• Tidak ada hasil yang ditemukan

20800 24830 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " 20800 24830 1 PB"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN :2301-9085

PROFIL PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI SISWA SMP KELAS VIII DITINJAU BERDASARKAN PERBEDAAN GENDER

Mohamad Fajar Thournee

Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

e-mail: turuae@gmail.com

Prof.Dr. Mega Teguh Budiarto, M.Pd

Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

e-mail: megatbudiarto@unesa.ac.id

Abstrak

Manusia yang selalu dihadapkan pada masalah dalam hidupnya, sangat membutuhkan pemecahan masalah. Dalam pembelajaran matematika, kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah merupakan aspek yang sangat penting. Pemecahan masalah yang dilakukan setiap orang berbeda-beda, salah satunya ditinjau berdasarkan perbedaan gender. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang tujuannya mendeskripsikan profil pemecahan masalah geometri siswa SMP yang ditinjau berdasarkan perbedaan gender.

Ada dua siswa kelas VIII yang menjadi subjek dalam penelitian ini, yakni seorang siswa laki-laki (SL) dan seorang siswa perempuan (SP) berkemampuan matematika tinggi dengan 80 ≤ skor tes kemampuan matematika ≤ 100 dan memiliki selisih skor maksimal 5, serta memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Instrumen penelitian ini terdiri dari lembar tes kemampuan matematika, lembar tes pemecahan masalah geometri, dan pedoman wawancara. Hasil tes pemecahan masalah geometri dianalisis menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Polya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) SL dalam memahami masalah mampu menceritakan kembali permasalahan, menyebutkan yang diketahui dan ditanyakan, namun tidak menuliskannya di lembar jawaban; dalam merencanakan pemecahan masalah, SL menyebutkan semua data dan informasi di soal sudah cukup untuk merencanakan pemecahan masalah, mampu menjelaskan apa yang akan dilakukan dalam memecahkan masalah; dalam melaksanakan pemecahan masalah, SL memecahkan masalah sesuai dengan rencana yang telah disusun, menjelaskan langkah-langkah yang digunakan dalam memecahkan masalah dan belum menemukan jawaban yang benar; dalam memeriksa kembali hasil yang diperoleh, SL kurang teliti dan kurang memahami soal; (2) dalam memahami masalah, SP menceritakan kembali permasalahan dengan menggunakan bahasanya sendiri, menyebutkan yang diketahui dan ditanyakan, namun tidak menuliskannya di lembar jawaban; dalam merencanakan pemecahan masalah, SP menyebutkan semua informasi dan data pada soal sudah cukup untuk merencanakan pemecahan masalah, menjelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam pemecahan masalah; dalam melaksanakan pemecahan masalah, SP memecahkan masalah sesuai rencana yang telah disusun, menjelaskan langkah-langkah yang digunakan dalam memecahkan masalah dan sudah mendapatkan jawaban yang benar; dalam memeriksa kembali hasil yang diperoleh, SP sangat teliti dan telah memahami soal.

Kata Kunci: profil, pemecahan masalah, geometri, gender

Abstract

The people who always faced with problems in his life is required the problem solving. In mathematics, an ability to solve problems is important aspect. Each people has different problem solving ability, one of them based on gender differences. This research is descriptive research which aims to describe the profile of geometry problem solving junior high school student were reviewed based on gender differences.

(2)

The results of this research were (1) in understanding of problems, SL retelled this problem, mentioned the known and asked from the problem but didn’t write it on the answer sheet; in planning for problem solving, SL mentioned all of data and information in the question was enough to plan the problem solving, and explained what will do to solve the problem; in solving the problem, SL solved the problem according to the plan has been prepared, and explained the steps used in solving problem but he didn’t found the correct answer; in review the solution, SL less acurated and less understanding about the question; (2) in

understanding of problem, SP retelled the problem using her own language and mentioned the known and asked of the problem but doesn’t write it on the answer sheet; in planning for problem solving, SP mentioned all of data and information in the question was enough to plan the problem solving, and explained what will do to solve the problem; in solving the problem, SP solved the problem according to the plan has been prepared, explained the steps used in solving problem and found the correct answer; in review the solution, SP was very carefully and had understood of the problem.

