• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Katingan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Katingan"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Katingan Oleh : Arnold Setiawan Dosen Pembimbing : Ir. Heru Purwadio, MSP.

(2) Pendahuluan Latar Belakang •. Lahan pertanian memiliki arti yang sangat penting dalam upaya mempertahankan ketahanan pangan. •. Kabupaten Katingan merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Tengah yang terkena dampak perluasan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah. Pemerintah kabupa­ten mengkhawatirkan tindakan itu akan sangat memengaruhi ketahanan pangan daerah. Luas lahan pertanian di Katingan dari tahun ke tahun terus menyusut. Jika tidak segera diantisipasi, kondisi ini akan mengancam ketahanan pangan.

(3) Pendahuluan . Rumusan Masalah Alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Katingan semakin meningkat setiap tahunnya. Menurunnya luas pertanian padi mengancam ketahanan pangan daerah. Dengan adanya kondisi ini, maka identifikasi mengenai pengendalian alih fungsi lahan pertanian padi sangat diperlukan. Berkaitan dengan hal tersebut, timbul pertanyaan penelitian,yaitu : Faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Katingan. . Tujuan dan Sasaran. 1.. Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan arahan pengendalian alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Katingan Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, maka sasaran yang dilakukan antara lain : Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit Merumuskan arahan pengendalian alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit. 2..

(4) Pendahuluan . Ruang Lingkup Wilayah Wilayah penelitian dalam penelitian ini meliputi tiga kecamatan yaitu Kecamatan Katingan Tengah, Kecamatan Pulau Malan, dan Kecamatan Tewang Sangalang Garing..

(5) Tinjauan Pustaka   . Ketahanan Pangan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pengendalian Pemanfaatan Lahan Pertanian.

(6) Tinjauan Pustaka . Sintesa Tinjauan Pustaka No. Faktor Sintesafaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Sumber Teori. 1 2. 3. Wicaksono (2007). Iwan (2004). Nilai sewa tanah Fungsi kontrol peraturan. Nilai sewa tanah Penegakan hukum. Isa Lilis Nur Dedi Fauziah Kurdianto (2005) (2011). Biaya produksi. Peraturan perundangundangan Biaya produksi Biaya pupuk Biaya tenaga kerja. 4 5. 6. Harga hasil panen. Harga hasil panen. Umi Pudji Rusastra Astuti (1997) (2011) Nilai sewa tanah Peraturan. Biaya produksi Biaya pupuk Biaya tenaga kerja Nilai jual/agunan Pendapatan usaha pertanian Resiko usaha tani. Biaya pemeliharaan tanaman. Harga jual hasil panen. Harga jual hasil panen. Biaya Produksi Biaya pupuk Biaya tenaga kerja Nilai jual/agunan Harga jual hasil panen Resiko usaha tani.

(7) . Sintesa Tinjauan Pustaka Faktor. No Sintesafaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Sumber Teori. Wicaksono (2007). 7 8. 9. Iwan (2004). Isa. Lilis Fauziah (2005). Nur. Dedi Kurdianto (2011) Ketersediaan air Teknik budidaya Teknik bertani. Umi Pudji Astuti (2011). Rusastra (1997). Keadaan irigasi Teknik budidaya Usia tanama n Proses pascap anen. Ketersediaan air Teknik budidaya Teknik bertani Usia tanamn Proses pascap anen. Kecocokan lahan. 10. Harga lahan. Kecocokan lahan Harga lahan. 11. Produktivitas. Produktivitas.

(8) Tinjauan Pustaka No. Faktor. Variabel. 1. Nilai sewa tanah. Nilai sewa tanah. 2. Peraturan. 3. Biaya Produksi. Peraturan pengendalian lahan Biaya pupuk Biaya tenaga kerja. 4. Nilai Jual/Agunan. Nilai jual/agunan. 5. Harga jual hasil panen. Harga jual hasil panen. 6. Resiko usaha tani. Resiko serangan hama. 7. Ketersediaan air. Kualitas irigasi. 8. Teknik budidaya. Teknik bertani Usia tanaman Proses pascapanen. 9. Kecocokan lahan. Kesesuaian lahan. 10. Harga lahan. Harga jual lahan. 11. Produktivitas. Produktivitas lahan.

