• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: NURLAELI RESKI SYAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: NURLAELI RESKI SYAM"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS BULLYING PADA PRESTASI BELAJAR MURID KELAS IV SD INPRES MOROWA KABUPATEN BANTAENG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

NURLAELI RESKI SYAM

105401105316

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR SEPTEMBER 2020

(2)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai seusatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah

yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:216)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya. Saya dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Karya sederhana ini

kupersembahkan untuk :

Ayah dan Ibuku tercinta, yang telah mendukungku, memotivasiku dan berkat ridhonya saya bisa sampai pada saat ini.

Teman-teman PGSD 2016 B, yang telah menemani perjalanan saya selama perkuliahan

Serta keluarga dan teman-temanku, yang senantiasa memberikan motivasi dan doa dalam mencapai keberhasilanku.

(3)

v ABSTRAK

Nurlaeli Reski Syam, 2020, Analisis Bullying Pada Prestasi Belajar Murid Kelas IV SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng. Skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Dibimbing oleh : Kaharuddin dan Hj. Muliati Samad.

Penelitian Kualitatif Deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk bullying dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar murid kelas IV SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng. Penelitian ini berlokasi di SD Inpres Morowa, Kabupaten Bantaeng. Informan penelitian yaitu Kepala Sekolah, Guru, dan Murid. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik yaitu observasi, wawancara, dan dokumen. Sementara analisis data dalam penelitian ini terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk bullying yang terjadi pada kelas IV SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng yaitu bentuk bullying fisik dan bentuk bullying

verbal. Tindakan bullying sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar murid, dari 4 murid yang terkena tindakan bullying, hanya satu yang memperoleh diatas rata-rata, sisanya memperoleh nilai dibawa rata-rata kelas.

Adapun yang diberikan SD Inpres Morowa Kabupaten Bantaeng untuk menekan terjadinya tindakan bullying yaitu dengan membuat tata tertib, pembinaan dan pengawasa kepada murid, strategi guru kelas dan kerjasama dengan orang tua.

(4)

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhadulillahirabil’alamin,ungkapan syukur sudah seharusnya keluar dari lisan seorang insan yang mengaku beriman kepada Allah Subhanawata’ala atas segala kebaikan dan ujian serta limpahan nikmat yang diberikan kepada penulis. Nikmat yang Allah berikan sangat banyak dan berlimpah. Bahkan jika penulis ingin melukiskan nikmat Allah Subhanawata’ala menggunakan semua ranting pohon yang ada di dunia sebagai penanya dan seluruh air di lautan sebagai tintanya, maka semua ranting-ranting pohon dan air di laut akan habis dan belum cukup untuk menuliskan nikmat-Nya tersebut. Semoga nikmat sang pencipta selalu dilimpahkan kepada hamba-Nya yang senantiasa berbuat baik dan bermanfaat.

Selawat berbingkaikan salam tak lupa pula penulis haturkan kepada Nabi Muhammad Sallallahu allaihi wasaallam. Manusia yang menjadi sang revolusioner Islam yang telah menggulung tikar-tikar kebathilan dan menbentangkan permadani-permadani islam hingga saat ini. Nabi yang telah membawah misi risalah Islam sehingga penulis dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil. Sehingga, kejahiliyaan tidak dirasakan oleh umat manusia di zaman yang serba digital ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian skripsi Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas

(5)

vii

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Skripsi ini juga disusun agar dapat memberi pengetahuan kepada pembaca mengenenai pengaruh bullying terhadap prestasi belajar siswa.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah membesarkan, mendidik, berjuang, berdoa, dan memenuhi atau membiayai segala kebutuhan penulis dalam proses menuntut ilmu pengetahuan hingga sampai di tahap penyelesaian skripsi ini.

Penulis berterima kasih pula kepada Kaharuddin,S.Pd.,M.Pd.,Ph.D dan Dra.Hj.Muliati Samad,M.Si pembimbing satu dan dua, yang senantiasa membimbing penulis dalam proses bimbingan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Teknik bimbingan yang dilakukan sangat membantu penulis dalam membuat karya ilmiah ini.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse., M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar; Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar; Aliem Bahri,S.Pd.,M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar serta seluruh dosen dan staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.

Ucapan terima kasih kepada keluarga besar yang ada di Makassar yang telah memberikan dukungan serta menemani penulis dalam suka dan duka, rekan-rekan kelas B angkatan 2016 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, rekan-rekan-rekan-rekan dari

(6)

viii

berbagai pihak yang telah berbagi kasih, motivasi, bantuan, dan segala kebersamaan selama ini. Sehingga, penulis dapat melewati masa-masa sulit untuk menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

Sebuah kata sempurna tidak pantas penulis sandang karena “tak ada gading yang tak retak”. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karean itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan setitik ilmu dan manfaat bagi para pembaca pada umunya dan pada penulis khususnya.

Makassar, Agustus 2020

(7)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR KARTU KONTROL ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 A.Latar Belakang ... 1 B.Rumusan Masalah ... 5 C.Tujuan Penelitian ... 5 D.Manfaat Penelitian ... 5 E. Definisi Operasional……… ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A.Kajian Pustaka ... 8

B.Kerangka Pikir ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A.Jenis Penelitian ... 30

B.Pendekatan Peneliti ... 31

(8)

x

D.Informasi Peneliti ... 32

E. Instrumen Penelitian ... 32

F. Jenis dan Sumber Data Penelitian ... 33

G.Teknik Pengumpulan Data ... 34

H.Teknik Analisa Data ... 35

I. Teknik Pengabsahan Data ... 36

J. Etika Peneliti ... 42

BAB IV GAMBARAN HISTORIS LOKASI PENELITIAN ... 43

A. Tinjauan Umum Lokasi Penelitian... 43

B. Keadaan Geografis ... 51

C. Keaadaan Penduduk ... 53

D. Keadaan Pendidikan ... 54

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Bentuk Bullying Yang Terjadi Pada Kelas IV SD Inpres Morowa ... 56

B. Dampak Bullying dan penanganannya di SD Inpres Morowa ... 58

C. Prestasi Murid Yang Terkena Bullying kelas IV SD Inpres Morowa .. 67

D. Pembahasan ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 77 DAFTAR PUSTAKA ...

(9)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir ... 31 Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Sekolah ... 50

(10)

xii DAFTAR TABEL

Gambar 4.1 Keadaan Pendidik SD Inpres Morowa ... 45

Gambar 4.2 Daftar Nama Pendidik SD Inpres Morowa ... 45

Gambar 4.3 Keadaan Peserta Didik SD Inpres Morowa ... 47

Gambar 4.4 Keadaan Sarana SD Inpres Morowa ... 48

Gambar 4.5 Keadaan Prasaran SD Inpres Morowa... 49

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, hal ini tercantum pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendapat Wardiati, E. (2018) bullying telah menjadi topik sosial yang hangat dibicarakan akhir-akhir ini. Kasus bullying selalu menjadi perbincangan hangat bagi masyarakat, khususnya yang dialami oleh anak di sekolah maupun lingkungan sosialnya. Bullying sebenarnya dapat dialami oleh siapa saja dan kapan saja, namun seringkali kita tidak menyadari bahwa kita sendiri mungkin sudah pernah menjadi korban bullying. Hal ini disebabkan oleh ketidaktahuan kita tentang pengertian bullying dan perilaku apa saja yang termasuk bullying.

