SKRIPSI
Oleh:
MEDY TAMA PRIHARTADI
NIM C04211094
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PRODI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Jumlah Pembiayaan Mudharabah (Studi Kasus di PT. BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng Periode 2013-2015)” ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Jumlah Pembiayaan Mud}ha<rabah pada PT. BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng.
Peneliti menggunakan metodologi dengan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Penulis menganalisis seberapa besar pengaruh dana pihak ketiga dan tingkat bagi hasil terhadap pembiayaan mud}ha<rabah secara parsial. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang sudah tersedia pada Bank BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng tahun 2013 hingga 2015. Selanjutnya teknik analisis datanya menggunakan regresi linier sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) dana pihak ketiga tidak berpengaruh terhadap pembiayaan mud}ha<rabah. Hal ini dikarenakan nilai dari t-hitung dan t-tabel setelah dibandingkan, ternyata t-t-hitung = -1.825 < t-tabel = 2.0345, oleh karena itu Ho diterima. Artinya tidak ada hubungan antara dana pihak ketiga dengan pembiayaan mud}ha<rabah sebesar -0.092 atau -9.2%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen (dana pihak ketiga) tidak berpengaruh terhadap pembiayaan mud}ha<rabah. (2) Tingkat bagi hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan mud}ha<rabah. Berdasarkan nilai yang diperoleh dari t-hitung dan t-tabel setelah dibandingkan, ternyata t-hitung = 2.606 > t-tabel = 2.0345, oleh karena itu Ho ditolak. Artinya ada hubungan antara tingkat bagi hasil dengan pembiayaan mud}ha<rabah sebesar 0.171 atau 17,1%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen (tingkat bagi hasil) berpengaruh terhadap pembiayaan mud}ha<rabah.
ABSTRACT
This study entitled “The Effect of Depositor Funds and Profit Sharing Rate on The Amount of Mudharabah Financing (Case Study in PT. BRI Syariah Branch Surabaya Gubeng Period 2013-2015) is a study which aims to find out and analyze the effect of depositor funds and profit sharing rate on the amount of Mudharabah financing in PT. BRI Syariah Branch Surabaya Gubeng.
This study uses quantitative approach with associative research method which means a study that aims to find out the effect of independent variable on dependent variable. The researcher analyzes the extent of association between depositor funds and profit sharing rate on the amount of mudharabah financing partially. The data used in this research have been available in Bank BRI Syariah Branch Surabaya Gubeng. The data analysis technique used in this study is simple linear regression.
The result of this study shows that: (1) depositor funds do not affect the amount
of mudharabah financing. This is because the simple linear regression analysis shows a
negative result (-0.092 atau -9.2%), besides, in hypothesis testing the value of t-count is smaller than t-table (t-count = -1.825 < t-table = 2.0345). Therefore Ho is accepted. It means there is no relationship between depositor funds and the amount of mudharabah financing. (2) Profit sharing rate positively and significantly affect the amount of
mudharabah financing. The simple linear regression analysis shows that profit sharing
rate can predict 17,1% of the variance in the amount of mudharabah financing. Besides, based on the hypothesis testing value of count is bigger than table (count = 2.606 > t-table = 2.0345). Therefore Ho is rejected. It means there is a relationship between profit sharing rate and the amount of mudharabah financing
Therefore, it can be concluded that the amount of mudharabah financing in PT. BRI Syariah Branch Surabaya Gubeng is only affected by profit sharing rate. Yet, Bank BRI Syariah Branch Surabaya Gubeng should be more careful in allocating the funds for
mudharabah financing considering its characteristic which cannot be assured to get the
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR TRANSLITERASI ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 01
B. Rumusan Masalah ... 09
C. Tujuan Penelitian ... 09
D. Keguanaan Hasil Penelitian ... 09
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 11
a. Simpanan Giro ... 12
b. Tabungan ... 12
c. Deposito ... 13
2. Bagi Hasil (Nisbah)... 14
a. Pengertian Bagi Hasil ... 14
b. Faktor yang Mempengaruhi Bagi Hasil ... 15
1) Faktor Langsung ... 15
2) Faktor Tidak Langsung ... 16
3. Pembiayaan Mud}ha<rabah ... 17
a. Pengertian Mud}ha<rabah ... 17
b. Jenis-Jenis Mud}ha<rabah ... 20
1. Mud}ha<rabah Mutlaqah ... 20
2. Mud}ha<rabah Muqayyadah ... 21
c. Rukun dan Syarat Pembiayaan Mud}ha<rabah ... 21
d. Manfaat Mud}ha<rabah ... 21
e. Bagi Hasil dalam Pembiayaan Mud}ha<rabah ... 22
a. Revenue Sharing ... 22
b. Profit and Loss Sharing ... 22
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 23
C. Kerangka Konseptual ... 32
E. Hipotesis ... 32
1. Hipotesis Penelitian (Ha) ... 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ... 35
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 35
1. Waktu Penelitian ... 35
2. Tempat Penelitian ... 35
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 36
1. Populasi Penelitian... 36
2. Sampel Penelitian ... 36
D. Variabel Penelitian ... 37
1. Variabel Independen ... 37
2. Variabel Dependen ... 37
E. Definisi Operasional ... 38
1. Dana Pihak Ketiga ... 38
2. Tingkar Bagi Hasil (Nisbah) ... 38
3. Pembiayaan Mud}ha<rabah ... 38
F. Data dan Sumber data ... 39
1. Data ... 39
2. Sumber Data ... 39
a. Data Primer ... 39
b. Data Sekunder ... 40
1. Tinjauan Lapangan ... 40
2. Tinjauan Kepustakaan ... 40
H. Teknik Analisis Data ... 41
1. Uji Normalitas ... 41
2. Regresi Linier Sederhana ... 41
3. Pengujian Hipotesis (Uji T) ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 44
1. Sejarah PT. BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng ... 44
2. Visi dan Misi PT. BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng 44 a. Visi ... 45
b. Misi ... 45
3. Logo PT. BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng ... 45
a. Logo Perusahaan ... 45
b. Arti Logo dan Warna PT. BRI Syariah ... 46
4. Struktur Organisasi BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng ... 46
5. Produk-Produk BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng . 48 a. Dana Pihak Ketiga ... 48
b. Pembiayaaan ... 48
1. Dana Pihak Ketiga ... 49
2. Tingkat Bagi Hasil ... 52
3. Pembiayaan Mud}ha<rabah ... 54
C Analisis Data ... 56
1. Uji Normalitas ... 56
2. Regresi Linier Sederhana ... 57
3. Uji Hipotesis ... 61
BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Pembiayaaan Mud}ha<rabah pada Bank BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng ... 65
B. Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap Pembiayaan Mud}ha<rabah pada Bank BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng ... 71
BAB VI PENUTUP Kesimpulan ... 74
Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 77
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia
diiringi dengan munculnya berbagai institusi komersial yang bergerak di
bidang keuangan, salah satunya adalah bank. Dalam al-Qur’an, istilah
bank tidak disebutkan secara jelas. Namun, jika yang dimaksud adalah
sesuatu yang memiliki unsur-unsur seperti struktur, manajemen, fungsi,
hak dan kewajiban yang memiliki fungsi dan peran tertentu dalam
kegiatan perekonomian, maka semua itu disebutkan dengan jelas, seperti
zakat, shadaqah, ghanimah (rampasan perang), bai’ (jual beli), dayn
(utang dagang), ma<al (harta), dan sebagainya.1
Perkembangan bank syariah pada era reformasi di Indonesia
ditandai dengan disetujuinya Undang-Undang No. 10 Tahun 1998.