(9) Metode Penelitian . Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan rasionalisme. Pendekatan ini menggunakan rasionalisme dalam penyusunan kerangka konseptualisasi teoritik dan dalam memberikan pemaknaan hasil penelitian (Muhadjir dalam Dewi,2007). . Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan model penelitian studi kasus (case study).

(10) Metode Penelitian Teknik Analisa Data No. Sasaran. Tujuan. Input Data. 1. Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit. 2. Merumuskan arahan pengendalian alih fungsi lahan pertanian menajdi perkebunan kelapa sawit. Mengetahui faktorSintesa Kajian Pustaka faktor yang berpengaruh terhadap alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit Mendapatkan arahan Hasil dari sasaran 1 pengendalian alih fungsi lahan pertanian menajdi perkebunan kelapa sawit. Alat analisa Analisa Deskriptif Kualitatif Expert judgement. Analisa Deskriptif Kualitatif Expert judgement.

(11) Metode Penelitian Variabel Penelitian dan Definisi Operasional No 1 2 3. Sasaran. Faktor. Variabel. Definisi Operasional. Menganalisa faktor-faktor yang. Nilai sewa lahan. Nilai sewa lahan. Peraturan. Peraturan pengendalian lahan. Biaya Produksi. Biaya pupuk. Penerimaan bersih yang diterima dari pemanfaatan sumberdaya lahan Kelengkapan peraturan pengendalian lahan Biaya pupuk per hektar. Biaya tenaga kerja. Biaya tenaga kerja pertanian. Nilai jual/agunan. Nilai jual/agunan. Harga jual hasil panen. Harga jual hasil panen. Resiko usaha tani. Resiko serangan hama. Ketersediaan air. Kualitas irigasi. Teknik budidaya. Teknik bertani. Perbandingan kemudahan mendapatkan kredit petani tanaman pangan dengan perkebunan kelapa sawit Perbandingan nilai jual hasil panen tanaman pangan dengan kelapa sawit Perbandingan ketahanan tanaman pangan dan kelapa sawit terhadap serangan hama Tingkat ketersediaan air pada lahan pertanian (jenis irigasi) Berapa macam tanaman yang dibudidayakan dalam satu tahun. 4 5 6 7 8 9.

(12) Metode Penelitian Variabel Penelitian dan Definisi Operasional No. Sasaran. 10. Menganalisa faktorfaktor yang. Faktor. 11. Variabel. Definisi Operasional. Usia tanaman. Perbandingan waktu yang dibutuhkan dari awal masa tanam sampai masa panen tanaman pangan dengan kelapa sawit Perbandingan panjangnya proses kegiatan pascapanen hingga penjualan hasil panen tanaman pangan dengan kelapa sawit Tingkat kecocokan suatu bidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu. Tingginya harga jual lahan per hektar. Proses pascapanen. 12. Kecocokan lahan. Kesesuaian lahan. 13. Harga lahan. Harga jual lahan. 14. Produktivitas. Produktivitas lahan. Perbandingan hasil panen tanaman pangan dan kelapa sawit per hektar (ton).

(13) Metode Penelitian Tahapan Penelitian PERUMUSAN MASALAH. Alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit mengakibatkan berkurangnya luas lahan pertanian pangan. STUDI LITERATUR. PENGUMPULAN DATA. Landasan teori tentang :. Metode. 1.faktor alih fungsi lahan. Analisa. 2. pengendalian pemanfaatan lahan. Data-data yang diperlukan. Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan ANALISA Analisa pengendalian alih fungsi lahan pertanian pangan. PENUTUP. Kesimpulan dan Rekomendasi.

