• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SEMINAR/PENGARUH PUPUK BOKASIH DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABE RAWIT (Capsicum Frutescens) | Agronomi Pertanian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MAKALAH SEMINAR/PENGARUH PUPUK BOKASIH DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABE RAWIT (Capsicum Frutescens) | Agronomi Pertanian"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah ini disampaikan pada Seminar tanggal 11 Maret 2015 di BPPdan KP Kab.Maros

Page 1

PENGARUH PUPUK BOKASIH DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN

PRODUKSI TANAMAN CABE RAWIT (Capsicum Frutescens)

Oleh :

Ir. Pangerang, MP, Ir. Mudakkir, Nathaniel P,,S.St, dan H. Muhtar, STP

(Penyuluh Pertanian pada BPP-KP Kabupaten Maros)

Email AgronomiPertanian@gmail.com

negara-negara Asia Tenggara lainnya (Wikipedia, 2010). Menurut Cahyono (2003) bahwa Cabai rawit merupakan salah satu tanaman hortikultura dari famili Solanaceae yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Kebutuhan cabe di Indonesia sangat berfluktuatif dari tahun ke tahun terutama pada hari-hari raya. Jumlah konsumsi cabai tersebut akan terus mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan jumlah penduduk setiap tahunnya, serta sebagian besar penduduk Indonesia yang merupakan penggemar masakan pedas. Bertanam cabai rawit dapat memberikan nilai ekonomi yang cukup tinggi apabila diusahakan dengan sungguh– sungguh. Satu hektar tanaman cabai rawit dapat menghasilkan 8 ton buah cabai rawit (Nungardani, 2010). Cabai rawit akan bertumbuh dan berproduksi dengan baik apabila ditanam pada lingkungan yang optimum, baik iklim maupun tanah tempat tumbuhnya. Menurut Hanafi (2010) tanah yang baik untuk cabe rawit adalah gembur, subur, porous, dan banyak mengandung humus atau bahan organik. Akan tetapi, tanah dimaksud sudah sulit didapa

Meningkatnya permintaan cabe rawit merupakan salah satu peluang bisnis bagi petani. Salah satu upaya untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat dilakukan usaha-usaha perbaikan dalam teknik budidaya. Pemupukan ialah salah satu cara untuk meningkatkan hasil panen.

Penggunaan pupuk yang tepat pada usahatani cabe merupakan salah satu upaya peningkatan produktivitas cabe, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani pada usahatani cabe rawit . Hingga dewasa ini, di lapanagan banyak kita jumpai bahwa penggunaan pupuk oleh petani dalam budidaya cabe masih belum sesuai dengan

dosis yang dianjurkan sehingga produksinya juga belum optimal (Mardikanto, 1994).

Pupuk anorganik merupakan pupuk buatan pabrik, berbahan dasar dari mineral dan udara. Bahan dasar pupuk nitrogen adalah nitogen dari udara, sedangkanpupuk P, K, Ca, Mg dari tambang (Kasno, 2009).

Pupuk yang dibutuhkan cabe adalah pupuk yang mengandung unsur hara N, P , K yang disebut unsur hara makro, karena ketiga unsur hara tersebut secara umum dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar ( termasuk tanaman cabe rama ). Pupuk N sangat penting untuk pertumbuhan vegetatif , pupuk P berperanan penting dalam pertumbuhan generatif dan pupuk K berperanan dalam menguatkan batang dan perakaran tanaman cabe ( Regina, 2010 ). Oleh karena itu untuk meningkatkan produksi cabe agar menguntungkan perlu dilakukan pemupukan yang mengandung N, P, dan K dengan dosis yang tepat, sehingga usahatani cabe dapat lebih efisien dan menguntungkan ( Lingga dan Marsono, 2002).

Pupuk NPK Phonska (15:15:15) merupakan salah satu produk pupuk NPK yang telah beredar di pasaran dengan kandungan nitrogen (N) 15 %, Fosfor (P2O5) 15 %, Kalium (K2O) 15 %, Sulfur (S) 10 %, dan kadar air maksimal 2 %. Pupuk majemuk ini hampir seluruhnya larut dalam air, sehingga unsur hara yang dikandungnya dpat segra diserap dan digunakan olehtanaman dengan efektif.

