• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimalisasi IP Address pada Small Office Home Office: Sebuah studi kasus pada kantor Notaris dan PPAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Optimalisasi IP Address pada Small Office Home Office: Sebuah studi kasus pada kantor Notaris dan PPAT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Optimalisasi IP

Address

pada

Small Office Home Office

:

Sebuah studi kasus pada kantor Notaris dan PPAT

Teknologi komputer baik hardware maupun software berkembang dengan

sangat cepat. Salah satu efek positif dari perkembangan tersebut adalah konsep

Small Office Home Office (SOHO) yang sudah mulai diterapkan di banyak bidang.

Salah satu penerapan SOHO ini ada di kantor Notaris dan PPAT di daerah Yogyakarta Selatan. Kantor ini menggunakan dua unit komputer dan dua unit printer dengan spesifikasi hardware dan software yang tergolong "teknologi baru". Spesifikasi hardware komputer yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Komputer A Komputer B Processor Pentium 4 1.8GHz RAM DDR 128 MB HDD 20 GB CDROM Card LAN 10/100Mbps

Processor AMD Duron 1500MHz

RAM DDR 128 MB HDD 20 GB CDROM Card LAN 10/100Mbps Printer A Printer B HP LaserJet 1100 EPSON LX-300+

Software yang digunakan adalah Microsoft Windows XP Professional

untuk Sistem Operasi-nya dan Microsoft Office 2003 untuk aplikasi

perkantoran-nya; yang notabene merupakan software-software terkini dan sesuai dengan

spesifikasi hardware di atas.

Kedua komputer dihubungkan dengan jaringan tanpa hub, sehingga

dibutuhkan pengkabelan UTP model cross dengan protocol komunikasi

menggunakan TCP/IP. Konfigurasi jaringan yang digunakan menggunakan IP

address kelas C, yaitu 192.168.1.1 dan 192.168.1.2 dengan Subnet mask default

kelas C, yaitu 255.255.255.0.

Permasalahan muncul, ketika waktu yang digunakan oleh pemakai untuk membuka aplikasi Microsoft Word 2003 terlalu lama untuk komputer dengan spesifikasi hardware tersebut, dengan keadaan kedua komputer terhubung satu dengan yang lain. Dari pengamatan penulis, waktu yang dibutuhkan untuk

membuka aplikasi Microsoft Word 2003 berkisar antara dua sampai empat

detik. Sedangkan dalam kasus ini, waktu yang dibutuhkan berkisar dua sampai

tiga menit bahkan lebih. Ditinjau dari lama waktu yang dibutuhkan untuk membuka aplikasi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa komputer tersebut bermasalah. Masalah ini dapat disebabkan oleh tiga hal, yaitu Sistem Operasi,

software aplikasi, atau jaringannya.

Masalah tersebut sudah berusaha di atasi dengan cara pem-format-an dan

instalasi ulang Sistem Operasi beserta software-software aplikasi-nya. Ternyata dengan cara tersebut tidak berhasil mengatasi masalah yang ada. Berarti masalah tidak berada pada Sistem Operasi maupun software aplikasi-nya.

Percobaan dikembangkan lagi dengan cara me-non aktif-kan (mematikan) salah satu komputer. Percobaan ini membuat waktu yang dibutuhkan untuk

binanto Digitally signed by iwan binanto DN: cn=iwan binanto, c=ID, email=iwan@staff.usd.ac.id Reason: I am the author of this document Date: 2007.11.05 20:25:59 +07'00'

(2)

membuka aplikasi Microsoft Word 2003 berkisar antara dua sampai empat detik. Berarti percobaan ini berhasil, sehingga masalah yang ada disebabkan oleh jaringan komputer-nya.

Local Area Network (LAN).

Local Area Network merupakan kumpulan komputer dan perangkat

komunikasinya yang saling terhubung dalam daerah yang terbatas, misalnya dalam satu ruangan. Perangkat komunikasi di sini berarti LAN Card dengan media transmisinya kabel UTP.

Keterhubungan ini membutuhkan suatu aturan tertentu yang harus ditatati oleh masing-masing komputer yang ada dalam jaringan. Aturan ini disebut dengan protocol. Dalam kasus ini protocol yang digunakan adalah TCP/IP.

