BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi serta mengukur seberapa besar pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap kecakapan hidup maka penelitian yang sesuai adalah dengan desain kausal. Penelitian kausal adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mencari sebab akibat, mencari hubungan atau perbedaan. Akan tetapi, karena penelitian ini juga bertujuan untuk memaparkan setiap variabel penelitiannya, maka desain deskriptif juga diperlukan. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan dua desain sekaligus yaitu desain penelitian deskriptif dan desain penelitian kausal.
Karena desain ini akan menjelaskan hubungan di antara variabel-variabel dan menentukan variabel yg berpengaruh terhadap Kecakapan Hidup, maka penelitian ini akan menggunakan regresi berganda, dengan aplikasi program SPSS 16. Pelaksanaan metode peneilitian yang dilakukan adalah survey, yaitu penelitian dilakukan pada suatu populasi besar maupun kecil dengan menganalisis data yang diperoleh dari populasi itu sendiri. Unit analisis yang dituju adalah individu, yaitu para siswa/i SMK Ariya Metta dan informasi yang didapat hanya dikumpulkan satu kali pada waktu tertentu atau disebut juga Cross-sectional. Suatu saat tertentu bukan berarti satu hari saja, melainkan dapat dilakukan beberapa hari bahkan beberapa minggu oleh karena situasi.
Tabel 3.1. Desain Penelitian Tujuan
Penelitian
Jenis dan
Metode Penelitian Unit Analisis Time Horizon
T – 1 Kausal - Survey Individu = Siswa/i Cross-sectional T – 2 Kausal - Survey Individu = Siswa /i Cross-sectional T – 3 Kausal - Survey Individu = Siswa /i Cross-sectional
Dimana :
T1 : Untuk mengetahui pengaruh dari model pembelajaran terhadap kecakapan hidup pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan Ariya Metta Tangerang.
T2 : Untuk mengetahui pengaruh dari nilai kewirausahaan terhadap kecakapan hidup pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan Ariya Metta Tangerang
T3 : Untuk mengetahui pengaruh dari model pembelajaran, nilai kewirausahaan terhadap kecakapan hidup pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan Ariya Metta Tangerang
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Dalam hal operasionalisasi variabel akan dijabarkan menjadi indikator-indikator pentingnya. Model Pembelajaran adalah total skor pernyataan siswa yang diperoleh dari pengisian instrumen model pembelajaran yang disusun dengan indikator-indikator seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.2. Operasionalisasi variabel model pembelajaran
Variabel Dimensi Indikator Skala Sumber Data
Model Pembelajaran (X1) 1. Model ceramah motivasi informasi dan pengetahuan Interval Kuesioner
2. Model tanya jawab 3. Model diskusi 4. Model demonstrasi 5. Model eksperimen mudah bosan keterampilan menjawab daya pikir aktif mendapat informasi mengekspresikan pendapat memecahkan masalah mendapatkan jawaban menarik perhatian terpusat mencari dan menemukan jawaban sendiri berpikir secara ilmiah kemampuan berpikir
6. Model latihan 7. Model resitasi 8. Model karyawisata dan kreativitas ketangkasan dan keterampilan yang tinggi menarik bosan terhadap kegiatan
motivasi aktif dan rajin memberikan tugas membuat surat lamaran melatih diri tanggungjawab memperdalam pelajaran pengalaman langsung
9.Model sosiodrama mendapatkan informasi wawasan pengalaman dunia luar memupuk bakat mengerti perasaan orang lain berbagi pendapat
Sumber : Ibrahim, R. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta:Rineka Cipta
Kecakapan Hidup adalah total skor pernyataan siswa yang diperoleh dari pengisian instrumen Kecakapan Hidup yang disusun dengan indikator-indikator seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.3 Operasionalisasi variabel kecakapan hidup
Variabel Dimensi Indikator Skala Sumber
Data Kecakapan Hidup
(Y)
1. Kecakapan personal
beriman pada Tuhan taat beribadah potensi diri
berpikir secara rasional percaya diri
menyadari kelebihan dan kekurangan dalam diri
2. Kecakapan sosial 3. Kecakapan akademik 4. Kecakapan komunikasi dengan empati bekerjasama dalam kelompok
menghargai orang lain mudah mendapatkan
informasi
mengendalikan emosi memproses materi dan
membuat keputusan mengidentifikasi masalah merumuskan masalah menarik kesimpulan
dari suatu masalah
merancang dan
melakukan penelitian
keahlian dalam bekerja mengembangkan
keterampilan
menguasai teknologi informasi dan
vokasional komunikasi
Sumber : Anwar. 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung: Alfabeta.
