• Tidak ada hasil yang ditemukan

t mtk 0908124 chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "t mtk 0908124 chapter1"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu universal yang mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk dapat membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Ada dua visi pembelajaran matematika, yaitu, (1) mengarahkan pembelajaran matematika untuk pemahaman konsep-konsep yang kemudian diperlukan untuk menyelesaikan masalah dan ilmu pengetahuan lainnya, dan (2) mengarahkan ke-masa depan yang lebih luas yaitu matematika memberikan kemampuan pemecahan masalah, sistimatik, kritis, cermat, bersifat objektif dan terbuka. Kemampuan tersebut sangat diperlukan dalam menghadapi masa depan yang selalu berubah (Sumarmo, 2007 : 679).

(2)

mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Depdiknas, 2006).

Kemampuan pemahaman matematik adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Pemahaman matematik juga merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang diharapkan.

(3)

sudah dipahami. Bila ketiga hal tersebut dapat dikuasai dengan baik, maka ia dikatakan mempunyai kemampuan pemahaman matematik baik.

Skemp (Herdian, 2010) membedakan dua jenis pemahaman, yaitu; (1) pemahaman instrumental diartikan sebagai pemahaman konsep yang saling terpisah dan hanya hafal rumus dalam perhitungan sederhana. Dalam hal ini seseorang hanya memahami urutan pengerjaan atau algoritma, dan (2) pemahaman relasional termuat skema atau struktur yang dapat digunakan pada penjelasan masalah yang lebih luas dan sifat pemakaiannya lebih bermakna.

Pada aspek penalaran, bahwa materi matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Materi matematika dipahami melalui penalaran, dan penalaran dipahami dan dilatihkan melalui belajar materi matematika. Siswa dapat berfikir dan menalar suatu persoalan matematika apabila telah dapat memahami persoalan matematika tersebut. Suatu cara pandang siswa tentang persoalan matematika ikut mempengaruhi pola fikir tentang penyelesaian yang akan dilakukan.

(4)

fakta-fakta atau kejadian-kejadian khusus yang sudah diketahui menuju kepada suatu kesimpulan yang bersifat umum. Penalaran deduktif merupakan proses berpikir untuk menarik kesimpulan tentang hal khusus yang berpijak pada hal umum atau hal yang sebelumnya telah dibuktikan (diasumsikan) kebenarannya.

Wahyudin (1999 : 191-192) mengemukakan bahwa salah satu kecenderungan yang menyebabkan sejumlah siswa gagal menguasai dengan baik pokok-pokok bahasan dalam matematika yaitu siswa kurang menggunakan nalar yang logis dalam menyelesaikan soal atau persoalan matematika yang diberikan. berdasarkan hasil penelitian tersebut jelaslah bahwa kemampuan penalaran siswa sangat penting dalam menigkatkan hasil belajar matematika siswa. Selanjutnya Survey IMSTEP-JICA (2000) melaporkan bahwa kemampuan penalaran siswa dalam matematika tidak berkembang sebagaimana mestinya. Hal ini terjadi karena dalam pembelajaran matematika guru terlalu berkonsentrasi pada hal-hal yang prosedural dan mekanistik, pembelajaran terpusat pada guru, konsep matematika disampaikan secara informatif dan siswa dilatih menyelesaikan banyak soal tanpa pemahaman yang mendalam.

(5)

Rendahnya kemampuan pemahaman dan penalaran matematik siswa yang dikemukakan di atas dapat mempengaruhi kualitas belajar siswa yang pada gilirannya akan berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa di sekolah. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan penalaran matematik siswa dengan memilih suatu model pembelajaran yang tepat untuk dapat lebih menekankan keaktifan siswa pada proses belajar-mengajar berlangsung. Salah satu alternatif yang memungkinkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman dan penalaran matematik siswa adalah pendekatan pembelajaran melalui penemuan terbimbing.

Dalam metode penemuan murni, mulai dari pemilihan strategi sampai pada jalan dan hasil penemuan ditentukan oleh siswa. Metode penemuan murni ini dalam beberapa hal kurang tepat untuk siswa, karena jika setiap prinsip dalam silabi harus dipelajari dengan metode penemuan murni, kita akan kekurangan waktu dan tidak banyak materi matematika yang dapat dipelajari siswa. Kecuali itu pada umumnya siswa cenderung tergesa-gesa dalam menarik kesimpulan dan tidak semua siswa dapat menemukan sendiri. Pembelajaran matematika oleh sebagian besar siswa tidak diperoleh melalui penemuan, tetapi diperoleh melalui pemberitahuan (dengan cara ceramah/kuliah/ekspositori), bacaan, meniru, melihat, mengamati, dan semacamnya.

(6)

salah satu ciri utamanya adalah guru dapat membimbing siswa dimana perlu. Dalam metode ini siswa didorong untuk berfikir sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan guru. Sampai sejauh mana siswa dibimbing tergantung pada kemampuan dan pada materi yang sedang dipelajari.

Dengan metode ini, siswa dihadapkan kepada situasi yang membuat ia bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan, guru menganjurkan siswa membuat terkaan, intuisi, dan mencoba-coba. Sehingga dengan terkaan, intuisi, dan mencoba-coba ini diharapkan siswa tidak begitu saja menerima langsung konsep yang telah jadi yang telah disampaikan oleh guru dalam kegiatan belajar-mengajar matematika, akan tetapi siswa lebih ditekankan pada aspek mencari dan menemukan konsep-konep baru atau dapat mengembangkan konsep-konsep yang telah ada. Karena dengan metode pembelajaran penemuan terbimbing yang diterapkan ini, guru dapat membantu siswa agar mempergunakan ide, konsep dan keterampilan yang sudah mereka miliki untuk menemukan pengetahuan atau konsep baru.