Undang-undang tersebut mengatur secara rinci landasan hukum serta
jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diterapkan oleh bank
syariah. Undang-undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank
konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi
1 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta:
diri secara total menjadi bank syariah.2 Dengan kata lain, bank umum
dapat menjalankan dua kegiatan usaha, baik secara konvensional maupun
berdasarkan prinsip syariah.
Bank syariah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan yang disebut dana pihak ketiga.3 Sumber dana tersebut dapat
diperoleh dari tiga sumber, yaitu: modal, titipan, dan investasi.4 Modal
adalah dana yang diserahkan oleh para pemilik (owner). Pada akhir
periode tahun buku, setelah dihitung keuntungan yang didapat pada tahun
tersebut, pemilik modal akan memperoleh bagian dari hasil usaha yang
biasa dikenal sebagai deviden. Dalam perbankan syariah, mekanisme
penyertaan modal pemegang saham dapat dilakukan melalui musyarakah
fi sahm asy-syarikah atau equity participation pada saham perseroan
bank. Selanjutnya, prinsip lain yang digunakan bank syariah dalam
memobilisasi dana adalah dengan menggunakan prinsip titipan. Akad
yang sesuai dengan prinsip ini adalah al-wadi’ah. Al-wadi’ah merupakan
titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya
menghendaki. Secara umum terdapat dua jenis wadi’ah, yakni wadi’ah
yad al-amanah dan wadi’ah yad adh-dhamanah. Sumber dana yang
terakhir adalah investasi. Akad yang sesuai dengan prinsip ini adalah
mud}ha<rabah. Tujuan dari mud}ha<rabah adalah kerja sama antara pemilik
dana (s}ha<hibul ma<al) dan pengelola dana (mud}ha<rib), dalam hal ini bank.
2 Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta:Gema Insani, 2001),
26.
Terdapat dua jenis mud}ha<rabah, yaitu: mud}ha<rabah mutlaqah (general
investment) dan mud}ha<rabahmuqayyadah.5
Dana-dana yang diperoleh oleh bank syariah tersebut nantinya
akan disalurkan kembali dalam bentuk pembiayaan. Salah satu bentuk
produk pembiayaan yang dikeluarkan perbankan syariah adalah
pembiayaan mud}ha<rabah dengan prinsip bagi hasil. Menurut Ismail,
pembiayaan berbasis bagi hasil adalah salah satu produk bank syariah
yang sangat membedakan dengan bank konvensional.6 Prinsip bagi hasil
(profit sharing) merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi
operasional bank Islam secara keseluruhan, sehingga pembiayaan berbasis
bagi hasil menjadi icon dari perbankan syariah, dimana setiap lembaga
keuangan syariah memiliki pembiayaan ini sebagai ciri khas.7
Berdasarkan prinsip ini, bank Islam akan berfungsi sebagai mitra, baik
dengan penabung maupun dengan pengusaha yang meminjam dana antara
mud}ha<rib dan s}ha<hibul maal diadakan akad mud}ha<rabah yang menyatakan
pembagian keuntungan masing-masing pihak.
Pembiayaan mud}ha<rabah sebagai salah satu ciri khas dari bank
syariah, idealnya lebih mendominasi dari pada pembiayaan lainnya,
namun kenyataannya ada pembiayaan lain yang lebih tinggi dibandingkan
dengan pembiayaan ini. Secara rinci dapat dilihat pada grafik pembiayaan
5Ibid, 150-151.
berdasarkan data yang diperoleh dari Bank BRI Syariah cabang Surabaya
Gubeng tahun 2013 sampai 2015 berikut ini:
Grafik 1.1
Data Pembiayaan Bank BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng Tahun 2013
Grafik 1.2
Data Pembiayaan Bank BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng Tahun 2014
20,000,000,000 40,000,000,000 60,000,000,000 80,000,000,000 100,000,000,000 120,000,000,000 140,000,000,000
Mudharabah Musyarakah Murabahah Qardh
Grafik 1.3
Data Pembiayaan Bank BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng Tahun 2015
Sumber: Bank BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng (Diolah)
Berdasarkan Grafik 1.1, 1.2 dan 1.3, meskipun jumlah pembiayaan
berbasis bagi hasil (mud}ha<rabah) mengalami peningkatan tiap bulannya,
hal ini masih belum bisa menggeser dominasi jumlah pembiayaan dengan
akad murabahah (jual beli) yang dinilai kurang mencerminkan
karakteristik bank syariah. Menurut Veithzal, masih rendahnya porsi
pembiayaan berbasis bagi hasil ini disebabkan karena pembiayaan
berbasis bagi hasil cenderung memiliki risiko lebih besar jika
hazard (sulit diidentifikasi) dan biaya transaksi yang tinggi.8 Selain itu,
menurut Muthaher, pembiayaan non-bagi hasil khususnya murabahah
merupakan bentuk pembiayaan sekunder yang seharusnya dipergunakan
sementara yakni pada awal pertumbuhan bank yang bersangkutan,
sebelum bank tersebut mampu menyalurkan pembiayaan bagi hasil, dan
atau porsi pembiayaan murabahah tersebut tidak mendominasi
pembiayaan yang dikeluarkan.9
Permasalahan tersebut menunjukkan perlunya penelitian mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pembiayaan mud}ha<rabah.
Dengan demikian, faktor-faktor yang berpengaruh dapat dimaksimalkan
untuk mendorong peningkatan jumlah pembiayaan ini. Penelitian yang
dilakukan oleh Sendi Gusnandar Arnan dan Imas Kurniawasih (2014)
yang berjudul “Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga dan Tingkat
Non-Performing Financing terhadap Pembiayaan Mud}ha<rabah pada Bank
Umum Syariah” menunjukan bahwa jumlah dana pihak ketiga dan
non-performing financing berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan
mud}ha<rabah. Secara parsial, jumlah dana pihak ketiga berpengaruh
signifikan terhadap pembiayaan mud}ha<rabah, sedangkan non-performing
financing terbukti tidak berpengaruh terhadap pembiayaan mud}ha<rabah.
Selanjutnya, penelitian oleh Eris Munandar (2009) yang berjudul
“Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio dan Return on
8 Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management: Teori, Konsep,
dan Aplikasi Panduan Praktis Untuk Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi, dan Mahasiswa, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), 120.