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pupuk Bokasih dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabe Rawit (Capsicum frutescens L.)

(2)

Makalah ini disampaikan pada Seminar tanggal 11 Maret 2015 di BPPdan KP Kab.Maros

Page 2

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh pupuk Bokasih terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabe rawit (Capsicum frutescens L.)

2. Bagaimana pengaruh NPK terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabe rawit (Capsicum frutescens L.)?

3. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara dosis pupuk bokasih dan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabe rawit(Capsicum frutescens L.) ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh pupuk bokasih terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabe rawit (Capsicum frutescens L.)

2. Untuk mengetahui pengaruh pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabe rawit (Capsicum frutescens L.)

3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara pupuk bokasih dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabe rawit (Capsicum frutescens L.)

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi penulis, penelitian ini merupakan bagian dari proses belajar yang harus ditempuh oleh seorang penyuluh pertanian dalam meningkatkan profesinya dalam mendapatkan banyak pengetahuan mengenai Pengaruh Pupuk Bokasih dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabe Rawit (Capsicum frutescens L.)

2. Bagi pemerintah dan instansi terkait, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Cabe Rawit.

3. Bagi petani, dapat dijadikan informasi dalam mengelolah usahatani cabe rawit..serta dapat memberi peluang usaha yang prospektif.

4. Bagi peneliti, dapat dijadikan informasi dan pembanding untuk meneliti lebih lanjut mengenai Pengaruh Pupuk Bokasih dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabe Rawit (Capsicum frutescens L.)

E. Hipotesis

1. Ho : Tidak terdapat dosis pupuk bokasih yang memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabe rawit (Capsicum frutescens L.).

H1: Terdapat dosis pupuk bokasih memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabe rawit (Capsicum frutescens L.).

2. Ho : Tidak terdapat dosis pupuk NPK yang memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabe rawit (Capsicum frutescens L.).

H1: Terdapat dosis pupuk NPK yang memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabe rawit (Capsicum frutescens L.).

3. Ho: Tidak terdapat Interaksi dosis pupuk bokasih dan dosis pupuk NPK .yang memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabe rawit (Capsicum frutescens L.).

(3)

Makalah ini disampaikan pada Seminar tanggal 11 Maret 2015 di BPPdan KP Kab.Maros

Page 3

TINJAUAN PUSTAKA

A. Syarat Tumbuh Cabe Rawit

Cabe dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 2000 m di atas permukaan laut. Tetapi bila udara sangat dingin sampai embun membeku (frost) mungkin tanaman akan mati. Penanaman cabe pada waktu kurang baik bahkan dapat mematikan. (Baswarsiat, 2013)

Saat budidaya tanaman cabai, permukaan tanah yang paling ideal untuk tanaman cabai adalah datar dengan kemiringan lahan 0-10 derajat dan membutuhkan sinar matahari penuh serta pH tanah yang optimal antara 5,5 sampai 7.. Curah hujan pada waktu pertumbuhan tanaman sampai akhir pertumbuhan yang baik sekitar 600-1250 mm. Bila curah hujan berlebihan dapat menimbulkan penyakit , terbentuknya buah kurang dan banyak buah yang rontok Tanah yang tergenang air walaupun dalam waktu yang tidak terlalu lama , dapat menyebabkan rontoknya buah. Kekurangan hujan , dan tidak ada pengairan juga dapat membuat tanaman cabe menjadi kerdil. Kelembaban yang rendah dan temperatur yang tinggi menyebabkan penguapan tinggi , sehingga tanaman akan kekurangan air menyebabkan kuncup bunga dan buah yang masih kecil banyak yang rontok(Wirausahainfo, 2004).

