Satpol PP Kabupaten Batang
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS
A. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
Permasalahan-permasalahan yang ada dapat didentifikasikan sebagai berikut: 1. Ketentraman dan Ketertiban
a. Belum adanya Perda/Perbup tentang ketentraman dan ketertiban umum.
b. Kurangnya personil anggota Satpol PP Kabupaten Batang sehingga pelaksanaan tugas penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban belum optimal.
c. Keterbatasan anggaran dan sarana prasarana sehingga pelaksanaan tugas penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban belum optimal. d. Masih belum tertibnya pedagang kaki lima dalam rangka
pengembangan kota Kabupaten Batang.
e. Masih kurangnya intensitas pemberantasan penyakit masyarakat antara lain pelacuran dan minuman keras untuk mencegah meningkatnya penyakit masyarakat.
f. Banyaknya tempat-tempat umum yang dijadikan tempat mesum atau asusila sehingga mengganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
g. Maraknya Pengemis, Gelandangan dan Orang Terlantar (PGOT) yang mengganggu ketentraman dan ketertiban masyarakat.
h. Banyaknya anak-anak Punk yang sering mangkal di tempat-tempat umum dan mengganggu ketentraman dan ketertiban masyarakat.
i. Banyaknya penyimpangan perilaku dari para pelajar baik di dalam maupun diluar jam pelajaran sekolah.
j. Banyaknya warnet atau gamenet yang tidak berijin dan dijadikan tempat mesum atau asusila.
k. Belum optimalnya pengamanan dalam menjaga aset-aset pemerintah daerah Kabupaten Batang.
Satpol PP Kabupaten Batang
l. Adanya proyek Double Track Kereta Api yang membutuhkan tanah urug / batu sehingga menyebabkan banyaknya penambangan liar dan tidak berijin.
m. Adanya proyek Nasional PLTU yang menyebabkan rawannya situasi ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.
n. Kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat.
o. Kurangnya dukungan dari NGO dalam penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban masyarakat.
2. Penegakkan Perda
a. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam rangka memahami dan mentaati peraturan daerah.
b. Masih rendahnya intensitas operasi penegakkan peraturan daerah dalam rangka menurunkan pelanggaran peraturan daerah.
c. Keterbatasan anggaran dan sarana prasarana operasional sehingga pelaksanaan tugas penegakan perda belum optimal.
d. Minimnya jumlah personil dan masih rendahnya peran dan fungsi Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dalam rangka penindakkan terhadap pelanggar Peraturan Daerah.
e. Belum adanya pengawasan dan pengendalian penegakkan perda maupun perbub.
f. Masih banyaknya tempat usaha yang belum memiliki ijin.
g. Banyaknya penambangan liar yang belum berijin ataupun penambangan yang menyalahi ketentuan aturan yang berlaku.
h. Kurangnyanya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang Perda maupun Perbub sehingga menghambat penegakkan Perda.
B. VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BUPATI
1. VISI
Terwujudnya pemerintahan yang bersih, efektif, efisien dan profesional untuk penguatan ekonomi daerah, dan pencapaian kesejahteraan masyarakat Batang
2. MISI
Satpol PP Kabupaten Batang
Mengembangkan penataan dan pembinaan birokrasi di semua tingkatan demi tercapainya pemerintahan yang baik, bersih dan berpelayanan publik yang prima.
3. TUJUAN
Menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat.
4. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Peningkatan produk hukum dan pengawasan internal.
C. PERUMUSAN ISU STRATEGIS
Dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada di bidang penegakkan perda dan keputusan bupati serta penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di Kabupaten Batang, maka isu strategis yang muncul sebagai berikut :
1. Belum adanya Perda/Perbup tentang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat sehingga berkibat belum optimalnya Satpol PP dalam menyelenggarakan dan memelihara ketentraman dan ketertiban umum. 2. Masih rendahnya peran serta masyarakat dalam memliharan ketentraman
dan ketertiban masyarakat.
3. Kurangnya intensitas penanganan tempat usaha yang belum berijin dan melanggar ketentuan yang berlaku.
4. Kurangnya intensitas penanganan praktek prostitusi yang berkembang 5. Kurangnya penanganan penertiban pedagang kaki lima.
6. Adanya proyek Duoble Track Kereta Api yang membutuhkan tanah urug/batu sehingga menyebabkan banyaknya penambangan liar yang tidak berijin.
7. Adanya Proyek Nasional PLTU yang menyebabkan rawannya situasi ketentraman dan ketertiban umum.
8. banyaknya perilaku negatif pelajar yang menjurus kepada kenakalan remaja, tindakan asusila baik pada jam sekolah maupun di luar jam sekolah.