Asset terhadap Pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri” menunjukkan
bahwa variabel DPK, LDR dan ROA berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penyaluran pembiayaan oleh Bank Syariah Mandiri. Kemudian,
penelitian yang dilakukan oleh Isnaini Fajrin Nadia Palupi berjudul
“Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi Hasil,
Non-Performing Financing dan Modal Sendiri terhadap Volume Pembiayaan
Berbasis Bagi Hasil pada Perbankan Syariah di Indonesia (Studi Kasus
Bank Muamalat Indonesia)” menujukkan bahwa dana pihak ketiga dan
modal sendiri berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan bagi
hasil, sementara tingkat bagi hasil dan non performing financing tidak
berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan bagi hasil.
Berdasarkan permasalahan yang ada diatas dan
penelitian-penelitian terdahulu tersebut, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh
beberapa variabel dalam pembiayaan berbasis bagi hasil yakni dana pihak
ketiga dan tingkat bagi hasil. Oleh karena itu judul dari penelitian ini
adalah “Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Tingkat Bagi Hasil terhadap
Jumlah Pembiayaan Mud}ha<rabah pada Bank BRI Syariah Cabang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, rumusan rmasalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh dana pihak ketiga terhadap jumlah pembiayaan
mud}ha<rabah pada Bank BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng?
2. Bagaimana pengaruh tingkat bagi hasil terhadap jumlah pembiayaan
mud}ha<rabah pada Bank BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan diatas, penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Menganalisis pengaruh dana pihak ketiga terhadap jumlah
pembiayaan mud}ha<rabah pada Bank BRI Syariah Cabang Surabaya
Gubeng.
2. Menganalisis pengaruh tingkat bagi hasil terhadap jumlah pembiayaan
mud}ha<rabah pada Bank BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng.
D. Kegunaan Hasil Penelitian
1. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan
mengembangkan ilmu yang berkaitan dengan perbankan syariah,
Selain itu, penelitian ini juga dapat bermanfaat sebagai sumber
referensi dan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
pembiayaan berbasis bagi hasil (mud}ha<rabah) pada perbankan syariah
baik untuk penulis maupun untuk pihak-pihak yang lain.
3. Bagi Bank BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng
Dapat menjadi tolak ukur seberapa besar kinerja perusahaan
dalam meningkatkan pembiayaan mud}ha<rabah yang berbasis bagi
hasil, dan dapat menjadi acuan terhadap perusahaan agar menjadi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana pihak ketiga (simpanan) berdasarkan UU Perbankan No. 10
tahun 1998 adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank
berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito,
sertifikat deposito, tabungan, dan bentuk lainnya.1 Dana pihak ketiga
yang dihimpun dari masyarakat luas merupakan sumber dana terpenting
bagi operasional bank.
Menurut Ismail, dana pihak ketiga biasanya lebih dikenal dengan
dana masyarakat, merupakan dana yang dihimpun oleh bank yang berasal
dari masyarakat dalam arti luas, meliputi masyarakat individu, maupun
badan usaha.2 Pentingnya sumber dana dari masyarakat luas, disebabkan
sumber dana dari masyarakat luas merupakan sumber dana yang paling
utama bagi bank. Sumber dana yang disebut juga sumber dana pihak
ketiga ini disamping mudah untuk mencarinya juga tersedia banyak di
masyarakat. Kemudian persayaratan untuk mencarinya juga tidak sulit.3
1 Veithzal Rivai dkk, Bank dan Financial Institution Managemen Conventional & Syaria System,
(Jakarta : PT. Raja Grefindo Persada, 2007), 413.
2 Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori menuju Aplikasi, Edisi pertama, Cetakan pertama,
(Jakarta: Prenadamedia, 2010), 43.
3 Kasmir, Dasar-dasar Perbankan-Edisi Revisi 2014, Cetakan kedua belas, (Jakarta: Rajawali
Sumber dana yang berasal dari pihak ketiga antara lain:
a. Simpanan Giro
Simpanan giro merupakan simpanan yang diperoleh dari
masyarakat atau pihak ketiga yang sifat penarikannya adalah dapat
ditarik setiap saat dengan menggunakan cek dan bilyet giro atau
sarana perintah bayar lainnya atau pemindahbukuan.4 Menurut
Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10
november 1998 adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah
pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.5
b. Tabungan
Jenis simpanan yang dilakukan oleh pihak ketiga yang
penarikannya dilakukan menurut syarat tertentu sesuai perjanjian
antara bank dan pihak nasabah. Menurut Undang-Undang Perbankan
Nomor 10 tahun 1998, tabungan adalah simpanan yang penarikannya
hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau
alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.6
4 Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori menuju Aplikasi…, 48.
5 Kasmir, Dasar-dasar Perbankan-Edisi Revisi 2014, Cetakan keduabelas, (Jakarta: Rajawali Pers,
2014), 76.
6
c. Deposito
Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, deposito
adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada
waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan
bank.7 Jenis simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan antara bank dan
nasabah.
Menurut Mudrajat Kuncoro dan Suharjono, deposito adalah
simpanan berjangka yang dikeluarkan oleh bank yang penarikannya
hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan
jangka waktu yang telah diperjanjikan sebelumnya.8 Dana tersebut
dapat berupa mata uang rupiah ataupun valuta asing. Dari beberapa
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa deposito adalah simpanan
berjangka yang penarikannya dapat diambil sesuai dengan perjanjian
berdasarkan jangka waktu tertentu. Kegiatan penghimpunan dan
penyaluran dana merupakan fokus utama kegiatan bank syariah. Oleh
karena itu, untuk dapat menyalurkan dana secara optimal, bank harus
memiliki kemampuan dalam menghimpun dana pihak ketiga karena
DPK ini merupakan sumber utama pembiayaan bank syariah.
7 Ibid, 102.
2. Bagi Hasil (Nisbah)
a. Pengertian Bagi Hasil
Bagi hasil adalah sistem pembagian hasil usaha antara pemilik
modal (s}ha<hibul ma<al) dengan pengelola modal (mud}ha<rib) yang
bekerjasama untuk melakukan usaha. Apabila usaha tersebut
menghasilkan laba atau keuntungan maka dibagi berdua, jika
sebaliknya usaha tersebut mengalami kerugian maka kerugian
tersebut ditanggung bersama. Sistem bagi hasil menjamin adanya
keadilan dan tidak adanya yang dirugikan (dieksploitasi).
Menurut Ascarya, bagi hasil adalah sistem pembagian hasil usaha
dimana pemilik modal bekerja sama dengan pengelola modal untuk
melakukan kegiatan usaha. Apabila kegiatan usaha menghasilkan
keuntungan maka dibagi berdua dan ketika mengalami kerugian
ditanggung bersama pula.9
Menurut pendapat lain, bagi hasil adalah pendapatan dari
pembiayaan investasi al-mud}ha<rabah dan al-musya<rakah berupa bagi
hasil usaha, dari pembiayaan pengadaan barang, al-murabahah, al-
baitsaman ajil, dan al-ija<rah berupa mark up dan sewa, dari pemberian
pinjaman berupa biaya administrasi, dari penggunaan fasilitas berupa
fee.10
9Evi Natalia, “Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah dan Suku Bunga Deposito
Bank Umum terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri Periode 2009-2012”, Jurnal Administrasi Bisnis, No. 1, Vol. 9, (April,2014), 3.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bagi
hasil adalah sistem pembagian hasil usaha dimana s}ha<hibul ma<al
(pemodal) dan mud}ha<rib (pengelola) melakukan kerjasama usaha, dan
apabila mendapat keuntungan maka akan dibagi dua, apabila
mengalami kerugian akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan di awal.
b. Faktor yang Mempengaruhi Bagi Hasil
1) Faktor Langsung
Diantara faktor-faktor langsung (direct factors) yang
mempengaruhi perhitungan bagi hasil adalah investment rate,
jumlah dana yang tersedia, dan nisbah bagi hasil (profit sharing
ratio).11
a) Investment rate merupakan presentase aktual dana yang
diinvestasikan dari total dana.
b) Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan
jumlah dana dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk
diinvestasikan.
c) Investment rate dikalikan dengan jumlah dana yang tersedia
untuk diinvestasikan, akan menghasilkan jumlah dana yang
aktual yang digunakan.