Bentuk-bentuk bullying yang cenderung banyak terjadi dikalangan sekolah dasar di antaranya ialah; murid yang memiliki fisik yang normal, mencemooh murid yang tidak memiliki fisik yang normal, sehingga murid yang memiliki fisik yang tidak normal merasa kurang percaya diri, tidak banyak bicara, dan lebih suka mengisolasikan diri dari teman-teman lainnya, dan adanya murid-murid tertentu yang membuat geng-geng tersendiri sehingga

(12)

murid yang tidak masuk dalam kelompok tersebut merasa terdeskriminasi dan tidak akan mau untuk bergaul dan berkomunikasi dengan geng-geng tersebut.

Banyak sekali faktor penyebab mengapa seseorang berbuat bullying, pada umumnya orang yang melakukan bullying karena merasa tertekan, terancam, terhina, dendam dan sebagainya. Maraknya beberapa kasus bullying, antara lain dipicu oleh belum adanya kesamaan persepsi antara pihak sekolah maupun masyarakat dalam melihat pentingnya permasalahan bullying serta penanganannya, dan belum adanya kebijakan secara menyeluruh dari pihak pemerintah dalam rangka menanganinya. Beberapa remaja mengalami satu gangguan yang disebut dengan conduct disorders, yaitu suatu gangguan yang melibatkan adanya pola perilaku agresi, argumentatif, menindas pihak yang lebih lemah secara fisik (bullying), ketidakpatuhan, dan setiap masalah mempunyai latar belakang tertentu, begitu juga dengan kasus bullying, ada banyak latar belakang yang mengakibatkan seorang menjadi perilaku bullying.

Masa awal seorang anak bukan hanya mengalami ketidakstabilan perasaan dan emosi, dalam waktu bersamaan mereka mengalami masa krisis. Krisis dalam konteks ini ialah krisis moral, yang menjadi momok ketakutan terbesar bagi pendidik, oleh karena itu pendidik tidak hanya bertugas mengajar melainkan juga membimbing moral murid di sekolah maupun lingkungan sekitar, karena yang menentukan nasib bangsa ke depan adalah pelajar-pelajar yang masih duduk di bangku sekolah.

Perilaku bullying bahkan terus berkembang dilingkup yang lebih luas.Saat ini,bullyng juga merambat ke tembok sekolah dasar. Seperti yang

(13)

terjadi belum lama ini tentang seorang anak perempuan berinisial SN yang tewas usai lompat dari lantai empat gedung di sekolahnya di Cibubur Jakarta Timur. SN mencoba bunuh diri dengan melompat dari lantai empat gedung sekolahnya SMPN 147 Jakarta pada selasa (14/1/2020) sore. SN pun dilarikan ke RS polri Kramat Jati untuk jalani perawatan, dua hari dirawat, SN meninggal dunia pada kamis (16/1/2020) sekitar pukul 16.15 WIB sore.

Dalam keterangan yang disampaikan kepada pihak penyidik, bahwa hubungan korban dengan keluarga baik-baik saja, tidak ada permasalahan keluarga seperti kabar yang beredar. Selain itu ayah korban juga menyampaikan perundungan (Bullying) yang dialami korban, seperti dikeluarkannya korban dari grup whatsaap, yang dicertakan korban kepada kakaknya. Tapi mungkin bukan perundungan fisik, perundungan verbal,ini yang lagi digali kepolisian,apa motifnya, ”kata Defrizal di mapolrestro Jakarta Timur, selasa (21/1/2020).Sekarang bullyng di sekolah dilakukan secara verbal. Dan banyak motif dan caranya. Malah lebih gawat lagi abis ngebully terus diviralin. Dikutp dari Tribun JakartaKenakalan, penyiksaan, dan kenakalan adalah perilaku yang selalu menarik untuk dibicarakan. Artinya bisa melanda siapa saja, kapan saja, dan dimana saja tanpa mengenal usia, latar belakang, pendidikan, jenis kelamin atau status sosial. Setiap orang mempunyai kenakalannya sendiri yang ekspresinya muncul dalam berbagai bentuk baik terang-terangan maupun tersamar.

Sekolah adalah lingkungan pendidikan sekunder, bagi anak yang sudah bersekolah maka lingkungan yang tiap hari dimasukannya selain lingkungan

(14)

rumah adalah sekolahnya. Ini berarti bahwa hampir sepertiga dari waktu setiap harinya di sekolah. Tidak mengherankan kalau pengaruh sekolah terhadap perkembanga jiwa murid cukup besar dan tentunya diharapkan positif terhadap perkembangannya, karena sekolah adalah lembaga pendidikan. Sebagai lembaga pendidikan, sebagaiman hal nya dengan keluarga, sekolah juga mengajarkan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat disamping mengajar berbagai keterampilan dan kepandaian kepada para siswanya. Dalam menelusuri masa depan dengan penuh gambaran, murid tidak mempunyai pilihan lain melainkan menghadapi dengan penuh kesabaran dan bisa berpotensi di lingkungan. Pengaruh bullying bisa saja berdampak pada psikologi murid, sehingga murid merasa tertekan dan tidak nyaman berada di sekolah. Perilaku bullying ini tentunya sudah sering ditemukan bahkan dijenjang sekolah dasar tanpa disadari perilaku tersebut mempengaruhi kekuatan mental murid untuk belajar dan mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga akhirnya berdampak pada prestasi belajar nya.

Berdasarkan latar belakang diatas, dan hasil observasi pada magang 2 di SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng peneliti melihat terdapat sekiranya ada empat murid diantaranya tiga perempuan dan satu laki-laki yang mengalami

bullying terhadap teman sebayanya dan fenomena yang terjadi guru kelas menganggap bahwa bullying adalah ejekan biasa saja sehingga belum menanggapi secara serius apabila terjadi lagi hal-hal yang tak diinginkan (bullying) di sekolah terkhusus di kelas IV. Oleh karena itu peneliti tertarik

(15)

untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis bullyng pada prestasi belajar murid kelas IV SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah bentuk bullying pada murid sekolah dasar kelas IV SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng?

2. Bagaimanakah prestasi belajar murid yang terkena bullying pada sekolah dasar kelas IV SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menggambarkan berbagai kasus bentuk bullying pada murid sekolah dasar kelas IV SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng

2. Untuk mengetahui keterkaitan prestasi belajar murid yang terkena bullying pada sekolah dasar kelas IV SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik teoritis maupun praktis.

a. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti lain yang melakukan penelitian dengan kajian yang sama,yaitu tentang tindakan

bullying terhadap prestasi belajar murid. b. Manfaaat Praktis

a. Bagi Sekolah

(16)

menciptakan hubungan sosial yang dinamis serta harmonis di sekolah.

2. Memberikan gambaran mengenai perilaku bullying yang terjadi pada siswa sekolah dasar sehingga pihak sekolah mampu memberikan penanganan yang tepat.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan guna menyusun cara-cara penanganan serta pendekatan dalam kasus bullying agar penanganan dan pendekatan dapat dilakuka secara terintegrasi sesuai kenyataan di sekolah tersebut.

c. Bagi Murid

Penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan murid dan mengetahui bahaya bullying serta dampak bullying.

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam menyelesaikan studi di jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyyah Makassar.

E. Definisi operasional

Berdasarkan dari penelitian di atas, maka definisi oprasional dijelaskan sebagai berikut:

1. Bullying merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dengan sengaja kepada orang lain secara berulang kali yang berakibat

(17)

menyakiti hati para korban baik secara fisik maupun non-fisik karena ketidakmampuan melawan atau lemah fisiknya, bullying sering kali terjadi ditempat yang sama dan sulit bagi murid untuk mempertahankan diri, bullying juga terjadi ketika murid digoda secara berulang-ulang dengan cara menyakitkan. Namun bukan dikatakan bullying jika murid digoda dengan cara bersahabat dan menyenangkan. Begitu juga bukan dikatakan bullying jika kedua murid berkelahi dan memiliki kekuatan yang sama.

