I. Pengawasan Pengendalian Mutu
Bagian ini membahas pengawasan dan pengendalian mutu proyek rehabilitasi jaringan irigasi di Kabupaten Bandung. Analisis difokuskan pada latar belakang proyek, data administrasi, maksud dan tujuan, sumber dana, serta kelembagaan yang terlibat.
1.1 Latar Belakang Proyek
Proyek ini dilatarbelakangi oleh upaya pemerintah Kabupaten Bandung dalam meningkatkan ketahanan pangan dan produksi pertanian, khususnya padi. Kondisi jaringan irigasi yang banyak mengalami kerusakan mendorong perlunya rehabilitasi dan pembangunan secara bertahap. Peran konsultan pengawas sangat penting untuk memastikan kualitas fisik pekerjaan sesuai desain yang telah ditetapkan dan menjamin mutu hasil pembangunan melalui pengawasan profesional dan berkualitas.
1.2 Data Administrasi Proyek
Data administrasi proyek mencakup detail 16 paket pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi di berbagai lokasi di Kabupaten Bandung. Setiap paket melibatkan kontraktor berbeda dengan rincian nilai kontrak, nomor kontrak, sumber dana (APBD Kabupaten Bandung), dan jangka waktu pelaksanaan (45 hari kalender). Data ini menunjukkan skala proyek yang cukup besar dan melibatkan banyak pihak.
1.3 Maksud dan Tujuan Pekerjaan
Maksud dari pengawasan adalah untuk mengendalikan pelaksanaan konstruksi secara efisien dan efektif. Tujuan utamanya adalah untuk menghasilkan pembangunan jaringan irigasi dengan kualitas yang baik, sesuai dengan desain dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan. Hal ini memastikan tercapainya tujuan utama proyek, yaitu peningkatan produksi pertanian.
1.4 Sumber Dana
Sumber dana proyek berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bandung tahun anggaran 2018. Ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan infrastruktur pertanian dan ketahanan pangan.
1.5 Kelembagaan Pelaksanaan Proyek
Pelaksanaan proyek melibatkan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bandung sebagai pengguna jasa dan PT. KHUSNA MULTHIWIGUNA MANDIRI sebagai penyedia jasa konsultan pengawas. Kolaborasi antara kedua lembaga ini sangat penting untuk memastikan kelancaran dan keberhasilan proyek.
II. Pelaksanaan Pekerjaan
Bagian ini menjelaskan detail pelaksanaan pekerjaan pengawasan, meliputi materi bekal pengetahuan, kelengkapan sarana lapangan, dan pengendalian mutu. Analisis berfokus pada berbagai aspek teknis pekerjaan konstruksi.
2.1 Materi Bekal Pengetahuan Pengawasan Lapangan
Materi bekal pengetahuan pengawasan lapangan mencakup materi penunjang (keselamatan kerja, jadwal pekerjaan), materi pokok (pemahaman dokumen pelaksanaan, gambar kerja, spesifikasi teknik), dan materi umum (ketatalaksanaan, peranan pengawas, dan kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan). Kelengkapan materi ini memastikan pengawas memiliki pemahaman yang komprehensif.
2.2 Kelengkapan Sarana Lapangan
Tenaga pengawas dilengkapi dengan berbagai sarana, seperti kontrak dan spesifikasi, gambar detail, formulir pelaporan, buku tamu, standar (PBI, PU), dan alat keselamatan kerja. Kelengkapan ini menunjang efektivitas pengawasan dan dokumentasi proyek. Adanya standar yang jelas memastikan pekerjaan sesuai ketentuan.
2.3 Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu dilakukan melalui inspeksi berkala bersama pelaksana teknis dari DPUPR Kabupaten Bandung. Aspek yang diperiksa mencakup gambar-gambar pekerjaan tetap dan sementara, standar dan spesifikasi bahan/alat, pekerjaan penggalian sementara, pengalihan saluran irigasi, spesifikasi teknis bahan (semen, pasir, agregat, tulangan, air), pekerjaan beton, pasangan batu, pekerjaan besi, dan pekerjaan tanah. Proses ini menjamin kualitas konstruksi.
III. Kesimpulan dan Saran
Bagian ini menyimpulkan hasil pengawasan dan memberikan saran untuk perbaikan di masa mendatang. Analisis difokuskan pada evaluasi pelaksanaan proyek dan rekomendasi untuk peningkatan efisiensi.
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan merangkum pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi pada 16 lokasi. Tabel 3.1 mencantumkan rincian setiap paket pekerjaan, termasuk nama perusahaan kontraktor dan jangka waktu pelaksanaan. Kesimpulan ini memberikan gambaran menyeluruh tentang keberhasilan proyek berdasarkan data yang tersedia.
3.2 Saran
Saran diberikan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proyek di masa mendatang. Saran tersebut meliputi pentingnya pemahaman yang sama antara semua pihak pada pre-construction meeting (PCM) dan memastikan kontraktor memfungsikan tenaga kerja sesuai dengan deskripsi pekerjaan untuk mencapai kualitas, kuantitas, administrasi, dan waktu pelaksanaan yang tepat.