RITUAL KEMATIAN SUKU SABU
(KAJIAN PASTORAL TERHADAP RITUAL KEMATIAN BAGI ORANG
SABU)
TESIS
Diajukan Kepada Fakultas Teologi UKSW
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Master Sosiologi Agama
Oleh :
ELSYE YUNITA DJAMI
752010006
PROGRAM STUDI MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA
FAKULTAS TEOLOGI
i
RITUAL KEMATIAN SUKU SABU
(KAJIAN PASTORAL TERHADAP RITUAL KEMATIAN BAGI ORANG
SABU)
TESIS
Diajukan Kepada Fakultas Teologi UKSW
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Master Sosiologi Agama
Oleh :
ELSYE YUNITA DJAMI
752010006
PROGRAM STUDI MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA
FAKULTAS TEOLOGI
iii
SARIPATI
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di kota Kupang, tepatnya di wilayah Oebobo, cabang Air (Kampung Sabu). Penulis menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan data, yaitu observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Penelitian ini dilakukan terhadap orang Sabu yang dituakan (tokoh-tokoh adat) yang tinggal di Kupang, orang Sabu yang pernah melakukan ritual tersebut, pendeta dan majelis.
Pandangan seseorang tentang kematian akan berbeda dengan yang lain. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor keluarga, lingkungan, tradisi, pendidikan dan agama. Dari faktor-faktor tersebut terlihat bahwa pandangan seseorang tentang sesuatu hal tergantung pada pandangan orang lain yang ada di sekitarnya. Menurut penulis hal inilah yang membuat manusia tidak dapat hidup sendiri atau disebut sebagai makhluk sosial.
Suku Sabu mengenal dua jenis kematian, yaitu mati asin atau mati secara tidak wajar (Made Haro) dan mati manis atau mati secara wajar (Made Nata). Kedua jenis kematian tersebut akan berdeda pula ritual yang dilakukan. Setiap rangkaian ritual yang dilakukan bertujuan agar orang yang telah meninggal dapat dipersiapkan dengan baik sehingga dapat melakukan perjalanan untuk berkumpul bersama dengan para leluhur di alam gaib. Arwah orang yang meninggal akan berangkat dari pelabuhan Iki Keli, dengan menaiki perahu yang bernama Ama Piga Laga ke Yuli Haha (tanjung Sasar) dekat pulau Sumba. Oleh karena itu keluarga yang ditinggalkan harus membantu orang yang telah meninggal sehingga dapat berkumpul dengan arwah para leluhur.
Pada masyarakat Sabu yang tinggal di kota Kupang, mereka tidak secara langsung membantu orang yang berduka untuk dapat mengalami masa duka tersebut seperti dalam proses pendampingan pastoral, namun dalam setiap rangkaian ritual yang di lakukan, tergambar adanya pendampingan pastoral tidak langsung yang terjadi. Rangkaian ritual apapun yang diadakan pada saat kematian tidak mengakhiri masa berkabung. Akan tetapi dengan adanya dukungan dari orang lain dalam menyatakan dukacita akan sangat bermanfaat secara psikis dan melalui waktu berkabung benar-benar bisa menolong setiap orang yang ikut terlibat dalam ritual tersebut ketika menghadapi masa yang kritis yang akan mereka rasakan juga dalam hidup ini.
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
God will make a way
Where there seems to be no way
He works in ways we cannot see
He will make a way for me
He will be my guide
Hold me closely to His side
With love and strength for each new day
He will make a way
By a roadway in the wilderness, He'll lead me
And rivers in the desert will I see
Heaven and Earth will fade but His Word will still remain
And He will do something new today
Tesis ini kupersembahkan untuk
v
KATA PENGANTAR
Segala kemuliaan, penulis persembahkan bagi Tuhan Yesus Kristus, karena atas berkat dan
kasih sayangNya, tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Terimakasih juga penulis ucapkan
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas akhir ini yaitu:
1. Ibu Pdt. Dr. Dien Sumiyatingsih, GD.Th, MA selaku pembimbing 1. Terimakasih Ibu
atas dukungannya, semangat, dan doa yang diberikan kepada penulis selama menjadi
pembimbing 1 bagi penulis. Tuhan Memberkati ibu sekeluarga dalam tugas dan
pelayanan.
