• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritual Kematian Suku Sabu (Kajian Pastoral terhadap Ritual Kematian Bagi Orang Sabu)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ritual Kematian Suku Sabu (Kajian Pastoral terhadap Ritual Kematian Bagi Orang Sabu)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

90

(2)

Filled Notes

1. Wawancara dengan Bapak YB

Hari/tanggal : Selasa, 27 Maret 2012 Tempat : Rumah Bapak YB Waktu : 16.30-18.35 WITA Inti Wawancara :

a) Arti kematian bagi orang Sabu.

Made atau meninggal menurut kepercayaan orang Sabu adalah keadaan dimana

seseorang akan kembali kepada sang pencipta (Deo Ama) untuk berkumpul dengan bersama dengan para leluhur. Arwah orang yang meninggal akan berangkat dari pelabuhan Iki Keli, dengan menaiki perahu yang bernama Ama Piga Laga ke Yuli Haha (tanjung Sasar) dekat pulau Sumba. kematian bagi masyarakat yang masih memegang adat adalah merupakan proses yang sangat penting. Bagi mereka jika seseorang meninggal dunia maka masih ada sejumlah proses ritual yang harus dilakukan oleh keluarga yang masih hidup. Hal ini dilakukan agar orang yang meninggal dapat dengan tenang dan selamat menuju dunia gaib.

b) Dua jenis kematian di Sabu.

Made Nata (mati manis) adalah mati yang disebabkan oleh penyakit yang

(3)

Made Haro (mati asin) yaitu meninggal karena kecelakaan, dan meninggal karena bunuh diri disebut juga Made Reka. Oleh karena itu, terdapat perbedaan ritual ataupun upacara yang dilakukan dari kedua jenis kematian tersebut. (Penjelasannya ada pada Bab 3)

2. Wawancara dengan Bapak WD

Hari/tanggal : Rabu, 19 Oktober 2011 Tempat : Rumah bapak WD melakukannya atau yang biasa disebut dengan istilah karunia. Biasanya di lantunkan oleh dua atau lebih orang. Pada waktu meratapi jenazah, orang yang melakukan Huhu kebie akan dibungkus atau ditutupi dengan kain atau mereka menyebutnya dengan kata selimut. Dalam Huhu kebie, silsilah yang di lantunkan adalah garis keturunan ibu dan bapak. Silsilah yang dilantunkan biasanyanya sangat panjang, dimulai dari silsilah orang yang meninggal sampai pada turunan yang pertama.

(4)

setuju maka mereka akan berkata, “Mama punya air susu belum kering, jadi kita masih mau mama ada bersama-sama dengan kita”, artinya mereka masih membutuhkan kasih sayang dari ibu mereka. Sedangkan bagi keluarga dari suami yang telah meninggal itu akan berkata, “kita ambil dia (ibu/istri) dengan baik-baik, maka jika dia sedang mengalami masalah dan kehilangan, kita tidak bisa melepaskan dia begitu saja”. Hal ini wajib dilakukan karena merupakan aturan adat.

c) Ritual Ru’ Ketu

Jika orang Sabu yang meninggal di luar pulau Sabu, maka akan di bawa rambut dari orang yang telah meninggal, namun sekarang barang yanga dibawa bisa berupa foto ataupun pakaian. Ritual ini disebut Ru’ Ketu. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan kepada keluarga di Sabu bahwa salah satu anggota keluarga mereka ada yang telah meninggal. Selain itu Dalam budaya Orang Sabu, setiap orang Sabu adalah milik tanah Sabu. Di manapun dia bepergian wajib baginya untuk kembali ke kampung halamannya. Penjemputan terhadap Ru’ Ketu

dilakukan dengan menggunakan adat. 3. Wawancara dengan Bapak DTB

Hari/tanggal : Minggu, 15 Januari 2012 Tempat : Rumah Bapak WD Waktu : 10.00-11.47 WITA Inti Wawancara :

a) Aturan tentang kain yang menutupi jenazah

(5)

menggunakan pakaian adat bukan pakaian dari toko. Selain itu kain atau sarung yang akan di berikan kepada orang mati, jumlahnya tidak oleh genap harus ganjil

b) Cara memperlakukan jenazah yang belum menganut agama Kristen

Dalam kematian orang yang belum memeluk agama Kristiani, biasanya orang meninggal di berikan “bekal” berupa uang 50 rupiah untuk “belanja disana”. Selain itu posisi duduknya laki-laki yang sudah meninggal adalah menghadap ke barat, sedangkanperempuan ke Timur. Orang yang meninggal diikat dengan menggunakan tali yang diputar kearah kiri yang terbuat dari rotan yang panjangnya 9 (sembilan) depa (satu depa = satu bentangan sepasang tangan) yang melambangkan tali pusar. Waktu mau dikuburkan, tali di buka hingga membentuk seperi bayi dalam kandungan. Lubang kuburnya bulat, didalamnya beralaskan tikar. Penguburan harus dilakukan jam 1 siang. Malam harinya langsung diadakan acara Keleku (ucapan syukur).