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Menurut Arikunto ( 2002, p107 ) sumber data dalam penelitian ini adalah dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini ada dua sumber data:
1. Sumber data primer
Yaitu sumber data langsung dari subyek penelitian yang diperoleh dari penyebaran kuesioner pada siswa.
2. Sumber data sekunder
Yaitu sumber data yang terdapat pada buku-buku yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah dokumen atau catatan yang diperoleh dari sekolah untuk mengungkapkan nilai kewirausahaan siswa.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diolah, maka teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian Lapangan/ Riset Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan secara langsung kepada objek penelitian, yaitu dengan :
• Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2007, p135). Merupakan daftar pernyataan yang diajukan pada siswa/i SMK Ariya Metta.
Dalam penelitian ini kuesioner dibuat menggunakan skala pengukuran likert, yaitu skala pengukuran yang menyatakan setuju atau ketidaksetujuan terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu. Setiap pertanyaan disusun sedemikian rupa agar bisa dijawab dalam lima tingkatan jawaban pertanyaan atau pernyatan yang diajukan. Urutan untuk skala ini menggunakan lima angka penilaian yaitu :
1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Ragu-ragu 4. Setuju 5. Sangat setuju
• Wawancara (Interview)
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan pihak guru di Sekolah Ariya Metta Tangerang dalam mengetahui keadaan yang terjadi disekolah.
2. Studi kepustakaan/ Riset kepustaaan (Library Research)
Studi yang dilakukan dengan cara mempelajari buku wajib (textbooks), buku-buku pelengkap atau referensi, majalah dan catatan kuliah yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. Dengan studi kepustakaan ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder dan landasan teori sebagai bahan untuk studi perbandingan.
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
3.5.1 Populasi
Menurut Arikunto (2002, p108) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut Sudjana (2002, p6) populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, menghitung hasil atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik
tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Jadi populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang berupa data kuantitatif dan kualitatif dari mengukur dan menghitung.
Berdasarkan pendapat diatas yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Ariya Metta Tangerang kelas 2 jurusan akuntansi dan administrasi perkantoran sebanyak 59 siswa yang tersebar dalam 2 kelas. Data jumlah siswa kelas 2 jurusan akuntansi dan administrasi perkantoran dapat dilihat di Tabel 3.5 sebagai berikut :
Tabel 3.4
Data Jumlah Siswa Kelas 2 Jurusan Akuntansi dan Administrasi Perkantoran SMK Ariya Metta Tangerang
No. Kelas Jumlah Populasi
1. 2. 2 AK 1 2 AP 1 28 31 Jumlah 59
Sumber : Data SMK Ariya Metta Tangerang
3.5.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002, p109). Sedangkan menurut Sudjana (2002, p6) sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi.
3.6 Teknik Pengolahan Sampel
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsional random sampling yaitu dari jumlah populasi ditentukan oleh jumlah sampel sebagai obyek penelitian, pengambilan sampel dilakukan secara merata (Proportionate stratified random sampling) yaitu suatu teknik yang digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional ke setiap kelas sehingga semua responden mempunyai kesempatan yang sama sebagai sampel penelitian.
Untuk mengetahui jumlah sampel yang akan digunakan peneliti menggunakan rumus Slovin yaitu:
n = N 1+ N (e)² Keterangan:
N = Ukuran Populasi
n = Jumlah sampel responden
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sample populasi 5% n = 59 1+ 59 (0,05)² n = 59 1+ (59(0,0025)) n = 59 1,15 n = 51,31 n = 52 (dibulatkan)
Jadi sample dalam penelitian ini adalah 52 siswa.