B. Penggunaan Pupuk Organik dan Anorganik

Di Indonesia, pupuk organik sudah lama dikenal para petani . Penduduk Indonesia sudah mengenal pupuk organik sebelum diterapkannya revolusi hijau. Setelah revolusi hijau, kebanyakan petani lebih suka menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya, jumlahnya jauh lebih sedikit dari pupuk organik, harganya pun relatif murah dan mudah diperoleh. Kebanyakan petani

sudah sangat tergantung pada pupuk buatan, sehingga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian. Tumbuhnya kesadaran para petani akan dampak negatif penggunaan pupuk buatan dan sarana pertanian modern lainnya terhadap lingkungan telah membuat mereka beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik.

Pertanian organik belum dapat diterapkan secara murni. Pada tahap awal penerapan pertanian organik masih perlu dilengkapi dengan pupuk anorganik, hal ini disebabkan karena pada pupuk organik mengandung kadar unsur hara sangat rendah sehingga memerlukan dosis yang sangat tinggi yang menyebabkan kurang ekonomis. Pupuk anorganik masih tetap diperlukan agar takaran pupuk organik tidak terlalu banyak diberikan (Sutanto, 2002).

Usaha mengkombinasikan penggunaan pupuk organik dan anorganik yang diterapkan pada tanaman akan memberikan peluang untuk meningkatkan produksi secara berkelanjutan, karena pupuk organik mempunyai manfaat antara lain, mampu menyediakan unsur hara makro dan mikro, meningkatkan aerasi, memperbaiki drainase tanah meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan KTK tanah, meningkatkan aktifitas mikroorganisme tanah, serta pada tanah masam dapat membantu meningkatkan pH tanah (Novizan,2002).

Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi. Misalnya urea berkadar N 45-46% (setiap 100 kg urea terdapat 45-46 kg hara nitrogen) (Lingga dan Marsono, 2000). Sedangkan menurut Hardjowigeno,(2004) dalam Dewi Lukitaningsih, 2008 bahwa pupuk anorganik atau pupuk buatan dapat dibedakan menjadi pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K dan sebagainya. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara misalnya NPK.

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Percobaan ini merupakan percobaan lapangan, dilaksanakan di Kebun Percobaan BP3K Kecamatan Lau , Kelurahan Maccini Baji, Kabupaten Maros yang pelaksanaannya akan

dimulai dari bulan Pebruari 2015 sampai dengan Juni 2015.

B. Bahan dan Alat

(4)

Makalah ini disampaikan pada Seminar tanggal 11 Maret 2015 di BPPdan KP Kab.Maros

Page 4

Gandalsil D, benih cabe rawit Meput, dan

pestisida..

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Bajak , Cangkul, Meteran, Ember, Timbangan, Timbangan Elektrik, Tali rafia, Alat tulis. Bambu, Sprayer; Hand Sprayer Slang plastic, Ember dan Kamera foto untuk dokumentasi kegiatan penelitian

C. Metode Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan untuk mengetahui Pengaruh bokasih dan Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Produksi Cabe Rawit dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (Completely Randomized Block

Design) dengan dua faktor yang disusun secara faktorial (Gomez dan Gomez, 2007).

Faktor pertama adalah pupuk bokasih (K) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu :

K0 = Pupuk bokasih 0 kg/tanaman K1 = Pupuk bokasih 0.75 kg/tanaman K2 = Pupuk bokasih 1.50 kg/tanaman ha K3 = Pupuk bokasih 2.25 kg/tanaman

Faktor kedua adalah Pupuk NPK yang terdiri dari 4 taraf, yaitu:

M0 = Pupuk NPK 0 gram/tanaman M1 = Pupuk NPK 1.50 gram/tanaman M2 = Pupuk NPK 2.25 gram/tanaman M3 = Pupuk NPK 3.00 gram/tanaman Dengan demikian diperoleh 16 kombinasi perlakuan dan semua kombinasi perlakuan seperti Tabel 3.1 Kombinasi Perlakuan pada Plot Penelitian

Tabel 3.1. Kombinasi Perlakukan pada Plot Penelitian PUPUK NPK

(M)

PUPUK ORGANIK (K)

M0 M1 M2 M3

K0 K0 M0 KO M1 K0 M2 KO M3

K1 K1 M0 K1 M1 K1 M2 K1 M3

K2 K2 M0 K2 M1 K2 M2 K2 M3

K3 K3 M0 K3 M1 K3 M2 K3 M3

Adapun tata letak percobaan sebagai berikut

U

(5)

Makalah ini disampaikan pada Seminar tanggal 11 Maret 2015 di BPPdan KP Kab.Maros

Page 5

Keterangan

1. Jumlah Ulangan : 3 Ualangan

2. Jumlah Plot : 48 Plot

3. Jumlah Tanaman/Plot : 4 Tanaman 4. Jumlah Sampel/Plot : 2 Tanaman 5. Jumlah Seluruh Tanaman : 192 tanaman: 6. Jumlah Sampel seluruhnya : 96 tanaman

7. Luas Plot : 100 cm x 75 cm

8. Jarak Antar Plot dalam Blok : 20 cm 9. Jarak Polot antar Blok : 50 cm

D. Teknis Analisis Data

Data hasil penelitian akan dianalisis dengan Sidik Ragam dengan Model linier sebagai berikut ::

Hijk = π + Þi +(K)j + (M)k + (KM)jk + €ijk Keterangan :

Hijk = Hasil pengamatan akibat perlakuan K taraf ke-j dan perlakuan M taraf ke-k pada kelompok taraf ke-i

π = Nilai tengah perlakuan Þi = Pengaruh Blok ke-i

(K)j = Pengaruh pupuk Bokasih (K) pada taraf ke-j

(M)k = Pengaruh pupuk NPK ( M) pada taraf ke-k

(KM)jk = Pengaruh Interaksi antara pupuk bokasih (K) taraf ke-j dan pupuk NPK (M) pada taraf ke-k

€ijk = Pengaruh galak percobaan blok ke-I yang mendapat perlakukan pupuk bokasih (K) pada taraf ke-j dengan pupuk NPK (M) pada taraf ke-k

Dimana :

i = 1, 2, …., k (k = Blok))

j = 1, 2, …., p ke-1 (p = perlakuan pupuk Bokasih (K) k = 1, 2,…... p ke-2 (p = perlakuanpupuk NPK ( M)

Pelaksanaan analisa data akan menggunakan program SPSS 16. Langkah-Langkah Analisa Data

1. Melakukan analisis data (berdasarkan data pada Tabel 3.1) Tabel 3. 1. Cara Analisis Data

Yang Dianalisis

db Kelompok Jumlah Kelompok - 1

db Perlakuan Jumlah Perlakuan - 1

db Perlakuan K Jumlah Perlakuan Pupuk Kompos Bokasih -1

db Perlakuan M Jumlah Perlakuan Pupuk NPK -1

db Perlakuan (KxM) Jumlah Perlakuan K x Perlakuan M - 1

db Galak db total - db perlakuan-db kelompok

db Total Jumlah Kelompok x Jumlah Perlakukan -1

(6)

Makalah ini disampaikan pada Seminar tanggal 11 Maret 2015 di BPPdan KP Kab.Maros

Page 6

JK.Total JKT = (aij

2 + aij

2 + aij

2 + aij

2

+……+ ain2 ) - FK

JK Kelompok JKK = (r1 2

+ r2 2

+ r3 2

) - FK

JK. Perlakuan JKP= ……….. - FK

JK Perlakuan K JKP(K) =……… - FK

JKPerlakuan M JKP(M)=………...….. - FK

JK Perlakuan (KxM) JKP(KxM)= JKP-JKP(K)-JKP(M)

JK Galak JK Total-JK Kelompok-JK Perlakuan

KT Kelompok JK Kelompok/ db Kelompok

KT. Perlakuan JK. Perlakuan/ db Perlakuan

KTPerlakuan K JK Perlakuan K/ db Perlakuan K

KT Perlakuan M JKPerlakuan M / db Perlakuan M

KT Perlakuan (KxM) JK Perlakuan (KxM)/ db Perlakuan (KxM)