2. Prestasi belajar merupakan penguasaan terhadap mata pelajaran yang dibentuk lewat nilai atau angka yang diberikan oleh guru yang bersangkutan.

(18)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian pustaka

1. Konsep Dasar Bullying

Fenomena bullying di sekolah bukanlah hal baru. Namun, hingga kini belum benar-benar mendapat perhatian khusus dan ditangani secara serius. Padahal, bullying adalah embrio kekerasan. Sebelum membahas billying secara khusus, ada baiknya kita kaji terlebih dahulu apa itu kekerasan, kekerasan (violence) adalah tindakan yang menggunakan kekuatan fisik, ancaman atau tindakan untuk menyerang orang lain atau kelempok tertentu dengan niat untuk menyakiti yang mengakibatkan atau mendekati cedera, kematian, gangguan psikis, dan kerugian menurut Lee, chen, lee, Kaur, 2007 dalam (Lutfi, 2018: 16). Kekerasan yang terjadi antar siswa di sekolah merupakan fenomena yang sangat mengkhawatirkan psikolog, guru dan keluarga di banyak negara menurut Gini, Albiero, Benelli, Altoe, 2007 dalam (Lutfi, 2018: 16). Kekerasan dapat menciptakan lingkungan yang penuh ancaman dan tekanan emosi yang dapat menghambat proses belajar dan pencapaian prestasi menurut NCES, 2002 dalam (Lutfi, 2018: 16). Bahkan ini bisa berdampak panjang menghantui korban selama hidupnya, yakni trauma.

Beberapa definisi kekerasan diatas dapat disimpulkan yakni memfokuskan pada bentuk perilaku yang merugikan korban, baik secara fisik maupun psikis. Pengertian kekerasan dapat dibedakan dengan istilah

(19)

bullying. Bullying adalah sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan ke dalam aksi secara fisik, psikis, atau verbal, yang menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau kelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, berulang, dan dilakukan dengan perasaan senang (Astuti. 2008). Pengertian bullying tersebut memiliki perbedaan dengan kekerasan di sekolah.Munculnya perilaku bullying memiliki tiga kriteria. Pertama hasrat atau niat untuk menyakiti. Kedua, adanya ketidakseimbangan kekuatan (power imbalance). Ketiga, dilakukan secara berulang-ulang.

Bullying itu problem yang dampaknya harus ditanggung oleh semua pihak. Baik itu si pelaku, korban, ataupun dia yang menyaksikan tindakan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa satu dari tiga anak di seluruh dunia mengaku pernah mengalami bullying. Baik itu di sekolah, di lingkungan, ataupun online. Begitupun sebaliknya satu dari tiga anak mengaku pernah melakukan bullying pada kawannya. Bullying adalah situasi dimana seseorang yang kuat (bisa secara fisik maupun mental) menekan, memojokkan, melecahkan, dan menyakiti seseorang yang lemah dengan sengaja dan berulang-ulang, untuk menunjukkan kekuasaanya sehingga dalam hal ini sang korban tidak mampu membela atau mempertahankan dirinya sendiri karena lemah fisik atau mental. Bully atau penindasan adalah tindakan intimidasi yang dilakukan oleh pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lemah. Bullying bermakna penyiksaa atau

(20)

pelecehan yang dilakukan tanpa motif tetapi dengan sengaja atau dilakukan berulang-ulang terhadap orang yang lebih lemah.

Bullying merupakan tindakan yang disengaja oleh pelaku kepada korbannya bukan sebuah kelalaian yang dilakukan secara berulang-ulang yang didasari dengan perbedaan kekuatan yang tidak seimbang. Dalam arti bahwa bullying ini adalah sebagai tindakan penekanan terhadap sesesorang, baik fisik maupun mental yang dilakukan secara berulang kali dengan sengaja untuk mencapai maksud tertentu. Definisi lain juga dijelaskan bahwa bullying adalah perilaku menyimpan yang dilakukan oleh seseorang yang dapat berakibat serius pada korbannya dari prestasi belajar menurun, kegelisahan, trauma yang berkepanjangan, terluka bahkan mengakibatkan kematian. Tindakan bullying akan menggangu perkembangan sosial anak, emosional bahkan mengancam jiwa keselamatan korban. Jadi hal yang penting disini bukan sekedar tindakan yang dilakukan oleh pelaku melainkan dampaknya dari tindakan bully

tersebut terhadap korbannya.

Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bullying

merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dengan sengaja kepada orang lain secara berulang kali yang berakibat menyakiti hati para korban baik secara fisik maupun non-fisik karena ketidakmampuan melawan atau lemah fisiknya, bullying sering kali terjadi ditempat yang sama dan sulit bagi siswa untuk mempertahankan diri, bullying juga terjadi ketika siswa digoda secara berulang-ulang dengan cara menyakitkan.

(21)

Namun bukan dikatakan bullying jika siswa digoda dengan cara bersahabat dan menyenangkan. Begitu juga bukan dikatakan bullying jika kedua siswa berkelahi dan memiliki kekuatan yang sama.

a. Bentuk-Bentuk dan Karakteristik Bullying

Bentuk-bentuk bullying yang terjadi mulai dari lingkungan pergaulan hingga di lingkungan sekolah sangat beragam. Secara garis besar bentuk bullying dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu: 1) Bullying fisik merupakan gangguan berupa serangan secara

fisik.Bullying fisik ini bertujuan menyakiti tubuh seseorang seperti memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang dan menampar.

2) Bullying verbal merupakan menyakiti korban dengan ucapan misalnya mengejek, menccai, menggosip, memaki, dan membentak. 3) Bullying Sosial, seperti mnyebar gosip, rumor, mempermalkan di

depan umum, dikucilkan dari pergaulan, atau menjebak seseorang sehingga dia yang dituduh melakukan tindakan tersebut.

4) cyber atau elektronik, seperti mempermalukan orang dengan menyebar gosip di jejaring sosial internet (misal facebook, WA, dll), menyebar foto pribadi tanpa izi pemiliknya di internet, atau membongkar rahasia orang lewat internetan.

5) Bullying psikis seperti mengucilkan, mengintimidasi, atau menekan dan mengabaikan.

(22)

Didalam konteks kekerasan di sekolah. Bullying merupakan tindakan agresif yang dilakukan oleh pelaku kepada korban yang lebih lemah secara berulang dengan tujuan menyakiti hati korbannya. Tindakan bullying dapat dikelompokkan menjadi 5 kategori sebagai berikut:

1) Kontak fisik langsung (memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, memeras, dan merusak barang-barang milik orang lain).

2) Kontak verbal langsung (mengancam, mempermalukan, merendahkan, menggangu, memberi panggilan, sarkasme, merendahkan, mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, dan menyebarkan gosip).

3) Perilaku non-verbal langsung (melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancan biasanya yang disertai oleh bullying fisik atau verbal).

4) Perilaku non-verbal tidak langsung (mendiamkan seorang,memanipulasi persahabatan hingga retak,sengaja mengucilkan, atau mengabaikan dan mengirim surat kaleng).

5) Pelecehan seksual (kadang dikategorikan perilaku agresif fisik ataupun verbal).

(23)

Sedangkan menurut Dian Ratna Sawitri dalam (Achroni,2016:251) perilaku bullying terbagi menjadi beberapa jenis: 1) Bullying fisik, yaitu Bullying yang bisa terlihat secara jelas. bentuk

Bullying fisik, antara lain pukulan, tendangan, dibenturkan ketembok, tamparan, dorongan, dan bentuk-bentuk serangan fisik lainnya.