11 Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, cetakan kedua puluh tiga,
d) Nisbah (Profit Sharing Ratio)
Salah satu ciri mud}ha<rabah adalah nisbah yang harus
ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian.
a) Nisbah antara satu bank dan bank lainnya dapat berbeda.
b) Nisbah juga dapat berbeda dari waktu ke waktu dalam satu
bank, misalkan deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12
bulan.
c) Nisbah juga dapat berbeda antara satu account dan account
lainnya sesuai dengan besarnya dana dan jatuh temponya.
2) Faktor Tidak Langsung
a) Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya mud}ha<rabah
Bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan
dan biaya (profit and sharing). Jika semua biaya ditanggung
bank, hal ini disebut revenue sharing.
b) Kebijakan akunting (Prinsip dan Metode akunting)
Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh
berjalannya aktifitas yang diterapkan, terutama sehubungan
3. Pembiayaan Mud}ha<rabah
a. Pengertian Mud}ha<rabah
Pembiayaan mud}ha<rabah adalah akad pembiayaan antara bank
syariah sebagai s}ha<hibul ma<al dan nasabah sebagai mud}ha<rib untuk
melaksanakan kegiatan usaha, dimana bank syariah memberikan
modal sebanyak 100% dan nasabah menjalankan usahanya. Bank
syariah memberikan pembiayaan mud}ha<rabah kepada nasabah atas
dasar kepercayaan. Bank percaya penuh kepada nasabah untuk
menjalankan usahanya. Karena dalam pembiayaan mud}ha<rabah bank
syariah tidak ikut campur dalam menjalankan proyek usaha nasabah.12
Menurut Ascarya, mud}ha<rabah adalah akad bagi hasil ketika
pemilik modal atau dana yang biasa disebut s}ha<hibul ma<al,
menyediakan modal 100% kepada pengusaha sebagai pengelola yang
biasa disebut mud}ha<rib, untuk melakukan aktivitas produktif dengan
syarat bahwa keuntungan yang dihasilkan akan dibagi antara pemilik
modal dan pengusaha menurut kesepakatan yang ditentukan
sebelumnya dalam akad.13
Menurut Abdur Rahman L. Dol, mud}ha<rabah dalam
terminologi hukum adalah suatu kontrak dimana suatu kekayaan
(property) atau persediaan (stock) tertentu (Ras Al-mal) ditawarkan
oleh pemiliknya atau pengurusnya (Rabb Al-mal) kepada pihak lain
12
. Ismail, “Perbankan Syariah”, (Jakarta: Kencana, 2011), 168.
13Evi Natalia, “Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah dan Suku Bunga Deposito
untuk membentuk suatu kemitraan (joint partnership) yang diantara
kedua belah pihak dalam kemitraan itu akan berbagi keuntungan.14
Kepercayaan merupakan unsur terpenting dalam pembiayaan
mud}ha<rabah, maka dalam bahasa inggris mud}ha<rabah disebut trust
financing. Sedangkan s}ha<bibul ma<al yang merupakan investor disebut
beneficial ownership atau sleeping partner. Sedangkan, mud}ha<rib
disebut managing trustee atau labour partner.15
Dan menurut pendapat lain, mud}ha<rabah adalah akad kerja
sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (s}ha<hibul ma<al)
menyediakan seluruhnya (100%) modal, sedangkan pihak yang
lainnya menjadi pengelola.16
Dalam hal pengelolaan nasabah berhasil mendapatkan
keuntungan, maka bank syariah akan memperoleh keuntungan dari
bagi hasil yang diterimanya. Sebaliknya jika nasabah atau mud}ha<rib
gagal atau mendapatkan kerugian dalam menjalankan usahanya, maka
seluruh kerugian akan ditanggung oleh s}ha<hibul ma<al. Mud}ha<rib tidak
menanggung kerugian atau tidak ada kewajiban untuk bertanggung
jawab atas kerugian usaha yang dijalankannya. Sebagaimana firman
Allah berikut ini:
14 Sutan Remy Syahdeini, Perbankan Islam dan kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan
Indonesia, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1999), 29. 15 Ibid, 28.
Q.S. Shaad ayat: 24
.
Artinya: “Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian
yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal yang saleh dan amat sedikitlah mereka ini". dan Daud
mengetahui bahwa, Kami mengujinya Maka ia meminta ampun
kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat”.17
Q.S. AL-Muzzammil : 20
.
Artinya: “Dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari
sebagian karunia Allah”.18
17 Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir AL-Qur’an, AL-Quran dan Terjemahnya,
Q.S. Az-Zumar : 60
.
Artinya : “Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang
yang berbuat Dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam.
Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi
orang-qorang yang menyombongkan diri”.19
Dalam hal ini, kepada orang yang membuat perjanjian tidak
diperbolehkan berbuat dzalim kepada orang lain, maka orang tersebut
dapat kita dikategorikan melanggar ‘AL Quranul karim’.
b. Jenis-jenis Mud}ha<rabah:
Dalam pelaksanaanya mud}ha<rabah dibedakan menjadi dua jenis:
1) Mud}ha<rabah Mutlaqah (Mutlak atau Tidak Terbatas)
Mud}ha<rabah mutlaqah atau mutlak adalah bentuk kerja
sama antara s}ha<hibul ma<al dan mud}ha<rib yang cakupannya sangat
luas, tidak dibatasi dengan tempat usaha, waktu, dan jenis usaha.
Dan tujuannya untuk mendatangkan keuntungan.`
19
2) Mud}ha<rabahMuqayyadah (Terbatas)
Mud}ha<rabah muqayyadah adalah bentuk kerja sama antara
shahibul maal dengan mud}ha<rib yang dibatasi dengan jenis usaha,
waktu dan tempat usaha. Dan semua ditentukan oleh s}ha<hibul
ma<al, misalkan berdagang barang-barang tertentu, dan harus
membeli dari orang tertentu.
c. Rukun dan Syarat Pembiayaan Mud}ha<rabah
1)Pihak yang melakukan akad
2)Modal yang diberikan oleh shahibul maal
3)Ijab qabul
4)Keuntungan mud}ha<rabah
5)Kegiatan usaha mud}ha<rib
d. Manfaat Mud}ha<rabah
1)Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan
usaha nasabah meningkat.20
2)Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah
pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan atau
hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami
negative spread.
