang berhubungan dengan neutropenia mempunyai resiko tinggi untuk nggi untuk  terserang infeksi jamur invasif.

terserang infeksi jamur invasif.

2.

2. Pirogen non-mikrobialPirogen non-mikrobial 

 FagositosisFagositosis

Fagositosis antigen non-mikrobial kemungkinan sangat bertanggung Fagositosis antigen non-mikrobial kemungkinan sangat bertanggung   jawab untuk terjadinya demam dalam proses transfusi darah dan   jawab untuk terjadinya demam dalam proses transfusi darah dan

anemia hemolitik imun. Sel

(7)

tidak lagi diduga sebagai sel yang bertanggung jawab dalam tidak lagi diduga sebagai sel yang bertanggung jawab dalam memproduksi IL-1, oleh karena demam dapat timbul dalam keadaan memproduksi IL-1, oleh karena demam dapat timbul dalam keadaan agranulositosis. Sel mononuklear selain merupakan monosit yang agranulositosis. Sel mononuklear selain merupakan monosit yang beredar da

beredar dalam darah plam darah perifer, juga terseerifer, juga tersebar dalam orgabar dalam organ n seperti paruseperti paru (makrofag alveolar), nodus limfatik, plasenta, ruang peritoneum, dan (makrofag alveolar), nodus limfatik, plasenta, ruang peritoneum, dan   jaringan subkutan. Monosit dan makrofag berasal dari

  jaringan subkutan. Monosit dan makrofag berasal dari granulocyte- granulocyte-monocyte colonyforming unit 

monocyte colonyforming unit  (GM-CFU) dalam sumsum tulang,(GM-CFU) dalam sumsum tulang, kemudian memasuki peredaran darah untuk tinggal beberapa hari kemudian memasuki peredaran darah untuk tinggal beberapa hari sebagai monosit yang beredar atau bermigrasi ke dalam jaringan yang sebagai monosit yang beredar atau bermigrasi ke dalam jaringan yang akan berubah fungsi dan morfologi menjadi makrofag yang berumur akan berubah fungsi dan morfologi menjadi makrofag yang berumur beberapa bulan. Sel-sel ini berperan penting dalam pertahanan tubuh beberapa bulan. Sel-sel ini berperan penting dalam pertahanan tubuh termasuk diantaranya merusak dan memakan mikroba, mengenal termasuk diantaranya merusak dan memakan mikroba, mengenal antigen, dan mempresentasikannya untuk menempel pada limfosit, antigen, dan mempresentasikannya untuk menempel pada limfosit, aktivasi limfosit-T, dan destruksi sel tumor. Keadaan yang aktivasi limfosit-T, dan destruksi sel tumor. Keadaan yang berhubungan dengan perubahan fungsi sistem monosit-makrofag berhubungan dengan perubahan fungsi sistem monosit-makrofag diantaranya bayi baru lahir, kortikosteroid dan terapi imunosupresif, diantaranya bayi baru lahir, kortikosteroid dan terapi imunosupresif, lupus eritematosus sistemik. Dua produk utama monosit-makrofag lupus eritematosus sistemik. Dua produk utama monosit-makrofag ialah IL-1 dan TNF.

ialah IL-1 dan TNF. 

 Kompleks antigen antibodiKompleks antigen antibodi

Demam yang disebabkan oleh reaksi hipersensitifitas dapat timbul Demam yang disebabkan oleh reaksi hipersensitifitas dapat timbul baik sebagai akibat reaksi antigen terhadap antibodi yang beredar, baik sebagai akibat reaksi antigen terhadap antibodi yang beredar, yang tersensitisasi (

yang tersensitisasi (immune fever immune fever ) atau oleh antigen yang diaktivasi) atau oleh antigen yang diaktivasi sel-T untuk memproduksi limfokin,

sel-T untuk memproduksi limfokin, yang sebaliknyyang sebaliknya akan merangsanga akan merangsang monosit dan makrofag untuk melepas IL-1. Contoh demam yang monosit dan makrofag untuk melepas IL-1. Contoh demam yang disebabkan dimediasi oleh reaksi imunologis diantaranya lupus disebabkan dimediasi oleh reaksi imunologis diantaranya lupus eritematosus sistemik, dan reaksi obat yang berat. Demam yang eritematosus sistemik, dan reaksi obat yang berat. Demam yang berhubungan dengan hipersensitif terhadap penisilin lebih mungkin berhubungan dengan hipersensitif terhadap penisilin lebih mungkin disebabkan oleh akibat interaksi kompleks antigen-antibodi dengan disebabkan oleh akibat interaksi kompleks antigen-antibodi dengan leukosit dibandingkan dengan pelepasan IL-1.

(8)

 SteroidSteroid

Steroid tertentu bersifat pirogenik bagi manusia.

Steroid tertentu bersifat pirogenik bagi manusia.  Ethiocholanolon Ethiocholanolon dandan metabolik androgen diketahui sebagai perangsang pelepasan IL-1. metabolik androgen diketahui sebagai perangsang pelepasan IL-1.  Ethiocolanolon

 Ethiocolanolon memproduksi demam hanya bila disuntikkanmemproduksi demam hanya bila disuntikkan intramuskular (bukan intravena), maka diduga demam tersebut intramuskular (bukan intravena), maka diduga demam tersebut diakibatkan oleh pelepasan IL-1 oleh jaringan subkutis pada tempat diakibatkan oleh pelepasan IL-1 oleh jaringan subkutis pada tempat suntikan. Steroid ini diduga bertanggung jawab terhadap terjadinya suntikan. Steroid ini diduga bertanggung jawab terhadap terjadinya demam pada pasien dengan sindrom adrenogenital dan demam yang demam pada pasien dengan sindrom adrenogenital dan demam yang tidak diketahui penyebabnya (

tidak diketahui penyebabnya ( fever of unknown origin fever of unknown origin).).

C.

C. Patofisiologi DemamPatofisiologi Demam

Pengaturan suhu tubuh seluruhnya diatur di hipotalamus. Segala Pengaturan suhu tubuh seluruhnya diatur di hipotalamus. Segala substansi pemicu demam (pirogen) akan menyebabkan pelepasan mediator substansi pemicu demam (pirogen) akan menyebabkan pelepasan mediator demam yaitu prostaglandin E2 (PGE2). PGE2 kemudian mempengaruhi demam yaitu prostaglandin E2 (PGE2). PGE2 kemudian mempengaruhi set- set- point 

 point  di hipotalamus, yang menyebabkan perubahan respon secara sistemik,di hipotalamus, yang menyebabkan perubahan respon secara sistemik, membentuk efek pembentukan panas tubuh

membentuk efek pembentukan panas tubuh untuk menyesuaikan dengan leveluntuk menyesuaikan dengan level suhu yang telah diatur di

suhu yang telah diatur di hipotalamus.hipotalamus.

