• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI GURU PAI DALAM MENGATASI LEMAHNYA MINAT BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP 40 SINJAI BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI GURU PAI DALAM MENGATASI LEMAHNYA MINAT BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP 40 SINJAI BARAT"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh : YUSRAN RASAP

105191106616

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2020 M

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

Barat “ di bimbing oleh Mustahidang Usman dan Alamsyah.

Adapun tujuan penelitian ini yaitu1).Untuk mengetahui bagaimana strategi guru PAI dalam mengatasi lemahnya minat belajar Pendidikan Agama Islam siswa di SMP 40 Sinjai Barat,2). Untuk mengetahui bagaimana minat belajar Pendidikan Agama Islam siswa di SMP 40 Sinjai Barat, 3).Untuk mengetahui bagaimana upaya guru dalam mengatasi lemahnya minat belajar pendidikan agama islam di SMP 40 Sinjai Barat.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, subjek dari penelitian ini adalah pendidik dan peserta didik di SMP 40 Sinjai Barat. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data yang gunakan pada penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Pendekatan penelitian yang di gunakan pada penelitian ini adalah pendekatan psikologis, sosiologis dan peadagogik. Tehnik pengolahan data yang di gunakan pada penelitian ini adalah teknik analisi kualitatif.

Hasil penelitian yang di peroleh yaitu:1).Strategi guru PAI dalam mengatasi lemahnya minat belajar Pendidikan Agama Islam siswa di SMP 40 Sinjai Barat yaitu guru menciptakan suasana belajar yang di sukai oleh siswa, kemudian penyampaian metode seperti metode ceramah, diskusi, penugasan, dan tanya jawab. Dan guru harus bisa menciptakan kreativitas dan menciptakan suasana yang nyaman dan di sukai oleh siswa. 2). Minat belajar Pendidikan Agama Islam siswa di SMP 40 Sinjai Barat yaitu siswa di SMP 40 Sinjai Barat menunjukan belajar Pendidikan Agama Islam yang rendah, minat belajar tersebut dipengaruhi karena kurangnya kesadaran siswa, karena kesadaran yang tinggi menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan tercapainya tujuan pembelajaran. 3). Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam mengatasiLemahnya Minat Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa di SMP 40 Sinjai Barat yaitu melakukan pengamatan kemudian melakukan pendekatan secara langsung memberikan bimbingan secara berkelompok, dan terakhir adalah memberikan evaluasi disetiap akhir bimbingan.

(7)

vii

ِهِنَا ىَهَع َو ٍٍَِْهَس ْزًُْنا َو ِءبٍَِبََْلأْا ِف َزْشَأ ىَهَع ُوَلاهسنا َو ُةَلاهصنا َو ًٍٍََِْنبَعْنا ِّةَر ِللهِ ُدًَْحْنا

ِهِبْحَص َو

ُدْعَب بهيَأ ٍٍَِْعًَْجَأ

Alhamdulillah segala puji dan syukur terpanjat atas khendak allah SWT. Tuhan pencipta segala sesuatu yang ada di muka bumi ini dan seluru isi alam semesta yang telah meberikan kenikmatan kepada kita, baik itu secara jasmani maupun rohani. Berkat rahmat dan pentunjuknya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salawat serta salam tercurah kepada pemimpin islam yang telah membawa sinar kecemerlangan islam yaitu Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat sahabatnya yang telah membimbing ummat ke arah jalan yang benar.

Tentunya penulis tidak terlepas dari dukungan dan sumbangan pemikiran dari sengenap pihak yang segenap tulis rasakan selama ini atas jasa jasanya yang di berikan secara tulus, ikhlas, baik material maupun spritual dalam usaha mencari kesempurnaan dan manfaat dari penulisan skripsi ini, tak lupa penulis ungkapkan rasa terimah kasih yang sedalam dalamnya kepada.

1. Kedua orang tua tercinta, Naling S.Pd dan Rahmi, yang selalu meberikan cinta dan kasih sayang, dorongan semangat dan motivasinya, setiap waktu bersujud dan berdoa demi kelancaran skripsi hingga tercapainya cita cita penulis.

2. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. sebagai rektor Universitas Muhamadiyah Makassar. Yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga terselesainya skripsi ini.

(8)

viii

4. Dr. Amirah Mawardi S.Ag, M.Si. Sebagai ketua prodi Pendidikan Agama Islam di Fakultas Agama Islam Universitas Muhamadiyah Makassar.

5. mbimbing yang penuh dengan kesabaran dan keihlasan membimbing serta memberikan pengarahan sehingga skripsi ini dapat tersusun.

6. para dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar. 7. Akmal Juhaepa M.Pd.I, kepala sekolah SMP 40 Sinjai Barat yang telah

memberi izin untuk melakukan penelitian. 8. guru SMP 40 Sinjai Barat

9. Peserta didik SMP 40 Sinjai Barat

10.Teman- teman seangkatan, teman PPL, KKP-Plus dan kepada teman-teman dari kelas B tahun 2016 – 2020 prodi pendidikan agama islam,

11.Terimah kasih kepada sahabat saya, Yuliani Yunus, Nur Indah Sri Rahmadani, Nur qalby, Nirwana sari, Wahyu Ismaman, yang senangtiasa membantu dan mendoakan saya selama mengerjakan skripsi ini.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan hasil penelitian skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu dengan kerendahan hati penyusun berharap kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini serta demi meningkatkan kualitas dan profesionalitas serta integritas dalam dunia pendidikan. Akhirnya penulis berharap

(9)

ix

Makassar, Agustus 2020

Peneliti

Yusran Rasap 105191106616

(10)

x

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

BERITA ACARA MUNAQSYAH ... iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJUAN TEORITIS ... 7

A. Tinjauan Strategi Guru PAI ... 7

1. Pengertian Strategi ... 7

2. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi ... 8

3. Tinjauan Strategi Guru PAI ... 9

4. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam... ... 11

5. Tugas dan Tanggung Jawab Guru PAI ... 16

(11)

7. Prinsip-prinsip Pendidikan Agama Islam... 22

B. Minat Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) ... 23

1. Pengertian Minat Belajar... 23

2. Unsur-unsur Minat Belajar ... 25

3. Meningkatkan Minat Belajar... 27

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar. ... 28

5. Minat dalam Belajar ... 30

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Jenis Penelitian... 36

B. Lokasi dan Objek Penelitian ... 36

C. Fokus Penelitian ... 37

D. Deskripsi Penelitian ... 37

E. Sumber Data... 38

F. Instrumen Penelitian ... 38

G. Teknik Pengumpulan Data ... 40

H. Teknik Analisis Data... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 42 B. Strategi guru PAI dalam mengatasi lemahnya minat belajar

Pendidikan Agama Islam Siswa Di SMP 40 Sinjai Barat... C. Minat belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di SMP 40 Sinjai

(12)

D. Upaya Guru PAI dalam mengatasi lemahnya minat belajar

Pendidikan Agama Islam di SMP 40 Sinjai Barat ... 54

BAB V PENUTUP ... 64 A. Kesimpulan ... 64 B. Saran ... 66 DAFTAR PUSTAKA ... 68 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 72 RIWAYAT HIDUP

(13)

1

A. Latar Belakang

Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan di Indonesia berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan tanpa arah yang jelas, tanpa sistem yang berpihak pada kepentingan siswa. Dan yang paling memprihatinkan lagi saratnya mewarnai sistem pendidikan kita sehingga berdampak pada terbawanya kualitas pendidikan di Indonesia pada satu titik yang memptrihatinkan. Untuk menuju kepada kualitas pendidikan maka perlu dupayakan perwujudan masyarakat yang berkualitas, yang mana dalam hal ini menjadi tanggung jawab pendidikan. Pendidikan bertanggung jawab untuk mempersiapkan peserta didik menjadi generasi yang tangguh, mandiri, kreatif dan professional di bidangnya masing – masing.