3)Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow
atau arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.
4)Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha
yang benar-benar halal, aman, dan menguntungkan karena
keuntungan yang kongkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan
dibagikan.
5)Prinsip bagi hasil dalam mud}ha<rabah ini berbeda dengan prinsip
bunga tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan
(nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang
dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan krisis ekonomi.
e. Bagi Hasil dalam Pembiayaan Mud}ha<rabah
Bagi hasil dalam pembiayaan mud}ha<rabah adalah pembagian
dalam hasil usaha yang dilakukan oleh mud}ha<rib atas modal yang
diberikan oleh s}ha<hibul ma<al. Adapun perhitungan bagi hasil
pembiayaan Mud}ha<rabah di bagi 2 yaitu:
1) Revenue Sharing
Revenue Sharing adalah perhitungan yang berasal dari
nisbah bagi hasil dikalikan dengan pendapatan sebelum dikurangi
dengan biaya.
2) Profit atau Loss Sharing
Perhitungan bagi hasil jika menggunakan profit/loss
sharing adalah perhitungan bagi hasil yang berasal dari nisbah bagi
hasil dikalikan dengan laba usaha sebelum dikurangi pajak
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu adalah deskripsi ringkas tentang kajian yang
sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang diteliti dan terlihat jelas
bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan dan
duplikasi dengan penelitian yang sudah ada. Penelitian yang disajikan sebagai
bahan kajian pustaka adalah penelitian penelitian yang mempunyai kaitannya
dengan penelitian ini. Penelitian tersebut antara lain:
Penelitian yang dilakukan oleh Achmad Moestafah Putra Alkik
(2014),21 Yang berjudul “Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga dan Bagi
Hasil Deposito IB Hasanah terhadap Jumlah Nominal Deposito IB Hasanah
di PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surabaya”. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji dan menganalisis pengaruh secara parsial tingkat inflasi, suku
bunga, dan bagi hasil IB Hasanah terhadap jumlah nominal deposito IB
Hasanah PT. Bank BNI Syariah Cabang Surabaya. Analisis data
menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil yang diperoleh tingkat
inflasi, suku bunga, dan bagi hasil mempengaruhi secara parsial terhadap
jumlah nominal deposito IB Hasanah di PT. BNI Syariah Cabang Surabaya,
sedangkan bagi hasil deposito IB Hasanah tidak berpengaruh secara parsial.
21Achmad moestafah putra alkik, Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga dan Bagi Hasil Deposito
Penelitian lain yang dilakukan oleh Eris Munandar (2009)22, yang
berjudul “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, dan Return on
Asset terhadap Pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri”. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis beberapa faktor internal bank dalam
mempengaruhi besar kecilnya penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh
Bank Syariah Mandiri. Analisis data menggunakan analisa regresi linier
berganda dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) atau
metode kuadrat terkecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga variabel
yang digunakan, yakni DPK, LDR dan ROA berpengaruh positif dan
signifikan (α 0,05) terhadap penyaluran pembiayaan oleh bank syariah
mandiri.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Najahi Badruzaman (2009)23, yang
berjudul ”Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi Hasil,
Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia terhadap Pembiayaan pada Pank Syariah
di Indonesia (studi kasus pada PT Bank Syariah Mandiri)”. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh dana pihak ketiga, tingkat bagi hasil,
sertifikat wadi’ah bank Indonesia terhadap pembiayaan pada bank syariah.
Penelitian ini menggunakan metode ECM (Error Correction Model) yang
digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel bebas dan variabel terikat
baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Hasil penelitian ini
22Eris Munandar, Pengaruh dana pihak ketiga, loan to deposit ratio dan return on asset terhadap
pembiayaan pada bank syariah mandiri, (Skripsi--, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2009).
23 Najahi Badruzaman, Analisis pengaruh dana pihak ketiga, tingkat bagi hasil, sertifikat wadiah
menunjukkan bahwa untuk jangka pendek tingkat bagi hasil dan sertifikat
wadi’ah bank Indonesia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah
pembiayaan mud}ha<rabah dan mus}yarakah. Sementara untuk jangka panjang
dana pihak ketiga, tingkat bagi hasil mud}ha<rabah, sertifikat wadi’ah bank
Indonesia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah pembiayaan
mud}ha<rabah, tetapi dana pihak ketiga dan tingkat bagi hasil mus}ya<rakah
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah pembiayaan mus}ya<rakah.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Achmad Tohari (2010)24, yang
berjudul “Analisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dollar, inflasi, dan
jumlah uang beredar (M2) terhadap dana pihak ketiga serta implikasinya pada
pembiayaaan mud}ha<rabah pada perbankan syariah di Indonesia”. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh nilai tukar rupiah, inflasi dan
jumlah uang beredar (M2) terhadap dana pihak ketiga serta implikasinya pada
pembiayaan mud}ha<rabah pada perbankan syariah di Indonesia. Penelitian ini
menggunakan metode analisis jalur dengan model struktual. Hasil penelitian
ini bahwa, hasil pengujian pada substruktur I menunjukkan bahwa variabel
nilai tukar rupiah, inflasi dan jumlah uang beredar (M2) berpengaruh
signifikan terhadap dana pihak ketiga. Hasil pengujian pada substruktur II
menunjukkan bahwa variabel jumlah uang beredar dan dana pihak ketiga
(DPK) perpengaruh signifikan terhadap mud}ha<rabah.
24
Sedangkan pendapat lain yang dilakukan oleh Muhibbatul Ilmiah
(2013)25, yang berjudul “Pengaruh tingkat suku bunga, Equivalent rate bagi
hasil, inflasi dan nilai kurs terhadap simpanan mud}ha<rabah pada bank
muamalat Indonesia”. Penelitian ini bertujuan menjelaskan pengaruh tingkat
suku bunga, equivalent bagi hasil, inflasi dan nilai kurs terhadap simpanan
mud}ha<rabah di bank muamalat Indonesia. Penelitian ini menggunakan data
sekunder berupa data bulanan periode januari 2009 sampai desember 2012
dengan menggunakan alat analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tingkat suku bunga, equivalent rate bagi hasil, inflasi
dan nilai kurs secara stimultan berpengaruh signifikan terhadap simpanan
mud}ha<rabah sebesar 70,3% sedangkan sisanya (100%-70,3%= 29,7%)
dipengaruhi oleh variabel lainnya. Secara parsial, variabel suku bunga
berpengaruh negatif signifikan terhadap simpanan mud}ha<rabah, dengan
koefisien sebesar -0.127 dan nilai sig.t 0,004. Nilai kurs berpengaruh positif
signifikan terhadap simpanan mud}ha<rabah dengan koefisien sebesar 1,378
dan nilai sig.t 0,001. Sedangkan equivalent rate bagi hasil dan inflasi tidak
berpengaruh terhadap simpanan mud}ha<rabah.
Penelitian mengenai dana pihak ketiga (DPK) dan tingkat bagi hasil
bukanlah hal baru pertama kali dilakukan, akan tetapi penelitian terdahulu
sudah banyak yang melakukannya. Persamaan penelitian sekarang dengan
penelitian terdahulu adalah (Najahi badruzaman), adalah kesamaan
25
membawa variabel DPK dan tingkat bagi hasil sebagai variabel bebas.