PGE2 dilepaskan dari jalur sintesis asam arakidonat. Jalur tersebut PGE2 dilepaskan dari jalur sintesis asam arakidonat. Jalur tersebut dimediasi oleh enzim fosfolipase A2 (PLA2), siklooksigenase (COX-2), dan dimediasi oleh enzim fosfolipase A2 (PLA2), siklooksigenase (COX-2), dan prostaglandin E2 sintase. Enzim tersebut seluruhnya menyebabkan sintesis prostaglandin E2 sintase. Enzim tersebut seluruhnya menyebabkan sintesis dan pelepasan dari PGE2. PGE2 merupakan mediator utama dalam respon dan pelepasan dari PGE2. PGE2 merupakan mediator utama dalam respon demam. Pengaturan suhu tubuh akan tetap tinggi sampai PGE2 hilang dari demam. Pengaturan suhu tubuh akan tetap tinggi sampai PGE2 hilang dari peredaran sistemik. PGE2 mempengaruhi neuron pada daerah pre-optik  peredaran sistemik. PGE2 mempengaruhi neuron pada daerah pre-optik  (POA) melalui reseptor-3 prostaglandin E (EP3). Neuron yang (POA) melalui reseptor-3 prostaglandin E (EP3). Neuron yang mengekspresikan EP3 di POA akan menginervasi dorsomedial hipotalamus mengekspresikan EP3 di POA akan menginervasi dorsomedial hipotalamus (DMH), nukleus rostral raphe pallidus di medula oblongata (rRPa), dan (DMH), nukleus rostral raphe pallidus di medula oblongata (rRPa), dan nukleus paraventrikular (PVN) dari hipotalamus. Sinyal demam dikirim ke nukleus paraventrikular (PVN) dari hipotalamus. Sinyal demam dikirim ke DMH dan rRPa menyebabkan stimulasi dari sistem simpatis, yang kemudian DMH dan rRPa menyebabkan stimulasi dari sistem simpatis, yang kemudian akan mencetuskan pembentukan panas tubuh dan vasokontriksi untuk  akan mencetuskan pembentukan panas tubuh dan vasokontriksi untuk  menurunkan kehilang

(9)

akan memediasi efek neuroendokrin dari demam melalui jalur yang akan memediasi efek neuroendokrin dari demam melalui jalur yang melibatkan kelenjar hipofisis dan organ

melibatkan kelenjar hipofisis dan organ endokrin lainnya.endokrin lainnya.

Sebagai perumpamaan, hipotalamus di otak berfungsi mirip dengan Sebagai perumpamaan, hipotalamus di otak berfungsi mirip dengan termostat pada lemari pendingin. Ketika set-point suhu tubuh ditingkatkan, termostat pada lemari pendingin. Ketika set-point suhu tubuh ditingkatkan, maka tubuh akan mengkompensasi peningkatan tersebut dengan secara aktif  maka tubuh akan mengkompensasi peningkatan tersebut dengan secara aktif  memproduksi panas dan menahan panas dalam tubuh agar tidak keluar dari memproduksi panas dan menahan panas dalam tubuh agar tidak keluar dari tubuh. Vasokontriksi pembuluh darah akan menurunkan proses kehilangan tubuh. Vasokontriksi pembuluh darah akan menurunkan proses kehilangan panas melalui kulit dan menyebabkan seseorang merasakan dingin bahkan panas melalui kulit dan menyebabkan seseorang merasakan dingin bahkan hingga menggigil. Jika proses penyesuaian tersebut tidak cukup untuk  hingga menggigil. Jika proses penyesuaian tersebut tidak cukup untuk  menyebabkan suhu darah sesuai dengan setingan suhu di hipotalamus, maka menyebabkan suhu darah sesuai dengan setingan suhu di hipotalamus, maka proses menggigil dimulai dengan tujuan menggerakkan otot-otot untuk  proses menggigil dimulai dengan tujuan menggerakkan otot-otot untuk  menghasilka

menghasilkan lebih banyak panas. n lebih banyak panas. Ketika demam berhenti, dan setingan Ketika demam berhenti, dan setingan suhusuhu di hipotalamus menjadi lebih rendah, maka akan terjadi proses kebalikan dari di hipotalamus menjadi lebih rendah, maka akan terjadi proses kebalikan dari proses sebelumnya, dengan tujuan menyesuaikan suhu tubuh dengan setingan proses sebelumnya, dengan tujuan menyesuaikan suhu tubuh dengan setingan termostat yang baru. Proses tersebut meliputi vasodilatasi pembuluh darah termostat yang baru. Proses tersebut meliputi vasodilatasi pembuluh darah untuk meningkatkan pengeluaran panas melalui kulit,

untuk meningkatkan pengeluaran panas melalui kulit, dan berkeringat sebagaidan berkeringat sebagai upaya pendinginan tubuh dalam menyesuaikan setingan suhu yang baru.

upaya pendinginan tubuh dalam menyesuaikan setingan suhu yang baru.

D.

D. Fase DemamFase Demam Fase

Fase demam dibagi atas demam dibagi atas tiga tiga stadium, yang menunjukkan proses stadium, yang menunjukkan proses daridari perjalanan demam (peningkatan dan penurunan demam). Stadium tersebut perjalanan demam (peningkatan dan penurunan demam). Stadium tersebut antara lain :

antara lain : 1.

1. Stadium inkrementiStadium inkrementi

Stadium inkrementi ialah stadium dimana suhu tubuh mulai terjadi Stadium inkrementi ialah stadium dimana suhu tubuh mulai terjadi peningkatan, dapat muncul mendadak atau

peningkatan, dapat muncul mendadak atau perlahan-lahan.perlahan-lahan. 2.

2. Stadium fastigiumStadium fastigium

Stadium fastigium ialah puncak dari kejadian demam itu sendiri, dapat Stadium fastigium ialah puncak dari kejadian demam itu sendiri, dapat berupa puncak yang berbentuk datar, tajam (peak), atau parabola. Bila berupa puncak yang berbentuk datar, tajam (peak), atau parabola. Bila didapat grafik suhu yang bergelombang sedemikian rupa sehingga didapat grafik suhu yang bergelombang sedemikian rupa sehingga didapatkan 2 puncak gelombang dengan variasi diantara 1-3 minggu, didapatkan 2 puncak gelombang dengan variasi diantara 1-3 minggu, maka disebut demam undulans.

(10)

3.

3. Stadium dekrementiStadium dekrementi

Stadium dekrementi yaitu stadium turunnya suhu tubuh. Apabila suhu Stadium dekrementi yaitu stadium turunnya suhu tubuh. Apabila suhu turun dengan mendadak maka keadaan tersebut disebut

turun dengan mendadak maka keadaan tersebut disebut krisiskrisis, bila suhu, bila suhu turun perlahan disebut

turun perlahan disebut lisislisis. Bila suhu turun mencapai normal kemudian. Bila suhu turun mencapai normal kemudian meningkat kembali disebut

meningkat kembali disebut residif residif , sedangkan bila suhu meningkat, sedangkan bila suhu meningkat sebelum suhu turun ke batas normal, maka disebut

sebelum suhu turun ke batas normal, maka disebut rekrudensirekrudensi..

E.

E. Jenis dan Tipe DemamJenis dan Tipe Demam 1.

1. Demam kontinyuDemam kontinyu

Merupakan demam yang terus-menerus tinggi dan memiliki toleransi Merupakan demam yang terus-menerus tinggi dan memiliki toleransi fluktuasi yang tidak lebih dari 1

fluktuasi yang tidak lebih dari 100 C. Contoh penyakitnya antara lain;C. Contoh penyakitnya antara lain; demam dengue, demam tifoid, pneumonia, infeksi respiratorik, keadaan demam dengue, demam tifoid, pneumonia, infeksi respiratorik, keadaan penurunan sistem imun, infeksi virus, sepsis, gangguan sistem saraf  penurunan sistem imun, infeksi virus, sepsis, gangguan sistem saraf  pusat, malaria falciparum, dan lain-lain.

pusat, malaria falciparum, dan lain-lain.

Celcius Celcius 40 4000 39,5 39,500 39 3900 38,5 38,500 38 3800 37,5 37,500 37 3700 36,5 36,500 36 3600 Hari

(11)

2.