KT.Total JK.Total/ db Total

KT Galak JK Galak/ db Galak

F.Hit.Kelompok KT Kelompok/ KT Galak

F.Hit.Perlakuan KT. Perlakuan/ KT Galak

F.Hit.Perlakuan K KTPerlakuan K/ KT Galak

F.Hit.Perlakuan M KT Perlakuan M / KT Galak

F.Hit.Perlakuan

(KxM) KT Perlakuan (KxM) / KT Galak

2. Membuat Sidik ragam ( Analysis of Variances).

Tabel 3.2 Sidik Ragam Analisis 2 faktorial

Sumber keragaman

Derajat bebas

Jumlah kwadrat

Kwadrat

tengah F. hitung

F. Tabel

5 % 1 %

Kelompok

Perlakuan

K

M

(KxM)

Galat

r - 1

m.k-1

k-1

m-1

(k-1)(m-1)

dbt-dbp

JKK

JKP

JKP (K)

JKP(M)

JKP(KxM )

JKG

KTK

KTP

KTP (K)

KTP(M)

KTP(KxM)

KKG

KTK/KTG

KTP/KTG

KTP(K)/KTG

KTP(M)/KTG

KTP(KxM) /KTG

(7)

Makalah ini disampaikan pada Seminar tanggal 11 Maret 2015 di BPPdan KP Kab.Maros

Page 7

3. Uji Hipotesis

Berdasarkan tabel sidik ragam, dilakukan uji hipotesis dengan membandingkan F. Hitung dengan F. Tabel

a. Jika F. Hitung > F. Tabel pada taraf 1% (α = 0,01), perbedaan diantara nilai tengah baris atau kolom atau perlakuan (atau pengaruh baris atau kolom atau perlakuan) dikatakan berbeda sangat nyata (pada hasil F. Hitung ditandai dengan dua tanda **). atau perlakuan dikatakan berbeda nyata (pada hasil F. Hitung ditandai dengan satu tanda *).

c. Jika F. Hitung ≤ F. Tabel pada taraf 5% (α = 0,05), perbedaan diantara nilai tengah baris atau kolom atau perlakuan dikatakan tidak nyata (pada hasil F. Hitung ditandai dengan tn)

4. Uji Lanjutan

Uji Lanjutan hanya dilakukan apabila terdapat perlakuan yang memberikan pengaruh berbeda nyata atau berbeda sangat nyata yaitu Bila H1 diterima atau Ho ditolak

Uji lanjutan akan menggunakan Uji DMRT apabila terdapat beda nyata antar perlakuan dengan tingkat kepercayaan 95 %. Untuk membandingkan kombinasi perlakuan dengan kontrol dilakukan Uji Kontras Ortogonal dengan tingkat kepercayaan 95 %. 5. Buat kesimpulan

E. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan penelitian antara lain : (1) pembuatan bokashi, (2) persemaian benih cabe, (3) persiapan media tanam, (4) pemberian perlakuan pupuk organik , (5)

penanaman, (6) pemberian

pupukanorganik, (7) pemeliharaan

tanaman meliputi : penyiraman, penyulaman, penyiangan gulma, pembumbunan, pengendalian hama penyakit, (8) panen, (9) pengolahan data, dan (10) penyusunan laporan.

F. Pengambilan Data

Pengambilan data dalam penelitian ini meliputi :

1. Tinggi tanaman diukur 20 hst, 40 hst, dan 60 hast. Pada tanaman sampel. Tinggi tanaman diukur mulai dari permukaan tanah sampai titik tumbuh. 2. Jumlah Cabang dihitung saat panen

terakhir, diamana cabang yang dihitung adalah cabang primer, cabang sekunder dan cabang tersier pada sampel Berat buah/tanaman dihitung yang dihasilkan tanaman sampel yang telah memenuhi criteria panen yaitu seluruh bagian buah berwarna merah 6. Data penunjang yang dikumpulkan

antara lain : Hasil analisis Contoh pupuk bokashi di Laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin Makassar.

DAFTAR PUSTAKA

Baswarsiat, 2013. Budidaya dan Pasca Panen Cabe Rawit. https://baswarsiati. wordpress.com/2010/08/13/budidaya-dan-pasca-panen-cabe rawit/.Diakses pada tanggal 2 Pebruari 2015

Cahyono, B. 2003. Cabai Rawit. Yogyakarta: Kanisius

Dewi Lukitaningsih, 2008. Apa Itu Pupuk Anorganik, Apa Itu Pupuk Organik , Apa Itu Pupuk Berimbang. https://luki2blog.wordpress.com/2008/0 5/10 /apa-itu-

(8)

Makalah ini disampaikan pada Seminar tanggal 11 Maret 2015 di BPPdan KP Kab.Maros

Page 8

Harjadi, N. M. S. S. dan Bintoro, M. H. 1982.