Perbedaan pertama, terletak pada periode, periode yang digunakan oleh
peneliti yaitu 3 tahun mulai periode 2013 sampai dengan 2015 dilihat dengan
data bulanan. Sedangkan perbedaan kedua, yaitu lokasi yang diteliti oleh
peneliti sekarang di Bank BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng dan
perbedaan ketiga, terletak pada metode penelitian dengan penelitian
terdahulu yaitu (Najahi Badruzaman), adalah perbedaan menggunakan
[image:38.595.118.537.272.757.2]analisis data ECM (Error Correction Model).
Tabel 2.1
Maping Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Variabel
Penelitian
Analisis
Data Hasil
1. Achmad Moestafah Putra Alkik,
2014, UIN
Sunan Ampel Surabaya Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga dan Bagi Hasil Deposito iB Hasanah terhadap Jumlah Nominal Deposito iB Hasanah di PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surabaya
X1= Tingkat
inflasi
X2= Tingkat
suku bunga
X3= Bagi
hasil deposito iB Hasanah Y= Jumlah nominal deposito IB hasanah Regresi linier berganda
2. Eris Munandar, 2009, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit
Ratio dan
Return on Asset terhadap Pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri
X1= Dana
pihak ketiga
X2= Loan to
deposit ratio
X3= Return
on asset Y= Pembiayaan Regresi linier berganda Menunjukkan bahwa ketiga variabel yang digunakan, yakni DPK, LDR dan ROA
3. Muhibbatul Ilmiah, 2013, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Equivalent Rate Bagi Hasil, Inflasi dan Nilai Kurs terhadap Simpanan Mud}ha<rabah pada Bank Muamalat Indonesia
X1= Tingkat
Suku Bunga X2=
Equivalent Rate Bagi Hasil X3= Inflasi
X4= Nilai
Kurs Y=Simpanan Mud}ha<rabah Regresi linier berganda Menunjukkan bahwa tingkat suku bunga, equivalent rate bagi hasil, `inflasi dan nilai kurs secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap simpanan
mud}ha<rabah, yakni
sebesar 70,3% sedangkan sisanya, 29,7%,
4. Achmad Tohari, 2010, Universitas Islam Negeri Sunan Syarif Hidayatullah Jakarta Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga serta Implikasinya pada Pembiayaaan Mud}ha<rabah pada Perbankan Syariah di Indonesia
X1= Nilai
tukar X2= Inflasi
X3= Jumlah
Uang Beredar Y1= Dana
Pihak Ketiga Y2=
5. Najahi Badruzaman, 2009, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi Hasil, Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia terhadap Pembiayaan pada Bank Syariah di Indonesia (Studi Kasus pada PT Bank Syariah Mandiri)
X1= Dana
pihak ketiga X2= Tingkat
bagi hasil X3= Sertifikat
wadiah Y= Pembiayaan ECM (Error Correction Model) Menunjukkan bahwa untuk jangka pendek tingkat bagi hasil dan sertifikat wadi’ah bank Indonesia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah pembiayaan
mud}ha<rabah dan
C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah serangkaian teori yang tertuang
dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya gambaran sistematis dari
kinerja teori dalam memberikan solusi arau alternatif solusi dari
serangkaian dari masalah yang ditetapkan.
Kerangka yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari dua
variabel independen atau bebas (X) yaitu tingkat bagi hasil dan dana
pihak ketiga dan variabel dependen atau terikat (Y) yaitu pembiayaan
[image:43.595.118.509.304.622.2]mud}ha<rabah.
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Variabel X dan Variabel Y
Sumber: Data yang dikelola oleh peneliti
D. Hipotesis
Hipotesis berasal dari bahasa yunani yang mempunyai dua kata
“hupo” (sementara) dan “thesis” (pernyataan atau teori). Dalam penelitian
ini, terdapat dua jenis hipotesis yaitu: Dana Pihak
Ketiga (X1)
Pembiayaan Mud}ha<rabah (Y) Tingkat Bagi
1. Hipotesis Penelitian (Ha)
Hipotesis penelitian adalah anggapan dasar peneliti terhadap suatu
masalah yang sedang dikaji. Dalam hipotesis ini peneliti menganggap
benar hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui
pengujian hipotesis dengan menggunakan data yang diperoleh selama
melakukan penelitian.
2. Hipotesis Operasional
Hipotesis operasional adalah hipotesis yang bersifat objektif.
Artinya peneliti merumuskan hipotesis tidak semata-mata berdasarkan
anggapan dasarnya, tetapi juga berdasarkan objektifitasnya, bahwa
hipotesis penelitian yang dibuat belum tentu benar setelah diuji dengan
menggunakan data yang ada. Untuk itu peneliti memerlukan hipotesis
pembanding yang bersifat objektf dan netral atau secara teknis disebut
hipotesis nol (Ho). Adapun arti dari hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis
yang menyatakan ketidakbenaran dari suatu fenomena atau menyatakan
tidak ada hubungan antara dua variabel atau lebih. Ho digunakan untuk
memberikan keseimbangan pada hopotesis penelitian, karena peneliti
meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya hipotesis penelitian
tergantung dari bukti-bukti yang diperoleh selama melakukan
penelitian.26
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka hipotesis
yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
26 Syofian Siregar, Metode Penelitan Kuantitatif dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan
a. Dana pihak ketiga (DPK) terhadap pembiayaan mud}ha<rabah.
H0: Dana pihak ketiga (DPK) tidak berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan mud}ha<rabah.
H1: Dana pihak ketiga (DPK) berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan mud}ha<rabah.
b. Tingkat bagi hasil terhadap pembiayaan mud}ha<rabah.
H0: Tingkat bagi hasil tidak berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan mud}ha<rabah.
H1: Tingkat bagi hasil berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis dari penelitian adalah penelitian kuantitatif, yakni penelitian
yang menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan di analisis
menggunakan statistik.1 Sedangkan jenis dari penelitian ini adalah
penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.2 Dalam
penelitian ini, penulis akan menganalisis seberapa besar pengaruh dana
pihak ketiga dan tingkat bagi hasil terhadap pembiayaan mud}ha<rabah
secara parsial.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu
Waktu yang digunakan dalam mengumpulkan data dimulai
pada tanggal 23 November– 23 Desember 2015.
2. Tempat
Lokasi penelitian skripsi ini adalah PT. BRI Syariah Cabang
Surabaya Gubeng. Jl. Raya Gubeng No. 38 Surabaya.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau
objek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian.3 Menurut Sapari
Imam Asyari yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan
objek penelitian, mungkin berupa jumlah manusia, gejala-gejala,
benda-benda, pola sikap, tingkah laku dan sebagainya yang menjadi
objek penelitian.4 Jadi yang disebut populasi adalah semua kelompok
atau kumpulan kelompok yang berbentuk peristiwa yang mempunyai
karakteristik yang serupa yang menjadi pusat penelitian dan dijadikan
suatu objek penelitian. Adapun yang dijadikan populasi dalam
penelitian ini adalah data dana pihak ketiga, tingkat bagi hasil, dan
pembiayaan mud}ha<rabah yang diambil dari Bank BRI Syariah Cabang
Surabaya Gubeng tahun 2013 hingga 2015.