(14) Hasil dan Pembahasan Gambaran Umum •. • • •. Batas-batas administratif wilayah penelitian Batas Utara : Kecamatan Katungan Hulu, Kecamatan Markit Batas Selatan :Kecamatan Katingan Hilir Batas Timur :Kota Palangkaraya, Kabupaten Gunung Batas Barat : Kabupaten Kotawaringin Timur. Mas. Secara garis besar jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Katingan adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6.. Podsolik Merah Kuning: tanah ini sering dijumpai terletak menyebar di tengah sampai hulu sungai seperti KecamatanKatingan Hulu dan Kecamatan Marikit. Kompleks Podsolik: tanah ini tersebar di tengah, seperti Kecamatan Pulau Malan, Tewang Sg Garing dan KatinganHilir. Kompleks Regosol: dijumpai menyebar di bagian timur Kecamatan Tasik Payawan. Alluvial: banyak terdapat di sekitar daerah aliran sungai katingan serta di daerah pantai sampai kebagian tengah kecamatan kamipang. Organosol: terdapat di Kecamatan Mendawai dan sedikit di Kecamatan Katingan Kuala Oksisol (lateritik): terdapat di bagian hulu Kecamatan Sanaman Mantikei..

(15) Hasil dan Pembahasan Kependudukan No. Kecamatan. Luas (km2). Jumlah penduduk (jiwa). 1. Katingan Tengah. 1.089. 23.768. Kepadatan penduduk (jiwa/km2) 21.83. 2. Pulau Malan. 805. 8.831. 10.97. 3. Tawang Sengawang. 568. 11.718. 20.63. 2005. 2007. Pertanian Pangan. No. Komoditas. Luas (ha). 2009. Produksi (ton). Luas Panen (ha). Luas Panen (ha). 2011. Produksi (ton). Luas Panen (ha). Produksi (ton). Panen. Produksi (ton). 64200. 143166. 61029. 134874. 55579. 144505. 49230. 113721. 1. Padi. 2. Jagung. 249. 521. 148. 259. 101. 198. 80. 162. 3. Kedelai. 10. 10. 43. 52. 72. 82. 35. 42. 4. Kacang tanah. 61. 65. 81. 92. 122. 136. 164. 186.

(16) Hasil dan Pembahasan No. Komoditas. 5. Kacang hiaju. 6. 2005 Luas Panen (ha). 2007. Produksi (ton). Luas Panen (ha). 2009. Produksi (ton). Luas Panen (ha). 2011. Produksi (ton). Luas Panen (ha). Produksi (ton). 42. 33. 15. 12. 14. 11. 21. 18. Ubi kayu. 336. 3871. 325. 3632. 331. 3843. 390. 4268. 7. Ubi Jalar. 115. 789. 89. 897. 108. 733. 292. 987. 8. Buahbuahan Sayuran. -. 43921. -. 58355. -. 27936. -. 65680. -. 829. -. 2934. -. -. -. 31680. 9.

(17) Hasil dan Pembahasan Luas Lahan Pertanian Pangan Berdasarkan Jenis Irigasi Lahan Pertanian Pangan (Ha) Kecamatan. Irigasi setengah teknis. Katingan Tengah Pulau Malan Tawang Sengawang. Irigasi sederhana. Tadah hujan. Lebak. Ladang. 876. 2263. 2024. 2672. 1631. 8246. 1950. 1175. 415. Luas Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit 2005-2012 No. Kecamatan. 1. Katingan Tengah. 2 3. Luas Alih Fungsi (ha). Perkembangan luas lahan perkebunan kelapa sawit (Ha). 1112. Perkembangan luas lahan pertanian pangan (Ha) -2083. Pulau Malan. 2004. -2159. 4854. Tewang Sangalang. 1169. -191. 3785. 30562.

(18) Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Analisa Deskriptif Kualitatif No. Variabel. Kesimpulan. 1. Nilai sewa lahan. Nilai sewa lahan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.. 2. Peraturan. peraturan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.. 3. Biaya pupuk. Biaya pupuk tidak mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.. 4. Biaya tenaga kerja. Biaya tenaga kerja mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi kelaap sawit.. 5. Nilai jual/agunan. Nilai jual/agunan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi kelaap sawit. 6. Harga jual hasil panen. Harga jual hasil panen mempengaruhi allih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelaap sawit. 7. Resiko serangan hama. Resiko serangan hama mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelaap sawit.. 8. Kualitas irigasi. Irigasi mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.. 9. Teknik bertani. Teknik bertani mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.. 10. Usia tanaman. Usia tanaman mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.. 11. Proses pascapanen. Proses pascapanen mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.. 12. Kesesuaian lahan. Kesesuaian lahan mempengaruih alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit. 13. Harga lahan. harga lahan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit. 14. Produktivitas. Produktivitas mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.