2. Demam intermitenDemam intermiten

Demam yang peningkatan suhunya terjadi pada waktu tertentu dan Demam yang peningkatan suhunya terjadi pada waktu tertentu dan kemudian kembali ke suhu normal, kemudian meningkat kembali. Siklus kemudian kembali ke suhu normal, kemudian meningkat kembali. Siklus tersebut berulang-ulang hingga akhirnya demam teratasi, dengan variasi tersebut berulang-ulang hingga akhirnya demam teratasi, dengan variasi suhu diurnal > 1

suhu diurnal > 100 C. Contoh penyakitnya antara lain; demam tifoid,C. Contoh penyakitnya antara lain; demam tifoid, malaria, septikemia, kala-azar, pyaemia. Ada beberapa subtipe dari malaria, septikemia, kala-azar, pyaemia. Ada beberapa subtipe dari demam intermiten, yaitu :

demam intermiten, yaitu : a)

a) Demam quotidianDemam quotidian

Demam dengan periodisitas siklus setiap 24 jam, khas pada malaria Demam dengan periodisitas siklus setiap 24 jam, khas pada malaria falciparum dan demam tifoid

falciparum dan demam tifoid

Celcius Celcius 40 4000 39,5 39,500 39 3900 38,5 38,500 38 3800 37,5 37,500 37 3700 36,5 36,500 36 3600 Hari

(12)

b)

b) Demam tertianDemam tertian

Demam dengan periodisitas siklus setiap 48 jam, khas pada malaria Demam dengan periodisitas siklus setiap 48 jam, khas pada malaria tertiana (

tertiana (Plasmodium vivaxPlasmodium vivax))

Celcius Celcius 40 4000 39,5 39,500 39 3900 38,5 38,500 38 3800 37,5 37,500 37 3700 36,5 36,500 36 3600 Hari

Hari 1 1 Hari Hari 2 2 Hari Hari 3 3 Hari Hari 4 4 Hari Hari 5 5 Hari Hari 6 6 Hari Hari 7 7 Hari Hari 88

c)

c) Demam quartanDemam quartan

Demam dengan periodisitas siklus setiap 72 jam, khas pada malaria Demam dengan periodisitas siklus setiap 72 jam, khas pada malaria kuartana (

kuartana (Plasmodium malariaePlasmodium malariae))

Celcius Celcius 40 4000 39,5 39,500 39 3900 38,5 38,500 38 3800 37,5 37,500 37 3700 36,5 36,500 36 3600

(13)

3.

3. Demam remitenDemam remiten

Demam terus menerus, terkadang turun namun tidak pernah mencapai Demam terus menerus, terkadang turun namun tidak pernah mencapai suhu normal, fluktuasi suhu yang terjadi lebih dari 1

suhu normal, fluktuasi suhu yang terjadi lebih dari 100 C. ContohC. Contoh penyakitnya antara lain; infeksi virus, demam tifoid fase awal, penyakitnya antara lain; infeksi virus, demam tifoid fase awal, endokarditis infektif, infeksi tuberkulosis paru.

endokarditis infektif, infeksi tuberkulosis paru.

Celcius Celcius 40 4000 39,5 39,500 39 3900 38,5 38,500 38 3800 37,5 37,500 37 3700 36,5 36,500 36 3600 Hari

(14)

4.

4. Demam berjenjang (step ladder fever Demam berjenjang (step ladder fever ))

Demam yang naik secara perlahan setiap harinya, kemudian bertahan Demam yang naik secara perlahan setiap harinya, kemudian bertahan suhu selama beberapa hari, hingga akhirnya turun mencapai suhu normal suhu selama beberapa hari, hingga akhirnya turun mencapai suhu normal kembali. Contohnya pada demam tifoid

kembali. Contohnya pada demam tifoid

Celcius Celcius 40 4000 39,5 39,500 39 3900 38,5 38,500 38 3800 37,5 37,500 37 3700 36,5 36,500 36 3600 Hari

Hari 1 1 Hari Hari 2 2 Hari Hari 3 3 Hari Hari 4 4 Hari Hari 5 5 Hari Hari 6 6 Hari Hari 7 7 Hari Hari 88

5.

5. Demam bifasik (pelana kuda/ Demam bifasik (pelana kuda/ saddleback saddleback ))

Demam yang tinggi dalam beberapa hari kemudian disusul oleh Demam yang tinggi dalam beberapa hari kemudian disusul oleh penurunan suhu, kurang lebih satu sampai dua hari, kemudian timbul penurunan suhu, kurang lebih satu sampai dua hari, kemudian timbul demam tinggi kembali. Tipe ini didapatkan pada beberapa penyakit, demam tinggi kembali. Tipe ini didapatkan pada beberapa penyakit, seperti demam dengue,

seperti demam dengue, yellow fever  yellow fever ,, Colorado tick fever Colorado tick fever ,, Rit valley fever, Rit valley fever, dan infeksi virus seperti; influenza, poliomielitis, dan koriomeningitis dan infeksi virus seperti; influenza, poliomielitis, dan koriomeningitis limfositik.

(15)

6.

6. DemamDemam Pel-EbsteinPel-Ebstein atau undulasiatau undulasi

Suatu jenis demam yang spesifik pada penyakit limfoma hodgkin, Suatu jenis demam yang spesifik pada penyakit limfoma hodgkin, dimana terjadi peningkatan suhu selama satu minggu dan turun pada dimana terjadi peningkatan suhu selama satu minggu dan turun pada minggu berikutnya, dan seperti itu seterusnya. Demam tipe

minggu berikutnya, dan seperti itu seterusnya. Demam tipe ini ditemukanini ditemukan  juga pada kasus penyakit kolesistitis bruselosis, dan pielonefritis kronik.  juga pada kasus penyakit kolesistitis bruselosis, dan pielonefritis kronik. 7.

7. Demam kebalikan pola demam diurnal (Demam kebalikan pola demam diurnal (typhus inversustyphus inversus))

Demam dengan kenaikan temperatur tertinggi pada pagi hari bukan Demam dengan kenaikan temperatur tertinggi pada pagi hari bukan selama senja atau di awal malam. Kadang-kadang ditemukan pada selama senja atau di awal malam. Kadang-kadang ditemukan pada tuberkulosis milier, salmonelosis, abses hepatik, dan endokarditis tuberkulosis milier, salmonelosis, abses hepatik, dan endokarditis bakterial.

bakterial.

F.

F. Diagnosis Banding Kasus DemamDiagnosis Banding Kasus Demam

Terdapat empat kategori utama demam pada anak, yang dibedakan Terdapat empat kategori utama demam pada anak, yang dibedakan menjadi :

menjadi : 1.

1. Demam karena infeksi dengan tanda infeksi lokalDemam karena infeksi dengan tanda infeksi lokal

Demam dengan tanda lokal pada anak biasanya disebabkan oleh Demam dengan tanda lokal pada anak biasanya disebabkan oleh penyakit-penya

penyakit-penyakit berikut ikit berikut ini :ni : a)

a) Infeksi pernapasan bagian atasInfeksi pernapasan bagian atas

− Gejala batuk dan pilek Gejala batuk dan pilek  −

− Nyeri menelanNyeri menelan −

− RhinorhoeaRhinorhoea −

− Faring hiperemisFaring hiperemis −

− Tonsil hiperemis dan membengkak Tonsil hiperemis dan membengkak  −

− Detritus pada tonsilDetritus pada tonsil −

− Pembesaran kelenjar getah beningPembesaran kelenjar getah bening −

− dan lain-lain.dan lain-lain.

b)

b) Otitis media dan eksternaOtitis media dan eksterna

− OtorhoeaOtorhoea −

− Nyeri telingaNyeri telinga −

− Kanalis akustikus eksternus tampak hiperemisKanalis akustikus eksternus tampak hiperemis −

(16)

c)

c) SinusitisSinusitis

− Nyeri kepala sekitar orbitaNyeri kepala sekitar orbita −

− Rhinorhoea yang berbau atau purulenRhinorhoea yang berbau atau purulen −

− Nyeri perkusi pada daerah yang terkenaNyeri perkusi pada daerah yang terkena

d)

d) MastoiditisMastoiditis

− Benjolan lunak dan nyeri sekitar daerah mastoidBenjolan lunak dan nyeri sekitar daerah mastoid −

− Tanda peradangan lokalTanda peradangan lokal

e)

e) Abses tenggorokanAbses tenggorokan

− Nyeri tenggorokan yang cukup hebat pada anak yang lebih besarNyeri tenggorokan yang cukup hebat pada anak yang lebih besar −

− Nyeri saat menelanNyeri saat menelan −

− Kesulitan menelan/ mendorong masuk air liurKesulitan menelan/ mendorong masuk air liur −

− Pembesaran kelenjar getah bening servikalPembesaran kelenjar getah bening servikal

f)

f) Infeksi jaringan lunak dan kulitInfeksi jaringan lunak dan kulit

− Tanda peradangan lokal pada kulit; dapat berupa eritema, kalor,Tanda peradangan lokal pada kulit; dapat berupa eritema, kalor,

dolor, rubor, pustula, dan lain-lain. dolor, rubor, pustula, dan lain-lain.