Layout LAN yang digunakan pada kantor Notaris dan PPAT tersebut

di atas adalah sebagai berikut:

Komputer A Komputer B

192.168.1.1 192.168.1.2 255.255.255.0 255.255.255.0

HP LaserJet EPSON LX-300+

Gambar 1. Layout LAN yang digunakan.

Model Jaringan yang digunakan pada kantor Notaris dan PPAT

tersebut adalah peer-to-peer; dimana masing-masing komputer dapat menjadi

client ataupun server pada waktu yang bersamaan. Sehingga setiap komputer

dapat men-sharing-kan sumber daya-nya masing-masing untuk diakses oleh komputer lain. Contohnya komputer B dapat mencetak dengan printer HP LaserJet yang tersambung di komputer A, demikian juga sebaliknya.

Pengkabelan.

Berdasarkan uraian di atas, Jaringan Lokal yang diterapkan

menggunakan kabel UTP yang dikonfigurasikan secara cross dengan

menggunakan connector RJ-45. RJ-45 merupakan connector yang mempunyai

delapan pin, dengan masing-masing fungsi pin yang digunakan adalah sebagai berikut:

Nomor Pin Fungsi

Pin 1 Transmit Data (+)

Pin 2 Transmit Data (-)

Pin 3 Receive Data (+)

(3)

Pin 5 --

Pin 6 Receive Data (-)

Pin 7 --

Pin 8 --

Sehingga konfigurasi kabel UTP cross adalah sebagai berikut:

Ujung A (T568B) Ujung B (T568A)

Pin 1 Putih/Orange Pin 1 Putih/Hijau

Pin 2 Orange Pin 2 Hijau

Pin 3 Putih/Hijau Pin 3 Putih/Orange

Pin 4 Biru Pin 4 Biru

Pin 5 Putih/Biru Pin 5 Putih/Biru

Pin 6 Hijau Pin 6 Orange

Pin 7 Putih/Coklat Pin 7 Putih/Coklat

Pin 8 Coklat Pin 8 Coklat

TCP/IP.

TCP bertanggung jawab terhadap pemeriksaan pengiriman data yang benar dari komputer client ke komputer server. Data dapat hilang atau rusak di tengah-tengah jaringan. TCP mempunyai fasilitas untuk mendeteksi error atau kehilangan data dan memicu pengiriman data kembali sampai data tersebut benar-benar diterima oleh komputer lawannya.

IP bertanggung jawab terhadap pergerakan paket data dari titik ke titik. IP meneruskan setiap paket data dalam bentuk 4 byte alamat tujuan, yang sering disebut dengan IP Address).

Dengan kata lain, TCP/IP adalah sekumpulan protocol yang didesain untuk melakukan fungsi-fungsi komunikasi data pada jaringan dan bertanggung jawab atas bagian-bagian tertentu dari komunikasi data. Berkat prinsip ini, tugas masing-masing protocol menjadi jelas dan sederhana. Karena

protocol yang satu tidak perlu mengetahui cara kerja protocol yang lain,

sepanjang protocol tersebut masih bisa saling mengirim dan menerima data.

Dalam kasus ini, protocol TCP/IP digunakan sebagai cara pengiriman

data dan sebagai alamat komputer yang nantinya akan saling terhubung.

IP Address (Alamat IP).

IP Address merupakan pola bilangan unik yang menandakan alamat

jaringan dan alamat node/host. Semua perangkat dalam jaringan yang

menggunakan protocol TCP/IP membutuhkan IP address yang unik.

IP Address adalah kumpulan dari empat bilangan desimal yang berasal

dari empat oktet bilangan biner. Satu oktet merupakan 8 bit, sehingga nilai yang digunakan antara 0 sampai 255. Setiap oktet dipisahkan dengan tanda titik, sehingga bentuk IP address adalah sebagai berikut:

xxxxxxxx . xxxxxxxx . xxxxxxxx . xxxxxxxx

Setiap simbol "x" dapat digantikan dengan angka 0 dan 1, misalnya sebagai berikut :

(4)

11000000 . 10101000 . 00000001 . 00000001

Notasi dengan bilangan biner seperti tersebut di atas, sangat sulit untuk dibaca dan diingat. Untuk mempermudah dalam pembacaan dan penulisan,

maka IP address ditulis sebagai empat bilangan desimal yang masing-masing

dipisahkan oleh tanda titik. Dalam contoh biner di atas, jika dituliskan ke dalam desimal menjadi :

192.168.1.1.