(19) . Dari 14 variabel dalam sintesa pustaka, pada tahap analisa deskriptif kualitatif 1 variabel yaitu biaya pupuk tidak mempengaruhi alih fungsi lahan. Dari hasil analisa expert judgement, dari 13 variabel yang diajukan, dua variabel dianggap tidak mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan yaitu variabel usia tanaman dan kesesuaian lahan. Variabel yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit adalah nilai sewa tanah, peraturan, biaya tenaga kerja, nilai jual/agunan, harga jual hasil panen, resiko serangan hama, irigasi, teknik bertani, proses pascapanen, harga lahan dan produktivitas..

(20) Arahan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan No. Faktor. Arahan Pengendalian. 1. Nilai sewa lahan. 1. 2.. 2. Peraturan. 1.. 3. Biaya produksi. 1. 2.. 4. Nilai jual/agunan. 5. Harga jual hasil panen. 6. Resiko serangan hama Ketersediaan air. 1. 2. 1. 2. 3. 1. 2. 1. 2.. 7. 3. 8. Teknik bertani. 9 10. Proses pascapanen Harga lahan. 11. Produktivitas. 1. 1. 2. 1. 2. 3.. Pajak lahan pertanian pangan yang ringan Retribusi produk perkebunan kelapa sawit. retribusi ini kemudian digunakan sebagai salah satu sumber insentif kepada petani pangan. Penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan yang diperkuat dengan peraturan daerah. Penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan didasarkan pada kesesuaian lahan. Lahan pertanian pangan berkelanjutan ditetapkan pada lahan pertanian dengan produktivitas tinggi dan tingkat kesusaian lahan sangat sesuai dan sesuai.lahan cadangan dapat ditetapkan pada lahan semak dengan melihat kesesuaian lahan sesuai dengan peraturan Bantuan unit produksi pertanian seperti bibit unggul, pupuk, pestisida,dan pengadaan lantai jemur. Pemberdayaan pertanian kolektif dengan sistem bertani kelompok untuk menekan biaya tenaga kerja yang melonjak pada masa panen. Pembentukan lembaga pembiayaan mikro pertanian Kemudahan persyaratan pengajuan kredit Penetapan harga dasar produk pertanian pangan Pengutamaan produk lokal dalam memenuhi kebutuhan pangan daerah Pembelian hasil panen oleh pemerintah daerah. Pemanfaatan predator alami untuk mengatasi hama tikus Pemberantasan hama tikus melaluiPengendalian Hama Tikus Terpadu (PHTT) Pengembangan dan perawatan saluran irigasi Pengembangan sarana irigasi pada lahan dengan produktivitas tinggi dan sudah memiliki irigasi setengah teknis seperti di Kecamatan Tawang Sawangan Pembangunan area penampung air agar dapat dimanfaatkan pada lahan pertanian pangan nonirigasi. Diversifikasi pertanian dengan sistem tumpang sari. Pada lahan pertanian ladang dapat diaplikasikan teknik bertani padi gogo-jagung-ubi kayu. Berdasarkan studi di daerah lain, sistem tuumpang sari akan memberikan pendapatan yang lebih baik bagi petani. Pemberdayaan kelompok tani untuk mengelola kegiatan pascapanen hingga tahap penggilingan agar tidak ada lagi petani yang menjual gabah hasil panen scara langsung. Memperketat izin perkebunan sawit Penyuluhan pentingnya lahan pertanian pangan terhadap ketahanan pangan daerah Peningkatan kualitas bibit Bantuan alat-alat produksi Penerapan sistem organic farming.