2) Bullying non fisik, yaitu bentuk Bullying yang tidak terlihat langsung dan berdampak serius, dapat dilakukan secara verbal dan non verbal. Bentuk Bullying non fisik yang dilakukan secara verbal, antar lain ejekan, panggilan dengan sebutan tertentu, ancaman, penyebaran gosip, penyebaran berita rahasia, perketaan yang mempermalukan. Sedangkan bentuk Bullying non fisik yang dilakukan secara non verbal antara lain ekspresi wajah yang tidak menyenangkan, bahasa tubuh yang mengancam, pengabaian, penyingkiran dan pengiriman pesan tertulis yang bernada mengganggu.

Bullying dapat pula berbentuk perusakan atau perampasan barang milik orang lain, seperti penyobekan, pencoretan, pembantingan, menakut-nakuti, perkataan yang memalukan, perebutan bahkan pencurian. Jadi dapat di pahami bahwa bentuk-bentuk Bullying tidak hanya bersifat fisik saja namun bisa bersifat verbal, non verbal, psikis bahkan pelecehan seksual, para pelaku Bullying memiliki ciri-ciri antara lain:

(24)

1. Suka mendominasi anak lain.

2. Suka memanfaatkan anak lain untuk mendapatkan. 3. Sulit melihat situasi dari sudut pandang anak lain.

4. Hanya peduli pada kenginan dan kesenanganya sediri, tidak mau peduli terhadap perasaan anak lain.

5. Cenderum melukai anak lain saat orang tua atau orang dewasa lainnya tidak ada di sekitar mereka.

6. Memandang sudara-saudara dan teman-teman yang lebih lemah sebagai sasaran.

7. Tidak mau bertanggung jawab atas tindakannya.

8. Tidak memiliki pandangan tehadap masa depan atau masa bodoh terhadap akibat berbuatannya.

9. Haus akan perhatian.

Dari berbagai karakterisitik Bullying yang telah di paparkan di atas maka kita telah mengetahui karakteristik atau ciri-ciri anak yang menjadi pelaku Bullying. Dengan demikian mempermudah kita untuk melakukan tindakan lebih lanjut.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan bullying

Bullying terjadi tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja tetapi setiap bagian yang ada disekitar anak juga turut memberikan kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam munculnya perilaku tersebut. Adapun penyebab anak melakukan Bullying terhadap anak-anak lain dan dianggap lemah antara lain:

(25)

1) Harga diri yang rendah, konsep diri yang negatif dan pemahaman moral yang rendah pada anak. Kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan dari teman-temannya dan belum pahamnya anak-anak akan nilai benar salah atau baik buruknya yang dapat menjadi pemicu lahirnya tindakan Bullying pada anak.

2) Pola asuh yang terlalu memanjakan anak. Apapun keinginan anak selalu di turuti hingga anak merasa berkuasa yang dapat mengatur orang lain, memanfaatkan orang lain dan dapat menindas anak lain yang lemah dibandingkan dengan dirinya.

3) Anak melakukan Bullying karena kebutuhan emosionalnya yang tidak terpenuhi, misalnya perhatian, kasi sayang, dan penghargaan. 4) Mencontohkan perilaku buruk yang dilihat anak, baik dari orang tua,

guru, teman-temannya di sekolah, lingkungan pergulannya, televisi, games, internet, atau film.

Tindakan bullying tidak hanya dari faktor pribadi anak itu sendiri melainkan faktor dari keluarga, lingkungan, media, bahkan dari sekolah. faktor-faktor yang dapat memicu anak melakukan bullying

antara lain:

1) Faktor dari Keluarga

Pola asuh dalam suatu keluarga mempunyai peran dalam pembentukan perilaku anak terutama pada munculnya perilaku

bullying. Keluarga yang menerapkan perilaku permisif membuat anak terbiasa untuk bebas melakukan segala sesuatu yang

(26)

diinginkannya. Anak pun juga menjadi manja, akan memaksakan keinginanya.anak juga tidak tahu dimana letak kesalahannya ketika ia melakukan kesalahan sehingga segala sesuatu yangdilakukannya dianggapnya sebagai suatu hal yang benar. Begitu pula dengan pola asuh yang keras, yang cenderung mengekang kebebasan anak. Anak pun terbiasa mendapatkan perlakuan kasar yang nantinya akan dipraktikan dalam pertemannya bahkan anak akan menganggap hal tersebut sebagai hal yang wajar.

2) Faktor dari pergaulan

Teman sepermainan yang sering melakukan tindakan kekerasan terhadap orang lain akan berimbas kepada perkembangan si anak. Anak juga akan melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh teman-temannya. Selain itu anak baik dari kalangan sosial rendah hingga atas juga melakukan bullying dengan maksud untuk mendapatkan pengakuan serta penghargaan dari teman-temannya.

3) Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi yaitu terkait pengasingan aspek ekonomi dan sosial, kemiskinan, pendidikan, dan lapangan kerja yang tidak merata, sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai dan ruang kelas yang sesak.

(27)

4) Faktor dari sekolah

Faktor dari sekolah yaitu terkait dengan model kekerasan yang telah ada di sekolah, relasi antar siswa yang tidak harmonis, manajemen kelas yang buruk, relasi yang buruk antar siswa dan guru, guru yang suka menghukum-misalnya mengusir siswa dari kelas.

5) Faktor Sosial dan Politik

Faktor sosial dan politik yaitu terkait dengan perang politik dan konflik senjata, geng jalanan yang merusak, mencuri properti sekolah, penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol.

6) Faktor Individu

Faktor individu itu sendiri, yaitu terkait dengan masalah kepribadian, perilaku agresif, dan kurangnya kemampuan berkomunikasi.

Penyebab terjadinya tindakan bullying tidak hanya dilatar belakangi oleh satu faktor saja melainkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor internal dan faktor eksternal dari seorang anak juga mengambil peranan dalam timbulnya tindakan bullying.

c. Dampak Buruk Bullying

Penting sekali bagi orang tua untuk memahami bahwa bullying itu sama sekali bukan bagian normal pada masa kanak-kanak. Tindakan

bullying ini dapat berakibat buruk bagi korban sekaligus bagi pelakunya. Dampak buruk yang dapat terjadi bagi anak yang menjadi korban tindakan bullying antara lain:

(28)

(1) Kecemasan (2) Merasa kesepian (3) Rendah diri

(4) Tingkat kompetensi sosial yang rendah (5) Depresi

(6) Simpton psikosomatik (7) Penarikan social

(8) Keluhan pada kesehatan fisik (9) Penggunaan alkohol dan obat

(10)bunuh diri dan penurunan perfomansi akademik

Sementara itu dampak pelaku bullying pun tidak terlepas dari resiko berikut:

(1) Sering terlibat dalam perkelahian

(2) Resiko mengalami cidera akibat perkelahian (3) Melakukan tindakan pencurian

(4) Minum alkohol (5) Merokok

(6) Menjadi biang kerok disekolah (7) Minggat dari sekolah

(8) Gemar membawa senjata tajam.

Sementara untuk mereka yang biasa menyaksikan tindakan

bullying pada kawan-kawannya berada pada resiko: (1) Menjadi penakut dan rapuh.

(29)

(2) Sering mengalami kecemasan. (3) Rasa keamanan diri yang rendah.