Dari bentuk IP address seperti di atas, nilai terbesar dari bilangan biner 8 bit adalah 255. Sedangkan IP address terdiri dari empat buah bilangan 8 bit,

maka jumlah IP yang tersedia adalah 2554 yang berarti sebanyak

4.228.250.625. Jumlah IP address sebanyak itu harus dibagikan ke seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia.

Untuk mempermudah proses pembagiannya, IP address

dikelompokkan dalam kelas-kelas yang berdasarkan network ID dan host ID.

Network ID adalah bagian dari IP address yang digunakan untuk menunjukkan

alamat jaringan komputer yang bersangkutan berada. Sedangkan host ID

adalah bagian dari IP address yang digunakan untuk menunjukkan alamat

workstation, dan semua host TCP/IP lainnya dalam jaringan. Dalam satu

jaringan, host ID harus unik.

Pengalamatan IP dibagi menjadi lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Pada kasus ini, IP address yang digunakan adalah kelas C.

IP address kelas C mempunyai network ID sepanjang 24 bit dan host

ID sepanjang 8 bit, sehingga maksimal host yang dapat dihubungkan dalam jaringan adalah 256 host. Tetapi yang dapat digunakan hanya 254 host, karena satu IP digunakan untuk alamat jaringan dan satu IP lagi untuk alamat

broadcast.

Sehingga ketika ada paket data/program yang dikirimkan dari satu komputer ke komputer yang lainnya, tidak secara langsung sampai ke tujuan. Hal ini disebabkan sistem akan memeriksa keterhubungannya dengan 254 komputer.

Subnetting.

Subnetting merupakan sebuah teknik untuk memecah host ID yang

besar menjadi host ID yang lebih kecil. Tekniknya dengan memecah host ID

asli menjadi subnet ID dan host ID, seperti gambar di bawah ini:

network ID host ID

network ID subnet ID host ID

(5)

Dengan demikian, jumlah bit yang digunakan untuk host ID menjadi lebih sedikit. Hal ini akan berpengaruh pada jumlah maksimal host yang akan dihubungkan dalam jaringan.

Secara teknis, subnetting ini akan mengubah nilai yang ada pada

subnet mask. Sehingga network ID menjadi lebih panjang sedangkan host ID

menjadi lebih pendek (dalam bit).

Hal yang pertama dilakukan ketika akan melakukan subnetting adalah

menghitung jumlah host yang akan terhubung. Jika diketahui n host, maka nilai n tersebut dikonversikan ke biner, sehingga dapat diketahui jumlah bit-nya. Kemudian jumlah bit tersebut digunakan untuk mengisi jumlah 0 pada oktet terakhir pada subnet mask-nya. Sedangkan semua nilai yang lain pada

subnet mask-nya diisi 1.

Hal kedua adalah memilih IP address yang akan digunakan. Caranya adalah dengan menghitung 2n sebagai IP address pertama yang merupakan alamat jaringan. Diakhiri dengan kelipatan dari (2n-1) yang merupakan alamat

broadcast.

Hasil dan Pembahasan.

IP address yang digunakan dalam kasus ini adalah kelas C, berarti subnet

mask-nya adalah 255.255.255.0. Jika ditulis dalam biner menjadi

11111111.11111111.11111111.00000000. Dari subnet mask ini diketahui bahwa

panjang host ID-nya adalah 8 bit, sehingga jumlah maksimal host dalam jaringan tersebut adalah 254 host. Jumlah ini merupakan jumlah yang besar, mengingat komputer yang digunakan hanya dua unit yang berarti hanya dua host.

Oleh karena itu, ketika pemakai membuka aplikasi Microsoft Word 2003 di komputer A akan mengalami kelambatan waktu dibandingkan jika tidak terhubung dengan komputer B. Demikian juga sebaliknya.

Dari landasan teori di atas, maka dapat dihasilkan suatu perhitungan untuk

mengoptimalkan IP address yang digunakan. Teknik yang digunakan adalah

subnetting.