(21) Kesimpulan dan Saran. 1. 2.. Kesimpulan Perkembangan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Katingan berpengaruh terhadap kegiatan pertanian pangan. Petani tanaman pangan yang melihat keuntungan dari berkebun kelapa sawit yang lebih tinggi. Dari analisa deskriptif kualitatif dan analisa expert judgement, didapatkan faktor-faktor yang memepengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit. Faktor-faktor tersebut adalah nilai sewa lahan, peraturan, biaya produksi, nilai jual/agunan, harga hasil panen, resiko serangan hama, irigasi, teknik budidaya, harga lahan dan produktivitas. Dengan diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi alih fugnsi lahan, disusun arahan pengendalian yang sesuai dengan faktor-faktor tersebut. Arahan pengendalian lahan mengacu kepada penerapan peraturan, peningkatan hasil pertanian melalui skema insentif, serta menghambat perkembangan perkebunan kelapa sawit melalui perijinan. Saran Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : Dalam studi lebih lanjut sebaiknya melibatkan pihak perusahaan perkebunan sebagai stakeholder. Dalam penelitian ini fokus penelitian adalah pada lahan pertnian pangan milik masyarakat. Dalam penelitian lebih lanjut sebaiknya digunakan preferensi petani tanaman pangan..

(22) . TERIMA KASIH.

(23)

(24) 2005. 2011.

(25) Pertanian Pangan. Perkebunan Kelapa Sawit.

(26)

(27) Hasil Analisa. Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan No. Variabel. Kesimpulan. 1. Nilai sewa lahan. Nilai sewa lahan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.. 2. Peraturan. Faktor peraturan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.. 3. Biaya pupuk. Biaya pupuk tidak mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.. 4. Biaya tenaga kerja. 5. Nilai jual/agunan. Biaya tenaga kerja mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi kelaap sawit. Nilai jual/agunan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi kelaap sawit. 6. Harga jual hasil panen. Harga jual hasil panen mempengaruhi allih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelaap sawit. 7. Resiko serangan hama. Resiko serangan hama mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelaap sawit.. 8. Kualitas irigasi. Irigasi mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.. 9. Teknik bertani. Teknik bertani mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.. 10. Usia tanaman. Usia tanaman mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.. 11. Proses pascapanen. Proses pascapanen mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.. 12. Kesesuaian lahan. Kesesuaian lahan mempengaruih alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit. 13. Harga lahan. Faktor harga lahan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit. 14. Produktivitas. Produktivitas mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit.

(28) Hasil Analisa. Dari hasil analisa expert judgement dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian pangan menjadi perkebunan kelapa sawit adalah 1. Nilai sewa tanah 2. Peraturan 3. Biaya tenaga kerja 4. Harga jual hasil panen 5. Resiko serangan hama 6. Irigasi 7. Teknik bertani 8. Proses pascapanen 9. Kesesuaian lahan 10. Harga lahan 11. Produktivitas.

(29) Hasil Analisa Arahan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan.

(30)

(31)

(32)

(33)

(34)

(35)

(36)

(37)

(38)

(39)

(40)

(41)

(42)

(43)

(44)

(45)

(46)

(47)

(48)

Referensi

Dokumen terkait

Menutupnya pintu secara otomatis pada suatu ruangan dari keadaan terbuka digerakan oleh motor penggerak, penentuan lamanya selang waktu merupakan proses dari kerja timer, pada

Dari permasalahan tersebut di angkat lah topik tugas akhir ini yang berjudul “ANALISIS PENETRASI TEST PADA TRANSAKSI PEMBAYARAN NEAR FIELD COMMUNICATION MOBILE” tugas akhir

merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing- masing dalam

Sebanyak 57 galur jagung pulut ( waxy corn ) yang memiliki gen opaque-2 hasil introgres pada kegiatan percobaan ketiga ditanam masing-masing (set I dan set II) dengan perbandingan 4 :

Penggunaan program pasco capstone dapat digunakan untuk mencatat penurunan suhu pada air yang dibiarkan mendingin, serta dapat langsung menganalisis persamaan suhu

Hal ini sesuai dengan teori bahwa AV terjadi pada pria dengan kisaran umur 16-19 tahun (Wasitaatmadja, 2011) karena pada laki-laki umur 16-19 tahun adalah waktu

Hal ini terjadi apabila LDR meningkat berarti terjadi peningkatan total kredit dengan persentase lebih besar dibandingkan dengan persentase peningkatan dari Dana

Hal tersebut dapat dilihat dari nilai brand value pada tahun 2008 sebesar 54,9 Sehingga konsumen memiliki kesadaran bahwa nilai merek mobil Toyota menurun dibandingkan dengan mobil