• Tidak ada hasil yang ditemukan

(MASTER PLAN) Rencana Penguatan Sistem dan Penyediaan Layanan Klinis Terkait HIV dan AIDS di Lapas/Rutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(MASTER PLAN) Rencana Penguatan Sistem dan Penyediaan Layanan Klinis Terkait HIV dan AIDS di Lapas/Rutan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

(MASTER PLAN)

Rencana Penguatan Sistem dan

Penyediaan Layanan Klinis

Terkait HIV dan AIDS di Lapas/Rutan

2007-2010

(2)

(MASTER PLAN)

Rencana Penguatan Sistem dan

Penyediaan Layanan Klinis

Terkait HIV dan AIDS di Lapas/ Rutan

2007-2010

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR DIRJEN PEMASYARAKATAN ………... i

DAFTAR ISI ……… iii

DAFTAR NAMA TIM PENYUSUN ……… iv

RENCANA PENGUATAN SISTEM DAN PENYEDIAAN LAYANAN KLINIS TERKAIT HIV/AIDS DI LAPAS/RUTAN ... ……… 1

LATAR BELAKANG ……… 1

TUJUAN UMUM ………...……… 1

TUJUAN KHUSUS……….... 2

PENGORGANISASIAN ……… 2

DAFTAR LAPAS/RUTAN PRIORITAS………... 2

PENTAHAPAN DAN AKTIVITAS ………... 4

I. RAPID ASSESSMENT ... ... 4

II. TAHAP PERSIAPAN ... 4

III. TAHAP OPERASIONALISASI ... ... 8

IV. TAHAP MONITORING ... 11

V. TAHAP EVALUASI ... ... 11

VI. PENUTUP ... 11

DAFTAR SINGKATAN ... Lampiran 1 DAFTAR LAPAS PRIORITAS ... Lampiran 2

(7)

DAFTAR NAMA TIM PENYUSUN

(MASTER PLAN)

RENCANA PENGUATAN SISTEM DAN LAYANAN KLINIS TERKAIT HIV DAN AIDS DI LAPAS/ RUTAN

Penasehat : 1. Untung Sugiyono, Bc.IP,MM (Dirjen Pemasyarakatan) 2. Soejoto, BcIP,SH,MM (Sekretaris Ditjen Pemasyarakatan) Penanggung Jawab : 1. Sihabudin, BcIP,SH, MH (Direktur Binsustik)

2. Yen Yerus Rusalam (FHI/ASA) Tim Pelaksana :

1. Ketua : 1. dr.Hendra Salim (Kasubdit Perawatan) 2. dr. Flora Tanudjaya (FHI/ASA)

2. Sekretaris : 1. Dra. Emy Sulistyati (Kasi Identifikasi Keterg. Narkoba) 3. Anggota : 1. Muqowimul Aman, BcIP, SH (Kasubdit Kemitraan)

2. Dra. Sri Dwiyarti (Kasubdit Peng. Kes dan Makanan) 3. dr. Daniel Rasyid (Kasi Pengembangan Pel.Kes) 4. Taufiqurachman, BcIP, SH, Msi (Kasi Per. Jasmani) 5. Henri Puteranto (FHI/ASA)

6. Nasrun Hadi (FHI/ASA)

(8)

(MASTER PLAN) Rencana Penguatan Sistem dan Penyediaan Layanan Klinis Terkait HIV dan AIDS di Lapas/ Rutan 2007-2010

RENCANA

PENGUATAN SISTEM DAN PENYEDIAAN LAYANAN KLINIS

TERKAIT HIV/AIDS DI LAPAS/RUTAN

2007 – 2010

LATAR BELAKANG

Surveilans HIV, yang dilaksanakan oleh Depkes RI, tahun 2004 melaporkan prevalensi HIV sebesar 24,5% di kalangan narapidana dan tahanan di Lapas/Rutan di Provinsi DKI Jakarta, dan 10,2 % di Provinsi Bali.

Angka kematian napi/tahanan dengan latar belakang HIV/AIDS relatif tinggi, di LP Cipinang angka kematian meningkat dari 76 di tahun 2004 menjadi 159 di tahun 2005, dan di Rutan Salemba dari 58 menjadi 179. Faktor penyakit yang utama menjadi penyebab kematian di Lapas/Rutan adalah TBC dan Hepatitis C. Pada sisi lain kondisi fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan di UPT di lingkungan Direktorat Jendral Pemasyarakatan. belum sepenuhnya optimal.

Belum ada data surveilans HIV dari Lapas / Rutan di Provinsi lain. Namun, telah ada laporan-laporan rutin yang masuk ke Ditjen Pas yang menunjukan adanya kasus HIV, angka kesakitan dan angka kematian akibat HIV/AIDS di lapas/rutan. Di samping itu, melihat trend peningkatan prevalensi HIV di kelompok populasi berperilaku risiko tinggi, dapat diperkirakan HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan yang serius di lapas/rutan.