− Selulitis, abses kulit, dan lain-lain.Selulitis, abses kulit, dan lain-lain.

g)

g) Demam rematik akutDemam rematik akut

− Tanda peradangan lokal pada sendiTanda peradangan lokal pada sendi −

− Karditis, eritema marginatum, nodul subkutan, dan lain-lain.Karditis, eritema marginatum, nodul subkutan, dan lain-lain. −

− Peningkatan LED dan ASTOPeningkatan LED dan ASTO

2.

2. Demam karena infeksi tanpa tanda infeksi lokalDemam karena infeksi tanpa tanda infeksi lokal

Demam yang timbul tanpa disertai tanda-tanda infeksi lokal, Demam yang timbul tanpa disertai tanda-tanda infeksi lokal, dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini :

dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini : a)

a) Demam dengue, demam berdarah dengueDemam dengue, demam berdarah dengue

− Demam atau riwayat demam mendadak tinggi selama 2-7 hariDemam atau riwayat demam mendadak tinggi selama 2-7 hari −

− Manifestasi perdarahan (sekurang-kurangnya uji bendung/ Manifestasi perdarahan (sekurang-kurangnya uji bendung/  rumplerumple

leede

leede positif)positif)

− Pembesaran hatiPembesaran hati −

(17)

− Peningkatan nilai hematokrit dan hemoglobin, serta penurunan nilaiPeningkatan nilai hematokrit dan hemoglobin, serta penurunan nilai

trombosit dan leukosit trombosit dan leukosit

− Ada riwayat keluarga atau tetangga sekitar menderita atauAda riwayat keluarga atau tetangga sekitar menderita atau

tersangka demam berdarah dengue tersangka demam berdarah dengue b)

b) Demam malariaDemam malaria

− Demam tinggi khas bersifat intermitenDemam tinggi khas bersifat intermiten −

− Demam terus-menerusDemam terus-menerus −

− Menggigil, nyeri kepala, berkeringat, dan nyeri otot-sendiMenggigil, nyeri kepala, berkeringat, dan nyeri otot-sendi −

− AnemiaAnemia −

− HepatosplenomegaliHepatosplenomegali −

− Hasil apus darah malaria positif Hasil apus darah malaria positif 

c)

c) Demam tifoidDemam tifoid

− Demam lebih dari tujuh hariDemam lebih dari tujuh hari −

− Letargis atau terdapat penurunan kesadaranLetargis atau terdapat penurunan kesadaran −

− Nyeri perut, kembung, mual, muntahNyeri perut, kembung, mual, muntah −

− Diare atau konstipasiDiare atau konstipasi

d)

d) Infeksi saluran kemihInfeksi saluran kemih

− Demam terutama dibawah usia dua tahunDemam terutama dibawah usia dua tahun −

− Nyeri ketika berkemihNyeri ketika berkemih −

− Berkemih lebih sering dari biasanyaBerkemih lebih sering dari biasanya −

− Mengompol (anak usia > 3 tahun)Mengompol (anak usia > 3 tahun) −

− Urgensi (ketidakmampuan menahan berkemih yang sebelumnyaUrgensi (ketidakmampuan menahan berkemih yang sebelumnya

mampu dilakukan) mampu dilakukan)

− Nyeri ketok sudut kostovertebra atau nyeri tekan suprapubisNyeri ketok sudut kostovertebra atau nyeri tekan suprapubis

e)

e) SepsisSepsis

− Tampak sakit berat, tanpa Tampak sakit berat, tanpa penyebab jelaspenyebab jelas −

− Penurunan kesadaranPenurunan kesadaran −

− Hipotermia atau hipertermiaHipotermia atau hipertermia −

− Takikardia, takipneuTakikardia, takipneu −

− Gangguan sirkulasiGangguan sirkulasi −

(18)

f)

f) Keadaan penurunan sistem imunKeadaan penurunan sistem imun

− Infeksi HIV-AIDSInfeksi HIV-AIDS −

− KeganasanKeganasan −

− Diabetes mellitusDiabetes mellitus −

− Dan lain-lainDan lain-lain

3.

3. Demam yang disertai ruamDemam yang disertai ruam

Demam dapat pula bermanifestasi membentuk ruam

Demam dapat pula bermanifestasi membentuk ruam tertentu padatertentu pada sistem integumen, adapun demam yang memiliki manifestasi ruam, sistem integumen, adapun demam yang memiliki manifestasi ruam, yangyang sering diderita oleh anak-anak antara lain :

sering diderita oleh anak-anak antara lain : a)

a) Campak Campak 

− Ruam makula atau papul eritema yang mulai muncul di daerahRuam makula atau papul eritema yang mulai muncul di daerah

leher, belakang telinga menuju ke tubuh dan ektremitas leher, belakang telinga menuju ke tubuh dan ektremitas

− Batuk, pilek, nyeri Batuk, pilek, nyeri tenggorokantenggorokan −

− KonjungtivitisKonjungtivitis −

− Bercak koplik Bercak koplik  −

− Riwayat imunisasi campak (-)Riwayat imunisasi campak (-)

b)

b) Eksantema subitumEksantema subitum

− Terutama pada bayi (6-18 bulan)Terutama pada bayi (6-18 bulan) −

− Ruam muncul setelah suhu turunRuam muncul setelah suhu turun −

− Ruam biasanya dimulai dari tubuh kemudian menyebar keRuam biasanya dimulai dari tubuh kemudian menyebar ke

ekstremitas ekstremitas c)

c) Demam skarlet (Skarlatina)Demam skarlet (Skarlatina) 

 Demam tinggi, tampak sakit beratDemam tinggi, tampak sakit berat 

 Ruam merah kasar seluruh tubuh, biasanya didahului di daerahRuam merah kasar seluruh tubuh, biasanya didahului di daerah lipatan (leher, ketiak, dan lipat

lipatan (leher, ketiak, dan lipat inguinal)inguinal) 

 PeradangaPeradangan hebat pada n hebat pada tenggorokan dan kelainan lidah (tenggorokan dan kelainan lidah ( strawberrystrawberry tongue

tongue)) 

(19)

e)

e) Infeksi virus lainInfeksi virus lain 

 ChikunguyaChikunguya 

 EnterovirusEnterovirus 

 Gangguan sistemik dari ringan hingga Gangguan sistemik dari ringan hingga beratberat

4.

4. Demam lebih dari tujuh hariDemam lebih dari tujuh hari a)

a) Demam tifoidDemam tifoid 

 Demam lebih dari tujuh hariDemam lebih dari tujuh hari 

 Letargis atau terdapat penurunan kesadaranLetargis atau terdapat penurunan kesadaran 

 Nyeri perut, kembung, mual, muntahNyeri perut, kembung, mual, muntah 

 Diare atau konstipasiDiare atau konstipasi b)

b) TB milierTB milier 

 Demam lama (> 2 minggu)Demam lama (> 2 minggu) 

 Berat badan menurunBerat badan menurun 

 AnoreksiaAnoreksia 

 Pembesaran hati dan/atau limpaPembesaran hati dan/atau limpa 

 Batuk Batuk  

 Tes tuberkulin positif Tes tuberkulin positif  

 Riwayat kontak dengan penderita TBRiwayat kontak dengan penderita TB 

 Gambaran milier pada foto thorax dadaGambaran milier pada foto thorax dada c)

c) Endokarditis infektif Endokarditis infektif  

 Berat badan turunBerat badan turun 

 PucatPucat 

 Jari tabuhJari tabuh 

 Bising jantungBising jantung 

 Pembesaran limpaPembesaran limpa 

 PetekiePetekie 

 Splinter haemorrhagesSplinter haemorrhages pada kukupada kuku 

(20)

d)

d) Demam rematik akutDemam rematik akut 

 Bising jantung yang dapat Bising jantung yang dapat berubah-ubah sewaktu-waktuberubah-ubah sewaktu-waktu 

 Artritis/ atralgiaArtritis/ atralgia 

 Gagal jantungGagal jantung 

 TakikardiaTakikardia 

 Pericardial friction rubPericardial friction rub 

 Fokus infeksi streptokokalFokus infeksi streptokokal e)

e) Abses dalamAbses dalam 

 Demam tanpa fokus infeksi yang jelasDemam tanpa fokus infeksi yang jelas 

 Radang setempat atau nyeriRadang setempat atau nyeri 

 Tanda-tanda spesifik tergantung tempatnya (otak, paru, hepar,Tanda-tanda spesifik tergantung tempatnya (otak, paru, hepar, ginjal, dll)

ginjal, dll) f)

f) Demam malariaDemam malaria g)

g) Infeksi respiratorik akutInfeksi respiratorik akut

G.