(7)

kemampuan pemahaman dan penalaran matematik siswa untuk dapat menyelesaikan soal-soal matematika, karena siswa dilibatkan secara langsung dalam berpikir matematik pada saat manipulasi, eksperimen, dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi matematika yang telah diberikan oleh guru.

Pada penelitian ini, digunakan metode penemuan terbimbing sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk dapat memahami konsep dan berpikir matematik, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah serta dapat menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika untuk dapat meningkatkan kemampuan pemahaman dan penalaran matematik siswa.

(8)

pembelajaran harus menyenangkan, mudah dipahami, tidak menakutkan, dan ditunjukkan kegunaannya.Selanjutnya McDonald (Darhim, 2004) bahwa siswa Sekolah Dasar menganggap pelajaran matematika tidak mudah dan tidak diminati

siswa. Bahkan mereka mengatakan, "Jika sesuatu itu mudah, maka sesuatu itu bukan

matematika". Gambaran bahwa matematika tidak mudah untuk dipelajari, juga dikemukakan Bell (1978).

Minat terhadap matematika dalam diri seseorang merupakan modal utama

untuk menumbuhkan keinginan dan memupuk kesenangan belajar matematika. Tanpa benih minat yang baik dalam diri seseorang, akan sulit tercipta suasana belajar yang

memadai. Akibat adanya minat tersebut, diharapkan muncul kecenderungan bersikap

positif terhadap matematika. Ini menjadi penting, karenasikap positif terhadap matematika berkorelasi positif dengan prestasi belajar (Begle, 1979).

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti menganggap model pembelajaran dengan pendekatan penemuan terbimbing sangat bermanfaat bagi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dengan ini peneliti mengajukan judul proposal penelitian adalah “Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematik Siswa Sekoleh Menengah Pertama melalui Pembelajaran Penemuan Terbimbing”.

B.Rumusan Masalah

(9)

1. Apakah peningkatan kemampuan pemahaman matematik siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional? 2. Apakah peningkatan kemampuan penalaran matematik siswa yang

memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional? 3. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran matematika melalui metode

penemuan terbimbing?

C.Tujuan Penelitian

Dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menelaah apakah peningkatan kemampuan pemahaman matematik siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing lebih baik daripada siswa yang memperoleh pemebelajaran biasa. 2. Untuk menelaah apakah peningkatan penalaran matematik siswa yang

memperoleh pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa.

3. Untuk melihat sikap siswa terhadap pembelajaran matematika melalui pendekatan metode penemuan terbimbing

D.Manfaat Penelitian

(10)

a. Dapat dijadikan sebagai sebuah bentuk sumbangsih pada ilmu pengetahuan dan khusunya dalam pembelajaran matematika serta lebih mendukung teori-teori yang telah ada sehubungan dengan masalah yang diteliti.

b. Hasil penelitian ini memberi wawasan yang lebih komprehensif mengenai penggunaan model penemuan terbimbing, karena dengan penggunaan model penemuan terbimbing ini dapat meningkatkan kemampuan pemahaman dan penalaran matematik siswa.

2. Manfaat Praktis:

a. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan prestasi belajar matematika, terutama di SMP 4 Kota Ternate.

b. Sebagai acuan bagi guru dalam memilih metode pembelajaran matematika yang relevan dan efektif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

E.Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka hipotesisnya adalah:

1. Peningkatan kemampuan pemahaman matematik siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa.

(11)

F. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas yaitu pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing dan variabel terikatnya yaitu kemampuan pemahaman dan penalaran matematik siswa SMP.

G.Definisi Operasional

Untuk memperoleh kesamaan presepsi tentang istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan istilah-istilah yang digunakan, yakni: 1. Metode penemuan terbimbing adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan

dengan petunjuk dan bimbingan guru sehingga siswa akan bekerja lebih terarah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses megamati, menggolongkan, membuat dugaan, mengukur menjelaskan, menarik kesimpulan untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip.

2. Kemampuan pemahaman matematik adalah penyerapan arti dari suta materi pelajaran yang telah dipelajari.

a. Pemahaman Instrumental adalah kemampuan penguasaan konsep yang

masih saling terpisah antara satu konsep dengan konsep yang lain dan kemampuan menerapkan konsep dalam perhitungan sederhana, atau mengerjakan sesuatu secara algoritma.

b. Pemahaman relasional adalah kemampuan mengaitkan beberapa konsep

(12)

3. Penalaran Matematik adalah proses berpikir yang dilakukan dengan cara untuk menarik kesimpulan. Penalaran matematik terdiri atas:

a. Penalaran logis adalah kemampuan memberikan alasan (argumentasi)

logis yang diperlukan untuk menyelesaikan soal berdasarkan aturan inferensi.

b. Penalaran analogi adalah penarikan kesimpulan berdasarkan keserupaan

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian setelah itu guru baru menanyakan tugas mem baca atau menghapalkan puisi “Balada Nabi Nuh” karya Taufiq Ismail, mencari dan menemukan kata-kata sukar yang terdapat

Hasil analisis distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan perawat tentang program patient safety di Instalasi Rawat Inap RS Karya Bhakti Bogor diperoleh

[r]

dibuktikan dengan sebagian besar masyarakat menilai kinerja pemerintah telah baik dalam.

Menetapkan : KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA TENTANG URAIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH PADA DINAS KESEHATAN KOTA

Pada tahun yang sama, terjadi penarikan dana pihak ketiga US $ bank konvensional dalam jumlah besar sehingga mengakibatkan terapresiasinya mata uang ini terhadap nilai tukar mata

menggunakan kemampuan kognitif mereka sesuai dengan potensi yang maksimum. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

Begitu luasnya pengaruh Implementasi Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA), kualitas sumber daya manusia, penerapan standar akuntansi, internal audit dan