UNODC (United Nations Office on Drugs and Crime) bersama dengan WHO dan UNAIDS, dalam dokumen terakhir mereka tahun 2006 berjudul “HIV/AIDS Prevention , Care, Treatment and Support in Prison Settings – A Framework for an Effective National Response” merekomendasikan bahwa ODHA dalam lapas/rutan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang setara dengan yang bisa mereka dapatkan di luar lapas/rutan. Implementasi VCT serta perawatan dan pengobatan HIV/AIDS di dalam lapas/rutan juga direkomendasikan. Strategi Penanggulangan HIV/AIDS dan Penyalahgunaan Narkoba pada Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara di Indonesia, mencantumkan layanan klinis terkait HIV/AIDS sebagai salah satu komponen utama. Untuk dapat melaksanakan salah satu komponen utama strategi tersebut dan memenuhi rekomendasi internasional, maka Direktorat Jendral Pemasyarakatan menyusun Rencana Penguatan Sistem dan Penyediaan Layanan Klinis Terkait HIV/AIDS di Lapas / Rutan tahun 2007-2010.

TUJUAN UMUM

Narapidana / tahanan mendapatkan layanan klinis terkait HIV/AIDS yang bermutu dan berkesinambungan sesuai dengan yang mereka butuhkan di lapas/rutan.

(9)

(MASTER PLAN) Rencana Penguatan Sistem dan Penyediaan Layanan Klinis Terkait HIV dan AIDS di Lapas/ Rutan 2007-2010

TUJUAN KHUSUS

A. Bagian Perawatan di Lapas / Rutan dapat menyediakan layanan klinis terkait HIV/ AIDS yang berkualitas dan berkesinambungan

B. Bagian Perawatan di Lapas / Rutan membentuk dan melaksanakan jejaring layanan kesehatan dengan penyedia layanan di luar lapas/rutan

C. Ditjen Pemasyarakatan bersama dengan Kanwil membangun dan melaksanakan sistem kendali mutu dan bimbingan teknis di bidang layanan klinis secara regular ke bagian perawatan lapas /rutan

PENGORGANISASIAN

Penanggung Jawab : Direktur Bina Khusus Narkotik Program Koordinator : Kasubdit Perawatan, Dit Binsustik

Anggota : 1. Kasubdit Waskesman, Dit Bina Perawatan 2. Kasubdit Pelayanan Sosial, Ditbinsustik 3. Kasubdit Kemitraan, Ditbinsustik

4. Kasubdit Bimbingan Hukum, Ditbinsustik

DAFTAR LAPAS / RUTAN PRIORITAS

Penguatan sistem layanan kesehatan yang direncanakan ini, dilaksanakan di Lapas/ Rutan yang menjadi prioritas. Pemilihan prioritas berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1. Kepadatan tinggi 2. Prevalensi HIV tinggi

3. Sumber daya manusia tersedia 4. Sarana kesehatan memadai

5. Lapas lebih diprioritaskan daripada rutan (status hukum WBP sdh tetap)

Berdasarkan kriteria tersebut di atas, terpilih 34 Lapas / Rutan di 16 Provinsi sebagai berikut:

Periode 2007-2008 Sumut (2)

1. Lapas Klas I Medan 2. Lapas Binjai

Kepri (2)

1. Lapas Tanjung Pinang 2. Lapas Batam

DKI (4)

1. Rutan Pondok Bambu 2. Lapas Klas I Cipinang 3. Lapas Narkotika Cipinang 4. Rutan Salemba

(10)

(MASTER PLAN) Rencana Penguatan Sistem dan Penyediaan Layanan Klinis Terkait HIV dan AIDS di Lapas/ Rutan 2007-2010

Banten (3)

1. Lapas Klas I Tangerang 2. Lapas Pemuda Tangerang 3. Lapas Wanita Tangerang

Jawa Barat (5)

1. Lapas Banceuy Bandung 2. Lapas Paledang Bogor 3. Lapas Klas II A Bekasi 4. Lapas Narkotik Cirebon 5. Lapas Karawang

Jawa Timur (5)

1. Rutan Medaeng Surabaya 2. Lapas Narkotik Madiun 3. Lapas Narkotik Pamekasan 4. Lapas Mojokerto

5. Lapas Lowokwaru Klas I Malang

Jawa Tengah (2)

1. Lapas Klas I Semarang

2. Lapas Narkotika Besi Nusa Kambangan Periode 2008 - 2010

Riau (1)

1. Lapas Klas II A Pekanbaru

Sumsel (1)

1. Lapas Klas I Palembang

Lampung (1)

1. LP klas 1 Rajabasa

DIY (1)

1. Lapas Klas II A Wirogunan Yogya

Kalbar(1)

1. Lapas Pontianak Klas II A

Kaltim (2)

1. Lapas Tarakan 2. LP Samarinda

(11)

(MASTER PLAN) Rencana Penguatan Sistem dan Penyediaan Layanan Klinis Terkait HIV dan AIDS di Lapas/ Rutan 2007-2010