G. Pengukuran Suhu TubuhPengukuran Suhu Tubuh

Pengukuran suhu tubuh sesungguhnya ditujukan untuk mengukur Pengukuran suhu tubuh sesungguhnya ditujukan untuk mengukur suhu inti tubuh. Nilai

suhu inti tubuh. Nilai suhu tubuh akan sangat dipengaruhi metabolisme tubuhsuhu tubuh akan sangat dipengaruhi metabolisme tubuh dan aliran darah, serta hasil pengukuran akan berbeda sesuai dengan tempat dan aliran darah, serta hasil pengukuran akan berbeda sesuai dengan tempat pengukuran. Secara umum organ yang mendekati ke arah permukaan tubuh pengukuran. Secara umum organ yang mendekati ke arah permukaan tubuh mempunyai suhu tubuh lebih rendah dibandingkan organ yang lebih dalam. mempunyai suhu tubuh lebih rendah dibandingkan organ yang lebih dalam. Beberapa pengukuran suhu tubuh menurut

Beberapa pengukuran suhu tubuh menurut tempat pengukuran adalah sebagaitempat pengukuran adalah sebagai berikut :

berikut : 1.

1. Arteri pulmonalisArteri pulmonalis

Suhu tubuh yang dianggap paling mendekati suhu tubuh yang terukur Suhu tubuh yang dianggap paling mendekati suhu tubuh yang terukur oleh pusat pengaturan suhu tubuh di hipotalamus ialah suhu darah arteri oleh pusat pengaturan suhu tubuh di hipotalamus ialah suhu darah arteri pulmonalis, tetapi pengukuran tersebut merupakan cara yang invasif, pulmonalis, tetapi pengukuran tersebut merupakan cara yang invasif, menggunakan kateter arteri pulmonal sehingga hanya sesuai digunakan menggunakan kateter arteri pulmonal sehingga hanya sesuai digunakan untuk perawatan intensif atau pasien bedah tertentu.

(21)

2.

2. EsofagusEsofagus

Suhu esofagus dianggap suhu yang mendekati suhi inti karena dekat Suhu esofagus dianggap suhu yang mendekati suhi inti karena dekat dengan arteri yang membawa darah dari jantung ke otak, dan lebih tidak  dengan arteri yang membawa darah dari jantung ke otak, dan lebih tidak  invasif dibandingkan dengan pengukuran suhu arteri pulmonalis. Namun invasif dibandingkan dengan pengukuran suhu arteri pulmonalis. Namun suhu esofagus tidak sama disepanjang esofagus. Pada esofagus bagian suhu esofagus tidak sama disepanjang esofagus. Pada esofagus bagian atas dipengaruhi oleh suhu udara trakeal sedangkan bagian sepertiga atas dipengaruhi oleh suhu udara trakeal sedangkan bagian sepertiga bawah paralel dengan suhu aliran darah arteri pulmonalis.

bawah paralel dengan suhu aliran darah arteri pulmonalis. 3.

3. Kandung kemihKandung kemih

Kandung kemih merupakan tempat lain yang digunakan untuk  Kandung kemih merupakan tempat lain yang digunakan untuk  pengukuran suhu tubuh karena diasumsikan bahwa urin merupakan hasil pengukuran suhu tubuh karena diasumsikan bahwa urin merupakan hasil filtrasi darah

filtrasi darah yang ekivalen dengan 20% curah jantung dan merefleksikanyang ekivalen dengan 20% curah jantung dan merefleksikan suhu rata-rata aliran darah yang melalui ginjal pada satuan waktu suhu rata-rata aliran darah yang melalui ginjal pada satuan waktu tertentu. Namun tingkat keakuratan pengukuran suhu sangat tergantung tertentu. Namun tingkat keakuratan pengukuran suhu sangat tergantung dari jumlah urin yang keluar.

dari jumlah urin yang keluar. 4.

4. RektalRektal

Suhu rektal dianggap sebagai baku emas dalam pengukuran suhu karena Suhu rektal dianggap sebagai baku emas dalam pengukuran suhu karena bersifat praktis dan akurat dalam estimasi rutin suhu tubuh. Namun bersifat praktis dan akurat dalam estimasi rutin suhu tubuh. Namun demikian ditemukan beberapa kelemahan. Benzinger menyatakan pada demikian ditemukan beberapa kelemahan. Benzinger menyatakan pada rektum tidak ditemukan sistem termoregulasi. Suhu rektal lebih tinggi rektum tidak ditemukan sistem termoregulasi. Suhu rektal lebih tinggi dibandingkan tempat lain (arteri pulmonalis), hal ini mungkin akibat dibandingkan tempat lain (arteri pulmonalis), hal ini mungkin akibat aktivitas metabolik bakteri feces. Suhu rektal berubah sangat lambat aktivitas metabolik bakteri feces. Suhu rektal berubah sangat lambat dibandingkan dengan penurunan suhu inti tubuh, sehingga tidak dipakai dibandingkan dengan penurunan suhu inti tubuh, sehingga tidak dipakai sebagai salah satu alat untuk deteksi hipoperfusi seperti pada keadaan sebagai salah satu alat untuk deteksi hipoperfusi seperti pada keadaan syok. Nilai suhu rektal dipengaruhi oleh kedalaman insersi termometer, syok. Nilai suhu rektal dipengaruhi oleh kedalaman insersi termometer, kondisi aliran darah rektum, aktivitas

kondisi aliran darah rektum, aktivitas bakteri feses, dan sebagainya.bakteri feses, dan sebagainya. 5.

5. OralOral

Pengukuran oral lebih disukai karena kemudahan dalam teknik  Pengukuran oral lebih disukai karena kemudahan dalam teknik  pengukurannya, demikian juga responnya terhadap perubahan suhu inti pengukurannya, demikian juga responnya terhadap perubahan suhu inti tubuh. Suhu sublingual cukup relevan secara klinis karena arteri tubuh. Suhu sublingual cukup relevan secara klinis karena arteri utamanya merupakan cabang dari arteri karotis eksterna dan mempunyai utamanya merupakan cabang dari arteri karotis eksterna dan mempunyai

(22)

respon yang cepat terhadap perubahan suhu inti tubuh. Beberapa respon yang cepat terhadap perubahan suhu inti tubuh. Beberapa kelemahannya yaitu :

kelemahannya yaitu : 

 Memerlukan kerjasama yang baik dengan pasien sehingga tidak Memerlukan kerjasama yang baik dengan pasien sehingga tidak  dapat dilakukan pada anak kecil, penderita dengan intubasi, dapat dilakukan pada anak kecil, penderita dengan intubasi, penurunan kesadaran, dan lain-lain.

penurunan kesadaran, dan lain-lain. 

 Sangat dipengaruhi suhu makanan/ minuman dan Sangat dipengaruhi suhu makanan/ minuman dan merokok.merokok. 

 Pengaruh takipnea terhadap suhu oral masih Pengaruh takipnea terhadap suhu oral masih kontroversi.kontroversi. 6.