2. Sampel Penelitian`
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti.5
Menurut pendapat yang lain, sampel adalah himpunan bagian dari
populasi yang dipilih peneliti untuk dikaji dengan diobservasi.6
Sampel penelitian ini adalah data dana pihak ketiga, tingkat bagi
3 Dwi Priyatno, Mandiri Belajar SPSS, (Yogyakarta: MediaKom, 2008), 9.
4 Sapari Imam Asyari, Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), 69. 5 Ibid, 9.
6 Tarmudi, Sri Harini, Metode Statistika Pendekatan Teoritis dan Aplikatif, cetakan pertama,
hasil, dan pembiayaan mud}ha<rabah yang diambil dari Bank BRI
Syariah Cabang Surabaya Gubeng tahun 2013 hingga 2015.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal-hal tersebut.7 Terdapat dua macam variabel dalam penelitian
ini, yakni:
1. Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas, yaitu variabel yang
memengaruhi variabel lain dan sifatnya berdiri sendiri.8 Variabel
independen dari penelitian ini adalah dana pihak ketiga yang
dilambangkan dengan X1 dan tingkat bagi hasil yang dilambangkan
dengan X2.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat, yaitu variabel yang
dipengaruhi oleh variabel lain dan sifatnya tidak dapat berdiri sendiri.9
Variabel dependen dari penelitian ini adalah pembiayaan mud}ha<rabah
yang dilambangkan dengan Y.
7 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2009), 35. 8 Dwi Priyatno, Mandiri Belajar SPSS, (Yogyakarta: MediaKom, 2008), 9.
E. Definisi Operasional
Agar lebih memahami maksud dari judul yang diangkat oleh
peneliti dan menghindari adanya kesalahan penafsiran, maka penulis
memberikan pengertian dan penegasan agar pembahasan tidak meluas
kemana-mana dan agar terhindar dari ambiguitas. Oleh karena itu,
peneliti akan menjelaskan istilah dan pengertian yang merupakan kata
kunci dari judul yang diambil. Dalam hal ini pengertian yang perlu di
paparkan sebagai berikut:
1. Dana Pihak Ketiga
Dana yang dihimpun dari masyarakat luas yang merupakan
sumber dana terpenting bagi operasional bank. Dana pihak ketiga
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dana pihak ketiga yang
dihimpun oleh Bank BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng tahun
2013 hingga 2015 berupa tabungan dan deposito.
2. Tingkat Bagi Hasil (Nisbah)
Sistem pembagian hasil usaha antara pemilik modal (s}ha<hibul
ma<al) dengan pengelola modal (mud}ha<rib) yang bekerja sama untuk
melakukan usaha. Tingkat bagi hasil yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah presentase Tingkat Bagi Hasil Bank BRI Syariah Cabang
Surabaya Gubeng tahun 2013 hingga 2015.
3. Pembiayaan Mud}ha<rabah
A\kad pembiayaan antara bank syariah sebagai s}ha<hibul ma<al
mana bank syariah memberikan modal sebanyak 100% kepada
nasabah atas dasar kepercayaan. Pembiayaan mud}ha<rabah yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah data jumlah pembiayaan
mud}ha<rabah oleh Bank BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng tahun
2013 hingga 2015.
F. Data dan Sumber Data
1. Data
Data yaitu data berbentuk angka atau bilangan yang diolah
atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika. Dalam
penelitian ini, data yang digunakan adalah data kuantitatif yang
kemudian diolah oleh peneliti menggunkan perhitungan statistik.
2. Sumber Data
Terdapat dua jenis data berdasarkan sumbernya, yakni data
primer dan sekunder.
a. Data Primer
Data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di
lokasi penelitian atau objek penelitian.10 Dalam penelitian ini
adalah data dana pihak ketiga (tabungan dan deposito), tingkat
bagi hasil, dan pembiayaan mud}ha<rabah yang sudah tersedia di
Bank BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng tahun 2013 hingga
2015.
10 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber
kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan.11 Data
yang digunakan pada penelitian ini adalah data dana pihak ketiga
(tabungan dan deposito), tingkat bagi hasil, dan pembiayaan
mud}ha<rabah yang sudah tersedia di Bank BRI Syariah Cabang
Surabaya Gubeng tahun 2013 hingga 2015.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Tinjauan Lapangan (Field Research)
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
perbankan syariah berupa data runtun waktu (time series) dengan
skala bulanan. Data yang diambil adalah data bulanan dana pihak
ketiga, tingkat bagi hasil, dan pembiayaan mud}ha<rabah yang
diperoleh dari Bank BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng. Data
bulanan yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dari tahun 2013
sampai dengan 2015 karena alasan ketersediaan data yang dibutuhkan
untuk penelitian ini.
2. Tinjauan Kepustakaan (Library Research)
Tinjauan kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan
cara mengumpulkan bacaan-bacaan dan mepelajari literatur,
11
buku serta refrensi yang relevan dengan permasalahan yang dikaji. Hal
ini dilakukan untuk mendapat kejelasan konsep dalam upaya
menyusun teori yang berguna dalam pembahasan.
H. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, data yang telah dikumpulkan dianalisis
dengan menggunakan program SPSS versi 16. Teknik analisis data yang
digunakan adalah:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang bertujuan untuk mengetahui apakah
data dalam variabel yang akan dianalisis berdistribusi normal.12 Data
berdistribusi normal artinya data mempunyai sebaran merata sehingga
benar-benar mewakili populasi. Uji normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan uji one-sample kolmogorov-smirnov (K-S). Uji K-S
dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05). Jika nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal.
Namun jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data
berdistribusi tidak normal.
2. Regresi Linier Sederhana
Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode regresi
linier sederhana. Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh dari variabel independen (dana
12
pihak ketiga dan tingkat bagi hasil) terhadap variabel dependen
(pembiayaan mud}ha<rabah). Selain itu analisis ini juga dapat
digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen apakah positif atau negatif. Data
yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.13 Manfaat dari
analisis regresi adalah untuk membuat keputusan apakah naik dan
menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui peningkatan
variabel independen atau tidak.14 Dalam penelitian ini hasil dari
regresi linear sederhana yang dianalisa adalah persamaan regresi dan
koefisien determinasi (R2). Koefisien determinasi digunakan untuk
menghitung seberapa besar pengaruh dari variabel independen
terhadap variabel dependen. Nilai R2 adalah antara 0 sampai dengan 1.
Jika R2 = 0, maka variabel independen tidak menjelaskan sedikitpun
variasi variabel dependen. Sebaliknya, jika R2 = 1, maka persentase
sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap
variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen
yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel
dependen.15
3. Pengujian Hipotesis (Uji T)
Dalam penelitian ini uji t digunakan untuk menguji hipotesis.
Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh
13 Ibid, 66.
14
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2015),260.