1. LP Banjarmasin

Sulawesi Selatan (2)

1. Lapas Klas I Makasar

2. Rutan Makasar (faskes & nakes,prevalensi)

Papua

1. Lapas Abepura

PENTAHAPAN DAN AKTIVITAS

I. RAPID ASSESSMENT

- Tujuan: Secara cepat mengkaji situasi dan kondisi 20 UPT Pas yang menjadi prioritas

berdasarkan besaran masalah, dalam aspek: (a) morbiditas dan mortalitas HIV/AIDS; (b). layanan kesehatan yang ada (sarana, prasarana, SDM, kegiatan yang sudah dilaksanakan)

- Instrumen pengumpulan data (kuesioner) dan petunjuk pengisiannya akan disusun dan

dikirimkan ke masing-masing UPT. Masing-masing UPT akan melaksanakan pengumpulan data. Data dikirim ke tim HIV/AIDS Ditjen Pas dengan tembusan ke Kanwil untuk dianalisa dan disimpulkan.

- Hasil kajian akan menjadi bahan untuk menetapkan jenis dan jumlah tambahan sarana,

prasarana serta SDM yang akan diadakan dan didistribusikan ke masing-masing UPT

- Hasil kajian juga akan menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan Petunjuk

Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis yang akan disusun

- Indikator: Laporan Rapid Asesmen dengan kesimpulan dan saran

II. TAHAP PERSIAPAN

A. Persiapan Sumber Daya Manusia

1. Pembentukan Tim Bintek Klinis HIV/AIDS di Ditjen Pas, Depkumham (pusat)

- Tim bertugas untuk (1) menyusun Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis. (2)

melakukan supervisi ke UPT Pas tiap 6 bulan (3) menganalisa data (pulahta) monitoring bulanan, 3 bulan, dan 6 bulanan

- Tim terdiri dari sekurang-kurangnya 5 orang, yaitu medis, paramedis, psikolog, dan

non medis.

- Tim dapat mengikutsertakan ahli di bidang VCT, Laboratorium, Diagnosa dan

Pengobatan dari Depkes/Dinkes/RS pemerintah atau swasta (termasuk LSM) dalam kegiatan-kegiatan tertentu untuk dukungan teknis yang spesialistis

- Kriteria pemilihan: bersedia bekerja, bersedia belajar, menghargai warga binaan,

menjunjung kode etik profesi (termasuk menjaga kerahasiaan / confidentiality serta hak asasi manusia)

- Ditetapkan dengan SK Dirjen Pas

(12)

(MASTER PLAN) Rencana Penguatan Sistem dan Penyediaan Layanan Klinis Terkait HIV dan AIDS di Lapas/ Rutan 2007-2010

2. Pembentukan Tim Bintek HIV/AIDS di tiap Provinsi

- Tim bertugas : (1) mensosialisasikan Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis. (2)

melakukan supervisi ke UPT Pas tiap 3 bulan

- Tim terdiri dari sekurang-kurangnya 4 orang, yaitu 2 staf kanwil dan 2 anggota pokja

lapas KPA provinsi (dari sektor kesehatan)

- Tim dapat mengikutsertakan ahli di bidang VCT, Laboratorium, Diagnosa dan

Pengobatan dari Depkes/Dinkes/RS dalam kegiatan-kegiatan tertentu untuk dukungan teknis yang spesialistis

- Kriteria pemilihan: bersedia bekerja, bersedia belajar, menghargai napi/tahanan,

menjunjung kode etik profesi (termasuk menjaga kerahasiaan / confidentiality serta hak asasi manusia)

- Ditetapkan dengan SK Kakanwil KumHam

- Indikator: Tim terbentuk ada pembagian tugas dan rencana kerja

3. Pembentukan Tim Klinis HIV/AIDS di tiap UPT

-Tim bersifat operasional, bukan kebijakan, sebagai bagian dari Tim Penanggulangan

HIV/AIDS UPT Pas

-Tim terdiri dari sekurang-kurangnya dokter, paramedis, petugas laboratorium, petugas

konseling, dan petugas manajemen kasus psikososial ( PK Bapas dan bagian Pembinaan)

-Kriteria pemilihan: bersedia bekerja, bersedia belajar, menghargai warga binaan,

menjunjung kode etik profesi (termasuk menjaga kerahasiaan / confidentiality serta hak asasi manusia)

-Tugas tim: menyediakan layanan klinis terkait HIV/AIDS sesuai Petunjuk Pelaksanaan

dan Petunjuk Teknis

-Ditetapkan dengan SK Kakanwil berdasarkan usulan Ka UPT Pas -Indikator: tim dilatih

4. Pembentukan tim Trainer Ditjen Pas

- Tim trainer yang akan dibentuk ada 3: • Tim trainer konseling VCT

• Tim trainer CST

• Tim trainer MK

- Anggota tim trainer petugas konseling VCT adalah para petugas konseling yang telah

ada di beberapa UPT, telah dilatih dan berpengalaman melaksanakan konseling VCT

- Anggota tim trainer CST adalah para dokter dan perawat yang telah ada di beberapa