Pendidikan mempunyai peranan penting bagi seluruh masyarakat indonesia untuk mewujudkan suatu masyrakat yamg adil, makmur baik material maupun spritual berdasarkan pancasila, peningkatan kualitas pendidikan dan penyempurnaan pendidikan di lakukan dengan berbagai peran, yaitu mulai dari pembenahan sistem pendidikan nasional, pengaturan jenjang satuan nasional dan meteologi pendidikan dengan pemantapan pendidikan

Pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan masyarakat indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa, berkualitas, mandiri serta dapat memilih pembangunan pembangunan nasional dan bertanggung jawab antar pembangunan

(14)

bangsa. Dengan demikian dorongan pertumbuhan dan perkembangan kearah satu tujuan atau fungsi yan di cita-citakan sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS.

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membangun watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka menceerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Dengan demikian pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah menghadapi berbagai kendala, antara lain: waktu yang di sediakan hanya dua jam pelajaran dalam seminggu dengan materi yang begitu padat, kurangnya keikutsertaan guru mata pelajaran lain dalam memberi motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekan nilai-nilai pendidikan agama dalam kehidupan sehari-hari, lemahnya sumber daya guru dalam pengembangan pendekatan dan metode yang lebih variatif, minimnya sebagai sarana pelatihan dan pengembangan, serta rendahnya peran serta orang tua siswa.2

Tanggung jawab atas munculnya kesenjangan antara harapan dan kenyataan kepada pendidikan agama disekolah, oleh sebab itu Pendidikan Agama Islam disekolah bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian siswa. Salah satu faktor yang meneybabkan munculnya kesenjangan antara harapan dan kenyataan itu adalah karena fragmentasi materi dan terisolasinya atau kurang terkaitnya dengan materi mata pelajaran lain,

1

Muhaimiin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi (Jakarta: PT Raja Geafindo Persada, 2005), hlm. 1

2

Sri Sumarni, “Penilaian Berbasis Kelas (PBK) Dalam Rangka Impelementasi

(15)

bahkan antar sub mata pelajaran pendidikan agama islam itu sendiri.3 Selain itu, pendidikan agama lebih menekankan pada fungsinya sebagai transmisi fakta-fakta, nilai atau keterampilan yang lebih bersifat akademik dan kurang ada hubungan dengan pengalaman keagamaan sehari-hari.4

Pendidikan Agama Islam cenderung mengindoktrinisasi ajaran agama dari pada membuat siswa memahami dan menghayati makna ajaran tersebut. Lebih lanjut, Muchtar Buchori dalam Muhaimin menyatakan bahwa kegagalan pendidikannnya hanya memperhatinkan aspek kognitif semata, dan mengabaikan pembinaan aspek afektif dan konatif-volutif yakni kemauan dan tekad untuk mengamalkan nilai.nilai ajaran agama.5

Dengan demikian perlu dirumuskan lebih terinci atau dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing sekolah. Terutama bagaimana mempeta-petakan indikator-indikator pada rumusan-rumusan yang ada pada kompetensi dasar tersebut. Kemudian menentukan materi pokokapa yang akan di sajikan oleh guru kepada peserta didik tersebut. Paradigma yang di gulirkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) guru sudah di pandang sudah memiliki kemampuan sesuai dengan profesinya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang akan di laksanakan dalam satuan pendidikan, salah satunya adalah penyusunan silabus.

Dalam proses kegiatan pembelajaran seorang guru PAI sering menghadapi berbagai kesulitan, baik kesulitan membuat silabus, pengolahan kegiatan dan

3

Ibnu Hajar, “ Pendekatan Holistik Dalam Pendidikan Islam”, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2001), hlm, 215

4

Ibid, hlm. 215

5

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakrya, 2001), hlm, 106

(16)

waktu, pengolahan siswa, pengolahan sumber belajar dan pengelolaan perilaku mengajar, kemudian dengan adanya kesulitan- kesulitan tersebut itu berdampak kepada siswa yang jenuh dengan pembelajaran yang monoton.

Berdasarkan latar belakang diatas maka kami akan melakukan penelitian dengan judul :” Strategi Guru PAI Dalam Mengatasi Lemahnya Minat Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di SMP 40 Sinjai Barat”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi guru PAI dalam mengatasi lemahnya minat belajar Pendidikan Agama Islam siswa di SMP 40 Sinjai Barat?

2. Bagaimana minat belajar Pendidikan Agama Islam siswa di SMP 40 Sinjai Barat?

3. Bagaimana upaya guru dalam mengatasi lemahnya minat belajar pendidikan agama islam di SMP 40 Sinjai Barat?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui strategi guru PAI dalam mengatasi lemahnya minat belajar Pendidikan Agama Islam siswa di SMP 40 Sinjai Barat?

2. Untuk mengetahui minat belajar Pendidikan Agama Islam di SMP 40 Sinjai Barat?

(17)

3. Untuk menegetahui upaya guru dalam mengatasi lemahnya minat belajar pendidikan agama islam siswa di SMP 40 Sinjai Barat

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peserta Didik

a. Menambah semangat belajar peserta didik terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam.

b. Menambah keimanan dan taqwa peserta didik c. Meningkatkan wawasan spritual peserta didik 2. Bagi Guru

a. Menambah wawasan bagi guru terhadap strategi-strategi yang dapat di gunakan untuk mengatasi melemahnya minat belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa.

b. Memberikan motivasi kepada guru maupun calon guru untuk senantiasa meningkatkan minat belajar Pendidikan Agama Islam terhadap siswa.

c. Dapat memberikan masukan atau koreksi bagi guru terhadap strategi yang di gunakan untuk mengatasi melemahnya minat belajar Pendidikan Agama Islam.

3. Bagi Sekolah

a. Memberi sumbangan pemikiran yang baik bagi sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.

(18)

b. Menambah religiusitas peserta didik oleh guru PAI khususnya melalui strategi yang diterapkan oleh guru PAI untuk mengatasi melemahnya minat belajar Pendidikan Agama Islam.

4. Bagi Peneliti

a. Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan secara langsung tentang strategi guru PAI dalam mengatasi melemahnya minat belajar Pendidikan Agama Islam.

b. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penerapan strategi guru PAI dalam mengatasi melemahnya minat belajar Pendidikan Agama Islam.

(19)

7

A. Tinjauan Strategi Guru PAI

1. Pengertian Strategi

Strategi berasal dari kata yunani (strategia) yang berarti ilmu perang atau panglima perang. Berdasarkan pengertian ini, maka strategi adalah suatu seni merancang oprasi dalam peperangan. Starategi mempunyai pergertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah di tentukan.11

Strategi juga merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat di artikan sebagai a plan, method, or series of activities desingned to avhieves a particular edicational goal (J.R. David, 1976). Strategi pembelajaran dapat di artikan sebagai perencanaan yang berisi tentang ranagkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan ( rangkaian kegiatan) termasuk pengunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang di susun untuk mencapai tujuan tertentu.12

Djanid yang dikutip oleh Agus Maimun dan Agus Zainul Fitri yang mengemukakan bahwa:

Startegi sebagai perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan, tetapi untuk mencapai tujuan tersebut tidak

11

Abuddin Nata, Prespektif Islam tentang Strateegi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), cet. II, hlm.206.