Keywords: content, formatting, article.

PENDAHULUAN pemecahan. Pernyataan tersebut menunjukkan ketidakjelasan dalam mencari jalan pemecahan masalah. Karena ketidakjeleasan tersebut, Cooney (dalam Dhoruri, 2010:2) menyatakan bahwa, “.... for a question to be a problem, it must present a challenge that cannot be resolved by some routine procedure known to the student”

sehingga sudut pandang dari setiap individu dalam menghadapi masalah bisa berbeda.

Masalah-masalah tersebut pasti memerlukan pemecahan masalah, sehingga diperlukan suatu metode atau proses pemecahan masalah. Polya (1973) menjelaskan bahwa dalam proses memecahkan masalah, diperlukan empat fase, yakni (1) memahami permasalahan; (2) merencanakan pemecahan masalah; (3) melaksanakan rencana pemecahan masalah; (4) melihat kembali hasil yang diperoleh.

Pemecahan masalah juga diperlukan dalam pembelajaran matematika, khususnya geometri. Geometri sangat penting untuk dipelajari. Van de Walle (2001: 309) menjelaskan lima alasan mengapa geometri sangat penting untuk dipelajari. Pertama, geometri membantu manusia dalam memahami secara keseluruhan tentang hal-hal yang ada di dunia. Kedua, Pengeksplorasian dalam geometri dapat membantu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. Ketiga, geometri merupakan kunci dari bidang matematika lainnya. Keempat, geometri digunakan oleh banyak orang dalam kehidupan sehari-hari. Kelima, geometri penuh teka-teki dan sangat menyenangkan. Ada lima strategi yang sering digunakan untuk memcahkan masalah geometri seperti yang dikemukakan oleh Aydogdu (2014), yaitu (1)

menggambar; (2) menebak dan menguji; (3) menyederhanakan masalah; (4) menggunakan informasi yang telah diperoleh; (5) Brainstorming.

Dalam memecahkan masalah geometri, individu (dalam hal ini siswa) kemungkinan memiliki penyelesaian yang berbeda-beda. Beberapa penelitian di Amerika Serikat menunjukkan hasil bahwa siswa laki-laki unggul dalam tes matematika dibandingkan perempuan pada tahun 1986, 1990, dan 1992 (Coley, 2001: 17). Namun, hasil berbeda terjadi pada tahun 1996. Dalam sebuah tes matematika, siswa perempuan mendapatkan hasil yang tidak jauh berbeda dari siswa perempuan (Coley, 2001: 18). Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti membuat penelitian “Profil Pemecahan Masalah Geometri Siswa SMP Kelas VIII Ditinjau Berdasarkan Perbedaan

Gender”.

Profil

Yang dimaksud profil adalah gambaran tentang suatu proses atau kejadian yang dilakukan subjek penelitian. Kejadian tersebut berkaitan dengan suatu masalah geometri sehingga memerlukan suatu proses pemecahan masalah geometri. Proses pemecahan masalah geometri adalah suatu proses yang dilakukan oleh seorang siswa untuk menyelesaikan soal matematika (geometri) ketika suatu jawaban atau metode jawaban tidak diketahui terlebih dahulu sebelumnya dengan menggunakan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan yang dimilikinya.

Indikator Proses Pemecahan Masalah

(3)

Perbedaan Gender

Perbedaan gender adalah suatu pembeda antara laki-laki dan perempuan yang ditinjau dari kemampuan yang melekat di dalam seorang individu. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan perbedaan gender adalah pembeda antara siswa laki-laki dan siswa perempuan yang dikontrol terlebih dahulu berdasarkan skor tes kemampuan pendekatan yang bersifat kualitatif. Hal ini dikarenakan pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan latar yang alami dan dilakukan sendiri oleh peneliti. Sedangkan jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, karena penelitian ini akan mendeskripsikan gambaran langkah-langkah yang dilakukan siswa SMP dalam memecahkan masalah geometri berdasarkan perbedaan gender.