c) Tidak sembarang orang bisa melakukan ritual Huhu Kebie (cerita tentang silsilah keluarga (keturunan)

Orang coba susun silsilah tapi tidak mengetahuinya secara pasti atau persis, mereka bisa mendapakan kesialan atau celaka

4. Wawancara via telpon dan email dengan Bapak JRG Hari/tanggal : Selasa, 15 Mei- Jumat, 25 Mei 2012 Inti Wawancara :

Ritual Pemau Do Made

(6)

kehilangan anggota keluarganya karena kematian. Keluarga yang berduka masih harus melakukan ritual agar arwah anggota keluarga yang meninggal dapat dengan damai sampai ke dunia gaib. Untuk itu maka setiap orang sabu yang meninggal dunia dipercayakan rohnya akan melenggang ke nirwana atau surga apabila telah dilakukan penyucian arwah atau Pemau Do Made bagi orang yang telah meninggal tersebut. 5. Wawancara dengan Ibu AW

Hari/tanggal : Senin, 20 Februari 2012 Tempat : Rumah Ibu AW

Waktu : 11.00-11.45 WITA Inti Wawancara :

a) Arti pendampingan pastoral.

Pendampingan pastoral adalah situasi dimana seseorang yang memiliki jabatan gerejawi akan memberi nasihat, pandangan dan saran-saran. Selama ini, beliau melakukan proses pendampingan pastoral bagi keluarga yang berduka adalah dengan beberapa tahap, seperti :

a. Berdoa

b. Memberi penghiburan dan kekuatan bagi yang berduka

c. Menolong, memberi dukungan dan menyemangati orang yang sedang berduka.

(7)

b) Memakai budaya Orang yang didampingi

Menurut beliau, selama beliau menjalani tugas pastoralnya sebagai penatua, ia memakai budaya orang yang didampingi untuk membantu dalam proses pendampingan pastoral seperti pemakaian bahasa sesuai dengan asal keluarga yang berduka.

c) Ada manfaat dari ritual yang dilakukan

Ada dampak yang dirasakan keluarga dengan dilakukan ritual tersebut, yaitu keluarga merasakan ada sebuah kekuatan bagi dirinya lewat perhatian dari orang-orang melayat yang ikut menangis di depan mayat dan ikut melakukan ritual itu. Di dalam ritual tersebut itu ada makna pendampingan pastoral yaitu memberi kekuatan bagi yang berduka

6. Wawancara via telpon dengan Ibu Pdt. N.N. LG Hari/tanggal : Sabtu, 31 Mei 2012

Waktu : 16.00-16.25 WITA Inti Wawancara :

a) Arti pendampingan pastoral.

Pendampingan pastoral itu penting, agar supaya langkah-lagkah pastoralnya dapat dilaksanakan dengan baik sehingga persoalan yang sedang ditangani dapat bisa diselesaikan.

b) Ada makna pendampingan pastoral dalam ritual kematian Suku Sabu

(8)

membudaya sekaligus keyakinan bahwa nanti aka ada yang menyusul (meninggal), pastoralnya kita memberikan pemahaman bahwa hidup dan mati kita tidak ada hubungannya dengan kebiasaan itu tapi bergantung pada Tuhan, selain itu alasan lain yang bisa di berikan yaitu tentang kebersihan rumah. c) Cara melakukan pendampingan pastoral pada orang berduka

Proses pendampingan pastoralnya lewat pemberitaan firman saat ibadah penghiburan dan saat ibadah pemakaman atau lewa percakapan-percakapan khusus dengan keluarga atau dengan jemaat, dengan memberi pemahaman kristiani berdasarkan firman Tuhan terhadap kebiasaan yang sudah membudaya. 7. Wawancara dengan Bapak RLR

Hari/tanggal : Rabu, 22 Februari 2012 Tempat : Rumah Bapak RLR Waktu : 10.00-10.40 WITA Inti Wawancara :

a) Arti Pendampingan Pastoral

Pendampingan pastoral merupakan bagian dari tugas seorang pendeta atau majelis dalam mmemberikan dukungan ataupun membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi setiap jemaatnya.