Dari ukuran sample yang telah diketahui, selanjutnya peneliti akan menentukan perwakilan dari tiap kelas, di mana populasi yang dijadikan objek penelitian tersebut dalam 2
kelas. Data perhitungan proporsi sample perwakilan tiap kelas dapat dilihat dalam Tabel 3.6 sebagai berikut:
Tabel 3.5
Perhitungan Proporsi Sampel dalam Perwakilan Tiap Kelas No. Kelas Jumlah
Populasi
Proporsi Sampel Jumlah
Sampel 1. 2. 2 AK 1 2 AK2 28 31 28 x 100% = 47,46% 59 47,46% x 52= 24,92 dibulatkan 25 31 x 100% = 52,55% 59 52,55% x 52= 27,7 dibulatkan 27 25 27 Jumlah 59 52
3.7 Uji Validitas –Reliabilitas Data 3.7.1 Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Dalam hal ini kuesioner harus dapat mengukur apa yang ingin diukur. Validitas pada umumnya dipermasalahkan berkaitan dengan hasil pengukuran psikologis atau non fisik. Berkaitan dengan karakteristik psikologis, hasil pengukuran yang
diperoleh sebenarnya diharapkan dapat menggambarkan atau memberikan skor/ nilai suatu karakteristik lain yang
menjadi perhatian utama. Macam validitas umumnya digolongkan dalam tiga kategori besar, yaitu validitas isi (content validity), validitas berdasarkan kriteria (criterion-related validity) dan validitas konstruk. Pada penelitian ini akan dibahas hal menyangkut validitas untuk menguji apakah pertanyaan-pertanyaan itu telah mengukur aspek yang sama. Untuk itu dipergunakanlah
validitas konstruk.
Uji validitas dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang telah dibuat kepada minimal 30 orang responden. Lalu menguji validitasnya dengan menggunakan SPSS. Jika ada pertanyaan dalam kuesioner tersebut yang ternyata tidak valid maka pertanyaan atau pun pernyataan tersebut diubah sedemikian rupa dan diuji kembali hingga kuesioner tersebut menjadi valid. Jika alat ukur telah dinyatakan valid, selanjutnya reliabilitas alat ukur tersebut diuji. Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel/ item dengan skor total variabel. Cara mengukur validitas konstruk yaitu dengan mencari korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi product moment, sebagai berikut :
dimana r : koefisien korelasi product moment X : skor tiap pertanyaan/ item
Y : skor total
Setelah semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total diperoleh, nilai-nilai tersebut dibandingkan dengan nilai-nilai kritik. Selanjutnya, jika nilai-nilai koefisien korelasi product moment dari suatu pertanyaan tersebut berada diatas nilai tabel kritik, maka pertanyaan tersebut signifikan.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Untuk masalah gejala sosial hal ini menjadi sedikit rumit karena mengukur sesuatu yang sulit untuk diukur, dan umumnya terdapat kesalahan pengukuran (measurement error) yang harus diperhitungkan dalam penelitian. Makin kecil kesalahan pengukuran, makin reliabel alat pengukur. Untuk penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Cronbach. Teknik Cronbach adalah salah satu teknik dalam mengukur reliabilitas yang seringkali digunakan, teknik Cronbach digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 0-1, tetapi merupakan rentangan beberapa nilai, misalnya 0-10, atau 0-100 atau pun bentuk skala 1-3,1-5 atau 1-7 dan seterusnya, hal ini sesuai dengan kuesioner yang digunakan yaitu menggunakan skala Likert 1-5. Perhitungan reliabilitas ini pun penulis menggunakan aplikasi SPSS.