Penelitian ini dilakukan di kelas VIII-H SMP Negeri 43 Surabaya pada semester genap tahun ajaran 2016/2017. Untuk mendapatkan subjek penelitian diberikan tes kemampuan matematika (TKM). Setelah didapatkan subjek penelitian yang berupa satu siswa laki-laki berkemampuan matematika tinggi dan satu siswa perempuan berkemampuan matematika tinggi, diberikan tes pemecahan masalah geometri (TPMG) dilanjutkan dengan pelaksanaan wawancara.

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari instrumen utama dan instrumen pendukung. Instrumen utama disini adalah peneliti sendiri. Sedangkan instrumen pendukung terdiri dari lembar TKM, lembar TPMG, dan lembar pedoman wawancara.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini didapatkan melalui tes dan wawancara. Data hasil TKM kemudian dianalisis untuk mendapatkan subjek penelitian. Sedangkan data hasil TPMG dan data hasil wawancara bersama-sama dianalisis untuk mendapatkan profil pemecahan masalah geometri siswa SMP kelas VIII ditinjau berdasarkan perbedaan gender.

HASIL DAN PEMBAHASAN  Subjek Laki-Laki (SL)

Pada penelitian ini, dapat diketahui bahwa dalam memecahkan masalah, SL melaksanakan langkah-langkah pemecahan masalah Polya sebagai berikut. 1)Memahami Permasalahan

SL hanya mengungkapkan permasalahan menggunakan bahasanya sendiri melalui wawancara, tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal, seperti terlihat pada gambar 1

2)Merencanakan Pemecahan Masalah

SL menyebutkan semua data dan informasi yang ada pada soal seperti harga aluminium, banyak akuarium yang dipesan, dan harga jasa pengecatan. SL juga menyebutkan rencana pemecahan masalah yang akan dilakukan

3)Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalah Tabel 1. Indikator Proses Pemecahan Masalah Polya

Tahap permasalahan dengan bahasanya sendiri

Siswa menuliskan informasi yang diperoleh, yakni

Siswa melaksanakan rencana yang telah disusun

Siswa menjelaskan langkah-langkah yang digunakan dalam pemecahan masalah apakah sesuai dengan yang direncanakan

Siswa memeriksa kembali pekerjaan setelah memperoleh solusi dari melaksanakan rencana pemecahan masalah

(4)

SL dalam melaksanakan rencana pemecahan masalah tidak runtun dan baik. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.

4)Melihat Kembali Hasil yang Diperoleh

SL dalam melihat kembali hasil yang diperoleh, terbukti dalam memecahkan masalah tersebut belum menemukan jawaban yang benar. Namun ketika dijelaskan maksud dari permasalahan tersebut oleh peneliti, SL dapat menemukan jawaban yang benar.  Subjek Perempuan (SP)

Pada penelitian ini, dapat diketahui bahwa dalam memecahkan masalah, SP melaksanakan langkah-langkah pemecahan masalah Polya sebagai berikut. 1)Memahami Permasalahan

SP mengungkapkan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal kemudian menceritakan dengan utuh permasalahan yang ada menggunakan bahasanya sendiri. SP juga tidak menuliskan apa yang diketahui dan yang ditanyakan pada lembar jawaban seperti terlihat pada gambar 3.

2)Merencanakan Pemecahan Masalah

SP menyebutkan semua data dan informasi yang ada pada soal seperti harga aluminium 1 lonjor, banyaknya lantai hotel, dan ukuran lantai hotel. SP juga menyebutkan rencana pemecahan masalahnya seperti akan menggunakan rumus luas permukaan balok atau dengan cara memotong-motong aluminium terlebih dahulu.

3)Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalah

Dalam melaksanakan rencana pemecahan masalah tersebut, SP melakukannya dengan runtun dan baik.

Dalam wawancara SP menjelaskan langkah-langkah yang dilakukannya seperti pada gambar 4 dengan sangat baik.

4)Melihat Kembali Hasil yang Diperoleh

SL dalam melihat kembali hasil yang diperoleh sangat teliti. Sehingga SP sudah menemukan jawaban yang benar. Selain itu SP sangat memahmi permasalahan tersebut.