12

Direktorat Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, (Jakarta: Dipdiknas, 2008), hlm. 4

(20)

berfugsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan taktik oprasionalnya. Dengan demikian strategi merepukan suatu rancangan yang memberi bimbingan kearah atau tujuan yang telah di tentukan.13

Strategi mengajar pada dasarnya adalah tindakan nyata dari guru atau merupakan praktik guru melaksanakan pengajaran melalui cara tertentu yang dinilai efektif dan efisien. Dengan kata lain strategi mengajar adalah politik atau taktik yang digunakan guru dalam proses pembelajaran di kelas.

Pengertian di atas dapat di tarik bahwa strategi adalah suatu perencanaan dan metode yang di lakukan untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan. Strategi yang di maksudkan dalam penelitian ini tidak hanya berupa kegiatan atau taktik guru di dalam kelas, tetapi juga upaya-upaya guru di luar kelas yang beriorentasi pada tujuan tertentu. Jadi untuk mencapai tujuan yang di harapkan, guru dapat menerapkan berbagai strategi baik di dalam proses ( di kelas) maupun di luar kelas.

2. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi. Prinsip-prinsip tersebut adalah:

a. Berorientasi pada tujuan

Sebagai aktivitas guru dan peserta didik di upayakan untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan. Oleh karna keberhasilan suatu strategi dapat di tentukan dari keberhasilan perserta didik mencapai tujuan tertentu.

13

Agus Maimun, Agus Zainul Fitri, Madrasah Unggulan Lembaga Pendidikan Alternatif

(21)

b. Aktivias

Belajar adala berbuat memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang di harapkan. Karena itu strategi harus mendorong aktifitas peserta didik.

c. Individualitas

Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu peserta didik. Walaupun kita mengajar pada sekelompok peserta didik, namun pada hakikatnya yang ingin kita capai adalah perubahan perilaku setiap peserta didik.

d. Integritas

Mengajar harus di pandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi peseta didik. Oleh karna itu, segala upaa guru bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga meliputi aspek afektif dan psikomotorik.14

Setiap starategi kekhasan sendiri-sendiri. Oleh karenanya guru harus mampu memilih strategi yang cocok dengan tujuan dan keadaan. Secara umum, prinsip-prinsip di atas dapat di jadikan acuan dalam menetapkan strategi baik itu strategi yang di terapkan pada peroses pembelajaran di kelas maupun rangkain-rangkaian kegiatan di luar kelas.

3. Tinjauan Strategi Guru PAI

Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu cara atau teknik dalam suatu tindakan untuk mencapai tujuan yang ingin ditentukan. Oleh karena itu,

14

H. Hamruni, Strategi dan Model-model Pembelajaran Aktif Menyenangkan, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009), hlm.21-22.

(22)

semakin bagus strategi yang digunakan, maka proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam akan semakin efektif dan tujuan pembelajaran yang telah digariskan dapat dicapai dengan maksimal.

Dalam Undang-undang R.I. No, 14 tahun 2005 pasal 1 (1) tentang Guru dan Dosen yang menyatakan bahwa:

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.15

Muarif mengungkapkan, guru adalah sosok yang menjadi suri tauladan, guru itu sosok yang di-gugu (dipercaya) dan ditiru (dicontoh), mendidik dengan cara yang harmonis diliputi kasih sayang. Guru itu teman belajar siswa yang memberikan arahan dalam proses belajar, dengan begitu figur guru itu bukan menjadi momok yang menakutkan bagi siswa.16

Tidak berbeda jauh, dengan pendapat diatas, seorang guru mempunyai peran yang sangat besar dalam pendidikan karakter anak didik. A.Qodri memaknai guru adalah contoh (role model), pengasuh dan penasehat bagi kehidupan anak didik. Sosok guru sering diartikan sebagai digugu lan ditiru artinya, keteladanan guru menjadi sangat penting bagi anak didik dalam pendidikan nilai.

Demikian pengertian guru menurut para pakar pendidikan. Adapun pengertian Pendidikan Agama Islam itu sendiri ialah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman (religiusitas) subejk didik agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Pengertian Pendidikan Agama Islam di kemukakan oleh Ahmad Tafsir adalah usaha sadar menyiapkan peserta didik agar memahami (knowing), terampil

15

Undang-undang R.I. Nomor 14 Tahun 2005, Guru dan Dosen, pasal 1, Ayat (1)

16

Mu‟arif, Wacana Pendidikan Kritis Menelanjangi Problematiks, Meretus MasaDepan Pendidikan Kita, (Jogjakarta: Ircisod, 2005), hlm 198-199

(23)

melaksanakan (doing), dan mengamalkan (being) agama Islam melalui kegiatan pendidikan.17

Pendidikan Agama Islam ini merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang beragama Islam dalam rangka mengembangkan keberagaman Islam mereka.

Dengan demikian, strategi Guru PAI adalah seseorang yang memilki segala cara dan daya yang dipakai dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, betapa pentingnya pendidikan strategi bagi seorang guru dalam proses pembelajaran untuk memperoleh tujuan tersebut.

4. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

Dasar adalah landasan untuk berdirinya sesuatu fungsi dasar ialah memberikan arah tujuan yang akan di capai dan sekaligus sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu. hubunganya dengan pendidikan agama islam, dasar dasar merupakan pengangan untuk memperkokoh nilai-nilai yanga terkandung di dalamnya.

Dasar Pendidikan Agama Islam dalam Firman Tuhan dan Sunnah Rasulullah SAW. Dalam Hadis, Rasulullah SAW bersabda:

ُهاللَّ ىههَص ِالله ُل ْوُس َر َلبَق :َلبَق ُهَُْع ُ هاللَّ ًَ ِض َر َة َزٌْ َزُه ًِْبَأ ٍَْع

َىههَس َو ِهٍَْهَع

اَد ِزٌَ ىهتَح بَق هزَفَتٌَ ٍَْن َو ًِْتهُُس َو ِالله َةبَتِك بًَُه َدْعَب ا ْوُّه ِضَت ٍَْن ٍٍَِْئٍَْش ْىُكٍِْف ُتْك َزَتٍَِِّإ

َض ْوَحْنبهٍَهَع

17

Ahmad Tafsir, Strategi Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Baandung: Maestro, 2008), hlm.30.

(24)

Artinya:

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata:” Telah bersabda Rasulullah Shallahu „alaihi wa sallam:‟ Aku tinggalkan dua perkara kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya yaitu Kitabullah (Al-Qur‟an) dan As-Sunnah (Al-Hadis), serta keduanya tidak akan berpisah sampai keduanya mendatangiku di Telaga (di Surga). (Hadits Shohih Bukhari Riwayat Muslim).18

Dalam hadis di atas, dijelaskan bahwa barang siapa yang benar-benar menghendaki, kembalilah kepada al-Kitab (Al-Qur‟an) dan as-Sunnah (Al-Hadis), yaitu wajib kembali kepada apa yang ada pada diri sahabat Nabi Shallahu „alaihi wa sallam, para tabi‟ in dan para pengikut mereka setelah mereka.19

Penyelenggara Pendidikan Agama Islam di Indonesia, di tinjau dari beberapa segi:

a. Dasar Religious

Dasar religious adalah dasar yang diturunkan dari ajaran agama. Dasar ini menjadi penting dalam pendidikan Islam. Sebab dengan dasar ini, semua kegiatan pendidika menjadi bermakna. Konstruksi agama membutuhkan aktualisasi dalam berbagai dasar pendidikan yang lain. Agama menjadi frame bagi semua dasar pendidikan Islam. Aplikasi dasar-dasar yang lain merupakan yang lain merupakan bentuk realisasi dari yang bersumber dari agama dan bukan sebaliknya. Apabila agama menjadi frame bagi semua pendidikan Islam, maka semua tindakan kependidikan dianggap sebagai ibadah. Sebab ibadah merupakan aktuaisasi dari (selfactualiltion) yang paling ideal dalam dalam pendidikan Islam.