Untuk Uji Reliabilitas (Uma Sekaran : 2003) dikemukakan sebagai berikut :
• Cronbach’s Alpha < 0.6 : Reliabilitas dianggap buruk,
• Cronbach’s Alpha 0.6-0.79 : Reliabilitas diterima,
• Cronbach’s Alpha 0.8 : Reliabilitas baik
Sedangkan untuk uji validitas dengan membandingkan antara R Tabel dengan R Hitung dimana untuk responden sebanyak 30 dengan taraf signifikan 95% maka didapat R Tabel adalah 0.361. Menggunakan SPPS dan perbandingan dengan tabel nilai-nilai r Product moment dengan taraf signifikan 95% dan jumlah responden 30 orang.
3.8 Metode Analisis Data
Pada prinsipnya metode analisis data yang digunakan untuk mengolah data dengan menggunakan metode statistik yang dapat untuk mencari kesimpulan. Menurut sifat, data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :
1) Data kualitatif : data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar. 2) Data kuantitatif : data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang
diangkakan.
Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan dua macam metode analisis data, yaitu :
1) Analisis kualitatif : data mengenai objek penelitian yang merupakan data kualitatif dianalisis berdasarkan perbandingan antar teori dari literature dengan pernyataan yang penulis dapatkan selama penelitian.
2) Analisis kuantitatif : analisis data dengan menggunakan rumus-rumus statistik. Dalam penelitian ini digunakan analisis data sebagai berikut:
3.8.1 Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif digunakan untuk mencari ukuran dispersi (penyebaran) seperti standard deviasi, dan varians. Semakin besar standard deviasi menunjukkan data semakin bervariasi. Ukuran penyebaran mengukur penyimpangan nila-nilai data di sekitar nilai rata-ratanya. Deviasi menunjukkan berapa banyak suatu nilai berbeda dari rata-rata hitungnya.
Untuk mengukur tanggapan responden yang diperoleh dari pernyataan-pernyataan yang tercantum dalam kuesioner, maka setiap jawaban diberi skor.
Adapun skor jawabannya adalah sebagai berikut : Tabel 3.6 Alternatif Jawaban Responden
Alternatif Jawaban Skor
Setuju (S) 4
Ragu-Ragu (R) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Sugiono 2008 (p132-133)
Untuk menghadapi bilangan pecahan dalam mengintreprestasikan hasil jawaban responden, maka dapat digunakan skala numerik linier dengan cara mencari rentang skalanya terlebih dahulu seperti rumus berikut :
RS = m-n b Dimana :
m = angka tertinggi dalam pengukuran (5) n = angka terendah dalam pengukuran (1) b = banyaknya kelas yang terbentuk
Dengan rumus diatas, maka rentang skala dapat dihitung sebagai berikut : RS = 5-1
5 RS = 0.80
Hasil Nilai Rata-rata dikelompokkan sebagai berikut: Tabel 3.7 Pengelompokkan Kelas
Nilai Rata-Rata Jawaban
0.99 – 1.79 1.80 – 2.60 2.61 – 3.41 3.42 – 4.22
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
Ragu-ragu Setuju
4.23 – 5.03 Sangat setuju
Tabel Pengelompokkan kelas ini akan menjadi acuan bagi peneliti dalam mencari jawaban responden masuk dalam nilai rata-rata berapa.
3.8.2 Uji Asumsi Klasik
3.8.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dua model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal.
Untuk menguji normalitas data salah satu cara yang digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2001,p74 ).
Uji normalitas dapat juga menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dan Shapiro-Wilk ( SPSS 16.0). Diantaranya adalah sampel yang akan dipakai untuk analisis haruslah berasal dari populasi yang berdistribusi normal dengan tingkat signifikan α = 5% (0,05), jika signifikan < 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal. Sebaliknya jika signifikan > 0,05 maka distribusi data dapat dikatakan normal.
3.8.3 Transformasi Data Ordinal Menjadi Data Interval
Transformasi Data adalah suatu proses dalam merubah bentuk data. Misalnya merubah data numerik menjadi data kategorik atau merubah dari beberapa variabel yang sudah ada dibuat satu variabel komposit yang baru. Beberapa perintah SPSS yang sering digunakan adalah RECODE dan COMPUTE.