2. Bapak Pdt. Totok Wiryasaputra, Th. M selaku pembimbing 2. Terimakasih buat
dukungan dan semangat yang bapak berikan selama proses penulisan tesis ini. Tuhan
memberkati bapak sekeluarga dalam tugas dan pelayanan.
3. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Teologi Magister Sosiologi Agama. Terimakasih atas
ilmu yang sudah penulis dapat selama studi di Fakultas Teologi Magister Sosiologi
Agama. Tuhan Memberkai keluarga dan tugas serta pelayanan bapak-ibu sekalian.
4. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Teologi Magister Sosiologi Agama. Terimakasih
sudah membantu penulis untuk segala sesuatunya. Tuhan Memberkati.
5. Para informan yang telah memberikan informasi tentang penelitian yang penulis
lakukan. Terima kasih banyak buat segalanya. Kiranya Tuhan Yesus selalu
memberkat Bapak dan Ibu sekalian.
6. Buat Bapa Karel Djami dan Mama Theresia Haba. Terima Kasih sudah menjadi
vi
memberikan motivasi. Tuhan Yesus baik sudah memberikan orang tua seperti Bapa
dan Mama. Tuhan berkati Bapa dan Mama selalu.
7. Buat Ba’i Wellem yang selalu punya waktu buat cucunya. Tuhan Yesus memberkati
Ba’i terus. Buat Be’a dan Nalebe yang di surga, terimakasih banyak sudah mau jadi
Nenek yang luar biasa buat saya.
8. Buat Ade Eryn Monica S.Kom , Ade Icha, ade Boby dan ade Willy, Kakak Wina
terimakasih banyak sudah memberikan semangat.. Buat Ade Dede dan Aurel yang
terus memberikan semangat buat kakak eche.
9. Buat keluarga saya yang luar biasa, keluarga besar Guwang, keluarga besar Karwayu,
keluarga besar Senda, keluarga besar Gadalede, keluarga besar Bengu, keluarga besar
Terubara. Terimakasih banyak, sudah menemani Djami sekeluarga dalam suka duka.
Tuhan Yesus memberkati
10. Buat Alm. Kak Yeris Adu yang beberapa waktu lalu telah berpulang kerumah bapa di
surga, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah
membantu penulis dalam mencari daan mengumpulkan informan serta menjadi
tempat penulis berkeluh kesah.
11. Buat teman-teman kos Almayra Kemiri 2, ada Dindong Ratu Senam, Glori “Gelo
Doyok”, Febri sang Atlet, NezCo paling balaga, Lusi anak purwokerto, Ana, Ayu,
Fantri, Gita, Ichin, Melin juga Mbak Eri Susana, Pakde Mail, Zahra, Mas Roy, Mbak
Lis dan Azra tersayang yang telah memberikan semangat, doa, keceriaan,
kebersamaan selama saya menuntut ilmu di Salatiga. Terimakasih untuk segalanya.
Penulis,
vii
Bab II Teori Pendampingan Pastoral, Kedukaan dan Ritual Keagamaan ... 7
2.1 Pendampingan Pastoral ... 12
2.1.1 Pengertian Pendampingan Pastoral ... 12
2.1.2 Pendampingan dalam Masyarakat Tradisional ... 16
viii
3.2.2 Pemau Do Made, Meretas jalan menuju Nirwana ... 60
3.3 Pendampingan Pastoral Oleh Pejabat Gereja ... 65
Bab IV Refleksi Teologis ... 77
Bab V Penutup ... 82
5.1 Kesimpulan ... 82
5.2 Saran ... 85
Daftar Pustaka