Hal demikian dapat kita lihat bahwa dampak dari tindakan

bullying ini tidak hanya dirasakan oleh pelaku bullying melainkan korba

bullying seperti minder, kurang bersemangat, luka fisik, gemar berkelahi dan ketakutan. Bahkan perilaku kekerasan dapat meluas hingga mengenai guru dan kepala sekolah yang dapat mengakibatkan kerugian, membahayakan, dan mengancam manajemen sekolah, membuat grup konflik, menyalurkan perilaku kekerasan ke lingkungan rumah dan keluarga. Dampak lain dari tindakan bullying dapat mengembangkan rasa takut dan rasa tidak aman kepada anak, pada taraf ekstrem perilaku

bullying dapat memperburuk prestasi belajar terhadap korban bullying.

d. Upaya guru dalam mengatasi tindakan bullying

Dalam suatu kejadian bullying tentunya tidak bisa diatasi dengan hanya mmenghindari atau menghukum pelakunya, namun ada langkah-langkah dalam mengatasi tindakan bullying yang ada. adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi bullying adalah:

a. Mengajarkan nilai-nilai moral, etika dan agama kepada anak sejak dini c. Memenuhi kebutuhan emosional anak sehingga anak tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji demi memenuhi kebutuhan emosionalnya yang tidak didapatkannya dari keluarga dan orang tua.

(30)

d. Memberi pengertian kepada anak bahwa tindaknnya bisa berdampak sangat buruk bagi anak lain dan bagi dirinya sendiri.

e. Jelaskan bahwa anak lain yang menjadi korban tindakannya bisa terluka, takut, tertekan, dan depresi.

f. Menumbuhkan empati pada diri anak, misalnya dengan menjenguk tetangga atau keluarga yang sedang sakit, membantu orang yang membutuhkan bantuan, dan berbagi dengan orang-orang yang kekurangan.

g. Mendorong dan memfasilitasi anak untuk lebih banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat positif, seperti belajar, bermain, berolah raga, dan kegiatan berkesenian.

h. Membatasi dan mendampingi anak ketika menonton televisi, memainkan game, atau memainkan internet.

i. Memantau pergaulan anak bersama teman-temannya. Jika anak bergaul akrab dengan anak-anak yang suka melakukan tindakan

bullying, anak sebaiknya diingatkan akan pengaruh buruk yang mungkin didapatnya dari teman-temannya terebut.

j. Mengajarkan anak-anak cara berkomunikasi atau mengelola emosinya secara postif.

k. Menegur dan mengingatkan anak setiap kali melakukan tindakan

bullying, serta memberlakukan sanksi secara disiplin.

l. Bekerja sama dengan pihak sekolah (guru) dan psikolog untuk menghentikan perilaku anak.

(31)

Beberapa penjelasan mengenai langkah-langkah mengatasi tindakan bullying diatas dapat disimpulkan bahwa penting bagi setiap orangtua tetap mengontrol dan mengawasi serta memberikan dorongan terhadap anak didik guna terhindar dari tindakan bullying. Untuk pendidik yang selaku mengawasi dan mentransfer kependidikan untuk peserta didik, tentunya memiliki peran aktif terhadap peserta didik untuk selalu memberikan wawasan serta dorongan empati baik moral maupun materilnya.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian prestasi belajar

Setiap proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dimana dengan berjalannya kegiatan belajar di sekolah dapat mencerminkan berjalannya proses pendidikan. Penilaian merupakan salah satu cerminan dari hasil kegiatan belajar di sekolah yang dicapai peserta didik dalam menempuh proses pembelajaran.kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie” kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti hasil usaha. Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olah raga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran.

(32)

Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar untuk memberikan kemudahan dalam pemahaman. Maka penulis mengemukakan beberapa pendapat tentang definisi dari kedua kata tersebut. Dalam kamus bahasa indonesia kata belajar diartikan sebagai menuntut ilmu. Sedangkan Prestasi merupakan hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, baik secara individu maupun kelompok. Sedangkan belajar merupakan kegiatan yang merupakan akaibat adanya interaksi antara stimulus dan respons (Raudatul, Nikmah, 2018: 81). Menurut(Muhibbin Syah: 2011, 17) Prestasi adalah tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Prestasi itu tidak mungkin dicapai oleh seseorang selama ia tidak melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh. Sedangkan (Depdiknas: 2007) prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang atau sekelompok orang yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja. Berdasarkan devinisi diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan dan dinilai dalam bentuk angka, simbol, huruf, maupun kalimat yang mencerinkan hasil yang sudah dicapai oleh peserta didik.

Sedangkan belajar menurut (Slamento: 2010, 18) belajar merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Belajar

(33)

merupakan suatu proses untuk menjadikan manusia berkembang secara utuh, baik dari segi jasmani maupun rohani. Menurut (Djamarah dan Zain, 2010: 25) belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik menyangkut penegtahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Berdasarkan devinisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses dari tidak tau menjadi tau dan proses yang berlangsung sapanjang hayat tanpa adanya batasan usia dan bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.

Prestasi belajar hanya akan diraih jika seorang siswa melakukan kegiatan belajar dengan bersungguh-sungguh.meraih prestasi belajar merupakan tujuan dari proses belajar siswa di sekolah. Untuk mencapai prestasi belajar seorang siswa harus menghadapi beragam tantangan dan persoalan dalam megiatan belajarnya. Siswa yang optimis, ulet, dan gigih belajar akan meraih prestasi belajar. Prestasi belajar juga dapat diartikan sebgai kegiatan yang telah diciptakan, hasil pekerjaanyang menyenangkan hati yang diperoleh dengan kegigihan untuk meraihnya. Prestasi belajar merupakan penilain pendidikan mengenai perkembangan dan kemajuan siswa terkait dengan penguasaan materi pembelajaran yang diterima oleh siswa dan berdsarkan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mendorong perubahan-perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Prestasi belajar merupakan

(34)

pencapaian siswa sebagai hasil menyelesaikan tugas atau kegiatan tertentu di sekolah. Prestasi akademik merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah yang bersifat kognitif umumnya, hasil belajar kognitif ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Prestasi belajar merupakan penguasaan terhadap mata pelajaran yang ditentukan lewat nilai atau angka yang diberikan oleh guru yang bersangkutan. Prestasi belajar juga disebut sebagai hasil yang diperoleh setelah mengikuti, mengerjakan tugas, dan kegiatan pembelajaran di sekolah. Prestasi belajar dinilai dari aspek kognitif. Hal tersebut dikarenakan bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru. Prestasi belajar berfokus pada nilai atau angka yang dicapai oleh siswa dalam kegiatan belajar di sekolah. Angka-angka yang diperoleh siswa dinilai dari segi kognitif. Aspek kognitif ini digunakan oleh guru untuk memantau penguasaan pengetahuan sebagai pencapaian hasil belajar siswa .Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang potensial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang tentang kehidupan manusia mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan tersendiri pada manusia. Prestasi belajar merupakan penguasaan terhadap mata pelajaran yang

(35)

dibentuk lewat nilai atau angka yang diberikan oleh guru yang bersangkutan(Raudlatun Nikmah, 2018: 82). Semakin terasa penting untuk dipermasalahkan,karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain:

b. Fungsi Prestasi Belajar

1) Prestasi belajar berfungsi menilai karakterisrik kualitas dan kuantitas pengetahuan murid.

2) Prestasi belajar berfungsi sebagai indikator internal dan eksternal pada suatu institusi pendidikan.

3) Prestasi belajar berfungsi sebagai simbol pemenuhan kebutuhan akan rasa ingin tahu dan haus wawasan.

4) Presatasi belajar berfungsi sebagai informasi pendidikan.