18

Hadits Shahih Riwayat Muslim (I/93) dan al-Baihaqy (X/114)

19

Manhaj as-Salafi „Inda Syaikh Nashiruddin al Albani, hlm. 27, (karya Syaikh „Amr Abdul Mun‟ im Saliim)

(25)

b. Dasar Psikologi

Dasar psikologis, yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Pada dasarnya dalam kehidupan manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat diharapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tenteram sehingga mememrlukan pandangan hidup.

c. Dasar Ekonomi

Dasar ekonomi adalah yang memberikan perspektif tentang potensi-potensi finansial, menggali, dan mengatur sumber-sumber serta bertanggung jawab terhadap rencana dan anggaran pembelajarannya. Dikarenakan pendidikan di anggap sebagai sesuatu yang luhur, maka sumber-sumber finansial dalam menghidupkan pendidikan yang bersih, suci, dan tidak bercampur dengan harta benda yang syubhat. Ekonomi yang kotor akan menjadikan ketidakberkahan hasil pendidikan. Misalnya, untuk pengembangan pendidikan, baik untuk kepentingan honorarium pendidik maupun biaya opeasional, suatu lembaga pendidikan mengembangkan sistem rentenir.

d. Dasar Sosiologis

Dasar sosiologi adalah dasar yang memberikan kerangka sosio budaya, yang mana dengan sosibudaya itu pendidikan di laksanakan. Dasar ini juga berfungsi sebagai tolak ukur dari tingkat relevansi outut pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak kehilangan konteks atau tercabut akar masyarakatnya. Prestasi pendidikan hampir tidak berguna jika prestasi itu merusak tatanan

(26)

masyarakat. Demikian juga masyarakat yang baik akan menyelenggarakan format pendidikan baik pula.20

Tujuan Pendidikan Agama Islam, istilah “tujuan” atau “sasaran” atau “maksud”, dalam bahasa arab di nyatakan dengan ghayat dan ahdaf atau maqasid. Secara umum istilah-istilah itu mengandung pengertian yang sama, yaitu arah suatu perubahan atau yang hendak di capai melalui upaya atau aktivitas. Dengan kata lain, tujuan Pendidikan Agama Islam adalah perwujudan nilai-nilai Islami dalam pribadi peserta didik yang diperoleh pendidik muslim melalui proses yang terfokus pada pencapaian hasil (produk) yang berkepribadian Islam yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, sehingga sanggup mengembngkan dirinya menjadi hamba Allah yang taat dan memiliki ilmu pengetahuan yang seimbang dengan dunia akhirat sehingga terbentuklah manusia muslim paripurna yang berjiwa tawakkal secara total kepada Allah SWT, sebagaimana firman-Nya dalam (QS. Al-An‟am/6: 162)

ُق

ًِتبًََي َو َيبٍَْحَي َو ًِكُسَُ َو ًِت َلاَص هٌِإ ْم

ًٍٍََِنبَعْنا ِّة َر ِ ه ِلِلّ

Terjemahannya:

“Katakanlah (Muhammad): “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan seluruh alam.21

Dengan demikian, tujuan Pendidikan Agama Islam sama luasnya dengan kebutuhan manusia modern masa kini dan masa yang akan datang karena manusia tidak hanya memerlukan iman atau agama melainkan juga ilmu pengetahuan dan

20

Abdul Majid dan Dian Anayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Konpetensi, (Bandung: Remaja Rosdakrya, 2004), hlm. 133.

21

(27)

teknologi sebagai alat untuk memperoleh kesejaterahan hidup di dunia sebagai sarana untuk mencapai kehidupan yang bahagia di akhirat.

Berkaitan dengan tujuan Pendidikan Agama Islam, Muhammad Athiyyah Al-Abrasyi berpendapat bahwa:

1) Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah akhlak. Menurutnya, pendidikan budi pekerti merupakan jiwa dari pendidikan Islam. Islam telah memberi kesimpulan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah ruh (jiwa) pendidikan Islam, dan tujuan pendidikan Islam yang sebenarnya adalah mencapai suatu akhlak yang sempurna. Akan tetapi hal ini buka berarti bahwa kita tidak mementingkan pendidikan jasmani, akal, ilmu maupun ilmu pengetahuan praktis lainnya, melainkan bahwa kita sesungguhnya memperhatikan ilmu-ilmu lain. Anak-anak membutuhkan kekuatan dalam jasmani, akal, ilmu, dan juga membutuhkan pendidikan budi pekerti, cita rasa dan kepribadian.

2) Memperhatikan agama dan dunia sekaligus. Sesungguhnya ruang lingkup pendidikan Islam tidak hanya terbatas pada pendidikan agama dan tidak pula terbatas hanya pada dunia semata-mata. Rasulullah SAW pernah mengisyaratkan setiap pribadi dari Ummat Islam supaya bekerja untuk agama dan dunianya sekaligus.22

Oleh karena itu, Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk menumbuhkan pola kepriadian manusia yang bulat melalui latihan kejiwaan, kecerdasaan,otak, perasaan, dan indra. Pendidikan harus harus melayani pertumbuhan manusia

22

Muhammad Athiyyah al-Abrasyi, At-Tarbiyah al-Islamiyah, terjemahan oleh; Abdullah Zaky Alkaaf (Cet, I ; Bandung: CV Pustaka Setia, 2003), hlm. 13.

(28)

dalam semua aspeknya, baik aspek spritual, intelektual, imajinasi, jazmaniah, ilimiah, maupun bahasanya. Tujuan akhir dari pendidikan islam itu terletak dalam realisasi sikap penyerahan dan sepenuhnya kepada allah, baik secara perorang, masyarakat, mau pun sebagai umat manusia secara keseluruhanya.

Sebagai hamba Allah SWT yang berserah kepada khaliknya, ia adalah hambanya yang berilmu pengetahuan dan beriman secara bulat, sesuai khendak pencipta-nya, agar terealisasi cita cita yang terkandung dalam kalimat ajaran Allah.

5. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama Islam

Guru atau pendidik sebagai orang tua kedua daan sekaligus penanggung jawab pendidikan anak didiknya setelah kedua orang tua di dalam keluarganya. Dimana guru memiliki tanggung jawab untuk memberikan pendidikan yang baik kepada peserta didiknya. Apabila kedua orang tua menjadi penanggung jawa utama pendidikan anak ketika di luar pendidikan formal atau sekolah, maka guru atau pendidik merupakan penganggung jawab utama pendidikan anak melalui proses pendidikan formal yang berlangsung di sekolah.23

Islam memposisikan guru atau pendidik pada kedudukan yang mulia. Para pendidik di posisikan sebagai bapak ruhani (spritual father) bagi anak didiknya. Ia memberikan santapan ruhani dengan ilmu dan pembinaan akhlak mulia. Betapa mulianya kedudukan para guru atau pendidik dalam Islam tercermin dalam firman Allah SWT, dalam (Q.S Al-Mujadalah/58: 11)

زٍِبَخ وُهًَْعَت بًَِب ُ هاللَّ َو ۚ ٍتبَج َرَد َىْهِعْنا اوُتوُأ ٌٍَِذهنا َو ْىُكُِْي اوَُُيآ ٌٍَِذهنا ُ هاللَّ ِعَف ْزٌَ

23

(29)

Terjemahannya:

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat.24

Keutamaan seorang guru atau pendidik disebabkan oleh tugas mulia yang di emban guru hampir sama dengan seorang rasul. Tugas utama pendidik adalah mendidik atau mengajar. Alangkah baiknya apabila sebelum memulai melaksanakan tugasnya, guru meniatkan kembali di dalam hati bahwa ia mengajar dan mendidik itu merupakan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya, serta ikhlas mengharap ridha Allah SWT.25

Adapun tugas dan tanggung jawab seorang pendidik yang dikatakan oleh Djamarah dalam A. Fatah Yasin, adalah sebagai berikut:

a. Korektor, yaitu pendidik bisamembedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk, koreksi yang dilakukan bersifat menyeluruh dari afektif sampai psikomotor.

b. Inspirator, yaitu pendidik menjadi inspirator/ ilham bagi kemajuan belajar siswa atau mahasiswa, petunjuk bagaimana belajar yang baik, dan mengatasi permasalahan lainnya.

c. Informator, yaitu pendidik harus memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

d. Motivator, yaitu pendidik harus mampu mendorong peserta didik agar bergairah dan aktif belajar.

e. Inisiator, pendidik sebagai pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran.