6. AksilaAksila

Pengukuran suhu aksila relatif mudah bagi pemeriksa, nyaman bagi Pengukuran suhu aksila relatif mudah bagi pemeriksa, nyaman bagi pasien, dan mempunyai resiko yang paling kecil untuk penyebaran pasien, dan mempunyai resiko yang paling kecil untuk penyebaran penyakit dari satu pasien ke

penyakit dari satu pasien ke pasien lainnya. Kelemahan pengukuran suhupasien lainnya. Kelemahan pengukuran suhu aksila terletak pada sensitivitasnya yang rendah dan mempunyai variasi aksila terletak pada sensitivitasnya yang rendah dan mempunyai variasi suhu yang tinggi dan sangat dipengaruhi suhu lingkungan. Rekomendasi suhu yang tinggi dan sangat dipengaruhi suhu lingkungan. Rekomendasi   American Academy of Pediatrics

  American Academy of Pediatrics(AAP) untuk pengukuran suhu pada(AAP) untuk pengukuran suhu pada neonatus adalah suhu aksila, karena resiko perforasi rektal dapat neonatus adalah suhu aksila, karena resiko perforasi rektal dapat diturunkan. Selain itu penelitian Mayfield dan Buntain seperti dikutip diturunkan. Selain itu penelitian Mayfield dan Buntain seperti dikutip Mackowiak mendapatkan bahwa pengukuran suhu aksila pada neonatus Mackowiak mendapatkan bahwa pengukuran suhu aksila pada neonatus mempunyai hasil yang akurat dan berkorelasi baik dengan pengukuran mempunyai hasil yang akurat dan berkorelasi baik dengan pengukuran suhu rektal. Sedangkan untuk anak yang lebih besar atau dewasa hal ini suhu rektal. Sedangkan untuk anak yang lebih besar atau dewasa hal ini tidak berlaku karena perbedaan suhu inti tubuh yang cukup besar tidak berlaku karena perbedaan suhu inti tubuh yang cukup besar dibandingkan dengan suhu rektal.

dibandingkan dengan suhu rektal. 7.

7. Membran timpaniMembran timpani

Teoritis membran timpani merupakan tempat yang idela untuk  Teoritis membran timpani merupakan tempat yang idela untuk  pengukuran suhu inti tubuh karena terdapat arteri yang berhubungan pengukuran suhu inti tubuh karena terdapat arteri yang berhubungan dengan pusat termoregulasi. Termometer membran timpani dengan pusat termoregulasi. Termometer membran timpani menggunakan metode

menggunakan metode infrared radiation emitted detector infrared radiation emitted detector  (IRED).(IRED). Menurut penelitian Chamberlain, Terndrup, dan Childs metode ini cukup Menurut penelitian Chamberlain, Terndrup, dan Childs metode ini cukup akurat dalam mengestimasi suhu inti. Walaupun dari segi kenyamanan akurat dalam mengestimasi suhu inti. Walaupun dari segi kenyamanan cukup baik, pengukuran suhu membran timpani hingga saat ini jarang cukup baik, pengukuran suhu membran timpani hingga saat ini jarang dipergunakan karena variasi nilai suhu yang besar, berkorelasi dengan dipergunakan karena variasi nilai suhu yang besar, berkorelasi dengan

(23)

Metode Pengukuran

Metode Pengukuran Suhu normalSuhu normal

Celcius Fahrenheit

Celcius Fahrenheit

Rektal 26,6

Rektal 26,6 –  – 38,0 38,0 97,997,9 –  – 100,4100,4

Membran

Membran timpani timpani 35,835,8 –  – 38,0 38,0 96,496,4 –  – 100,4100,4

Oral 35,5

Oral 35,5 –  – 37,5 37,5 95,995,9 –  – 99,599,5

Aksila 34,7

Aksila 34,7 –  – 37,3 37,3 94,594,5 –  – 99,199,1

Suhu normal menurut metode

Suhu normal menurut metode pengukurapengukurann

H.

H. Penatalaksanaan DemamPenatalaksanaan Demam

Tidak semua kasus demam harus diturunkan dengan segera, tidak  Tidak semua kasus demam harus diturunkan dengan segera, tidak  sedikit kasus demam yang turun

sedikit kasus demam yang turun dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus.dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus. Walau begitu, demam tentu saja tidak membuat pasien merasa nyaman, Walau begitu, demam tentu saja tidak membuat pasien merasa nyaman, bahkan terkadang jika tidak diturunkan dapat meningkat tiba-tiba ke level bahkan terkadang jika tidak diturunkan dapat meningkat tiba-tiba ke level yang membahayakan. Menurut data statistik yang ada, kerusakan pada otak  yang membahayakan. Menurut data statistik yang ada, kerusakan pada otak  pada umumnya terjadi jika suhu tubuh mendekati 42

pada umumnya terjadi jika suhu tubuh mendekati 4200C (107,6C (107,600 F).F).

Secara umum, pasien yang mengalami demam akan disarankan untuk  Secara umum, pasien yang mengalami demam akan disarankan untuk  meningkatkan hidrasi, karena demam juga dapat merupakan salah satu meningkatkan hidrasi, karena demam juga dapat merupakan salah satu manifestasi dari dehidrasi tubuh, selain itu peningkatan hidrasi terbukti dapat manifestasi dari dehidrasi tubuh, selain itu peningkatan hidrasi terbukti dapat membantu menurunkan demam. Resiko hiponatremia relatif

membantu menurunkan demam. Resiko hiponatremia relatif yang disebabkanyang disebabkan oleh peningkatan masukan cairan dapat dikurangi dengan menggunakan oleh peningkatan masukan cairan dapat dikurangi dengan menggunakan formula cairan rehidrasi oral yang sesuai, dengan kadar elektrolit

formula cairan rehidrasi oral yang sesuai, dengan kadar elektrolit seimbang.seimbang. Penanganan sederhana lain yang dapat dilakukan ialah dengan Penanganan sederhana lain yang dapat dilakukan ialah dengan memberikan kompres hangat pada daerah peredaran darah besar; misalnya di memberikan kompres hangat pada daerah peredaran darah besar; misalnya di leher, ketiak, dan lipat inguinal. Tujuan kompres hangat pada daerah tersebut leher, ketiak, dan lipat inguinal. Tujuan kompres hangat pada daerah tersebut ialah untuk membuat hangat daerah sekitar pembuluh darah besar tersebut, ialah untuk membuat hangat daerah sekitar pembuluh darah besar tersebut, dan kemudian akan menghangatkan darah itu sendiri. Keadaan tersebut akan dan kemudian akan menghangatkan darah itu sendiri. Keadaan tersebut akan merangsang pusat pengaturan suhu untuk menurunkan termostat ke titik merangsang pusat pengaturan suhu untuk menurunkan termostat ke titik yangyang lebih rendah dari sebelum, sehingga manifestasi yang dapat kita lihat pada lebih rendah dari sebelum, sehingga manifestasi yang dapat kita lihat pada pasien yaitu proses berkeringat dan kulit yang memerah (

pasien yaitu proses berkeringat dan kulit yang memerah ( flushing) flushing) karenakarena vasodilatasi pembuluh darah, sebagai upaya

(24)

Medikasi yang utama untuk penatalaksanaan demam ialah dengan Medikasi yang utama untuk penatalaksanaan demam ialah dengan pemberian antipiretik. Contoh antipiretik yang sering digunakan untuk kasus pemberian antipiretik. Contoh antipiretik yang sering digunakan untuk kasus demam antara lain; parasetamol, ibuprofen, dan asam asetilsalisilat. Pada demam antara lain; parasetamol, ibuprofen, dan asam asetilsalisilat. Pada beberapa sumber mengatakan antipiretik asam asetilsalisilat dan ibuprofen beberapa sumber mengatakan antipiretik asam asetilsalisilat dan ibuprofen lebih efektif untuk

lebih efektif untuk penatalaksanpenatalaksanaan demam pada aan demam pada anak, sekaligus mengurangianak, sekaligus mengurangi gejala prodromal lain

gejala prodromal lain yang menyertai demam, karena efek analgetiknya lebihyang menyertai demam, karena efek analgetiknya lebih kuat dibandingkan dengan parasetamol. Namun begitu, asam asetilsalisilat kuat dibandingkan dengan parasetamol. Namun begitu, asam asetilsalisilat dan ibuprofen memiliki resiko perdarahan lambung dan gangguan agregasi dan ibuprofen memiliki resiko perdarahan lambung dan gangguan agregasi trombosit yang lebih tinggi dibandingkan dengan parasetamol. Oleh karena trombosit yang lebih tinggi dibandingkan dengan parasetamol. Oleh karena itu, obat tersebut tidak dianjurkan untuk diberikan pada kasus demam yang itu, obat tersebut tidak dianjurkan untuk diberikan pada kasus demam yang disertai perdarahan, misalnya pada demam berdarah dengue, purpura disertai perdarahan, misalnya pada demam berdarah dengue, purpura trombositopenik idiopatik, ulkus peptikum, dan lain-lain.

trombositopenik idiopatik, ulkus peptikum, dan lain-lain.