UPT, telah dilatih dan berpengalaman melaksanakan CST

- Anggota tim trainer MK adalah petugas MK dari dalam maupun luar UPT yang telah

dilatih dan berpengalaman

- Pemilihan anggota tim trainer berdasarkan kriteria tersebut di atas, dilaksanakan oleh

tim Pusat

(13)

(MASTER PLAN) Rencana Penguatan Sistem dan Penyediaan Layanan Klinis Terkait HIV dan AIDS di Lapas/ Rutan 2007-2010

5. Pembekalan Tim Bintek Kanwil dan Pusat

- Kurikulum dan Modul diambil dari berbagai referensi yang ada, disusun berdasarkan

kebutuhan Tim Bintek sesuai tugas dan fungsi. Materi kurang lebih meliputi framework VCT, CST, STI, MMT, kendali mutu (QA).

- Penetapan kurikulum, modul, dan jumlah hari pembekalan melalui diskusi antara Ditjen

Pas, KPA dan ASA.

- Narasumber dari berbagai pihak yang diseleksi oleh Ditjen Pas

6. TOT untuk Tim Trainer

- Kurikulum dan Modul diambil dari berbagai referensi yang ada. - Narasumber dari berbagai pihak yang diseleksi oleh Ditjen Pas

7. Adaptasi Kurikulum dan Modul

- Tim trainer melakukan adaptasi kurikulum dan modul yang sudah ada di Depkes,

disesuaikan dengan situasi dan kondisi (muatan khusus) Lapas/Rutan

8. Pelatihan Tim Klinis UPT Pas

- Memakai Kurikulum dan Modul yang sudah ada di Depkes, diadaptasi sesuai situasi

dan kondisi (muatan khusus) Lapas/Rutan.

- Adaptasi dilaksanakan oleh Tim Bintek Pusat difasilitasi oleh ASA dan KPA

- Tenaga Pelatih dari Tim Pelatih Depkes. Mereka akan dibekali muatan khusus tentang

konteks warga binaan dan rutan/lapas.

- Pembekalan tim pelatih oleh tim bintek pusat, tim ASA, dan KPA

- Pelaksanaan oleh tim bintek pusat bekerja sama dengan Depkes (P2M, Ditlabkes, Dit

Yanmed – GF), ASA/FHI, WHO dan IHPCP.

- Peserta pelatihan akan mendapat sertifikat dari Depkes - Pelaksanaan bertahap / paralel

- Jenis pelatihan:

• Petugas konseling VCT ( 5 hari), peserta 2 per UPT

• Petugas Manajemen Kasus (5 hari), peserta 2 per UPT

• Pelatihan petugas lab tes HIV, peserta 1 per UPT

• Tim CST (dokter, perawat, petugas manajemen kasus)

Tiap tim (orang yang sama) harus mengikuti 3 pelatihan berikut ini:

- IMAI kronis (4 hari), peserta 3 per UPT - IMAI akut (4 hari), peserta 3 per UPT - IMAI paliatif (4 hari), peserta 3 per UPT

• Petugas Laboratorium (3 hari) – selektif

B. Persiapan Ruangan, Alat dan Bahan 1. Ruangan

(14)

(MASTER PLAN) Rencana Penguatan Sistem dan Penyediaan Layanan Klinis Terkait HIV dan AIDS di Lapas/ Rutan 2007-2010

Mengoptimalkan ruangan yang tersedia di UPT Lapas / Rutan, dengan pengaturan, modifikasi, perbaikan, maupun penambahan agar beberapa fungsi di bawah ini dapat terpenuhi ( 1 ruang secara fisik dapat melaksanakan 1 atau lebih fungsi. Misal: 1 ruangan dapat berfungsi sebagai ruang obat dan bahan (dalam kulkas) merangkap ruang administrasi dan penyimpanan rekam medis (dengan filing cabinet terkunci). Jika penambahan dan perbaikan ruangan, biaya diusulkan ke APBN Depkumham, GFATM, dan KPA Nasional. Fungsi-fungsi ruangan:

a. Ruang konseling untuk konseling VCT, konseling IMS, konseling lanjutan b. Ruang pemeriksaan fisik dan tindakan medis

Ruang a dan b harus lah cukup nyaman, menjamin privasi dan kerahasiaan

(confidentiality), yaitu tertutup dan kedap suara.

c. Ruang Obat dan Bahan

Dilengkapi dengan lemari/ rak penyimpan dan pengaturan suhu (dilengkapi dengan kulkas).

d. Ruang administrasi dan penyimpanan rekam medik e. Ruang Perawatan

f. Ruang tunggu

2. Memperbaharui ijin klinik Lapas/Rutan

Mengikuti mekanisme yang telah ditetapkan oleh Direktorat Bina Kesehatan, Ditjen Pemasyarakatan