5) Prestasi belajar berfungsi sebagai sarana inovasi dlam pendidikan. 6) Prestasi belajar berfungsi sebagai indikator penguasaan materi

pembelajarn murid. c. Tujuan Prestasi Belajar

1) Mengetahui tingkat penguasaan murid terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

2) Mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar murid. 3) Mengetahui penguasaan murid pada materi pembelajaran sesuai

dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

(36)

5) Menganalisis keunggulan dan kelemahan murid dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah.

d. Faktor-Fakor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa 1) Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang asalnya dari dalam diri seseorang atau individu itu sendiri. Faktor internal biasanya berupa sikap dan sifat yang melekat pada diri seseorang.

a) Faktor fisiologis merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor fisiologis yang mempengaruhi prestasi belajar. yaitu sebagai berikut.

(1.) Kondisi fisik sakit (2.) Kondisi fisik tidak fit (3.) Kondisi fisik cacat

b) Faktor Psikologis merupakan kondisi psikologis siswa yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar yaitu intelegensi, bakat, minat, dan motivasi.

(1.) Tingkat Intelegensi (2.) Memiliki bakat (3.) Adanya minat

(4.) Tumbuhnya Motivasi (5.) Faktor kesehatan mental

(37)

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang asalnya dari luar diri seserang atau individu. Faktor eksternal meliputi lingkungan di sekitar, termasuk orang-orang terdekat.

a) Lingkungan keluarga b) Lingkungan sekolah

Dengan adanya penjelasan tersebut diatas,dapat dimengerti betapa pentingnya untuk mengetahui prestasi belajar anak didik,baik secara individu atau kelompok. Karena dalam fungsi prestasi tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas pendidikan. Disamping itu prestasi belajar juga berguna sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

e. Prinsip-prinsip meraih Prestasi Belajar

1. Murid memiliki kematangan Jasmani dan Rohani 2. Murid memiliki kesiapan

3. Murid memahami tujuan belajar 4. Murid memiliki kesungguhan hati 5. Murid siap menghadapi ulangan B. Kerangka Berpikir

Berawal dari fakta lapangan yang ditemukan peneliti di SD Inpres Morowa, beberapa siswa dalam proses pembelajaran masih sering melakukan tindakan-tindakan tidak sewajarnya terhadap teman sekelasnya. Ini terlihat

(38)

ketika proses pembelajaran beberapa murid saling ejek, saling sembunyikan peralatan sekolah bahkan saling pukul. Tentu fenomena-fenomena seperti ini akan berpengaruh terhadap mental murid. Inilah yang kemudian dikategorikan seperti perilaku bullying. Hal ini membuat peneliti tertarik mengkaji lebih mendalam lagi tentang masalah tersebut. Sehingga peneliti mencoba untuk meneliti menganalisis tindakan bullying terhadap prestasi belajar murid.

Dengan indikator sebagai berikut: (a) Berprestasi di sekolah di bidang pelajaran dan olahraga (b) Mengikuti norma atau aturan di sekolah (c) Dapat bersosialisasi dengan baik (d) Nyaman berada di sekolah (e) Menjaga hubungan baik dengan teman-teman (f) Menjadi penerus bangsa di masa depan.

Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling penting. Belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Setelah belajar murid memiliki keterampilan, pengatahuan, sikap, dan nilai. Belajar terdiri dari tiga komponen penting yaitu kondisi internal, eksternal dan hasil belajar. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan banyak tergantung pada proses belajar yang dialami oleh murid sebagai anak didik.

Selain hal tersebut motivasi juga sangat mempengaruhi proses belajar siswa. Guru seharusnya lebih memperhatikan bagaimana kondisi internal dan eksternalnya murid yang belajar. Pada diri murid terdapat kekutan mental yang menjadi penggerak belajar. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.

(39)

Namun dalam dunia pendidikan saat ini banyak sekali guru yang kurang memperhatikan aktivitas-aktivitas muridnya di sekolah. Sehingga tanpa disadari atau beberapa siswa melakukan bullying kepada teman-temannya. Hal tersebut bisa saja mempengaruhi mental, motivasi, minat keterampilan dan akan berdampak pada prestasi belajar murid. Keberhasilan dalam peningkatan pendidikan dapat dilihat dari prestasi belajar murid.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

SD Inpres Marowa Kec. Sinoa

Bullyi dan Prestasi Belajar Murid

prestasi belajar murid yang terkena bully pada

sekolah dasar kelas IV SD Inpres Morowa bentuk bullyi pada

murid sekolah dasar kelas IV SD Inpres

Morowa

HASIL

(40)

30 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam ini adalah kualitatif deskriptif. Peneliti mengunakan kualitatif dengan tujuan untuk menggambarkan secara mendalam terkait kasus bullying pada prestasi belajar murid kelas IV di SD Inpres Morowa Kab. Bantaeng. Sebagaima yang dimaksud Craswell, (2010) pada prinsipnya kualitatif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan berbagai kasus atau peristiwa secara mendalam dan alami. Oleh sebab itu, peneliti mengunakan motode penelitian kualitif deskriptif untuk menggali informasi secara mendalam terkait tentang bullying yang terjadi di kalangan murid sekolah SD Inpres Morowa. Selain itu, peneliti juga akan mengamati secara mendalam keterkaitan antar bullying dengan prestasi belajar murid di sekolah.

Aspek pendekatan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu studi kasus. Alasan peneliti mengunakan pendekatan studi kasus adalah untuk menggambarakan suatu peristiwa tertentu yang bersifat tunggal seperti keterkaitan antara kasus bullying terhadap prestasi murid di SD Inpres Morowa Kab. Bantaeng. Sebagaimana pendapat Yin, (2002) dan Creswell, (2010) bahwa rancangan penelitian study kasus merupakan strategi penelitian dimana didalamnya peneliti menyelidiki secara cermat dan terfokus suatu program, peristiwa, aktivitas atau sekolompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara

(41)

lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan Stake 1995 dalam (Jhon W. Craswell, 2010: 20)

B. Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada issu peristiwa yang terjadi pada sekolah dasar (SD) Inpres Morowa Kec. Sinoa Kab. Bantaeng, dimana pada sekolah tersebut kasus bullying telah mulai muncul dikalangan sesama murid Sekolah Dasar. Walaupun bullying tersebut dikalangan murid SD dapat dikatangan hal yang tidak subtansial, akan tetapi secara psikologi akan membias pada kondisi anak dan proses belajar di sekolah. Dari kasus tersebut sehingga peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam di sekolah dasar (SD) Inpres Morowa Kec. Sinoa Kab. Bantaeng,

C. Informan Peneliti

Teknik penentuan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposivesampling adalah pemilihan informan secara sengaja dan dilakukan oleh peneliti itu sendiri. Berdasarkan teknik penentuan informan penelitian yang digunakan peneliti maka informan dalam penelitian terdiri dari Guru Wali Kelas, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah. Ini forman yang di pilih tersebut merupakan orang-orang yang dianggap paham terkait dengan objek yang akan diteliti yaitu bully terhadap prestasi belajar murid. Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat Creswell, (2010) yang menyatakan bahwa penentuan informan dengan teknik purposive sampling akan lebih mengurangi data yang bias dan proses penelitian lebih

(42)

tepat sasaran. Dari alasan inilah sehingga peneliti menggunakan pendekatan purposive sampling dalam penentian informan penelitian.