Data ini memiliki nama (atribut), juga memiliki peringkat atau urutan. Angka yang diberikan mengandung tingkatan. Ia digunakan untuk mengurutkan objek dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi, atau sebaliknya. Ukuran ini tidak memberikan nilai absolut terhadap objek, tetapi hanya memberikan peringkat saja. Jika kita memiliki sebuah set objek yang dinomori, dari 1 sampai n, misalnya peringkat 1, 2, 3, 4, 5 dan seterusnya, bila dinyatakan dalam skala, maka jarak antara data yang satu dengan lainnya tidak sama. Ia akan memiliki urutan mulai dari yang paling tinggi sampai paling rendah. Atau paling baik sampai ke yang paling buruk. Misalnya dalam skala Likert ,mulai dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju sampai sangat tidak setuju. Atau jawaban pertanyaan tentang kecenderungan masyarakat untuk menghadiri rapat umum pemilihan kepala daerah, mulai dari tidak pernah absen menghadiri, dengan kode 5, kadang-kadang saja menghadiri, dengan kode 4, kurang menghadiri, dengan kode 3, tidak pernah menghadiri, dengan kode 2 sampai tidak ingin menghadiri sama sekali, dengan kode 1. Dari hasil pengukuran dengan menggunakan skala ordinal ini akan diperoleh data ordinal. Alat analisis (uji hipotesis asosiatif) statistik nonparametrik yang lazim digunakan untuk data ordinal adalah Spearman Rank Correlation dan Kendall Tau.
• Data Interval
Pemberian angka kepada set dari objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain, yakni jarak yang sama pada pengukuran dinamakan data interval. Data ini memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau sifat objek yang diukur. Akan tetapi ukuran interval tidak memberikan jumlah absolut dari objek yang diukur. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan skala interval dinamakan data interval. Dari hasil pengukuran dengan menggunakan skala interval ini akan diperoleh data interval. Alat analisis (uji hipotesis asosiatif) statistik parametrik yang lazim digunakan untuk data
interval ini adalah Pearson Korelasi Product Moment, Partial Correlation, Multiple Correlation, Partial Regression, dan Multiple Regression.
Menuruti Al-Rasyid, menaikkan data dari skala ordinal menjadi skala interval dinamakan transformasi data. Transformasi data itu dilakukan diantaranya adalah dengan menggunakan Metode Suksesive Interval (MSI). Tujuan dari dilakukannya transformasi data adalah untuk menaikkan data dari skala pengukuran ordinal menjadi skala dengan pengukuran interval yang lazim digunakan bagi kepentingan analisis statistik parametrik. Transformasi data ordinal menjadi interval itu, selain merupakan suatu kelaziman, juga untuk mengubah data agar memiliki sebaran normal. Artinya, setelah dilakukan transformasi data dari ordinal menjadi interval, penggunaan model dalam suatu penelitian tidak perlu melakukan uji normalitas. Karena salah satu syarat penggunaan statistik parametrik, selain data harus memiliki skala interval (dan ratio), data juga harus memiliki distribusi (sebaran) normal. Dengan dilakukannya transformasi data, diharapkan data ordinal sudah menjadi data interval dan memiliki sebaran normal yang langsung bisa dilakukan analisis dengan statistik parametrik. Berbeda dengan ststistik nonparametrik, ia hanya digunakan untuk mengukur distribusi.
3.8.4 Perhitungan Nilai Koefisien Korelasi dan Regresi
3.8.4.1 Korelasi Ganda
Penelitian ini menggunakan korelasi ganda (multiple correlation) merupakan angka menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel secara bersama-sama atau lebih dengan variabel yang lain. Korelasi ganda merupakan hubungan secara bersama-sama antara variabel X1 ( model pembelajaran) dengan X2 (nilai kewirausahaan) dengan Y (kecakapan hidup).