3. Alat

Menggunakan alat yang sudah ada. Penambahan alat akan ditetapkan sesuai hasil asesmen di UPT prioritas. Biaya penambahan alat diusulkan ke APBN Depkumham, KPAD / Dinkes Provinsi atau KPAD/Dinkes/Pemda Kabupaten/Kota, GFATM, KPA Nasional , dan FHI/ASA

a. Pemeriksaan Fisik

Rincian lihat Petunjuk Teknis

b. Administratif dan penunjang non medis lainnya Rincian lihat Petunjuk Teknis

Waktu : Pengadaan I Februari/Maret 2007 Pengadaan II Februari / Maret 2008

4. Bahan habis pakai dan Obat

- Menggunakan mekanisme pengadaan bahan dan obat yang ada selama ini. Jenis bahan

dan obat akan dilengkapi (rincian jenis bahan-obat serta sumber pendanaan lihat Petunjuk Teknis).

- ARV untuk Profilaksis Pasca Pajanan bagi petugas akan disediakan di tiap lapas/rutan - Pengadaan harus dijamin secara periodik, berkesinambungan dan tepat waktu, supaya

tidak terjadi putus obat.

- Bahan dan obat yang diadakan harus dalam kondisi yang baik, dan masa kedaluarsanya

masih lebih dari satu tahun.

- Penyimpanan bahan dan obat harus diperhatikan sesuai persyaratan yang ditentukan

(15)

(MASTER PLAN) Rencana Penguatan Sistem dan Penyediaan Layanan Klinis Terkait HIV dan AIDS di Lapas/ Rutan 2007-2010

- Dokter UPT Lapas/Rutan bertanggung jawab memastikan permintaan, pengadaan,

penyimpanan, pemakaian, dan laporan pemakaian (siklus manajemen logistik) berjalan dengan baik dan tepat waktu secara periodik.

- Ka UPT bertanggung jawab atas pengadaan obat sesuai kebutuhan klinik UPT, yang

bersumber dari DIPA APBN, dan atau melanjutkan permintaan pengadaan obat dan bahan ke Dinkes (untuk mendukung kekurangan dari DIPA).

C. Petunjuk Pelaksana dan Petunjuk Teknis 1. Penyusunan

Tim Bintek Pusat dibantu oleh FHI/ASA, akan mengadaptasi 3 dokumen, mengacu kepada referensi nasional dan internasional. Proses akan mencakup juga review dokumen oleh dan konsultasi dengan Ditjen Pas, perwakilan dari UPT, perwakilan dari Dinas Kesehatan, perwakilan dari LSM, perwakilan dari RS, dan Depkes (Ditjen Yanmed dan Ditjen PPMPL). Ketiga dokumen tersebut adalah:

a. Petunjuk Pelakasanaan Layanan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan HIV dan AIDS di Unit Kesehatan Lapas / Rutan. Dokumen ini akan menjadi acuan umum di lingkungan Depkumham.

b. Petunjuk Teknis meliputi layanan klinis terkait HIV/AIDS di Lapas/Rutan serta pola kerja sama dan rujukan dengan Layanan di Luar UPT Lapas / Rutan. Perlindungan bagi petugas lapas / rutan dan profilaksis pasca pajanan akan menjadi salah satu komponen dalam Petunjuk Teknis. Dokumen ini akan menjadi acuan bagi

penyedia layanan kesehatan di lingkungan lapas/rutan.

2. Penetapan

Tim Bintek Pusat akan memproses agar 2 dokumen tersebut dapat ditetapkan dengan SK Dirjen Pemasyarakatan.

3. Sosialisasi

- Tim Bintek Pusat akan mensosialisasikan Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis

kepada tim bintek kanwil dan Ka UPT Pas dengan cara paparan dan diskusi pada saat pertemuan regional.

- Sosialisasi Petunjuk Teknis kepada tim klinis pada saat pelatihan – pelatihan tim klinis

III. TAHAP OPERASIONALISASI

A. Operasionalisasi / implementasi layanan di UPT

- Setelah Tim Klinis dilatih dan mendapat sosialisasi tentang 2 dokumen di atas, maka tiap

UPT akan mulai operasionalisasi layanan klinis terkait HIV/AIDS.

- Operasionalisasi / implementasi layanan harus sesuai dengan 2 dokumen di atas. - Operasionalisasi layanan terdiri dari:

• Konseling pre dan pasca test HIV, serta konseling lanjutan bagi ODHA oleh petugas konseling dari UPT bagian pembinaan yang telah dilatih dan bersertifikat dari Depkes (Ditjen Yanmed)

(16)

(MASTER PLAN) Rencana Penguatan Sistem dan Penyediaan Layanan Klinis Terkait HIV dan AIDS di Lapas/ Rutan 2007-2010

• Tes HIV secara rapid (di dalam UPT atau dirujuk) oleh petugas paramedis yang telah dilatih dan bersertifikat dari Dit Lab Kes Ditjen Yanmed Depkes

• Manajemen kasus HIV/AIDS secara psikososial oleh petugas manajemen kasus dari PK Bapas dan bagian pembinaan lapas/rutan

• Diagnosis dan terapi IMS oleh dokter dan paramedis

• Layanan Methadone Maintanance Therapy (10 UPT – lihat lampiran) / PTRM (program terapi rumatan), kegiatan dilakukan dengan memperhatikan SDM, sarana dan prasarana layanan klinik methadone. Depkumham saat ini melaksanakan di 10 UPT untuk tahun 2007.