D. Fokus Penelitian

Merujuk pada rumusan masalah dan kajian pustaka terkait bullying yaitu suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan dengan cara menyakiti dalam bentuk fisik, verbal, atau emosional serta psikologi oleh seseorang atau kelompok yang merasa lebih kuat atau lebih baik kepada korban yang lebih lemah fisik atau mental secara berulang-ulang tampa melakukan perlawanan dan terjadi secara berulang-ulang. Berdasarkan berdasarkan pernyataan terkait bullying di atas dan rumusan masalah serta kajian pustaka maka peneliti menentukan fokus penelitian yaitu 1) bentuk bullying dan penanganannya dikalangan murid sekolah dasar, 2) keterkaitan bullying pada prestasi belajar murid.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut (Suharsimi Arikunto, 2006: 149) merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto dalam edisi sebelumnya adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah.

(43)

Berdasarkan pendapat di atas maka instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data diantaranya:

1. Instrumen Observasi:

Instrumen observasi berupa lembaran catatan yang telah dibuat oleh peneliti yang digunakan untuk mencatat berbagai temuan lapangan terkait bentuk bullying yang terdapat pada sekolah tempat penelitian dialakukan. Selain itu peneliti juga menggunakan kamera atau perekam untuk mengambil berbagai peristiwa yang terjadi ketika peneliti tidak mampu mencatat secara keseluruhan peristiwa yang terjadi.

2. Instrumen Wawancara

Instrumen wawancara yang digunakan oleh peneliti berupa angket pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti dan sudah divalidasi oleh pembimbing.

3. Instrumen Dokumen:

Instrumen dokumen berupa lembar catat yang sudah dibuat oleh peneliti dengan tujuan untuk mencatat berbagai data-data dokumen berupa arsip sekolah seperti rapor murid, jurnal, dan buku-buku lainnya yang dianggap berkaitan dengan penelitian.

F. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Bagian ini terdiri atas dua jenis data dan sumber data, diantaranya: 1. Jenis data primer:

Jenis data primer adalah jenis data yang bersumber langsung dari informan atau lapangan. Jenis data ini juga dikenal dengan data yang bersumber dari

(44)

sumber aslinya yaitu data yang bersumber dari data observasi dan data wawancara.

2. Jenis data sekunder:

Jenis data sekunder yaitu jenis data yang bersumber dari data yang sudah ada, seperti arsip rapor murid untuk mengetahui perkembangan prestasi murid yang terkena bullying, jurnal, dan buku-buku lainnya yang dianggap berkaitan dengan penelitian ini.

G. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Proses observasi yang dilakukan peneliti berupa pengamatan terhadap murid yang sedang dibullying pada lingkungan sekolah. Proses ini akan dilakukan oleh peneliti setiap hari dengan tujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk bullying yang terjadi pada murid.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, dimana peneliti akan melakukan wawancara secara terstruktur dengan tujuan agar data yang diperoleh lebih valid dan mengurangi bias data. Proses wawancara ini akan dilakukan secara tatap muka oleh informan yang sudah ditentukan oleh peneliti. Peneliti akan mengajukan sejumlah pernyataan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.Teknik

(45)

ini digunakan untuk memperoleh data tentang tindakan bullying pada siswa.

3. Dokumen

Pada bagian ini, peneliti akan mengumpulkan data-data dokumen berupa arsif, seperti rapor murid, jurnal, buku-buku yang dianggap berkaitan dengan penelitian ini.

H. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan setelah data yang diperlukan dari responden atau sumber sudah terkumpul. Dalam penelitian ini yang bersifat deskriptif kualitatif penelitian akan membahas setiap data yang disimpulkan melalui hasil angket, dokumentasi dan data-data yang diambil dari dokumen sekolah, seterusnya dibahas dalam bentuk kalimat untuk menggambarkan tindakan bullying terhadap prestasi belajar murid di SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng.

Analisis berarti mengkaji data yang diperoleh dari lapangan dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan mebuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain, adapun presedur pengenbangannya data kualitatif adalah:

1) Pengumpulan data baik melalui observasi langsung dilapangan kemudian wawancara mendalam terhadap informan yang compatible terhadap penelitian untuk menunjang penelitian yang dilakukan agar memperoleh data sesuai yang diharapkan.

(46)

2) Reduksi data adalah proses pemulihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dari catatan-catatan yang diperoleh dari pengumpulan data.

3) Penyajian data adalah kegiatan mengumpulkan informasi dalam bentuk teks naratif yang bertujuan untuk mempertajam pemahaman penelitian terhadap informasi yang dipilih kemudian disajikan dalam uraian penjelasan.

4) Pada tahap akhir adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan dilakukan secara cermat dengan melakukan verifikasi berupa tinjauan ulang pada catatan-catatan data yang didapatkan. Dimana dalam analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif deskriptif, yaitu dengan menelaah tindakan bullying pada prestasi belajar murid kelas IV SD Inpres Morowa Kab. Bantaeng.

I. Teknik Pengabsahan Data

Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan untuk menyangga balik yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif (Moleong, 2007: 320). Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility,transferability, dependability, dan confirmability

(47)

Agar data dalam penelitian kualitatif dapat dipertanggungjawabkan sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data. Adapun uji keabsahan data yang dapat dilaksanakan yaitu:

1) Credibility

Uji credibility (kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap data hasil penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan tidak meragukan sebagai sebuah karya ilmiah dilakukan:

a. Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kredibilitas/ kepercayaan data. Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang ditemui maupun sumber data yang lebih baru. Perpanjangan pengamatan berarti hubungan antara peneliti dengan sumber akan semakin terjalin, semakin akrab, semakin terbuka, saling timbul kepercayaan, sehingga informasi yang diperoleh semakin banyak dan lengkap.

Perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh. Data yang diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, ada perubahan atau masih tetap. Setelah dicek kembali ke lapangan data yang telah diperoleh sudah dapat dipertanggung jawabkan/benar berarti kredibel, maka perpanjangan pengamatan perlu diakhiri.

(48)

b. Meningkatkan kecermatan dalam penelitian

Meningkatkan kecermatan atau ketekunan secara berkelanjutan maka kepastian data dan kronologis peristiwa dapat dicatat atau direkam dengan baik, sistematis. Meningkatkan kecermatan merupakan salah satu cara mengontrol atau mengecek pekerjaan apakah data yang telah dikumpulkan, dibuat, dan disajikan sudah benar atau belum. Untuk meningkatkan ketekunan peneliti dapat dilakukan dengan cara membaca berbagai referensi, buku, hasil penelitian terdahulu, dan dokumen-dokumen terkait dengan membandingkan hasil penelitian yang telah diperoleh. Dengan cara demikian, maka peneliti akan semakin cermat dalam membuat laporan yang pada akhirnya laporan dibuat akan semakin berkualitas.

c. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat trigulasi sumber, trigulasi teknik pengumpulan data, dan waktu (Sugiyono, 2007: 273)

1) Trigulasi sumber

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh, dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data (Sugiyono, 2007: 274).

(49)

2) Triangulasi Teori

Hasil akhir penelitian berupa sebuah informasi atau tesis statement. Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori yang relevan untuk menghindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu, trigulasi teori dapat meningkatkan kedalaman pemahaman asalkan peneliti mampu menggali pengetahuan teoritik secara mendalam atas hasil analisis data yang telah diperoleh. Diakui tahap ini paling sulit sebab peneliti dituntut memiliki expert, judgement ketika membandingkan temuannya dengan perspektif tertentu, lebih-lebih jika perbandingannya menunjukkan hasil yang jauh berbeda. (Sugiyono, 2007: 274).