24

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna dan Terjemahannya, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm. 543

25

(30)

f. Organizator, pendidik harus mampu mengelola kegiatan akademik (belajar) g. Pembimbing, yaitu pendidik harus mampu membimbing anak didik manusia

dewasa susila yang cakap.

h. Mediator, pendidik menjadi media yang berfungsi sebagai alat komunikasi guna mengefektifan proses interaksi edukatif.

i. Pengelola kelas, pendidik harus mampu mengelola kelas untuk menunjang interaksi edukatif.

j. Evaluator, yaitu pendidik dituntut menjadi evaluator yang baik dan jujur.26 Oleh karena itu, dapat di simpulkan bahwa kata pendidik dalam perspektif yang lebih luas memiliki tugas, peran dan tanggung jawab mendidik peserta didik agar tumbuh dan berkembang potensinya menuju ke arah yang lebih baik dan sempurna. Dengan kata lain, kegiatan mendidik adalah kegiatan yang di dalamnya terdapat proses mengajar, membimbing, melatih, memberi contoh, mengatur serta memfasilitasi berbagai hal kepada peserta didik agar bisa belajar sehingga tercapai tujuan pendidikan.

Menjadi seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) tidaklah sekedar hanya bertugas mengajar pada peserta didiknya saja, akan tetapi seorang guru PAI pada dasarnya memiliki dua tugas pokok, yaitu:

26

A. Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm. 82.

(31)

1) Tugas Intruksional

Tugas intruksional yaitu menyampaikan berbagai pengetahuan dan pengalaman agama kepada peserta didiknya untuk dapat diterjemahkan ke dalam tingkah laku dalam kehidupannya.

2) Tugas Moral

Tugas moral yaitu mengembangkan dan membersihkan jiwa peserta didik agar dapat mendekatkan diri kepada Allah, menjauhkan diri dari keburukan dan menjaganya agar tetap pada fitrahnya yaitu religiusitas.27

Tugas utama guru PAI, menurut Al-Ghazali adalah menyempurnakan, membersihkan, dan menyucikan hati peserta didik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sejalan dengan pendapat ini, an-Nahlawi mengatakan bahwa ada dua tugas utama guru PAI yaitu pertama, fungsi penyucian, yakni berfungsi sebagai pembersih, pemelihara, dan pengembangan fitrah manusia. Kedua, fungsi pengajaran, yakni menginternalisasikan dan mentransformasikan pengetahuan dan nilai-nilai agama Islam kepada peserta didik.28

Secara garis besar penulis dapat menyimpulkan sebagai seorang guru PAI hendaknya mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk mengajar, mendidik dan membimbing peserta didik dengan memberikan nilai-nilai agama Islam, sehingga nilai-nilai tersebut tertanam pada diri peserta didik dengan dicerminkan melalui kepribadian dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari

27

Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa, op. Cit., hlm. 104.

28

Chaerul Rochman dan Heri Gunawan, Pengembangan Kompetensi Kepribadian Guru:

(32)

serta mengembangkan fitrah keagamaannya agar dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.

6. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam di SMP/MTs

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara hubungan Manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan mahluk lain dan lingkunganya.

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga indentil dengan aspek-aspek Pendidikan Agama islam karena materi yang terkandung di dalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu sama lain.

Apabila dilihat dari segi pembahasan maka ruang lingkup Pendidikan Agama islam yang umum dilaksanakan di sekolah yaitu :

a. Pengajaran Aqidah

Pengajaran aqidah berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini adalah rukun Iman.

b. Pengajaran Akhlak

Pengajaran akhlak dalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang di ajar berakhlak baik.

(33)

c. Pengajaran Ibadah

Pengajaran Ibadah adalah pengajaran tentang ibadah dan tata cara pelaksanaannya,tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti dengan segala bentuk ibadah dan memahami arti tujuan pelaksanaan ibadah.

d. Pengajaran Fiqih

Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam bersumber pada Al-Qur‟an, sunnah, dan dalil-dalil syar‟i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.

e. Pengajaran Al-Qur‟an

Pengajaran Al-Qur‟an adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca Al-Qur‟an dan mengerti arti kandungan yang terdapat dalam ayat-ayat tertentu yang di maksudkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.

f. Pengajaran Sejarah Islam

Tujuan pengajaran dari sejarah Islam adalah agar siswa dapat mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan Agama Islam dari awalnya zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai Agama.29

29

(34)

7. Prinsip-prinsip Pendidikan Agama Islam

Pandangan Islam yang bersifat filosofi terhadap alam jagat, manusia, masyarakat, pengetahuan, dan akhlak, secara jelas tercermin dalam prinsip-prinsip Pendidikan Agama Islam. Ia harus mampu memberdayagunakan beraneka ragam sumber belajar. Dalam memimpin proses pembelajaran, pendidik perlu memperhatikan prinsip-prinsip dalam pendidikan Islam dan senantiasa mempedomaninya, bahkan sejauh mungkun merealisasikannya bersama-sama dengan peserta didik. Adapun yang menjadi prinsip-prinsip Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut:

a. Prinsip Keseimbangan

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip konsekuensi dari prinsip integrasi. Keseimbangan yang proporsional antara ruhaniah dan jasmania, antara ilmu murni dan ilmu terapan, antara teori dan praktek, dan antara nilai yang menyangkut aqidah, syari‟ah dan akhlak.

b. Prinsip Universal

Prinsip ini memandang bahwa dalam pendidikan Islam hendaklah meliputi seluruh aspek kepribadian manusia dan melihat manusia dengan pandangan yang menyeluruh dari aspek jiwa, jasmani, dan akal.

c. Prinsip Dinamis

Prinsip ini memandang bahwa pendidikan Islam menganut prinsip dinamis yang tidak beku dalam tujuan-tujuan, kurikulum dan metode-metodenya, tetapi berupaya untuk selalu memperbaharui diri dalam berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Pendidikan Islam mampu

(35)

memberikan respon terhadap kebutuhan-kebutuhan zaman dan tempat tuntutan perkembangan dan perubahan sosial.30

B. Minat Belajar Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Minat Belajar

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan orang sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat dengan hubungan tersebut, semakin besar minat.31Minat selalu diikuti denga perasaan senang dan dari situ diperoleh suatu keputusan.

Minat dapat terlihat dari rasa suka yang lebih dari yang lain, bisa juga melalui keikutsertaan dalam sebuah aktivitas, karena kecendrungan seseorang terhadap sesuatu dapat dilihat dalam memberikan perhatian yang lebih besar dibandingkan kepada yang lainnya, hal itu menandakan adanya minat karena itu minat tidak di bawa sejak lahir, akan tetapi muncul setelah adanya kecendrungan.