b) Cara melakukan pendampingan pastoral

(9)

c) Memakai budaya Orang yang didampingi

Selama ini beliau memakai budaya orang yang berduka seperti misalnya yang berduka adalah orang Sabu maka saya akan mrnggunakan bahasa sabu dan memberikan nasihat-nasihat yang berdasarkan kehidupan keluarga tersebut. d) Ada manfaat dari ritual yang dilakukan

Beliau melihat ada dampak dari ritual yang dilakukan seperti keluarga merasa di perhatikan oleh saudara sesukunya dan merasa ada nilai kekeluargaan yang sangat kental.

e) Makna Pendampingan pastoral dalam Ritual kematian suku Sabu

Beliau melihat ada makna pendampingan pastoral yang terkandung dalam ritual itu seperti, mendampingi, memberi kekuatan dan menasehati keluarga yang berduka.

8. Wawancara dengan Ibu RWG

Hari/tanggal : Minggu, 22 April 2012 Tempat : Rumah Ibu RWG Waktu : 16.30-18.35 WITA Inti Wawancara :

a) Arti pendampingan pastoral

Pendampingan pastoral adalah proses membantu orang yang sedang mengalami persoalan sehingga persoalan tersebut dapat terselesaikan dengan baik.

b) Cara melakukan pendampingan pastoral

(10)

Tuhan dalam ibadah penghiburan sehingga keluarga yang berduka mendapat kekuatan dari kita.

c) Memakai budaya orang yang didampingi

Selama ini jika orang yang berduka adalah orang dari suku sabu yang sama dengan saya maka akan lebih mudah proses pendekatan dan dilakukan pendampingan pastoral. Selain itu jika orang yang berduka adalah orang yang kita kenal baik maka akan sangat mudah pula melakukan pendekatan karena memiliki kedekatan secara emosional.

d) Ada manfaat dari ritual yang dilakukan

Ritual adat yang dilakukan, biasanya ada dampak seperti nilai-nilai kekeluargaan dan kepedulian satu sama lain.

e) Makna Pendampingan pastoral dalam Ritual kematian suku Sabu

Makna pendampingan pastoral pastoral adalah memberi kekuatan dan penghiburan bagi keluarga yang berduka.

9. Wawancara via email dengan Bapak Pdt. YDHH Hari/tanggal : Rabu, 20 Juni 2012

Inti Wawancara :

a) Arti Pendampingan Pastoral

(11)

b) Cara melakukan pendampingan pastoral

Selama ini, beliau melakukan pendampingan pastoral bagi orang yang sedang mengalami kedukaan dengan mendatangi secara langsung dan mendoakan mereka.

c) Memakai budaya orang yang didampingi

Dalam melakukan pendampingan pastoral, beliau juga menggunakan budaya orang yang didampingi untuk membantu dalam proses pendampingan pastoral, seperti bercakap dengan bahasa daerah orang yang didampingi (misalnya Sabu atau bahasa timor).

d) Ada dampak negatif dari ritual kematian yang dilakukan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian inilah dasar tindakan pastoral dalam rambu solo’ bahwa kematian almarhum sesungguhnya membawa keluarga berada dalam tiga krisis.. sekaligus, yakni:

Ritual pebale rau kattu do made adalah salah bentuk ritual dari masyarakat Sabu diaspora yang.. dilakukan untuk menunjukkan bahwa sekalipun masyarakat Sabu diaspora telah

Dari beberapa tulisan tersebut di atas, yang pernah mengangkat tema tentang ritual Nyadiri, penulis melihat bahwa ada beberapa hal yang telah digali dan

Untuk menanggapi realitas yang sakral itu dalam kehidupan suku Dayak Ngaju mereka melaksanakan ritual Nyadiri , maka itu merupakan bentuk agama dari suku Dayak Ngaju itu

kelompok suku Dayak Ngaju tentang hal yang sakral (dunia orang mati yang sifatnya. sementara) dan tujuan dari pelaksanaan ritual

4 Di dalam ritual adat Dayak Ngaju yang paling dikenal adalah upacara Tiwah, yaitu upacara kematian.. Selain upacara

Dengan sebutan orang tidak bersalah, Gottwald ingin menyatakan bahwa bukan berarti Ayub tanpa dosa, tetapi menunjuk kepada kehidupan spiritual dan moralnya adalah baik,

persamaan dan perbedaan dari ritual A’ome dan konseling pastoral dalam terapi. penyembuhan terhadap