• Perawatan dan pengobatan HIV/AIDS dengan pendekatan IMAI (Integrated Manajemen for Adult and adolescence Illnesses) basis klinik rawat jalan setara dengan primary care yang terdiri dari :

- Perawatan akut, termasuk pengobatan IO dan TB-HIV - Perawatan kronis, termasuk ARV di bawah supervisi RSUD - Perawatan paliatif, termasuk manajemen klinis rasa sakit dan fase

terminal.

- Kasus yang tidak dapat ditangani dalam setting klinik rawat jalan primary care dirujuk ke

layanan klinis tingkat lebih tinggi di luar Lapas/ Rutan yaitu RSUD setempat dan atau terdekat sesuai prosedur yang berlaku di LP/Rutan.

- Semua layanan dicatat dalam rekam medis / catatan klinis dan formulir lain (semua rekam

medis akan dibuat) sesuai prosedur. Catatan akan menjadi bahan monitoring kualitas dan kuantitias.

- Layanan dalam framework kerja sama dan mentoring dengan RSUD setempat / terdekat - Petugas wajib melaksanakan perlindungan diri terhadap risiko pajanan, yaitu

menerapkan kewaspadaan universal

- Apabila terjadi kecelakaan kerja pada petugas, Petunjuk Teknis profilaksis pasca

pajanan akan diterapkan dengan diketahui Kalapas/Karutan.

- Layanan terintegrasi ke dalam layanan kesehatan umum dan dalam program

penanggulangan HIV/AIDS di dalam Lapas / Rutan

- Berjejaring dengan layanan serta program penanggulangan HIV/AIDS di luar Lapas/Rutan

B. Operasionalisasi Bintek dan Mentoring

1. Membuat kesepakatan kerja sama lapas /rutan dengan RSUD setempat/terdekat:

- Ka Lapas membangun kesepakatan kerja sama dengan Direktur RSUD setempat /

terdekat

- Isi kesepakatan kerja sama, intinya: dokter RSUD secara rutin ke klinik lapas / rutan utk

mendampingi dan mensupervisi dokter lapas / rutan dalam perawatan dan pengobatan HIV/AIDS termasuk ARV dan rujukan ke RSUD untuk kasus-kasus tertentu(pasien dikirim atau dokter RSUD yang datang di LP/Rutan)

2. Mentoring oleh dokter ARV / petugas konseling dari RSUD setempat / terdekat Jika menghadapi kasus sulit, tim medis UPT dapat berkonsultasi ke tim trainer dan atau ke dokter ARV di RSUD setempat / terdekat

(17)

(MASTER PLAN) Rencana Penguatan Sistem dan Penyediaan Layanan Klinis Terkait HIV dan AIDS di Lapas/ Rutan 2007-2010

3. Mentoring petugas konseling dan petugas manajemen kasus

- Petugas konseling UPT mengikuti case conference rutin yang diselenggarakan oleh perhimpunan petugas konseling VCT setempat

- Petugas manajemen kasus mengikuti case conference rutin yang diselenggarakan oleh perhimpunan petugas manajemen kasus VCT setempat

4. Bintek melalui kunjungan lapangan

Tim bintek provinsi mengunjungi tiap UPT tiap 3 bulan sekali, tim pusat 6 bulan sekali, untuk melakukan observasi infrastruktur dan pelaksanaan layanan menggunakan alat bantu yang sudah disusun dan dibakukan (cek list QA)

Tim bintek akan melibatkan konselor, dokter dan perawat yang berpengalaman dalam proses bintek dan mentoring lapangan untuk meningkatkan kemampuan tim medis UPT serta meningkatkan kualitas layanan

(18)

(MASTER PLAN) Rencana Penguatan Sistem dan Penyediaan Layanan Klinis Terkait HIV dan AIDS di Lapas/ Rutan 2007-2010

IV. TAHAP MONITORING

1. Sistem data base akan dibuat computer based, on line dari tingkat LP sampai ke Ditjen Pas. Sistem data base akan menjadi bagian sistem M&E KPA Nasional. Hak milik Ditjen Pas. Bantuan teknis untuk menyusun database dari FHI/ASA

2. Pelatihan penggunaan data base Peserta latih: tenaga administrasi 3. Monitoring dengan data kuantitatif

UPT menginput data tiap bulan, sesuai indikator yang ditetapkan, meliputi proses, output, dan beberapa outcome. Data yang telah masuk akan diolah oleh tim Pusat. 5. Monitoring dengan data kualitatif

a. Teknis klinis

- Observasi oleh tim bintek saat kunjungan sesuai panduan - Audit sample CM oleh tim bintek saat kunjungan sesuai panduan - Data akan dianalisa oleh tim bintek, dan diumpan balikan ke UPT untuk perbaikan

b. Umpan balik dari Napi/tahanan

Satu LSM / lembaga independen lainnya

FGD dengan warga binaan tentang kualitas layanan kesehatan (apresiasi maupun keluhan) sesuai panduan

Dilaksanakan 2 kali selama masa implementasi

LSM pelaksana monitoring harus melaporkan ke tim bintek provinsi, dan bertanggung jawab atas isi laporan.