Bertanam sayuran pekarangan. Departemen Agro-nomi, Fakultas Pertanian IPB Bogor

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid III. Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya

Iptek. 2010. Cabai Rawit. http:/ /www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.p hp? mnu=2&id=213 (Diakses 13-10-2010) . Diakses pada tanggal 11Pebruari 2015

Kasno, 2009. Pupuk Anorganik dan Pengelolaannya. Balai Penelitian Tanah

Lingga dan Marsono, 2002. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta : Panebar Swadaya.Jakarta.

Mardikanto, T. 1994. Bunga Rampai Pembangunan Pertanian. Surakarta : SebelasMaret University Press

Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agro Media Pustaka

Nungardani. 2010. Mulok-Pertanian (Bertanam Cabai Rawit). http: //guruprofesional .wordpress.com/. Diakses pada tanggal 11Pebruari 2015

Pirngadi, S. And S. Abdulrachman. 2005. Pengaruh Pupuk Majemuk NPK (15-15-15)Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Padi Sawah. Jurnal Agrivigor 4(3): 188-197

Purnomo.R, ;Mudji S, dan Suwasono H, 2013. Pengaruh Berbagai Macam Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Mentimun(Cucumis Sativus l.)

Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya , Jawa Timur.

Purnomo.R, ;Mudji S, dan Suwasono H, 2013. Pengaruh Berbagai Macam Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Mentimun(Cucumis Sativus l.) Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya , Jawa Timur.

Rukmana, R.H 2002. Usaha Tani Cabai Rawit. Yogyakarta: Kanisius

Santika. 2006. Agribisnis Cabai. Penebar .Swadaya. Jakarta

Sarief .S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung

Sutanto, Rachman. 2002. Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Kansius. Yogyakarta.

Wirausahainfo, 2004. Panduan Tata Cara Budidaya Cabe. ttp://www.wirau sahainfo.

blogspot.com/2012/04/panduan-tata-cara- budidaya-cabai.html. Diakses pada tanggal 15 Pebruari 2015

Wikipedia. 2010. Cabai Rawit. http://id.wikipedia.org/wiki/Cabai_rawit . Diakses pada tanggal 2 Pebruari 2015

.Wikipedia , 2010 . Pupuk Organik. bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas http://id.wikipedia.org/wiki/

Pupuk_organik. Diakses pada tanggal 2Pebruari 2015

Gambar

Tabel 3.1. Kombinasi Perlakukan pada Plot Penelitian
Tabel 3. 1. Cara Analisis Data
Tabel 3.2 Sidik Ragam Analisis 2 faktorial

Referensi

Dokumen terkait

Sumberdaya manusia dalam program desa vokasi adalah anggota dari kelompok belajar usaha menjadi sasaran program, anggota terdiri dari 20 orang atau 10 orang

Sistem pemantau posisi mobil dengan menggunakan GPS melalui radio transceiver adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mengetahui posisi mobil melalui peta yang akan ditampilkan

Isu mengenai gender masih menjadi topik hangat dalam diskursus pembangunan. Perhatian khusus diberikan kepada perempuan yang selama proses pembangunan belum mencapai

Dalam menyampaikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan, selain suara guru yang harus bisa diperkirakan didengar oleh siswa di kelas,

Berdasarkan paparan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pemaknaan guru terhadap subjek sebagai siswa yang biasa-biasa saja adalah dikarenakan subjek

• Defisit, menunjukan tingkat deplesi lengas tanah sesudah irigasi: nilai nol berarti pengisian sampai kapasitas lapang; nilai positif menggambarkan kondisi

Hapus Data Siswa Tambah Data Siswa Edit Data Siswa Mengelola Data Kelas Hapus Data Kelas Tambah Data Kelas Mengelola Data Jadwal Hapus Data Jadwal Tambah Data Jadwal Edit