Pada umumnya antipiretik digunakan bila suhu tubuh anak lebih dari Pada umumnya antipiretik digunakan bila suhu tubuh anak lebih dari 38

3800 C. Orang tua dan sebagian besar dokter memberikan antipiretik padaC. Orang tua dan sebagian besar dokter memberikan antipiretik pada setiap keadaan demam. Seharusnya antipiretik tidak diberikan secara setiap keadaan demam. Seharusnya antipiretik tidak diberikan secara automatis, tetapi memerlukan pertimbangan. Pemberian antipiretik harus automatis, tetapi memerlukan pertimbangan. Pemberian antipiretik harus berdasarkan kenyamanan anak, bukan dari suhu yang tertera pada angka berdasarkan kenyamanan anak, bukan dari suhu yang tertera pada angka termometer saja. Saat ini pemberian resep antipiretik terlalu berlebihan, termometer saja. Saat ini pemberian resep antipiretik terlalu berlebihan, antipiretik diberikan untuk keuntungan orang tua daripada si anak. Meski antipiretik diberikan untuk keuntungan orang tua daripada si anak. Meski tidak ada efek samping antipiretik pada perjalanan penyakit, namun terdapat tidak ada efek samping antipiretik pada perjalanan penyakit, namun terdapat beberapa bukti yang memperlihatkan efek yang merugikan.

beberapa bukti yang memperlihatkan efek yang merugikan. Indikasi pemberian antipiretik, antara lain :

Indikasi pemberian antipiretik, antara lain : 1.

1. Demam lebih dari 39Demam lebih dari 3900 C yang berhubungan dengan gejala nyeri atauC yang berhubungan dengan gejala nyeri atau tidak nyaman, biasa timbul pada keadaan otitis media atau

tidak nyaman, biasa timbul pada keadaan otitis media atau mialgia.mialgia. 2.

2. Demam lebih dari 40,5Demam lebih dari 40,500CC 3.

3. Demam berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme.Demam berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme. Keadaan gizi kurang, penyakit jantung, luka bakar, atau pasca operasi, Keadaan gizi kurang, penyakit jantung, luka bakar, atau pasca operasi, memerlukan antipiretik.

memerlukan antipiretik. 4.

(25)

I.

I. Klasifikasi AntipiretikKlasifikasi Antipiretik

Obat antipiretik dalam dikelompokkan dalam empat golongan; yaitu Obat antipiretik dalam dikelompokkan dalam empat golongan; yaitu para aminofenol (parasetamol), derivat asam propionat (ibuprofen dan para aminofenol (parasetamol), derivat asam propionat (ibuprofen dan naproksen), salisilat (aspirin, salisilamid), dan asam asetik (indometasin). naproksen), salisilat (aspirin, salisilamid), dan asam asetik (indometasin). Namun yang akan dibahas pada bagian ini ialah antipiretik yang sering Namun yang akan dibahas pada bagian ini ialah antipiretik yang sering dipakai pada penatalaksanaan demam pada anak; yaitu parasetamol, dipakai pada penatalaksanaan demam pada anak; yaitu parasetamol, ibuprofen, dan aspirin.

ibuprofen, dan aspirin. 1.

1. Parasetamol (Asetaminofen)Parasetamol (Asetaminofen)

Parasetamol merupakan metabolit aktif asetanilid dan fenasetin. Parasetamol merupakan metabolit aktif asetanilid dan fenasetin. Saat ini parasetamol merupakan antipiretik yang biasa dipakai sebagai Saat ini parasetamol merupakan antipiretik yang biasa dipakai sebagai antipiretik dan analgesik dalam pengobatan demam pada anak. antipiretik dan analgesik dalam pengobatan demam pada anak. Keuntungannya, terdapat dalam sediaan sirup, tablet, infus, dan Keuntungannya, terdapat dalam sediaan sirup, tablet, infus, dan supositoria. Cara terakhir ini merupakan alternatif bila obat tidak dapat supositoria. Cara terakhir ini merupakan alternatif bila obat tidak dapat diberikan per oral; misalnya anak muntah, menolak pemberian cairan, diberikan per oral; misalnya anak muntah, menolak pemberian cairan, mengantuk, atau tidak sadar. Beberapa penelitian menunjukkan mengantuk, atau tidak sadar. Beberapa penelitian menunjukkan efektivitas yang setara antara parasetamol oral dan supositoria. Dengan efektivitas yang setara antara parasetamol oral dan supositoria. Dengan dosis yang sama daya terapeutik antipiretiknya setara dengan aspirin, dosis yang sama daya terapeutik antipiretiknya setara dengan aspirin, hanya parasetamol tidak mempunyai daya antiinflamasi, oleh karena itu hanya parasetamol tidak mempunyai daya antiinflamasi, oleh karena itu tidak digunakan pada penyakit jaringan ikat seperti artritis reumatodi. tidak digunakan pada penyakit jaringan ikat seperti artritis reumatodi. Parasetamol juga efektif menurunkan suhu dan efek samping lain yang Parasetamol juga efektif menurunkan suhu dan efek samping lain yang berasal dari pengobatan dengan sitokin, seperti interferon dan pada berasal dari pengobatan dengan sitokin, seperti interferon dan pada pasien keganasan yang menderita infeksi. Dosis parasetamol lazim yang pasien keganasan yang menderita infeksi. Dosis parasetamol lazim yang digunakan untuk menurunkan suhu ialah 10-15 mg/kgBB per dosis,

digunakan untuk menurunkan suhu ialah 10-15 mg/kgBB per dosis, makamaka akan tercapai konsentrasi efek antipiretik dan direkomendasikan akan tercapai konsentrasi efek antipiretik dan direkomendasikan diberikan setiap 4 jam. Dosis parasetamol 20 mg/kgBB tidak akan diberikan setiap 4 jam. Dosis parasetamol 20 mg/kgBB tidak akan menambah daya penurunan suhu tetapi memperpanjang efek antipiretik  menambah daya penurunan suhu tetapi memperpanjang efek antipiretik  sampai 6-8 jam.

sampai 6-8 jam.

Setelah pemberian dosis terapeutik, penurunan demam terjadi Setelah pemberian dosis terapeutik, penurunan demam terjadi setelah 30 menit, puncaknya sekitar 3 jam, dan demam akan rekuren setelah 30 menit, puncaknya sekitar 3 jam, dan demam akan rekuren dalam 3-4 jam setelah pemberian. Kadar puncak plasma dicapai dalam dalam 3-4 jam setelah pemberian. Kadar puncak plasma dicapai dalam

(26)

waktu 30 menit. Makanan yang mengandung karbohidrat tinggi akan waktu 30 menit. Makanan yang mengandung karbohidrat tinggi akan mengurangi absorpsi sehingga menghalangi penurunan demam.

mengurangi absorpsi sehingga menghalangi penurunan demam.