3) Trigulasi Waktu

Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, akan memberikan data lebih valid sehingga lebih kredibel. Selanjutnya dapat dilakukan dengan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya. (Sugiyono, 2007: 274).

d. Analisis Kasus Negatif

Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah

(50)

ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengamn temuan, berarti masih mendapatkan data-data yang bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan mengubah temuannya. (Sugiyono, 2007: 275)

e. Menggunakan bahan referensi

Yang dimaksud referensi adalah pendukung atau membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Dalam laporan penelitian, sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto atau dokumen autentik, sehingga menjadi lebih dapat dipercaya (Sugiyono, 2007: 276).

f. Mengadakan Membercheck

Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikn oleh pemberi data. Jadi tujuan membercheck adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data dan informan. (Sugiyono, 2007: 276).

2) Transferability

Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketetapan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. (Sugiyono. 2007: 276). Pertanyaan yang berkaitan dengan nilai transfer sampai saat ini masih dapat diterapkan/dipakai dalam situasi lain. Bagi peneliti nilai transfer sangat bergantung pada si pemakai, sehingga ketika

(51)

penelitian dapat digunakan dalam konteks yang berbeda disituasi sosial yang berbeda validitas nilai transfer masih dapat dipertanggung jawabkan.

3) Dependability

Reliabilitas atau penelitian yang dapat dipercaya, dengan kata lain beberapa percobaan yang dilakukan selalu mendapat hasil yang sama. Penelitian yang dependability atau reliabilitas adalah penelitian apabila peneliti yang dilakukan oleh orang lain dengan proses penelitian yang sama akan memperoleh hasil yang sama pula. Pengujian dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Dengan cara auditor yang independen atau pembimbing yang independen mengaudit keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Misalnya bisa dimulai bagaimana peneliti mulai menetukan masalah, terjun ke lapangan, memilih sumber data, melaksanakan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai pada pembuatan laporan hasil pengamatan.

4) Confirmability

Objektivitas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji

Confirmability penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil penelitian telah disepakati oleh lebih banyakorang. Penelitian kualitatif uji

Confirmability berarti menguji hasil penelitian yang dilakukan dengan proses yang telah dilakukan. Apabila hasil peneliti merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability.Validitas atau keabsahan data adalah data yang tidak

(52)

berbeda antara data yang diperoleh peneliti dengan data yang terjadi sesungguhnya pada objek penelitian sehingga keabsahan data yang telah disajikan dapat dipertanggungjawabkan.

J. Etika Peneliti

Etika peneliti yang perlu ditaati peneliti antara lain: 1) Bidang yang diteliti sesuai dengan keahlian peneliti

2) Peneliti harus merahasiakan semua informasi yang diperoleh dari responden sehingga nama-nama responden harus dituliskan dalam bentuk kode-kode atau inisial.

3) Peneliti tidak menuntut responden untuk bertanggung jawab atas informasi yang telah disampaikannya.

4) Peneliti tidak memaksakan kehendaknya agar responden memberikan informasi kepadanya.

5) Peneliti tidak mengubah informasi responden dengan pengertian yang berbeda atau bertolak belakang atau mengganti angka yang didalam tabulasi data yang berbeda dengan angka responden sebenarnya (Usman dan Akbar,2009:2-3)

(53)

43

BAB IV

Gambaran Historis Lokasi Penelitian

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng

SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng adalah salah satu Sekolah Dasar Negeri yang berada di kabupaten Bantaeng. Sekolah ini terletak pada bagian barat Bantaeng, tepatnya di Kapung Morowa, Desa Bonto Mate’ne, Kec.Sinoa. Adapun SK pendirian sekolah ini terbit pada tahun 1977. Tetapi sekolah ini tidak langsung memiliki kepala sekolah, barulah satu tahun kemudian SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng memiliki Kepala Sekolah, tepatnya 1987 yaitu bapak H. Tahir R. Sebagai kepala sekolah pertama SD Inpres Morowa.

Sejak awal berdirinya SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng sampai saat ini, terdapat 6 kepala sekolah yang pernah menjabat, yaitu sebagai berikut:

1. H. Tahir R. (1978-1985) 2. Syamsuddin (1985-1998) 3. H. Habodding, S.Pd (1998-2003) 4. H. Kahar, S.Pd (2003-2007) 5. H. Mustari, S.Pd (2007-2008) 6. Arifin S.Pd (2008-Sekarang)

(54)

2. Visi dan Misi

Setiap sekolah atau madrasah pasti memiliki Visi dan Misi, termasuk SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng. Adapun visi misinya adalah sebagai berikut.

a. Visi

Adapun visi dari SD Inpres Morowa Kab.bantaeng yaitu“Terwujudnya peserta didik yang berprestasi, berdedikasi dan berakhlak mulia.”

b. Misi

Adapun Misi dari SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan kegiatan keagamaan guna mewujudkan manusia yang amanah, beriman dan bertaqwah.

2. Menerapkan pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM 3. Melaksanakan pembelajaran yang berbasis ICT

4. Meningkatkan profesionalisme guru melalui pendampingan KKG dan diklat

5. Meningkatkan pelaksaan kegiatan lomba akademik dan non akademik

6. Meningkatkan hubungan yang harmonis antara pemerintah, warga sekolah dan masyarakat.

(55)

3. Keadaan Pendidik dan Peserta Didik a. Keadaan Pendidik

Pendidik merupakan salah satu faktor penetu dalam proses belajar mengajar. Adapun jumlah tenaga pendidik SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng adalah 14 orang. Yang terdiri dari 9 tenaga pendidk PNS, dan 5 tenaga pendidik Non PNS.

Untuk mengetahui keaadaan tenaga pendidik SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng, dapat disajikan dalam betuk tabel sebagai berikut.

Tabel 4.1

Keadaan Pendidik SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng

NO Jenis Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki Perempuan

1 Pendidik tetap (PNS) 4 5 9

2 Pendidik honorer 3 2 5

Jumlah 7 7 14

Sumber Data : Papan potensi Pendidik SD Inpres Morowa tahun pelajaran 2019-2020

Berikut ini adalah nama-nama pendidik SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng :

Tabel 4.2

Daftar Nama Pendidik SD Inpres Morowa Kab.Bantaeng

No Nama Keterangan

1 Arifin, A.Ma.Pd, S.Pd, M.M. PNS 2 Amiruddin, A.Ma.Pd, S.Pd.I PNS

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir  ......................................................
Gambar 2.1  Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

H02b : µ2bPK = µ2bMA, artinya tidak terdapat perbedaan harapan pemberi kerja tentang kompetensi mahasiswa akuntansi dengan kompetensi mahasiswa akuntansi mengenai akun-akun

Gelombang carrier ini merupakan gelombang kotak (digital). Secara teori, gelombang carrier akan menjadi clock yang melakukan sampling pada gelombang informasi. Level tegangan saat bit

cenderung menguat pada tahun 2016, sejak tahun akhir tahun 2013 sektor keuangan masih berada dalam trend positif walau sempat mengalami koreksi pada bulan April tahun 2015

aunque existen similitudes destacables entre la clasificación de Mas- lama y la de los Ijw a n, hay también numerosas e importantes diferen- cias entre los dos sistemas. Así

Hal ini menegaskan pentingnya akuntabilitas publik dalam peningkatan kinerja manejerial, karena dengan adanya akuntabilitas kepada masyarakat, masyarakat tidak hanya

an campuran yang dimaksud dalam peraturan ini adalah perkawinan dua orang yang di Indonesia tunduk pada hukum yang berlainan. Seperti seseorang yang tunduk kepada hukum

Bukti di lapangan bahwa mineral zirkon terdapat sebagai mineral primer dalam batuan metamorfik genes, mika sekis atau pada amfibolit, seperti terlihat dari hasil analisis

Pada tahap awal ini adalah melakukan studi literatur berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, observasi terhadap objek, dan persiapan untuk merumuskan