Hal pertama yang dilakukan adalah menghitung jumlah host, dalam kasus

ini hanya dua host. Angka 2 (desimal) ini, jika direpresentasikan ke dalam biner adalah 10 dan membutuhkan 2 bit. Sehingga subnet mask-nya secara biner

menjadi 11111111.11111111.11111111.11111100. Jika ditulis secara desimal

menjadi 255.255.255.252.

Hal kedua adalah memilih IP address yang akan digunakan. Untuk itu karena host-nya hanya 2, maka perhitungannya menjadi 22 = 4 merupakan IP

address pertama. IP address pertama ini menunjukkan alamat jaringan. Sehingga

tidak digunakan untuk alamat host. IP address ini diakhiri dengan kelipatan dari 4 dikurangi satu, yaitu (8 - 1) = 7. IP address terakhir ini juga tidak digunakan

karena menunjukkan alamat broadcast. Sehingga alamat host yang dapat

digunakan dalam kasus ini hanya 5 dan 6. Ditulis dalam format IP address secara lengkap adalah 192.168.1.5 untuk komputer A dan 192.168.1.6 untuk komputer B.

Dengan masing-masing mempunyai subnet mask yang sama yaitu

(6)

Komputer A Komputer B

192.168.1.5 192.168.1.6 255.255.255.252 255.255.255.252

HP LaserJet EPSON LX-300+

Gambar 3. Layout LAN yang disempurnakan.

Setelah IP address kedua komputer tersebut di konfigurasikan seperti di atas, maka masalah yang ada sudah teratasi. Hal ini dibuktikan dengan membuka aplikasi Microsoft Word 2003 menjadi cepat, yaitu berkisar antara dua sampai

empat detik dalam keadaan komputer terhubung satu dengan yang lain.

Kesimpulan dan Saran.

Software aplikasi perkantoran Microsoft Office 2003 ternyata secara

mandiri mendukung jaringan komputer. Hal ini diamati oleh penulis ketika membuka aplikasi tersebut, dengan indikator jaringan yang ada di Windows XP selalu berkedip-kedip yang menandakan bahwa jaringan sedang aktif. Pada aplikasi versi sebelumnya, hal tersebut tidak terjadi.

Subnetting menjadi sebuah cara yang sederhana dan wajib

diimplementasikan untuk mengatasi masalah di atas.

Semoga optimalisasi IP address pada SOHO ini dapat digunakan untuk semua pihak yang membutuhkan.

Daftar Pustaka.

Berg, Glenn. 1998. MCSE Training Guide: Networking Essential, Second Edition.

New Riders Publishing. USA.

Forouzan, Behrouz A. 2000. TCP/IP Protocol Suite. McGraw-Hill Companies, Inc. USA.

Green, DC. 1991. Data Communication. Longman Group UK Limited. UK.

http://www.netspec.com, diakses tanggal 2 April 2004.

http://www.rabcomputers.com, diakses tanggal 2 April 2004.

Niall Mansfield. 2003. Practical TCP/IP: Designing, using, and troubleshooting

TCP/IP networks on Linux and Windows. Addison Wesley. UK.

Purbo, O.W. 1998. TCP/IP : Standar, Desain, dan Implementasi. PT. Elexmedia

Komputindo. Jakarta.

Tanenbaum, Andrew S. 1988. Computer Networks.Second Edition. Prentice Hall,

Referensi

Dokumen terkait

Infomedia Nusantara Medan dapat dijelaskan oleh variabel yang diuji dalam penelitian ini sedangkan sisanya 41,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diuji

[r]

Dari penggunaan teknologi yang baru khususnya untuk masyarakat Oesao maka hal yang dievaluasi adalah koefisien keseragaman (CU), debit sprinkler, cara penyiraman menggunakan

Berdasarkan kajian naskah kuno di Maluku, dapat disimpulkan dua hal penting yang berkaitan dengan perkembangan Islam di Wilayah Kerajaan Hitu pada abad 16-19

Misalnya pada Library of Congress di Amerika yang telah mengimplementasikan sistem tampilan dokumen elektronik (electronic document imaging systems) untuk kepentingan

MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN GREEN HISTORY UNTUK MENINGKATKAN GREEN BEHAVIOR SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(2) Penyelenggara Jalan dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkoordinasi dengan instansi yang bertanggung jawab di bidang sarana dan Prasarana Lalu

Pada penelitian ini, digunakan metode penemuan terbimbing sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk dapat memahami konsep dan