Dalam pandangan Muhibbin Syah dalam Slamento yang, mengatakan bahwa:

Minat secara sederhana, minat (interest) berarti kecendrungan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. minat yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.32

Nyanyu Khodijah berpendapat minat adalah adanya minat terhadap objek yang dipelajari akan mendorong orang untuk mempelajari sesuatu dan mencapai hasil belajar yang maksimal, karena minat merupakan komponen psikis yang

30

Ramayulis, Smasul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), hlm. 103-104.

31

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hlm 180.

32

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 133-134

(36)

berperan mendorong seseorang untuk meraih tujuan yang diinginkan, sehingga ia bersedia melakukan kegiatan bersikar objek yang diminati.33

Minat dapat menunjukkan kemampuan untuk memberi stimulasi yang mendorong seseorang untuk memperhatikan orang lain, sesuatu barang atau suatu kegiatan, dan sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimulasi oleh kegiatan itu sendiri. Minat merupakan salah satu faktor yang berada dalam diri seseorang.

Dari beberapa definisi di kemukakan di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa minat adalah kecendrungan sesorang terhadap obyek atau sesuatu kegiatan yang di gemari dan disertai dengan perasaan senang dengan adanya perhatian dan keaktifan. Secara umum, belajar dapat di artikan sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi individu lingkungannya. Belajar juga merupakan proses mendapatkan pengetahuan.34

Slameto berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interkasi dengan lingkungannya.35

Menurut Morgan sebagaimana yang dikutip oleh Agus Suprijono mengatakan bahwa:

Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience, (belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman).36

33

Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2014), hlm.59.

34

Agus Suprijono , Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm.3.

35

Ibid, hlm 54

36

(37)

Dari beberapa defenisi di atas dapat di simpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungnnya.

Jadi peningkatan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kepada siswa pada kegiatan pembelajaran Agama Islam dengan melalui suatu kegiatan yang di desain untu menarik minat siswa dan diharapkan dapat di peroleh hasil yang maksimal dan bertahan lama. Biasanya hasil belajar ini mencakup tiga aspek yang terdiri dari aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.

2. Unsur-unsur Minat Belajar

Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam minat belajar adalah sebagai berikut:

a. Perhatian

Menurut Sumadi Suryabata perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan. Dalam hal ini, apabila seseorang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian kepada seseorang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar, bahkan ia tidak segan untuk mengorbankan waktu dan tenaga demi aktivitas tersebut. Oleh karena itu jika seseorang siswa mempunyai perhatian terhadap pelajaran PAI, maka siswa tersebut akan berusaha keras untuk memperoleh hasil yang bagus yaitu dengan cara meningkatkan belajarnya.

b. Perasaan

Unsur yang tidak kalah pentingnya yaitu perasaan, karena perasaan menyangkut tentang psikis siswa. Perasaan di defenisikan sebagai gejala psikis

(38)

yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan di alami dalam kualitas senang tidak dalam berbagai taraf. Secara rinci perasaan itu dapat timbul karena mengamati, menanggapi, membayangkan, mengingat, atau tmemikirkan sesuatu. Dalam segi penilaian, dilihat dari segi hasil ulangan pelajaran PAI, apabila penilaian tersebut menghasilkan nilai yang positif maka siswa tersebut akan timbul perasaan senang, akan tetapi sebaliknya jika penilaian tersebut menunjukkan nilai yang negatif maka seorang siswa tersebut akan akan timbul perasaan.

c. Motif

Motif merupakan daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek, untuk melakukan kreativitas teretntu demi mencapai suatu tujuan. Jadi motif erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu adanya tindakan itu adalah adanya motif itu sendiri yang nantinya di jadikan sebagai daya penggerak atau pendorongnya.37

Dalam hal ini karena motif merupakan daya penggerak dalam belajar, dan minat merupakan potensi psikologi yang dapat di manfaatkan untuk menggali motif tersebut, apabila seorang siswa sudah termotivasi untuk belajar, maka siswa tersebut juga akan melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waktu tertentu.

3. Meningkatkan Minat Belajar

Minat dapat dibangkitkan dengan menggunakan minat yang telah ada pada diri siswa, misalnya siswa minat pada membaca Al-Qur‟an, maka sebelum

37

(39)

mengajarkannya, dapat di ceritakan bagaimana kelebihan orang-orang yang senang dan suka membaca Al-Qur‟an kemudian di arahkan materi yang akan di ajarkan.

Untuk membangkitkan lemahnya minat belajar pada siswa, perlu di berikan pemahaman mengenai:

a. Untuk apa mempelajari materi pelajaran yang hendak di pelajari.

b. Apa hubungannya materi pelajaran materi pelajaran tersebut dengan kehidupan sehari-hari (penjelaan maanfaat mempelajarinya dan apa yang dia lakukan dengan pengetahuan teresbut).

c. Bagaimana cara mempelajarinya.38

Iklim belajar yang menyenangkan, tidak mengancam, memberi semangat dan sikap optimisme bagi siswa dalam belajar, cenderung akan mendorong seseorang untuk tertarik belajar, memiliki toleransi terhadap suasana kompetisi dan tidak khawatir akan kegagalan.39

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar

Dalam belajar diperlukan berbagai macam faktor, sehingga kadang-kadang bila faktor itu tidak ada, dapat menyebabkan minat untuk belajar bagi siswa akan berkurang, bahkan menjadi hilang sama sekali.

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi minat dalam belajar adalah sebagai berikut:

a. Faktor Internal

38

Sri Utami, Marthinus, dan Marzuki (2013). Peningkatan Minat Belajar dengan Menggunakan Metode Inqiury : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 2(4), hlm, 4.

39

Siti Suprihatin. (2015). Upaya Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa, UM

(40)

1) Faktor Psikologis

Ada banyak faktor psikologi, namun disini peneliti hanya mengambil beberapa, di antaranya:

a) Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang di miliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. 40Bakat memang besar pengaruhnya terhadap belajar, jika bahan pelajaran yang akan dipelajari itu sesuai dengan bakat maka siswa akan berminat terhadap pelajaran tersebut.

b) Inteligensi

Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar, mengingat bahwa inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari 3 jenis yaitu, kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efekif, mengetahui/ menggunakan konsep-konsep abstrak secara eektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.41

2) Faktor Biologis

Yang termasuk dalam kategori faktor bilogis, yaitu:

Faktor kesehatan: Faktor ini sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena apabila seorang siswa kesehatannya terngganggu maka siswa tersebut

40

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), cet, 5, hlm. 135.

41

(41)

tidak punya semangat dalam belajar, jika seperti itu berarti minat siswa untuk belajar juga akan berkurang.42

b. Faktor Eksternal 1) Faktor Keluarga

Keluarga adalah ayah, ibu, anak-anak serta family yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar.43

2) Faktor Sekolah

Faktor sekolah memang besar pengaruhnya terhadap minat belajar siswa, adapun komponen yang termasuk dalam faktor sekolah adalah sebagai berikut:

a) Metode Mengajar

Metode mengajar memang mempengaruhi minat belajar siswa, misalnya metode yang di gunakan guru kurang baik atau monoton, maka akibatnya siswa tidak semangat dalam belajar, dan minat belajar pun akan menjadi rendah.

b) Kurikulum

Menurut Mac donal sebagaimana yang di kutip oleh Achmad Sugandi, yaitu: Kurikulum merupakan rencana kegiatan untuk menuntun pelajaran. 3) Faktor Masyarakat

Masyarakat juga terpengaruh terhada minat belajar siswa, yang termasuk dalam faktor masyarakat yakni:

42

http://grahacendekia.wordpress.com/10/4/2010

43

(42)

a) Kegiatan dalam masyarakat

Dalam kegiatan ini sangat baik untuk diikuti siswa, karena termasuk kegiatan ekstra sekolah dan baik untuk menambah pengalaman siswa, namun kegiatan ini akan berdampak tidak baik jika dikuti dengan berlebihan. Karena akan mengakibatkan siswa akan malas untuk belajar. b) Teman bergaul

Teman bergaul siswa akan lebih cepat masuk dala jiwa anak, untuk itu diusahakan lingkungan di sekitar itu baik, agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap siswa, sehingga siswa tersebut akan terdorong dan bersemangat untuk belajar.