Tim bintek provinsi akan mengumbanbalikan ke UPT untuk perbaikan

V. TAHAP EVALUASI

A. Internal evaluasi

Oleh tim Ditjen Pas dan Kanwil. TOR dan instrumen ditentukan dan disusun kemudian

B. Eksternal evaluasi

Dilaksanakan oleh pihak ketiga yang tidak terlibat dalam perencanaan maupun pelaksanaan, yang mempunyai kompetensi evaluasi

VI. PENUTUP

Berdasarkan kreteria SDM, kepadatan tinggi tingkat hunian, prevalensi HIV, dan sarana prasarana kesehatan maka disusun rencana penguatan untuk 34 lapas / rutan ini dilaksanakan dalam 2 kurun waktu. Kurun waktu pertama, 2007-2008 untuk 20 Lapas/Rutan di 7 Provinsi dengan pendanaan dari APBN, FHI/ASA, IHPCP, GFATM dan Partnership Fund. Kurun waktu kedua, 2008-2010 melanjutkan penguatan di 20 lapas/rutan tersebut dan memulai penguatan di 14 lapas/rutan yang lain dengan pendanaan dari donor lain.

(19)
(20)

(MASTER PLAN) Rencana Penguatan Sistem dan Penyediaan Layanan Klinis Terkait HIV dan AIDS di Lapas/ Rutan 2007-2010

Lampiran 1

DAFTAR SINGKATAN

AIDS : Acquired Immunodefiency Syndrome ARV : Anti Retroviral

ASA/FHI : Aksi Stop AIDS/Family Health International HIV : Human Immunodeficiency Virus

IHPCP : Indonesia HIV/AIDS Prevention and Care Project IMS : Infeksi Menular Seksual

IMAI : Integrated Management of Adolescent and Adult Ilness ODHA : Orand Dengan HIV/AIDS

VCT : Voluntary Counseling and Testin (Tes HIV Sukarela) Lapas : Lembaga Pemasyarakatan

Rutan : Rumah Tahanan Negara WBP : Warga Binaan Pemasyarakatan WHO : World Health Organization

UNAIDS : United Nation Programme on HIV/AIDS CST : Care Support and Treatment

KPA : Komisi Penanggulangan AIDS MMT : Metahdone Maintenance Treatment STI : Sexually Transmitted Infections DEPKUMHAM : Departemen Hukum dan HAM

GFATM : The Global Fund to Fight AIDS, Tubercolosis, and Malaria Bapas : Balai Pemasyarakatan

Bintek : Pembinaan Teknis Yanmed : Pelayanan Medis

Ka. UPT : Kepala Unit Pelayanan Teknis DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

PPMPL : Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan PTRM : Program Terapi Rumatan Methadone

IO : Infeksi Opportunistic RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

UNODC : United Nations Office on Drugs and Crime QA : Quality Assurance (Kendali Mutu)

CM : Case Management

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

(21)
(22)

(MASTER PLAN) Rencana Penguatan Sistem dan Penyediaan Layanan Klinis Terkait HIV dan AIDS di Lapas/ Rutan 2007-2010

Lampiran 2

DAFTAR ALAMAT LAPAS/RUTAN

UNTUK PROGRAM PENANGGULANGAN HIV/AIDS

Provinsi No Nama Lapas

REGIONAL 1

1 Banten 1 LP klas I Tanggerang

2 LP Klas IIA Pemuda Tanggerang 3 LP Klas IIA Wanita Tanggerang 4 LP Klas IIA Anak Pria Tanggerang 5 LP Klas II Anak Wanita Tanggerang 6 LP Klas IIA Serang