PENUTUP

Simpulan Gambar 2 Hasil Kerja SL nomor 2

Gambar 3 Hasil Kerja SP nomor 1

(5)

Pada penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Profil Pemecahan Masalah Geometri Siswa Laki-Laki

Dalam memecahkan masalah geometri, siswa laki-laki memulainya dengan menceritakan permasalahan menggunakan bahasanya sendiri dan tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan di lembar jawaban. Siswa laki-laki kemudian menyebutkan semua data dan informasi yang ada di soal tersebut kemudian memulai melaksanakan rencana pemecahan masalah yang telah disusun. Selanjutnya memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh, namun belum menemukan jawaban yang benar

2. Profil Pemecahan Masalah Geometri Siswa Perempuan Dalam memecahkan masalah geometri, siswa perempuan memulainya dengan menceritakan permasalahan menggunakan bahasanya sendiri dan tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan di lembar jawaban. Siswa perempuan kemudian menyebutkan semua data dan informasi yang ada di soal tersebut kemudian memulai melaksanakan rencana pemecahan masalah yang telah disusun. Selanjutnya memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh dan mendapatkan jawaban yang benar.

Saran

1. Guru dapat membuat soal dalam pembelajaran geometri menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa.

2. Guru diharapkan dalam proses belajar dapat memperhatikan perbedaan gender dalam menyelesaikan masalah.

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan memberikan perintah pada soal sehingga fase keempat langkah pemecahan masalah Polya dapat teridentifikas dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Aydogdu, Mustafa Zeki. 2014. A Research on Geometry Problem Solving Strategies Used by Elementary Mathematics Teacher Candidates. (Online). (http://www.wjeis.org/FileUpload/ds217232/File/07a. aydogdu.pdf, diunduh tanggal 7 Maret 2017).

Coley, R.J. 2001. Differences in The Gender Gap: Comparisons Across Racial/Ethnic Groups in Education and Work. Policy Information Report. (Online).

(http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED451222.pdf, diunduh tanggal 19 Maret 2017).

Dhoruri, Atmini. 2010. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR). Makalah (Online). (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131568306/M

akalah%20LSM%202010%20Pemecahan

%20masalah%20final%20atmini.pdf, diunduh tanggal 2 Maret 2017).

Krulik, Stephen & Rudnick, Jesse A. 1988. Problem Solving. A Handbook for Elementary School Teachers. Massachusetts: Allyn and Bacon, Inc. (Online).

(http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED301459.pdf, diunduh tanggal 1 Maret 2017).

Polya, George. 1973. How Tto Solve It. A New Aspect of Mathematical Method. Second Edition. Princeton: Princeton University Press. (Online). (https://notendur.hi.is/hei2/teaching/Polya_HowToSol veIt.pdf, diunduh tanggal 1 Maret 2017).

Gambar

Tabel 1. Indikator Proses Pemecahan Masalah Polya
gambar 2.Gambar 3 Hasil Kerja SP nomor 1

Referensi

Dokumen terkait

Sumber Data : Dokumentasi MTs Raudhatun Nasihin 2015 Dari tabel di atas dapat dipahami, bahwa keadaan sarana dan prasarana Madrasah Tsanawiyah Raudhatun Nasihin desa Aremantai

Secara sosiologis dan substantif, perlunya penggantian terhadap Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2002 tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa Perda tersebut

Berdasarkan hasil analisis, novel Sebab Mekarmu Hanya Sekali karya Haikal Hira Habibillah mencakup nilai moral dengan aspek kajian hubungan manusia dengan manusia lain

Dalam penelitian tersebut, anak dari Bapak/Ibu akan saya lakukan pemeriksaan rongga mulut secara langsung dan akan dilakukan pencetakan gigi rahang atas dan rahang bawah

[r]

Pemerintah Kota Solo melalui event SIPA yang digarap oleh panitia event SIPA atau biasa yang disebut dengan SIPA community melakukan lima langkah strategi

Analisa sistem pada “Implementasi Integrasi Jaringan IPv4 dan Jaringan IPv6 Pada Local Area Network (LAN) Dengan Sistem Tunneling, yaitu dengan cara mengamati unjuk

In patients receiving dabigatran who undergo low bleeding risk intervention the last dabigatran dose should be administrated 36 hours before surgery in patients with mildly im-