5. Minat Dalam Belajar

Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.44 Dalam proses pembelajaran, unsur kegiatan belajar memegang peranan yang vital. Oleh karena itu, penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar mengajar peserta didik agar dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi peserta didik. Kaitannya dengan minat belajar siswa, seorang guru harus bisa memberikan suatu inovatif yang baru untuk menarik minat siswa, agar proes pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Minat berfungsi sebagai pendorong keginginan seseorang, penguat hasrat dan sebagai penggerak dalam berbuat yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu dengan tujuan dan arah tingkah laku sehari-hari.

44

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), cet.16, hlm. 85.

(43)

Hal ini sesuai dengan yang di jelaskan ole Sardiman mengatakan bahwa fungsi minat adalah sebagai berikut:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

serasi guna mencapai tujuan.

Fungsi minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan belajar, yaitu: a. Minat melahirkan perhatian yang serta merta

Perhatian yang serta merta terjadi secara spontan, bersifat wajar mudah bertahan dan tumbuh tanpa pemakaian daya kemauan dalam diri seseorang.

b. Minat memudahkan tercapainya konsentrasi

Minat memudahkan tercapainya konsentrasi dalam pikiran terhadap suatu pelajaran. Jadi tanpa adanya minat maka konsentrasi terhadap pelajaran juga sulit di kembangkan dan di pertahankan.

c. Minat mencegah gangguan dari luar

Seorang siswa akan lebih mudah ternganggu perhatiannya dan sering mengalihkan perhatiannya ke suatu hal yang lain kalau minat studinya rendah.

d. Minat memperkecil kebosanan studi dalam diri sendiri

Pengingatan seorang siswa itu hanya akan terlaksana kalau siswa berminat terhadap pelajarannya.

(44)

e. Minat memperkecil kebosanan studi dalam diri sendiri

Kejemuan melakukan sesuatu hal biasanya lebih banyak berasal dari diri dalam diri sendiri dibandingkan dari luar darinya. Oleh karena itu, salah satu cara agar kebosanan itu bisa dihapus yaitu jalan menumbuhkan minat studi dan kemudian meningkatkan minat tersebut.45

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

Menurut para ahli Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang berwarna Islam, Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang didasarkan Islam.46

Menurut Achmad Patoni pengertian Pendidikan Agama Islam adalah, sebagai berikut:

Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membimbing ke arah pertumbuhan kepribadian peserta didik secara sistematis dan pragmatis supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam, sehingga terjalin kebahagiaan dunia dan akhirat.47

Jadi PAI adalah pendidikan yang mengajarkan seluk beluk ajaran-ajaran Islam, agar dapat di pahami dan di amalkan sehingga kehidupannya sesuai dengan Islam.

Oleh karena itu, pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sebut akan mencakup dua hal, yaitu sebagai berikut:

a. Mendidik peserta didik untuk mempelajari materi ajaran agama Islam

45

Chabib Thoha, dan Abdul Mu‟ti, PBM-PAI di sekolah Eksitensi dan Proses Belajar

Mengajar PAI, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), cet. 1, hlm. 109.

46

Ismail SM,Strategi Pembelajaran PAIKEM. (Semarang: Rasail Media Graup, 2009), hlm. 34.

47

Achmad Patoni, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta Pusat: Bina Ilmu, 2004), hlm 11.

(45)

b. Mendidik peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak Islam.48

Secara umum Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran Agama Islam yang termkatub dalam Al-Qur‟an dan As-Sunnah yang di kembangkan oleh para ulama melalui ijtihad, dikembangkan pada tataran yang lebih rinci agar mudah dipahami oleh anak didik.

1. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Secara umum proses pendidikan harus selalu di arahkan pada usaha pengembangan potensi individu, sehingga manusia tersebut sampai dapat memahami dan mengetahui jati diri dan tanggung jawabnya sebagai makhluk hidup, karena itu yang menjadi tujuan Pendidikan Agama Islam adalah menjadikan manusia sebagai insan pengabdi kepada khaliqnya dan mengelola alam semesta sesuai yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.49

Fungsi Pendidikan Agama Islam yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuh kembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.50

48

Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifan PendidikanAgama Islam di Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2001), hlm.75-76.

49

Samsu Nizar, Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam. (Padang: IAIN IB Press, 2000), hlm. 92-93

50

Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosdakrya, 2014), hlm. 15-16

(46)

2. Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam keserasia, kelarasan dan keseimbangan antara lingkungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan manusia dengan dirinya sendiri serta hubungan manusia dengan lingkungan dan makhluk lainnya. Dalam pendidikan agama Islam terdapat tiga materi pokok yaitu, akidah, ibadah dan akhlak.51Ruang lingkup ini kemudian dituangkan dalam lima tema besar yaitu, Al-Qur‟an, Keimanan, Akhlak, Fikih/ibadah dan Tarikh.

3. Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Metode merupakan cara atau prosedur yang dipergunakan oleh fasilitator dalam interaksi belajar dengan memperhatikan keseluruhan sistem untuk mencapai tujuan. Oleh karen itu, metode sangat berperan penting untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar.

Metode mengajar yang kurang baik akan berpengaruh terhadap belajar semangat belajar siswa, dan itu juga berdampak pada minat dan hasil belajar siswa, oleh karena itu sebagai pendidik/guru yang baik seharusnya memperhatikan hal-hal tersebut khususnya dalam menggunakan metode mengajar, ada beberapa metode yang bisa di gunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, salah satunya adalah metode drill.

Arti penting pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan

51

Abdul Rahman, (2012). Pendidikan Agama Islam Dan Pendidikan Islam-Tinjauan Epistemologi Dan Isi, JURNAL EKSIS Polnes, 8(1), hlm.20157.

(47)

ajaran Islam. Jadi pembelajaran Pendidikan Agama Islam sangat penting untuk kehidupan khusunya bagi yang beragama Islam. Mengingat bahwa Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang Agama Islam, sehinga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Dan manfaat mempelajari Pendidikan Agama Islam yaitu dapat memberikan keselamatan dan kesejaterahan hidup dunia dan di akhirat.

Dari uraian tersebut dapatlah di jadikan dasar dalam pengambilan hipotesis yaitu, terdapat hubungan antara lingkungan Pendidikan Islami dengan minat belajar PAI siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 40 Sinjai Barat.

(48)

36

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research), yaitu peneliti terlibat secara langsung dalam proses pengumpulan data, mengamati, dan berinteraksi dengan orang-orang yang di teliti secara langsung untuk mempelajari tentang kehidupan mereka dan segala sesuatu yang berhubungan dengan data atau informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Penelitian lapangan juga dapat di definisikan yaitu secara langsung mengadakan pengamatan sesuai informasi yang di butuhkan guna mendapatkan informasi yang akurat dan pasti.

Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah peneliti yang pemecahan masalahnya dengan menggunakan data empiris.47 Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang di gunakan untuk meneliti objek alamiah, dengan kriteria data yang di hasilkan yaitu data yang pasti.

B. Lokasi Penelitian dan Objek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di SMP 40 Sinjai Barat, Desa Bonto Salama, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai.

2. Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian ini adalah Guru PAI dan Peserta didik di SMP 40 Sinjai Barat Kabupaten Sinjai.

47

Masyhuri dan Zainuddin, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif

(49)

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan suatu penentuan obyek yang akan di teliti sehingga penelitian ini menjadi lebih terarah. Adapun fokus penelitian yaitu:

1. Strategi Guru PAI

2. Minat Belajar Pendidikan Agama Islam

D. Deksripsi Fokus Penelitian

Untuk menghindari kesalahpahaman dan untuk menyamakan persepsi, maka terlebih dahulu penulis mengemukakan deskripsi fokus penelitian yang akan dikaji, yaitu:

1. Yang di maksud dengan Strategi Guru PAI adalah segala cara dan daya yang dipakai dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, betapa pentingnya pendidikan strategi bagi seorang guru dalam proses pembelajaran untuk memperoleh tujuan tersebut. Sementara mengatasi lemanhya minat belajar adalah upaya yang di lakukan seorang guru untuk memberi solusi untuk permasalahan yang di alami siswa dengan tujuan meningkatkan minat belajar.

2. Minat belajar Pendidikan Agama Islam adalah upaya atau strategi yang di lakukan oleh seorang guru PAI untuk melemahnya konsentrasi dan kemauan siswa untuk belajar keagamaan, karna pendidikan Agama Islam merupakan pendidkan yang memprioritaskan ilmu yang berhubungan dengan mahluk dan pencipta-Nya, serta dapat mempertebal keimanan seseorang karna selalu berlandaskan al-Qur‟an dan as-Sunnah. Akan tetapi, dengan adanya

(50)

peroblematika yang terja di jaman globalisasi sekarang ini, peran serta orang yang ahli agama sangat di butuhkan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa deskripsi fokus penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana Strategi Guru PAI Dalam Menghadapi Melemahnya Minat Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di SMP 40 Sinjai Barat.

E. Sumber Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder, yaitu:

1. Sumber data primer

Sumber data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, penulis memahaminya adalah orang yang langsung berkaitan dengan obyek yang penulis teliti yaitu peserta didik dan Guru PAI di SMP 40 Sinjai Barat.

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.48 Data sekunder juga dapat berupa majalah, buletin, hasil survey, studi historis, dan sebagainya.

48

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(51)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang di gunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang di amati.49

Sanapiah Faisal dalam bukunya format-format penelitian sosial mengemukakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang di gunakan untuk mengumpulkan data suatu penelitian. Instrumen penelitian sebagai alat yang di gunakan untuk mengumpulkan data dipandang sangat membantu seseorang penelitian dan sangat mempengaruhi keberhasilan suatu penelitian.50 Selain di gunakan untuk menjawab masalah penelitian dan menguji hipotesis, instrumen juga berguna untuk mengukur tingkat kualitas data, sebaliknya di sesuaikan dengan metode peneltian yang di gunakan sebagai salah satu cara memperoleh kebenaran data sehingga sesuai dan sejalan dengan hasil penelitian. Adapun instrumen yang dipergunakan dala penelitian ini adalah:

1. Pedoman Observasi

Peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap subyek yang akan diteliti kemudian mencatat hasil pengamatan secara sistematik sesuai dengan keperluan penelitian. Panduan observasi digunakan untuk mendapatkan data hasil pengamatan. Bisa dilakukan terhadap sesuatu benda, keadaan, kondisi, situasi, kegiatan, proses, atau penampilan tingkah laku sesorang.

49

Ibid, hlm. 102.

50

Sanapiah Faisal, Format-format penelitian Sosial (Cet. V; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 57

(52)

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara di gunakan oleh peneliti untuk mengarhkan pertanyaan kepada sasaran yang di inginkan dan untuk menilai keadaan siswa menjadi objek penelitian. Peneliti menyiapkan catatan atau peralatan lainnya untuk memudahkan berdialog dan meminta pendapat atau persepsi dari informan.

3. Format Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan tentang peristiwa yang sudah berlalu. Bisa berbentuk tulisan (catatan harian, biografi, peraturan kebijakan dan lain-lain), gambar (foto, gambar, sketsa, dan lain-lain-lain), karya-karya monumental dari seseorang (patung dan film).51

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:

Riset lapangan, yaitu cara pengumpulan data dengan penulis turun langsung ke lapangan. Oleh karena itu data yang dikumpulkan ini bersifat empiris. Kemudian dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan teknik-teknik pengumpulan data, sebagai berikut:

1. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.

2. Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal yaitu semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.

51

(53)

3. Dokumentasi adalah mencatat semua data secara langsung dari referensi yang membahas tentang objek penelitian.52

H. Teknik Analisis Data

Setelah melalui beberapa tahapan dalam metode penelitian, maka sebagai langkah terakhir untuk menyimpulkan data dari hasil penelitian adalah dengan menganalisa seluruh data yang telah di peroleh. Dengan merujuk pada hasil analisa tersebut, penulis menggunakan teknik penulisan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif.

Teknik analisis ini di gunakan untuk mengolah data deskriptif kualitatif, yaitu yang di gambarkan dengan kata-kata atau kalimat untuk memperoleh kesimpulan. Teknik analisa ini dipergunakan untuk menganalisis data-data yang yang di peroleh dari sumber atau subyek. Penganalisisan dengan teknik ini di lakukan dengan metode Induktif.

Metode induktif adalah cara berfikir yang berangkat dari fakta-fakta khusus, peristiwa-peristiwa konkrit, kemudian di tarik generasalisasi yang mempunyai sifat-sifat umum. Jadi, dari fakta-fakta yang di dapat, di tarik sebuah kesimpulan umum mengenai metode yang di pergunakan oleh Guru PAI di SMP 40 Sinjai Barat, bagaiamana meningkatkan lemahnya minat belajar Pendidikan Agama Islam dan dapat di ketahui kendala-kendala apa yang menghambat dan mendukung.

52

Burhan Bungin,Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu sosial lainnya. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), hlm 121.

Gambar

Tabel  2.1  Data  Kepala  SMP  40  Sinjai  Barat    Dari  Periode  Di  Dirikan  Sampai Sekarang
Tabel 2.2  Keadaan Pendidik SMP 40 Sinjai Barat
Tabel 2.3 Keadaan Siswa SMP 40 Sinjai Barat Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2.5 Sarana dan Prasarana SMP 40 Sinjai Barat

Referensi

Dokumen terkait

Faktor yang mendukung penyesuaian diri untuk tinggal di asrama antara lain, dorongan untuk masuk asrama, pengalaman individu di masa lampau baik pengalaman yang

Nam a Badan Usaha/ Badan Hukum Lainnya : ……… FORM ULIR REGISTRASI BADAN USAHA / BADAN HUKUM LAINNYA. Registrasi Baru

Zakat profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama Kabupaten Demak diambil dari gaji pokok kotor setiap pegawai dengan kadar 2,5%, sedangkan pemotongan dilakukan oleh

Analisis kurikulum dilakukan untuk melihat cakupan materi, tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran, dan strategi pembelajaran bahasa Indonesia

[r]

pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistimatis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang.

Mean Lower Upper 95% Conf idence. Interv al of the Dif f erence Paired Dif

Karakter umur panen dan bobot per buah di- kendalikan oleh banyak gen dan tidak ada pengaruh tetua betina terhadap pewarisannya. Model genetik yang sesuai untuk karakter