15
masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. Uji ini dapat dilakukan dengan mambandingkan t-hitung dengan t-tabel. Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
a. Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya
ada pengaruh oleh variabel X dan Y.
b. Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah PT. BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng
Berawal dari akuisisi Bank Jasa Arta oleh Bank Rakyat
Indonesia tanggal 19 Desember 2007 dan kemudian diikuti dengan
perolehan izin dari Bank Indonesia untuk mengubah kegiatan usaha
Bank Jasa Arta dari bank umum konvensional menjadi bank umum
yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah pada
tanggal 16 Oktober 2008, maka lahirlah Bank Umum Syariah yang
diberi nama PT. Bank Syariah BRI yang kemudian diganti namanya
dengan BRI Syariah pada tanggal 17 November 2008 dan beroperasi
pada tanggal 1 januari 2009.
Bank BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng, saat ini
membawahi beberapa kantor cabang pembantu yaitu, KCP Ngagel,
KCP Wiyung, KCP Perak, KCP Mulyosari, KCP Pamekasan, KCP
Sampang dan KCP Sumenep.
2. Visi dan Misi PT. BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng
Visi dan misi BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng adalah
a. Visi
Visi bank BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng adalah
menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan
finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah
untuk kehidupan lebih bermakna.1
b. Misi
1) Dalam menjalankan usahanya, bank BRI Syariah memiliki
beberapa misi, antara lain:
2) Memahami keragaman individu,
3) Mengakomodasi beragam kebutuhan finansial nasabah,
4) Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika
sesuai dengan prinsip syariah,
5) Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana
kapanpun dan dimanapun,
6) Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas
hidup dan menghadirkan ketentraman pikiran.
3. Logo BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng
a. Logo Perusahaan
Setiap perusahaan perlu adanya lambang perusahaan yang
digunakan sebagai identitas perusahaan. Lambang perusahaan BRI
Syariah dapat dilihat sebagai berikut:
1 Bank, BRISyariah, mengenal lebih jauh bank BRISyariah, (Surabaya: PT. Bank BRISyariah,
Gambar 4.1
Logo PT.BRI Syariah
Sumber : PT. BRI Syariah
b. Arti logo dan Warna PT. BRI Syariah
Warna biru yang ada di logo tersebut yaitu melambangkan
kepercayaan dan kestabilan yang kokoh. Sedangkan warna putih
menunjukkan kemurnian sistem syariah yang melandasi operasional
BRI Syariah. Pancaran “Pendar Cahaya” yaitu menunjukkan
identitas brand BRI Syariah merupakan navigasi “Pelita” kebutuhan
dan keinginan nasabahnya.
4. Struktur Organisasi BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng
Didalam sebuah perusahaan perlu adanya struktur organisasi
yang bertujuan menjaga hubungan antar setiap bagian posisi dalam
menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan perusahaan.
Adapun struktur organisasi dan tugas setiap devisi yang ada di BRI
Syariah Cabang Surabaya Gubeng adalah:
a. Pimpinan Cabang, merupakan struktur tertinggi di kantor cabang
[image:57.595.120.515.304.601.2]operasional perbankan di level kantor cabang dan membawahi
keseluruhan manager, baik bisnis maupun operasional.
b. Financing Reviewer, merupakan bagian yang melakukan review
pembiayaan, yang bertanggung jawab mencermati setiap pengajuan
pembiayaan yang melebihi kewenangan limit cabang untuk
memutuskan, dan untuk diajukan ke komite kantor pusat.
c. Consumer Merketing Manager, merupakan bagian yang
bertanggung jawab atas program-program marketing sekaligus
memasarkan produk-produk consumer. Juga bertanggung jawab
terhadap SDM yang menjadi sub ordinatnya baik dari sisi bisnis
maupun administrasi.
d. Collection Manager, merupakan bagian yang bertanggung jawab
menjaga kolektifitas pembiayaan dan kesehatan pembiayaan, serta
mengatur pembiayaan-pembiayaan bermasalah atau terindikasi
memiliki potensi akan bermasalah.
e. Financing Support Supervisor, merupakan bagian yang bertanggung
jawab melakukan supervisi terhadap proses pembiayaan baik dari
aspek penilaian jaminan, aspek yuridis atau legal,
pengadministrasian dan pelaporan.
f. AFO (Area Financing Officer), merupakan bagian yang melakukan
review pembiayaan, mencermati setiap pengajuan pembiayaan
g. Account Officer, merupakan bagian yang melakukan proses
marketing untuk segmen SME dan komersial khususnya giro,
deposito dan pembiayaan. Yang bertanggung jawab mencari
nasabah yang layak sesuai kreteria peraturan bank, menilai,
mengevaluasi, mengusulkan besarnya kredit yang diberikan.
h. Petugas Sundries (Loan Operation), merupakan bagian yang
melayani transaksi operasional terkaik dengan pembiayaan dan
pemindahbukuan antara lain transaksi pencarian pembiayaan,
pembayaran angsuran atau bagi hasil debitur dan pelunasan
pembiayaan serta transaksi back office lainnya sesuai aturan dan
SLA yang ditetapkan untuk mencapai service excellent
(implementasi fungsi Service Provider).
5. Produk – Produk BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng
Produk-produk yang disediakan oleh bank BRI Syariah Cabang
Surabaya Gubeng untuk masyarakat antara lain:
a. Dana Pihak Ketiga
1) Tabungan Faedah BRISyariah iB
2) Tabungan Haji BRISyariah iB
3) Tabungan Impian BRISyariah iB
4) Giro BRISyariah iB
5) Deposito BRISyariah iB
b. Pembiayaan
2) Musyarakah BRISyariah iB
3) Mud}ha<rabah BRISyariah iB
4) Murabahah BRISyariah iB
5) Pembiayaan Mikro (KPR) BRISyariah iB
6) Pembiayaan Umrah BRISyariah iB
B. Data Hasil Penelitian
Berikut ini adalah data yang didapat berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan di Bank BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng, data-data
tersebut meliputi:
1. Dana Pihak Ketiga
Dana pihak ketiga adalah dana yang dihimpun dari masyarakat
luas. Dalam penelitian ini dana pihak ketiga yang diteliti adalah dana
pihak ketiga yang dihimpun oleh Bank BRI Syariah Cabang Surabaya
Gubeng dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 berupa tabungan
Tabel 4.1
Data Dana Pihak Ketiga Bank BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng Tahun 2013 (Juta Rupiah)
Bulan Nominal
Januari 176.292
Februari 174.018
Maret 171.701
April 170.222
Mei 166.453
Juni 163.966
Juli 163.858
Agustus 158.519
September 156.964
Oktober 150.795
November 149.865
Desember 156.859
[image:61.595.123.520.161.651.2]Sumber: PT. BRI Syariah (Diolah)
Tabel 4.2
Data Dana Pihak Ketiga Bank BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng Tahun 2014 (Juta Rupiah)
Bulan Nominal
Januari 108.219
Februari 107.597
Maret 103.548
April 101.659
Mei 99.777
Juni 99.370
Juli 98.590
Agustus 98.122
September 96.372
Oktober 93.625
November 92.772