Parasetamol mempunyai efek samping ringan bila diberikan Parasetamol mempunyai efek samping ringan bila diberikan dalam dosis biasa. Tidak akan timbul

dalam dosis biasa. Tidak akan timbul perdarahan saluran cerna, nefropati,perdarahan saluran cerna, nefropati, maupun koagulopati. Obat yang dilaporkan mempunyai interaksi dengan maupun koagulopati. Obat yang dilaporkan mempunyai interaksi dengan parasetamol, diantaranya adalah warfarin, metoklopramid, beta bloker, parasetamol, diantaranya adalah warfarin, metoklopramid, beta bloker, dan klopromazin.

dan klopromazin.

Efek samping parasetamol Efek samping parasetamol Organ

Organ Manifestasi Manifestasi KlinisKlinis Saluran

Saluran cerna cerna Muntah, Muntah, nyeri nyeri perut, perut, mualmual Sistem

Sistem hemopoetik hemopoetik Purpura Purpura yang yang disebabkan disebabkan trombositopeniatrombositopenia Susunan

Susunan saraf saraf pusat pusat Pusing, Pusing, gelisah, gelisah, penglihatan penglihatan kaburkabur Kulit

Kulit Ruam Ruam (urtikaria), (urtikaria), dermatitis dermatitis eksfoliativaeksfoliativa Paru

Paru Spasme Spasme bronkusbronkus Lain-lain

Lain-lain Hipoglikemia, Hipoglikemia, hipotermiahipotermia

2.

2. IbuprofenIbuprofen

Ibuprofen ialah suatu derivat asam propionat yang mempunyai Ibuprofen ialah suatu derivat asam propionat yang mempunyai kemampuan antipiretik, analgesik, dan antiinflamasi. Seperti antipiretik  kemampuan antipiretik, analgesik, dan antiinflamasi. Seperti antipiretik  lain dan NSAID (

lain dan NSAID (  Non Steroid Anti Inflammatory Drug  Non Steroid Anti Inflammatory Drug), ibuprofen), ibuprofen beraksi dengan memblokade sintesis PGE-2 melalui penghambatan beraksi dengan memblokade sintesis PGE-2 melalui penghambatan siklooksigenasi. Sejak tahun 1984 satu-satunya NSAID yang siklooksigenasi. Sejak tahun 1984 satu-satunya NSAID yang direkomendasikan sebagai antipiretik di Amerika Serikat adalah direkomendasikan sebagai antipiretik di Amerika Serikat adalah ibuprofen, sedangkan di Inggris sejak tahun 1990. Obat ini diserap ibuprofen, sedangkan di Inggris sejak tahun 1990. Obat ini diserap dengan baik oleh saluran cerna, mencapai puncak konsentrasi serum dengan baik oleh saluran cerna, mencapai puncak konsentrasi serum dalam 1 jam. Kadar efek maksimal untuk antipiretik (sekitar 10 mg/L) dalam 1 jam. Kadar efek maksimal untuk antipiretik (sekitar 10 mg/L) dapat dicapai dengan dosis 5 mg/kgBB, yang akan menurunkan suhu dapat dicapai dengan dosis 5 mg/kgBB, yang akan menurunkan suhu tubuh 2

(27)

dengan dosis setara parasetamol. Awitan antipiretik tampak lebih dini dengan dosis setara parasetamol. Awitan antipiretik tampak lebih dini dan efek lebih besar pada bayi daripada anak yang lebih tua. Ibuprofen dan efek lebih besar pada bayi daripada anak yang lebih tua. Ibuprofen merupakan obat antipiretik kedua yang paling banyak dipakai setelah merupakan obat antipiretik kedua yang paling banyak dipakai setelah parasetamol.

parasetamol.

Efek antiinflamasi serta analgesik ibuprofen menambah Efek antiinflamasi serta analgesik ibuprofen menambah keunggulan dibandingkan dengan parasetamol dalam pengobatan keunggulan dibandingkan dengan parasetamol dalam pengobatan beberapa penyakit infeksi yang berhubungan dengan demam. Indikasi beberapa penyakit infeksi yang berhubungan dengan demam. Indikasi kedua pemakaian ibuprofen adalah artritis reumatoid. Dengan dosis kedua pemakaian ibuprofen adalah artritis reumatoid. Dengan dosis 20-40 mg/kgBB/hari, efeknya sama dengan dosis aspirin 20-40 mg/kgBB/hari, efeknya sama dengan dosis aspirin 60-80 mg/kgBB/hari disertai efek samping

60-80 mg/kgBB/hari disertai efek samping yang lebih rendah. Pemberianyang lebih rendah. Pemberian sitokin (misalnya GM-CSF) seringkali menyebabkan demam dan sitokin (misalnya GM-CSF) seringkali menyebabkan demam dan mialgia, ibuprofen ternyata obat yang efektif untuk mengatasi efek  mialgia, ibuprofen ternyata obat yang efektif untuk mengatasi efek  samping tersebut. Ibuprofen mempunyai keuntungan pengobatan dengan samping tersebut. Ibuprofen mempunyai keuntungan pengobatan dengan efek samping ringan dalam penggunaan yang luas. Beberapa efek  efek samping ringan dalam penggunaan yang luas. Beberapa efek  samping yang dilaporkan disebabkan adanya penyakit yang sebelumnya samping yang dilaporkan disebabkan adanya penyakit yang sebelumnya telah ada pada anak tersebut dan bukan disebabkan oleh pengobatannya. telah ada pada anak tersebut dan bukan disebabkan oleh pengobatannya. Di pihak lain efek samping biasanya berhubungan dengan dosis dan Di pihak lain efek samping biasanya berhubungan dengan dosis dan sedikit lebih sering dibandingkan dengan parasetamol dalam dosis sedikit lebih sering dibandingkan dengan parasetamol dalam dosis antipiretik. Reaksi samping ibuprofen lebih rendah daripada aspirin. antipiretik. Reaksi samping ibuprofen lebih rendah daripada aspirin. Anak yang menelan 100 mg/kgBB tidak menunjukkan gejala, bahkan Anak yang menelan 100 mg/kgBB tidak menunjukkan gejala, bahkan sampai dosis 300 mg/kgBB seringkali asimptomatik. Tatalaksana kasus sampai dosis 300 mg/kgBB seringkali asimptomatik. Tatalaksana kasus keracunan ibuprofen, dilakukan pengeluaran obat dengan muntah keracunan ibuprofen, dilakukan pengeluaran obat dengan muntah (kumbah lambung), arang aktif, dan perawatan suportif secara umum. (kumbah lambung), arang aktif, dan perawatan suportif secara umum. Tidak ada antidotum spesifik

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan dengan 5 langkah yaitu (1) penentuan tujuan dan batasan dari sistem, (2) analisis dan perancangan yang menjelaskan tentang kebutuhan sistem dan hal-hal

Pendistribusian kunci dengan menggunakan metode zigzag cara untuk merubah plaintext menjadi ciphertext dengan cara menukarkan huruf asli dengan huruf yang sudah memakai kunci (K1)

Rumusan masalah dalam perancangan busana koleksi ini adalah (1) bagaimana penciptaan busana wanita haute couture dengan inspirasi dari terumbu karang Genus Acropora,

Atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun

Dan diwaktu yang lain, Jibril Allah juga membisikkan (atau membiarkan Muhammad?) agar ayat-ayat dan surat dipindahkan dan dikacaukan letaknya,

Dari uraian pelaksanaan dan pencapaian kegiatan diatas, permasalahan pada program lansia Puskesmas ABCD 2016 adalah rendahnya kunjungan pelayanan kesehatan lansia

Pembuatan karya tulis/karya ilmi ### Membuat karya tulis/karya ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survey PROFESI dibidang kebidanan dan evaluasi di bidang kebidanan

Berdasarkan data hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa diperoleh 8 isolat khamir potensial penghasil enzim amilase yang diisolasi dari buah nangka ( A. Isolat K48