Rumus korelasi ganda dua variabel ditunjukkan pada rumus berikut : Ryx1x2 = r2 yx1 + r2 yx2 – 2 (ryx1) (ryx2) (rx1x2)
1 – r2 x1x2 Dimana :
Ryx1x2 : Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y
Ryx1 : Korelasi Product Momen antara X1 dengan Y Ryx2 : Korelasi Product Momen antara X2 dengan Y Rx1x2 : Korelasi Product Momen antara X1 dan X2 dengan Y
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada table dibawah ini :
Tabel 3.8 Intreprestasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat Sumber : Sugiono (2005, p216)
Pengujian signifikansi terhadap koefisien korelasi ganda dapat menggunakan rumus berikut:
R : R² / K
(1- R²) /(n – k -1) Dimana :
R² = Koefisien determinasi K = Jumlah variabel independen
n = Jumlah sampel
Nilai F- hitung > t-tabel, berarti Ho ditolak, Ha diterima
3.8.3.2 Regresi Ganda
Analisa regresi ganda dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua. Analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor preditor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). (Sugiono, 2005, p250).
Analisis regresi yang dipergunakan menggunakan persamaan : Y1= a0 + a1X1 + a2X2
Dimana:
a0 = Konstanta
a1 = Koefisien perubah bebas antara X1 terhadap Y a2 = Koefisien perubah bebas antara X2 terhadap Y
1) Uji Koefisien Regresi (Uji-F)
Uji-F diperuntukkan guna melakukan uji hipotesis koefisien regresi secara bersamaan (Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y secara bersama-sama). Secara umum hipotesisnya dituliskan sebagai berikut:
¾ Ho : β1 = β2 =0 artinya model pembelajaran,nilai kewirausahaan secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kecakapan hidup siswa.
¾ H1: β1 = β2=0 artinya model pembelajaran,nilai kewirausahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kecakapan hidup siswa.
¾ Jika nilai Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak sehingga model pembelajaran,nilai kewirausahaan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kecakapan hidup siswa. ¾ Jika nilai Fhitung < Ftabel maka H0 diterima sehingga model pembelajaran,nilai
kewirausahaan secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kecakapan hidup siswa.
2) Uji Regresi Secara Bersama-sama (Uji –t)
Setelah melakukan uji keofisien regresi secara keseluruhan, maka langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara individu, dengan menggunakan uji-t. Adapun hipotesis dalam uji ini adalah sebagai berikut:
¾ Ho : β1=0, i = X1, X2 artinya model pembelajaran, nilai kewirausahaan secara parsial (sendiri-sendiri) tidak berpengaruh terhadap kecakapan hidup siswa.
¾ H1: β1 =0, i = X1, X2 artinya model pembelajaran, nilai kewirausahaan secara parsial (sendiri-sendiri) berpengaruh terhadap kecakapan hidup siswa.
Dasar pengambilan keputusan :
3) Jika nilai Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak sehingga model pembelajaran,nilai kewirausahaan secara parsial (sendiri-sendiri) berpengaruh terhadap kecakapan hidup siswa.
4) Jika nilai Fhitung < Ftabel maka H0 diterima sehingga model pembelajaran,nilai kewirausahaan secara parsial (sendiri-sendiri) tidak berpengaruh terhadap kecakapan hidup siswa.
Rancangan Uji Hipotesis menggunakan tingkat kepercayaan 95%, dimana tingkat presisi (α) = 5% = 0,05.
Dasar pengambilan keputusan :
(1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
(2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
3.10 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian
Hasil penelitian tentang ” Analisis Pengaruh Model Pembelajaran, Nilai Kewirausahaan Terhadap Kecakapan Hidup (Studi Kasus Pada Sekolah Menengah Kejuruan Ariya Metta Tangerang)” , diharapkan dapat menjadi masukan bagi sekolah dalam menerapkan strategi model pembelajaran dan nilai kewirausahaan. Dapat dilihat dari T1 untuk mengetahui pengaruh dari model pembelajaran terhadap kecakapan hidup pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan Ariya Metta Tangerang. T2 untuk mengetahui pengaruh dari nilai kewirausahaan terhadap kecakapan hidup pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan Ariya Metta Tangerang. T3 untuk mengetahui pengaruh dari model pembelajaran dan nilai kewirausahaan terhadap kecakapan hidup pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan Ariya Metta Tangerang.