2 DKI 7 LP Klas 1 Cipinang

8 Rutan Klas 1 Jakarta Pusat 9 Rutan Klas IIA Jakarta Timur 10 LP Klas IIA Narkotika Cipinang

3 Jabar 11 LP Klas IIA Soekarno Hatta

12 LP Klas IIA Tasikmalaya 13 LP Klas IIB Sukabumi 14 LP Klas IIA Narkotika Gintung 15 LP Klas IIA Bogor

16 Rutan Klas 1 Bandung 17 LP Klas IIA Bekasi 18 LP Klas IIA Karawang

19 LP Kuningan

20 LP Sukamiskin

21 LP Cianjur

22 LP Sumedang

23 LP Klas IIA Subang

4 Jateng 24 LP Besi Nusakambangan

25 LP Klas 1 Semarang 26 LP Wanita Semarang 27 LP Ambarawa 28 LP Cilacap 29 LP Purwekerto 30 Rutan Salatiga

31 Rutan Klas 1 Surakarta

5 DI Yogya 32 LP Klas IIA Yogyakarta

33 LP Klas IIB Sleman 34 Rutan Klas IIB Bantul

6 Jatim 35 LP Klas 1 Madiun

36 LP Klas IIA Narkotika Pamekasan 37 LP Klas 1 Malang

38 LP Klas IIA Banyuwangi 39 LP Klas IIA Kediri 40 Rutan Klas 1 Surabaya 41 LP Klas IIA Sidoarjo 42 LP Klas IIA Jember

43 LP Gresik

44 LP Pasuruan

(23)

(MASTER PLAN) Rencana Penguatan Sistem dan Penyediaan Layanan Klinis Terkait HIV dan AIDS di Lapas/ Rutan 2007-2010

7 Bali 46 LP Klas IIA Denpasar

47 LP Klas IIB Singaraja 48 LP Klas IIB Bangli 49 LP Klas IIB Tabanan JUMLAH 49 REGIONAL 11

8 Sumut 50 LP Klas 1 Medan

51 Rutan Klas 1 Medan 52 LP Klas IIA Anak Medan 53 LP Klas IIA Wanita Medan 54 LP Klas IIA Pematang Siantar 55 Rutan Klas IIA Labuhan Deli 56 LP Klas IIB Lubuk Pakam 57 LP Klas IIB Binjai

9 Sumbar 58 LP Klas IIA Padang

10 Kepri 59 LP Klas IIA Batam

60 LP Klas IIA Tanjung Pinang

11 Riau 61 LP Klas IIA Pekan baru

62 Cabrutan Bengkalis di Dumai 63 LP Klas IIB Tembilahan 64 LP Klas IIB Bengkalis

12 Babel 65 LP Klas IIA Pangkal Pinang

13 Jambi 66 LP Klas IIA Jambi

67 LP Klas IIB Kuala Tungkai

14 Lampung 68 LP Klas I Tanjung Karang

69 LP Klas IIA Narkotika Tanjung Karang

15 Sumsel 70 LP Klas 1 Palembang

71 Rutan Klas 1 Palembang 72 LP Klas IIA Lubuk Linggau

73 LP Klas IIA Lubuk Linggau narkotika

16 Kalbar 74 LP Klas IIA Pontianak

75 LP Klas IIB Singkawang

17 Kaltim 76 Rutan Klas IIA Samarinda

77 LP Klas IIA Samarinda 78 Rutan Klas IIA Balikpapan 79 LP Klas IIA Tarakan

18 Kalsel 80 LP Klas IIA Banjarmasin

81 LP Klas IIA Martapura 82 LP Klas IIA Narkotika Tanjung JUMLAH 33 REGIONAL III

19 Sulsel 83 Rutan Klas 1 Makasar

84 LP Klas 1 Makasar

85 LP Klas IIA Narkotika Sungguminasa

20 Sulut 86 LP Klas IIA Manado

87 LP Klas IIB Bitung 88 LP Klas IIB Tondano

21 NTT 89 LP Klas IIB Maumere

90 LP Klas IIB Kupang 91 LP Klas IIB Ende

22 NTB 92 LP Klas IIA Mataram

23 Papua 93 LP Klas IIA Abepura

94 LP Klas IIB Merauke

(24)

K P A OMISI ENANGGULANGAN IDS

Referensi

Dokumen terkait

sendiri dibuktikan dengan banyaknya bantuan yang perusahaan berikan untuk kebutuhan sekolah-sekolah yang ada didaerah lingkar tambang selama mereka beroperasi, mulai dari

Algoritma RSA adalah salah satu algoritma kunci publik yang dapat digunakan untuk sistem tanda tangan digital.. Mekanisme kerja algoritma RSA cukup sederhana dan mudah

stakeholders ( direct, indirect dan alam) mengenai seberapa jauh institusi tersebut telah memenuhi kewajiban terhadap seluruh stakeholders. 3) Pengungkapan tanggung jawab

Tak adil juga menempelkan gelar antek asing untuk Boediono, yang justru membebaskan kita dari utang Dana Moneter Internasional (IMF).” Dari dua kutipan pemberitaan di atas,

Apakah berupa signal mic atau berupa signal line (keyboard, tape deck, dll). Tombol ini akan sangat membantu untuk mengatur signal yang akan masuk ke console. Bila signal lemah,

ini terbukti dari hasil perhitungan uji paired sample t-test menghasilkan t hitung (14,457) > t tabel (2,457) pada taraf signifikan 1%, dengan ketuntasan

Esterbeg (2002) mengatakan bahwa wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi atau ide melalui Tanyajawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah